BAB I PENDAHULUAN. yang di ikuti melalui syarat-syarat yang jelas dan ketat ( Hasbullah,2003

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. seorang guru, dengan menciptakan kegiatan belajar mengajar yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas tentu tidak lepas dari dunia pendidikan. Karena. adalah dengan cara memeperbaiki proses pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. berkembang secara optimal. Dalam era globalisasi yang ditandai dengan. masyarakat, dan berdaya saing tinggi dalam kehidupan global.

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai suatu proses untuk menyiapkan generasi masa depan

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam memecahkan masalah yang muncul pada kehidupan sehari-hari (Winarni,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. tindakan sosial yang dimungkinkan berlaku melalui suatu jaringan. hubungan kemanusiaan melalui peranan-peranan individu di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan ini dapat diperoleh dengan latihan yang intensif dan bimbingan yang

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari tuntutan kehidupan manusia. Kebutuhan memperoleh

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAWUNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang dapat ditempuh untuk mengembangkan. dan meningkatkan ilmu pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. bahwa pendidikan mempunyai tujuan untuk membentuk manusia yang maju.

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dewasa ini diarahkan untuk peningkatan kualitas belajar,

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran sejarah sebagai bagian dari kurikulum pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. merupakan integrasi dari berbagai cabang Ilmu Sosial. Supardi (2011: 183)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan dengan sikap terbuka dari masing-masing individu. Dalam

2 memperoleh pembelajaran. Karena belajar itu adalah dari tidak tahu menjadi tahu, dari buruk menjadi baik, dan dari tidak bisa menjadi bisa. Metode y

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan ketrampilan sehat jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tidak hanya berlangsung pada satu tahap perkembangan saja

BAB I PENDAHULUAN. atau jabatan, tetapi untuk menyelesaikan masalah masalah yang dihadapi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan SD adalah bagian dari sistem pendidikan nasional yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Pendidikan dapat menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. membangun sebuah peradaban suatu bangsa. Menurut Kamus Besar Bahasa

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

I. PENDAHULUAN. pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan usaha sadar dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara melakukan perbaikan proses belajar mengajar. Berbagai konsep

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan mutu sumber daya manusia, maka bidang pendidikan. seharusnya bergerak lebih agresif dan inovatif dalam menggali dan

BAB 1 PENDAHULUAN. lingkungan akan mendapatkan pengalaman dan pengetahuan sehingga akan menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu modal awal proses menuju pembangunan bangsa, karena

BAB I PENDAHULUAN. IPA merupakan satu kumpulan pengetahuan yang diperoleh tidak hanya produk. tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.

BAB I PENDAHULUAN. Dikutip dari Pendidikan Nasional Bab II pasal 3, menyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. salah satu faktor penentu kelulusan ujian nasional. Tidak dapat dipungkiri bahwa sebagian

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peranan seorang guru dalam proses belajar-mengajar harus mampu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Maimunah, 2014

BAB I PENDAHULUAN. mengajar. Winkel (dalam Darsono dkk., 2000) mengungkapkan pengertian

I. PENDAHULUAN. Rendahnya mutu pendidikan merupakan salah satu masalah yang terus

BAB I PENDAHULUAN. seminar, dan kegiatan ilmiah lain yang di dalammnya terjadi proses tanya-jawab,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan

BAB I PENDAHULUAN. dalam persaingan global. Maka sebagai bangsa, kita perlu terus mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan sistem pendidikan diharapkan mewujudkan tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I.PENDAHULUAN. seutuhnya, sangatlah tepat. Konsep Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa,

umum yang muncul adalah rendahnya mutu kegiatan belajar siswa seperti adanya siswa yang ingin mencapai target hanya sekedar lulus dalam sekolah,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor terpenting yang menentukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tri Wulan Sari, 2014 Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Stad Terhadap Kemampuan Analisis Siswa

