VIII. SIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN. Berdasarkan hasil dan pembahasan Bab V sampai dengan Bab VII,

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. menganggap pengangguran bukan masalah ketenagakerjaan yang serius

VIII. SIMPULAN, IMPLIKASI KEBIJAKAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis deskripsi, estimasi dan simulasi kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. saat ini sudah mencapai kondisi yang cukup memprihatinkan. Jumlah penganggur

Daftar Isi. Daftar Isi... i Daftar Tabel... iii Daftar Gambar... vii 1. PENDAHULUAN...1

KEBIJAKAN KETENAGAKERJAAN

DAMPAK PERMASALAHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA DI ERA OTONOMI DAERAH

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

V. STRUKTUR PASAR TENAGA KERJA INDONESIA

I. PENDAHULUAN. membangun infrastruktur dan fasilitas pelayanan umum. pasar yang tidak sempurna, serta eksternalitas dari kegiatan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. Semakin banyak penduduknya maka semakin besar pula kesempatan kerja yang dibutuhkan.

Dampak Kebijakan Upah Minimum terhadap Tingkat Upah dan Penyerapan Tenaga Kerja di Daerah Perkotaan Indonesia

Keadaan Ketenagakerjaan Agustus 2017 Di Provinsi Sulawesi Barat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ketenagakerjaan merupakan masalah yang selalu menjadi perhatian utama

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada masa pemulihan krisis ekonomi lalu muncul tuntutan ketidakpuasan

VI. HASIL ESTIMASI MODEL PASAR TENAGA KERJA DAN PEREKONOMIAN MAKRO. Hasil estimasi yang terdapat dalam bab ini merupakan hasil akhir setelah

Profil Pekerjaan yang Layak INDONESIA

Perluasan Lapangan Kerja

BAB V PENUTUP. penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya. Kemudian, akan

Menilai Pekerjaan Layak di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. fiskal maupun moneter. Pada skala mikro, rumah tangga/masyarakat misalnya,

I. PENDAHULUAN. Keputusan migrasi didasarkan pada perbandingan untung rugi yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek.

I. PENDAHULUAN. Sejak tahun 2001 Indonesia telah memberlakukan desentralisasi yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. berkembang adalah adanya kegiatan ekonomi subsistence, yakni sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. lapangan atau peluang kerja serta rendahnya produktivitas, namun jauh lebih

I. PENDAHULUAN. yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat memperluas

VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN. dampak investasi dan pengeluaran pemerintah terhadap kinerja perekonomian

BAB 22 PERBAIKAN IKLIM KETENAGAKERJAAN

MENINGKATKAN DAYA SAING DAN PRODUKTIVITAS MELALUI PEKERJAAN YANG LAYAK. Oleh : 9 Juli 2015 DPN APINDO

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. rata-rata pendapatan riil dan standar hidup masyarakat dalam suatu wilayah. Oleh

SIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

VIII. KESIMPULAN, IMPLIKASI KEBIJAKAN DAN PENELITIAN LANJUTAN

BAB III KEBIJAKAN PENGUPAHAN DI INDONESIA. A. Perumusan Kebijakan Upah Buruh di Indonesia

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2015

BAB 23 PERBAIKAN IKLIM KETENAGAKERJAAN

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya. Modal dapat berasal dari dalam negeri maupun luar negeri.

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi banyak dilakukan di beberapa daerah dalam

I. PENDAHULUAN. dalam penetapan tingkat upah. Kebijakan ini disebut dengan kebijakan upah

TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PADA FEBRUARI 2008 SEBESAR 6,04 PERSEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Permasalahan ketenagakerjaan disadari bersifat kompleks karena

BAB I PENDAHULUAN. fenomena yang relatif baru bagi perekonomian Indonesia. perekonomian suatu Negara. Pertumbuhan ekonomi juga diartikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, masih memiliki stuktur

BAB I PENDAHULUAN. Riskha Mardiana, 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016

BAB I PENDAHULUAN. mereka yang selama ini dikesampingkan oleh perusahaan. Wadah itu adalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia secara langsung, karena pelaku dari pengangguran itu adalah masyarakat,

BAB II TINJAUAN TEORI. Tenaga Kerja adalah penduduk yang berada dalam usia kerja. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di berbagai bidang perekonomian. Pembangunan ekonomi secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengangguran merupakan masalah ketenagakerjaan yang sering dihadapi

I. PENDAHULUAN. Inflasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Inflasi dapat di artikan sebagai suatu proses meningkatnya harga-harga

BAB I PENDAHULUAN. didunia, termasuk Indonesia. Apabila inflasi ditekan dapat mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. of The Republic of Indonesia. Jakarta, 1992, page 18. Universitas Indonesia. Pengaruh upah minimum..., Gianie, FE UI, 2009

Lalu Husni, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Edisi Revisi, ctk. Duabelas, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2014, hlm. 234.

