PENGARUH MANAJEMEN KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH TERHADAP KEDISIPLINAN GURU (Penelitian di MTs. Nurulhuda Cibojong, Cisurupan, Kabupaten Garut)

dokumen-dokumen yang mirip
KONTRIBUSI SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU SMP DI KOTA PADANG

PENGARUH PENGAWASAN KENDARAAN BERMOTOR DI TERMINAL TERHADAP DISIPLIN AWAK DAN PENGUSAHA ANGKUTAN PENUMPANG UMUM DI KABUPATEN GARUT

PENGARUH DISIPLIN KERJA PEGAWAI TERHADAP PELAYANAN DI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS (UPTD) PASAR BAYONGBONG KABUPATEN GARUT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PENGARUH KEDISIPLINAN SISWA DI SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA TEKNIK PENDINGIN

PENGARUH KEDISIPLINAN BELAJAR DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA SMP NEGRI 30 PURWOREJO

PENGARUH PENERAPAN SANKSI BERJENJANG TERHADAP KEDISIPLINAN SISWA DI SDN MEKARWANGI I KECAMATAN CIHURIP KABUPATEN GARUT

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA DISIPILIN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 4 GORONTALO

Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan baik atau tidak. Disiplin juga merupakan bentuk pengendalian diri bagi

BAB II LANDASAN TEORI

PENGARUH MANAJEMEN PERKANTORAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI DINAS LINGKUNGAN HIDUP KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KABUPATEN GARUT

Kata Kunci: Disiplin Kerja, Kinerja Karyawan. Gorontalo. 3 Drs. Rusli Isa, M.Si. Dosen Manajemen. Fakultas Ekonomi Dan Bisnis. Universitas Negeri

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI AKUNTANSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

KORELASI KEDISIPLINAN BELAJAR DI RUMAH DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SD NEGERI 19 BANDA ACEH. Abstrak

Kontribusi Pengawasan n Kepala Sekolah Terhadap Disiplin Kerja Guru SMA Negeri Di Kecamatan Koto Tangah Padang

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP DISIPLIN KERJA KARYAWAN PT. BENTOEL PRIMA BANDAR LAMPUNG. Oleh Jhon Nasyaroeka ABSTRAK

KEPEMIMPINAN DAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI KEPALA SEKOLAH DENGAN GURU PENGARUHNYA TERHADAP KEPUASAAN KERJA GURU. Abstark

PERBEDAAN KONSEP DIRI NEGATIF ANTARA REMAJA YANG SEKOLAH DAN REMAJA YANG PUTUS SEKOLAH. Nurul Uliyah Fakultas Psikologi Universitas Yudharta Pasuruan

KARYA ILMIAH FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEDISIPLINAN KARYAWAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN FIQH (Penelitian di MA Hidayatul Faizien Bayongbong)

HUBUNGAN PENDEKATAN MANAJEMEN KELAS DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

Marina Tri Handhani. Universitas Sebelas Maret Surakarta

BAB III METODE PENELITIAN

Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Vol1. No 1. Januari - Juni 2017 Halaman 1 11 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu unsur penting dalam kegiatan pendidikan di madrasah adalah guru.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN POLA ASUH PERSUASIF DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP KEDISIPLINAN SISWA KELAS VII MTS AL-HIKMAH

PENGARUH BIMBINGAN ORANG TUA DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK SISWA MTS GUPPI AMBAL KEBUMEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. belajar mengajar. Agar proses belajar mengajar lancar, maka seluruh siswa

PENGARUH PENERAPAN METODE DRILL DALAM PRAKTEK IBADAH TERHADAP DISIPLIN SISWA DALAM MELAKSANAKAN SHALAT (Penelitian di SDN Sanding VI Malangbong Garut)

PENGARUH DISIPLIN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU DI SMP NEGERI 6 TOLANGOHULA KABUPATEN GORONTALO ARTIKEL OLEH NURUL HIDAYAH NIM:

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan cara atau metode yang benar dalam penelitian tersebut.

