KEPUTUSAN KEPALA KEPOLISIAN RESORT LOMBOK TENGAH NOMOR : KEP /09 /II/ 2015 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENERBITAN SURAT KETERANGAN CATATAN KEPOLISIAN

PERATURAN DIREKTUR INTELIJEN KEAMANAN KEPOLISIAN DAERAH KALIMANTAN TIMUR NOMOR TAHUN 2012

STANDARD OPERATING PROCEDURE ( SOP ) TENTANG PELAYANAN SURAT KETERANGAN CATATAN KEPOLISIAN ( SKCK )

PETIKAN KEPUTUSAN KEPALA KEPOLISIAN RESOR LOMBOK TIMUR NOMOR: KEP / 06 / I / 2015

PELAYANAN SURAT KETERANGAN CATATAN KEPOLISIAN ( SKCK ) ONLINE

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PELAYANAN PENERBITAN SKCK SATUAN INTELKAM

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESOR LOMBOK BARAT

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PELAYANAN PENERBITAN SKCK SATUAN INTELKAM

BUPATI BANDUNG BARAT PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN PELAYANAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN

WALIKOTA BLITAR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 26 TAHUN 2011 TENTANG

STANDARD OPERATION PROCEDURE ( SOP ) TENTANG PELAYANAN SURAT TANDA MELAPOR ( STM )

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) TENTANG PELAYANAN SENPI NON ORGANIK TNI/ POLRI

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAYANAN SIM NO. REVISI 00 TANGGAL TERBIT: 2016 DIPERIKSA OLEH KASAT LANTAS T T D

SOP SAT INTELKAM POLRES BIMA. 1. Undang undang No. 02 Tahun 2002 tentang kepolisian Negara Republik Indonesia.

PERATURAN BUPATI TANGERANG TENTANG TATA CARA DAN PERSAYARATAN PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 2 TAHUN 2011 T E N T A N G PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

Kata Pengantar. Pacitan, Januari 2015 KEPALA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN PACITAN

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN

BERITA NEGARA. No.649,2014 KEMENKUMHAM. Paspor Biasa. Surat Perjalanan. Laksana Paspor PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PENDAFTARAN PENDUDUK DAN PENCATATAN SIPIL

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MALANG

BERITA DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 30 TAHUN 2011 PERATURAN WALIKOTA SALATIGA NOMOR 30 TAHUN 2011

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 85 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA. No.649,2014 KEMENKUMHAM. Paspor Biasa. Surat Perjalanan. Laksana Paspor PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 51 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PENDAFTARAN PENDUDUK DAN PENCATATAN SIPIL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARO NOMOR 03 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARO,

BUPATI GUNUNGKIDUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GUNUNGKIDUL,

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 26 TAHUN 2011

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PENDAFTARAN PENDUDUK DAN PENCATATAN SIPIL

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 17 TAHUN 2012

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

KEPUTUSAN KEPALA KEPOLISIAN RESOR MATARAM Nomor: Kep /44/XII/2016. Tentang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MUARO JAMBI NOMOR : 16 TAHUN 2009 TLD NO : 15

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 177 TAHUN : 2014 PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2009 NOMOR : 14 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG

- 2 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 66 /POJK.04/2017 TENTANG KONSULTAN HUKUM YANG MELAKUKAN KEGIATAN DI PASAR MODAL

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 56 TAHUN 2009

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR TAHUN

BUPATI KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BENGKULU SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKULU SELATAN NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2011

-1- BUPATI JEMBRANA, DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 3 TAHUN 2009 SERI : E NOMOR : 1

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG PERATURAN DAERAH KOTA TANJUNGPINANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 5 TAHUN 2010 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT DIREKTORAT TAHANAN DAN BARANG BUKTI

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

2017, No Negara Republik Indonesia dan Peralatan Keamanan yang Digolongkan Senjata Api bagi Pengemban Fungsi Kepolisian Lainnya; Mengingat : U

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 10 Tahun : 2014

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) TATA CARA PENGELOLAAN BARANG BUKTI DI LINGKUNGAN DIREKTORAT RESESRE NARKOBA KEPOLISIAN DAERAH NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI SUMBAWA BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS

BUPATI BANGLI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGLI NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PELAYANAN KARTU IDENTITAS ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PENDAFTARAN PENDUDUK DAN PENCATATAN SIPIL

UNDANG UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI PURWAKARTA PROPINSI JAWA BARAT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Penerimaan Negara Bukan Pajak. Pengelolaan. Kantor Wilayah.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 2 TAHUN 2012 T E N T A N G PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TAHUN 2006 NOMOR 2 SERI C PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 8 TAHUN 2006

