ASIA PACIFIC PARLIAMENTARIANS CONFERENCE ON ENVIRONMENT AND DEVELOPMENT (APPCED)

dokumen-dokumen yang mirip
ASIA PACIFIC PARLIAMENTARY FORUM (APPF)

lebih banyak pihak yang akan hadir dalam General Assembly nanti. Mengenai materi presentasi juga mereka dapat diminta bantuannya untuk membawakan

JUMLAH PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA ASAL NEGARA BERDASARKAN JENIS KELAMIN PERIODE 1 JANUARI S.D 30 SEPTEMBER 2015

JUMLAH PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA ASAL NEGARA BERDASARKAN JENIS KELAMIN PERIODE 1 JANUARI S.D 31 OKTOBER 2015

PASAL 5 AGEN TIDAK BEBAS YANG DAPAT MENIMBULKAN BUT BAGI SUATU PERUSAHAAN

AGENDA Kegiatan Divisi ASEPSW

RENCANA KEGIATAN DESK REGIONAL BADAN KERJASAMA ANTAR PARLEMEN (Januari - Desember 2013)

Tahun Sanitasi Internasional 2008 dan Kelompok Kerja AMPL Provinsi NAD. Banda Aceh 12 May 2008

PASAL 4 PENENTUAN STATUS PENDUDUK

RENCANA KEGIATAN BKSAP TAHUN 2017

PRODUKSI PANGAN DUNIA. Nuhfil Hanani AR

BAB I PENDAHULUAN. industri tercepat dan terbesar yang menggerakkan perekonomian. Menurut World

PRINSIP DASAR KEPANDUAN SEDUNIA / GERAKAN PRAMUKA UNIVERSAL

Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda (P3B)

Membangun bank super regional

Kajian SSM terhadap komoditas ekspor Indonesia

S E L A Y A N G P A N D A N G ASEAN INTER-PARLIAMENTARY ASSEMBLY (AIPA)

LAPORAN MINGGU XXXI PENGAMATAN PENYAKIT INFEKSI EMERGING Tanggal 8 Agustus 2016 pukul WIB

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

Pertumbuhan Ekonomi VS Pemerataan Kesejahteraan Buruh dan Rakyat. Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia 2015

BADAN PUSAT STATISTIK

AGENDA SIDANG THE 26 TH EXCOM MEETING

B. Situasi di Indonesia Kasus konfirmasi nihil

Seminar Nasional Outlook Industri 2018 PEMBANGUNAN INDUSTRI YANG INKLUSIF DALAM RANGKA MENGAKSELERASI PERTUMBUHAN EKONOMI YANG BERKUALITAS

Outline Presentasi. PRB dan API dalam Draft Sasaran Pembangunan Berkelanjutan Pasca 2015 dan HFA II. Proses Penyusunan SDGs. Proses Penyusunan SDGs

Elaun - Tugas Rasmi Luar Negara

Japan International Cooperation Agency

LAPORAN MINGGU IX PENGAMATAN PENYAKIT INFEKSI EMERGING Tanggal 6 Maret 2017 pukul WIB

Diperlukan Infrastruktur Tangguh untuk Kurangi Risiko Bencana di Indonesia

A. Kakitangan (Bagi kerja lapangan,seminar,bengkel & dll) / Academic staff (workshop,fieldwork,seminar and others)

Konferensi Dunia Maya Seoul (Seoul Conference on Cyberspace 2013)

Sekilas tentang Bom Curah (cluster bombs) dan Dunia

GROWTH AND RESILIENCY: THE ASEAN STORY. (Nugraha Adi) I. Latar Belakang

NCB Interpol Indonesia - The 37th ASEANAPOL Conference, Tanggal September 2017, Hotel Hard R Jumat, 06 Oktober :38

BAB 1 : PENDAHULUAN. satu di dunia. Data World Health Organization (WHO) tahun 2014 menunjukkan

Assalamu alaikum Wr.Wb.