DAFTAR PUSTAKA. Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan dasar utama untuk tercapainya tujuan. Oleh karena itu, guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam

HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN GURU BK (KONSELOR) DENGAN MINAT BELAJAR SISWA DI SMPN 3 TANJUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

TOPIK UTAMA PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, MOTIVASI BERPRESTASI, DAN KOMPENSASI TERHADAP KEDISIPLINAN GURU SMP NEGERI DI KABUPATEN BREBES.

PENGARUH MOTIVASI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT COLUMBINDO PERDANA CABANG PURWOREJO

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di MTS Negeri Bongkudai pada siswa kelas VIII

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. guru di SMP Muhammadiyah di Kabupaten Kendal berkriteria baik. guru yang mencapai skor 166 dan berada pada rentang skor 135

PENDAHULUAN. Keywords: Teachers Commitment, Principal Leadership and Teachers discipline

PENGARUH KEDISIPLINAN TERHADAP PENCAPAIAN HASIL BELAJAR WARGA BELAJAR LEMBAGA PENDIDIKAN KETERAMPILAN MENJAHIT ZETA

JURNAL PENELITIAN HUBUNGAN PERSEPSI PERHATIAN ORANG TUA DAN KEDISIPLINAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X IPS SMA NEGERI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada saat ini memiliki peran yang sangat penting dalam

PENGARUH PENGENDALIAN TERHADAP DISIPLIN KERJA PEGAWAI DI PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM ( PDAM ) TIRTA INTAN KABUPATEN GARUT

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KEDISIPLINAN KERJA PADA ANGGOTA SABHARA POLDA JATENG

JURNAL PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi

PEMBERIAN REWARD UNTUK MENINGKATKAN KEDISIPLINAN GURU DALAM MENGAJAR DI KELAS SLB

PENGARUH DISIPLIN TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA RUMAH SAKIT PARU PROVINSI JAWA BARAT DI KABUPATEN CIREBON

HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

BAB II METODE PENELITIAN. adalah penelitian korelational dengan menggunakan analisis kuantitatif. Penelitian

HUBUNGAN MORAL KERJA DENGAN PELAKSANAAN TUGAS GURU SEBAGAI PENGAJAR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) NEGERI 3 KOTA PADANG

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KEDISIPLINAN DI SEKOLAH SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 KANDAT TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB III METODE PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR,DAN HIPOTESIS. kewajiban belajar secara sadar dan menaati peraturan yang ada di lingkungan

PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP DISIPLIN KERJA PEGAWAI DI KELURAHAN SUKAKARYA KECAMATAN TAROGONG KIDUL KABUPATEN GARUT

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN. yang digunakan dalam ini adalah metode kuantitatif dengan pendekatan

Fakultas Pendidikan Islam dan Keguruan Universitas Garut

HUBUNGAN DISIPLIN KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI DI KANTOR KECAMATAN SAMBUTAN KOTA SAMARINDA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tajam dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran di dunia pendidikan, menyangkut

Penerapan Metode Clustering K- Means Untuk Mengukur Tingkat Kedisplinan Siswa Di SMK Perikanan Nusantara Demak

PENGARUH KEPEMIMPINAN SITUASIONAL KEPALA SEKOLAH DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP ETOS KERJA GURU DI SMPN KECAMATAN CIBATU KABUPATEN PURWAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. kepemimpinan pendidikan bisa diartikan sebagai suatu usaha untuk

DISIPLIN KERJA GURU YANG TELAH DISERTIFIKASI DALAM MELAKSANAKAN TUGASNYA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KECAMATAN PAUH PADANG

STARATEGI KEPALA SEKOLAH DALAM MENERAPKAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 5 LUWUK KABUPATEN BANGGAI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

BAB I PENDAHULUAN. evaluasi untuk mengukur kualitas keberhasilan dari proses pembelajaran yang

HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA SMA NEGERI 1 TERAS, BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional.

