BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kenyataannya Indonesia tidak bisa memanfaatkan berbagai potensi itu. Bisa dilihat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Bhayangkara Jaya

BAB I PENDAHULUAN. yang telah dibayarkan memiliki fungsi tertentu yaitu fungsi Budgetair (sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. pajak dapat memperbaiki hal tersebut dan menjadi solusi yang efektif.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Bhayangkara Jaya. Pengaruh Kewajiban..., Mohamad, Fakultas Ekonomi 2015

BAB I PENDAHULUAN. mengatur sumber penerimaan dan pengeluaran negara. Rencana keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Realisasi Penerimaan Negara (Milyar Rupiah),

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Bhayangkara Jaya

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di segala bidang. Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pajak (DJP)

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan tahun 2012 terlihat pada tabel berikut ini: Tabel 1.1 Perkembangan Penerimaan Pajak (triliun rupiah)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap negara membutuhkan dana yang cukup besar dalam melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. dan penerimaan dari sektor bukan pajak. Sumber penerimaan yang. tahun terakhir selalu mengalami kenaikan.

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan keuangan negara yang berasal dari iuran masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melaksanakan pemerintahan suatu negara, terutama di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Tanpa pajak akan sangat mustahil sekali negara ini dapat melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan komponen penting dalam perekonomian Indonesia. Pajak. penerimaan negara terbesar adalah pajak.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu peran penting Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN)

BAB I PENDAHULUAN. wilayah Asia Tenggara dengan jumlah penduduk mencapai lebih dari 250 juta

BAB I PENDAHULUAN. nasional secara bertahap, terencana, dan berkelanjutan. Untuk melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan pemerintahan dan pembangunan, pemerintah. membutuhkan dana yang tidak sedikit. Dana tersebut dikumpulkan dari

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam potensi untuk menjadi negara yang lebih maju. Akan tetapi pada

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi tinggi rendahnya kemauan Wajib Pajak. Bila setiap Wajib Pajak

BAB I PENDAHULUAN. Rutin dan Pengeluaran Pembangunan. Dalam Negeri dan Hibah. Penerimaan Dalam Negeri terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. macam potensi untuk menjadi negara yang lebih maju. Hal ini dikarenakan pajak

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional di beberapa bidang, Pemerintah Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Bhayangkara Jaya. Pengaruh Kesadaran..., Dhio, Fakultas Ekonomi 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Sejak reformasi perpajakan tahun 1983, sistem pemungutan pajak di

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dan masyarakat, hal ini ditujukan agar pembangunan tersebut berjalan

BAB I PENDAHULUAN. membiayai kegiatan pemerintahan dan pembangunan (Dina dan Putu,

BAB I PENDAHULUAN. seluruh negara di dunia.. Sehingga tidak bisa dipungkiri tuntutan ekonomi dalam memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang sangat dominan. Pada

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang ada di Asia Tenggara.

BAB I PENDAHULUAN. oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

BAB 1 PENDAHULUAN. perpajakan Indonesia dari sistem Official Assessment ke sistem Self Assessment.

BAB I PENDAHULUAN. perpajakan, penerimaan negara bukan pajak, dan penerimaan hibah. Penerimaan

BAB I PENDAHULUAN. peranan minyak dan gas bumi terhadap penerimaan negara (Munari,2005:120).

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya

BAB I PENDAHULUAN. setiap proyek pembangunan negara yang dilaksanakan oleh pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan sebuah pemerintahan, Negara membutuhkan dana

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk dapat merealisasikan

BAB I LATAR BELAKANG PENELITIAN. penting untuk membangun dan memperbaiki infrastruktur maupun meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. perpajakan. Dalam era globalisasi atau era persaingan bebas inilah cepat atau lambat

BAB I PENDAHULUAN. negara yang berguna untuk membiayai pengeluaran negara. Pajak berasal dari iuran

BAB I PENDAHULUAN. Sumber penerimaan negara dapat dilihat dari dua sektor, yaitu sektor

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatkan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia. Menurut Gunadi (2012:9)

BAB I PENDAHULUAN. memaksimalkan target pemasukan sumber dana negara. Pemasukan sumber

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak merupakan penerimaan negara terbesar yang dipergunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang berasal dari ekspor dan berbagai jenis bantuan dari luar negeri masih dirasa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Besarnya pengeluaran negara yang digunakan untuk kemakmuran rakyat diikuti juga

BAB 1 PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyat kecil baik materiil maupun spiritual. Untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. objek pajaknya, seiring dengan meningkatnya perekonomian dan taraf hidup

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang ikut mendorong pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. yang tertuang dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea 4.