B. Situasi di Indonesia Kasus konfirmasi nihil

SIARAN PERS. Masyarakat Bisnis Indonesia dan Eropa Mengidentifikasi Peluang Pertumbuhan Menuju Perjanjian Kemitraan Ekonomi Uni Eropa Indonesia

2017, No Perdagangan Indonesia menerima permohonan perpanjangan Tindakan Pengamanan, maka Komite Pengamanan Perdagangan Indonesia melakukan pe

LAPORAN MINGGU XLIV PENGAMATAN PENYAKIT INFEKSI EMERGING Tanggal 7 November 2016 pukul WIB

Corruption Perception Index Terus perkuat integritas sektor publik. Dorong integritas bisnis sektor swasta.

TOPIK KHUSUS DIPLOMASI INTERNASIONAL

Bab I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Prosentase Rasio Pendapatan Pariwisata Terhadap GDP di Negara-negara ASEAN ( )

Kelas 5-6 SD & Kelas 7-9 SLTP

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 123/PMK.04/2011 TENTANG

Forum ASEAN tentang Pekerja Migran (AFML) ke-9 Pertemuan Persiapan Tripartit Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi adalah suatu fenomena yang tidak bisa dielakkan. Globalisasi

KESEMPATAN KERJA PERDAGANGAN. Rahma Iryanti Direktur Tenaga Kerja dan Pengembangan Kesempatan Kerja. Jakarta, 5 Juli 2013

ASIA PACIFIC ECONOMIC COOPERATION (APEC) GAMBARAN UMUM

Indonesia Komitmen Implementasikan Agenda 2030 Senin, 05 September 2016

Laporan Delegasi Indonesia pada High-level Dialogue Regional Economic Cooperation and Integration, UN-ESCAP 21 April 2017

BPR dalam Upaya Mendorong Pertumbuhan dan Kemudahan Akses bagi UMKM untuk Menghadapi Persaingan Global

TIANSHI GROUP Mr. Li Jin Yuan

BAB I PENDAHULUAN. mulai banyaknya perusahaan yang memiliki website pribadi. Adopsi internet

KEPUTUSAN PRESIDEN TENTANG PENUGASAN WAKIL PRESIDEN MELAKSANAKAN TUGAS PRESIDEN

Realokasi Kursi Bukan Menambah Kursi Oleh. Perkumpulan Untuk Pemilu dan Demokrasi

GAP: mutlak untuk menghasilkan produk hortikultura berkualitas

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTER! KEUANGAN NOMOR

DAFTAR ISI. I.6.1 Kelemahan Organisasi Internasional secara Internal I.6.2 Kelemahan Organisasi Internasional dari Pengaruh Aktor Eksternal...

PASAL 11 & 12 TARIF PPh PASAL 26 ATAS BUNGA DAN ROYALTI UNTUK P3B YANG SUDAH BERLAKU EFEKTIF MAUPUN YANG BARU DIRATIFIKASI

Daftar negara yang warganya perlu visa untuk melewati perbatasan eksternal Negara Schengen dan daftar negara yang tidak memerlukannya.

BAB I PENDAHULUAN. pemangku kepentingan (stakeholders) sebagaimana telah didiskusikan dalam

B. Situasi di Indonesia Kasus konfirmasi nihil. C. Informasi minggu ini

Volume 19 Thn II/2011 BULLETIN STATISTIK PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN. (Periode Sampai dengan Bulan September 2011)

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KEHUTANAN Nomor.: P.3/II-KEU/2010 TENTANG

PIDATO KETUA DPR-RI Dr. MARZUKI ALI PADA SIDANG PLENO I AIPA GENERAL ASSEMBLY KE-32 PHNOM PENH, THE KINGDOM OF CAMBODIA

BAB I PENDAHULUAN. Pergerakan globalisasi perekonomian yang dewasa ini bergerak begitu

TENTANG HASIL REKOMENDASI SIDANG KOMISI KONGRES PPI DUNIA TAHUN 2012

BAB V KESIMPULAN. penangkapan bertanggung jawab. Illegal Fishing termasuk kegiatan malpraktek

KEGIATAN BKSAP TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

STATUS : Mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan pada tanggal 4 Maret 2010.