PELAKSANAAN SUPERVISI KEPALA SEKOLAH UNTUK PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DI SD NEGERI 10 BANDA ACEH ABSTRAK

[ISSN VOLUME 3 NOMOR 2, OKTOBER] 2016

Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru Bk Se- Kota Medan

PENGARUH KEDISIPLINAN TERHADAP PENILAIAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada PT Paser Tambang Harmonis Samarinda) Tahun 2010

KONTRIBUSI GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU DI SD NEGERI KECAMATAN SUNGAI PAGU KABUPATEN SOLOK SELATAN

Oleh FITRI WIJAYANTI UNDJILA NIM: ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. adalah guru. Guru merupakan komponen paling menentukan dalam sistem

Bab III Metode Penelitian

HUBUNGAN KEBIASAAN DISIPLIN DI SEKOLAH DENGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS III SD SE-GUGUS 4 KECAMATAN BLIMBING KOTA MALANG

PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) DAN KEDISIPLINAN GURU TERHADAP KINERJA GURU SMA/SMK DI KOTA MADIUN

Bab ini memuat kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang telah dilakukan BAB II METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. tugasnya melalui manajemen pendidikan yang diterapkan. Sebagai pelaksana

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia ini, sebagian adalah berisi pelaksanaan

PENGARUH DISIPLIN KERJA, SEMANGAT KERJA, DAN STRUKTUR ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN UD. GUDANG`E TAHU TAKWA KABUPATEN KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam sebuah organisasi. Manajemen sumber daya manusia mempunyai

HUBUNGAN ANTARA KONDISI LINGKUNGAN SEKOLAH DENGAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan yang jelas untuk dijadikan sebagai landasan

PENGARUH PELATIHAN DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI PT. SWABINA GATRA GRESIK

PENGARUH LAYANAN INFORMASI TERHADAP KEDISIPLINAN SISWA KELAS VIII SMPN 1 NGANTRU TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sosial budaya dimana individu tersebut hidup.

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik. kesimpulan sebagai berikut:

HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DENGAN KINERJA GURU DI SMK NEGERI 2 PARIAMAN

KINERJA PEGAWAI PADA DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET KOTA PADANGAM

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII DI MTS AL-HAMID

Transkripsi:

Fakultas Pendidikan Islam dan Keguruan Universitas Garut ISSN: 1907-932X PENGARUH MANAJEMEN KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH TERHADAP KEDISIPLINAN GURU (Penelitian di MTs. Nurulhuda Cibojong, Cisurupan, Kabupaten Garut) Ujang Abdul Muis Munawar Fakultas Pendidikan Islam dan Keguruan Universitas Garut Abstrak Kepala madrasah merupakan pemimpin yang bertanggungjawab atas segala aktivitas yang terjadi di madrasah, Oleh karena itu, kepala madrasah harus memiliki manajemen kepemimpinan yang dapat diterima oleh setiap guru yang ada dibawah pimpinannya. Manajemen kepemimpinan tersebut jika diterima oleh guru akan menimbulkan respon yang positif untuk mencapai kedisiplinan guru. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui realitas Manajemen Kepemimpinan Kepala Madrasah dan untuk mengetahui realitas Kedisiplinan Guru di MTs Nurulhuda Cibojong, Cisurupan, Kabupaten Garut yang diajukan sebagai salah satu syarat dalam menempuh ujian sidang sarjana pada Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Garut. Dari hasil penelitian manajemen kepemimpinan kepala madrasah menunjukan yang dilaksanakan berada pada kategori tinggi. Dengan angka rata-rata 4,24. Angka tersebut menunjukan kualifikasi tinggi karena ada pada skala interval 3,6 4,5. Kedisiplinan Guru berada pada kategori tinggi. Dengan angka rata-rata 4,0. Angka tersebut menunjukkan kualifikasi tinggi karena ada pada interval 3,6 4,5. Hubungan manajemen kepemimpinan kepala madrasah dengan kedisiplinan guru MTs. Nurulhuda Cibojong, Cisurupan, Kabupaten Garut berdasarkan hasil perhitungan korelasi diperoleh nilai r xy sebesar 12,25% dan derajat kepengaruhan variabel X (Manajemen Kepemimpinan Kepala Madrasah) terhadap variabel Y (Kedisiplinan Guru) berada pada kategori rendah sebesar 0,35. Dengan demikian masih ada sekitar 0,65 faktor yang mempengaruhi variabel Y yang lainnya, faktor keterampilan taknis, keterampilan bermasyarakat, keterampilan konseptual dan hal-hal lain yang perlu diteliti lebih lanjut. Kata Kunci : Manajemen Kepemimpinan, Kepala Madrasah, Kedisiplinan Guru 1 Pendahuluan Manajemen Kepemimpinan Kepala Madrasah sangat perlu dilaksanakan di madrasah untuk lebih meningkatkan kedisiplinan guru-guru dan meningkatkan rasa tanggungjawab dalam melaksanakan tugasnya dan hal ini akan berpengaruh terhadap kedisiplinan guru. 22