BAB I PENDAHULUAN. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah rencana

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu instrumen suatu negara termasuk Indonesia dalam. memperoleh pendapatan untuk melaksanakan kegiatan pemerintahan adalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang taat pajak. Hal tersebut dapat dilihat dari semakin tingginya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi semua sektor, terutama pada sektor perekonomian dalam negeri. Maka dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam menyelenggarakan pemerintahan, negara berkewajiban mendahulukan dan

BAB I PENDAHULUAN. sejak saat itulah Indonesia menganut Self Assessment System. di Indonesia memberi kepercayaan kepada pengusaha kena pajak dalam

BAB I PENDAHULUAN. merealisasikan pembangunan nasional yang memerlukan biaya besar yang berasal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang. Pembayar

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang dilakukan oleh manusia tidak terlepas dari adanya pajak. Pajak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

Bab 1. Pendahuluan. Pajak merupakan sumber penerimaan utama negara yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah Indonesia saat ini dihuni oleh hampir 255,5 juta jiwa penduduk pada

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan penerimaan dari sektor pajak sangatlah penting, karena dana

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung secara terus menerus dan berkesinambungan yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang tidak bisa hanya

BAB 1 PENDAHULUAN. pelaksanaannya diatur dalam undang-undang perpajakan untuk tujuan. akan terlaksana dan target penerimaan pajak akan tercapai.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber penerimaan utama Negara yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Tahun WP Terdaftar WP yang

BAB I PENDAHULUAN. langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 bertujuan mewujudkan tata. Tujuan yang luhur demikian itu hanya dapat diwujudkan melalui

BAB I PENDAHULUAN. non migas. Siti Kurnia Rahayu (2010) mengungkapkan bahwa Pemerintah

BAB 1 PENDAHULUAN. orang pribadi atau badan yang besifat memaksa berdasarkan undang-undang,

BAB I PENDAHULUAN. kontraprestasi yang langsung dapat digunakan untuk membayar pengeluaran

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah juga terus memperhatikan kondisi ekonomi Indonesia dan kondisi

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia pajak merupakan bagian dari sumber penerimaan negara yang

BAB I PENDAHULUAN. membiayai pengeluaran rutin dan juga membiayai pembangunan. Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila

BAB I PENDAHULUAN. secara optimal ke dalam kas negara dengan disahkan oleh Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia memiliki berbagai permasalahan perpajakan yang umumnya

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Direktorat Jenderal Pajak (fiskus) melakukan ekstensifikasi dan

BAB I PENDAHULUAN. termasuk Indonesia, menjadikan penerimaan dari sektor perpajakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dalam menjalankan roda pemerintahan, kesejahteraan rakyat merupakan

BAB I PENDAHULUAN. sumber dana luar negeri dan sumber dana dalam negeri. non migas serta pajak. Namun pemerintah lebih mengoptimalkan

BAB I PENDAHULUAN. infrastruktur dan lainnya, tidak terkecuali dengan Negara Indonesia. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. Belanja Negara (APBN) diambil dari sektor perpajakan. Dengan terkumpulnya dana