BAB I PENDAHULUAN. dan lingkungan baik lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Dalam. saling melengkapi dan memperkaya pengetahuan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses untuk membina dan mengantarkan anak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa Indonesia untuk menciptakan manusia yang berilmu, cerdas dan terampil di lingkungan masyarakat.

belaka (Widja, 1989). Seorang pakar pendidikan, Suprijono secara rinci menjelaskan tentang masalah pembelajaran sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian baik jasmani maupun rohani ke arah yang lebih baik dalam

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya, karena kualitas pendidikan merupakan. tingkat kesejahteraan masyarakat pada suatu negara. Melalui pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. dasar akan sangat membantu siswa dalam menghadapi pembelajaran. khususnya pada mata pelajaran matematika.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menulis seseorang dapat menyampaikan hal yang ada dalam pikirannya.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan prestasi manusia melalui pembelajaran disekolah. yang bermanfaat untuk menjalankan kehidupan yang lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia tidak lepas dari hubungan pembelajaran

1. PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan suatu bangsa karena sasaran dari

BAB I PENDAHULUAN. membentuk sikap serta ketrampilan yang berguna baginya dalam menyikapi

I. PENDAHULUAN. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang wajib diikuti oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang dipengaruhi oleh lingkungan dan instrumen pengajaran, komponen yang. pendidik dengan peserta didik yang didukung oleh proses.

BAB I PENDAHULUAN. dapat hidup mandiri dan mampu menjadi masyarakat yang mampu bersosialisasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wahyu Handining Tyas, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

1. PENDAHULUAN. dikarenakan sasaran dari pendidikan adalah peningkatan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran. Guru berusaha mengatur lingkungan belajar agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan menuntut guru lebih inovatif dalam merancang pembelajaran, artinya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Globalisasi seperti saat ini menimbulkan persaingan di berbagai bidang kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu 1

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran Bahasa Indonesia. Pembelajaran Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Guru memegang peranan penting dalam membentuk watak bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat khususnya generasi muda, yang nantinya akan mengambil alih

Transkripsi:

1 A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Sekolah merupakan suatu tempat berkumpul sejumlah siswa, dimana sekolah digunakan sebagai tempat menimba ilmu dan memperoleh segala wawasan ilmu pengetahuan. Sekolah merupakan lingkungan yang paling ideal untuk belajar, karena dengan belajar siswa menjadi paham terhadap materi yang diajarkan. Pendidikan sekolah adalah pendidikan yang diperoleh seseorang di sekolah secara teratur dan sistematis serta bertahap yang di ikuti melalui syarat-syarat yang jelas dan ketat ( Hasbullah,2003 :46). Belajar adalah suatu kata yang paling sering didengar dan cukup akrab dengan semua lapisan masyarakat. Belajar sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui pelatihan dan pengalaman(syaiful Bahri Djamarah, 2008 :12). Belajar ialah suatau proses usaha yang dilakukan seorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Beberapa pengertian belajar menurut para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan perubahan perilaku individu seseorang berdasarkan praktik atau pengalaman baru, perubahan yang terjadi menyangkut perubahan yang bersifat positif yang meliputi perubahan kognitif, afektif dan psikomotorik yang diterima oleh setiap individu yang

2 melakukan proses belajar. Belajar sejarah pada dasarnya adalah belajar tentang kehidupan masyarakat. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang dapat mendorong peserta didik untuk merubah perilaku dalam belajar, hal ini tidak terlepas dari peranan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran secara langsung kepada peserta didik. Materi pembelajaran merupakan unsur-unsur yang berkaitan erat dengan pembelajaran, oleh karena itu pemilihan dan penggunaan materi ajar yang tepat merupakan suatu hal yang sangat penting didalam pembelajaran. Pembelajaran merupakan proses belajar yang diselenggarakan oleh guru untuk mengajarkan siswa belajar bagaimana memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap serta menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar yang merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Selanjutnya, pembelajaran juga merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar di lakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, dan belajar dilakukan oleh peserta didik/ murid. Materi ajar merupakan bahan ajar yang digunakan guru dalam proses pembelajaran didalam kelas, dan materi ajar juga merupakan suatu kompetensi dasar yang digunakan guru sebagai informasi, alat dan teks yang diperlukan guru untuk perencanaan pembelajaran yang dilakukan didalam kelas. Selain itu materi ajar merupakan segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat dimana bahan mengajar terdapat, atau asal untuk belajar seseorang. Materi disini sebagai perantara untuk terjadinya interaksi belajar mengajar antar guru dan anak didik, tanpa materi

