Bina Marsasi

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA IBU HAMIL PRE EKLAMSI DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSUD SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN

FAKTOR RISIKO KEJADIAN PERSALINAN PREMATUR (STUDI DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GEYER DAN PUSKESMAS TOROH TAHUN 2011)

KEHAMILAN LETAK SUNGSANG DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI PADA IBU BERSALIN

BAB 1 PENDAHULUAN. penurunan angka kematian ibu (AKI) dan bayi sampai pada batas angka

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN : HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD R.A KARTINI JEPARA INTISARI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI PADA IBU BERSALIN

BAB I PENDAHULUAN. Organization (WHO), salah satunya diukur dari besarnya angka kematian

KETUBAN PECAH DINI DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2011

Faktor Terjadinya Ketuban Pecah Dini pada Ibu Bersalin di Rumah Sakit Umum Daerah Rokan Hulu 2011

B AB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam menilai derajat kesehatan masyarakat, terdapat beberapa

SISTEM RUJUKAN BIDAN DENGAN KASUS PRE EKLAMSIA DAN EKLAMSIA DI RSU DR. SAIFUL ANWAR MALANG

HUBUNGAN ANTARA KEHAMILAN SEROTINUS DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD INDRAMAYU PERIODE 01 SEPTEMBER-30 NOVEMBER TAHUN 2014

HUBUNGAN PREMATURITAS DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD JEND. AHMAD YANI KOTA METRO TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. awal minggu gestasi ke-20 sampai akhir minggu gestasi ke-37 (Varney,

HUBUNGAN ANTARA PREEKLAMPSIA DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD ARJAWINANGUN TAHUN 2015

HUBUNGAN ANTARA ANEMIA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH DAN PERDARAHAN POSTPARTUM

BERAT BADAN LAHIR RENDAH DENGAN KEJADIAN ASFIXIA NEONATORUM

FAKTOR MATERNAL YANG BERHUBUNGAN DENGAN BBLR

Hubungan Usia Kehamilan dan Preeklampsia dengan Asfiksia Neonatorum Bayi Baru Lahir di RSUD Ambarawa Kabupaten Semarang

KARAKTERISTIK IBU KAITANNYA DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: Aribul Maftuhah

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehamilan (HDK), infeksi, partus lama/macet, dan abortus. 1 Infeksi

STUDI DESKRIPTIF PENYEBAB KETUBAN PECAH DINI DI RUMAH SAKIT PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PARTUS LAMA

BAB I PENDAHULUAN. paling kritis karena dapat menyebabkan kesakitan dan kematian bayi. Kematian

PENELITIAN HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN TERHADAP HASIL LUARAN JANIN. Idawati*, Mugiati*

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN BBLR DI RSUD. PROF. DR. HI. ALOEI SABOE KOTA GORONTALO TAHUN Tri Rahyani Turede NIM

HUBUNGAN STATUS PARITAS DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI PADA IBU BERSALIN DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL NASKAH PUBLIKASI

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Berat Badan Lahir Rendah

PARITAS DENGAN KEJADIAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN TAHUN Sri Handayani, Umi Rozigoh

Elisa Dosen Prodi Keperawatan Poltekkes Kemenkes Semarang ABSTRAK

Ria Yulianti Triwahyuningsih Akademi Kebidanan Muhammadiyah Cirebon, Jawa Barat, Indonesia

HUBUNGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DENGAN KEMATIAN NEONATAL DI RSUD. DR. H. ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013 ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS CIKAMPEK KABUPATEN KARAWANG

Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai Volume IV No.1 Edisi Juni 2011, ISSN: X

KONSELING GIZI IBU HAMIL OLEH TENAGA KESEHATAN (BIDAN, PETUGAS GIZI) TERHADAP KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS JOGONALAN I

HUBUNGAN KETUBAN PECAH DINI DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD DR. H. MOCH. ANSHARI SALEH BANJARMASIN TAHUN 2014

Dinamika Kesehatan Vol.6 No. 1 Juli 2015 Maolinda et al.,persalinan Tindakan...

HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI DENGAN PARTUS PREMATUR DI RUANG (VK) BERSALIN BAPELKES RSD SWADANA JOMBANG. Sri Sudarsih*) ABSTRAK

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA PADA IBU BERSALIN

HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN ABORTUS INKOMPLIT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAHARIFIN ACHMAD PEKANBARU TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah kelahiran hidup. Faktor-faktor yang mempengaruhi AKB

HUBUNGAN KETUBAN PECAH DINI DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL YOGYAKARTA PERIODE NASKAH PUBLIKASI

ISSN No Media Bina Ilmiah 29

BAB 1 PENDAHULUAN. Ketuban pecah dini (KPD) merupakan masalah penting dalam obstetri

BAB I PENDAHULUAN. Ketuban pecah dini (KPD) adalah pecahnya ketuban sebelum dimulainya

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui derajat kesehatan disuatu negara seluruh dunia. AKB di

HUBUNGAN KEHAMILAN POSTTERM DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD ABDUL MOELOEK

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Asfiksia Neonatorum Di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PARITAS DENGAN KETERATURAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN :

HUBUNGAN INDUKSI PERSALINAN PERVAGINAM DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARULAHIR

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Intra Uterine Fetal Death (IUFD)

HUBUNGAN KEHAMILAN USIA DINI DENGAN KEJADIAN PERSALINAN PREMATUR DI RUANG BERSALIN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PARADISE TAHUN 2015

HUBUNGAN ANTARA PERSALINAN KETUBAN PECAH DINI DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM DI RSUD DR. SOESELO KABUPATEN TEGAL

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PERSALINAN PRETERM DI RUANG BERSALIN RUMAH SAKIT UMUM MEURAXA KOTA BANDA ACEH TAHUN 2012

KARYA TULIS ILMIAH. Oleh : RATNA NURAINI

FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEMATIAN PERINATAL DI KABUPATEN LAMPUNG UTARA TAHUN 2014

HUBUNGAN INDUKSI PERSALINAN DENGAN ASFIKSIA BAYI BARU LAHIR DI RSU PKU MUHAMMADIYAH DELANGGU KLATEN TAHUN Sri Wahyuni 1), Titin Riyanti 2)

Trisna Ebtanastuti 2, Anjarwati 3 INTISARI

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA PADA IBU BERSALIN

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu dan angka kematian perinatal. Menurut World Health. melahirkan dan nifas masih merupakan masalah besar yang terjadi di

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN TRIMESTER I DENGAN KUNJUNGAN K1 MURNI DI BPS HANIK SURABAYA

HUBUNGAN KEJADIAN PRE EKLAMSIA DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT ISLAM KLATEN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA TAHUN NASKAH PUBLIKASI

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN : HUBUNGAN RIWAYAT PERSALINAN PADA IBU MULTIPARA DENGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan janin intrauterin mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POST PARTUM PRIMER DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA TAHUN 2013 NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. umur kehamilan minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir. Badan

HUBUNGAN KEHAMILAN POST TERM DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL TAHUN 2013 NASKAH PUBLIKASI

Jurnal Harapan Bangsa Vol.1 No.2 Desember 2013

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERDARAHAN POSTPARTUM PRIMER DI RSUD ROKAN HULU TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. pula 1 lahir mati. Penyebab kematian bayi adalah asfiksia, trauma kelahiran,

BAB I PENDAHULUAN. salah satu strategi dalam upaya peningkatan status kesehatan di Indonesia.

HUBUNGAN BERAT BADAN BAYI LAHIR DENGAN DERAJAT LASERASI JALAN LAHIR PADA IBU PRIMIPARA DI RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK

MATERNAL FACTOR THAT RELATED WITH LOW BIRTH WEIGHT BABIES AT THE REGIONAL GENERAL HOSPITAL PRINGSEWU YEAR Siti Indarti* ABSTRACT

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PARTUS LAMA DI RUANG KEBIDANAN RSUD IBNU SUTOWO BATURAJA TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan

GAMBARAN UMUR DAN PARITAS IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN ABORTUS INKOMPLIT DI RUMAH SAKIT MUHAMADIYAH PALEMBANGTAHUN 2014

