NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: DESYANI PUSPITA PURNAMA SARI

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN PENGAWASAN KEPALA RUANG DENGAN TINGKAT KEPATUHAN PERAWAT DALAM PENGGUNAAN GLOVE PADA TINDAKAN INJEKSI DI RSUD WONOSARI

HUBUNGAN KINERJA PERAWAT DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING NASKAH PUBLIKASI

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : NANA TRIANA

Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat...

BAB I PENDAHULUAN. obat-obatan dan logistik lainnya. Dampak negatif dapat berupa kecelakaan

HUBUNGAN SUPERVISI KEPALA RUANG DENGAN PENERAPAN HAND HYGIENE DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

HUBUNGAN PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA RUANG DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP KELAS III RSUD MUNTILAN KABUPATEN MAGELANG

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KUALITAS ASUHAN IBU NIFAS DAN KEPUASAN PASIEN DI RSUD SURAKARTA

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN KEPATUHAN MELAKSANAKAN PENDOKUMENTASIAN ASKEP DI RUANG RAWAT INAP RS JIH YOGYAKARTA ABSTRACT

HUBUNGAN MINAT IBU MENYUSUI DENGAN PERAWATAN PAYUDARA DI RS PKU MUHAMMADIYAH KOTAGEDE

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: Nopia Wahyuliani

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG REKAM MEDIS DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN CATATAN KEPERAWATAN JURNAL PENELITIAN MEDIA MEDIKA MUDA

IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 3 No 1 - Januari 2016

SKRIPSI HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KEPATUHAN CUCI TANGAN ENAM LANGKAH LIMA MOMEN PERAWAT DI IRNA C RSUP SANGLAH DENPASAR

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : NURVIANA VELAYATI K

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT DENGAN MOTIVASI PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN KEBERSIHAN DIRI PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSU

HUBUNGAN PENGEMBANGAN KARIER PERAWAT DENGAN KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN DI RSUD WONOSARI GUNUNGKIDUL NASKAH PUBLIKASI

Oleh : Muskhab 2 ABSTRACT

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: )

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI RSUD SARAS HUSADA PURWOREJO

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN PENERAPAN KOMPENSASI PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD MUNTILAN NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. ZAINOEL ABIDIN, 2013.

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG CARA KONSUMSI TABLET Fe DENGAN KADAR HEMOGLOBIN PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS PLERET BANTUL YOGYAKARTA

UNIVERSITAS ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS Laporan analisis kasus, September 2014 ABSTRAK

HUBUNGAN SUPERVISI KEPALA RUANGAN DENGAN RISIKO TERJADINYA NEEDLESTICK INJURY PADA PERAWAT PELAKSANA DI BANGSAL KELAS III RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

Program Studi Diploma IV Bidan Pendidik Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Yogyakarta

Moch. Fatkhun Nizar Hartati Tuna Ningsih Dewi Sumaningrum Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI DAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN

HUBUNGAN SUPERVISI DENGAN PENDOKUMENTASIAN BERBASIS KOMPUTER YANG DIPERSEPSIKAN PERAWAT PELAKSANA DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD BANYUMAS JAWA TENGAH

: PAMBUDI EKO PRASETYO

HUBUNGAN SUPERVISI DAN MOTIVASI DENGAN PEMBERIAN CAIRAN INFUS SESUAI SPO OLEH PERAWAT PELAKSANA

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG METODE PENGAJARAN DOSEN DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA KEPERAWATAN STIKES AISYIYAH SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA SUPERVISI KEPALA RUANG DENGAN KELENGKAPAN DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RS NUR HIDAYAH BANTUL

HUBUNGAN ANTARA PELAYANAN ANTENATAL CARE BIDAN DENGAN KEPUASAN IBU HAMIL DI PUSKESMAS SANGKRAH TAHUN 2013

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan

Windi Tatinggulu*, Rooije.R.H.Rumende**, Tinneke Tololiu**.

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN KELENGKAPAN DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN DI RSUD dr.soekardjo KOTA TASIKMALAYA

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN MINAT STUDI LANJUT KE S2 KEBIDANAN PADA MAHASISWA D IV BIDAN PENDIDIK STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

PERAN PERAWAT DALAM PELAKSANAAN PERSONAL HYGIENE MENURUT PERSEPSI PASIEN IMOBILISASI FISIK

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PADA KLIEN STROKE DI RSUD WATES

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE ASUHAN KEPERAWATAN PROFESIONAL(MAKP) DI INSTALASI RAWAT INAP

HUBUNGAN PENGETAHUAN JAJANAN SEHAT DENGAN STATUS GIZI ANAK DI SD N 80 NGORESAN SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

SKRIPSI HUBUNGAN PENERAPAN KOMUNIKASI EFEKTIF PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RSUD DR. ADNAAN WD PAYAKUMBUH TAHUN 2016

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP KELAS 3 DI RSUD DR. R. GOETENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA TAHUN 2016

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : BAGUS PRASETIO 0502R00260

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU IBU TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT KERING BAYI BARU LAHIR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGORESAN

