L PEI\{DAITULUAIT. 1.1 Latar Belakang. di Sumatra Selatan 51,73 oh), di Kalimantan (di Kalimantan Selatan 9,99 %o;

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. manusia dalam penggunaan energi bahan bakar fosil serta kegiatan alih guna

BAB I PENDAHULUAN. Di permukaan bumi ini, kurang lebih terdapat 90% biomasa yang terdapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. menyebabkan perubahan tata guna lahan dan penurunan kualitas lingkungan. Alih

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan konsentrasi gas rumah kaca (GRK) seperti karbon dioksida

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. dan hutan tropis yang menghilang dengan kecepatan yang dramatis. Pada tahun

BAB I. PENDAHULUAN. menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim. Pemanasan tersebut

PEMANASAN GLOBAL. Efek Rumah Kaca (Green House Effect)

PT. SANJI WANATIRTA INDONESIA. Jalan Anggrek No. 09, Sambilegi Baru, Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta Telp: Fax:

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. karena hutan memiliki banyak manfaat bagi kehidupan manusia, hewan dan

BAB I PENDAHULUAN. (renewable resources), yang dapat memberikan manfaat ekologi, ekonomi, sosial

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipisahkan dari alam dan lingkungannya. Manusia selalu

I. PENDAHULUAN. hayati yang tinggi dan termasuk ke dalam delapan negara mega biodiversitas di

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan sumber daya

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. (21%) dari luas total global yang tersebar hampir di seluruh pulau-pulau

BAB I PENDAHULUAN. Hutan merupakan pusat keragaman berbagai jenis tumbuh-tumbuhan yang. jenis tumbuh-tumbuhan berkayu lainnya. Kawasan hutan berperan

BAB I. PENDAHULUAN. Indonesia tetapi juga di seluruh dunia. Perubahan iklim global (global climate

BAB I PENDAHULUAN. Hutan memiliki banyak fungsi ditinjau dari aspek sosial, ekonomi, ekologi

PENDAHULUAN. hutan yang luas diberbagai benua di bumi menyebabkan karbon yang tersimpan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENDUGAAN SIMPANAN KARBON DI ATAS PERMUKAAN LAHAN PADA TEGAKAN EUKALIPTUS (Eucalyptus sp) DI SEKTOR HABINSARAN PT TOBA PULP LESTARI Tbk

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Batu bara

Iklim Perubahan iklim

BAB I PENDAHULUAN. bumi, air, dan kekayaan yang terkandung di dalamnya di kuasai oleh negara

BAB I PENDAHULUAN. intensitas ultraviolet ke permukaan bumi yang dipengaruhi oleh menipisnya

BAB I PENDAHULUAN. Kalimantan 32% Papua 30% dan sebagian kecil ada di Sulawesi, Halmahera

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. saling berkolerasi secara timbal balik. Di dalam suatu ekosistem pesisir terjadi

PENDAHULUAN Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lahan Gambut

BAB I PENDAHULUAN. Sistem penambangan batubara pada umumnya di Indonesia adalah sistem

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat melimpah. Salah satu kekayaan alam yang dimiliki Indonesia

Perubahan Iklim? Aktivitas terkait pemanfaatan sumber daya energi dari bahan bakar fosil. Pelepasan emisi gas rumah kaca ke udara

BAB I. PENDAHULUAN. Perubahan iklim merupakan fenomena global meningkatnya konsentrasi

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOLAKA UTARA TENTANG REKLAMASI DAN PASCA TAMBANG

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia pun kena dampaknya. Cadangan bahan tambang yang ada di Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sekitar 60 Pg karbon mengalir antara ekosistem daratan dan atmosfir setiap

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG REKLAMASI LAHAN PASCA TAMBANG BATUBARA DI KALIMANTAN SELATAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencukupi kebutuhan hidup. Aktivitas-aktivitas manusia telah mengubah

BAB I PENDAHULUAN. meningkat dengan tajam, sementara itu pertambahan jaringan jalan tidak sesuai

INDIKATOR RAMAH LINGKUNGAN UNTUK USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PENAMBANGAN TERBUKA BATUBARA

Topik C4 Lahan gambut sebagai cadangan karbon

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN INVENTARISASI GAS RUMAH KACA NASIONAL

TINJAUAN PUSTAKA. sektor pertanian (MAF, 2006). Gas rumah kaca yang dominan di atmosfer adalah

Pemanfaatan Hutan Mangrove Sebagai Penyimpan Karbon

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN INVENTARISASI GAS RUMAH KACA NASIONAL

Pengaruh Daya Dukung Hutan Terhadap Iklim & Kualitas Udara di Ekoregion Kalimantan

I. PENDAHULUAN. menyebabkan perubahan yang signifikan dalam iklim global. GRK adalah

2 Di samping itu, terdapat pula sejumlah permasalahan yang dihadapi sektor Energi antara lain : 1. penggunaan Energi belum efisien; 2. subsidi Energi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. di tahun 2006 menjadi lebih dari 268,407 juta ton di tahun 2015 (Anonim, 2015).

