RANCANG BANGUN PROTOTIPE MESIN CETAK INJEKSI DENGAN MENGGUNAKAN ELEKTRO-PNEUMATIK

dokumen-dokumen yang mirip
Rekayasa rancang bangun sistem pemindahan material otomatis dengan sistem elektro-pneumatik

RANCANG BANGUN MEDIA PRAKTIKUM SISTEM PNEUMATIK BERBASIS PLC

BAB I PENDAHULUAN. berteknologi tinggi pekerjaan dapat dilakukan dengan mudah, tepat, teliti, dan cepat,

RANCANG BANGUN SIMULATOR SISTEM PENGEPAKAN PRODUK BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL

SISTEM KONTROL PADA MODUL ALIRAN DISTRIBUSI BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN PROGAMMABLE LOGIC CONTROLLER

Lembar Latihan. Lembar Jawaban.

SISTEM PENGATURAN PENYIMPANAN DAN PENGIRIMAN BARANG DENGAN PENGGERAK PNEUMATIK BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER

PENGERTIAN PLC UNY-PLC-THT 2

Gambar 2.32 Full pneumatik element

BAB I SISTEM KONTROL TNA 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peran teknologi dewasa ini dalam dunia industri telah berkembang dengan pesat.

APLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK

TUGAS AKHIR PERANCANGAN ALAT PENCETAK TABLET DENGAN APLIKASI PNEUMATIK DAN KONTROL PLC

Komponen Sistem Pneumatik

PERANCANGAN MESIN PENGIKAT SENDOK BESERTA LENGAN PENGAMBIL SENDOK TIGA AXIS DI PT. X

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Studi Literatur & Observasi Lapangan. Identifikasi & Perumusan Masalah

BAB III METODOLOGI. tertentu yang biasa digunakan pada proses automasi. Smart relay memiliki ukuran

BAB III METODOLOGI. Studi Literatur. Identifikasi Masalah. Predesain mesin compression molding dan mekanisme kerjanya

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan penerapannya yang semakin luas pada alat-alat elektronik dari segi audio dan

FAKULTAS TEKNIK DAN SAINS UNIVERSITAS NASIONAL RENCANA PEMBELAJARAN

RANCANG BANGUN ALAT SIMULASI STEEL STRIP FEEDER SISTEM PNEUMATIK DENGAN KONTROL PLC

PENDETEKSI LOGAM BERBASIS PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL) DENGAN SISTEM PNEUMATIK PADA KONVEYOR

KISI-KISI PROFESIONAL UKG TEKNIK OTOMASI INDUSTRI 2015 PPPPTK BBL MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

PENDETEKSI LOGAM UNTUK INDUSTRI MAKANAN BERBASIS PLC. Oleh : Atmiasri dan Sagita Rochman*)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Desain dan Implementasi Alat Cuci Mobil Otomatis dan Pemanfaatan Piranti Pengatur PLC Omron CP1E

PENGENALAN PLC. - Mengidentifikasi peralatan sistem kendali PLC. - Menjelaskan cara kerja sistem kendali PLC

ALAT SIMULASI SISTEM KONTROL MEKATRONIK DENGAN PLC (Programmable Logic Controller)

BAB IV ANALISA / PEMECAHAN MASALAH

LOMBA KOMPETENSI SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN TINGKAT PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2017 LEMBAR INFORMASI. Bidang Lomba MEKATRONIKA

LOGO (STM 227) 2 SKS : 1 TEORI 1 PRAKTEK. Febrianto Amri R., ST

Kompleks Maha Vihara Duta Maitreya, Sungai Panas, Batam ABSTRAK

LAPORAN PROYEK AKHIR RANCANG BANGUN MESIN BOR BANGKU BERPENGGERAK PNEUMATIK

SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS XII TITIL MATA DIKLAT : MENGOPERASIKAN MESIN KENDALI ELEKTRONIK (011/KK/10) JUMLAH SOAL : PAKET : A

INSTALASI MOTOR LISTRIK

PEMODELAN SIMULASI KONTROL PADA SISTEM PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN MENGGUNAKAN PLC

KONTROL PARKIR MOBIL OTOMATIS DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER

4.4 Elektro Pneumatik

PERTEMUAN #3 TEORI DASAR OTOMASI 6623 TAUFIQUR RACHMAN TKT312 OTOMASI SISTEM PRODUKSI

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut :

BAB III PROSES PERANCANGAN

BAB II LANDASAN TEORI

OTOMASI WORK STATION (FMS) BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER Purnawan

DESAIN DAN VALIDASI SISTEM OTOMASI FEEDER MESIN RUN-OUT VELG STEEL UNTUK MOBIL KATEGORI I-IV MENGGUNAKAN METODE VDI 2221

BAB III LANDASAN TEORI. lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan air limbah domestik maupun

BAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR

Elemen Dasar Sistem Otomasi

Mekatronika Modul 13 Praktikum Pneumatik

Written by Mada Jimmy Monday, 24 August :40 - Last Updated Thursday, 18 November :51

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Mekatronika Modul 14 PLC dan Praktikum PLC

PERANCANGAN LENGAN ROBOT PNEUMATIK PEMINDAH PLAT MENGGUNAKAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER

PERANCANGAN APLIKASI OMRON SYSMAC CPM1A PADA SISTEM OTOMATISASI POMPA AIR UNTUK PENGISIAN WATER TANK DI APARTEMENT GRIYA PRAPANCA

BAB V PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER

Apa Itu PLC? Gambar 1.1 Penggunaan PLC di industri

BAB II DASAR TEORI Pemborosan Energi Compressor. membutuhkan energi selama beroperasi. Gambar 2.1. Diagram Flow Energi Compressor

Programmable Logic Controller (PLC) Pendahuluan

OTOMASI SISTEM PELETAKAN DAN PENGAMBILAN BARANG PADA RAK BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER

II. TINJAUAN PUSTAKA. PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan

Desain Media Pembelajaran Sistem Kontrol Elektropneumatik Berbasis Programmable Logic Controller

BAB III METODE PERANCANGAN

Otomasi Sistem. Konsep Otomasi Sistem dan Strategi Kontrol

RANCANG BANGUN SIMULATOR INSTALASI LISTRIK DOMESTIK DAN PENGOLAHAN AIR LIMBAH BERBASIS PLC OMRON CP1L

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. buah silinder dilengkapi bearing dan sabuk. 2. Penggunaan PLC (Programmable Logic Controller) sebagai pengontrol

BAB IV PEMBAHASAN. pabrik PT. Boma Bisma Indra. Mesin ini digunakan untuk pelebaran lobang

PERANCANGAN SIMULATOR PLC MENGGUNAKAN PROGRAM DELPHI

BAB III ANALISA DAN PERHITUNGAN

SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS XII TITIL MATA DIKLAT : MENGOPERASIKAN MESIN KENDALI ELEKTRONIK (011/KK/10) JUMLAH SOAL : PAKET : B

INSTRUMENT EVALUASI. MATA KULIAH : PNEUMATIK & HIDROLIK KODE / SKS : MSN 326 / 2 SKS SEMESTER : GENAP (IV) DOSEN/ASISTEN : PURNAWAN,S.Pd.

APLIKASI KENDALI FUZZY LOGIC UNTUK MODEL EXCAVATOR PNEUMATIK

BAB II DASAR TEORI Mesin bending Megobal

MONITORING MESIN PRESS INDUSTRI KAROSERI MENGGUNAKAN PLC

I. PENDAHULUAN. Teknologi yang sangat membantu dalam kehidupan manusia adalah sistem

BAB IV PEMBAHASAN. pabrik PT. Boma Bisma Indra. Mesin ini digunakan untuk pelebaran lubang

Ucok Mulyo Sugeng*, Razul Harfi*,

Otomatisasi Mesin Filling Tube di PT. Dextone Lemindo Jakarta

Abstrak. Susdarminasari Taini-L2F Halaman 1

ANALISA DFA PADA KATUP PENGATUR KECEPATAN SILINDER PNEUMATIK (DFA Analysis on Flow Control Valve of Pneumatic Cylinder)

PROTOTIPE MESIN STROBLE MARKING

PERANCANGAN LENGAN ROBOT MENGGUNAKAN MOTOR STEPPER BERBASIS PLC (Programmable Logic Controller) Di PT FDK INDONESIA

