KAJIAN BERBAGAI ALTERNATIF PERENCANAAN PENGELOLAAN DAS CISADANE MENGGUNAKAN MODEL SWAT EDY JUNAIDI

dokumen-dokumen yang mirip
PENDAHULUAN Latar Belakang

PENERAPAN SISTEM AGROFORESTRY PADA PENGGUNAAN LAHAN DI DAS CISADANE HULU: MAMPUKAH MEMPERBAIKI FUNGSI HIDROLOGI DAS? Oleh : Edy Junaidi ABSTRAK

KUANTIFIKASI JASA LINGKUNGAN PENERAPAN SISTEM AGROFORESTRY PADA DAS CISADANE HULU. Aji Winara dan Edy Junaidi ABSTRAK

tahun 70-an yang diimplementasikan dalam bentuk proyek reboisasi dan penghijauan. Proyek pengelolaan DAS pertama kali dimulai tahun 1973 berupa 221

SIMULASI DAMPAK PENGGUNAAN LAHAN AGROFORESTRY BERBASIS TANAMAN PANGAN PADA HASIL AIR DAN PRODUKSI PANGAN (Studi Kasus DAS Cisadane, Jawa Barat)

IDENTIFIKASI LAHAN KRITIS DALAM KAITANNYA DENGAN PENATAAN RUANG DAN KEGIATAN REHABILITASI LAHAN DI KABUPATEN SUMEDANG DIAN HERDIANA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERAN MODEL ARSITEKTUR RAUH DAN NOZERAN TERHADAP PARAMETER KONSERVASI TANAH DAN AIR DI HUTAN PAGERWOJO, TULUNGAGUNG NURHIDAYAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERAN DAN KOORDINASI LEMBAGA LINTAS SEKTORAL DALAM KONSERVASI SUMBER DAYA AIR (STUDI KASUS DAS GUMBASA KABUPATEN DONGGALA PROVINSI SULAWESI TENGAH)

EFEKTIVITAS DAM PARIT DI HULU DAS CILIWUNG DALAM USAHA PENCEGAHAN BANJIR

PERENCANAAN BEBERAPA JALUR INTERPRETASI ALAM DI TAMAN NASIONAL GUNUNG MERBABU JAWA TENGAH DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TRI SATYATAMA

MODEL HIDROGRAF SATUAN SINTETIK MENGGUNAKAN PARAMETER MORFOMETRI (STUDI KASUS DI DAS CILIWUNG HULU) BEJO SLAMET

ANALISIS KEMAUAN MEMBAYAR MASYARAKAT PERKOTAAN UNTUK JASA PERBAIKAN LINGKUNGAN, LAHAN DAN AIR ( Studi Kasus DAS Citarum Hulu) ANHAR DRAKEL

ANALISIS LAJU EROSI DAN SEDIMENTASI DENGAN PROGRAM AGNPS

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS HUTAN RAKYAT MELALUI PENERAPAN TEKNIK KONSERVASI TANAH LOKAL SPESIFIK (Studi Kasus pada DAS Cisadane)

MODEL HIDROGRAF SATUAN SINTETIK MENGGUNAKAN PARAMETER MORFOMETRI (STUDI KASUS DI DAS CILIWUNG HULU) BEJO SLAMET

PENDUGAAN PARAMETER BEBERAPA SEBARAN POISSON CAMPURAN DAN BEBERAPA SEBARAN DISKRET DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITME EM ADE HARIS HIMAWAN

EVALUASI POTENSI OBYEK WISATA AKTUAL DI KABUPATEN AGAM SUMATERA BARAT UNTUK PERENCANAAN PROGRAM PENGEMBANGAN EDWIN PRAMUDIA

ANALISIS POLA KELAHIRAN MENURUT UMUR STUDI KASUS DI INDONESIA TAHUN 1987 DAN TAHUN 1997 SUMIHAR MEINARTI

ANALISIS EKOLOGI-EKONOMI UNTUK PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERIKANAN BUDIDAYA BERKELANJUTAN DI WILAYAH PESISIR PROVINSI BANTEN YOGA CANDRA DITYA

ANALISIS POLA KELAHIRAN MENURUT UMUR STUDI KASUS DI INDONESIA TAHUN 1987 DAN TAHUN 1997 SUMIHAR MEINARTI

ANALISIS DAN STRATEGI PEMANFAATAN RUANG DI KABUPATEN CIAMIS, JAWA BARAT SANUDIN

HUBUNGAN MOTIVASI BERPRESTASI DAN IKLIM ORGANISASI DENGAN KINERJA PENYULUH KEHUTANAN TERAMPIL

EVALUASI KINERJA KEUANGAN SATUAN USAHA KOMERSIAL PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM DARSONO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

ANALISIS KETAHANAN DAN APLIKASINYA UNTUK PEMODELAN INTERVAL KELAHIRAN ANAK PERTAMA HARNANTO

MODEL PERAMALAN HARGA SAHAM DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK TRIANA ENDANG

EVALUASI POTENSI OBYEK WISATA AKTUAL DI KABUPATEN AGAM SUMATERA BARAT UNTUK PERENCANAAN PROGRAM PENGEMBANGAN EDWIN PRAMUDIA