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak merupakan salah satu aspek yang terpenting dalam proses pembangunan suatu negara, terlebih bagi negara-negara yang sedang berkembang seperti Indonesia. Pajak secara sederhana merupakan iuran wajib yang diberikan oleh rakyat kepada negara yang telah diatur oleh pemerintah dan disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta digunakan untuk kepentingan negara demi kesejahteraan rakyat. Pemerintah mengharapkan penerimaan negara dari sektor pajak setiap tahunnya semakin meningkat, mengingat bahwa pajak merupakan sumber pendapatan terbesar bagi Negara Indonesia. Pajak adalah sumber utama dalam pembangunan negara sehingga perlu ditingkatkan agar pembangunan nasional dapat dilaksanakan dengan baik dengan prinsip kemandirian. Peran penerimaan pajak sangat penting bagi pembangunan, karena pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang paling utama dari dalam negeri untuk mendanai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Target penerimaan pajak tahun 2016 adalah sebesar Rp1.350 triliun, target tersebut naik sebesar 4.32 persen jika dibandingkan dengan target tahun 2015 sebesar Rp1.294 triliun. Kenaikan tersebut membuat Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan (DJP Kemenkeu) harus bekerja lebih keras dan memutar otak agar target penerimaan tahun ini tercapai.(www.pajak.go.id) Menurut pelaksana Dirjen Pajak, Ken Dwijugiasteadi 129 juta orang menghabiskan uangnya untuk berbelanja sebesar Rp.200 ribu/hari, namun hanya sekitar 27 juta orang yang terdaftar menjadi wajib pajak perorangan, sedangkan 102 juta orang tidak mendaftarkan dirinya sebagai wajib pajak perorangan. Hal ini menunjukkan rendahnya kesadaran dan motivasi para wajib pajak dalam membayar pajak dan mendaftarkan dirinya sebagai wajib pajak, 1

2 karena seberapa kuat motivasi yang dimiliki individu akan banyak menentukan terhadap kualitas perilaku yang ditampilkannya. Yang perlu diketahui oleh masyarakat adalah negara menggunakan hasil pungutan pajak untuk membiayai pembangunan bagi kepentingan umum. Sangat disayangkan apabila sebagai warga negara telah memenuhi persyaratan subjektif dan objektif untuk menjadi wajib pajak namun tidak memiliki NPWP (dispenda.jabarprov.go.id, 16/02/2015). Namun demikian, tingkat kepatuhan penyampaian SPT masih rendah. Dari 75 juta penduduk yang harus memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), baru sekitar 20 juta yang terdaftar memiliki NPWP. Dari jumlah tersebut, baru 10 juta saja yang melaporkan SPT (kemenkeu.go.id, 14/02/2015). Sebagai negara yang berkembang, sebenarnya Indonesia memiliki berbagai macam potensi untuk menjadi negara yang lebih maju. Akan tetapi pada kenyataannya Indonesia tidak bisa memanfaatkan berbagai potensi itu. Bisa dilihat kenyataannya sekarang, di Indonesia mengalami berbagai masalah hampir di semua sektor yang ada, salah satu masalah terbesar adalah masalah di sektor ekonomi, untuk memperbaiki masalah tersebut maka pajak diharapkan bisa menjadi solusi yang efektif. Hal ini dikarenakan pajak merupakan potensi penerimaan terbesar dalam negeri. Karena pajak merupakan penerimaan langsung yang segera bisa diolah guna untuk pembiayaan berbagai macam keperluan Negara (Listyaningtyas, 2012 : 1). Sistem perpajakan yang dianut oleh Indonesia adalah Self Assesment System, dimana wajib pajak diberikan kebebasan untuk menghitung, menyetor, dan melaporkan sendiri pajaknya ke kantor pajak di wilayah dimana wajib pajak tersebut terdaftar. Dalam sistem ini, wajib pajak diamanatkan untuk memiliki NPWP sebagaimana disebutkan dalam pasal 2 ayat (1) UU KUP bahwa Setiap wajib pajak yang telah memenuhi persyaratan subjektif dan objektif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan wajib mendaftarkan diri pada kantor DJP yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan wajib pajak dan kepadanya diberikan