Munawar Semakin baik Manajemen Kepemimpinan Kepala Madrasah, maka kedisiplinan guru dalam melaksanakan tugasnya akan semakin baik, sebaliknya apabila manjemen kepemimpinan kepala madrasah kurang, maka kedisiplinan guru dalam melaksanakan tugasnya akan kurang pula. Dalam hal ini kepemimpinan kepala madrasah sangatlah mempengaruhi tentang kedisiplinan guru. Seorang kepala madrasah harus memberikan motivasi kepada guru untuk berlaku disiplin dalam menjalankan tugas dan kewajibannya. Untuk mewujudkan tidaklah mudah, munculnya masalah-masalah dan kendala yang dihadapi kepala madrasah dalam kepemimpinannya untuk mendisiplinkan guru. Menurut kepala madrasah fenomena yang terjadi di sekolah MTs. Nurulhuda Cibojong, Cisurupan, Kabupaten Garut adalah kurangnya kesadaran guru-guru dalam meningkatkan kedisiplinan di sekolah seperti: Kemalasan, terlambat masuk kelas, tidak menghargai waktu, selalu menunda pekerjaan, dan sering membuang waktu untuk hal yang tidak tepat. Semua fenomena diatas melihat dari absensi guru, jadwal piket guru, tidak membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) harian, dan guru selalu berada di luar kelas ketika jam pelajaran berlangsung. Supaya guru dapat menyadari betapa sungguh disiplin itu penting dalam perkembangan pribadi serta masa depan yang bersangkutan. Oleh karena itu diharapkan dapat memberikan motivasi lebih baik dan guru dapat menjalankan segala sesuatunya lebih dewasa. 2 Landasan Teori 2.1 Pengetian Manajemen Kepamimpinan Kepala Madrasah Secara etimologis manajemen berasal dari bahasa latin, yaitu dari asal kata manus yang berarti tangan, dan agere yang berarti melakukan. Digabungkan menjadi kata kerja managere artinya menangani. Akhirnya management diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi manajemen atau pengelolaan (Usman.2008:4 dalam Manajemen Pendidikan di Era Otonomi Daerah, Onisimus Amtu, 2011: 1). Sedangkan secara terminologi pengertian manajemen sebagaimana dikemukakan oleh beberapa ahli antara lain: Menurut Tery & Rue, 2009: 1, dalam Manajemen Pendidikan di Era Otonomi Daerah, Onisimus Amtu, 2011: 1-2. Bahwa: Manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang ke arah-arah tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata. Menurut Nawawi, 2003: 52, dalam Manajemen Pendidikan di Era Otonomi Daerah, Onisimus Amtu, 2011: 4, bahwa: Manajemen adalah serangkaian proses yang terdiri atas perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), pengawasan (controlling), dan penganggaran (budgeting). Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian manajemen adalah suatu proses yang terdiri atas prencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan, yang dilakukan untuk menentukan dan mencapai tujuan-tujuan yang telah di tetapkan dengan menggunakan manusia/orang-orang dan daya sumber lainnya. www.journal.uniga.ac.id 23