ANALISIS PEWILAYAHAN, HIRARKI, KOMODITAS UNGGULAN DAN PARTISIPASI MASYARAKAT PADA KAWASAN AGROPOLITAN

Bab IV Metodologi dan Konsep Pemodelan

ANALISIS POTENSI LAHAN SAWAH UNTUK PENCADANGAN KAWASAN PRODUKSI BERAS DI KABUPATEN AGAM - SUMATERA BARAT NOFARIANTY

STRATEGI PENGELOLAAN PARIWISATA PESISIR DI SENDANG BIRU KABUPATEN MALANG PROPINSI JAWA TIMUR MUHAMMAD ZIA UL HAQ

FORMULASI HAMILTONIAN UNTUK MENGGAMBARKAN GERAK GELOMBANG INTERNAL PADA LAUT DALAM RINA PRASTIWI

PEMODELAN SISTEM PENDULUM TERBALIK GANDA DAN KARAKTERISASI PARAMETER PADA MASALAH REGULASI OPTIMAL HASBY ASSIDIQI

APLIKASI KONSEP EKOWISATA DALAM PERENCANAAN ZONA PEMANFAATAN TAMAN NASIONAL UNTUK PARIWISATA DENGAN PENDEKATAN RUANG

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

PENGGUNAAN BAHAN ORGANIK SEBAGAI PENGENDALI EROSI DI SUB DAS CIBOJONG KABUPATEN SERANG, BANTEN. Oleh: FANNY IRFANI WULANDARI F

PENENTUAN PELUANG BERTAHAN DALAM MODEL RISIKO KLASIK DENGAN MENGGUNAKAN TRANSFORMASI LAPLACE AMIRUDDIN

PERBANDINGAN ANTARA UNWEIGHTED LEAST SQUARES (ULS) DAN PARTIAL LEAST SQUARES (PLS) DALAM PEMODELAN PERSAMAAN STRUKTURAL MUHAMMAD AMIN PARIS

PENDUGAAN TINGKAT SEDIMEN DI DUA SUB DAS DENGAN PERSENTASE LUAS PENUTUPAN HUTAN YANG BERBEDA

PREDIKSI KECEPATAN PHASE GELOMBANG SOLITER TERGANGGU AHMAD HAKIM

PREDIKSI KECEPATAN PHASE GELOMBANG SOLITER TERGANGGU AHMAD HAKIM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) seringkali tidak dapat diimplemetasikan secara optimal, karena

ANALISIS MODEL PELUANG BERTAHAN HIDUP DAN APLIKASINYA SUNARTI FAJARIYAH

PERBANDINGAN METODE INTERPOLASI ABRIDGED LIFE TABLE

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DI BERBAGAI TIPE DAERAH TEPI (EDGES) TAMAN HUTAN RAYA SULTAN SYARIF HASYIM PROPINSI RIAU DEFRI YOZA

ANALISIS BIPLOT UNTUK MEMETAKAN MUTU SEKOLAH YANG SESUAI DENGAN NILAI UJIAN NASIONAL SUJITA

PEWILAYAHAN AGROKLIMAT TANAMAN NILAM (Pogostemon spp.) BERBASIS CURAH HUJAN DI PROVINSI LAMPUNG I GDE DARMAPUTRA

APLIKASI HEC-HMS UNTUK PERKIRAAN HIDROGRAF ALIRAN DI DAS CILIWUNG BAGIAN HULU RISYANTO

KETERKONTROLAN BEBERAPA SISTEM PENDULUM SAKIRMAN

APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) DAN PENGINDERAAN JAUH UNTUK MODEL HIDROLOGI ANSWERS DALAM MEMPREDIKSI EROSI DAN SEDIMENTASI

PEWILAYAHAN AGROKLIMAT TANAMAN NILAM (Pogostemon spp.) BERBASIS CURAH HUJAN DI PROVINSI LAMPUNG I GDE DARMAPUTRA

MANAJEMEN RISIKO DI PERUSAHAAN BETON (STUDI KASUS UNIT READYMIX PT BETON INDONESIA) MUAMMAR TAWARUDDIN AKBAR

*)Diterima: 7 Mei 2011; Disetujui: 8 September 2011

BAB III METODOLOGI Rancangan Penulisan

: ROSMAWATI SITOMPUL / MANAJEMEN HUTAN

PENGARUH PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN TERHADAP DEBIT LIMPASAN PADA SUB DAS SEPAUK KABUPATEN SINTANG KALIMANTAN BARAT

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. DAS sebagai suatu sistem hidrologi

ABSTRACT. Keywords: land degradation, tobacco, income, erosion, agro-technology, slit pit

MODEL MATEMATIKA UNTUK PERUBAHAN SUHU DAN KONSENTRASI DOPANT PADA PEMBENTUKAN SERAT OPTIK MIFTAHUL JANNAH

PENDUGAAN EROSI DAN SEDIMENTASI PADA DAS CIDANAU DENGAN MENGGUNAKAN MODEL SIMULASI AGNPS (Agricultural Non Points Source Pollution Model)

PENGEMBANGAN KONSERVASI LAHAN TERHADAP EROSI PARIT/JURANG (GULLY EROSION) PADA SUB DAS LESTI DI KABUPATEN MALANG

PERBANDINGAN HASIL PENGGEROMBOLAN METODE K-MEANS, FUZZY K-MEANS, DAN TWO STEP CLUSTER

PEMETAAN DAN ANALISIS DAERAH RAWAN TANAH LONGSOR SERTA UPAYA MITIGASINYA MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

PERSEPSI ANGGOTA TERHADAP PERAN KELOMPOK TANI PADA PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI BELIMBING

SEKOLAH PASCASARJANA

PENDUGAAN KEHILANGAN TANAH DAN SEDIMEN AKIBAT EROSI MENGGUNAKAN MODEL "ANSWERS" DI DAERAH ALIRAN SUNGAI CILIWUNG HULU, KATULAMPA.

EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN KARAKTERISTIK HIDROLOGI DAN LAJU EROSI SEBAGAI FUNGSI PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN

PENDUGAAN PARAMETER WAKTU PERUBAHAN PROSES PADA 2 CONTROL CHART MENGGUNAKAN PENDUGA KEMUNGKINAN MAKSIMUM SITI MASLIHAH

MODIFIKASI FAKTOR TANAMAN DALAM MODEL ANSWERS UNTUK MEMPREDIKSI EROSI DI DAERAH TROPIKA BASAH (Studi Kasus DAS Nopu Hulu, Sulawesi Tengah)

DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN TERHADAP KETERSEDIAAN SUMBER DAYA AIR DI KOTA TANGERANG OLEH : DADAN SUHENDAR

SKRIPSI PEMANFAATAN AIR PADA BENDUNG KECIL DI SUB DAS CIOMAS - DAS CIDANAU, BANTEN. Oleh: RINI AGUSTINA F

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA KOMPONEN PERIODIK FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT RO FAH NUR RACHMAWATI

MODEL DISTRIBUSI PERTUMBUHAN EKONOMI ANTARKELOMPOK PADA DUA DAERAH ADE LINA HERLIANI

ANALISIS PENGEMBANGAN KOMODITAS DI KAWASAN AGROPOLITAN BATUMARTA KABUPATEN OGAN KOMERING ULU ROSITADEVY

ANALISIS ENERGI DAN EKSERGI PADA PRODUKSI BIODIESEL BERBAHAN BAKU CPO (Crude Palm oil) RISWANTI SIGALINGGING

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Perubahan Penggunaan Lahan Terhadap Karakteristik Hidrologi Di SUB DAS CIRASEA

MODEL MATEMATIKA STRUKTUR UMUR INFEKSI VIRUS HIV DENGAN KOMBINASI TERAPI OBAT MUHAMMAD BUWING

ANALISIS IMPLEMENTASI MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA ( STUDI KASUS PENGEMBANGAN PELABUHAN MAKASSAR )

MENTERI DALAM NEGERI, MENTERI KEHUTANAN DAN MENTERI PEKERJAAN UMUM,

PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN JENIS TANAMAN DAN POLA TANAM DI LAHAN HUTAN NEGARA DAN LAHAN MILIK INDRA GUMAY FEBRYANO

BAB I PENDAHULUAN. topografi dibatasi oleh punggung-punggung gunung yang menampung air hujan

HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYALURAN KREDIT DI BANK UMUM MILIK NEGARA PERIODE TAHUN RENALDO PRIMA SUTIKNO

ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU DAN KINERJA INDUSTRI PAKAN TERNAK AYAM DI PROPINSI LAMPUNG DAN JAWA BARAT ANNA FITRIANI

METODE EKSPLORATIF UNTUK MENGUJI KESAMAAN SPEKTRUM FTIR TEMULAWAK

ANALISIS KEBUTUHAN LUAS LAHAN PERTANIAN PANGAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN PANGAN PENDUDUK KABUPATEN LAMPUNG BARAT SUMARLIN

PENGARUH SERTIFIKASI GURU TERHADAP KESEJAHTERAAN DAN KINERJA GURU DI KABUPATEN SUMEDANG RIZKY RAHADIKHA

MODEL DISTRIBUSI PERTUMBUHAN EKONOMI ANTARKELOMPOK PADA DUA DAERAH ADE LINA HERLIANI

Analisis Kondisi Hidrologi Daerah Aliran Sungai Kedurus untuk Mengurangi Banjir Menggunakan Model Hidrologi SWAT

Analisis Program Rehabilitasi DTA Saguling

PELABELAN OTOMATIS CITRA MENGGUNAKAN FUZZY C MEANS UNTUK SISTEM TEMU KEMBALI CITRA MARSANI ASFI

STUDI KONDISI VEGETASI DAN KONDISI FISIK KAWASAN PESISIR SERTA UPAYA KONSERVASI DI NANGGROE ACEH DARUSSALAM FERI SURYAWAN

BAB I PENDAHULUAN. Gabungan antara karakteristik hujan dan karakteristik daerah aliran sungai

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 2. Penggunaan lahan Sub DAS Cisadane Hulu

PENDUGAAN PARAMETER UPTAKE ROOT MENGGUNAKAN MODEL TANGKI. Oleh : FIRDAUS NURHAYATI F

Oleh : Satria Feridewa Sansakila A.Md

Transkripsi:

KAJIAN BERBAGAI ALTERNATIF PERENCANAAN PENGELOLAAN DAS CISADANE MENGGUNAKAN MODEL SWAT EDY JUNAIDI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009

ii PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Kajian Berbagai Alternatif Perencanaan Pengelolaan DAS Cisadane Menggunakan Model SWAT adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini. Bogor, Juni 2009 Edy Junaidi A155070071 ii