Indonesia, G20 dan Komitmen Anti Korupsi

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi Negara di Dunia Periode (%)

BAB I PENDAHULUAN. maupun sektor keuangan. Interaksi kegiatan ekonomi sektor rill bisa dilihat dari

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 184 TAHUN 2014 TENTANG

LAPORAN MINGGU X PENGAMATAN PENYAKIT INFEKSI EMERGING Tanggal 13 Maret 2017 pukul WIB

LAPORAN SOSIALISASI HASIL DAN PROSES DIPLOMASI PERDAGANGAN INTERNASIONAL MEDAN, SEPTEMBER 2013

BAB I PENDAHULUAN. setiap negara bertujuan agar posisi ekonomi negara tersebut di pasar internasional

PERAN INDONESIA DALAM ORGANISASI REGIONAL

BAB I PENDAHULUAN. membawa dampak negatif khususnya terhadap negara-negara berkembang seperti

LAMPIRAN I : PERATURAN BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN TENTANG RENCANA AKSI PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

Isu Strategis Pengelolaan Industri Dalam Perpekstif Kebijakan Fiskal (Kementerian Keuangan)

POKOK BAHASAN SISTEM EKONOMI INDONESIA

IKAN UNTUK KETAHANAN PANGAN DAN GIZI NASIONAL

LAPORAN MINGGU XLIX PENGAMATAN PENYAKIT INFEKSI EMERGING Tanggal 13 Desember 2016 pukul WIB

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

APA ITU IORA? Indian Ocean Rim Association (IORA)

BAB I PENDAHULUAN. (UN, 2001). Pertumbuhan populasi dunia yang hampir menyentuh empat kali lipat

Bab I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN SELATAN BULAN APRIL 2011

MENGENAI KERJA SAMA EKONOMI). DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Gambaran Materi Pelajaran. Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas 6 Semester 1 Tahun Ajaran Minggu Topik Materi Umum Materi Adaptasi

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

ASEAN ( Association of Southeast Asia Nations ) adalah organisasi yang dibentuk oleh perkumpulan Negara yang berada di daerah asia tenggara

BAB I PENDAHULUAN. dari kemampuan manajemen dalam meningkatkan kinerja dan perbaikan. demi keberhasilan perusahaan (Riyanto, 2001: ).

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Tinjauan Pasar Kerja Indonesia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

ASIA PACIFIC PARLIAMENTARIANS CONFERENCE ON ENVIRONMENT AND DEVELOPMENT (APPCED) Latar Belakang The Asia-Pacific Parliamentarians' Conference on Environment and Development (APPCED) didirikan oleh Parlemen Korea pada bulan Juni 1993 yang dimaksudkan untuk memberikan kesempatan luas bagi para anggota parlemen untuk memperkuat aktivitas keparlemenan yang berkaitan dengan masalah pembangunan yang berkelanjutan. Sasaran APPCED adalah mencapai utilisasi sumber daya alam yang berkelanjutan, mengurangi polusi lingkungan dan mempertahankan keseimbangan ekologi di kawasan Asia Pasifik. Keanggotaan APPCED merupakan satu-satunya wadah konferensi di kalangan para anggota parlemen yang secara konsisten membahas atau concern pada masalah pembangunan dan lingkungan, beranggotakan 46 negara di kawasan Asia Pasifik, yaitu : Australia, Bangladesh, Bhutan, Cambodia, Canada, Chile, People's Republic of China, Cook Islands, Fiji, India, Indonesia, Iran, Iraq, Japan, Republic of Kazakhstan, Republic of Kiribati, Republic of Korea, Republic of Kyrgyzstan, Democratic Republic of Mexico, Malaysia, Republic of Marshall Islands, Federated States of Micronesia, Laos People's Democratic Republic, Mongolia, Nepal, New Zealand, Republic of Nauru, Republic of Palau, Norfolk Island, Pakistan, Northern Marianas, Papua New Guinea, Peru, Philippines, Russian Federation, Samoa, Singapore, Solomon Islands, Sri Lanka, Syria, Thailand, Kingdom of Tonga, Tuvalu, Republic of Vanuatu, United States of America and Vietnam.