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2005 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG

PETUNJUK PELAKSANAAN DIREKTUR JENDERAL IMIGRASI NOMOR : F-315.PW TAHUN 1995 TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN ORANG ASING DI INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PENGURUSAN TAHANAN PADA RUMAH TAHANAN DIREKTORAT TAHANAN DAN BARANG BUKTI KEPOLISIAN DAERAH NUSA TENGGARA BARAT

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 4 Tahun : 2016

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 13 WALIKOTA BANDUNG PERATURAN WALIKOTA BANDUNG

KEPALA DESA NGLANGGERAN KECAMATAN PATUK KABUPATEN GUNUNGKIDUL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 02 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 7 TAHUN 2007 SERI C NOMOR 1

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG. Nomor 07 Tahun 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 07 TAHUN 2010 TENTANG

- 2 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 67 /POJK.04/2017 TENTANG NOTARIS YANG MELAKUKAN KEGIATAN DI PASAR MODAL

PELAYANAN ORANG ASING SAT INTELKAM POLRES MOJOKERTO

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 03 Tahun : 2010 Seri : E

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 8 TAHUN 2012

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 4 Tahun : 2016

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 02 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

II. TINJAUAN PUSTAKA. menyangkut peristiwa hukum dalam lembaran negara yang berupa surat sejak

Transkripsi:

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT LOMBOK TENGAH KEPUTUSAN KEPALA KEPOLISIAN RESORT LOMBOK TENGAH NOMOR : KEP /09 /II/ 2015 TENTANG PENETAPAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PELAYANAN SURAT KETERANGAN CATATAN KEPOLISIAN Menimbang : bahwa salah satu penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia diiwujudkan dengan mengeluarkan surat keterangan yang diperlukan masyarakat untuk kepentingan dan tujuan tertentu; bahwa penerbitan surat keterangan oleh Kepoiisian Negara Repubiik Indonesia diberikan kepada setiap warga Negara yang membutuhkan yang dinyatakan ada atau tidak terdata pada catatan kepolisian atas perilaku atau perbuatannya dalam kehidupan bermasyarakat; bahwa untuk meningkatkan ketelitian dan mencegah terjadinya penyalahgunaan kewenangan dalam penyelenggaraan pelayanan diperlukan pedoman dalam penerbitan Surat Keterangan Catatan Kepolisian; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c, perlu menetapkan Standar Operasional Prosedur (SOP) tentang Tata Cara Penerbitan Surat Keterangan Catatan Kepolisian. Mengingat : 1. Undang-Undang Indonesia; No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik 2. Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2010 tanggal 25 Mei 2010 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Kepolisian Negara RI ; Surat Keputusan Kapolri Nopol : Skep / 816 / IX / 2003 tanggal 17 September 2003 tentang Naskah Sementara Petunjuk Lapangan Penerbitan Surat Keterangan Catatan Kepolisian ( SKCK); Peraturan Presiden 52 Tahun 2010 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kepolisian Negara Republik Indonesi /.MEMUTUSKAN

Keputusan Kapolres Lombok Tengah -2- MEMUTUSKAN : Menetapkan : 1. Standar Operasional Prosedur (SOP) Tentang Tata Cara Penerbitan Surat Keterangan Catatan Kepolisian; 2. apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam keputusan ini akan diadakan ralat / perbaikian seperlunya; agar setiap pemohon dan pelaksana SKCK mengetahui, serta melaksanakannya; Keputusan ini berlaku sejak tanggal dikeluarkan. mengindahkan Selesai. Ditetapkan di : Praya pada tanggal : 02 Februari 2015 KEPALA KEPOLISIAN RESORT LOMBOK TENGAH NURODIN, S.I.K., M.H. AKBP NRP 74020324

