I. PENDAHULUAN. kegiatan di bidang kesehatan. Sesuai dengan Pasal 4 Undang-Undang Nomor 23. yang sama dalam memperoleh derajat kesehatan yang optimal.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. oleh instansi pemerintah, baik itu di pusat, di daerah, dan dilingkungan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar (yang selanjutnya disebut UUD) 1945

secara jelas sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas dan menjamin penyediaan pelayanan publik

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan yang baik merupakan kebutuhan bagi setiap orang.

Arsip Nasional Republik Indonesia

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. khusus oleh pemerintah untuk menyelenggarakan jaminan pemeliharaan kesehatan bagi

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. mekanisme asuransi kesehatan sosial yang bersifat wajib (mandatory) berdasarkan

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. publik. Pelayanan publik ini salah satunya meliputi kesehatan. (1)

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan dalam melaksanakan pembangunan kesehatan. Dalam upaya menuju

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan khusus kepada penduduk miskin, anak-anak, dan para lanjut usia

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 37/PMK.02/2006 TENTANG

BAB II DESKRIPSI UMUM OBJEK PENELITIAN

GUBERNUR SULAWESI TENGAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Kesehatan merupakan kebutuhan mendasar dari setiap manusia

BUPATI SAMBAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SAMBAS,

BAB I PENDAHULUAN. jasa asuransi baru yang tersebar di berbagai daerah dengan menawarkan produk-produk

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 87 TAHUN : 2008 SERI : C PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 6 TAHUN 2008

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Hubungan Hukum dan Tanggung Jawab

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI

I. PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak luput dari ancaman bahaya yang akan

Mencermati PP Nomor. 28 Tahun 2003

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 632/MENKES/SK/IV/2005 TENTANG

PELAKSANAAN PEMBAYARAN KLAIM RAWAT INAP TINGKAT LANJUTAN (RITL) BAGI PESERTA ASKES OLEH PT. ASKES KEPADA RSI. IBNU SINA PADANG YULI TRINIA

Marita Ahdiyana, M. Si

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN. menurut Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004 dan Undang-undang Nomor

I. PENDAHULUAN. yang setiap saat dapat dialami oleh setiap manusia, sehingga mengakibatkan

BAB IV PENUTUP. A. KESIMPULAN 1. Perubahan PT ASKES ke BPJS Kesehatan meliputi perubahan badan

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 150, 2004 (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4456).

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, dan aspek-aspek lainnya. Aspek-aspek ini saling berkaitan satu dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. asuransi kesehatan. Penulis ditempatkan pada bagian operasional.

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. cukup pesat. Terbukti dengan semakin banyaknya berdiri asuransi-asuransi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia pada tahun 2004 sebagai bagian dari kewajiban pemerintah yang

1 BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Untuk itu pemerintah memiliki upaya upaya peningkatan kualitas

I. PENDAHULUAN. bekerja keras dengan hasil yang diperoleh disebut dengan penghasilan atau karya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kehidupan umat manusia. Setiap manusia yang lahir sudah melekat hak asasinya.

BAB I PENDAHULUAN. dapat diketahui kelemahan dan kekurangan jasa pelayanan kesehatan.

BAB II PELAKSANAAN JAMKESMAS DI KOTA BANDUNG

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. PT. Asuransi Kesehatan Indonesia atau juga dikenal dengan nama PT. Askes

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.693,2012

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. itu dari segi kebutuhan sandang, kebutuhan pangan, maupun kebutuhan papan

PP 28/2003, SUBSIDI DAN IURAN PEMERINTAH DALAM PENYELENGGARAAN ASURANSI KESEHATAN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN PENERIMA PENSIUN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sudah menjadi kodrat manusia untuk hidup dengan bersosialisasi dalam

I. PENDAHULUAN. Selaras dengan perkembangan dan kemajuan perekonomian suatu negara, setiap

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 Tentang BPJS yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu sarana kesehatan yang melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. berhak memperoleh perlindungan terhadap kesehatannya. yang tidak mampu untuk memelihara kesehatannya maka pemerintah mengambil

BERITA DAERAH KOTA CILEGON

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan sehat dan sejahtera adalah hak setiap warga negara. Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. memandang negara tersebut negara berkembang atau negara maju, namun pada

I. PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat yang optimal. 1. manusia yang harus dilindungi dan diperhatikan oleh Pemerintah.