3 pembelajaran maka tidak akan terjadi interaksi belajar mengajar. Apa yang harus guru ajarkan kepada anak didik bila guru tidak mempunyai materi yang harus disampaikan kepada anak didik. Berbicara mengenai materi ajar maka tidak dapat kita tinggalkan mengenai kemampuan guru dalam mengembangkan materi. Hal ini yang harus diperhatikan oleh seorang guru yang tidak hanya mengajar menggunakan satu materi ajar saja, melainkan seorang guru yang harus memiliki wawasan dan cara dalam mengembangkan materi ajar, pengembangan materi ajar sangat penting bagi seorang guru khususnya guru mata pelajaran sejarah. Materi pembelajaran sejarah sebagian besar merupakan cerita atau kejadian masa lalu. Apabila guru hanya menguasai materi pokok saja maka akan mebuat kegiatan pembelajaran yang kurang mengapresiasi anak didik membuat situasi kelas yang kurang kondusif sehingga timbul kebosanan dan kejenuhan yang dialami oleh peserta didik. Situasi pengajaran seperti ini yang dapat membuat suasana pembelajaran kurang menggairahkan bagi anak didik. Sebab materi pelajaran yang disampaikan oleh guru kurang dapat menyentuh. Kondisi pembelajaran yang demikian kurang mendapat tanggapan dari anak didik khususnya materi pembelajaran sejarah yang kurikulum pembelajaran sejarah selama ini di dominasi oleh peristiwa sejarah di Pulau Jawa ( bersifat Jawa Centris). Padahal di setiap daerah juga memiliki peristiwa yang pernah di masa lampau yang juga dapat dijadikan sebagai materi pembelajaran. Sejarah lokal dalam konteks pembelajaran di sekolah

4 tidak hanya sebatas sejarah yang dibatasi oleh ruang lingkup yang bersifat administratif belaka, seperti sejarah provinsi, sejarah kabupaten, sejarah kecamatan dan sejarah desa. Bertolak dari sejarah lokal inilah siswa dapat menyadari akan kekayaan tema kehidupan yang terjadi dalam lingkungan masyarakat sekitarnya, sehingga siswa akan lebih bisa memahami dan memaknai peristiwa sejarah (FX Wartoyo, 2012 : 8). Selain itu, pembelajaran sejarah sangat di dominasi oleh pembelajaran hafalan dengan terlalu banyak menekankan chalk and talk di kelas dan sangat lemah dalam mendorong keterlibatan para siswa dalam proses belajarnya.penyampaian materi pembelajaran sejarah juga di anggap terlalu menekankan memorisasi dengan mengabaikan usaha pengembangan intelektual yang lebih tinggi, sehingga sejarah di anggap tidak relevan dengan kebutuhan serta minat peserta didik, karena peserta didik sulit mengerti peristiwa sejarah yang terlalu memperhatikan tingkah laku orang dewasa yang ada diluar jangkauan peserta didik. Penyampaian materi pembelajaran pokok didalam kelas sebaiknya dimanfaatkan pula materi penunjang yang berguna sebagai upaya mendapatkan umpan balik dari anak didik. Kebanyakan kegagalan seorang guru tidak selamanya terlepas dari masalah penguasaan materi penunjang. Guru hanya menyampaikan materi yang sesuai dengan silabus. Sedangkan pengetahuan yang telah dikuasai oleh anak didik bermacam-macam, maka pengembangan materi pembelajaran sangat membantu guru dalam menyampaikan pembelajaran pokok guna mendapatkan umpan balik secara optimal dari anak didik didalam kelas.