ABSTRACT EDY JUNAIDI. Study of the various alternative of Cisadane Watershed management planning using SWAT Model. Supervisory commitees: Dr. Ir. SURIA DARMA TARIGAN, MSc. (Chair) and Dr. Ir. DWI PUTRO TEJO BASKORO, MSc. (Members). Effective watershed management should take hydrologic response unit into consideration. Analysis in watershed management uses the hydrology model. SWAT (Soil and Water Assessment Tool) is a distributed hydrologic model interfaced with GIS and integrated with Decision Support System. SWAT can be used to simulate different physical processes in watershed. The objective of the research were (1) applicating SWAT model to identify the sub watershed and land unit categorized as having problem on Cisadane Watershed and (2) evaluating various alternative of the Cisadane Watershed management planning and selecting best Cisadane Watershed management planning by observing their impact on Cisadane Watershed hydrology. The research was carried out in two phases, survey activity and implementation of SWAT hydrology model. Based on SWAT simulation result, Cisadane Watershed had relatively good performance. Watershed performance and indicator were evaluated based on SK Menhut nomer 52/Kpts-II/2001. According to SWAT analysis, some three sub watersheds were categorized as having problem concerning water management and land use, i.e. one sub-watershed on the upper part, one on middle watershed and sub of Cisadane Hulu Watershed. Sub-watersheds that had tendency to give the highest peak flow were sub-watershed Cianten Hilir and Sub-Watershed Cianten Hulu. Sub-watersheds that produced highest omount of sediment ware sub-watershed Ciampea, sub-watershed Cihedeung and sub-watershed Cinangneng. Land unit which need close attention for potential problem was settlement on the slope bigger than 8 %. Land unit which contributed to highest peak flow was dry land farming and mixed garden on slope bigger than 8 %. Meanwhile, land unit which potentially contributed to the highest erosion was dry land farming with slope bigger than 40 % and settlement on slope bigger than 8 %. Some three scenarios in watershed management planning were evaluated using SWAT model. Ferst scenario using watershed management planning provided by Balai Pengelolaan DAS Ciliwung Citarum, second scenario using watershed management planning by Bappeda Bogor and Tangerang and threed scenario using management planning by Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung - Cisadane. Generally, water management releted criteria was classified as good, bud land use related criteria was classified as not good. Best Watershed management planning was provided by Balai Pengelolaan DAS Ciliwung Citarum. Key words: watershed management planning, watershed hydrology, SWAT

RINGKASAN EDY JUNAIDI. Kajian berbagai Alternatif Perencanaan Pengelolaan DAS Cisadane Menggunakan Model SWAT. Dibimbing oleh Dr. Ir. SURIA DARMA TARIGAN, MSc. dan Dr. Ir. DWI PUTRO TEJO BASKORO, MSc. Pengelolaan DAS di Indonesia dimulai tahun 70-an yang diimplementasikan dalam bentuk proyek reboisasi - penghijauan dan rehabilitasi hutan - lahan kritis. Proyek pengelolaan DAS pertama kali, tahun 1973 berupa Proyek Solo Upper Watershed Management and Upland Development di DAS Bengawan Solo bantauan FAO/UNDP. Proyek pengelolaan DAS yang sedang gencar dilaksanakan akhir-akhir ini oleh pemerintah sejak tahun 2003 di bawah Departemen Kehutanan adalah Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GN RHL). Pada kenyataannya, kondisi DAS di Indonesia semakin rusak berdasarkan jumlah DAS proritas yang semakin bertambah dari tahun ke tahun. Tahun 1984 berdasarkan Surat Keputusan bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri Kehutanan dan Menteri Pekerjaan Umum No : 19 tahun 1984 No: 059/Kpts-II/1984 No : 124/Kpts/1984 tanggal 4 April 1984 tentang penanganan konservasi tanah dalam rangka pengamanan DAS prioritas, dari 458 DAS yang ada di Indonesia terdapat 20 DAS super prioritas (prioritas I) menjadi 37 tahun1992. Pada tahun 1999, berdasarkan SK Menhut No. 284/Kpts-II/99 tanggal 9 Mei 1999 tentang penetapan urutan prioritas DAS, jumlah DAS prioritas I meningkat menjadi 60 DAS. Persoalan dalam optimalisasi pengelolaan DAS, khususnya pengelolaan sumberdaya alam (faktor biofisik) belum terpadunya penanganan DAS mulai dari hulu sampai hilir, baik antara daerah maupun antar stakeholder yang ada dan belum diimplementasikan kebijakan-kebijakan di tingkat nasional maupun daerah secara konsisten. Pengelolaan DAS dapat diwujudkan melalui beberapa tahapan proses (fase), yaitu : fase identifikasi masalah, fase perencanaan, fase implementasi dan fase evaluasi. Keempat fase tersebut saling berkaitan membentuk suatu siklus. Kenyataannya pelaksanaan keempat fase tersebut saling tidak berkaitan satu dengan lainnya. Kegiatan rehabilitasi lahan dan konservasi tanah (RLKT), dalam bentuk pola RLKT dan RTL RLKT (diprakarsai Departemen Kehutanan sejak tahun 1984) merupakan salah satu sarana dalam fase identifikasi masalah dan fase perencanaan pada pengelolaan DAS. Pada kegiatan RLKT perencanaan pengelolaan DAS didasarkan pada tingkat erosi dan sedimentasi, tingkat kekritisan lahan dan tingkat kekritisan peresapan air hujan ke dalam tanah. Pendugaan ketiga tingkat parameter tersebut menggunakan parameter dan variabel input-output model serta besaran yang mewakilinya tidak mempunyai variabilitas keruangan (spasial). Dalam pendekatan hidrologis, DAS merupakan wilayah yang dibatasi punggung bukit (pemisahan topografi) dimana semua hujan yang jatuh pada daerah tersebut akan ditampung dan kelebihannya dialirkan melalui satu outlet. Analisis yang dapat dilakukan untuk menggambarkan kondisi hidrologi DAS adalah dengan mengandaikan proses transformasi yang terjadi mengikuti suatu aturan tertentu dimana harus dapat menggambarkan kondisi biofisik DAS dalam proses transformasi yang disusun dalam sebuah model hidrologi. Pemilihan jenis