No baik hayati berupa tumbuhan, satwa liar serta jasad renik maupun non-hayati berupa tanah dan bebatuan, air, udara, serta iklim yang saling

I. PENDAHULUAN. Peningkatan aktivitas manusia di muka bumi telah mendorong terjadinya

I. PENDAHULUAN. yang mendayagunakan sumberdaya alam dan diharapkan dapat. menjamin kehidupan di masa yang akan datang. Sumberdaya alam yang tidak

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kegiatan pembangunan seringkali menyebabkan kerusakan lingkungan,

TIN206 - Pengetahuan Lingkungan Materi #10 Genap 2016/2017. TIN206 - Pengetahuan Lingkungan

II. TINJAUAN PUSTAKA. iklim global ini telah menyebabkan terjadinya bencana alam di berbagai belahan

(RAD Penurunan Emisi GRK) Pemanasan Global

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN INVENTARISASI GAS RUMAH KACA NASIONAL

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (terutama dari sistem pencernaan hewan-hewan ternak), Nitrogen Oksida (NO) dari

Biomas Kayu Pellet. Oleh FX Tanos

TUGAS ESSAY EKONOMI ENERGI TM-4021 POTENSI INDUSTRI CBM DI INDONESIA OLEH : PUTRI MERIYEN BUDI S

Lembar Fakta Kurva Biaya Pengurangan Emisi GRK (Gas Rumah Kaca) Indonesia

I. PENDAHULUAN. tidak berkelanjutan. Pertanian dengan olah tanah intensif di lahan kering merusak

Strategi dan Rencana Aksi Pengurangan Emisi GRK dan REDD di Provinsi Kalimantan Timur Menuju Pembangunan Ekonomi Hijau. Daddy Ruhiyat.

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Biomassa berperan penting dalam siklus biogeokimia terutama dalam siklus

I. PENDAHULUAN. hidup, khususnya manusia dengan lingkungan hidupnya (Sitorus, 2004). Suatu

STUDI PREFERENSI MIGRASI MASYARAKAT KOTA SEMARANG SEBAGAI AKIBAT PERUBAHAN IKLIM GLOBAL JANGKA MENENGAH TUGAS AKHIR

BAB VII PERKIRAAN EMISI. Pemerintah Kabupaten Donggala A. GAS RUMAH KACA B. KEGIATAN MANUSIA DAN JENIS GRK. Badan Lingkungan Hidup Daerah

n.a n.a

ANALISIS KEBUTUHAN ENERGI KALOR PADA INDUSTRI TAHU

BAB I PENDAHULUAN. Sementara produksi energi khususnya bahan bakar minyak yang berasal dari

FENOMENA GAS RUMAH KACA

I. PENDAHULUAN. pemanasan global antara lain naiknya suhu permukaan bumi, meningkatnya

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengolahan tanah merupakan tindakan mekanik terhadap tanah yang ditujukan

TINJAUAN PUSTAKA. oleh pemerintah untuk di pertahankan keberadaan nya sebagai hutan tetap.

SIH Standar Industri Hijau

Pemanfaatan canal blocking untuk konservasi lahan gambut

BAB I PENDAHULUAN. Penyerapan karbon oleh hutan dilakukan melalui proses fotosintesis. Pada proses

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Rataan suhu di permukaan bumi adalah sekitar K (15 0 C ), suhu

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Kupang merupakan ibukota Provinsi Nusa Tenggara Timur yang

I. PENDAHULUAN. Singkong merupakan salah satu komoditi pertanian di Provinsi Lampung.

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

NOMOR 11 TAHUN 2OO9 TENTANG

SAMBUTAN BUPATI SLEMAN PADA PUNCAK ACARA PERINGATAN HARI LINGKUNGAN HIDUP SE-DUNIA TINGKAT KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2014 TANGGAL : 27 JUNI 2014

