Efek Tonik Ekstrak Etanol Daun Pandan Wangi (Pandanus Amaryllifolius Roxb.) Pada Mencit Jantan

dokumen-dokumen yang mirip
Pengaruh Uji Efek Tonikum Ekstrak Etanol Rimpang Temu Giring ( ) Terhadap Mencit

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN MOTTO... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN DEKLARASI... KATA PENGANTAR...

BAB II METODE PENELITIAN

ijmsbm.org IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 4 No

Uji Efek Tonikum Ekstrak Etanol Daun Pandan Wangi ( Roxb.) terhadap Mencit dengan Metode

I. PENDAHULUAN. Kesehatan atau kondisi prima adalah modal yang penting dalam menjalani

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Departemen Farmasi FMIPA UI dari Januari 2008 hingga Mei 2008.

UJI EFEK TONIKUM EKSTRAK DAUN CEGUK (Quisqualis indica L.) TERHADAP HEWAN UJI MENCIT (Mus musculus)

IJMS - Indonsian Journal on Medical Science Volume 1 No ijmsbm.org

BAB II METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV PROSEDUR KERJA

Effect of Ethanol Extract of Pomegranate Leaves (Punica granatum L) to the Sedative Effect on Mice BALB/C

BAB II METODE PENELITIAN

Nofri P. Kurama, Widdhi Bodhi, Weny Wiyono Program Studi Farmasi, FMIPA UNSRAT Manado ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 19 Juni 2012 pukul WITA

UJI AKTIVITAS EKSTRAK DAUN SEPAT (Mitragyna speciosa) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH MENCIT (Mus Musculus)

The Effect of Ethanol Leaves Extract of Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl.) toward the Sedative Effect on BALB/C Mice

Uji Efek Tonikum Ekstrak Etanol Daun Pandan Wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) terhadap Mencit dengan Metode Natatory Exhaustion

Lampiran 1. Surat Ethical clearance

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan rancangan eksperimental dengan Post Test Only

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel dari penelitian ini adalah daun murbei (Morus australis Poir) yang

AKTIVITAS ANALGESIK EKSTRAK DAUN JARUM TUJUH BILAH (Pereskia Bleo K) PADA MENCIT JANTAN (Mus Musculus)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak etanol daun sirsak (Annona

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGUJIAN EFEK DIURETIK SARI WORTEL (Daucus carota L.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR (Rattus norvegicus)

Lampiran 1. Surat Ethical Clearance

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah studi eksperimental

UJI EFEK ANALGETIK EKSTRAK ETANOL HERBA BANDOTAN (Ageratum conyzoides L.) PADA MENCIT (Mus musculus) Muhammad Isrul 1*, Usmar 2, Subehan 2

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan penelitian ini adalah daun M. australis (hasil

EFEK DIURETIK EKSTRAK ETANOL 70% DAUN WORTEL (Daucus carota L.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR

III. METODE PENELITIAN

UJI EFEK ANTIPIRETIK EKSTRAK ETANOL DAUN TEMBELEKAN (LANTANA CAMARA L.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR

Diterbitkan oleh STIFI Perintis Padang setiap bulan Februari dan Agustus Website :

Lampiran 1. Hasil Persetujuan Etik Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitan the post test only control group design. 1) Larva Aedes aegypti L. sehat yang telah mencapai instar III

Lampiran 1. Hasil Persetujuan Etik Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Rancangan penelitian dalam penelitian ini menggunakan rancangan

EFEK ANTIDIARE EKSTRAK DAUN SEMBUNG (Blumea Balsamifera L.) TERHADAP MENCIT PUTIH

ABSTRAK. EFEK HIPNOTIK EKSTRAK ETANOL KANGKUNG (Ipomoea aquatica FORSK.) PADA MENCIT SWISS WEBSTER JANTAN YANG DIINDUKSI FENOBARBITAL

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Aktivitas Analgetik Ekstrak Etanol Daun Melinjo (Gnetum Gnemon L.) Pada Mencit Putih (Mus musculus L.) Jantan

Lampiran 1. Ethical Clearanc

Lampiran 1. Dosis infusa rimpang kunyit yang dipakai pada percobaan sebelumnya untuk mencit = 7,8 mg / 0,5 ml (Joao M.C.Ximenes, 2010).