5 Umpan balik yang diberikan oleh anak didik selama pembelajaran berlangsung ternyata bermacam-macam, tergantung rangsangan yang diberikan oleh guru. Rangsangan yang diberikan oleh guru bermacammacam dengan tanggapan yang bermacam-macam pula dari anak didik. Rangsangan guru dalam bentuk tanya maka rangsangan anak didik dalam bentuk jawab. Lahirlah interaksi melalui tanya dan jawab antar guru dengan anak didik. Sebaliknya, rangsangan anak didik dalam bentuk tanya, maka tanggapan guru dalam bentuk jawab. Dalam kegiatan pengajaran didalam kelas tidak lain yang harus guru capai, kecuali bagaimana agar anak didik dapat menguasai materi pelajaran secara tuntas. Sebab bagaimanapun juga keberhasilan pengajaran ditentukan sampai sejauh mana penguasaan anak didik terhadap materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Pembelajaran sejarah lokal sangat mendukung prinsip pengembangan kemampuan peserta didik untuk berfikir aktif, kreatif dan inovatif. Prinsip pembelajaran siswa aktif sangat relevan dengan kegiatan pembelajaran yang bermuatan sejarah lokal. Guru sejarah dapat melaksanakan studi-studi sejarah lokal secara sederhana yang akan menyumbangkan perkembangan studi sejarah pada umumnya di Indonesia, agar peserta didik dalam perkembangannya sebagai insan Indonesia yang modern tidak tercabut sama sekali dari akar lingkungan sosio-budayanya sendiri. (FX Wartoyo, 2012 : 9). Para peserta didik juga diharapkan mengetahui serta menghayati dengan baik perkembangan masyarakatnya dari masa lampau sampai kini yang terjadi dilingkungan sendiri.pengajaran sejarah lokal dapat dilakukan

6 dengan guru sejarah : Pertama, pada pengambilan contoh-contoh dari kejadian untuk memberikan ilustrasi yang lebih hidup dari uraian sejarah nasional maupun sejarah dunia yang di ajarkan. Kedua, dalam bentuk penjelajahan lingkungan sekitar sekolah untuk mengamati langsung sumbersumber sejarah serta mengumpulkan data sejarah. Ketiga, adalah berupa studi khusus serta cukup mendalam tentang berbagai aspek kesejarahan di lingkungan murid yang dilaksanakan dengan cara-cara studi sejarah profesional. Pengintegrasian sejarah lokal dalam tulisan ini adalah pemuatan sejarah dalam lingkup yang terbatas meliputi suatu lokasi tertentu. Pengembangan penulisan yang bersifat nasional seperti selama ini, sering kurang memberi makna bagi orang-orang tertentu, terutama yang terkait dengan sejarah wilayahnya sendiri. Jika dihubungkan dengan pendekatan kurikulum yang bersifat integratif beberapa mata pelajaran menjadi satu kelompok, dalam Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), maka melalui pembelajaran sejarah bermuatan lokal nampaknya intergrasi itu akan lebih mudah di wujudkan. Maka dari itu yang menjadi perhatian peneliti adalah siswa kelas XI IPS SMA Pelangi Nusantara Punggur dalam memahami Sejarah H. Ismail Mundu yang di jadikan materi dalam pembelajaran sejarah. H. Ismail Mundu sebagai tokoh agama dan da i pada masanya yang memang berdomisili di teluk pa kedai memiliki peranan yang sangat penting yakni mengajarkan ajaran agama islam bagi masyarakatnya dan ajarannya kini turun sampai ke anak cucu murid yang pernah di ajarnya. Dan kini anak