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: Ema Anggraeni

HUBUNGAN GAMBARAN DIRI DENGAN KECEMASAN PADA REMAJA CACAT FISIK DI BALAI REHABILITASI TERPADU PENYANDANG DISABILITAS PROVINSI DIY NASKAH PUBLIKASI

GAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : DEDY CANDRA SAPUTRA

HUBUNGAN ANTARA PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS GAJAHAN SURAKARTA DENGAN KEPUASAN PASIEN PESERTA PKMS (PEMELIHARAAN KESEHATAN MASYARAKAT SURAKARTA)

HUBUNGAN MUTU ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP KELAS III RUMAH SAKIT UMUM AISYIYAH PONOROGO

HUBUNGAN KINERJA PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN RUANG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT PANTI WALUYA MALANG ABSTRAK

KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan SOFIA PARAMITA R

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan

SOFIA PARAMITA R

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

HUBUNGAN PERSEPSI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF PADA IBU BEKERJA DI KELURAHAN WIROGUNAN KOTA YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PERILAKU PERAWAT DALAM MEMBERIKAN LAYANAN KESEHATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN DI POLI UMUM PUSKESMAS PANJATAN 1 KULON PROGO

Abstrak. iii Universitas Kristen Maranatha

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA RUANGAN TERHADAP MOTIVASI KERJA PERAWAT DALAM MELAKSANAKAN ASUHAN KEPERAWATAN DI IRNA C RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional dimana peneliti menekankan waktu

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN TINGKAT KINERJA PERAWAT DI UNIT KEGAWATDARURATAN RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT DENGAN MOTIVASI PELAKSANAAN MODEL PRAKTIK KEPERAWATAN PROFESIONAL DI RUMAH SAKIT JOGJA KOTA YOGYAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan desain penelitian deskriptif korelatif yaitu untuk

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PEKERJA TENTANG APD TERHADAP PENGGUNAANNYA DI CV. UNGGUL FARM NGUTER

EKA PUTRI CHRYSMADANI NIM: P

BAB III METODE PENELITIAN

Kata kunci : wellness, emotional-mental wellness,intellectual wellness, physical wellness, social wellness, spiritual wellness.

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KUALITAS PELAYANAN OBSTETRI NEONATAL EMERGENSI DASAR (PONED) DENGAN KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS GAJAHAN KARYA TULIS ILMIAH

Patria Asda STIKES Wira Husada Yogyakarta ABSTRACT

SKRIPSI HUBUNGAN KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, SIKAP DAN STRUKTUR BIROKRASI TERHADAP PENERAPAN CLINICAL PRIVILEGE

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PETUGAS KESEHATAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN KELUARGA PASIEN PRE SECTIO CAESAREA DI PKU MUHAMMADIYAH GAMPING

Relationship Knowledge, Motivation And Supervision With Performance In Applying Patient Safety At RSUD Haji

STUDI KOMPARASI PELAKSANAAN DISCHARGE PI.,/INNING OLEH PERAWAT DI BANGSAL MULTAT.ANI DAN MARWAH RS PKU MUHAMMADIYAII YOGYAKARTA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Keaktifan Kader Kesehatan dan Partisipasi Ibu dalam Pelaksanaan Kegiatan Posyandu

SKRIPSI. Oleh Raditya Wahyu Hapsari NIM

KUALITAS DOKUMENTASI KEPERAWATAN DAN BEBAN KERJA OBJEKTIF PERAWAT BERDASARKAN TIME AND MOTION STUDY (TMS)

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN PERSEPSI PERAWAT TENTANG SISTEM PENILAIAN KINERJA DENGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DI RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING SLEMAN NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS PENGARUH PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG INDIKATOR KOLABORASI TERHADAP PRAKTEK KOLABORASI PERAWAT DOKTER DI UNIT RAWAT INAP RSJD

ABOUT PARTOGRAPH WITH APPLICATION IN DIII STUDY PROGRAM OF MIDWIFERY AT STIKES A. YANI YOGYAKARTA

HUBUNGAN PERSEPSI PERAWAT PELAKSANA TENTANG KEMAMPUAN SUPERVISI KEPALA RUANG DENGAN KINERJA PERAWAT DI INSTALASI RAWAT

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KETERAMPILAN PERAWAT DALAM MELAKUKAN TINDAKAN BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) DI RSUD KABUPATEN KARANGANYAR

ANALISIS PENERAPAN STANDAR DOKUMENTASI KEPERAWATAN DENGAN KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RSUD GAMBIRAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan cross sectional. Pendekatan cross sectional ialah suatu

Selvina Ismalia Assegaf 2, Fitria Siswi Utami 3 INTISARI

ABSTRACT. Ranti Susanti 1), Wahyuningsih Safitri 2), Anissa Cindy Nurul Afni 3) ABSTRAK

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RAWAT INAP PUSKESMAS KARANGANYAR KABUPATEN PURBALINGGA

SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN KELENGKAPAN DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN DI RSUD DR. PIRNGADI MEDAN. Oleh VITOE FUSANTO