HUBUNGAN TINGKAT PENDAPATAN DENGAN JUMLAH PERSALINAN DI WILAYAH PUSKESMAS MAMBURUNGAN KOTA TARAKAN

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

HUBUNGAN USIA DAN JARAK KEHAMILAN DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA TAHUN

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN KOMPLIKASI PERSALINAN DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI

FAKTOR-FAKTOR PREDISPOSISI TERJADINYA ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS JETIS I BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. lahir adalah Angka Kematian Bayi (AKB). Angka tersebut merupakan indikator

HUBUNGAN PARITAS DAN RIWAYAT SC DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA PADA IBU BERSALIN DI RSUD ABDOEL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2016

HUBUNGAN USIA KEHAMILAN PADA IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU TAHUN 2012

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU LEPAS TALI PUSAT

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI Ny. S DENGAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH ( BBLR ) DI BANGSAL KBRT RSUD Dr.MOEWARDI SURAKARTA

Tingkat Pengetahuan Bidan Tentang Penanganan Infeksi Pada Bayi Akibat Ketuban Pecah Dini Di Rumah Sakit Kesdam Iskandar Muda Banda Aceh Tahun 2012

HUBUNGAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN DERAJAT RUPTUR PERINEUM PADA PERSALINAN NORMAL

PROFIL UMUR DAN PEKERJAAN IBU BERSALIN SECTIO CAESAREA YANG MEMPUNYAI RIWAYAT SECTIO CAESAREA

HUBUNGAN ANTARA KETUBAN PECAH DINI DENGAN PERSALINAN PREMATUR DI RUMAH SAKIT MUTIARA BUNDA SALATIGA

PENGARUH UMUR KEHAMILAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

HALAMAN JUDUL GAMBARAN KEJADIAN ABORTUS INKOMPLETUS BERDASARKAN USIA IBU DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA TAHUN 2013 DAN 2014

PERBEDAAN HASIL LUARAN BAYI ANTARA IBU PARITAS TINGGI DAN IBU PARITAS RENDAH

periode April-Juni tahun 2013 sebanyak 38 responden dengan teknik Total

Transkripsi:

HUBUNGAN KETUBAN PECAH DINI (KPD) DENGAN KEJADIAN BAYI PREMATUR DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : Bina Marsasi 201210104215 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG D IV SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2013

HALAMAN PENGESAHAN HUBUNGAN KETUBAN PECAH DINI (KPD) DENGAN KEJADIAN BAYI PREMATUR DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : Bina Marsasi 201210104215

PREMATURE RUPTURE OF RELATIONS (KPD) AND THE INCIDENCE OF PREMATURE BABY AT HOSPITAL CENTRAL AREA PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA IN 2012 Bina Marsasi, Asri Hidayat Abstract : This study aimed to determine the relationship with the mother KPD incident premetur baby at General Hospital Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta in 2012. The methods used in this study was a descriptive cross sectional kolerasional approach. Data collection using patient medical record data for the year 2012. All study population, maternal medical record number of 2,503 samples san all mothers of preterm delivery in accordance with the inclusion criteria of a number of 96 medical records. Analysis techniques to test hypotheses using Chi Square. Simultaneous relationships premature rupture of membranes (p-value, 0.001), a significant factor affecting the incidence of premature infant relationship. Keywords : Premature rupture of relations with the incidence of premature baby in the General Hospital Senopati Bantul. Intisari : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan ibu KPD dengan kejadian bayi prematur di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta tahun 2012. Metode yang digunakan dalam penellitian ini adalah deskriptif kolerasional dengan pendekatan cross sectional. Pengumpulan data menggunakan data Rekan Medik pasien selama tahun 2012. Populasi penelitian semua ibu bersalin sejumlah 2.500 RM dan sampel semua ibu bersalin premature yang sesuai dengan kreteria inklusi sejumlah 96 RM. Teknik analisis untuk menguji hipotesis menggunakan bivariate. Secara simultan hubungan KPD (p-value 0,001), merupakan faktor yang signifikan mempengaruhi hubungan kejadian bayi prematur. Kata Kunci : Hubungan ketuban pecah dini dengan kejadian bayi prematur di RSUD Panembahan Senopati Bantul.