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PELIPAT BAJU DENGAN PENGONTROL SISTEM ELEKTRO PNEUMATIK DAN PLC UNTUK INDUSTRI KONVEKSI

Kontrol PID Pada Miniatur Plant Crane

PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) SUATU PEMAHAMAN DASAR PERALATAN PENGENDALI DI INDUSTRI BAGI MAHASISWA TEKNIK INDUSTRI

NASKAH PUBLIKASI PERANCANGAN SIMULATOR LIFT 3 LANTAI MENGGUNAKAN SMART RELAY ZELIO SR2B201BD

Kontrol Modular Production System Berbasis PLC Siemens S7-300 Dengan Menggunakan HMI Touch Panel

Pengantar Otomasi dan strategi Kontrol

ELEKTRO-PNEUMATIK (smkn I Bangil)

RANCANG BANGUN SIMULASI SISTEM PNEUMATIK UNTUK PEMINDAH BARANG

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan Programmable Logic Controller (PLC) dalam dunia industri

PERANCANGAN SISTEM PENGOLAHAN AIR BERSIH BERBASIS PLC OMRON CPM 2A

PERANCANGAN MESIN WEIGH CHECKER OTOMATIS DENGAN SISTEM PNEUMATIK BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC)

RANCANG BANGUN ALAT BANTU PEMBELAJARAN SIMULASI VARIASI GERAK SILINDER PNEUMATIK BERBASIS MIKROKONTROLER

LAPORAN PROYEK AKHIR PRANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI PLC-PNEUMATIK BATTERY FILLING EQUIPMENT ( PEMROGRAMAN PLC )

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi pada saat sekarang ini.

Perancangan Mesin Pengangkut Produk Bertenaga Listrik (Electric Low Loader) PT. Bakrie Building Industries BAB III

DESAIN MESIN PRESS PENUTUP BOTOL OTOMATIS MENGGUNAKAN INVENTOR 2015

KISI UJI KOMPETENSI 2014 PROGRAM STUDI KEAHLIAN TEKNIK INSTRUMENTASI INDUSTRI

PERTEMUAN #7 SISTEM KONTROL CONTINUE & DISKRIT 6623 TAUFIQUR RACHMAN TKT312 OTOMASI SISTEM PRODUKSI

Transkripsi:

