L PEI\{DAITULUAIT 1.1 Latar Belakang Bahan tambang merupakan salah satu sumber daya alam yang dikuasai oleh negara dan harus dapat dimanfaatkan secara optimal untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat (amanat UUD 1945 Pasal 33 ayat 3). Sumber daya alan tersebut terdiri atas sumber daya alam yang dapat diperbaharui (renewable resources) dan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui (non-renewable resources). Salah satu sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui atalah batubara (Salim, 2005). Batubara adalah endapan senyawa organik karbon yang terbentuk secara alamiah dari sisa tumbuh-tumbuhan (Undang-undang No. 4 tahun 2009). Indonesia termasuk salah satu negara yang kaya akan sumberdaya energi dalam bentuk batubara. Sumberdaya batubara di Indonesia diperkirakan sebesar 36 milyar ton, tersebar di Sumatra (di Aceh 4,70 o/o; di Sumatra bagian Tengah 11,40 %o; di Sumatra Selatan 51,73 oh), di Kalimantan (di Kalimantan Selatan 9,99 %o; Kalimantan Timur 14,62 %o; Kalimantan Barat 5,83 Yo; di Kalimantan Tengah 1,20 o/o), sisanya terdapat di pulaujaw4. Sulawesi dan Irian Jaya (Sukandamrmidi,-2006)" Kalimantan Timur adalah salah satu provinsi yang memiliki sumberdaya alam tambang dan minyak bumi di Indonesia- Perusahaan pertambangan yang menjadi andalan produksi batubara di Provinsi Kalimantan Timur adalah PT. Kaltim Prima Coal (IJamzah,2005).
PT, Kaltim Prima Coal merupakan perusahaan pertambangan batubara dengan sistem tambang terbuka (open pit) yang mulai berproduksi sejak tahun l99l (Wardan4 2008). Untuk menunjang aktivitas penambangan batubara, PT. Kaltim Prima Coal menggunakan energi bahan bakar fosil yang mengeluarkan sejumlah emisi gas rumah kaca(sustainability Report PT- KPC, 2012)- Kegiatan manusia dalam penggunaan bahan bakar fosil dan alih guna lahan (pertanian, perkebunan dan pertambangan) merupakan sumber utama emisi Gas Rumah Kaca (GRK) terutama karbondioksida (CO2). COz memiliki kontribusi terbesar pada peningkatan suhu permukaan bumi dan terjadinya perubahan iklim (Soemarwoto, 1992). Salah satu cara yang paling efektif dalam penuunan emisi gas COz yaitu dengan memanfaatkan sifat alami pohon sebagai penyerap COz (Murdiyarso, 2003). Dengan demikian, keberadaan vegetasi pada lahan bekas tambang sebagai penyetap emisi akan membantu menyerap kelebihan COz di atmosfer (Wardana,2008). Reklamasi adalah usaha memperbaiki, memulihkan kembali, dan meningkatkan kondisi lahan yang telah rusak (kritis) sebagai akibat dari kegiatan usaha pertambangan agar dapat berfungsi secara optimal sesuai dengan peruntukannya. Kemudian lahan yang telah selesai direklamasi selanjutnya ditanami tumbuhan sebagai usaha untuk mengembalikan fungsi lahan sebelumnya @iatur dalam UU No. 1111967, PP No. 3211969, PP No. 75/2001, Permen ESDM No. 712014, Kepmen PE No l2ll.k/1995).