DAMPAK KEBIJAKAN KETENAGAKERJAAN TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DAN PEREKONOMIAN INDONESIA DI ERA OTONOMI DAERAH DISERTASI EVI LISNA

Setiap karyawan dapat membentuk atau bergabung dalam suatu kelompok. Mereka mendapat manfaat atau keun-tungan dengan menjadi anggota suatu kelompok.

BAB I PENDAHULUAN. yang berhubungan dengan warga negaranya. Terlebih pada negara-negara yang

BAB VI KESIMPULAN DAN IMPLIKASI. 6.1 Kesimpulan. sektor kehutanan yang relatif besar. Simulasi model menunjukkan bahwa perubahan

BAB I PENDAHULUAN. inflasi yang rendah dan stabil. Sesuai dengan UU No. 3 Tahun 2004 Pasal 7,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. sosial, yaitu berupa kegiatan-kegiatan yang dilakukan suatu negara untuk

Universitas Sumatera Utara

I. PENDAHULUAN. Pekerja/buruh adalah setiap orang yang bekerja untuk orang lain karena adanya

PENGANGGURAN, INFLASI & KEBIJAKAN PEMERINTAH

BAB I PENDAHULUAN. perburuhan yang menyangkut tentang upah masih menjadi permasalahan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan dalam bidang ketenagakerjaan merupakan bagian dari usaha

VII. SIMPULAN DAN SARAN

TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PADA FEBRUARI 2009 SEBESAR 6,00 PERSEN

ANALISA PERENCANAAN KEBUTUHAN TENAGA KERJA DI KABUPATEN INDRAGIRI HILIR

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah

BAB 1 PENDAHULUAN. Grafik 1.1 Perkembangan NFA periode 1997 s.d 2009 (sumber : International Financial Statistics, IMF, diolah)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan ekonomi suatu negara akan mengalami kemajuan jika diiringi dengan

PANDANGAN AHLI EKONOMI KLASIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Gambar Perkembangan Kemiskinan di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. menentukan maju tidaknya suatu negara. Menurut Adam Smith (2007) tidak ada masyarakat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat untuk mengumpulkan dana guna membiayai kegiatan-kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi nasional suatu negara sangat memengaruhi tingkat

BAB I PENDAHULUAN. negara lain, khususnya anggota ASEAN 5, yaitu Malaysia, Filipina, Thailand dan Singapura

Laporan Akhir Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi Tahun Anggaran 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh negara-negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan perekonomian dalam suatu negara dipengaruhi oleh tingkat inflasi. Inflasi

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Laporan Upah Global 2016/17. Ketimpangan upah di tempat kerja

BAB 23 PERBAIKAN IKLIM KETENAGAKERJAAN

DAFTAR ISI... HALAMAN DAFTAR TABEL... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR BOKS... KATA PENGANTAR...

BAB I PENDAHULUAN. negara. Inflasi itu sendiri yaitu kecenderungan dari harga-harga untuk menaik

Matakuliah : J 0034/Ekonomi Makro Tahun : 2005 Versi : Revisi 3. Pertemuan 3 Pemikiran Makro Ekonomi Klasik

BAB I PENDAHULUAN. lembaga /manajer investasi) melakukan redemption (menarik kembali) investasinya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebijakan pengupahan yang dilakukan pemerintah untuk melindungi

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR : PER-01/MEN/1994 TENTANG SERIKAT PEKERJA TINGKAT PERUSAHAAN MENTERI TENAGA KERJA,

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mencapai cita-cita bangsa tersebut, pembangunan nasional disemua bidang

PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2007: PROSPEK DAN KEBIJAKAN

SURVEI PERSEPSI PASAR

Transkripsi:

VIII. SIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN 8.1. Simpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan Bab V sampai dengan Bab VII, dirumuskan beberapa simpulan sebagai berikut: 1. Undang-undang ketenagakerjaan era otda memiliki aspek positif dalam hal adanya jaminan pekerja untuk membentuk serikat pekerja dan mendorong penyelesaian intern antara pekerja dan pengusaha melalui perundingan. Namun masih terdapat beberapa keberatan: (1) dari sisi perusahaan dalam hal peningkatan nilai upah minimum tidak dibarengi dengan peningkatan produktivitas dan dalam hal proses PHK serta pembayaran uang pesangon, dan (2) dari sisi pekerja dalam hal sistem kontrak dan pemborongan pekerja di tingkat perusahaan. 2. Jumlah populasi penduduk berpengaruh lebih tinggi pada peningkatan jumlah penawaran TK berpendidikan rendah dibandingkan dengan penawaran TK berpendidikan menengah dan berpendidikan tinggi. 3. Peningkatan upah rata-rata sektor pertanian berpengaruh negatif pada penurunan: (1) permintaan TK berpendidikan rendah, menengah, dan berpendidikan tinggi di sektor pertanian, (2) permintaan TK berpendidikan menengah dan berpendidikan tinggi di sektor industri, dan (3) permintaan TK berpendidikan menengah dan berpendidikan tinggi di sektor jasa.