RANCANG BANGUN PROTOTIPE MESIN CETAK INJEKSI DENGAN MENGGUNAKAN ELEKTRO-PNEUMATIK Anthon de Fretes 1, Riccy Kurniawan 1 1 Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Unika Atma Jaya, Jakarta Jalan Jenderal Sudirman 51 Jakarta 12930 defretes.anthon@atmajaya.ac.id ABSTRAK Dalam bidang industri dibutuhkan suatu peralatan yang dapat bekerja secara otomatik dengan tujuan untuk meningkatkan produktivitas, menurunkan biaya produksi dan meniadakan pekerjaan-pekerjaan yang rutin dan membosankan yang harus dilakukan oleh manusia. Salah satu alternatif yang dapat bekerja otomatik yaitu menggunakan sistem otomasi dengan elektro-pneumatik. Pada tulisan ini akan memaparkan mengenai aplikasi elektro-pneumatik pada prototipe mesin cetak injeksi (injection molding) dengan menggunakan Programmable Logic Controller sebagai komponen pengendali. Hasil rancangan menunjukkan prototipe mesin injeksi dapat berfungsi dengan baik sebagai alat untuk proses cetak injeksi. Kata Kunci:, Sistem Otomasi, Cetak Injeksi Pendahuluan Dengan adanya perkembangan teknologi yang terjadi di dalam dunia industri manufaktur pada saat ini, menuntut masyarakat untuk selalu dapat meng-ikuti perkembangan teknologi sehingga tetap dapat produktif. Kalangan pendidikan menjadi salah satu unsur pendukung dari perkembangan teknologi itu sendiri. Dalam industri manufaktur, suatu alat dirancang agar mampu menghasilkan produk dari sisi kuantitas serta kualitas. Kuantitas berarti alat tersebut mampu menghasilkan produk secara masal sehingga dapat menghasilkan produksi dalam jumlah besar, sedangkan kualitas berarti memiliki mutu dan kemampuan yang baik dimana sesuai dengan spesifikasi rancangan. Untuk memenuhi tuntutan tersebut maka pada masa sekarang ini hampir seluruh alat produksi telah menggunakan peralatan-peralatan yang bekerja secara otomatis. Otomasi sudah menjadi kebutuhan pokok pada industri manufaktur. Otomasi dilakukan demi mendukung kelancaran operasi, keamanan, biaya dan mutu atau kualitas produk yang dihasilkan. Pada tulisan ini akan dipaparkan mengenai aplikasi sistem elektro-pneumatik pada prototipe mesin cetak injeksi yang banyak digunakan pada Industri manufaktur. Sistem pneumatik adalah sistem yang menggunakan tenaga yang disimpan dalam bentuk udara yang dimampatkan serta dimanfaatkan untuk menghasilkan kerja. Komponen-komponen yang digunakan dalam sistem pneumatik adalah kompresor, reservoir, service-unit, katup (yang mencakup katup pengatur arah, katup pengatur laju aliran, dan katup pengatur tekanan), aktuator baik gerak linier maupun gerak rotasi. Pada prinsipnya elektro-pneumatik sama dengan sistem pneumatik biasa dimana perbedaannya terdapat pada ditambahkannya suatu rangkaian listrik pada sistem pneumatik biasa sehingga dapat dikontrol secara elektronik. Pengontrolan secara elektronik ini berguna karena pada akhirnya dapat dikembangkan menjadi suatu sistem kontrol otomasi yang lebih efisien dan sederhana pada sistem pneumatik yang lebih kompleks. Pengontrolan proses pada sistem akan memanfaatkan PLC yang dapat mengintegrasikan berbagai macam komponen menjadi sistem kontrol terpadu dan mudah dimodifikasi tanpa menggantikan instrumen yang telah ada. PLC adalah suatu perangkat yang dapat diprogram yang digunakan untuk mengontrol proses. PLC terdiri dari komponen utama yaitu Central-Control Unit, I/O Unit, Programming Console, Mounting Assembly, dan catu daya. Gambar 1 menunjukkan system komponen PLC. Gambar 1 Sistem Komponen PLC 68 FORUM ILMIAH INDONUSA VOL 6 NO 2 MEI 2009