SKRIPSI HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN KESELAMATAN PASIEN DI RUANG MEDICAL SURGICAL RSUP SANGLAH DENPASAR

Analisis Pengaruh Manajemen Kepala Ruang terhadap Pencapaian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat Inap RSUD Sunan Kalijaga Kabupaten Demak

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP DI RSU BETHESDA GMIM TOMOHON

EVALUASI PELAKSANAAN PERENCANAAN PULANG

FUNGSI MANAJERIAL TERHADAP PELAKSANAAN MANAJEMEN ASKEP DI RSUD DR. M. YUNUS BENGKULU. Zulkarnain

DIANIE PARAMITHA PUTRI

ANALISIS MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROVINSI SULAWESI TENGAH. Aminuddin 1) Sugeng Adiono 2)

Transkripsi:

HUBUNGAN SUPERVISI KEPALA RUANG DENGAN KEPATUHAN PERAWAT DALAM PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (HANDSCOON) PADA TINDAKAN PEMASANGAN INFUS DI RS AT-TUROTS AL-ISLAMY NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: DESYANI PUSPITA PURNAMA SARI 201210201010 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016

HUBUNGAN SUPERVISI KEPALA RUANG DENGAN KEPATUHAN PERAWAT DALAM PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (HANDSCOON) PADA TINDAKAN PEMASANGAN INFUS DI AT-TUROTS AL-ISLAMY NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan di Universitas Aisyiyah Yogyakarta Disusun oleh: DESYANI PUSPITA PURNAMA SARI 201210201010 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016

HUBUNGAN SUPERVISI KEPALA RUANG DENGAN KEPATUHAN PERAWAT DALAM PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (HANDSCOON) PADA TINDAKAN PEMASANGAN INFUS DI AT-TUROTS AL-ISLAMY 1 Desyani Puspita Purnama Sari 2, Dwi Prihatiningsih 3 INTISARI Latar Belakang: Kepatuhan perawat dalam penggunaan alat pelindung diri (handscoon) merupakan salah satu masalah yang sering terjadi di rumah sakit. Salah satu faktor yang mempengaruhi kepatuhan perawat dalam penggunaan alat pelindung diri (handscoon) adalah supervisi yang dilakukan oleh kepala ruang. Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan supervisi kepala ruang dengan kepatuhan perawat dalam penggunaan alat pelindung diri (handscoon) pada tindakan pemasangan infus di At-Turots Al-Islamy. Metode Penelitian: Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain analitik korelasi dan menggunakan pendekatan waktu cross sectional. Sampel penelitian ini berjumlah 24 orang yang memiliki pengalaman kerja minimal 1 tahun di bangsal dan IGD serta memiliki pendidikan minimal D3. Instrumen penelitian ini menggunakan lembar observasi dan kuesioner, lembar observasi dan kuesioner memiliki nilai validitas yang baik dan hasil penelitian menemukan reliabilitas 0,8246 dan 0,919. Metode analisis data pada penelitian ini menggunakan Spearman Rank. Hasil penelitian: Hasil penelitian merumuskan tidak ada hubungan antara supervisi kepala ruang dengan kepatuhan perawat dalam penggunaan alat pelindung diri (handscoon) pada tindakan pemasangan infus di At-Turots Al-Islamy, (p=0,055; p>0,05). Simpulan: Tidak ada hubungan yang bermakna antara supervisi kepala ruang dengan kepatuhan perawat dalam penggunaan alat pelindung diri (handscoon) pada tindakan pemasangan infus di At-Turots Al-Islamy. Saran: Agar perawat dalam penggunaan handscoon semakin baik, maka diharapkan perawat dapat meningkatkan pengetahuannya tentang patient safety sehingga bisa diterapkan secara maksimal guna meningkatkan kualitas pelayanan dan asuhan keperawatan pada pasien. Kata Kunci Daftar Pustaka Jumlah Halaman : Supervisi kepala ruang, handscoon, perawat : 6 buku (tahun 2006-2015), 1 skripsi, 2 jurnal, 1 website : v, 9 halaman, 5 tabel 1 Judul Skripsi. 2 Mahasiswa PSIK Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Aisyiyah Yogyakarta. 3 Dosen PSIK Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Aisyiyah Yogyakarta.