3 NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak). NPWP menurut pasal 1 angka 6 UU KUP adalah nomor yang diberikan kepada wajib pajak sebagai sarana dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas wajib pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya. Pemeriksaan Pajak ini dilakukan untuk meminimalisasikan potensi kecurangan yang dilakukan oleh wajib pajak. Walaupun pemungutan pada wajib pajak berdasarkan Self Assessment, namun dalam rangka pengawasan pelaksanaan kewajiban wajib pajak, maka Ditjen Pajak harus tetap melakukan pemeriksaan secara intensif pada wajib pajak, terutama wajib pajak orang pribadi pengusaha. Karena wajib pajak tersebut sangat berpotensi untuk melakukan kecurangan dalam pembayaran pajak. Dibawah ini adalah data tentang penerimaan pajak yang telah dihimpun oleh Badan Pusat Statistik Republik Indonesia Tabel 1.1 Realisasi Penerimaan Negara (Milyar Rupiah), 2012-2016 Sumber Penerimaan 2012 2013 2014 2015 2016 I. Penerimaan Dalam Negeri 1332322.90 1432058.60 1545456.30 1758330.90 1846075.50 Penerimaan Perpajakan 980518.10 1077306.70 1146865.80 1489255.50 1565784.10 Pajak Dalam Negeri 930861.80 1029850.00 1103217.60 1439998.60 1524012.70 Pajak Penghasilan 465069.60 506442.80 546180.90 679370.10 763470.50 PPN 337584.60 384713.50 409181.60 576469.20 573690.60 PBB 28,968.90 25,304.60 23,476.20 26,689.90 19,433.70 Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan 0 0 0 0 0 Cukai 95,027.90 108,452.00 118,085.50 145,739.90 155,519.60 Pajak Lainnya 4,210.90 4,937.10 6,293.40 11,729.50 11,898.40 Pajak Perdagangan Internasional 49,656.30 47,456.60 43,648.10 49,256.90 41,771.30 Bea Masuk 28,418.40 31,621.30 32,319.10 37,203.90 38,902.00 Pajak Ekspor 21,237.90 15,835.40 11,329.00 12,053.00 2,869.30 Penerimaan Bukan Pajak 351,804.70 354,751.90 398,590.50 269,075.40 280,291.40 Penerimaan Sumber Daya Alam 225,844.00 226,406.20 240,848.30 118,919.10 130,951.00 Bagian laba BUMN 30,798.00 34,025.60 40,314.40 36,956.50 31,164.00 Penerimaan Bukan Pajak 73,458.50 69,671.90 87,746.80 90,109.60 82,816.40

4 Lainnya Pendapatan Badan Layanan Umum 21,704.30 24,648.20 29,681.00 23,090.20 35,359.90 II. Hibah 5,786.70 6,832.50 5,034.50 3,311.90 2,031.80 Jumlah 1338109.60 1438891.10 1550490.80 1761642.80 1848107.20 Sumber : Departemen Keuangan dan Badan Pusat Statistik Republik Indonesia Periode 2012-2016 Berdasarkan data diatas, dapat dilihat bahwa setiap tahun nya terjadi peningkatan penerimaan pajak. Pada tahun 2012 sebesar Rp 980.518,10 milyar, tahun 2013 Rp 1.077.306,70 milyar, tahun 2014 Rp 1.146.865,80 milyar, tahun 2015 Rp 1.489.255,50 milyar dan tahun 2016 Rp 1.565.784,10 milyar. Untuk lebih memaksimalkan Penerimaan Pajak, pemerintah telah mengambil langkah langkah kebijakan agar dapat memancing kesadaran masyarakat untuk mau membayar pajak. Sebelum membuat kebijakankebijakan tersebut, ada beberapa hal yang harus diketahui oleh pemerintah sebagai pembuat kebijakan. Salah satunya faktor faktor apa saja yang dapat mempengaruhi penerimaan pajak. Faktor faktor yang dapat mempengaruhi penerimaan pajak diantaranya Pemerintah, Petugas Pajak (fiskus), dan masyarakat yang sangat berperan penting dalam upaya mengoptimalkan penerimaan pajak. (Fouktone, 2007 : 3) Kontribusi penerimaan pajak terhadap penerimaan negara diharapkan semakin meningkat dari tahun ke tahun, seiring dengan semakin menurunnya peranan minyak dan gas bumi terhadap penerimaan negara. Setelah dilakukannya sosialisasi perpajakan diharapkan seorang pengusaha akan mendaftarkan dirinya secara resmi untuk mendapakan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Menurut Direktur Jendral Pajak (Ditjen) Fuad Rachmany yang dikutip dari Berita Satu tanggal 14 Januari 2014, Ditjen pajak kesulitan melacak keberadaan wajib pajak orang pribadi yang di luar karyawan karena kebanyakan dari mereka belum mempunyai Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