Central-Control Unit merupakan unit pusat pengolahan data yang digunakan untuk melakukan proses pengolahan data dalam PLC. Pada dasarnya Central-Control Unit merupakan sebuah mikroprosesor yang terdiri dari Arithmetic- Logic Unit, Control Unit, dan sejumlah memori unit yang disebut register. Tugas Arithmetic-Logic Unit adalah melakukan operasi aritmatika penjumlahan, perkalian, pengurangan, dan lainnya serta operasi logika seperti OR, AND, NOT, dan sebagainya. Ilustrasi disain dari sebuah mikrokomputer ditunjukkan pada Gambar 2. Gambar 2 Disain Mikrokomputer Pemrograman pada PLC disusun secara sistematis, terstruktur dengan baik. Prosedur pembuatan program kontrol senantiasa mempertimbangkan rumusan atau gambaran masalah, allocation-list yang berupa kondisi-kondisi program, selanjutnya pembuatan program kemudian pemindahan program ke dalam controller. Kontrol pada proses merupakan proses berurutan yang mengontrol proses selanjutnya tidak akan dikerjakan jika proses sebelumnya belum selesai dikerjakan. Proses Perancangan Perancangan diawali dengan menyusun daftar kehendak perancangan. Konsep perancangan sistem disusun sesuai metode VDI 2221 sebagai berikut : Geometri - Panjang 1000 1200 mm - Lebar 500 600 mm - Tinggi 1700 1800 mm - Bentuk rancangan hemat material dan tempat. Material - Komponen tidak mudah rusak - Mudah diperoleh dan murah - Mudah dibentuk dan dikerjakan Kinematika - Komponen dapat bergerak translasi - Sebagian Komponen bergerak rotasi. - Beberapa komponen terpasang tetap Gaya - Kekakuan tinggi - Menggunakan kompresor udara Energi - Energi berasal dari pneumatik Sinyal - Menggunakan Programmable Logic Controller untuk pengontrolan proses. Ergonomi - Nyaman dalam pengoperasian. Langkah selanjutnya adalah menentukan struktur fungsi yang memiliki definisi sebagai hubungan secara umum antara masukan dan keluaran dari mekanisme untuk menjalankan suatu fungsi pekerjaan tertentu, sedangkan fungsi keseluruhan adalah kegunaan mekanisme tersebut. Fungsi keseluruhan ini kemudian diuraikan menjadi beberapa sub fungsi sehingga diperoleh suatu definisi yang jelas dari sub fungsi yang ada terhadap sub fungsi yang baru dikembangkan sehingga keduanya dapat diuraikan secara terpisah. Dari análisis sub fungsi antara masukan dan keluaran berupa aliran energi dan sinyal, dapat ditentukan fungsifungsi yang menyusun sistem. Setelah dibuat struktur fungsi keseluruhan dari sub fungsinya, maka selanjutnya dicari prinsipprinsip solusi untuk memenuhi sub fungsi tersebut. Evaluasi akhir adalah tindakan yang dilakukan untuk memperoleh nilai kegunaan atau kelebihan dari solusi berkenaan dengan objek yang diberikan. Dengan membuat pohon objektif dan penilaian disertai dengan faktor-faktor pertimbangan atas varian yang muncul diperoleh varian terbaik menurut perancang. Rancangan bentuk komponen dari sistem dengan struktur maupun mekanisme yang diperlukan telah dibuat sesederhana mungkin, namun pada u- mumnya sistem tersebut relatif cukup rumit, oleh sebab itu dilakukan banyak perubahan dan penyesuaian baik dari segi disain bentuk, maupun disain kinematik untuk lebih menyederhanakan mekanisme tersebut tanpa mengurangi tujuan memenuhi kebutuhan objektif fungsionalnya. Seluruh komponen dianalisis kekuatan dan kekakuannya untuk memperoleh kepastian aman digunakan. Daftar komponen yang digunakan dalam perancangan prototipe mesin cetak injeksi ini ditunjukkan pada Tabel 1. FORUM ILMIAH INDONUSA VOL 6 NO 2 MEI 2009 69

Tabel 1 Daftar komponen yang digunakan No Komponen Jumlah 1 Silinder kerja ganda 2 2 Aktuator rotari 1 3 Ball valve 1 4 Solenoid ball valve 1 5 Katup Solenoid 5/3 1 6 Katup Solenoid 5/2 2 7 Air Service Unit 1 8 Flow Control 4 9 PLC 1 Rancangan bentuk dan Gambar rangkaian pneumatik dari prototipe mesin cetak injeksi ditunjukkan pada Gambar 3, 4, 5 dan 8. Gambar 5 Rancangan bentuk rongga cetakan Pada prototipe mesin cetak injeksi ini ada beberapa tombol yang digunakan dalam pengoperasian oleh operator. Adapun tombol yang digunakan antara lain : Tombol start Digunakan untuk memulai atau menjalankan siklus kerja dari program yang telah dibuat sehingga alat dapat berfungsi dengan benar sesuai dengan proses kerja alat Tombol stop Digunakan untuk menghentikan siklus kerja dari program yang telah dibuat sehingga alat dapat berhenti beroperasi bila telah mencapai akhir dari siklus Tombol emergency stop Digunakan untuk menghentikan semua langkah kerja dan operasi proses jika selama proses berlangsung terjadi hal yang tidak diinginkan Tombol reset Digunakan untuk mengembalikan sistem pada keadaan awal Gambar 3 Rancangan bentuk prototipe mesin cetak injeksi Hasil dan Pembahasan Hasil rancangan prototipe mesin cetak injeksi ini dapat dilihat pada Gambar 6 dan 7. Gambar 4 Rancangan bentuk inti (core) Gambar 6 Hasil rancangan inti dan rongga cetakan prototipe mesin cetak injeksi 70 FORUM ILMIAH INDONUSA VOL 6 NO 2 MEI 2009