7 cucu muridnya banyak yang berpindah dan menetap ke daerah lain seperti punggur, sungai kakap dan Pontianak.Sejarah H. Ismail Mundu merupakan sejarah lokal yang masih belum di ketahui secara jelas tentang keberadaanya terutama pada siswa-siswa di sekolah. Oleh karena itu, sejarah H. Ismail Mundu yang mempunyai nilai sejarah yang bersifat sejarah lokal perlu di wariskan dan dikenalkan kepada generasi penerus agar tidak meninggalkan nilai sejarah dan selalu melestarikannya.atas dasar pemikiran di atas maka penulis merumuskan rancangan penelitain yang berjudul Peran H. Ismail Mundu Tahun 1870-1957 Dalam Materi Sejarah Penyebaran Islam Di Indonesia Pada siswa Kelas XI IPS Sekolah Menengah Atas Pelangi Nusantara Punggur Kabupaten Kubu Raya. Peneliti berharap semoga penelitian ini dapat memberikan inovasi baru terhadap pendidikan di Kabupaten Kubu Raya, khususnya SMA Pelangi Nusantara Punggur yang merupakan tempat penelitian. Selain itu diharapkan penelitian ini dapat dipergunakan sebaik mungkin agar pembelajaran yang dilakukan oleh guru didalam kelas khususnya guru mata pelajaran sejarah tidak terkesan membosankan dengan penambahan materi pembelajaran berupa materi sejarah lokal yang dapat membangkitkan motivasi, suasana belajar dan emosional siswa didalam kelas. B. Fokus Penelitian Adapun yang menjadi fokus umum dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah peran H. Ismail Mundu tahun 1870-1957 dalam materi

8 sejarah penyebaran islam di indonesia pada siswa kelas XI IPS SMA Pelangi Nusantara Punggur Kabupaten Kubu Raya. Secara khusus fokus penelitian di rumuskan kedalam sub-sub masalah ini sebagai berikut : 1. Bagaimanakah perencanaan yang dilakukan guru mata pelajaran sejarah dalam menyampaikan dan menarik perhatian siswa terhadap Peran H. Ismail Mundu Tahun 1870-1957 dalam materi sejarah penyebaran islam di indonesia pada siswa kelas XI IPS Sekolah Menengah Atas Pelangi Nusantara Punggur Kabupaten Kubu Raya? 2. Bagaimanakah pelaksanaan yang dilakukan oleh guru mata pelajaran sejarah dalam menyampaikan Peran H. Ismail Mundu Tahun 1870-1957 dalam materi sejarah penyebaran islam di indonesia pada siswa Kelas XI IPS SMA Pelangi Nusantara Punggur Kabupaten Kubu Raya? 3. Bagaimanakah pemahaman siswa dalam memahami peran H. Ismail Mundu tahun 1870-1957 dalam materi sejarah penyebaran islam di indonesia terhadap siswa kelas XI IPS SMA Pelangi Nusantara Punggur Kabupaten Kubu Raya? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pemahaman siswa kelas XI IPS SMA Pelangi Nusantara Punggur kecamatan Sungai Kakap kab Kubu raya terhadap Peran H. Ismail Mundu tahun 1870-1957 dalam materi sejarah penyebaran islam di indonesia pada siswa kelas XI IPS SMA Pelangi Nusantara punggur kabupaten kubu raya.

9 Sedangkan tujuan khusus penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kejelasan objektif tentang : 1. Mengetahui perencanaan guru mata pelajaran sejarah sebelum menyampaikan dan menarik perhatian siswa terhadap Peran H. Ismail Mundu tahun 1870-1957 dalam materi sejarah penyebaran islam di indonesia pada siswa kelas XI IPS SMA Pelangi Nusantara Punggur Kabupaten Kubu Raya. 2. Mengetahui pelaksanaan guru mata pelajaran sejarah saat menyampaikan peran H. Ismail Mundu tahun 1870-1957 dalam materi sejarah penyebaran islam di indonesia pada siswa kelas XI IPS SMA Pelangi Nusantara Punggur Kabupaten Kubu Raya. 3. Mengetahui pemahaman siswa dalam memahami materi peran H. Ismail Mundu tahun 1870-1957 dalam materi sejarah penyebaran islam di indonesia terhadap siswa kelas XI IPS SMA Pelangi Nusantara Punggur Kabupaten Kubu Raya. D. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian diharapkan dapat berguna bagi semua pihak yang membaca dan tertarik untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman sejarah perkembangan di Indonesia khususnya perkembangan sejarah lokal. Adapun manfaat yang di harapkan oleh peneliti dari hasil penelitian adalah : 1. Manfaat Teoritis Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi rekomendasi bagi para pembaca dan dapat di jadikan wadah pengembangan ilmu