5 Pada tahun baru ini, Ditjen Pajak akan lebih fokus untuk meningkatkan penerimaan pajak dari wajib pajak orang pribadi di luar karyawan. Selain penjaringan wajib pajak dengan kegiatan sosialisasi dan kepemilikan NPWP, Ditjen Pajak juga melakukan cara lain untuk mengoptimalkan penerimaan pendapatan dari sektor pajak yaitu pemeriksaan pajak. Adelina.S dan Agus T. Poputra (2015) meneliti tentang Pengaruh Kewajiban Kepemilikan NPWP,Pemeriksaan Dan Penagihan Pajak Terhadap Penerimaan Pajak (Studi Kasus pada KPP Pratama Bitung), Dari hasil penelitian Kewajiban kepemilikan NPWP, dan penagihan pajak tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penerimaan pajak pada KPP Pratama Bitung. Adapun pengembangan kebaruan perbedaan yang dilakukan oleh penulis terhadap penelitian terdahulu, penelitian ini dilakukan di KPP Pratama Jakarta Cakung Satu sedangkan penelitian terdahulu melakukan penelitiannya di KPP Pratama Bitung. Berbeda dari penelitian terdahulu penulis hanya meneliti tiga variabel yaitu kewajiban kepemilikan NPWP, pemeriksaan pajak sebagai variabel independen dan penerimaan pajak sebagai variabel dependen, sedangkan penelitian terdahulu meneliti empat variabel yaitu kewajiban kepemilikan NPWP, pemeriksaan pajak, penagihan pajak sebagai variabel independen dan penerimaan pajak sebagai variabel dependen. Dan hasil dalam penelitian terdahulu ini Kewajiban kepemilikan NPWP, dan penagihan pajak tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penerimaan pajak pada KPP Pratama Bitung. Pemeriksaan pajak merupakan variabel yang memiliki pengaruh signifikan terhadap penerimaan pajak pada KPP Pratama Bitung. Hal ini dapat dilihat dari nilai data penagihan pajak yang paling tinggi. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh penulis di KPP Pratama Jakarta Cakung Satu dan hasil dalam penelitian Kewajiban kepemilikan NPWP berpengaruh signifikan dan memiliki arah hubungan positif terhadap penerimaan pajak. Pemeriksaan pajak berpengaruh signifikan dan memiliki arah hubungan positif

6 terhadap penerimaan pajak. Dan hasil yang dilakukan peneliti berbeda dengan hasil yang dilakukan oleh peneliti terdahulu. Berdasarkan fenomena yang terjadi di KPP Pratama Jakarta Cakung Satu adalah dalam pembuatan NPWP sekarang ini melalui beberapa proses, sebelum membuat NPWP sebagai wajib pajak harus melengkapi berkas dan mendaftar secara online terlebih dahulu atau registrasi online dan dalam proses pembuatannya pun lama, banyak wajib pajak yang belum paham dan mengerti mengenai sistem berbasis online. Wajib Pajak sering kesulitan dan merasa bingung dalam mengurus NPWP baru karena kurang pahamnya mengenai suatu sistem. Dan yang menjadi masalah masih banyak wajib pajak yang tidak atau belum mempunyai NPWP, selain itu juga wajib pajak merasa takut membuat NPWP karena takut dilakukan pemeriksaan atas penghasilan sebelum wajib pajak membuat NPWP. Karena dalam pemeriksaan pajak penting dilakukan untuk meminimalisasikan potensi kecurangan yang dilakukan oleh wajib pajak. Hal tersebut dapat terjadi karena faktor kemungkinan semakin bagus suatu sistem yang ada tidak menjamin kesadaran atau kepatuhan wajib pajak dalam pentingnya mempunyai NPWP. Selain itu juga kemungkinan dikarenakan ketidaktahuan wajib pajak dan kurangnya sosialisasi petugas pajak. Jika wajib pajak sadar akan pentingnya mempunyai NPWP maka akan berpengaruh baik bagi penerimaan pajak karena mempunyai NPWP merupakan suatu kewajiban bagi wajib pajak yang memiliki pengaruh besar bagi penerimaan negara. Berdasarkan uraian dan fenomena tersebut diatas maka penulis mengambil judul Pengaruh Kewajiban Kepemilikan NPWP Dan Pemeriksaan Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Pada KPP Pratama Jakarta Cakung Satu.