PENDAHULUAN Tujuan keempat dari MDG s adalah menurunkan angka kematian anak usia balita 2/3-nya antara tahun 1990-2015. Menurut teori 2/3 (two third rule) kematian nonatus (kematian bayi pada bulan pertama kehidupan) memberikan kontribusi sebesar hampir 2/3 dari kematian bayi. Tiga penyebab kematian terpenting pada kelompok neonatus adalah asfiksia, infeksi dan prematuritas/bayi berat lahir rendah (BBRL). Prevelensi bayi prematur diperkirakan (7-10%) dari seluruh kelahiran didunia. Statistik menunjuk 70-90% kejadian bayi prematur didapatkan di Negara berkembang, sedangkan frekuensi bayi prematur dinegara maju sebesar 3,6-10,8% (Profil kesehatan RI, 2008). Menurut perkiraan WHO tahun 2007 hampir semua (98%) dari 5 juta kematian neonatal dinegara berkembang.lebih dari 2/3 kematian adalah bayi prematur.secara global diperkirakan terdapat 25 juta persalinan pertahun dimana 17 % diantaranya bayi prematur dan hampir semuanya terjadi di Negara berkembang (Maryunani, 2009). Angka kejadian bayi prematur di Indonesia sangat bervariasi antara satu daerah dengan daerah lain, yaitu berkisar antara 19%-30%. Secara nasional berdasarkan analisis lanjut survei demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI), angka kejadian bayi prematur 7,5%. Angka ini lebih besar dari target bayi prematur yang ditetapkan pada sasaran program perbaikan gizi memuju Indonesia sehat 2010 yakni maksimal 7% (Depkes, 2010). Sementara untuk kasus kematian neonatus, di Provinsi DIY pada tahun 2011 terjadi sebanyak 8,5/1000 kelahiran hidup dengan penyebab kematian terbanyak disebabkan karena BBLR dan kelainan kongenital. Kasus bayi prematur di provinsi DIY yang menyebabkan kematian sebesar 33%. Berdasarkan hasil studi pendahuluan kasus bayi prematur yang di pengaruhi oleh KPD di RSUD Panembahan Senopati Bantul yang telah dilakukan pada tanggal 5 Maret 2013, sebagai rumah sakit rujukan terbeser dan sebagai pusat rujukan di Kabupaten Bantul terjadi peningkatan dalam 3 tahin ini, yaitu pada tahun 2010 dengan jumlah bayi prematur 331 kasus dan jumlah bayi prematur dengan KPD sebanyak 20 kasus. Kemuadian pada tahun 2011 tercatat jumlah bayi prematur 361 kasus dan jumlah bayi premature dengan KPD sebanyak 26 kasus.kemudian terjadi peningkatan di tahun 2012 tercatat jumlah bayi prematur 430 kasus dan jumlah bayi premature dengan KPD sebanyak 40 kasus. METODE PENELITIAN Desain penelitian yang dilakukan adalah survey deskriptif kolerasional dengan pendekatan waktu cross sectional. Populasi penelitian ini adalah semua ibu bersalin di RSUD Panembahan Senopati Bantul dari tanggal 1 Januari 31 Desember 2012 sebanyak 2.503 kasus ibu bersalin. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive random sampling dengan jumlah 96 responden. Analisis data statistik menggunakan uji Chi Square.

HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh karakteristik responden ketuban pecah dini (KPD) dengan kejadian bayi prematur di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta sebagai berikut: Tabel. 1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Ibu Bersalin Berdasarkan Paritas di RSUD Panembahan Senopati Bantul Tahun 2012 Paritas Frekuensi Prosentase 1 anak atau > 3 anak 2 3 anak Jumlah 64 32 96 66,7 33,3 100 Sumber: data RM tahun 2012 Hasil analisis yang dilakukan menunjukkan sebagian besar responden ibu bersalin dengan paritas 1 atau 3 anak sebanyak 64 orang (66,6%). Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas ibu bersalin di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta Tahun 2012 memiliki paritas 1 karena banyak ibu-ibu atau pasangan baru yang baru menikah dan melahirkan anak pertama di wilayah RSUD tersebut sedangkan paritas yang 3 akan berdampak pada timbulnya berbagai masalah kesehatan baik bagi ibu maupun bayi yang dilahirkan. Salah satu dampak kesehatan yang mungkin timbul dari paritas yang tinggi adalah berhubungan dengan kejadian prematur atau BBLR (Joeharno, 2008). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa paritas merupakan faktor yang signifikan mempengaruhi kejadian prematur atau BBLR. Tabel. 2 Distribusi Frekuensi Ketuban Pecah Dini dan Bayi Prematur di RSUD Panembahan Senopati Bantul Tahun 2012 No Variabel Yang Diteliti Kategori 1 KPD KPD Tidak KPD Jumlah Prosentase n = 96 18 18,8 78 81,3 2 Prematur Sumber: data RM tahun 2012 Prematur Tidak Prematur 27 28,1 69 71,9 Dari hasil penelitian menunjukkan kejadian KPD di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta sebagian besar responden dengan tidak KPD sebanyak 78 orang (81,3%) dan sebagian kecil mengalami KPD sebesar 18 orang (18,8%).

Kejadian KPD dalam penelitian ini adalah sebesar 18,8 % dari seluruh persalinan, hal ini sebanding dengan angka kejadian di Indonesia yaitu sebesar 9-30% dari semua kelahiran. Menurut hasil penelitian dari Nasional Institute of Perinatologi, risiko ketuban pecah dini dapat dikurangi bila ibu mengkonsumsi suplemen vitamin C pada saat memasuki usia separuh masa kehamilan. Vitamin C telah diketahui berperan penting dalam mempertahankan keutuhan membran lapisan yang menyelimuti janin dan cairan ketuban (Evariny A, 2009). Hasil analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa angka kejadian bayi prematur sebanyak 27 orang atau sebesar (28,1%), sedangkan tidak prematur sebanyak 69 orang (71,9%). Faktor utama yang mempengaruhi prematur yaitu KPD (Prawirohardjo, 2008), hal ini menunjukkan bahwa mayoritas bayi di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta Tahun 2012 bayi yang mengalami prematur disebabkan oleh KPD. Kejadian bayi prematur sebagian besar di sebabkan oleh KPD, hal ini sejalan dengan teori yang menyebutkan bahwa 17 % diantaranya yang mengalami kejadian bayi prematur dan hampir semuanya terjadi di Negara berkembang (Maryuni, 2009). Dari hasil survei demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) menunjukkan angka kejadian bayi prematur sebesar 19-30% dari semua kelahiran hidup dan data tersebut sejalan dengan hasil analisis yang menunjukkan kejadian bayi prematur di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakartapada tanggal 1 Januari 31 Desember 2012 yaitu sebanyak 28,1%. Tabel. 3 Tabulasi Silang dan Uji Chi Square Hubungan Ketuban Pecah Dini (KPD) dengan Kejadian Bayi Prematur di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta Tahun 2012 Kejadian Prematur Total KPD Prematur Tidak Prematur F % F % F % KPD 11 11,5 7 7,3 27 100,0 Tidak KPD 16 16,7 62 64,4 69 100,0 Total 27 28,1 69 71,9 96 100,0 Sumber: Data RM tahun 2012 Hasil tabulasi silang (cross tab) menunjukkan bahwa responden yang memiliki presentase tertinggi terjadi pada ibu yang tidak KPD dan tidak prematur sebanyak 62 orang (64,4%). Hasil uji chi square diketahui χ² hitung >χ² tabel (11,925 > 3,841) dan p<0,05 (0,001 < 0,05), sehingga menunjukkan adanya hubungan yang signifikan