Munawar Jurnal Pendidikan Universitas Garut Sedangkan Pengertian Kepemimpinan secara terminologi adalah perihal pemimpin atau cara memimpin. Secara etimologi, kepemimpinan itu bersifat universal, berlaku dan terdapat pada berbagai bidang kegiatan hidup manusia. Oleh karena itu. Sebelum dibahas pengertian kepemimpinan yang menjurus pada bidang pendidikan, maka perlu dipahami dahulu pengertian kepemimpinan yang bersifat universal. Dalam hal ini banyak sekali para ahli yang berusaha memberikan definisi kepemimpinan, diantaranya: Menurut Prajudi Atmosudirdjo dalam Purwanto (2009: 25-26). Bahwa: Kepemimpinan adalah suatu kepribadian (personality) seseorang yang mendatangkan keinginan pada kelompok orangorang untuk mencontohnya atau mengikutinya, atau yang memancarkan suatu pengaruh yang tertentu, suatu kekuatan atau wibawa, yang sedemikian rupa sehingga membuat sekelompok orang-orang mau melakukan apa yang dikehendakinya. Menurut Pandji Anoraga (2003: 6). Kepemimpinan merupakan sumber aktivitas untuk mempengaruhi orang lain agar bertindak dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan organisasi. Sedangkan menurut D.E Mc Farland (1978), dalam Visi Baru Manajemen Sekolah S Danim (2008: 204). Kepemimpinan adalah suatu proses dimana pimpinan dilukiskan akan memberi perintah atau pengaruh, bimbingan atau proses mempengaruhi pekerjaan orang lain dalam memilih dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dan J.M Pfiffner (1980) Kepemimpinan adalah seni mengoordinasi dan memberi arah kepada individu atau kelompok untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain, melalui komunikasi baik langsung maupun tidak langsung dengan maksud untuk menggerakkan orang-orang tersebut agar penuh pengertian, kesadaran dan senang hati bersedia mengikuti kehendak-kehenddak pemimpin itu. Seorang pemimpin yang efektif adalah seorang yang memiliki kemampuan tersebut. 2.2 Pengertian Kedisiplinan Guru Secara terminologis disiplin berasal dari kata disciplina atau dalam bahasa inggrisnya disciple yang berarti pengajaran, pelatihan dan sebagainya (Sinungan, 2000: 145). Kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku (Hasibuan, 2001: 212). Menurut Prijodarminto (2006) dalam buku Dasar-Dasar Manajemen Personalia (Wursanto, 2000: 110) bahwa disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan atau ketertiban. Karena sudah menyatu dengannya, maka sikap atau perbuatan yang dilakukan bukan lagi atau sama sekali tidak dirasakan sebagai beban, bahkan sebaliknya akan membebani dirinya bilamana ia tidak berbuat sebagaimana lazimnya. Menurut Wursanto dalam buku Dasar-Dasar Manajemen Personalia merumuskan (2000: 146) Disiplin merupakan suatu bentuk ketaatan dan pengendalian diri yang rasional, sadar penuh, tidak memaksakan perasaan sehingga tidak emosional. Jadi, disiplin merupakan sutau proses latihan dan belajar untuk meningkatkan kemampuan dalam bertindak, berfikir dan bekerja yang aktif dan kreatif. Disiplin juga merupakan suatu kepatuhan 24 www.journal.uniga.ac.id