KEPOLISIAIAN NEGARA REPUBLIKINDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT LOMBOK TENGAH STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (S O P) BIDANG PELAYANAN SKCK BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Standar Operasional Prosedur ini yang dimaksud dengan : 1. Kepolisian Negara Republik Indonesia yang selanjutnya disingkat Polri adalah alat negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum serta memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka terpeliharanya keamanan dalam negeri; 2. Intelijen Keamanan Polri yang selanjutnya disebut Intelkam Polri adalah Intelijen yang diimplementasikan dalam penyelenggaraan fungsi kepolisian sebagai salah satu fungsi pemerintahan negara, dalam rangka mewujudkan keamanan daiam negeri; Catatan Kepolisian adalah catatan tertulis yang diselenggarakan oleh Polri terhadap seseorang yang pernah melakukan perbuatan melawan Hukum atau melanggar Hukum atau sedang dalam proses peradilan atas perbuatan yang dia lakukan; Surat Keterangan Catatan Kepolisian yang selanjutnya disingkat SKCK adalah surat keterangan resmi yang dikeluarkan oleh Polri kepada seorang/pemohon warga masyarakat untuk memenuhi permohonan dari yang bersangkutan atau suatu keperluan karena adanya ketentuan yang mempersyaratkan, berdasarkan hasil penelitian biodata dan catatan Kepolisian yang ada tentang orang tersebut; 5. Warga Negara Indonesia yang selanjutnya disingkat WNI adalah orang - orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai WNI; 6. Warga Negara Asing yang selanjutnya disingkat WNA adalah orang yang bukan WNI ; 7. Identifikasi adalah usaha untuk mengenal kembali identitas seseorang dan benda melalui daktiloskopi, fotografi dan sinyalemen; 8. Kartu Tik adalah sistem pencatatan dengan menggunakan kartu/formulir yang memuat hal-hal dan catatan singkat mengenai diriseseorang atau suatu perkumpulan/ organisasi dan permasalahan; 9. Pemohon adalah seorang WNI yang berada/tinggal di dalam atau di luar negeri dan WNA yang berada/tinggal di dalam negeri yang mengajukan permohonan SKCK. 10. Pengguna adalah orang/ badan / lembaga/ intansi pemerintah/instansi non pemerintah yang membutuhkan SKCK mengenai catatan kepoiisian terhadap seseorang untuk memberikan pertimbangan pengambilan keputusan. /..Pasal 2

-2- Pasal 2 Maksud dan Tujuan : Maksud dan tujuan penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) tentang pelayanan Surat Keterangan Catatan Kepolisian ini adalah sebagai pedoman dalam penerbitan SKCK dari tingkat Kepolisian Resort Lombok Tengah sampai dengan tingkat Polsek jajaran agar sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan. Pasal 3 Ruang lingkup : Ruang lingkup penyajian materi Standar Operasional Prosedur (SOP) tentang pelayanan SKCK meliputi prinsip prinsip pelayanan, persyaratan untuk memperoleh SKCK dan tehnis penerbitan SKCK. BAB II KEWENANGAN Pasal 4 Kewenangan penerbitan SKCK dan Rekomendasi SKCK dilakukan pada tingkat: Kepolisian Sektor (Polsek); Kepolisian Resor (Polres); (1) (2) (3) Pasal 5 Kewenangan penerbitan Rekomendasi SKCK pada tingkat Polsek sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf a secara administratif dilaksanakan oleh unit Intelkam Polsek. Rekomendasi SKCK sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) ditandatangani oleh Kapolsek atau Wakapolsek atas nama Kapolsek. Rekomendasi SKCK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan sebagai kelengkapan persyaratan bagi pemohon/pengguna, antara lain untuk: menjadi calon pegawai pada perusahaan/lembaga/ badan/ swasta; dan melaksanakan suatu kegiatan atau keperluan tertentu dalam lingkup wilayah Polsek, antara lain: 1. Pencalonan Kepala Desa; 2. Pencalonan Sekretaris Desa; Pindah Alamat; Melanjutkan Pendidikan; Atau 5. Melamar pekerjaan.

/ Pasal 6-3Pasal 6 (1) Kewenangan penerbitan SKCK pada tingkat Polres sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf b secara administratif dilaksanakan oleh satuan Intelkam Polres. (2) SKCK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditanda tangani oleh Kepala Satuan (Kasat) Intelkam atau Wakapolres atas nama Kapolres. (3) Dalam hal SKCK diperlukan untuk pencalonan menjadi anggota legislatif dan pimpinan kepala daerah di tingkat kabupaten/kota, penerbitan SKCK ditandatangani oleh Kapolres. (4) SKCK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan sebagai kelengkapan persyaratan bagi pemohon/pengguna, antara lain untuk: menjadi calon pegawai pada lembaga/ badan/ instansi pemerintahan dan perusahaan vital yang ditetapkan oleh pemerintah; masuk pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah untuk menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS), Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Polri; dan melaksanakan suatu kegiatan atau keperluan dalam lingkup wilayah Polres, antara lain: 1. 2. 5. pencalonan pejabat publik; melengkapi persyaratan izin kepemilikan Senjata Api (Senpi) non organik TNI dan Polri; atau melanjutkan Pendidikan. Melamar Pekerjaan Persyaratan Nikah Dinas BAB III TATA CARA PERMOHONAN DAN PERSYARATAN SKCK Tata Cara Permohonan Pasal 7 Permohonan untuk memperoleh SKCK dilakukan dengan cara: pemohon mendaftar dan menyerahkan persyaratan pada loket yang telah disediakan dengan menunjukkan dokumen asli atau dikirim secara online melalui sarana elektronik; pemohon mengisi formulir daftar pertanyaan; dan pemohon menyerahkan kembali formulir daftar pertanyaan yang telah diisi kepada petugas pelayanan dikirim secara langsung atau online melalui sarana elektronik. /. Persyaratan

