BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian Indonesia mengalami tantangan dalam menghadapi AFTA,ACFTA, dan MEA. Pemberlakuan perjanjian-perjanjian tersebut pada akhir 2015 menjadi sebuah realita yang harus dihadapi oleh berbagai sektor industri, ditengah perbandingan kebutuhan pasar dengan tenaga kerja industri yang terjadi saat ini. Ekonomi nasional saat ini banyak didorong oleh kontribusi industri kreatif dengan melibatkan banyak generasi muda yang memiliki kreatifitas dan inovasi yang berorientasi pada UKM (http://majalahukm.com). Fakta menunjukkan bahwa meskipun memiliki sejumlah kelebihan yang memungkinkan usaha kecil menengah (UKM) dapat bertahan dalam menahan badai krisis, tidak semua usaha kecil dapat lepas dari akibat buruk krisis ekonomi (Handoyo, 2001). Hal tersebut disebabkan UKM memiliki lingkungan bisnis yang dinamis dan penuh ketidakpastian (seperti pesaing, pelanggan, supplier, regulator dan asosiasi usaha), serta intensitas persaingan yang cukup tinggi. Tidak bisa dipungkiri hal tersebut menjadi pemicu yang menyebabkan munculnya ketimpangan kinerja dan produktivitas antara UKM dengan usaha berskala besar. Penyebab lemahnya kinerja dan produktivitas UKM diduga kuat karena lemahnya karakter kewirausahaan serta belum optimalnya peran manajerial dalam mengelola usaha pada lingkungan bisnis yang cepat berubah seperti saat ini (Hanifah, 2011).
Kota Medan adalah ibukota provinsi terbesar ke tiga terbesar di Indonesia. Usaha Kecil Menengah (UKM) termasuk dalam kelompok usaha ekonomi yang penting dalam perekonomian dan termasuk dalam prioritas dalam program kerja pembangunan ekonomi di Kota Medan. Pertumbuhan perdagangan dikota Medan cukup tinggi. Pencapaian kinerja pembinaan UKM di kota Medan pada tahun 2010 sebesar 222.000 usaha dan 224.000 unit pada tahun 2013 dari pemantauan yang dilakukan ada kecenderungan peningkatan UKM pada setiap tahunnya (http://pemkomedan.go.id). Jumlah UKM yang semakin besar tumbuh dari tahun ketahun di kota Medan, belum sepenuhnya dapat bertahan dan bersaing berkelanjutan. Dapat dilihat pada tahun 2010 pertumbuhan UKM sebesar 222.000 dalam kurun waktu bertahun-tahun ada UKM yang sudah membuka cabang, ada yang tidak mampu bertahan, dan ada juga yang tumbuh baru (www.medanbisnisdaily.com) Sementara itu wirausaha yang memiliki pengetahuan terhadap orientasi kewirausahaan tidak menutup kemungkinan akan mendukung persaingan terhadap suatu usaha dan UKM perlu bertindak dengan berorientasi pada kewirausahaan agar pelaku UKM tahu bahwa pasar terus berkembang, persaingan semakin tinggi, dan konsumen terus menginginkan produk dan jasa yang dapat memenuhi kebutuhan. Suatu organisasi tidak dapat mengetahui alternatif produk apa yang pelanggan sukai sehingga organisasi menghadapi ketidakpastian (Frishammar & Horte, 2007). Dalam menghadapi ketidakpastian,wirausaha dituntut untuk mampu melakukan tindakan seperti inovatif, proaktif, pengambilan resiko, keagresifan bersaing (competitive
aggressiveness), dan otonomi (autonomy) untuk memperkuat usahanya. Tindakan tersebut terdapat dalam orientasi kewirausahaan. Orientasi kewirausahaan memiliki dampak terhadap venture growth (Growth of Sales and Profit) yang telah diteliti oleh Lee dan Tsang (2001: 599) yang orientasi kewirausahaannya terdiri atas unsur (1) kebutuhan prestasi (need for achievement) (2) keyakinan diri (internal locus of control) (3) kepercayaan diri (self reliance) dan (4)keterbukaan (extroversion).steward et al (2003) juga meneliti aspek kewirausahaan dengan unsur (1) prestasi (achievement) (2) inovasi (innovation)dan (3) risiko orientasi (risk terhadap goal orientation) dengan membandingkan antara sikap wirausaha di USA dibandingkan dengan sikap wirausaha di Rusia. Giglieranodan Miles (2003:4), menguji pengaruh orientasi kewirausahaan yang terdiri atas unsur (1)inovasi (innovating), (2) bertindak secara proaktif (acting proactively) dan (3)mengambil risiko (managing risk) terhadap peningkatan kinerja (performance atau growth) Manajer pemilik usaha kecil (small business owner-manager) yang berada di Indonesia pada saat ini sangat berkembang dan banyak jumlahnya,walaupun hampir separuhnya bekerja di sektor informal.sethuraman (1985, p720; Idrus 1999) melaporkan bahwa besarnya proporsi orang yang bekerja disektor informal yang meliputi bekerja sendiri (self employed) dan dibantu sementara oleh keluarga (selfemployed assisted temporarily by family ) di Indonesia adalah: a. 49.24% di subsektor perdagangan (trade and restourant), b. 18.66%, di subsektor pengolahan dan penggalian(mining and quarrying),