v model diperlukan untuk menentukan model yang paling sesuai dengan keadaan DAS. SWAT (Soil and Water Assessment Tool) merupakan model terdistribusi yang terinterfasing dengan GIS dan mengintegrasikan Spatial DSS (Decision Support System). Model SWAT dioperasikan pada interval waktu harian dan dirancang untuk memprediksi dampak jangka panjang dari praktek pengelolaan lahan terhadap sumberdaya air, sedimen dan hasil agro-chemical pada DAS besar dan komplek dengan berbagai skenario tanah, penggunaan lahan dan pengelolaan berbeda. SWAT memungkinkan sejumlah proses fisik yang berbeda untuk disimulasikan pada suatu DAS. Penggunaan model SWAT dapat mengidentifikasi, menilai, mengevaluasi tingkat permasalahan suatu DAS dan sabagai alat untuk memilih tindakan pengelolaan dalam mengendalikan permasalahan tersebut. Sehingga diharapkan dengan penggunaan model SWAT dapat dikembangkan beberapa skenario guna menentukan kondisi perencanaan pengelolaan DAS terbaik. Penelitian yang dilaksanakan di DAS Cisadane, Jawa Barat merupakan penelitian survei dan perencanaan pengelolaan DAS dengan melakukan skenario pada model hidrologi SWAT. Sehingga tahapan kegiatan penelitian dibedakan menjadi dua, yaitu tahapan kegiatan survei dan tahapan kegiatan penggunaan model hidrologi SWAT. Tujuan penelitian adalah (1) Aplikasi model SWAT untuk identifikasi sub DAS dan unit lahan yang bermasalah dalam DAS Cisadane dan (2) evaluasi perencanaan pengelolaan DAS Cisadane dan penentuan perencanaan pengelolaan DAS Cisadane terbaik dengan melihat dampaknya terhadap indikator hidrologi DAS Cisadane. Hasil simulasi model SWAT, untuk penilaian kinerja DAS Cisadane dengan menggunakan kriteria dan indikator kinerja DAS berdasarkan SK Menhut nomer 52/Kpts-II/2001 menunjukkan kinerja DAS Cisadane yang diukur pada outlet yang keluar ke Laut Jawa cukup baik. Hasil kriteria tata air untuk indikator KRS nilainya = 16,3, nilai Q jenis = 19,2, nilai c = 0,4 dan nilai TDS = 33,3, sedangkan kriteria penggunaan lahan untuk nilai IE yaitu 5,3. Identifikasi untuk sub DAS yang berpotensi menyebabkan masalah pada DAS Cisadane berdasarkan hasil simulasi model SWAT, menggunakan kriteria dan indikator kinerja DAS berdasarkan SK Menhut nomer 52/Kpts-II/2001, yaitu 1 buah sub DAS bagian hilir, 1 buah sub DAS bagian tengah dan sub DAS Cisadane hulu. Untuk sub DAS yang berpotensi menyumbang peak flow terbesar pada DAS Cisadane adalah sub DAS Cianten hilir dan Sub DAS Cianten hulu. Sub DAS-sub DAS yang perlu diwaspadai sebagai penghasil sedimentasi terbesar berturut-turut adalah sub DAS Ciampea, sub DAS Cihedeung dan sub DAS Cinangneng. Pada sub DAS-sub DAS yang berpotensi menyebabkan masalah di DAS Cisadane, unit lahan yang perlu mendapat perhatian adalah pada penggunaan lahan pemukiman, terutama yang berada pada kemiringan > 8 %. Pada sub DAS sub DAS yang berpotensi menyumbang peak flow terbesar, unit lahan yang perlu diperhatikan adalah unit lahan dengan penggunaan lahan ladang dan kebun campuran pada kemiringan lereng > 8 %. Sedangkan sub DAS yang berpotensi menyumbang erosi terbesar pada DAS Cisadane, unit lahan yang perlu diperhatikan adalah unit lahan dengan penggunaan lahan lahan ladang pada v

vi kemiringan lereng > 40 % dan penggunaan lahan pemukiman pada kemiringan > 8 %. Hasil penilaian evaluasi penerapan rencana pengelolaan DAS Cisadane berdasarkan beberapa skenario, untuk skenario 1 menggunakan rencana yang disusun oleh Balai Pengelolaan DAS Ciliwung Citarum hasil kriteria tata air menunjukkan hasil baik, tetapi untuk kiteria penggunaan lahan masih masuk kriteria buruk. Untuk skenario 2 menggunakan rencana yang disusun oleh Bappeda Kabupaten Bogor dan Kabupaten Tangerang hasil sudah cukup baik untuk kriteria tata air, tetapi untuk kiteria penggunaan lahan masih masuk kriteria buruk. Sedangkan untuk skenario 3 menggunakan rencana pencegahan banjir DAS Cisadane oleh Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane, hasil sudah cukup baik untuk kriteria tata air, tetapi untuk kiteria penggunaan lahan masih masuk kriteria buruk. Penentuan terhadap perencanaan pengelolaan DAS Cisadane terbaik menggunakan beberapa skenario, berdasarkan penilaian evaluasi kinerja DAS Cisadane dengan menggunakan kriteria dan indikator kinerja DAS berdasarkan SK Menhut nomer 52/Kpts-II/2001, hasil untuk skenario yang disusun oleh Balai Pengelolaan DAS Ciliwung Citarum menunjukkan hasil kriteria tata air dan penggunaan lahan yang paling baik dibandingkan ke dua skenario yang disusun instansi yang lain. Untuk menghasilkan perencanaan pengelolaan DAS yang lebih baik dikembangkan skenario yang merupakan gabungan ketiga skenario dengan melakukan perbaikan (skenario 4). Hasil menunjukkan skenario 4 untuk kriteria tata air dan penggunaan lahan cukup baik dibandingkan skenario 1, 2 dan 3. Skenario 4 menunjukkan hasil terbaik dibandingkan skenario 1, 2 dan 3. Dengan demikian agar perencanaan pengelolaan DAS dapat meningkatkan kinerja DAS perlu adanya kerja sama antar instansi yang berwenang, sehingga diperlukan kelembagaan pengelolaan DAS. Penilaian terhadap penggunaan lahan yang ada di DAS Cisadane menunjukkan, meskipun hutan dengan pengelolaan baik berada pada tanah yang mempunyai kemampuan menyimpan air hujan paling rendah, tetapi mempunyai kemampuan perkolasi yang cukup baik sehingga hasil surface flow mempunyai persentase paling kecil (19,3 %) dan hasil base flow mempunyai persentase paling besar (76,3 %) jika dibandingkan total hasil air yang terjadi. Sedangkan penggunaan lahan yang menghasilkan surface flow dengan persentase terbesar adalah pemukiman dengan pengelolaan sedang (74,7 %), diikuti penggunaan lahan pemukiman dengan pengelolaan baik (74,3 %) dan semak belukar (53 %). Untuk hasil erosi yang paling rendah adalah penggunaan lahan hutan (2,0 ton/ha). Sedangkan penggunaan lahan semak belukar menghasilkan erosi paling tinggi (2.425,2 ton/ha). Hasil penilaian terhadap jasa lingkungan penggunaan lahan yang terdapat di DAS Cisadane. Penggunaan lahan pemukiman yang ditanami pepohonan kirakira 15 % dari luas pemukiman dan dirubah fungsi penutupan tanah sekitar 65 % tanah terbangun mampu meningkatkan base flow 5,43 m 3 /dt, mampu mengurangi peak surface flow sebesar 7,16 m 3 /dt dan mampu mengurangi peak flow sebesar 1,43 m 3 /dt, sedangkan konsentrasi sedimen yang mampu dikurangi sekitar 75,50 mg/lt. Pada hutan yang dirubah fungsinya menjadi hutan lindung yang menerapkan teknik KTA berupa teras individu mampu meningkatkan base flow 0,67 m 3 /dt, mampu mengurangi peak surface flow sebesar 0,04 m 3 /dt dan mampu vi