Munawar dari orang-orang dalam suatu organisasi terhadap peraturan-peraturan yang telah ditetapkan sehingga menimbulkan keadaan tertib. Demikian juga pendapat searah dilontarkan oleh A.Tabrani Rusyan, dkk (2001: 54) yang menyatakan bahwa disiplim adalah: suatu perbuatan yang mentaati, mematuhi tertib akan aturan, norma dan kaidah-kaidah yang berlaku baik dimasyarakat maupun ditempat kerja. Menurut Ekosiswoyo dan Rachman (2000) dalam buku Dasar-Dasar Manajemen Personalia (Wursanto, 2000: 65) kedisiplinan hakikatnya adalah sekumpulan tingkah laku individu maupun masyarakat yang mencerminkan rasa ketaatan, kepatuhan, yang didukung oleh kesadaran untuk menunaikan tugas dan kewajiban dalam rangka pencapaian tujuan. Menurut Arikunto (1990) di dalam pembicaraan kedisiplinan dikenal dua istilah yang pengertiannya hampir sama tetapi pembentukannya secara berurutan. Kedua istilah itu adalah disiplin dan ketertiban, ada juga yang menggunakan istilah siasat dan ketertiban. Ketertiban menunjuk pada kepatuhan seseorang dalam mengikuti peraturan dan tata tertib karena didorong oleh sesuatu dari luar misalnya karena ingin mendapat pujian dari atasan. Selanjutnya pengertian disiplin atau siasat menunjuk pada kepatuhan seseorang dalam mengikuti tata tertib karena didorong kesadaran yang ada pada kata hatinya. Kedisiplinan dapat diartikan sebagai serangkaian aktivitas/latihan yang dirancang karena dianggap perlu dilaksanakan untuk dapat mencapai sasaran tertentu (Sukadji, 2000) dalam buku Dasar-Dasar Manajemen Personalia (Wursanto, 2000: 48). Kedisiplinan juga berarti suatu tuntutan bagi berlangsungnya kehidupan yang sama, teratur dan tertib,yang dijadikan syarat mutlak bagi berlangsungnya suatu kemajuan dan perubahan- perubahan ke arah yang lebih baik (Budiono, 2006) dalam buku Dasar-Dasar Manajemen Personalia (Wursanto, 2000: 67). Santoso (2004) dalam buku Dasar-Dasar Manajemen Personalia (Wursanto, 2000: 54) menyatakan bahwa kedisiplinan adalah sesuatu yang teratur, misalnya disiplin dalam menyelesaikan pekerjaan berarti bekerja secara teratur. Kedisiplinan berkenaan dengan kepatuhan dan ketaatan seseorang atau kelompok orang terhadap norma-norma dan peraturan-peraturan yang berlaku, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis. Kedisiplinan dibentuk serta berkembang melalui latihan dan pendidikan sehingga terbentuk kesadaran dan keyakinan dalam dirinya untuk berbuat tanpa paksaan. Sedangkan menurut R.A. Santoso Sastro Poetro (2003) dalam buku Dasar-Dasar Manajemen Personalia (Wursanto, 2000: 30) mengemukakan bahwa disiplin adalah suatu pengawasan terhadap diri pribadi untuk memenuhi persyaratan yang telah ditentukan oleh pimpinan untuk melaksanakan segala sesuatu yang telah disetujui/diterima sebagai suatu tanggung jawab. Berdasarkan berbagai pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa kedisiplinan adalah suatu sikap dan perilaku yang mencerminkan ketaatan dan ketepatan terhadap peraturan, tata tertib, normanorma yang berlaku, baik tertulis maupun yang tidak tertulis. 3 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif inferensial adalah metode yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi, karena kesimpulan yang diberlakukan untuk populasi berdasarkan data sampel itu kebenarannya bersifat peluang (probability). Suatu kesimpulan dari data sampel yang akan diberlakukan www.journal.uniga.ac.id 25