7 1.2 Rumusan Permasalahan Berdasarkan uraian diatas, maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Apakah Kewajiban Kepemilikan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) berpengaruh terhadap Penerimaan Pajak? 2. Apakah Pemeriksaan Pajak berpengaruh terhadap Penerimaan Pajak? 3. Apakah Kewajiban Kepemilikan NPWP dan Pemeriksaan Pajak berpengaruh terhadap besarnya jumlah Penerimaan Pajak? 1.3 Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas adapun tujuan dilakukan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui pengaruh Kewajiban kepemilikan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) terhadap Penerimaan Pajak. 2. Untuk mengetahui Pemeriksaan Pajak terhadap Penerimaan Pajak 3. Untuk mengetahui pengaruh Kewajiban Kepemilikan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan Pemeriksaan Pajak terhadap besarnya jumlah Penerimaan Pajak. 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada beberapa pihak, antara lain : 1. Bagi Akademisi Dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti serta sebagai Dharma Bakti Perguruan Tinggi Universitas Bhayangkara Jakarta Raya Jurusan Akuntansi pada khususnya.

8 2. Bagi Praktisi a. Diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah wawasan wajib pajak serta menjadi masukan agar wajib pajak dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak. b. Untuk memberikan evaluasi dan masukan yang dapat berguna mengenai bagaimana pengaruh kewajiban kepemilikan NPWP dan pemeriksaan pajak terhadap penerimaan pajak yang telah dilakukan. 3. Manfaat bagi peneliti Menambah dan mengembangkan wawasan peneliti, khususnya dalam hal kewajiban kepemilikan NPWP dan pemeriksaan pajak terhadap penerimaan pajak dengan cara membandingkan teori yang diperoleh dengan kenyataan atau kondisi yang sebenarnya terjadi dilapangan. 1.5 Batasan Masalah Dalam penelitian ini, sesuai dengan judul skripsi yang dibahas maka peneliti membatasi masalah yaitu peneliti hanya meneliti tentang pengaruh kewajiban kepemilikan NPWP dan pemeriksaan pajak terhadap penerimaan pajak pada KPP Pratama Jakarta Cakung Satu. 1.6 Sistematika Penulisan Untuk memperoleh data dengan cara yang benar serta pengumpulan data lebih akurat, maka model operasional penelitian yang dilakukan dalam penulisan skripsi ini yaitu dengan cara melakukan studi kepustakaan. Studi kepustakaan yang dilakukan dalam hal ini yaitu dengan pengumpulan data-data kuantitatif yang bersumber pada responden dengan teknik pengumpulan data kuesioner yang diolah kedalam IBM SPSS Statistics 20. Untuk memberikan gambaran keseluruhan dari penelitian ini, maka model penulisan dibuat secara sistematis yang terdiri dari beberapa bab seperti dijelaskan berikut ini :

9 BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini menguraikan latar belakang penelitian, rumusan permasalahan, tujuan penelitian, manfaan penelitian, batasan penelitian serta sistematika penulisan. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi tentang yang berkaitan dengan pengertian NPWP serta pemaparan kajian pustaka atau literature yang berkaitan dengan pemeriksaan pajak dan penerimaan pajak, hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian, kerangka pemikiran teoritis, dan hipotesis. BAB 3 METODELOGI PENELITIAN Bab ini berisi tentang metodologi penelitian yang digunakan meliputi desain penelitian, tahapan penelitian, tempat dan waktu penelitian, jenis penelitian, jenis data, populasi dan sampel, definisi operasional variabel, teknik pengumpulan data, dan metode analisis data. BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab ini menguraikan tentang tujuan dan batasan penelitian, analisa data dan pembahasannya. BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini menguraikan tentang simpulan atau hasil pembahasan analisa dan penelitian, implikasi manajerial dan saran saran yang bermanfaat untuk penelitian selanjutnya.