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan daun bangun-bangun (Plectranthus amboinicus (Lour.) Spreng)

Biji kola secara empiris telah dimanfaatkan oleh masyarakat untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

AKTIVITAS ANALGETIKA INFUSA DAUN ALPUKAT (Persea americana) PADA MENCIT. TITA NOFIANTI Program Studi S1 Farmasi STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian bulan Desember 2011 hingga Februari 2012.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daging buah paria (Momordica

Jurnal Para Pemikir Volume 7 Nomor 1 Januari 2018 e-issn:

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun


Lampiran 1 Rekomendasi persetujuan etik penelitian kesehatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah biji paria (Momordica charantia)

SEDATIVE EFFECT OF TAPAK DARA LEAVES EXTRACT Catharanthus roseus (l.) G. Don ON MICE. Jatmiko Susilo, Oni Yulianta Wilisa, Ariadi ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan post test only control group design. Penelitian

DIURETIC EFFECT OF MULBERRY LEAF INFUSION (Morus alba L.) TOWARD POTASSIUM AND SODIUM CONCENTRATION IN URINE ON THE WHITE MALE RATS WISTAR

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

UJI EFEK STIMULAN EKSTRAK DAUN POKO (MENTHA ARVENSIS L.) PADA MENCIT

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab

3 METODE PENELITIAN. Gambar 3 Garis besar jalannya penelitian

PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN ANGSANA

Lampiran 1. Hasil identifikasi teripang

III. METODOLOGI PENELITIAN

LAMPIRAN C. Skrining Kandungan Kimia

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen, karena

BAB III METODE PENELITIAN. laboratorik dengan rancangan penelitian pretest and posttest with control

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari - Februari 2014 bertempat di

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilakukan di Laboratorium Farmakologi Departemen. Farmasi FMIPA UI dari September 2008 hingga November 2008.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian RAL (Rancangan Acak Lengkap), dengan 7 perlakuan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Metode Penelitian. asetat daun pandan wangi dengan variasi gelling agent yaitu karbopol-tea, CMC-

OPTIMASI PEMBUATAN KOPI BIJI PEPAYA (Carica papaya)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen karena

ABSTRACT. Key words : ethanol extract of salak seeds, diuretic effect, Wistar white male mice (Rattus novergicus) ABSTRAK

UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN KEJIBELING (Strobilanthes crispus Linn) TERHADAPA PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA MENCIT JANTAN (Mus musculus)

BAB III METODE PENELITIAN. eskperimental laboratorik dengan rancangan pre test and post test with control

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

AKTIFITAS STIMULAN SISTEM SARAF PUSAT EKSTRAK BIJI PINANG ( Areca catechu, L ) TERHADAP MENCIT PUTIH ( Mus musculus, L)

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan menggunakan rancangan penelitian Post Test. Randomized Control Group Design.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak buah jambu biji (Psidium guajava)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh ekstrak etanol daun sirsak (Annona muricata L.)

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental laboratoris post test with control group design. 1. Populasi : Mahasiswa Pendidikan Dokter Angkatan 2013.

PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 3 No. 2 Mei 2014 ISSN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

ABSTRAK EFEK EKSTRAK KULIT MANGGIS TERHADAP MOTILITAS DAN JUMLAH SPERMATOZOA MENCIT SWISS WEBSTER YANG DIINDUKSI LATIHAN FISIK BERAT

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Identifikasi sampel

UJI EFEK ANALGETIK, TOKSISITAS AKUT DAN TERTUNDA EKSTRAK ETANOL DAUN BERINGIN (Ficus benjamina L.) PADA MENCIT PUTIH JANTAN (Mus musculus)

UJI EFEK ANTIPIRETIK EKSTRAK ETANOL DAUN PRASMAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Hewan Coba Departemen Biologi

PENGARUH EKSTRAK ETANOL RIMPANG KENCUR (Kaempferia YANG DIINDUKSI ASAM ASETAT ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH

BAB III METODE PENELITIAN. salam dan uji antioksidan sediaan SNEDDS daun salam. Dalam penelitian

Transkripsi:

Prosiding Konferensi Nasional Sains dan Aplikasinya Tahun 2011 Efek Tonik Ekstrak Etanol Daun Pandan Wangi (Pandanus Amaryllifolius Roxb.) Pada Mencit Jantan Program Studi Farmasi FMIPA Universitas Lambung Mangkurat Jl A Yani KM 35,8 Banjarbaru Kalimantan Selatan E-mail: endrasance@yahoo.com ABSTRAK Daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) mempunyai khasit sebagai tonikum atau penambah tenaga. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek tonik ekstrak etanol daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) pada mencit putih. Pengujian efek tonik dilakukan dengan metode natatory exhaustion. Hewan uji yang berjumlah 25 ekor dibagi menjadi 5 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 5 ekor mencit. Kelompok I sebagai kontrol negatif diberi suspensi CMC Na 0,5% dengan dosis 125 mg/kgbb secara peroral, kelompok II sebagai kontrol positif diberi suspensi kafein dalam CMC-Na 0,5 % dengan dosis 100 mg/kgbb, kelompok III V mendapat perlakuan ekstrak etanol daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) dengan dosis 250, 500, 750 mg/kg BB. Mencit dimasukkan ke dalam tangki air dan dibiarkan berenang. Durasi renang mencit sebelum dan sesudah perlakuan dicatat. Data efek tonik yang berupa selisih durasi renang sebelum dan sesudah perlakuan diuji dengan uji analisis varian (ANAVA) satu jalan dengan taraf kepercayaan 95% dan uji LSD (Least Significant Difference). Hasil penelitian menunjukkan bahwa mencit yang diberi ekstrak etanol daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) dengan dosis 250, 500, 750 mg/kg BB mempunyai selisih durasi renang sebelum dan sesudah perlakuan lebih besar dibanding kontrol negatif. Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) mempunyai efek sebagai tonikum pada mencit jantan. Kata kunci: efek tonik, Pandanus amaryllifolius Roxb., natatory exhaustion ABSTRACT Pandan wangi leaf (Pandanus amaryllifolius Roxb.) have tonic or stimulant effect. The aim of this research is to study tonic effect of ethanolic extract of pandan wangi leaf (Pandanus amaryllifolius Roxb.) on male mice. The tonic effect of the extract was determined by natatory exhaustion method. Twenty five mice were divided into 5 treatment groups. Mice in group I as negative control was given CMC Na 0,5% suspension with dose of 125 mg/ kgbw per oral. Mice in group II as positif control was given caffeine suspension in CMC Na 0,5% with dose of 100 mg/ kgbw. Mice in group III, IV, and V were given ethanolic extract of Pandanus amaryllifolius Roxb.leaf with dose of 250, 500, 750 mg/ kgbw, respectively. Mice were put into reservoir and let to swim. Swimming duration before and after treatment were recorded. Differences of swimming duration before and after treatment was analyzed with one way ANAVA with 95% significance level and LSD test. The result of this research showed that mice were given ethanolic extract of Pandanus amaryllifolius Roxb. leaf with dose of 250, 500, 750 mg/ kgbw have swimming duration difference larger than negative control. It mean that the extract have tonic effect on male mice. Key words: tonic effect, Pandanus amaryllifolius Roxb., natatory exhaustion 1. PENDAHULUAN Pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) merupakan perdu tahunan, tinggi 1 2 meter. Pandan wangi tumbuh di daerah tropis dan banyak ditanam di halaman atau kebun. Pandan kadang tumbuh liar di tepi sungai, tepi rawa, dan di tempat-tempat yang agak lembab, tumbuh subur dari daerah pantai sampai daerah dengan ketinggian 500 dpl. Bagian yang penting yaitu 381