Munawar Jurnal Pendidikan Universitas Garut untuk populasi itu mempunyai peluang kesalahan dan kebenaran (kepercayaan) yang dinyatakan dalam bentuk prosentase (Sugiyono, 2007: 209). Penelitian ini memiliki dua jenis analisis data, yaitu: Analisis data kualitatif dan analisis data kuantitatif. Analisis data kualitatif dengan menggunakan pengumpulan data yang bermacam-macam (triangulasi). Sedangkan analisis data kuantitatif menggunakan analisis statistik. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah guru-guru MTs. Nurulhuda Cibojong Kabupaten Garut, sebanyak 34 orang. Karena subyek dalam penelitian ini kurang dari 100, maka diambil semuanya. 4 Pembahasan Indikator penelitian dalam masalah Manajemen Kepemimpinan Kepala Madrasah (variabel X), terdiri dari: 1) Perencanaan (planning), 2) Pengorganisasian (organizing), 3) Pengarahan (directing), 4) Pengkoordinasikan (coordinating), 5) Pengawasan (controlling). Pengumpulan data dilakukan dengan teknik angket/kuesioner kepada 34 orang responden guruguru MTs. Nurulhuda Cibojong, Cisurupan, Kabupaten Garut. Angket tersebut berisi 10 butir pernyataan dengan 5 alternatif jawaban dengan bobot/skor: alternatif a bernilai 5, alternatif b bernilai 4, alternatif c bernilai 3, alternatif d bernilai 2, dan alternatif e bernilai 1 (Subana, 2000: 33). Dari h angket yang diajukan tentang 5 indikator tersebut diperoleh rata-rata (4,66 + 3,87 + 3,46 + 4,76 + 4,44) = 21,20 : 5 = 4,24. Angka tersebut termasuk kualifikasi tinggi, karena berada pada rentang 3,6 4,5, maka dapat diketahui bahwa manajemen kepemimpinan kepala madrasah di lingkungan MTs. Nurulhuda Cisurupan Kab. Garut mempunyai kategori tinggi. Indikator penelitian variabel Y tentang Kedisiplinan Guru dari: 1) Kehadiran, 2) Pelaksanaan tugas (kegiatan), 3) Program tindak lanjut. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik angket/kuesioner kepada 34 orang responden guru MTs. Nurulhuda Cibojong, Cisurupan, Kabupaten Garut. Angket tersebut berisi 10 butir pernyataan dengan 5 alternatif jawaban dengan bobot/skor: alternatif a bernilai 5, alternatif b bernilai 4, alternatif c bernilai 3, alternatif d bernilai 2, dan alternatif e bernilai 1 (Subana, 2000: 33). Dari hasil angket yang diajukan tentang 3 indikator tersebut diperoleh rata-rata (4,49 + 3,78 + 3,80) : 3 = 4,0. Angka tersebut termasuk kualifikasi tinggi, karena berada pada rentang 3,6 4,5, maka dapat diketahui bahwa kedisiplinan guru di lingkungan MTs. Nurulhuda Cisurupan Kabupaten Garut mempunyai kategori tinggi. Dengan demikian secara umum dapat disimpulkan bahwa kedisiplinan guru MTs. Nurulhuda Cibojong Kab. Garut berada pada kategori tinggi. Untuk mengetahui pengaruh Manajemen Kepemimpinan Kepala Madrasah terhadap Kedisiplinan Guru dilakukan analisis korelasional sebagai berikut: 26 www.journal.uniga.ac.id

