BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Batu bara adalah salah satu bahan bakar fosil. Pengertian umumnya adalah batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari endapan organik, utamanya adalah sisa-sisa tumbuhan dan terbentuk melalui proses pembatubaraan. Unsur-unsur utamanya terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen. Batu bara juga adalah batuan organik yang memiliki sifat-sifat fisika dan kimia yang kompleks yang dapat ditemui dalam berbagai bentuk. Batubara adalah penghasil listrik hampir setengah dari listrik dunia. Di Indonesia, batubara saat ini menjadi komoditi idola dari dunia pertambangan. Walaupun jumlah batubara di Indonesia hanya sekitar 1% dari jumlah batubara di dunia, namun saat ini Indonesia adalah pengekspor batubara terbesar di dunia. Karakteristik batubara Indonesia yang berkualitas bituminus - sub bituminus, sangat cocok untuk bahan bakar PLTU. Oleh karena itu batubara indonesia banyak diminati juga oleh negara lain. Di samping itu posisi Indonesia sebagai negara kepulauan cukup strategis untuk pengiriman batubara ke negara lain melalui transportasi laut. Sejak tahun 2011, industri batubara dunia (eksplorasi, eksploitasi, perdagangan dll) mengalami tekanan berat. Beberapa perusahaan telah tutup, karena tidak kuat mengatasi ongkos operasional yang makin 1
membesar padahal harga batubara tidak kunjung membaik. Tidak sedikit pelaku industri batubara yang menutup proyeknya, menghentikan ekspansi atau mengurangi produksi. Sebagai pemasok dan pengkonsumsi batubara terbesar di dunia, untuk pertamakalinya dalam sejarah seratus tahun, produksi batubara China juga turun di tahun 2014 sebesar 2.1%, seperti dilansir oleh Guardian. Jatuhnya harga batubara dunia, menimbulkan efek berantai pada rantai pasokan batubara. Otomatis terjadi tekanan terhadap produsen batubara terhadap pihak yang terlibat dalam industri batubara seperti jasa pertambangan batubara terkait biaya jasa eksploitasi batubara dan pengupasan tanah (overburden). Efek berantai ini cukup memperberat industri jasa pertambangan batubara, karena produsen menginginkan biaya pengupasan dan eksploitasi lebih rendah dari sebelumnya. PT XYZ sebagai salah satu perusahaan yang bergerak didalam industri Batubara khususnya jasa pertambangan batubara (mining contractor) juga ikut terkena dampak tekanan tersebut. Sehingga diperlukan cara-cara yang efektif dan efisien untuk bisa terus survive didalam masa yang penuh tantangan seperti saat ini. Dengan melihat dari latar belakang mengenai kondisi batubara aktual, yakni suatu keadaan dimana lesunya industri batubara nasional dan global, maka diperlukan suatu cara-cara yang harus ditempuh oleh para pelaku industri Batubara untuk bisa survive ditengah kondisi seperti ini. PT XYZ mencanangkan program cost down disemua lini bisnis, yang merupakan jawaban atas kondisi dunia pertambangan sehingga diharapkan dengan 2
adanya program ini PT XYZ tetap bisa memberikan pelayanan terbaik kepada customer dan memberikan nilai tambah kepada stake holder disaat kondisi yang sulit seperti ini sebagaimana misi perusahaan. Dan untuk melihat tingkat efektifitas dan efisiensi dari salah satu program cost down yang ada di PT XYZ pada Divisi Supply Management maka dilakukan penelitian dengan judul : Analisa pembelian item Non ATPM terhadap Cost Down Program di PT XYZ. 1.2.Rumusan Masalah Cost Down Program merupakan salah satu program yang dicanangkan oleh Management PT XYZ dalam menghadapi kondisi bisnis Batubara yang saat ini sedang dalam masa yang sulit. Oleh karena itu penulis akan merumuskan masalah yang ada sebagai berikut : 1. Apakah dampak pembelian item Non ATPM terhadap cost down program di Perusahaan? 2. Apakah pembelian ke supplier non ATPM sudah tepat? 3. Apakah kualitas item Non ATPM sama dengan item ATPM? 1.3.Batasan Masalah Agar dalam penelitian ini lebih mengarah ke tujuan penelitian, pada penelitian ini batasan masalah yang dibuat adalah terfokus kepada Analisa Kualitas Life Time dan Cost pada item Non ATPM. 3
1.4.Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut : 1. Untuk melihat dampak pembelian item Non ATPM terhadap cost down program di PT XYZ 2. Untuk menemukan cara pembelian item Non ATPM yang benar 3. Untuk melihat kualitas item Non ATPM apakah sama dengan kualitas item ATPM 1.5.Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah: BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan berisi latar belakang, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, dan sistematika penelitian. BAB II DASAR TEORI Bab ini menjelaskan teori-teori dasar yang digunakan dalam penelitian meliputi Supply Chain Management, Purchasing, Original Equipment Manufacturer, Repair and Maintenance Inventory, dan Uji rata-rata dua sampel. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini menjelaskan metode yang digunakan dalam penelitian yakni rancangan penelitian, pendekatan penelitian, jenis data penelitian, teknik 4
pengumpulan data, teknik pengolahan data, dan langkah-langkah penelitian. BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Bab ini berisi tentang pelaksanaan penelitian dengan menyajikan data-data yang dikumpulkan dan dilakukan pengolahan atas data yang ada dengan menggunakan perhitungan ilmiah. BAB V ANALISA HASIL Bab ini merupakan analisa hasil terhadap data yang diperoleh pada bab sebelumnya dan memberikan gambaran terhadap data dalam suatu penelitian. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi rangkuman pembahasan masalah dan kesimpulan secara keseluruhan, sedangkan saran dan anjuran mengenai tindakan selanjutnya dengan adanya penelitian ini. 5