penting dalam membuat sistem. Hal penting yang harus diuji setelah uji program adalah pengujian sistem pneumatik dari alat tersebut seperti ditunjukkan pada Tabel 3. Tekanan (bar) Tabel 3 Hasil Uji Alat Hasil 0 Sistem tidak bekerja 2 Sistem bekerja tersendat 4 Sistem bekerja agak tersendat Gambar 7 Hasil rancangan prototipe mesin cetak injeksi Agar hasil rancangan alat sesuai dengan dengan hasil perancangan maka perlu dilakukan proses pengujian. Kesalahan maupun kegagalan dari program akan menyebabkan alat tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Pengujian program dilakukan dengan pengecekan fungsi tombol seperti ditunjukkan pada Tabel 2. Tabel 2 Hasil Uji Program Pengamatan Sistem tidak bekerja sebelum tombol start ditekan Alat bekerja secara kontinu setelah tombol start ditekan Bila tombol stop ditekan setelah start, sistem akan bekerja untuk satu siklus, setelah itu berhenti Tombol emergency stop dapat dioperasikan setiap saat pada kondisi kerja. Bila tombol emergency stop tertekan, sistem berhenti bekerja, silinder kembali ke posisi semula, dan semua tombol tidak berfungsi Bila tombol emergency stop dilepas setelah ditekan, sistem tidak akan bekerja bila langsung ditekan start Bila tombol emergency stop dilepas setelah ditekan, tombol reset harus ditekan untuk mereset program Setelah direset sistem dapat bekerja kembali setelah tombol start ditekan Hasil Dengan hasil yang didapat setelah beberapa tahapan pengujian, maka program dinyatakan baik dan dapat digunakan pada sistem. Uji program adalah hal yang 6 Sistem bekerja agak cepat 8 Sistem bekerja terlalu cepat Dengan hasil yang didapat setelah beberapa tahapan pengujian, maka tekanan yang diambil adalah 6 bar karena dengan tekanan tersebut sistem dapat bekerja dengan baik. Dari hasil uji coba dapat disimpulkan bahwa sistem yang dirancang dapat bergerak dan berfungsi dengan baik sesuai dengan rancangan. Kesimpulan Berdasarkan daftar kehendak pada konsep perancangan, kemudian diwujudkan pada pengujian operasional sistem dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Telah berhasil dirancang dan dibuat sebuah prototipe mesin cetak injeksi yang berfungsi untuk melakukan proses pencetakan dengan material plastik. Parameter geometri rancangan untuk meja dengan panjang 1200 mm, lebar 600 mm, tinggi 1800 mm dan geometri untuk alat dengan panjang 850 mm, lebar 150 mm, tinggi 250 mm dapat terpenuhi serta perbandingan geometri keduanya menghasilkan suatu bentuk yang proporsional. Namun, jika ditinjau dari segi ergonomi, alat ini membutuhkan suatu ruangan yang cukup, baik dalam penempatan alat tersebut maupun bagi operator dalam pengoperasiannya serta berbagai pendukung pengoperasian alat tersebut, seperti kompresor. Kontrol sistem elektro-pneumatik dengan menggunakan PLC relatif fleksibel dalam arti bila terdapat perubahan kuantitas maka hanya mengubah program saja. Daftar Pustaka Bliesener, R., Programmable Logic Controller, Festo Didactic GmbH, Dunkendorf, 2002. FORUM ILMIAH INDONUSA VOL 6 NO 2 MEI 2009 71

Ebel, Frank, Pneumatics : Basic Level Textbook, Festo Didactic GmbH, Dunkendorf, 2002. Kurniawan, Riccy., Rekayasa Rancang Bangun Sistem Otomasi Pada Proses Pemindahan Material dengan Menggunakan Elektro- Pneumatik, Jurnal Ilmiah CAKRAM, Jurusan Teknik Mesin Universitas Udayana Bali, Vol. 2 No.1, Juni 2008. Pahl, G. dan Beitz, W., Engineering Design : a Systematic Approach, Springer Verlag, Berlin, 2006. Ullman, D.G., The Mechanical Design Process, McGraw-Hill, Inc., New York, 1997. 72 FORUM ILMIAH INDONUSA VOL 6 NO 2 MEI 2009

Lampiran Gambar 8 Diagram Rangkaian pneumatik prototipe mesin cetak injeksi FORUM ILMIAH INDONUSA VOL 6 NO 2 MEI 2009 73