196 4. Peningkatan nilai produksi sektor pertanian, industri dan jasa berpengaruh positif pada permintaan TK berpendidikan menengah dan berpendidikan tinggi di masing-masing sektor. 5. Upah minimum sektor pertanian, industri dan jasa berpengaruh pada meningkatkan upah rata-rata masing-masing sektor. Terdapat fenomena upah sundulan dimana penerapan kebijakan upah minimum dan adanya tuntutan kekuatan serikat pekerja telah menyebabkan kenaikan upah rata-rata bagi pekerja di luar target kebijakan upah minimum. 6. Upah minimum berpengaruh pada nilai investasi di sektor pertanian, industri dan jasa. Sementara jumlah kasus pemogokan berpengaruh pada investasi sektor industri. Peubah kebijakan upah minimum yang setiap tahun dinaikkan dan maraknya jumlah kasus pemogokan dan unjuk rasa menggambarkan tingginya resiko ketidakpastian di pasar tenaga kerja dan berpengaruh negatif terhadap nilai investasi. 7. Penetapan upah minimum di atas tingkat inflasi rata-rata pada prinsipnya dapat meningkatkan kesejahteraan pekerja yang menjadi terget kebijakan upah minimum. Namun kebijakan upah minimum tanpa adanya kontrol terhadap kekuatan serikat pekerja pada periode otonomi daerah 2001-2004 telah menyebabkan peningkatan tingkat pengangguran terutama pengangguran berpendidikan rendah dan menyebabkan memburuknya kondisi perekonomian makro. 8. Permasalahan hubungan industrial yang diproksi dengan jumlah kasus pemogokan dan unjuk rasa menyebabkan peningkatan faktor

197 ketidakpastian di pasar TK. Penyelesaian permasalahan tersebut dapat berdampak pada peningkatan investasi dan nilai produksi agregat serta penurunan tingkat pengangguran dan tingkat inflasi di era otda 2001-2004. 9. Diramalkan peningkatan nilai upah minimum tahun 2007-2010 berdampak positif terhadap kesejahteraan pekerja tetapi berdampak negatif terhadap pengusaha dan perekonomian disebabkan peningkatan upah tidak dibarengi peningkatan produktivitas pekerja. 10. Diperkirakan upaya mencari solusi penyelesaian masalah hubungan industrial, penurunan suku bunga dan peningkatan pengeluaran infrastruktur tahun 2007-2010 akan lebih efektif untuk menstimulasi peningkatan nilai investasi dan produksi agregat serta penurunan tingkat pengangguran dan tingkat inflasi. 11. Pilihan simulasi kebijakan peramalan terbaik yang dapat dipilih agar dapat memenuhi harapan pihak pekerja, pengusaha, dan tidak memperburuk perekonomian Indonesia di era otda 2007-2010 yang akan datang adalah: (1) Simulasi 6: Penurunan jumlah kasus pemogokan dan unjuk rasa 50 persen, dan (2) Simulasi 12: Kombinasi simulasi penurunan jumlah kasus pemogokan dan unjuk rasa 50 persen, penurunan suku bunga 6 persen dan peningkatan pengeluaran infrastruktur 40 persen. 12. Pilihan simulasi kebijakan peramalan yang dapat memenuhi Triple Track Strategy adalah: (1) Simulasi 1: Upah minimum tetap sebesar nilai tahun 2006 (tidak ada penyesuaian upah minimum sejak tahun 2007), (2) Simulasi 5: Penurunan kekuatan serikat buruh TKFP 90 persen, TKFI 1.5 persen, dan TKF 2,5 persen, (3) Simulasi 6: Penurunan jumlah kasus