c. 4.36% di sub sektor bangunan (construction), d. 5.36% di sub sektor transportasi dan komunikasi, e. 18.52% di sub sektor pelayanan masyarakat (public service) dari total pekerja yang bekerja pada masing masing sub-sektor. Kondisi diatas jika dilihat dari kondisi dunia bisnis yang ada pada saat ini dimana perusahaan dituntut untuk menempuh langkah-langkah strategik dalam menuju ke masa depan setelah terjadinya krisis ekonomi. Kondisi krisis ditandai dengan kondisi ketidakpastian lingkungan yang tinggi dan kekacauan (turbulance) (Govindarajan,1984). Mulyadi (2000) berpendapat bahwa untuk keluar dari krisis ekonomi, perusahaan harus mendesain, memasang dan mengoperasikan sistem perumusan strategi, sistem perencanaan strategik dan sistem penyusunan program untuk memotivasi seluruh personel perusahaan dalam mencari dan merumuskan langkahlangkah strategik untuk membangun masa depan perusahaan itu sendiri.dalam era global yang ditandai dengan persaingan yang semakin tajam dan kompleks serta tingkat akselerasi yang tinggi, perusahaaan dituntut untuk memiliki kemampuan dalam mengembangkan berbagai pilihan stratejik di bidang manajemen. Harapannya agar perusahaan tersebut mampu beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan pergerakan lingkungan yang dinamis. Orientasi kewirausahaan juga berperan dalam pencapaian kesuksesan yang dikenal sebagai pendekatan baru dalam pembaruan kinerja perusahaan. Orientasi kewirausahaan disebut sebut sebagai spearhead (pelopor) untuk mewujudkan
pertumbuhan ekonomi perusahaan berkelanjutan dan berdaya saing tinggi ( Suryanita,2006).Perusahaan yang berorientasi kewirausahaan akan selalu berupaya menghasilkan produk-produk baru yang inovatif dan memiliki keberanian untuk menghadapi resiko (Becherer dan Maurer, 1997). Orientasi kewirausahaan dan kemampuan manajemen dipandang memiliki kemampuan untuk meningkatkan kinerja sebuah perusahaan. UKM yang berupaya untuk meningkatkan kinerja perusahaannya perlu untuk memperhatikan beberapa hal, yaitu orientasi kewirausahaan, dan kemampuan manajemennya. Orientasi kewirausahaan merupakan kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat dan sumber daya untuk mencari peluang menuju kesuksesan.sedangkan kemampuan manajemen merupakan cara untuk membuat perencanaan, mengorganisasi, mengarahkan atau melakukan penugasan dan melakukan pengawasan bagi perusahaan. Kedua hal tersebut dipandang sebagai landasan dalam menciptakan kinerja perusahaan yang lebih baik. Mengingat pentingnya peran orientasi kewirausahaan dan kemampuan manajemen untuk kalangan UKM, diperlukan pemahaman yang memadai tentang hal tersebut dalam rangka peningkatan kinerja UKM. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Orientasi Kewirausahaan Dan Kemampuan Manajemen Terhadap Kinerja Usaha Pada UKM Toko Kain Jalan Perniagaan Kota Medan.
1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas maka penulis dalam melakukan penelitian ini merumuskan masalah sebagai berikut : Apakah orientasi kewirausahaan dan kemampuan manajemen berpengaruh terhadap kinerja usaha pada toko kain di Jalan Perniagaan Kota Medan? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : Untuk mengetahui pengaruh Orientasi Kewirausahaan Dan Kemampuan Manajemen terhadap Kinerja Usaha pada UKM Toko kain di Jalan Perniagaan Kota Medan. 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi Peneliti Dapat menjadi tambahan dan memperluas wawasan peneliti khususnya dalam bidang kewirausahaan. 2. Bagi Mahasiswa Memberi manfaat untuk memperluas gambaran atau menjadi studi penunjang dalam penelitian selanjutnya.
3. Bagi Pelaku Bisnis Khususnya UKM Sebagai sumber informasi untuk menjadi pertimbangan dalam berwirausaha dan sebagai bahan masukan kepada para pelaku usaha UKM yang ingin memperbaiki kinerja dan mengembangkan bisnisnya. 4. Bagi Masyarakat Luas Sebagai sumber informasi tentang pengaruh orientasi kewirausahaan, dan kemampuan manajemen terhadap kinerja pada UKM toko kain di Jalan Perniagaan Kota Medan.