THE RELATIONSHIP BETWEEN HEAD WARD SUPERVISION AND NURSE S COMPLIANCE IN USING SELF PROTECTOR (HANDSCOON) IN IV LINE ADMINISTRATION AT AT-TUROTS AL-ISLAMY 1 Desyani Puspita Purnama Sari 2, Dwi Prihatiningsih 3 ABSTRACT Research Background: Nurse s compliance in using handscoon is a common problem that happens in a hospital. One of factors that influence nurse s compliance in using handscoon is a supervision conducted by head ward. Research Objective: The purpose of this study was to investigate the relationship between head ward supervision and nurse s compliance in using handscoon in IV line administration at At-Turots Al-Islamy. Research Method: The study was a quantitative study with analytical correlation design and cross sectional approach. The samples were 24 people who have at least one year working experiences in the ward and emergency unit and with at least diploma three background of education. The research instruments were observation form and questionnaire. The observation and questionnaire forms had a good validity score. And, the result of the study found that the reliability was 0.8246 and 0.919. The data were analyzed using Spearman Rank. Research Finding:The result of the study shows that there is no relationship between head ward supervision and nurse s compliance in using handscoon in IV line administration at At-Turots Al-Islamy, (p=0.055); p>0.05). Conclusion: There is no relationship between head ward supervision and nurse s compliance in using handscoon in IV line administration at At-Turits Al-Islamy. Suggestion: Nurses are expected to be better in using handscoon. Therefore, nurses are expected to improve their knowledge on patient safety so that they can apply it maximally to improve service quality and care to patients. Keywords Bibliography Pages : head ward supervision, handscoon, nurse : 6 books (2006-2015), 1 theses, 2 journals, 1 website : v pages, 9 pages, 5 tables 1 Thesis title 2 Student of Nursing, Faculty of Health Science, University of Aisyiyah Yogyakarta 3 Lecturer of Nursing, Faculty of Health Science, University of Aisyiyah Yogyakarta

PENDAHULUAN Alat pelindung diri merupakan perlengkapan pelindung diri yang dipakai oleh petugas kesehatan yang harus menutupi bagian-bagian tubuh mulai dari kepala hingga telapak kaki yang bertujuan untuk menciptakan kesehatan dan keselamatan kerja yang optimal. Hal ini tercermin dalam Undang-Undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja yang menyatakan bahwa setiap institusi tempat kerja wajib memberikan dan memastikan penggunaan APD bagi pekerjanya termasuk di institusi kesehatan seperti rumah sakit (Rejeki, 2015). Salah satu profesi di rumah sakit yang memiliki peranan penting dalam penyelenggaraan mutu pelayanan kesehatan adalah perawat. Perawat adalah tenaga profesional yang perannya tidak dapat dikesampingkan dari baris terdepan pelayanan rumah sakit. Oleh karena perawat merupakan petugas kesehatan yang kontak paling lama dengan pasien bahkan sampai 24 jam penuh (Nursalam, 2015). Oleh karena itu, perawat harus memperhatikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dalam pemberian asuhan keperawatan. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1087/MENKES/SK/VIII/2010 tentang Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit bahwa pekerja rumah sakit mempunyai risiko lebih tinggi dibanding pekerja industri lain untuk terjadinya Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Akibat Kerja (KAK), sehingga pekerja rumah sakit perlu menerapkan penggunaan APD untuk meminimalisir resiko terjadinya Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Akibat Kerja (KAK). Akibat dari ketidakpatuhan penggunaan APD ini, WHO mencatat dari 35 juta pekerja kesehatan terdapat 3 juta terpajan patogen darah, 2 juta terpajan virus HBV, 0,9 juta terpajan virus HBC dan 170.000 terpajan virus HIV/AIDS dan lebih dari 90% terjadi di negara berkembang (Febrianty, 2012). Menurut Departemen Tenaga Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Depnakertrans, 2007) bahwa di Indonesia jumlah kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja sebanyak 65.474 kecelakaan. Dari kecelakaan tersebut mengakibatkan meninggal 1.451 orang, cacat tetap 5.326 orang dan sembuh tanpa cacat 58.697 orang (Wibowo, 2010). Pada tahun 2009, pemerintah mengeluarkan UU Rumah Sakit yang isinya mengatur berbagai hal seperti akreditasi, tipe kelas perawatan, pola tarif hingga kebebasan suara pelanggan rumah sakit. Adanya Undang-Undang (UU) tersebut diharapkan profesionalisme dan fungsi pelayan kesehatan rumah sakit semakin terjamin sehingga tidak terjadi lagi berbagai permasalahan seperti standar pelayanan yang kurang baik (Azhary, 2009, dalam Marbun, 2013). Supervisi dalam penggunaan APD menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kepatuhan seorang perawat dalam penggunaan APD. Supervisi merupakan salah satu bentuk pelaksanaan fungsi manajerial yang mengatur semua aktivitas kelompok agar sesuai dengan rencana dan mengukur kemajuan yang sudah dicapai (Suarli dan Bachtiar, 2009). Berdasarkan hasil studi pendahuluan di Rumah Sakit At-Turots Al-Islamy pada tanggal 16 Februari 2016 yang dilakukan dengan observasi pada saat shift pagi pada 7 orang perawat yang sedang bekerja pada saat itu, didapatkan hasil bahwa dari 7 orang perawat, hanya 4 orang perawat yang melakukan tindakan pemasangan infus sehingga setelah diobservasi secara langsung 2 orang perawat tidak mengganti handscoon saat melakukan tindakan pemasangan infus dari satu