BAB I PENDAHULUAN. sektor sosial budaya dan lingkungan. Salah satu sektor lingkungan yang terkait

I. PENDAHULUAN. Industri kelapa sawit merupakan salah satu industri penghasil devisa non migas di

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

L PEI\{DAITULUAIT 1.1 Latar Belakang Bahan tambang merupakan salah satu sumber daya alam yang dikuasai oleh negara dan harus dapat dimanfaatkan secara optimal untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat (amanat UUD 1945 Pasal 33 ayat 3). Sumber daya alan tersebut terdiri atas sumber daya alam yang dapat diperbaharui (renewable resources) dan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui (non-renewable resources). Salah satu sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui atalah batubara (Salim, 2005). Batubara adalah endapan senyawa organik karbon yang terbentuk secara alamiah dari sisa tumbuh-tumbuhan (Undang-undang No. 4 tahun 2009). Indonesia termasuk salah satu negara yang kaya akan sumberdaya energi dalam bentuk batubara. Sumberdaya batubara di Indonesia diperkirakan sebesar 36 milyar ton, tersebar di Sumatra (di Aceh 4,70 o/o; di Sumatra bagian Tengah 11,40 %o; di Sumatra Selatan 51,73 oh), di Kalimantan (di Kalimantan Selatan 9,99 %o; Kalimantan Timur 14,62 %o; Kalimantan Barat 5,83 Yo; di Kalimantan Tengah 1,20 o/o), sisanya terdapat di pulaujaw4. Sulawesi dan Irian Jaya (Sukandamrmidi,-2006)" Kalimantan Timur adalah salah satu provinsi yang memiliki sumberdaya alam tambang dan minyak bumi di Indonesia- Perusahaan pertambangan yang menjadi andalan produksi batubara di Provinsi Kalimantan Timur adalah PT. Kaltim Prima Coal (IJamzah,2005).

PT, Kaltim Prima Coal merupakan perusahaan pertambangan batubara dengan sistem tambang terbuka (open pit) yang mulai berproduksi sejak tahun l99l (Wardan4 2008). Untuk menunjang aktivitas penambangan batubara, PT. Kaltim Prima Coal menggunakan energi bahan bakar fosil yang mengeluarkan sejumlah emisi gas rumah kaca(sustainability Report PT- KPC, 2012)- Kegiatan manusia dalam penggunaan bahan bakar fosil dan alih guna lahan (pertanian, perkebunan dan pertambangan) merupakan sumber utama emisi Gas Rumah Kaca (GRK) terutama karbondioksida (CO2). COz memiliki kontribusi terbesar pada peningkatan suhu permukaan bumi dan terjadinya perubahan iklim (Soemarwoto, 1992). Salah satu cara yang paling efektif dalam penuunan emisi gas COz yaitu dengan memanfaatkan sifat alami pohon sebagai penyerap COz (Murdiyarso, 2003). Dengan demikian, keberadaan vegetasi pada lahan bekas tambang sebagai penyetap emisi akan membantu menyerap kelebihan COz di atmosfer (Wardana,2008). Reklamasi adalah usaha memperbaiki, memulihkan kembali, dan meningkatkan kondisi lahan yang telah rusak (kritis) sebagai akibat dari kegiatan usaha pertambangan agar dapat berfungsi secara optimal sesuai dengan peruntukannya. Kemudian lahan yang telah selesai direklamasi selanjutnya ditanami tumbuhan sebagai usaha untuk mengembalikan fungsi lahan sebelumnya @iatur dalam UU No. 1111967, PP No. 3211969, PP No. 75/2001, Permen ESDM No. 712014, Kepmen PE No l2ll.k/1995).