Keanggotaan APPCED terbuka bagi seluruh anggota Parlemen di kawasan Asia Pasifik yang mempunyai misi yang sejalan dengan sasaran organisasi ini. Tiap negara anggota diharapkan membentuk APPCED Group atau Komisi yang terdiri dari para anggota parlemen dalam parlemen masingmasing. Kontribusi anggota : Tidak ada Tujuan - Meningkatkan kesadaran dan pemahaman di antara para anggota Parlemen di kawasan Asia Pasifik mengenai masalah-masalah yang berpengaruh terhadap lingkungan dan pembangunan yang berkelanjutan. - Meningkatkan kerjasama diantara negara maju dan berkembang di bidang lingkungan dan pembangunan. - Mendorong para anggota Parlemen untuk saling berkoordinasi dan memfasilitasi tindakan-tindakan yang efektif dan tepat waktu atas bencana lingkungan. - Mendiskusikan dan menghasilkan solusi yang layak dan dapat dilakukan untuk mengatasi masalah-masalah lingkungan bersama. - Mendorong perbaikan kebijakan-kebijakan, hukum dan peraturan di bidang lingkungan di antara negara anggotanya untuk melindungi lingkungan dan mengontrol polusi. - Menarik perhatian di dalam negeri tentang perlindungan lingkungan sehingga dapat memelihara kesinambungan pembangunan dalam jangka panjang. - Melakukan riset yang berkaitan dengan lingkungan.

Struktur Organisasi a. Sidang Umum Sidang Umum diikuti oleh seluruh anggota konferensi dan dilaksanakan sekali setahun untuk mengesahkan laporan-laporan yang disampaikan oleh Executive Committee dan mendiskusikan masalah-masalah lain yang diusulkan Executive Committee atau negara-negara anggotanya. b. Executive Committee Executive Committee terdiri dari satu anggota Parlemen dari tiap negara anggota APPCED. Executive Committee mengadakan pertemuan sekali setahun. c. Sekretariat Sekretariat APPCED dikelola oleh Korean Parliamentarians League on Children, Population and Environment (CPE) yang berlokasi di Gedung Parlemen Korea. Sekretariat ini mengatur pertemuan-pertemuan, melakukan koordinasi dengan badan-badan internasional terkait dan menjalankan fungsi lain yang telah ditetapkan oleh Executive Committee. Partisipasi DPR-RI Sejak pembentukannya pada tahun 1993, DPR RI tidak selalu mengikuti sidang APPCED, dikarenakan pengiriman delegasi diserahkan kepada anggota secara individu, mengingat APPCED adalah organisasi anggota parlemen secara individu yang memang concern terhadap masalah-masalah lingkungan dan pembangunan. Namun, sejak Sidang Umum ke-12 APPCED yang berlangsung pada tanggal 18-21 April 2006 di Whistler, British Columbia, Kanada, DPR-RI secara aktif mengirimkan delegasinya, mengingat perkembangan penting atas isu-isu terkait, misalnya dengan adanya tragedi tsunami yang menghantam Nanggroe Aceh Darussalam pada bulan Desember 2004 yang telah menelan banyak korban. Pada Sidang Umum ke-12 APPCED dengan tema Natural Disaster tersebut,

Indonesia diminta dengan sangat oleh Parlemen Kanada untuk menyampaikan country report mengenai langkah-langkah yang diambil Pemerintah Indonesia serta kebijakan-kebijakan yang diambil baik oleh pemerintah maupun parlemen dalam menangani bencana tersebut. Sidang tersebut menghasilkan Whistler Declaration on the Theme of Natural Disasters : Prevention and Response. Partisipasi Delegasi DPR-RI baru-baru ini adalah pada Sidang Umum ke-16 the Asia-Pacific Parliamentarians Conference on Environment and Development (APPCED) yang berlangsung pada tanggal 14 18 Januari di Kathmandu, Nepal, dengan tema Economic Development and Environmental Challenges. Delegasi DPR-RI berkesempatan menyampaikan country report mengenai kekayaan alam dan tingginya biodiversitas dari Indonesia dan Delegasi juga turut aktif memberikan masukan-masukan baik dalam Diskusi Panel maupun Drafting Committee. Pada sidang tersebut juga diagendakan presentasi dari pakar tentang Perkembangan Ekonomi dan tantangan perubahan lingkungan. Isu sentral masalah ini yang menjadi perhatian meliputi : - Kawasan Asia Selatan dan Asia Tenggara memiliki sumber kekayaan alam namun memiliki kelemahan dalam hal pembangunan perekonomian dan pelestarian alam - Pembangunan yang tidak terencana dan perubahan iklim menjadi kombinasi buruk dalam meningkatkan resiko bencana - Ketersediaan sumber daya air pegunungan merupakan hal yang krusial untuk mendukung berbagai aktifitas kehidupan - Permasalahan pada sumber daya alam menimbulkan dampak negatif pada ketahanan pangan global - Peran dan tanggung jawab anggota parlemen dalam merespon tantangan global. Selanjutnya, pada Sidang yang telah menghasilkan Kathmandu Declaration the Theme of Economic Development and Environmental