pasien ke pasien lainnya, 1 orang perawat tidak menggunakan handscoon saat ikut mendampingi perawat lain dalam melakukan tindakan pemasangan infus, dan hanya 1 orang perawat yang menggunakan handscoon saat melakukan tindakan pemasangan infus. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan kepala ruang, kepala ruang mengatakan bahwa melakukan supervisi seperti monitoring, bimbingan, arahan, pemberian motivasi, dan evaluasi pelayanan keperawatan hanya dilakukan kepala ruang sesuai jadwal shift kepala ruang di bangsal sehingga supervisi tidak dilakukan secara rutin oleh kepala ruang terhadap bangsal yang dipimpinnya. Jika terjadi kesalahan dalam melakukan tindakan oleh perawat maka kepala ruang mengevaluasi tindakan tersebut dengan berkoordinasi dengan tim-tim yang bersangkutan untuk menangani masalah dalam tindakan keperawatan tersebut. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode analitik korelasi merupakan penelitian yang menggali bagaimana dan mengapa fenomena tejadi serta melakukan analisis dinamika korelasi antar fenomena. Pendekatan dalam penelitian ini adalah cross sectional yaitu untuk mencari hubungan supervisi kepala ruang dengan kepatuhan perawat dalam penggunaan alat pelindung diri (handscoon) pada tindakan pemasangan infus, pendekatan ini terjadi pada objek penelitian yang dikumpulkan pada saat bersamaan (Sugiyono, 2013). Populasi dalam penelitian ini sebanyak 24 perawat yang bekerja di bangsal dan IGD di RS At-Turots Al- Islamy. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling yaitu pengambilan sampel responden dengan cara mengambil semua anggota populasi. Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kuesioner yang diisi perawat untuk menilai supervisi kepala ruang sedangkan lembar observasi diamati oleh peneliti dan asisten peneliti untuk mengamati kepatuhan perawat dalam penggunaan alat pelindung diri (handscoon) pada tindakan pemasangan infus di bangsal dan IGD di RS At-Turots Al-Islamy. Kuesioner dilakukan uji validitas dan reliabilitas sebelum digunakan penelitian. Uji validitas menggunakan korelasi product moment dengan hasil validitas kuesioner supervisi kepala ruang yaitu 0,449 0,888, dinyatakan valid, r hitung lebih besar dari r tabel. Uji reliabilitas menggunakan alpha cronbach dengan hasil reliabilitas 0,919 dinyatakan reliabel, r hitung lebih besar dari r tabel. Lembar kuesioner juga dilakukan uji validitas dan reliabilitas sebelum digunakan penelitian. Uji validitas menggunakan korelasi product moment dengan hasil validitas 0.449 0,698, dinyatakan valid, r hitung lebih besar dari r tabel. Uji reliabilitas menggunakan KR-20 dengan hasil reliabilitas sebesar 0,8246 dinyatakan reliabel, r hitung lebih besar dari r tabel.

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Karakteristik Responden Penelitian Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Hasil Penelitian di Bangsal dan IGD RS At-Turots Al-Islamy tahun 2016 No Karakteristik Responden Frekuensi (F) Persentase (%) 1. Umur 20-25 tahun 10 41,7 26-30 tahun 11 45,8 31-35 tahun 3 12,5 Jumlah 24 100 2. Jenis Kelamin Laki-laki 7 29,2 Perempuan 17 70,8 Jumlah 24 100 3. Lama Kerja 1-5 tahun 20 83,3 6-10 tahun 4 16,7 Jumlah 24 100 4. Pendidikan D3 17 70,8 S1 7 29,2 Jumlah 24 100 Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan bahwa karakteristik responden berdasarkan umur terbanyak adalah pada kelompok umur 26-30 tahun dengan jumlah 11 orang (45,8%). Kararkteristik responden berdasarkan jenis kelamin terbanyak adalah perempuan dengan jumlah 17 orang (70,8%). Karakteristik responden berdasarkan lama kerja terbanyak adalah 1-5 tahun dengan jumlah 20 orang (83,3%). Karakteristik responden berdasarkan pendidikan terbanyak adalah D3 dengan jumlah 17 orang (70,8%).

2. Supervisi Kepala Ruang Supervisi kepala ruang dalam penelitian dibagi menjadi 3 distribusi frekuensi, adapun sebagai berikut: Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Supervisi Kepala Ruang di Bangsal dan IGD RS At-Turots Al-Islamy tahun 2016 No Supervisi Frekuensi (F) Persentase (%) 1 Baik - - 2 Cukup 23 95,8 3 Kurang 1 4,2 Jumlah 24 100 Berdasarkan tabel 4.2 distribusi frekuensi supervisi kepala ruang di RS At-Turots Al- Islamy menunjukkan bahwa supervisi kepala ruang terbanyak pada kategori cukup dengan jumlah 23 orang (95,8%). Selanjutnya untuk memberikan gambaran secara lengkap mengenai supervisi kepala ruang yang dideskripsikan dengan tabulasi silang data distribusi jawaban kuesioner responden yang berpengaruh terhadap supervisi kepala ruang sebagai berikut: Tabel 4.3 Tabulasi Silang Data Distribusi Jawaban Kuesioner Supervisi Kepala Ruang di Bangsal dan IGD RS At-Turots Al-Islamy tahun 2016 No. Aspek Supervisi Baik Cukup Kurang Total F % F % F % F % 1. Bimbingan dan Pembinaan 11 45,8 12 50 1 4,2 24 100 2. Pengarahan 8 33,3 16 66,7 - - 24 100 3. Motivasi 14 58,3 8 33,3 2 8,3 24 100 4. Evaluasi 3 12,5 14 58,3 7 29,2 24 100 Berdasarkan tabel 4.3 `distribusi jawaban kuesioner supervisi kepala ruang di RS At- Turots Al-Islamy menunjukkan bahwa supervisi kepala ruang terbanyak pada item bimbingan dan pembinaan terdapat 12 orang (50%) kategori cukup. Pada item pengarahan, persentase terbanyak terdapat sebanyak 16 orang (66,7%) kategori cukup. Pada item motivasi, persentase terbanyak terdapat sebanyak 14 orang (58,3%) kategori baik. Pada item evaluasi, persentase terbanyak terdapat sebanyak 14 orang (58,3%) kategori cukup.