antara KPD dengan kejadian bayi prematur dan hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Budiarti (2011) meneliti tentang angka kejadian bayi prematur pada ibu KPD di RSUD Palembang BARI tahun 2010. Ketuban pecah dini merupakan masalah penting dalam bidang kesehatan yang berkaitan dengan penyulit kelahiran prematur dan terjadinya infeksi korioamnionitis sampai sepsis, serta menyebabkan infeksi pada ibu yang menyebabkan meningkatnya morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi (Winkjosastro, 2007). Hasil analisis ini juga sejalan dengan teori Sualman (2009), yang menyatakan adanya hubungan ketuban pecah dini terdapat penyebab kejadian prematuritas dengan insidensi 30-40%. Selain KPD ada faktor lain yang mempengaruhi terjadinya prematur seperti trauma atau aktivitas fisik yang berlebihan karena banyaknya partisipasi wanita dalam pekerjaan sehari-hari sehingga meningkatkan partisipasi wanita pada aktivitas kehamilannya. Hasilnya banyak wanita hamil yang mengalami level kronis dan stres fisik yang berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan janin (Prawirohardjo, 2006). Tingkat keeratan hubungan antara ketuban pecah dini dengan kejadian bayi prematur adalah rendah karena banyak faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya persalinan prematur salah satunya trauma atau aktivitas fisik yang berlebihan dan dan faktor ini merupakan variabel pengganggu yang tidak dikendalikan karena keterbatasan data yang diperoleh dari rekam medik. Ketuban pecah dini merupakan penyebab penting morbiditas dan mortalitas perinatal serta berhubungan dengan infeksi perinatal dan kompresi umbilikal cord akibat oligohidramnion. Semakin awal kejadian partus prematurus, semakin rendah berat bayi lahir prematur di RSUD Panembahan Senopati Bantul tahun 2012. Pada kehamilan dengan ketuban pecah dini pada kehamilan prematur terjadi sekitar 28,1 % dari semua kelahiran prematur. Ketuban pecah dini merupakan komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan kurang bulan dan mempunyai kontribusi yang besar pada angka kematian perinatal pada bayi yang lahir kurang bulan. Setelah ketuban pecah biasanya segera disusul oleh persalinan. Pada kehamilan aterm 90 % terjadi dalam 24 jam setelah ketuban pecah, pada kehamilan antara 28-34 minggu 50 % persalinan dalam 24 jam. Pada kehamilan kurang dari 26 minggu persalinan terjadi dalam 1 minggu. Bila ketuban pecah dini dalam kehamilan prematur diperlukan penatalaksanaan yang komprehensif (Wiknjosastro, 2007). KESIMPULAN 1 Kejadian KPD di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta sebanyak 18 orang (18,8%). 2 Kejadian bayi prematur di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta sebanyak 27 orang (28,1%). 3 Ada hubungan yang signifikan antara KPD dengan kejadian bayi prematur di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta dengan ditunjukkan hasil uji chi square diperoleh p-value 0,001 < 0,05 dengan koefisien kontingensi sebesar 0,332.

SARAN 1. Bagi dokter dan bidan di RSUD Panembahan Senopati Bantul Bagi dokter obsgyn dan bidan di RSUD Panembahan Senopati Bantul hendaknya menuliskan dokumentasi secara lengkap dalam rekam medik sesuai dengan kewenangan masing-masing dan hendaknya lebih meningkatkan kemampuannya terutama dalam pengawasan ANC, sehingga ibu yang memiliki faktor resiko melahirkan bayi prematur dapat dideteksi dan ditangani dengan capat. Hal ini dapat dilakukan dengan cara bidan lebih meningkatkan kepeduliannya, misalnya memberikan KIE/ penyuluhan yang intensif pada ibu hamil maupun ibu dinifas tentang pentingnya mengikuti keluarga berencana (KB) untuk mensejahterakan kehidupan ibu, anak dan keluarga. 2. Bagi pencatat rekam medik di RSUD Panembahan Senopati Bantul Hendaknya lebih berpedoman terhadap peraturan yang telah dibuat untuk meningkatkan kinerja dan kedisiplinan dalam hal pendokumentasian, terutama dalam kelengkapan pengisian data rekam medik pasien seperti: inkompetensi serviks, trauma atau aktivitas yang berlebihan dan perokok, bila tidak lengkap dikoordinasikan ke bidan agar dilengkapi. DAFTAR PUSTAKA Andriani, Ana Dewi, 2008. Hubungan Ketuban Pecah Dini Dengan Kejadian Partus Prematurus di RSUD Muhammadiyah Palembang Tahun 2007-2008. Palembang: Skripsi Stikes Aisyiah Palembang. Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta Bararah, Vera Farah, 2009. Penyebab Bayi Prematur. http://www.fkm.undip.ac.id, [diakses 12 November 2012]. BKKBN, 2010. Penanggulangan Masalah Kesehatan Reproduksi. BKKBN: Jakarta. Budiarti, Leni, 2011. Angka Kejadian Bayi Prematur pada Ibu KPD di RSUD Palembang BARI Tahun 2010. Palembang: KTI Akbid Pontren Assanadiyah Palembang. Burst, Helen Varney, 2004. Buku Ajar Asuhan Kebidapnan, Jakarta: EGC. Depkes RI, Angka Kematian Bayi dan Ibu di Indonesia 2010. Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta. (2010) Profil Kesehatan Provinsi DIY tahun 2009. Yogyakarta: Dinkes Kesehatan Provinsi DIY.

Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta. (2011) Profil Kesehatan Provinsi DIY tahun 2009. Yogyakarta: Dinkes Kesehatan Provinsi DIY. Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta. (2012) Profil Kesehatan Provinsi DIY tahun 2011. Yogyakarta: Dinkes Kesehatan Provinsi DIY. Hanifah, Fitriani, 2012. Hubungan Ketuban Pecah Dini (KPD) Terhadap Kejadian Bayi Lahir Prematur di RSIA Siti Fatimah Makasar Tahun 2012. Makasar: STIKES Nani Hasanuddin Makasar. Hidayat, A.Aziz Alimul, 2008. Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisis Data, Jakarta: Salemba Medika. Hidayat, A.Aziz Alimul, 2010. Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisis Data, Jakarta: Salemba Medika. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Bayi Berat Lahir Rendah Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak, Edisi 1, Jakarta: IDAI. Joeharno, 2008. Asuhan Kegawatan Ilmu Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika. Joseph. F, Smith, 2001. Prematur Ruptere of Membrane. (http://www.chclibrary.org/micromed/00061770.html [diakses 28 November 2012]. Kurnia, Ike, 2012. Hubungan Antara Kejadian Ketuban Pecah Dini (KPD) Dengan Persalinan Pretrm di RSUD DR.M.Soemandhie Surabaya Tahun 2011. Surabaya: Universitas Airlangga Surabaya. Maimunah, Siti, 2008. Kamus Istilah Kebidanan, Jakarta: EGC. Mansjoer, Arif, dkk, 2006. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid Pertama, Jakarta: Media Aesculapius. Mansjoer, Arif, dkk, 2008. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid Pertama, Jakarta: Media Aesculapius. Manuaba, IBG, 2007. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana, Jakarta: EGC. Manuaba, IBG, 2008. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana, Jakarta: EGC. Maryunani dan Nurhayati, 2009. Asuhan Kegawatdaruratan dan Penyulit Pada Neonatus, Jakarta: Salemba Medika.

Mitayani, 2011. Asuhan Keperawatan Maternitas, Jakarta: Salemba Medika. Nolam, Mari, 2004. Kehamilan dan Melahirkan, Jakarta: Arcan. Notoatmodjo,S, 2010. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Prawirohardjo, Sarwono, 2009. Ilmu Kebidanan, Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Prawirohardjo, Sarwono, 2010. Ilmu Kebidanan, Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Profil Depkes RI, 2008. Angka Kematian Bayi, http://www.depkesri.go.id [16 Februari 2012]. Riwidikdo, H, 2007. Statistik Kesehatan. Yogyakarta: Mitra Cendekia Press. Saifuddin, Abdul Bari, dkk. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Jakarta: YBP-SP. Saifuddin, Abdul Bari, dkk. 2008. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Jakarta: YBP-SP. Ramli, R., 2011, Hubungan Keluarga Berencana Dengan Pencegahan Kematian Maternal dan Neonatal, http://www.ilmukesehatan.com [diakses tanggal 24 Februari 2013]. Sualman, Kamisah. 2009, Penatalaksanaan Ketuban Pecah Dini Pada Kehamilan Preterm, http://www.digilib.ui.ac.id, [diakses 22 Januari 2012]. Sastroasmoro, S & Sofyan, S, (2010). Dasar Dasar Metodelogi Penelitian Klinis. Jakarta: Binarupa Aksara. Wiknjosastro, Hanifa, 2007. Ilmu Kebidanan, Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.