382 daunnya. Daunnya harum kalau diremas atau diiris-iris, sering digunakan sebagai bahan penyedap dan pewangi. Selain itu juga digunakan sebagai pemberi warna hijau pada masakan atau penganan. Daun pandan wangi berkhasiat sebagai tonikum, penambah nafsu makan, dan penenang (Dalimarta, 2008). Selain itu juga berkhasiat untuk mengatasi lemah syaraf (neurasthenia), tidak nafsu makan, rematik, pegal linu, sakit disertai gelisah, rambut rontok, menghitamkan rambut, dan ketombe (Wijoyo, 2008). Daun pandan mengandung alkaloida, saponin, flavonoida, tannin, polifenol dan zat warna (Dalimarta, 2008). Kesehatan atau kondisi prima adalah modal yang penting dalam menjalani berbagai aktifitas untuk memenuhi segala kebutuhan dalam persaingan hidup guna memperoleh kehidupan yang lebih baik. Aktifitas-aktifitas itu tentunya akan menguras tenaga, baik fisik ataupun pikiran. Kondisi tubuh yang sehat diharapkan dapat mengatasi rasa lelah yang timbul karena tenaga yang terkuras untuk beraktivitas. Kelelahan dapat menyebabkan menurunnya aktifitas, konsentrasi, berkurangnya kewaspadaan, menimbulkan kegelisahan dan kebingungan. Kelelelahan juga dapat memacu timbulnya penyakit dan infeksi karena daya tahan tubuh terhadap penyakit menjadi berkurang. Untuk itu lazim digunakan zat-zat penguat (tonik) yang dapat merangsang aktivitas tubuh sehingga rasa lelah, letih, lesu, bisa teratasi. Selain itu juga dapat memperkuat tubuh, mengembalikan tenaga yang hilang, memulihkan stamina, dan meningkatkan vitalitas tubuh (Gunawan, 1999). Tonikum adalah obat yang menguatkan badan dan merangsang selera makan (Ramli dan Pamoentjak, 2000). Menurut Gunawan (1999), tonikum adalah suatu bahan atau campuran bahan yang dapat memperkuat tubuh atau memberi tambahan tenaga/ energy pada tubuh. Efek dari tonikum adalah tonik yaitu berupa efek yang memacu dan memperkuat semua sistem organ serta menstimulan perbaikan sel-sel tonus otot. Efek tonik ini terjadi karena efek stimulan yang dilakukan terhadap sistem saraf pusat. Efek tonus ini dapat digolongkan ke dalam golongan psikostimulansia. Senyawa ini dapat menghilangkan kelelahan dan penat, serta meningkatkan kemampuan berkonsentrasi dan kapasitas yang bersangkutan (Mutschler, 1986). Penelitian ini dilakukan untuk membuktikan efek tonik ekstrak etanol daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) pada mencit jantan. 2. METODOLOGI 2.1. Bahan Bahan yang digunakan untuk penelitian ini adalah daun pandan wangi, etanol 70%, CMC Na, kafein, mencit jantan galur Swiss Webster, dan akuades. 2.2. Alat Alat-alat yang digunakan adalah bejana ekstraksi, corong kaca, kertas saring, neraca analitik, penangas air, penjepit kayu, ayakan serbuk, pipet tetes, pipet ukur, pengaduk, sendok tanduk, tabung reaksi, vial, timbangan mencit, alat suntik 1 ml, tangki air, alat-alat gelas (Pyrek Iwaki Glass), neraca analitik, spuit injeksi per oral 1 ml (Terumo), dan stopwatch (Olympic). 2.3. Pembuatan Serbuk Daun Pandan Wangi Daun pandan wangi disortasi basah untuk memisahkan daun yang bagus dan yang rusak atau tercemar bahan asing. Setelah dicuci daun kemudian dirajang dan dikeringkan dengan cara mengangin-anginkan di dalam ruangan, dan menghindari paparan sinar matahari langsung. Simplisia daun pandan wangi dihaluskan dengan menggunakan blender, kemudian diayak dengan pengayak no. 14. Serbuk daun pandan wangi siap untuk dimaserasi. 2.4. Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Pandan Wangi Serbuk daun pandan wangi dimaserasi dengan pelarut etanol sampai terendam sempurna. Kemudian setelah 1 hari (24 jam) pelarut diganti dengan yang baru agar seluruh zat aktif terekstraksi sempurna. Penggantian pelarut dilakukan sebanyak 3 kali. Filtrat disaring dan dipekatkan dengan rotary vacuum evaporator pada suhu pemanasan 40 C sampai pelarut tidak