Munawar Dari hasil penghitungan menggambarkan bahwa nilai a = 57,37 dan b = 0,42 sehingga persamaan regresi linear sederhananya adalah Y= 57,37 + 0,42 X. Persamaan ini mempunyai arti bahwa setiap peningkatan manajemen kepala sekolah sebesar satu satuan akan mengakibatkan bertambahnya kedisiplinan guru sebesar 0,42 satuan. Berdasarkan perhitungan uji hipotesis, ternyata t hitung 2,12 > t tabel 1,692. Maka hipotesis alternatif yang menyatakan terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel X (Manajemen Kepemimpinan Kepala Madrasah) dan Y (Kedisiplinan Guru) diterima dan hipotesis nol yang dinyatakan ditolak. Hasil koefisien determinasi sebesar 12,25 %, hal ini berarti bahwa Manajemen Kepemimpinan Kepala Madrasah berpengaruh terhadap Kedisiplinan Guru yaitu sebesar 12,25 % sedangkan 87,75 % dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti faktor keterampilan teknis, keterampilan bermasyarakat, keterampilan konseptual dan hal-hal lain yang perlu diteliti lebih lanjut. Dengan memperhatikan koefisien korelasi variabel X (Manajemen Kepemimpinan Kepala Madrasah) terhadap variabel Y (Kedisiplinan Guru) adalah sebesar 0,35 hal ini menunjukkan tingkat korelasi berada pada angka antara 0,20-0,39. Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa korelasi antara manajemen kepemimpinan kepala madrasah dengan kedisiplinan guru adalah rendah. 5 Kesimpulan Kesimpulan di bawah ini diambil dari hipotesis penelitian, yaitu Manajemen Kepemimpinan Kepala Madrasah berpengaruh positif signifikan terhadap Kedisiplinan Guru MTs. Nurulhuda Cibojong Kabupaten Garut. 1. Manajemen Kepemimpinan Kepala Madrasah yang dilaksanakan berada pada kategori tinggi. Hal ini ditunjukkan dengan angka rata-rata dari perhitungan 5 indikator (4,66 + 3,87 + 3,46 + 4,76 + 4,44) = 21,20 : 5 = 4,24. Angka tersebut menunjukan kualifikasi tinggi karena ada pada skala interval 3,6 4,5. 2. Kedisiplinan Guru berada pada kategori tinggi. Hal ini ditunjukkan dengan angka rata-rata dari penghitungan 3 indikator adalah (4,49 + 3,78 + 3,80) : 3 = 4,0. Angka tersebut menunjukkan kualifikasi tinggi karena ada pada interval 3,6 4,5. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah hipotesis alternatif (H a : r xy 0) yaitu terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel X (Manajemen Kepemimpinan Kepala Madrasah) dengan variabel Y (Kedisiplinan Guru). Artinya, terdapat pengaruh yang signifikan antara pengaruh manajemen kepemimpinan kepala madrasah terhadap kedisiplinan guru di MTs Nurulhuda Cibojong Kabupaten Garut. Berdasarkan hasil perhitungan korelasi diperoleh nilai r xy sebesar 12,25% dan derajat kepengaruhan variabel X (Manajemen Kepemimpinan Kepala Madrasah) terhadap variabel Y (Kedisiplinan Guru) adalah sebesar 0,35 hal ini menunjukkan tingkat korelasi berada pada angka antara 0,20-0,39. Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa korelasi antara manajemen kepemimpinan kepala madrasah dengan kedisiplinan guru adalah rendah. Berdasarkan kesimpulan di atas, secara umum manajemen kepemimpinan kepala madrasah berpengaruh positif terhadap kedisiplinan guru. www.journal.uniga.ac.id 27

Munawar Jurnal Pendidikan Universitas Garut Daftar Pustaka Anoraga, P, (2003), Psikologi Kepemimpinan, Jakarta: PT Rineka Cipta Arikunto, S, (2009), Prosedur Penelitian, Jakarta: PT Rineka Cipta Danim, Sudarwan, (2008), Visi Baru Manajemen Sekolah, Jakarta: PT Bumi Aksara Dimyati, dan Moeliono (2000), Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT Rineka Cipta Hasibuan, (2001), Peranan Kepala Sekolah Terhadap Disiplin Kerja Guru, Jakarta: PT Bumi Aksara Mulyasa, E, (2003), Menjadi kepala Sekolah Professional, Bandung: PT Remaja Rosdakarya Purwanto, Ng, (2009), Ilmu Pendidikan Teoritik dan Praktis, Bandung: Remaja Rosda Karya Purwanto, Ng, (2009), Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung : Remaja Rosda Karya Subana, (2000), Statistik Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia Sugiyono, (2007), Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta Supriadi, (1998), Kepemimpinan dalam Pendidikan, Jakarta: PT Balai Pustaka Tabrani dkk, (2001), Upaya Meningkatkan Budaya Kinerja Guru Sekolah Dasar, Jakarta: Inti Media Cipta Nusantara Wursanto, IG, (2000), Dasar-Dasar Manajemen Personalia, Jakarta: Pustaka Dian 28 www.journal.uniga.ac.id