-4Persyaratan Pasal 8 (1) Persyaratan untuk memperoleh SKCK bagi WNI meliputi: e. Foto kopi KTP dengan menunjukkan KTP asli; Foto kopi kartu keluarga; Foto kopi akte lahir/kenal lahir; Foto kopi kartu identitas lain bagi yang belum memenuhi syarat untuk mendapatkan KTP; dan Pas foto berwarna latar belakang merah ukuran 4 x 6 cm sebanyak 6 (enam) lembar, yang digunakan untuk: 1. SKCK 1 (satu) lembar; 2. Arsip 1 (satu) lembar; Buku agenda (satu) lembar; Kartu tik 1 (satu) lembar; dan 5. Formulir sidik jari 2 (dua) lembar. (2) Persyaratan SKCK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikirim secara langsung atau secara online melalui sarana elektronik. (3) Persyaratan SKCK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, huruf b, huruf c dan huruf di tidak diperlukan, apabila KTP elektronik (e-ktp) sudah terintegrasi secara online. (4) Pas foto sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, dengan latar belakang merah, berpakaian sopan, tampak muka, dan bagi pemohon yang mengenakan jilbab, pasfoto harus tampak muka secara utuh. (5) Bagi WNI yang akan keluar negeri, selain meiengkapi persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), wajib dilengkapi dengan fotokopi paspor, dan Satuan Intelkam Polres hanya menerbitkan Rekomendasi SKCK sebagai persyaratan pengurusan SKCK di Direktorat Intelkam Polda NTB. BAB IV PROSEDUR PENERBITAN SKCK Pasal 9 Prosedur penerbitan SKCK dilakukan melalui: pencatatan; identifikasi; penelitian; koordinasi; dan e. penerbitan.

/ pasal 10-5Pasal 10 (1) Pencatatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf a, dilakukan dalam buku register dan atau sistem komputerisasi. (2) Buku register sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) memuat: e. f. g. h. i. j. nomor urut; nomor dan tanggal surat permohonan; nomor, masa berlaku, dan tanggal SKCK diterbitkan; nama (nama kecil, nama keluarga, dan/atau alias); tempat dan tanggal lahir; jenis kelamin; alamat lengkap (desa atau kelurahan, kecamatan, kabupaten,lengkap dengan jalan, gang, nomor rumah dan atau RT dan RW); pekerjaan; keperluan permohonan; dan keterangan lain. Pasal 11 (1) Identifikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf b dilakukan dengan kegiatan sebagai berikut: Pengisian formulir sidik jari; Pengambilan sidik jari; Perumusan sidik jari; dan Pengisian Kartu Tik. (2) Pengisian formulir, pengambilan, dan perumusan sidik jari sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, huruf b, dan huruf c dilakukan oleh fungsi Identifikasi. Pengisian Kartu Tik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d dilakukan oleh fungsi Intelkam. Dalam hal pemohon sudah memiliki kartu sidik jari, tidak perlu dilakukan pengambilan sidik jari ulang. (3) (4) Pasal 12 (1) Penelitian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf c dilakukan terhadap: e. keperluan atau penggunaan dari SKCK yang dimohonkan; keabsahan dan keaslian kelengkapan persyaratan (autentikasi); formulir daftar pertanyaan yang telah diisi oleh pemohon; identitas pemohon; dan data menyangkut pernah atau tidak pernah dan/atau sedang tersangkut tindak pidan (2) Dalam hal persyaratan permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat(1) huruf b dan huruf c tidak lengkap dan atau tidak sesuai, pemohon diminta untuk melengkapi dan/ atau memperbaiki. (3) Dalam hal hasil penelitian ditemukan keragu-raguan, dilakukan koordinasi untuk klarifikasi dengan kesatuan di lingkungan polri dan/atau instansi terkait. /..pasal 1