Efek Tonik Ekstrak Etanol Daun Pandan Wangi 383 menguap lagi. Ekstrak kemudian diuapkan dengan waterbath untuk memastikan pelarut sudah habis dengan cara ditimbang sampai beratnya konstan. 2.5. Pembuatan Suspensi Oral Dari Ekstrak Kental Daun Pandan Wangi Suspensi oral dari ekstrak kental daun pandan wangi dibuat dengan mencampur ekstrak kental daun pandan wangi menggunakan larutan CMC-Na 0,5% dengan konsentrasi yang telah ditentukan, kemudian digerus tuang menggunakan stamper hingga homogen. 2.6. Uji Efek Tonik Mencit dipuasakan selama 18 jam sebelum percobaan dimulai (air minum tetap diberikan secukupnya). Dua puluh lima ekor mencit dikelompokkan menjadi lima kelompok. Mencit dimasukkan ke dalam tangki air yang bergelombang dan dibiarkan berenang. Setelah mencit lelah, yang ditandai dengan membiarkan kepalanya di bawah permukaan air selama 7 detik, mencit diangkat dan dicatat durasi renangnya. Mencit diistirahatkan selama 30 menit lalu diberi perlakuan per oral sesuai kelompoknya. Kelompok I sebagai kelompok kontrol negatif diberikan suspensi CMC-Na 0,5 % dengan dosis 125 mg/ kgbb secara oral. Kelompok II sebagai kontrol positif diberikan suspensi kafein dalam CMC-Na 0,5 % dengan dosis 100 mg/ kgbb, dan diberikan secara oral., IV dan V diberikan bahan uji ekstrak etanol daun pandan wangi dengan dosis masing-masing 250, 500, 750 mg/ kgbb. Setelah 30 menit dimasukkan lagi dan dibiarkan berenang di dalam tangki sampai lelah. Durasi renang mencit setelah perlakukan dicatat. Data efek tonik diperoleh dari selisih durasi renang sebelum dan sesudah perlakuan. Data diuji dengan ANAVA dan LSD (Yuliani dkk., 2008). 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini menggunakan ekstrak etanol daun pandan wangi untuk diuji efek tonikumnya pada mencit jantan. Etanol merupakan pelarut semi polar yang dapat melarutkan senyawa polar maupun senyawa nonpolar yang terkandung di dalam daun pandan wangi. Uji farmakologi mengenai efek tonik ekstrak etanol daun pandan wangi didahului dengan uji pendahuluan untuk mengetahui gambaran dosis awal yang akan digunakan untuk uji yang sebenarnya. Sebagai kontrol negatif digunakan larutan CMC Na 0,5% dengan dosis 125 mg/ kgbb. Larutan CMC Na 0,5% juga digunakan sebagai larutan pembawa atau pelarut untuk kafein dan ekstrak etanol daun pandan wangi. Kontrol positif menggunakan kafein dengan dosis 100 mg/ kgbb. Berdasarkan hasil orientasi dosis ekstrak etanol daun pandan wangi yang digunakan adalah 250, 500, dan 750 mg/ kgbb. Hasil uji efek tonik ekstrak etanol daun pandan wangi disajikan pada gambar 1. Mencit pada kelompok I yang diberi suspensi CMC Na 0,5% dengan dosis 125 mg/ kgbb memberikan selisih durasi renang yang negatif. Hal tersebut dikarenakan durasi renang mencit sesudah perlakuan lebih pendek dibandingkan sebelum perlakuan. Ini menunjukkan bahwa suspensi CMC Na 0,5% tidak bisa menunda rasa lelah pada mencit. Bisa dikatakan juga bahwa suspensi CMC Na 0,5% tidak memiliki efek tonik. Pemberian kafein dengan dosis 100 mg/ kgbb pada mencit kelompok II dapat meningkatkan durasi renang mencit selama 2,73 menit dibandingkan sebelum perlakuan. Hal ini menunjukkan bahwa kafein dengan dosis 100 mg/ kgbb dapat menunda rasa lelah pada mencit atau dengan kata lain memiliki efek tonik. Ekstrak etanol daun pandan wangi yang diberikan kepada mencit kelompok I, II, dan III mampu memperpanjang durasi renang mencit dibandingkan sebelum perlakuan. Selisih durasi renang mencit yang diberikan ekstrak etanol daun pandan wangi dengan dosis 250, 500, dan 750 mg/ kgbb berturut-turut adalah 0,81; 1,37; dan 2,11 menit. Semakin tinggi dosis ekstrak etanol daun pandan wangi yang diberikan, selisih durasi renang mencit sebelum dan sesudah perlakuan juga semakin besar.