10 pengetahuan dan menambah khasanah kelilnuan sejarah budaya dan nilai sejarah lokal. 2. Manfaat Praktis a. Bagi siswa Memberikan wawasan ilmu pengetahuan bagi para siswa tentang sejarah lokal yang ada di daerahnya serta menyadarkan para siswa akan tugas dan tanggung jawabnya dalam belajar sehingga pada akhirnya siswa ingin mencari tahu untuk menggali segala pengetahuan yang terkait dengan sejarah H. Ismail mundu dan peranannya dan menghargai peninggalan-peninggalan yang bernilai sehingga selalu melestarikannya. b. Bagi guru Sebagai tambahan atau selingan materi bahan ajar di sekolah dalam proses belajar mengajar dan masukan untuk memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran yang baik sehingga menimbulkan motivasi siswa untuk menggali peninggalan sejarah lokal yang ada didaerah tersebut. c. Bagi Kepala Sekolah Dapat dijadikan tolok ukur dalam membina sekolah, guru dan siswa dalam pemahaman sejarah H. Ismail Mundu dan peranannya dalam pembelajaran sejarah. d. Bagi peneliti

11 1. Memberikan masukan dalam wawasan ilmu pengetahuan yang dijadikan sebagai bekal untuk menjadi tenaga pengajar sesungguhnya. 2. Menambah wawasan berfikir secara sistematis, praktis dan ilmiah sehinnga akan memberikan pengalaman akademis yang bersifat keilmuan serta menambah pengalaman dalam menyusun karya ilmiah dalam metodologis, terkait dengan suatu tata tulis tertentu yang dituangkan dalam sebuah karya ilmiah yang secara yuridis harus dipertanggumg jawabkan dapat di terima secara akademis. 3. Memenuhi salah satu persyaratan akademis yang telah di tentukan guna memperoleh gelar sarjana lengkap (S. Pd) E. Ruang Lingkup Penelitian Pembatasan ruang lingkup penelitian perlu diadakan agar penelitian tetap berada pada pokok pembahasan masalah, dan tetap pada pengertian yang dimaksud sesuai dengan judul. Dalam penelitian ini menggunakan variabel tunggal. Variabel adalah suatu atribut,sifat, aspek dari manusia, gejala, objek yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan diambil kesimpulannya (Hamid Darmadi,2011 :21). Adapun variabel tunggalnya adalah Peran H. Ismail Mundu Tahun 1870-1957 dalam sejarah penyebaran islam di Indonesia. Dengan aspek-aspek yang diteliti yaitu : 1. Perencanaan yang dilakukan guru mata pelajaran sejarah dalam menyampaikan dan menarik perhatian siswa terhadap Peran H. Ismail

12 Mundu Tahun 1870-1957 dalam materi sejarah penyebaran islam di indonesia pada siswa kelas XI IPS Sekolah Menengah Atas Pelangi Nusantara Punggur Kabupaten Kubu Raya. 2. Pelaksanaan yang dilakukan oleh guru mata pelajaran sejarah dalam menyampaikan Peran H. Ismail Mundu Tahun 1870-1957 dalam materi sejarah penyebaran islam di indonesia pada siswa Kelas XI IPS SMA Pelangi Nusantara Punggur Kabupaten Kubu Raya. 3. Pemahaman siswa dalam memahami peran H. Ismail Mundu tahun 1870-1957 dalam materi sejarah penyebaran islam di indonesia terhadap siswa kelas XI IPS SMA Pelangi Nusantara Punggur Kabupaten Kubu Raya.