198 pemogokan dan unjuk rasa 50 persen, (4) Simulasi 8: Peningkatan pengeluaran infrastruktur 40 persen, (5) Simulasi 10: Kombinasi simulasi penurunan suku bunga 6 persen dan peningkatan pengeluaran infrastruktur 40 persen, dan (6) Simulasi 12: Kombinasi simulasi penurunan jumlah kasus pemogokan dan unjuk rasa 50 persen, penurunan suku bunga 6 persen dan peningkatan pengeluaran infrastruktur 40 persen. 13. Pilihan simulasi kebijakan peramalan terbaik agar dapat memenuhi harapan pihak pekerja, pengusaha, dan tidak memperburuk perekonomian Indonesia juga memenuhi Triple Track Strategy di era otda 2007-2010 yang akan datang adalah Simulasi 12: Kombinasi simulasi penurunan jumlah kasus pemogokan dan unjuk rasa 50 persen, penurunan suku bunga 6 persen dan peningkatan pengeluaran infrastruktur 40 persen. 8.2. Implikasi Kebijakan Berdasarkan simpulan, disusun implikasi kebijakan sebagai berikut: 1. Bila pemerintah tetap mempertahankan kebijakan upah minimum di era otda yang akan datang maka bersama dengan serikat buruh, pengusaha dan pihak perguruan tinggi perlu melakukan evaluasi terkait dengan: (1) nilai upah minimum, (2) tuntutan serikat pekerja dan (3) upaya peningkatan produktivitas TK. Upaya peningkatan produktivitas TK dapat dilakukan melalui perbaikan kondisi perekonomian dan industri, perbaikan regulasi pemerintah dan perbaikan karakteristik angkatan kerja agar tidak memperburuk tingkat pengangguran dan perekonomian 2007-2010 mendatang.

199 2. Agar masalah hubungan indutrial di era otda yang akan datang dapat mencapai penyelesaian yang memenuhi harapan pihak pekerja dan pengusaha diperlukan peran pemerintah sebagai regulator dan mediator yang adil untuk meningkatkan kepercayaan kedua belah pihak. 3. Bila pemerintah ingin mewujudkan peningkatan investasi di era otda yang akan datang maka kebijakan yang sebaiknya dilakukan adalah menurunkan resiko ketidakpastian di pasar TK, menurunkan suku bunga dan meningkatkan pengeluaran pembangunan untuk infrastruktur. Penurunan resiko dapat dilakukan melalui evaluasi ulang sistem penetapan kebijakan upah minimum dan kebijakan perselisihan hubungan industrial yang dapat memenuhi keinginan pekerja dan pengusaha. 4. Bila di era otda yang akan datang pemerintah ingin: (1) mencapai pertumbuhan ekonomi yang bertumpu pada investasi, (2) memicu sektor riil yang memperluas kesempatan kerja, dan (3) meningkatkan investasi sektor pertanian, maka penurunan resiko ketidakpastian di pasar tenaga kerja dan peningkatan pengeluaran pembangunan untuk infrastruktur adalah upaya yang seharusnya dilakukan segera oleh pemerintah untuk masa yang akan datang. 8.3. Saran Penelitian Lanjutan Berdasarkan hasil penelitian dan keterbatasan dalam penelitian ini, disarankan: 1. Kebijakan ketenagakerjaan memberikan pengaruh berbeda pada setiap kelompok TK. Oleh karena itu, perlu penelitian lanjutan yang lebih spesifik dengan mendisagregasi TK berdasarkan wilayah, sektor formal

200 dan informal, jenis kelamin, serta daerah perkotaan dan pedesaan di era otda yang akan datang. 2. Undang-undang Ketenagakerjaan No.13 Tahun 2003 dan Undang-undang No.2 Tahun 2004 tentang penyelesaian perselisihan hubungan industrial memberatkan pihak pengusaha dalam hal mempekerjakan TK perempuan. Perlu analisis dampak kebijakan ketenagakerjaan yang lebih spesifik terhadap isu gender. 3. Terdapat pengaruh jumlah kasus pemogokan dan unjuk rasa terhadap investasi, juga pengaruh kekuatan serikat pekerja terhadap peningkatan upah rata-rata yang relatif besar pada sektor industri dibandingkan pada sektor lainnya. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian lanjutan yang lebih mendisagregasi sektor industri di era otda yang akan datang. 4. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sumber permasalahan hubungan industrial yang tercermin pada penyebab kasus pemogokan adalah upah. Di sisi lain setiap tahun pemerintah telah melakukan penyesuaian nilai upah minimum. Terdapat kesenjangan antara harapan pihak pekerja, keinginan pihak pengusaha dan kebijakan yang telah ditetapkan pemerintah. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang preferensi pekerja, pengusaha dan pemerintah terhadap sistem penyesuaian upah minimum dan kebijakan perselisihan hubungan industrial agar dapat memenuhi harapan kedua belah pihak dan memperbaiki kondisi perekonomian makro di era otda yang akan datang.

201 5. Perlu penelitian lanjutan yang lebih spesifik tentang upaya penurunan tingkat pengangguran di era otda yang akan datang melalui kebijakan sumbangan pendidikan dan pelatihan, kebijakan menaikkan tabungan nasional, kebijakan untuk meningkatkan penelitian dan pengembangan, dan Undang-undang ketenagakerjaan tentang perselisihan hubungan industrial yang lebih spesifik pada setiap subsektor industri.