PERATURAN BERSAMA MENTERI KESEHATAN DAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. disebutkan dalam alinea ke-4 Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. oleh rumah sakit adalah kepuasan pelanggan agar dapat bertahan, bersaing,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.29, 2013 KESRA. Sosial. Jaminan Kesehatan. Pelaksanaan.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN NUNUKAN NOMOR 05 TAHUN 2009 TENTANG SISTEM JAMINAN KESEHATAN DAERAH KABUPATEN NUNUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 115/PMK.02/2009 TENTANG PELAKSANAAN JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN MENTERI DAN PEJABAT TERTENTU

BAB I PENDAHULUAN. darah manusia yang umum dikenal, dan merupakan penggolongan darah yang

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah hak asasi setiap individu, hal ini dinyatakan dalam organisasi

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEDOMAN SURVEI MONITORING DAMPAK KRISIS BIDANG KETENAGAKERJAAN 2013

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara mengakui bahwa kesehatan menjadi modal terbesar untuk

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. kelompok dan bahkan oleh masyarakat. Untuk dapat mewujudkan keadaan sehat

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan investasi sumber daya manusia. Dengan masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. layanan publik yang prima bagi masyarakatnya sesuai yang telah diamanatkan

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR : 63 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN DANA ASURANSI KESEHATAN TINGKAT PERTAMA KOTA TANGERANG SELATAN

1 Universitas Kristen Maranatha

Laporan Geladi. BPJS Kesehatan Kantor Cabang Utama Kudus

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha. I.1.1 Bentuk Usaha. BPJS Kesehatan sebagai Badan Pelaksanaan merupakan badan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Bab ini membahas mengenai sejarah, lokasi, visi & misi, struktur organisasi,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. tanpa adanya perusahaan sebagai lapangan pekerjaan. Dengan demikian maka

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA PROBOLINGGO

I. PENDAHULUAN. mencapai kesejahteraan. Akan tetapi, masih banyak masyarakat dunia khususnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH TINDAKAN SUPERVISI, KECERDASAN EMOSI DAN KONFLIK PERAN TERHADAP KEPUASAN KERJA PADA PT. ASURANSI KESEHATAN DI CABANG SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat. Undang-Undang No.25 tahun 2009

BAB II TINJAUAN UMUM. 2.1 Konsep Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. menyelenggarakan program Jaminan Kesehatan Nasional sesuai dengan ketentuan

I. PENDAHULUAN. adalah pelayanan dalam bidang kesehatan. Pelayanan bidang kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. kebawah masih dikatakan kurang, hal ini dapat dilihat dengan masih sulitnya

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hukum memegang peran penting dalam berbagai segi kehidupan bermasyarakat dan bernegara seperti dalam bidang kesehatan. Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi setiap orang, yang merupakan bagian terpenting dari kesejahteraan, diperlukan dukungan hukum bagi penyelenggaraan berbagai kegiatan di bidang kesehatan. Sesuai dengan Pasal 4 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, menyatakan bahwa Setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh derajat kesehatan yang optimal. Pemerintah sangat berperan penting dalam pembangunan kesehatan seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, Pasal 7 yang menyatakan bahwa Pemerintah bertugas menyelenggarakan upaya kesehatan yang merata terjangkau oleh masyarakat. Pemerintah mempunyai tugas dan tanggung jawab kepada setiap warga negaranya untuk menjamin kemudahan memperoleh pelayanan kesehatan dan keringanan biaya pemeliharaan kesehatan. Pembangunan nasional dalam perkembangan hidup masyarakat telah banyak perubahan yang mendasar khususnya pembangunan kesehatan bagi kehidupan masyarakat baik dalam hal pemberdayaan masyarakat, upaya kesehatan, maupun

2 lingkungan strategis kesehatan. Pembangunan nasional tersebut salah satunya adalah Pelayanan Jaminan Kesehatan yang ditujukan bagi masyarakat miskin yang sulit untuk mendapatkan akses pelayanan kesehatan. Untuk itu pemerintah bekerja sama dengan para pihak untuk dapat menjalankan penyelenggaraan pembangunan kesehatan masyarakat dengan baik dan terlaksana sebagaimana mestinya. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1241/Menkes/SK/XI/2004 tentang Penugasan PT. Askes (Persero) dalam Pengelolaan Program Pemeliharaan Kesehatan bagi Masyarakat Miskin bahwa Pemerintah telah menunjuk PT. Askes (Persero) untuk mendistribusikan pelayanan jaminan kesehatan masyarakat. Dengan adanya kerjasama antara pemerintah dan PT. Askes (Persero) maka masyarakat dapat dengan mudah mendapatkan akses pelayanan kesehatan dengan baik. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional adalah Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (yang selanjutnya disebut Jamkesmas). Jamkesmas adalah program bantuan sosial untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat bagi masyarakat miskin dan tidak mampu yang diselenggarakan secara nasional, agar terjadi subsidi silang dalam rangka mewujudkan pelayanan kesehatan yang menyeluruh bagi masyarakat miskin. Jaminan yang diberikan adalah sistem pelayanan kesehatan, sistem kendali mutu pelayanan, dan sistem pembayaran pelayanan kesehatan untuk meningkatkan efisiensi jaminan kesehatan.

