VIII. SIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN 8.1. Simpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan Bab V sampai dengan Bab VII, dirumuskan beberapa simpulan sebagai berikut: 1. Undang-undang ketenagakerjaan era otda memiliki aspek positif dalam hal adanya jaminan pekerja untuk membentuk serikat pekerja dan mendorong penyelesaian intern antara pekerja dan pengusaha melalui perundingan. Namun masih terdapat beberapa keberatan: (1) dari sisi perusahaan dalam hal peningkatan nilai upah minimum tidak dibarengi dengan peningkatan produktivitas dan dalam hal proses PHK serta pembayaran uang pesangon, dan (2) dari sisi pekerja dalam hal sistem kontrak dan pemborongan pekerja di tingkat perusahaan. 2. Jumlah populasi penduduk berpengaruh lebih tinggi pada peningkatan jumlah penawaran TK berpendidikan rendah dibandingkan dengan penawaran TK berpendidikan menengah dan berpendidikan tinggi. 3. Peningkatan upah rata-rata sektor pertanian berpengaruh negatif pada penurunan: (1) permintaan TK berpendidikan rendah, menengah, dan berpendidikan tinggi di sektor pertanian, (2) permintaan TK berpendidikan menengah dan berpendidikan tinggi di sektor industri, dan (3) permintaan TK berpendidikan menengah dan berpendidikan tinggi di sektor jasa.
196 4. Peningkatan nilai produksi sektor pertanian, industri dan jasa berpengaruh positif pada permintaan TK berpendidikan menengah dan berpendidikan tinggi di masing-masing sektor. 5. Upah minimum sektor pertanian, industri dan jasa berpengaruh pada meningkatkan upah rata-rata masing-masing sektor. Terdapat fenomena upah sundulan dimana penerapan kebijakan upah minimum dan adanya tuntutan kekuatan serikat pekerja telah menyebabkan kenaikan upah rata-rata bagi pekerja di luar target kebijakan upah minimum. 6. Upah minimum berpengaruh pada nilai investasi di sektor pertanian, industri dan jasa. Sementara jumlah kasus pemogokan berpengaruh pada investasi sektor industri. Peubah kebijakan upah minimum yang setiap tahun dinaikkan dan maraknya jumlah kasus pemogokan dan unjuk rasa menggambarkan tingginya resiko ketidakpastian di pasar tenaga kerja dan berpengaruh negatif terhadap nilai investasi. 7. Penetapan upah minimum di atas tingkat inflasi rata-rata pada prinsipnya dapat meningkatkan kesejahteraan pekerja yang menjadi terget kebijakan upah minimum. Namun kebijakan upah minimum tanpa adanya kontrol terhadap kekuatan serikat pekerja pada periode otonomi daerah 2001-2004 telah menyebabkan peningkatan tingkat pengangguran terutama pengangguran berpendidikan rendah dan menyebabkan memburuknya kondisi perekonomian makro. 8. Permasalahan hubungan industrial yang diproksi dengan jumlah kasus pemogokan dan unjuk rasa menyebabkan peningkatan faktor
197 ketidakpastian di pasar TK. Penyelesaian permasalahan tersebut dapat berdampak pada peningkatan investasi dan nilai produksi agregat serta penurunan tingkat pengangguran dan tingkat inflasi di era otda 2001-2004. 9. Diramalkan peningkatan nilai upah minimum tahun 2007-2010 berdampak positif terhadap kesejahteraan pekerja tetapi berdampak negatif terhadap pengusaha dan perekonomian disebabkan peningkatan upah tidak dibarengi peningkatan produktivitas pekerja. 10. Diperkirakan upaya mencari solusi penyelesaian masalah hubungan industrial, penurunan suku bunga dan peningkatan pengeluaran infrastruktur tahun 2007-2010 akan lebih efektif untuk menstimulasi peningkatan nilai investasi dan produksi agregat serta penurunan tingkat pengangguran dan tingkat inflasi. 11. Pilihan simulasi kebijakan peramalan terbaik yang dapat dipilih agar dapat memenuhi harapan pihak pekerja, pengusaha, dan tidak memperburuk perekonomian Indonesia di era otda 2007-2010 yang akan datang adalah: (1) Simulasi 6: Penurunan jumlah kasus pemogokan dan unjuk rasa 50 persen, dan (2) Simulasi 12: Kombinasi simulasi penurunan jumlah kasus pemogokan dan unjuk rasa 50 persen, penurunan suku bunga 6 persen dan peningkatan pengeluaran infrastruktur 40 persen. 12. Pilihan simulasi kebijakan peramalan yang dapat memenuhi Triple Track Strategy adalah: (1) Simulasi 1: Upah minimum tetap sebesar nilai tahun 2006 (tidak ada penyesuaian upah minimum sejak tahun 2007), (2) Simulasi 5: Penurunan kekuatan serikat buruh TKFP 90 persen, TKFI 1.5 persen, dan TKF 2,5 persen, (3) Simulasi 6: Penurunan jumlah kasus