vii mengurangi peak flow sebesar 0,74 m 3 /dt, sedangkan konsentrasi sedimen yang mampu dikurangi sekitar 0,04 mg/lt. Pada penggunaan lahan semak belukar yang dirubah fungsinya menjadi agroforestry dengan perbandingan penggunaan lahan ladang 70 % dan pohon 30 % dengan menerapkan teknik KTA berupa teras gulud dan mulsa vertikal mampu meningkatkan base flow 0,05 m 3 /dt, mampu mengurangi peak surface flow sebesar 0,06 m 3 /dt dan mampu mengurangi peak flow sebesar 0,32 m 3 /dt, sedangkan konsentrasi sedimen yang mampu dikurangi sekitar 135,52 mg/lt. Implementasi terhadap pengelolaan lahan dengan penerapan pengelolaan tanaman dan pengelolaan tanah harus memperhatikan kondisi sosial, ekonomi dan budaya masyarakat setempat. Sehingga teknik pengelolaan lahan yang digunakan baik secara ekologi, ekonomi dan dapat diterima secara sosial budaya. vii

@ Hak Cipta Milik IPB, tahun 2009 Hak Cipta dilindungi Undang-Undang 1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumber a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah b. Pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB 2. Dilarang mengumumkan dam memperbanyak sebagian atau seluruh Karya tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB

KAJIAN BERBAGAI ALTERNATIF PERENCANAAN PENGELOLAAN DAS CISADANE MENGGUNAKAN MODEL SWAT EDY JUNAIDI Tesis Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Ilmu Pengelolaan Daerah Aliran Sungai SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009

Penguju Luar Komisi pada Ujian Tesis : Dr. Ir. Kukuh Murtilaksono, M.S.

Judul Tesis Nama NRP Program Studi : Kajian Berbagai Alternatif Perencanaan Pengelolaan DAS Cisadane Menggunakan Model SWAT : Edy Junaidi : A155070071 : Ilmu Pengelolaan DAS Disetujui Komisi Pembimbing Dr. Ir. Suria Darma Tarigan, M.Sc. Ketua Dr. Ir. Dwi Putro Tejo Baskoro, M.Sc Anggota Diketahui Ketua Program Studi Ilmu Pengelolaan DAS Dekan Sekolah Pascasarjana Prof. Dr. Ir. Naik Sinukaban, M.Sc. Prof. Dr. Ir. Khairil A. Notodiputro, M.S. Tanggal Ujian : 18 Agustus 2009 Tanggal lulus :

xii Kupersembahkan kepada : (Seluruh keluargaku) Terutama anakku tersayang Irdina Auliya Nur Amalina Istriku tercinta Kedua orang tuaku terkasih xii

xiii PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala karunia-nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Januari 2009 ini ialah pemanfaatan model hidrologi pada pengelolaan DAS, dengan judul Kajian berbagai Alternatif Perencanaan Pengelolaan DAS Cisadane Menggunakan Model SWAT. Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr. Ir. Suria Darma Tarigan, M.Sc. dan Bapak Dr. Ir. Dwi Putro Tejo Baskoro, M.Sc. yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama penyusunan karya ilmiah, serta Bapak Dr. Ir. Kukuh Murtilaksono, M.S. selaku penguji luar komisi. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Kepala Balai Penelitian Kehutanan Ciamis. Kepada Departemen Kehutanan c.q. Pusat Diklat Kehutanan penulis ucapkan terimakasih. Terakhir terimalah karya ilmiah ini sebagai ungkapan terimakasih penulis kepada seluruh keluarga ayah dan ibu, ayah dan ibu mertua, istri dan anakku tersayang atas doa dan kesabarannya. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat. Bogor, Juni 2009 Edy junaidi xiii

RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Surakarta pada tanggal 28 Juni 1975 dari Ayah Abdullah H. Salman dan Ibu Mariyam. Penulis merupakan putra tunggal. Gelar Sarjana Pertanian diperoleh penulis dari Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Agustus 1999. Kesempatan melanjutkan ke Program Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan DAS, Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor diperoleh bulan Agustus 2007 melalui program beasiswa Departemen Kehutanan c. q. Pusat Diklat Kehutanan tahun 2007. Tahun 2001 2007 penulis bekerja sebagai peneliti pada kelompok peneliti konservasi tanah dan air, Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pengelolaan DAS IBT, Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, Departemen Kehutanan. Sejak tahun 2007 penulis bekerja sebagai peneliti pada kelompok peneliti hasil hutan dan jasa lingkungan, Balai Penelitian Kehutanan Ciamis, Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, Departemen Kehutanan.