3. Kepatuhan Perawat dalam Penggunaan Alat Pelindung Diri (Handscoon) pada Tindakan Pemasangan Infus Kepatuhan Perawat dalam Penggunaan Alat Pelindung Diri (Handscoon) pada Tindakan Pemasangan Infus, yaitu sebagai berikut: Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Kepatuhan Perawat dalam Penggunaan Alat Pelindung Diri (Handscoon) pada Tindakan Pemasangan Infus di Bangsal dan IGD RS At-Turots Al-Islamy tahun 2016 No Kepatuhan Frekuensi (F) Persentase (%) 1 Baik - - 2 Sedang 23 95,8 3 Kurang 1 4,2 Jumlah 24 100 `Berdasarkan tabel 4.4 distribusi frekuensi kepatuhan perawat dalam penggunaan alat pelindung diri (handscoon) pada tindakan pemasangan infus di RS At-Turots Al-Islamy menunjukkan bahwa kepatuhan perawat terbanyak pada katagori sedang dengan jumlah 23 orang (95,8%). 4. Hubungan Supervisi Kepala Ruang dengan Kepatuhan Perawat dalam Penggunaan Alat Pelindung Diri (Handscoon) pada Tindakan Pemasangan Infus Uji analisis crosstabs atau tabulasi silang antara karakteristik responden dengan supervisi kepala ruang dengan kepatuhan perawat dalam penggunaan alat pelindung diri (handscoon) pada tindakan pemasangan infus, dapat dilakukan setelah pengkategorian kemudian kedua variabel di uji analisis Spearman Rank. Tabel 4.5 Hubungan Supervisi Kepala Ruang dengan Kepatuhan Perawat dalam Penggunaan Alat Pelindung Diri (Handscoon) pada Tindakan Pemasangan Infus di RS At-Turots Al-Islamy Tahun 2016 Supervisi Kepatuhan Sedang % Buruk % Jumlah % Cukup 22 91,7 1 4,2 23 95,8 Kurang 1 4,2 0 0 1 4,2 Jumlah 23 95,8 1 4,2 24 100 r = 0,396 p = 0,055 n = 24

Menurut tabel 4.5 Hubungan supervisi kepala ruang dengan kepatuhan perawat dalam penggunaan alat pelindung diri (handscoon) pada tindakan pemasangan infus di RS At-Turots Al-Islamy, didapatkan sedang sebanyak 22 orang (91,7%). Berdasarkan uji analisis Spearman Rank didapatkan bahwa nilai nilai significancy p, yaitu 0,055 dan PEMBAHASAN 1. Supervisi Kepala Ruang Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti didapatkan bahwa supervisi kepala ruang di RS At-Turots Al-Islamy berada dalam kategori cukup sebanyak 23 orang (95,8%). Berdasarkan tabel 4.3 persentase kuesioner yang didapatkan pada item bimbingan dan pembinaan, persentase terendah sebanyak 1 orang (4,2%) dengan kategori kurang dan persentase tertinggi didapatkan sebanyak 12 orang (50%) dengan kategori cukup dilihat berdasarkan data distribusi jawaban kuesioner oleh responden. Jika dilihat berdasarkan item pernyataan yang ada pada item bimbingan dan pembinaan, persentase terendah terdapat pada item pernyataan 2 mengenai kepala ruang dalam meningkatkan ketrampilan perawat melalui bimbingan dan pelatihan dengan jumlah 59 dan persentase tertinggi terdapat pada item pernyataan 1 mengenai kepala ruang dalam membuat rencana pelaksanaan supervisi kepatuhan penggunaan handscoon pada tindakan pemasangan infus dengan jumlah 77 (lampiran 19). Supervisi kepala ruang yang belum optimal juga dapat dilihat pada tabel 4.3 pada persentase kuesioner pada item pengarahan, persentase terendah terdapat koefisien korelasi sebesar 0,396 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara supervisi kepala ruang dengan kepatuhan perawat dalam penggunaan alat pelindung diri (handscoon) pada tindakan pemasangan infus di RS At-Turots Al-Islamy dengan keeratan hubungan dalam kategori lemah. sebanyak 8 orang (33,3%) dengan kategori baik dan persentase tertinggi didapatkan sebanyak 16 orang (66,7%) dengan kategori cukup dilihat berdasarkan data distribusi jawaban kuesioner oleh responden. Jika dilihat berdasarkan item pernyataan yang ada pada item pengarahan, persentase terendah terdapat pada item pernyataan 7 mengenai kepala ruang dalam mendorong diskusi kelompok untuk membahas tentang kepatuhan dalam penggunaan alat pelindung diri agar proses tindakan keperawatan dilakukan dengan baik dan pernyataan 9 mengenai kepala ruang dalam memberitahukan akan melakukan supervisi kepada perawat pelaksana, yaitu dengan jumlah 61 dan persentase tertinggi terdapat pada item pernyataan 6 mengenai kepala ruang dalam memberikan contoh yang mudah dimengerti kepada perawat dalam penggunaan handscoon pada tindakan pemasangan infus, yaitu dengan jumlah 72 (lampiran 19). Pada persentase kuesioner pada item motivasi, berdasarkan tabel 4.3 persentase terendah yaitu, sebanyak 2 orang (8,3%) dengan kategori kurang dan persentase tertinggi didapatkan sebanyak 14 orang (58,3%) dengan kategori