Berdasarkan uraian di atas, perlu dilakukan kuantifrkasi simpanan karbon di areal reklamasi pasca penambangan batubara untuk mengetahui kemampuan tanaman dalam menyerap CO2. Menurut Hairiah et al QAAL), mengukur jumlah karbon yang tersimpan dalam organ tanaman pada suatu lahan dapat menggambarkan banyaknya COz di atmosfer yangdapat diserap oleh tanaman. 12 Perumusan Masalah Dampak dari pemanasan global saat ini sudah sangat nyata dan telah mencapai tingkat yang membahayakan iklim bumi dan keseimbangan ekosistem (Hairiah dan Rahayu, 2007). Dengan demikian diperlukan upaya p nanganan untuk menyelamatkan ekosistem ini. Upaya penanganan tersebut, yaitu: pertama, mengurangi emisi COz ke atmosfer, dan kedua memindahkan COz dari atmosfer dan menyimpannya di daratan dan lautan. Upaya tersebut harus dilakukan secara bersamaan agar konsentrasi gas rumah kaca dapat stabil (Verchot et a1.,2007). Pertama, mengurangi konsumsi bahan bakar fosil, penggunimn teknologi bersih, dan penggunaan energi terbarukan dalam kegiatan industri. Di sektor non energi seperti pertanian dan kehutanan dilakukan dengan cara mendorong pemanfaatan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Kegiatan alih guna lahan harus dilakukan secara selektif, sehingga dapat mengurangi emisi gas rumah kaca ke atmosfer secara permanen. Kedua, melindungi, memperbaiki, dan meningkatkan rosot (sink) dan cadangan (reservofus) gas rumah kaca, baik pada ekosistem teresterial maupun ekosistem akuatik (Verchot et a1.,2007).

Pelepasan emisi karbon (C) yang terjadi akibat aktivitas penambangan batubara tidak dapat terhindarkan. Hal tersebut dapat mengganggu keseimbangan ekosistem dunia melalui efek rumah kaca yang ditimbulkannya. Ketidakseimbangan antara masukan dan keluaran karbon (C) serta hara lainnya lewat pengangkutan hasil tambang menyebabkan penurunan kesuburan tanah- Menurunnya tingkat kesuburan tanah pada tingkat lokal ini mengakibatkan rendahnya tingkat pertumbuhan tanaman, dan akan memberikan dampak terhadap lingkungan, misalnya erosi dan emisi gas methana (CH4), COz, NzO dan sebagainya (Widianto et a1.,2003). Reklamasi lahan bekas tambang serta pelestarian hutan alam sekunder menjadi salah satu upaya untuk mengimbangi dampak lingkungan akibat aktivitas penambangan batubara dan mengurangi emisi gas rumah kaca, di antaranya dengan menggunakan vegetasi sebagai penyerap emisi (Wardana, 2008). Dengan demikian, perlu diketahui jumlah karbon yang dapat dipindahkan dari atmosfer dan jumlah karbon yang disimpan dalam organ tanaman (Hairiah dan Rahayu,2007). Melihat dampak lingkungan yang ditimbulkan dari kegiatan pertambangan, maka hal yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini, yaitu: l. Berapa besar simpanan karbon tanaman hasil reklamasi di PT. Kaltim Prima Coal? 2. Berapa besar emisi gas rumah kaca, khususnya emisi gas CO2 yang dihasilkan dari aktivitas operasional penambangan baitbara PT. Kaltim Prima Coal? J. Berapa besar kemampuan tanaman hasil reklamasi di PT. Kaltim Prima Coal dalam mengurangi emisi gas rumah kac4 khususnya emisi gas CO2?

1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Menguantifikasi simpanan karbon tanaman hasil reklamasi di PT. Kaltim Prima Coal; 2. Mengetahui besarnya emisi gas rumah kaca, khususnya emisi gas CO2 yang dihasilkan dari aktivitas operasional penambangan batubara PT. Kaltim Prima Coal; 3. Menguantifikasi besarnya kemampuan tanaman hasil reklamasi di PT. Kaltim Prima Coal dalam menguftingi emisi gas rumah kaca, khususnya emisi gas Coz. 1.4 Manfaat Penelitian Berdasarkan tema penelitian ini, manfaat yang dapat diperoleh adalah : 1. Untuk pengembangan Ilmu Kehutanan terutama di bidang inventarisasi biomassa hutan; 2. Sebagai salah satu sumber informasi mengenai keberhasilan kegiatan reklamasi pasca penambangan batubara di PT. Kaltim Prima Coal yang ditiqiau dari kemampuan tananam dalam mengurangi emisi gas COz; 3. Sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya yang terkait dengan tema penelitian ini.

1.5 Kerangka Pemikiran Tahapan atau alur kerangka pemikiran yang digunakan dalam penelitian ini disajikan pada gambar 1 berikut. Reklamasi lahan bekas tambang Keterangan : O D r O : Awal dan akhir : Input : Proses : Output Porersi karton pasca reklamasi & revegetasi Salah satu informasi keberhasilan reklamasi pasca penambangan batubara Gambar 1. Kerangka Pemikiran