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... Halaman PENDAHULUAN... 1 Latar Belakang... 1 Perumusan Masalah... 4 Tujuan dan Kegunaan... 5 TINJAUAN PUSTAKA... 6 DAS sebagai suatu Sistem... 6 Model Erosi dan Hidrologi... 9 Model SWAT (Soil and Water Assessment Tool)... 10 METODE PENELITIAN... 14 Kerangka Pikir Penelitian... 14 Lokasi dan Waktu Penelitian... 16 Bahan dan Alat Penelitian... 18 Rancangan Penelitian... 18 Metode Pengumpulan Data... 37 Analisis Data... 37 KEADAAN BIOFISIK DAS CISADANE... 46 Letak, Luas dan Karakteristik... 46 Topografi... 46 Tanah... 49 Iklim... 51 Penggunaan Lahan... 54 HASIL DAN PEMBAHASAN... 56 Pembentukan sub DAS dan HRUs DAS Cisadane Menggunakan Model SWAT... 56 Kalibrasi Model SWAT... 60 Karakteristik Hidrologi DAS Cisadane Berdasarkan Simulasi Model SWAT... 65 Identifikasi dan Evaluasi sub-das serta Unit Lahan DAS Cisadane... 74 Evaluasi dan Penentuan Perencanaan Pengelolaan DAS terbaik pada DAS Cisadane... 87 Jasa Lingkungan Penggunaan Lahan... 114 KESIMPULAN DAN SARAN... 118 Kesimpulan... 118 Saran... 119 DAFTAR PUSTAKA... 120 xvii xix xxii

xvi LAMPIRAN... 122 xvi

xvii DAFTAR TABEL Halaman 1. Karakteristik saluran terbuka untuk menentukan nilai kekasaran Manning berdasarkan Chow (1959)... 22 2. Konduktivitas hidrolik efektif tanah pada saluran terbuka berdasarkan Lane (1983)... 24 3. File-file data input dan fungsinya dalam SWAT... 26 4. Jumlah input data pada masing-masing file data input dalam SWAT... 27 5. Pendekatan nilai kapasitas menahan air (mm H2O/mm tanah) berdasarkan tektur tanah... 33 6. Pendekatan nilai satured hidrolic conductivity (mm/jam) berdasarkan tektur tanah... 34 7. Kriteria dan indikator analisis... 44 8. Pembagian luas DAS Cisadane menurut kelas kelerengan... 47 9. Luasan SPT pada DAS Cisadane... 51 10. Luasan sebaran curah hujan pada DAS Cisadane... 52 11. Luasan penggunaan lahan pada DAS Cisadane... 54 12. Luas sub DAS pada DAS Cisadane hasil deliniasi model... 58 13. Debit bulanan prediksi dan observasi pada outlet sub DAS 34 (SPAS Legok Muncang)... 61 14. Debit bulanan prediksi dan observasi pada outlet sub DAS 41 (SPAS Batu Baulah)... 63 15. Hasil simulasi debit bulanan model SWAT pada DAS Cisadane... 65 16. Hasil simulasi model SWAT untuk parameter hidrologi DAS Cisadane... 67 17. Penilaian kinerja DAS Cisadane menurut SK Menhut nomer 52/Kpts-II/2001... 69 18. Hasil simulasi debit dan konsentrasi sedimen bulanan model SWAT pada outlet DAS Cisadane yang masuk Kota Tangerang... 71 19. Hasil simulasi debit dan sedimen bulanan model SWAT pada outlet DAS Cisadane yang masuk Kota Bogor... 20. Hasil simulasi model untuk parameter hidrologi dan hasil erosi pada penggunaan lahan DAS Cisadane tahun 2005... 86 21. RTL RLKT tahun 2002 DAS Cisadane... 88 22. Hasil simulasi model untuk parameter hidrologi pada penerapan skenario 1... 90 72 xvii

xviii 23. Hasil simulasi konsentrasi sedimen skenario 1 dan hasil tanpa penerapan skenario... 93 24. Hasil simulasi model untuk parameter hidrologi pada penerapan skenario 2... 97 25. Hasil simulasi konsentrasi sedimen skenario 2 dan hasil tanpa penerapan skenario... 99 26. Hasil peak surface flow, base flow dan peak flow hasil skenario 3 dibanding hasil tanpa penerapan skenario... 101 27. Rencana pengelolaan DAS Cisadane hasil gabungan... 104 28. Teknik agroforestri yang diterapkan pada beberapa penggunaan lahan... 105 29. Hasil simulasi model untuk parameter hidrologi pada penerapan skenario 4... 30. Hasil simulasi konsentrasi sedimen skenario 4 dan hasil tanpa penerapan skenario... 110 31. Hasil debit peak surface flow, base flow, peak flow dan hasil sedimentasi yang mampu ditahan beberapa penggunaan lahan... 116 106 xviii