Challenges, Delegasi DPR-RI berhasil mengusulkan beberapa amandemen terhadap deklarasi tersebut antara lain, yaitu : a. Mengakomodasi peran sektor Usaha Kecil dan menengah (UKM) dalam mengurangi angka kemiskinan dan menyediakan lapangan kerja. b. Menekankan perlunya riset mendalam terhadap dampak perubahan iklim dan perlumya system informasi terpadu dalam mendukung upaya adaptasi terhadap bencana. c. Perlunya partisipasi sector swasta dan sector industry dalam mendukung proses pembangunan berkelanjutan dengan mengembangkan, memanfaatkan dan menggunakan teknologi ramah lingkungan serta menghasilkan produk yang memiliki keselarasan dengan alam. Sidang Umum ke-16 APPCED dihadiri oleh 13 parlemen dari 46 Negara anggota APPCED yaitu, China, Indonesia, India, Iran, Korea Selatan, Malaysia, Maladewa, Thailand, Solomon Islands, Filipina, Mongolia, Srilanka, dan Nepal sebagai tuan rumah. Iran ditetapkan sebagai tuan rumah penyelenggara Sidang Umum ke-17 APPCED yang akan diselenggarakan pada bulan April 2014 dan Thailand yang akan menjadi tuan rumah Sidang Umum ke-18 APPCED tahun 2015. Mengingat forum APPCED ini merupakan forum yang khusus membahas masalah lingkungan dan pembangunan, maka partisipasi aktif Delegasi DPR-RI sangat diharapkan karena hasil-hasil pertemuan APPCED baik dalam bentuk deklarasi maupun keputusan-keputusan lainnya, terutama yang berhubungan langsung dengan kepentingan nasional Indonesia, sangat berguna sebagai bahan masukan Komisi terkait. Adapun Sidang-sidang APPCED yang telah diselenggarakan adalah sebagai berikut: 1. The 1st General Assembly tanggal 7-8th Juni 1993 di Seoul, Korea Selatan.

2. The 2nd General Assembly tanggal 20-23 April 1994 di Phuket, Thailand. 3. The 3rd General Assembly tanggal 2-5 November 1995 di Kuala Lumpur, Malaysia. 4. The 4th General Assembly tanggal 2-5 Desember 1996 di Cromwell, New Zealand. 5. The 5th General Assembly, tanggal 5-7 Juni 1997 di Seoul, Korea Selatan. 6. The 6th General Assembly tanggal 14-18 Oktober 1998 di Guilin, Cina. 7. The 7th General Assembly tanggal 20-23 November 1999 di Chiang Mai, Thailand. 8. The 8th General Assembly tanggal 13-16 November 2000 di Hyderabad, India. 9. The 9th General Assembly tanggal 10-13 Juli 2002 di Seoul, Korea Selatan. 10. The 10th General Assembly tanggal 13-15 November 2003 di Cozumel Island, Meksiko. 11. The 11th General Assembly tanggal 17-20 Agustus 2004 di Korolev, Fiji. 12. The 12 th General Assembly tanggal 18-21 April 2006 di Whistler, Kanada. 13. The 1st Asia-Pacific Parliamentarians Conference on Environment and Development (APPCED) Parliamentarians Workshop: MDGs and the International Development Cooperation in Asia-Pacific Region tanggal 1-4 September 2006 di Seoul, Korea Selatan. 14. The 13th General Assembly tanggal 26 Februari 3 Maret 2007 di Pakistan. 15. The 14th General Assembly tanggal 17-19 November 2009 di Koror, Palau. 16. The 15 th General Assembly tanggal 6-9 Juni 2011 di Kuala Lumpur, Malaysia

17. The 16 th General Assembly tanggal 14-18 Januari 2013 di Kathmandu, Nepal 18. The 17 th General Assembly April 2014 di Iran