-6Pasal 13 (1) Koordinasi sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 huruf d meliputi: internal; dan eksternal. (2) Koordinasi internal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dilaksanakan dalam bentuk hubungan tata cara kerja dengan pengemban fungsi: Reserse Kriminal, Lalu Lintas, Polair, dan Sabhara, terkait pemberian data ada atau tidaknya tindak pidana yang dilakukan oleh pemohon SKCK; dan Identifikasi, terkait pemberian hasil pengambilan rumus sidik jari pemohon SKCK. (3) Pengemban fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (2\ secara berkala memperbarui (mengupdate) data tentang masyarakat yang mempunyai catatan kriminal. (4) Koordinasi eksternal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dilaksanakan apabila diperlukan untuk pencocokan data dengan penegakan hukum lainny Pasal 14 (1) Penerbitan SKCK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf e dibuat dalam rangkap 2 (dua) dengan ketentuan: 1 (satu) lembar asli untuk pemohon; dan 1 (satu) lembar untuk arsip. (2) Penerbitan SKCK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan ketentuan: e. ditulis dalam 2 (dua) bahasa yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris mencantumkan pasfoto pemohon yang direkatkan pada sudut kiri bawah formulir SKCK; ditandatangani pejabat yang berwenang dan dicap stempel dinas sebagai autentikasi; dan paling lama 1 x 24 (satu kali dua puluh empat) jam setelah berkas diterima secara lengkap. (3) SKCK yang sudah diterbitkan diserahkan kepada pemohon dengan menandatangani tanda terim (4) Dalam hal pemohon berhalangan untuk mengambil SKCK, dapat diwakilkan kepada orang lain dengan menunjukkan KTP Asli pemohon dan menandatangani tanda terim Pasal 15 (1) Masa berlaku SKCK ditetapkan 6 (enam) bulan sejak tanggal.diterbitkan. (2) Masa berlaku SKCK sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku apabila: pemohon melakukan tindak pidana; dan ditemukan data tindak pidana yang diduga dilakukan pemohon. /.. SKCK...

-7- (3) SKCK yang dicabut dan dinyatakan tidak berlaku sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dicatat dalam lembar SKCK yang selanjutnya dikirimkan kepada pengguna yang memerlukan. Pasal 16 (1) SKCK yang telah habis masa berlakunya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1), apabila masih memerlukan SKCK, yang bersangkutan dapat mengajukan permohonan SKCK kembali dengan memperlihatkan SKCK yang lama dan dilakukan penelitian sebagaimana mestiny (2) Apabila masa berlaku SKCK telah habis lebih dari 1 (satu) tahun,pemohon dapat mengajukan kembali dengan persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 BAB V WAKTU Pasal 16 (1) Apabila Berkas persyaratan lengkap dan benar serta pemohon telah menyelesaikan pengisian Daftar Pertanyaan SKCK dan Kartu TIK maka petugas akan melakukan penelitian kembali terhadap berkas pemohon; (2) Apabila berkas dinyatakan tidak lengkap maka petugas akan mengembalikan Berkas Permohonan Pemohon untuk dilengkapi dan diperbaiki; (3) Waktu yang dibutuhkan paling lama 30 menit dari penyerahan berkas, penelitian berkas, pengisian daftar pertanyaan SKCK dan kartu TIK sampai dengan penyerahan SKCK oleh petugas kepada Pemohon apabila Berkas Persyaratan dinyatakan telah lengkap oleh petugas.. (4) Waktu pelayanan : Hari Senin sampai dengan Kamis Hari Jumat Hari Sabtu Hari minggu : Pukul : Pukul : Pukul : Pukul 08.00 08.00 08.00 08.00 s. s. s. s. 12.30 wita 10.00 wita 11.00 wita 10.00 Wita BAB VI PEMBIAYAAN Pasal 17 (1) Biaya Administrasi penerbitan SKCK dibebankan kepada pemohon sesuai dengan ketentuan yang berlaku yaitu sesuai dengan Peraturan pemerintah No. 50 Tahun 2010 tanggal 25 Mei 2010 tentang jenis dan tariff atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Kepolisian Negara Republik Indonesia sebesar Rp. 10.000,- ( Sepuluh Ribu Rupiah), /.. (2) Penyetoran.

-8- (2) Penyetoran biaya Administrasi / PNBP dilakukan oleh Pembantu Bendahara Penerimaan (Pembantu Benma) kepada Bendahara Penerimaan (Benma) Polres yang selanjutnya oleh Benma disetorkan ke kas Negar BAB VII KETENTUAN PENUTUP Demikian Standar Operasional Prosedur B i d a n g P e l a y a n a n S K C K Satuan Intelkam ini dibuat guna sebagai acuan personil Sat Intelkam dalam melaksanakan kegiatan pelayanan masyarakat pada sub unit Pelayanan Masyarakat Satuan Intelkam Polres Lombok Tengah. Praya, 02 KEPALA KEPOLISIAN RESORT LOMBOK TENGAH NURODIN, S.I.K. M.H. AKBP NRP 74020324