384 Gambar 1. Selisih Durasi Renang Mencit Sebelum dan Sesudah Perlakuan (Kelompok I kontrol negatif diberi suspensi CMC Na 0,5% dengan dosis 125 mg/ kgbb, kelompok II kontrol positif diberi kafein dosis 100 mg/ kgbb, kelompok III, IV, dan V diberi ekstrak etanol daun pandan wangi dengan dosis berturut-turut 250, 500, dan 750 mg/ kgbb) Data selisih durasi renang mencit sebelum dan sesudah perlakuan dianalisis dengan uji ANAVA satu jalan dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil uji ANAVA (p < 0,05) menunjukkan adanya perbedaan bermakna antara kelompok yang diuji untuk selisih durasi renang sebelum dan sesudah perlakuan. Selanjutnya dilakukan uji LSD untuk melihat perbedaan antara dua kelompok perlakuan. Hasil analisis uji LSD ditunjukkan pada Tabel 2. Tabel 2. Hasil Analisis Uji LSD Selisih Durasi Renang Mencit Sebelum dan Sesudah Perlakuan Kelompok Yang Dibandingkan Kelompok I Kelompok II Kelompok II Hasil Uji LSD Berbeda tidak bermakna Berbeda tidak bermakna Hasil uji LSD menunjukkan bahwa kelompok I (kontrol negatif) yang diberi suspensi CMC Na 0,5% mempunyai selisih durasi renang sebelum dan sesudah perlakuan yang berbeda bermakna dengan kelompok lain yang diberi kafein dan ekstrak etanol daun pandan wangi. Bisa dikatakan bahwa kafein dan ekstrak etanol daun pandan wangi mempunyai efek tonik karena CMC Na tidak mempunyai efek tonik. Kelompok II yang merupakan kontrol positif (kafein dosis 100 mg/ kgbb) memiliki selisih durasi renang yang berbeda bermakna dibandingkan dengan kelompok I, kelompok III, dan IV yang masing-masing adalah kontrol negatif, mencit yang diberikan ekstrak etanol daun pandan wangi dosis 250 dan 500 mg/ kgbb. Jika dibandingkan dengan kelompok V yang diberikan ekstrak etanol daun pandan wangi dosis 750 mg/ kgbb, selisih durasi renang dari kelompok II tidak mempunyai perbedaan yang bermakna. Hal ini menunjukkan jika ekstrak etanol daun pandan wangi dengan dosis 250 dan 500 mg/ kgbb lebih rendah secara bermakna

Efek Tonik Ekstrak Etanol Daun Pandan Wangi 385 dibandingkan kafein 100 mg/ kgbb, sedangkan ekstrak etanol daun pandan wangi dengan dosis 750 mg/ kgbb memiliki efek tonik yang sebanding dengan kafein dosis 100 mg/ kgbb. Pada kelompok III (ekstrak dosis 250 mg/ kgbb) selisih durasi renangnya tidak memiliki perbedaan yang bermakna dengan kelompok IV (ekstrak dosis 500 mg/ kgbb). dan IV memiliki perbedaan yang bermakna dengan kelompok V. Hal ini menunjukkan bahwa kenaikan dosis yang diberikan, tidak memberikan peningkatan efek secara linear. Kafein berkhasiat menstimulasi SSP dengan efek menghilangkan rasa letih, lapar, dan mengantuk, juga daya konsentrasi dan kecepatan reaksi dipertinggi (Tjay & Rahardja, 2008). Dalam dosis kecil kafein sering digunakan sebagai tonikum untuk meningkatkan kesegaran dan mengurangi kelelahan (Siswandono, 1995). Dalam penelitian ini tidak diketahui mekanisme dan juga senyawa yang bertanggung jawab atas efek tonik dari ekstrak etanol daun pandan wangi. 4. KESIMPULAN Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) dengan dosis 250, 500, dan 750 mg/ kgbb mempunyai efek tonik pada mencit jantan. DAFTAR PUSTAKA [1]. Dalimarta, S., (2008), Altas Tumbuhan Obat Indonesia, Jilid I, Trubus Agriwidya, Jakarta. [2]. Gunawan, D., (1999), Ramuan Tradisional Untuk Keharmonisan Suami Istri, Penerbit Swadaya, Jakarta. [3]. Mutschler, E., (1986), Dinamika Obat, diterjemahkan oleh Widianto, M.B. dan Ranti, A.S., Penerbit ITB, Bandung [4]. Ramli, A., dan Pamoentjak, K. St., (2003), Kamus Kedokteran, Arti dan Keterangan Istilah, Djambatan, Jakarta. [5]. Siswandono, S.B., (1995), Kimia medisinal, edisi I, Universitas Airlangga, Surabaya. [6]. Tjay, T.H., dan Rahardja, K., (2007), Obat-Obat Penting, Edisi VI, PT Elex Media Komputindo, Jakarta. [7]. Wijoyo, P. M., (2008), Sehat Dengan Tanaman Obat, Bee Media Indonesia, Jakarta. [8]. Yuliani, R., Hakim, A.R., dan Rahadian, S., 2008, Uji Efek Tonik Ekstrak Etanol Rimpang Lengkuas (Alpinia galanga L.) Pada Mencit Jantan Galur Swiss Webster, Makalah disajikan dalam Kongres Ilmiah XVI ISFI, Yogyakarta, 11 12 Agustus.