baik dilihat berdasarkan data distribusi jawaban kuesioner oleh responden. Jika dilihat berdasarkan item pernyataan yang ada pada item motivasi, persentase terendah terdapat pada item pernyataan 12 mengenai kepala ruang dalam memberikan kesempatan kepada perawat pelaksana untuk menyampaikan ide-ide yang mendukung kemajuan kualitas pelayanan rumah sakit atau bangsal tersebut, yaitu dengan jumlah 70 dan persentase tertinggi terdapat pada item pernyataan 10 mengenai kepala ruang dalam memberikan motivasi kepada perawat pelaksana untuk menggunakan handscoon pada tindakan pemasangan infus, yaitu dengan jumlah 77 (lampiran 19). Pada persentase kuesioner pada item evaluasi, berdasarkan 2. Kepatuhan Perawat dalam Penggunaan Alat Pelindung Diri (Handscoon) pada Tindakan Pemasangan Infus ` Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti didapatkan bahwa kepatuhan perawat dalam penggunaan alat pelindung diri (handscoon) pada tindakan pemasangan infus termasuk dalam kategori sedang sebanyak 23 orang (95,8%). Hal ini menunjukkan bahwa perawat dalam penggunaan alat pelindung diri (handscoon) belum optimal berdasarkan standar prosedur operasional di RS At- Turots Al-Islamy. Berdasarkan persentase hasil observasi didapatkan persentase terendah pada item tahap kerja penggunaan handscoon pada tindakan pemasangan infus sebanyak 16,7%, pada item tahap orientasi penggunaan handscoon sebelum tindakan pemasangan infus sebanyak 59,4%, pada item tahap eliminasi penggunaan handscoon tabel 4.3 persentase terendah didapatkan sebanyak 3 orang (12,5%) dengan kategori baik dan persentase tertinggi didapatkan sebanyak 14 orang (58,3%) dengan kategori cukup dilihat berdasarkan data distribusi jawaban kuesioner oleh responden. Jika dilihat berdasarkan item pernyataan yang ada pada item evaluasi, persentase terendah terdapat pada item pernyataan 17 mengenai kepala ruang dalam memberitahukan hasil penilaian kinerja yang telah dilakukan, yaitu dengan jumlah 46 dan persentase tertinggi terdapat pada item pernyataan 14 mengenai kepala ruang dalam melakukan penilaian terhadap kinerja perawat, yaitu dengan jumlah 61 (lampiran 19). pada tindakan pemasangan infus sebanyak 85,4%, dan persentase tertinggi terdapat pada item tahap pre interaksi penggunaan handscoon sebelum tindakan pemasangan infus sebanyak 95,8% (lampiran 20). Sehingga dapat disimpulkan kepatuhan perawat dalam penggunaan alat pelindung diri (handscoon) masih rendah pada tahap kerja tindakan pemasangan infus meliputi perawat tidak melakukan untuk membaca petunjuk untuk membuka handscoon bersih (untuk handscoon disposible) sebanyak 100%, perawat tidak melakukan untuk membuka packing handscoon di posisi terlipat pada bagian pangkalnya sebanyak 95,8%, perawat tidak melakukan untuk mengambil satu handscoon dengan ibu jari dan 2 jari lainnya dengan memegang bagian dalamnya sebanyak 87,5%, perawat tidak melakukan untuk