198 pemogokan dan unjuk rasa 50 persen, (4) Simulasi 8: Peningkatan pengeluaran infrastruktur 40 persen, (5) Simulasi 10: Kombinasi simulasi penurunan suku bunga 6 persen dan peningkatan pengeluaran infrastruktur 40 persen, dan (6) Simulasi 12: Kombinasi simulasi penurunan jumlah kasus pemogokan dan unjuk rasa 50 persen, penurunan suku bunga 6 persen dan peningkatan pengeluaran infrastruktur 40 persen. 13. Pilihan simulasi kebijakan peramalan terbaik agar dapat memenuhi harapan pihak pekerja, pengusaha, dan tidak memperburuk perekonomian Indonesia juga memenuhi Triple Track Strategy di era otda 2007-2010 yang akan datang adalah Simulasi 12: Kombinasi simulasi penurunan jumlah kasus pemogokan dan unjuk rasa 50 persen, penurunan suku bunga 6 persen dan peningkatan pengeluaran infrastruktur 40 persen. 8.2. Implikasi Kebijakan Berdasarkan simpulan, disusun implikasi kebijakan sebagai berikut: 1. Bila pemerintah tetap mempertahankan kebijakan upah minimum di era otda yang akan datang maka bersama dengan serikat buruh, pengusaha dan pihak perguruan tinggi perlu melakukan evaluasi terkait dengan: (1) nilai upah minimum, (2) tuntutan serikat pekerja dan (3) upaya peningkatan produktivitas TK. Upaya peningkatan produktivitas TK dapat dilakukan melalui perbaikan kondisi perekonomian dan industri, perbaikan regulasi pemerintah dan perbaikan karakteristik angkatan kerja agar tidak memperburuk tingkat pengangguran dan perekonomian 2007-2010 mendatang.
199 2. Agar masalah hubungan indutrial di era otda yang akan datang dapat mencapai penyelesaian yang memenuhi harapan pihak pekerja dan pengusaha diperlukan peran pemerintah sebagai regulator dan mediator yang adil untuk meningkatkan kepercayaan kedua belah pihak. 3. Bila pemerintah ingin mewujudkan peningkatan investasi di era otda yang akan datang maka kebijakan yang sebaiknya dilakukan adalah menurunkan resiko ketidakpastian di pasar TK, menurunkan suku bunga dan meningkatkan pengeluaran pembangunan untuk infrastruktur. Penurunan resiko dapat dilakukan melalui evaluasi ulang sistem penetapan kebijakan upah minimum dan kebijakan perselisihan hubungan industrial yang dapat memenuhi keinginan pekerja dan pengusaha. 4. Bila di era otda yang akan datang pemerintah ingin: (1) mencapai pertumbuhan ekonomi yang bertumpu pada investasi, (2) memicu sektor riil yang memperluas kesempatan kerja, dan (3) meningkatkan investasi sektor pertanian, maka penurunan resiko ketidakpastian di pasar tenaga kerja dan peningkatan pengeluaran pembangunan untuk infrastruktur adalah upaya yang seharusnya dilakukan segera oleh pemerintah untuk masa yang akan datang. 8.3. Saran Penelitian Lanjutan Berdasarkan hasil penelitian dan keterbatasan dalam penelitian ini, disarankan: 1. Kebijakan ketenagakerjaan memberikan pengaruh berbeda pada setiap kelompok TK. Oleh karena itu, perlu penelitian lanjutan yang lebih spesifik dengan mendisagregasi TK berdasarkan wilayah, sektor formal
200 dan informal, jenis kelamin, serta daerah perkotaan dan pedesaan di era otda yang akan datang. 2. Undang-undang Ketenagakerjaan No.13 Tahun 2003 dan Undang-undang No.2 Tahun 2004 tentang penyelesaian perselisihan hubungan industrial memberatkan pihak pengusaha dalam hal mempekerjakan TK perempuan. Perlu analisis dampak kebijakan ketenagakerjaan yang lebih spesifik terhadap isu gender. 3. Terdapat pengaruh jumlah kasus pemogokan dan unjuk rasa terhadap investasi, juga pengaruh kekuatan serikat pekerja terhadap peningkatan upah rata-rata yang relatif besar pada sektor industri dibandingkan pada sektor lainnya. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian lanjutan yang lebih mendisagregasi sektor industri di era otda yang akan datang. 4. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sumber permasalahan hubungan industrial yang tercermin pada penyebab kasus pemogokan adalah upah. Di sisi lain setiap tahun pemerintah telah melakukan penyesuaian nilai upah minimum. Terdapat kesenjangan antara harapan pihak pekerja, keinginan pihak pengusaha dan kebijakan yang telah ditetapkan pemerintah. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang preferensi pekerja, pengusaha dan pemerintah terhadap sistem penyesuaian upah minimum dan kebijakan perselisihan hubungan industrial agar dapat memenuhi harapan kedua belah pihak dan memperbaiki kondisi perekonomian makro di era otda yang akan datang.
201 5. Perlu penelitian lanjutan yang lebih spesifik tentang upaya penurunan tingkat pengangguran di era otda yang akan datang melalui kebijakan sumbangan pendidikan dan pelatihan, kebijakan menaikkan tabungan nasional, kebijakan untuk meningkatkan penelitian dan pengembangan, dan Undang-undang ketenagakerjaan tentang perselisihan hubungan industrial yang lebih spesifik pada setiap subsektor industri.