3 Selain program jaminan kesehatan masyarakat miskin PT. Askes (Persero) memberikan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat lain khususnya bagi Pegawai Negeri Sipil, Penerima Pensiun, Veteran dan Perintis kemerdekaan lainnya. Pasal 1 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2003 dinyatakan bahwa dalam rangka penyelenggaraan asuransi kesehatan bagi Pegawai Negeri Sipil dan Penerima Pensiun, Pemerintah wajib memberikan subsidi dan iuran. Melalui kerja sama antara PT. Askes (Persero) dan pemerintah, maka para PNS dan penerima pensiun mempunyai hak untuk mendapatkan asuransi kesehatan. PT. Askes (Persero) menjalin kerja sama dengan pemberi pelayanan kesehatan lainnya yaitu rumah sakit, optik, dokter keluarga dan PMI. Kemitraan PT. Askes (Persero) dan pemberi pelayanan kesehatan yang mempunyai tujuan untuk memberikan kemudahan dalam pelayanan kesehatan masyarakat. Selain mendapatkan akses kesehatan di rumah sakit masyarakat mendapatkan kemudahan dalam pelayanan kesehatan lainnya yang diberikan oleh para pihak pemberi pelayanan kesehatan, namun pelayanan kesehatan tersebut hanya dapat digunakan bagi masyarakat yang terdaftar sebagai peserta askes. Perserta askes adalah pegawai negeri sipil, penerima pensiun, veteran dan perintis kemerdekaan beserta keluarganya. Salah satu upaya yang dikembangkan PT. Askes (Persero) adalah memperluas pelayanan kesehatan bagi peserta askes ke Dokter Keluarga. Dokter Keluarga merupakan pemberi pelayanan kesehatan askes yang diharapkan dapat memberikan jaminan berobat dan pelayanan pertama bagi peserta askes dalam sistem pelayanan kesehatan. Aktifitas Dokter Keluarga dalam melayani pelayanan

4 kesehatan dengan terbuka, 24 jam dan bisa pertelepon, dengan demikian akan benefit yang diperoleh peserta. Peserta askes pun mendapatkan pelayanan kesehatan di Pelayanan Unit Tarnsfusi Darah yang telah bekerja sama dengan PT. Askes (Persero) untuk mendapatkan jaminan kesehatan. Peserta askes dapat menggunakan haknya dalam pelayanan kesehatan yang diberikan oleh PT. Akses (Persero) terhadap peserta askes. Pelayanan kesehatan terdapat di berbagai optik-optik yang telah menjalin kerjasama dengan PT. Askes (Persero) bahwa peserta askes mendapatkan jaminan kesehatan jika berobat ke optik, pelayanan yang didapatkan adalah peserta askes mendapatkan keringanan dalam jangkauan biaya dan kemudahan dalam pelayanan kesehatan. Badan Penyelenggara PT. Askes (Persero) senantiasa memperhatikan berbagai aspek mengenai hak dan kewajiban antara kedua belah pihak, evaluasi kinerja serta mutu dari dokter keluarga itu sendiri. Apabila pelayanan kesehatan tidak diberikan kepada peserta pengguna askes maka kemitraan yang dilakukan oleh pihak pemberi pelayanan kesehatan terhadap pengguna askes kurang terlaksana dengan baik. Oleh karena itu atas kesepakatan bersama antara pemberi pelayanan kesehatan dan PT. Askes (Persero) dapat terjalin dengan baik maka para pihak pemberi pelayanan kesehatan berkewajiban memberi pelayanan yang baik bagi peserta Askes demi menjaga mutu pelayanan kesehatan.

5 Berdasarkan uraian di atas, serta mengingat pentingnya kesehatan PT. Askes (Persero) sebagai Badan Penyelenggara dalam pelayanan kesehatan peserta Askes, maka peneliti tertarik untuk meneliti mengenai Tanggung Jawab PT. Askes (Persero) dalam Pelaksanaan Perjanjian Pelayanan Kesehatan. B. Rumusan Masalah Rumusan Masalah dalam penelitian ini adalah : Bagaimana Tanggung Jawab PT. Askes (Persero) dalam Pelaksanaan Perjanjian Pelayanan Kesehatan? Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka yang menjadi pokok bahasan adalah : 1. Hubungan Hukum dalam Pelayanan Kesehatan. 2. Tanggung jawab PT. Askes (Persero) dalam Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan. C. Ruang Lingkup Penelitian ini termasuk ruang lingkup bidang hukum keperdataan, mengenai Hukum Asuransi dan Hukum Perjanjian. Adapun bidang kajian dalam penulisan ini hanya terbatas pada tanggung jawab PT. Askes (Persero) dalam Pelayanan Kesehatan Berdasarkan Peraturan yang berlaku.

6 D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan pokok bahasan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah memperoleh deskripsi lengkap, rinci, dan sistematis tentang : 1. Hubungan hukum dalam pelayanan kesehatan. 2. Tanggung jawab PT. Askes (Persero) dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan. 2. Kegunaan Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian yang diuraikan, maka kegunaan penelitian dalam penulisan ini adalah : a. Kegunaan teoritis, secara teoritis, penelitian ini berguna sebagai upaya pengembangan ilmu hukum khususnya di bidang Asuransi dan Perjanjian. b. Kegunaan praktis, penelitian ini dapat menambah informasi dan menyumbangkan pemikiran kepada semua pihak tentang bagaimana tanggung jawab PT. Askes (Persero). Dan sebagai salah satu syarat bagi penulis untuk menyelesaikan studi S1 pada program Studi Ilmu Hukum Universitas Lampung.