saling merapikan tangan yang menggunakan handscoon yang satu dan lainnya sebanyak 33,3%, dan perawat tidak memposisikan tangannya agar jari-jari selalu lebih tinggi dari siku sebanyak 100% (lampiran 20). Selain itu, kepatuhan perawat dalam penggunaan alat pelindung diri (handscoon) masih belum optimal pada tahap orientasi penggunaan handscoon sebelum tindakan pemasangan infus meliputi perawat tidak memberikan salam dan menyapa nama pasien sebanyak 54,2%, perawat tidak memperkenalkan diri sebanyak 91,7%, perawat tidak menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan sebanyak 12,5%, dan perawat tidak menanyakan persetujuan dan kesiapan pasien sebanyak 4,2% (lampiran 20). 3. Hubungan Supervisi Kepala Ruang dengan Kepatuhan Perawat dalam Penggunaan Alat Pelindung Diri (Handscoon) pada Tindakan Pemasangan Infus Supervisi kepala ruang merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kepatuhan perawat dalam penggunaan alat pelindung diri (handscoon). Supervisi merupakan tanggung jawab kepala ruang untuk bimbingan dan pembinaan, pengarahan, motivasi, dan evaluasi. Supervisi kepala ruang apabila dijalankan sesuai prosedur maka akan berdampak positif, baik dari kinerja bawahan maupun pemberian asuhan keperawatan yang dilakukan perawat (Arwani, 2006). Berdasarkan uji analisis Spearman Rank didapatkan bahwa nilai significancy p sebesar 0,055 dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,396. Hasil ini menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara supervisi kepala ruang dengan kepatuhan perawat dalam penggunaan alat pelindung diri (handscoon) pada tindakan pemasangan infus karena nilai p>0,05 dengan keeratan hubungan lemah. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Warsito & Mawarni (2006) yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara pengaruh persepsi perawat pelaksana tentang fungsi manajerial kepala ruang terhadap pelaksanaan manajemen asuhan keperawatan di ruang rawat inap RSJD Dr. Amino Gondohutomo Semarang dengan nilai significancy p=0,857. SIMPULAN Hasil penelitian yang dilakukan di bangsal Wardah, Rahmah, Zahroh, Multazam, Hidayah, Jannah, Firdaus, dan IGD RS At-Turots Al-Islamy dengan jumlah sampel 24 orang perawat, dapat disimpulkan bahwa Supervisi kepala ruang di RS At- Turots Al-Islamy, yaitu dalam kategori cukup sebanyak 23 orang (95,8%), Kepatuhan perawat dalam penggunaan alat pelindung diri (handscoon) pada tindakan pemasangan infus di RS At-Turots Al-Islamy, yaitu dalam kategori sedang sebanyak 23 orang (95,8%) dan tidak ada hubungan yang bermakna antara supervisi kepala ruang dengan kepatuhan perawat dalam penggunaan alat pelindung diri (handscoon) pada tindakan pemasangan infus di RS At-Turots Al-Islamy dengan nilai significancy p adalah 0,055 dan nilai korelasi sebesar 0,396. SARAN Diharapkan perawat dapat meningkatkan kepatuhannya dalam

penggunaan alat pelindung diri (handscoon) pada tindakan pemasangan infus untuk mencegahnya terjadinya infeksi karena hal ini sangat penting diperhatikan karena akan memberikan dampak yang akan membahayakan perawat maupun lingkungannya. DAFTAR PUSTAKA Arwani. (2006). Pendidikan Keperawatan. EGC: Jakarta. Febrianty, D. (2012). Gambaran Penggunaan Alat Pelindung Diri Oleh Bidan Di Desa Pada Waktu Melakukan Pertolongan Persalinan Di Rumah Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Di Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Balangan Tahun 2012. Skripsi Dipublikasikan. Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat Peminatan Kebidanan Komunitas Depok Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia 2012. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1087/Menkes/SK/VIII/2010 Tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja Di Rumah Sakit (K3RS). Jakarta. Marbun, S.H. (2013). Peran Gaya Kepemimpinan terhadap Lingkungan Pengendalian dalam Struktur dan Pelaksanaan Standard Operating Procedure (SOP) Di Rumah Sakit. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.2. Nursalam. (2015). Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional (Ed. 8). Salemba Medika: Jakarta. Rejeki, S. (2015). Sanitasi Hygiene Dan K3 (Kesehatan & Keselamatan Kerja). Rekayasa Sains: Bandung. Suarli & Bachtiar. (2009). Manajemen Keperawatan dengan Pendekatan Praktik. Erlangga: Jakarta. Sugiyono. (2013). Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta: Bandung. Warsito, B.E & Mawarni, A., (2006). Pengaruh Persepsi Perawat Pelaksana Tentang Fungsi Manajerial Kepala Ruang Terhadap Pelaksanaan Manajemen Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat Inap RSJD dr. Amino Gondohutomo Semarang. Journal Volume 1 Nomor 1. Semarang: Universitas Diponegoro. Wibowo, A. (2010). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Penggunaan Alat Pelindung Diri Di Areal Pertambangan PT. ANTAM Tbk Unit Bisnis Pertambangan Emas Pongkor Kabupaten Bogor Tahun 2010. Skripsi Dipublikasikan. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, http://perpus.fkik.uinjkt.ac.id. pdf, diperoleh pada tanggal 20 Oktober 2015.