Berdasarkan uraian di atas, perlu dilakukan kuantifrkasi simpanan karbon di areal reklamasi pasca penambangan batubara untuk mengetahui kemampuan tanaman dalam menyerap CO2. Menurut Hairiah et al QAAL), mengukur jumlah karbon yang tersimpan dalam organ tanaman pada suatu lahan dapat menggambarkan banyaknya COz di atmosfer yangdapat diserap oleh tanaman. 12 Perumusan Masalah Dampak dari pemanasan global saat ini sudah sangat nyata dan telah mencapai tingkat yang membahayakan iklim bumi dan keseimbangan ekosistem (Hairiah dan Rahayu, 2007). Dengan demikian diperlukan upaya p nanganan untuk menyelamatkan ekosistem ini. Upaya penanganan tersebut, yaitu: pertama, mengurangi emisi COz ke atmosfer, dan kedua memindahkan COz dari atmosfer dan menyimpannya di daratan dan lautan. Upaya tersebut harus dilakukan secara bersamaan agar konsentrasi gas rumah kaca dapat stabil (Verchot et a1.,2007). Pertama, mengurangi konsumsi bahan bakar fosil, penggunimn teknologi bersih, dan penggunaan energi terbarukan dalam kegiatan industri. Di sektor non energi seperti pertanian dan kehutanan dilakukan dengan cara mendorong pemanfaatan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Kegiatan alih guna lahan harus dilakukan secara selektif, sehingga dapat mengurangi emisi gas rumah kaca ke atmosfer secara permanen. Kedua, melindungi, memperbaiki, dan meningkatkan rosot (sink) dan cadangan (reservofus) gas rumah kaca, baik pada ekosistem teresterial maupun ekosistem akuatik (Verchot et a1.,2007).
Pelepasan emisi karbon (C) yang terjadi akibat aktivitas penambangan batubara tidak dapat terhindarkan. Hal tersebut dapat mengganggu keseimbangan ekosistem dunia melalui efek rumah kaca yang ditimbulkannya. Ketidakseimbangan antara masukan dan keluaran karbon (C) serta hara lainnya lewat pengangkutan hasil tambang menyebabkan penurunan kesuburan tanah- Menurunnya tingkat kesuburan tanah pada tingkat lokal ini mengakibatkan rendahnya tingkat pertumbuhan tanaman, dan akan memberikan dampak terhadap lingkungan, misalnya erosi dan emisi gas methana (CH4), COz, NzO dan sebagainya (Widianto et a1.,2003). Reklamasi lahan bekas tambang serta pelestarian hutan alam sekunder menjadi salah satu upaya untuk mengimbangi dampak lingkungan akibat aktivitas penambangan batubara dan mengurangi emisi gas rumah kaca, di antaranya dengan menggunakan vegetasi sebagai penyerap emisi (Wardana, 2008). Dengan demikian, perlu diketahui jumlah karbon yang dapat dipindahkan dari atmosfer dan jumlah karbon yang disimpan dalam organ tanaman (Hairiah dan Rahayu,2007). Melihat dampak lingkungan yang ditimbulkan dari kegiatan pertambangan, maka hal yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini, yaitu: l. Berapa besar simpanan karbon tanaman hasil reklamasi di PT. Kaltim Prima Coal? 2. Berapa besar emisi gas rumah kaca, khususnya emisi gas CO2 yang dihasilkan dari aktivitas operasional penambangan baitbara PT. Kaltim Prima Coal? J. Berapa besar kemampuan tanaman hasil reklamasi di PT. Kaltim Prima Coal dalam mengurangi emisi gas rumah kac4 khususnya emisi gas CO2?
1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Menguantifikasi simpanan karbon tanaman hasil reklamasi di PT. Kaltim Prima Coal; 2. Mengetahui besarnya emisi gas rumah kaca, khususnya emisi gas CO2 yang dihasilkan dari aktivitas operasional penambangan batubara PT. Kaltim Prima Coal; 3. Menguantifikasi besarnya kemampuan tanaman hasil reklamasi di PT. Kaltim Prima Coal dalam menguftingi emisi gas rumah kaca, khususnya emisi gas Coz. 1.4 Manfaat Penelitian Berdasarkan tema penelitian ini, manfaat yang dapat diperoleh adalah : 1. Untuk pengembangan Ilmu Kehutanan terutama di bidang inventarisasi biomassa hutan; 2. Sebagai salah satu sumber informasi mengenai keberhasilan kegiatan reklamasi pasca penambangan batubara di PT. Kaltim Prima Coal yang ditiqiau dari kemampuan tananam dalam mengurangi emisi gas COz; 3. Sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya yang terkait dengan tema penelitian ini.
1.5 Kerangka Pemikiran Tahapan atau alur kerangka pemikiran yang digunakan dalam penelitian ini disajikan pada gambar 1 berikut. Reklamasi lahan bekas tambang Keterangan : O D r O : Awal dan akhir : Input : Proses : Output Porersi karton pasca reklamasi & revegetasi Salah satu informasi keberhasilan reklamasi pasca penambangan batubara Gambar 1. Kerangka Pemikiran