xix DAFTAR GAMBAR Halaman 1. DAS sebagai suatu sistem hidrologi... 6 2. Struktur Model SWAT... 13 3. Lokasi penelitian... 16 4. Bagan alir penelitian... 17 5. Sebaran stasiun iklim pada lokasi penelitian... 21 6. Titik lokasi pengamatan karakteristik sungai... 23 7. Digram alir penyiapan peta DEM wilayah penelitian... 25 8. Windows pada saat mengisi input generator cuaca pada SWAT.. 28 9. Windows pada saat membuat projek baru pada SWAT... 29 10. Masukan file BSN yang merupakan struktur model... 29 11. Input Database untuk tanah... 32 12. Peta lokasi situ dan reservoir pada DAS Cisadane... 36 13. Titik lokasi SPAS data observasi... 39 14. Alur pikir identifikasi dan evaluasi sub-das dan unit lahan yang berpotensi menyebabkan masalah pada DAS... 41 15. Alur pikir evaluasi rencana pengeloaan DAS, serta penentuan Best Management Practise rencana pengelolaan pada DAS... 43 16. Peta kelas kelerengan DAS Cisadane... 48 17. Peta SPT DAS Cisadane... 50 18. Peta sebaran hujan DAS Cisadane... 53 19. Peta penggunaan lahan DAS Cisadane... 55 20. Hasil Deliniasi DAS Cisadane dengan model MWSWAT... 57 21. Curah hujan dan debit simulasi hasil model SWAT pada outlet sub DAS 34, serta debit observasi SPAS Legok Muncang... 61 22. Grafik XY scatter debit bulanan simulasi hasil model dan debit bulanan observasi SPAS Legok Muncang... 62 23. Grafik XY scatter debit bulanan simulasi hasil model dan debit bulanan observasi SPAS Batu Beulah... 63 24. Curah hujan dan debit simulasi hasil model SWAT pada outlet sub DAS 41, serta debit observasi SPAS Batu Baulah... 64 25. Debit bulanan DAS Cisadane hasil simulasi model... 66 26. Gambaran fungsi hidrologi DAS Cisadane... 68 27. Konsentrasi sedimen yang terbawa aliran pada DAS Cisadane... 70 xix

xx 28. Debit bulanan DAS Cisadane hasil simulasi model pada outlet yang masuk Kota Tangerang... 71 29. Debit bulanan DAS Cisadane hasil simulasi model pada outlet yang masuk Kota Bogor... 73 30. Perbandingan hasil simulasi model untuk debit dan sedimen DAS Cisadane untuk 3 outlet... 74 31. Perbandingan hasil simulasi model untuk debit (peak flow dan base flow) dan sedimen untuk sub DAS 2... 75 32. Kontribusi masing-masing sub DAS pada surface flow berdasarkan simulasi model... 76 33. Kontribusi masing-masing sub DAS pada base flow berdasarkan simulasi model simulasi... 34. Perbandingan hasil simulasi model untuk debit (peak flow dan base flow) dan sedimen untuk sub DAS 5... 78 35. Perbandingan hasil simulasi model untuk debit (peak flow dan base flow) dan sedimen untuk sub DAS 37... 79 36. Perbandingan hasil simulasi model untuk debit (peak flow dan base flow) untuk sub DAS 33. 80 37. Perbandingan hasil simulasi model untuk debit (peak flow dan base flow) untuk sub DAS 28. 80 38. Perbandingan hasil simulasi model untuk konsentrasi sedimen pada sub DAS 12, 11 dan 9 dibandingkan konsenttasi sedimen pada kriteria baik. 39. Hasil sedimen simulasi model pada tiap-tiap sub DAS... 82 40. Hasil total air simulasi model pada tiap-tiap sub DAS... 83 41. Perbandingan hasil simulasi model surface flow untuk skenario 1 dan hasil tanpa penerapan skenario... 89 42. Perbandingan hasil simulasi model peak surface flow, base flow dan peak flow untuk skenario 1 dan tanpa skenario... 92 43. Perbandingan hasil simulasi konsentrasi sedimen dan hasil air untuk skenario 1 dan tanpa penerapan skenario... 94 44. Hasil analisis penilaian kinerja DAS Cisadane antara penerapan skenario 1 dan tanpa penerapan skenario 94 45. Perbandingan hasil simulasi model surface flow untuk skenario 2 dan hasil tanpa penerapan skenario... 96 46. Perbandingan hasil simulasi model peak surface flow, base flow dan peak flow untuk skenario 2 dan hasil tanpa penerapan skenario... 99 77 81 xx

xxi 47. Hasil analisis penilaian kinerja DAS Cisadane antara penerapan skenario 2 dan tanpa penerapan skenario 100 48. Peta lokasi situ, bendung dan cek DAM pada DAS Cisadane... 102 49. Perbandingan hasil simulasi model peak surface flow, base flow dan peak flow untuk skenario 3 dan hasil tanpa penerapan skenario... 103 50. Hasil analisis penilaian kinerja DAS Cisadane antara penerapan skenario 3 dan tanpa penerapan skenario 104 51. Perbandingan hasil simulasi model surface flow untuk skenario 4 dan hasil tanpa penerapan skenario... 108 52. Perbandingan hasil simulasi model peak surface flow, base flow dan peak flow untuk skenario 4 dan hasil tanpa penerapan skenario... 109 53. Hasil analisis penilaian kinerja DAS Cisadane antara penerapan skenario 4 dan tanpa penerapan skenario.. 109 54. Hasil analisis penilaian kinerja DAS Cisadane antara penerapan skenario 1, 2, 3 dan 4... 111 55. Hasil surface flow simulasi model untuk skenario 4 pada tiaptiap sub DAS... 112 56. Hasil sedimentasi simulasi model untuk skenario 4 pada tiaptiap sub DAS... 113 57. Hasil base flow simulasi model untuk skenario 4 pada tiap-tiap sub DAS... 114 xxi

xxii DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Metode penentuan nilai erosi yang diperbolehkan... 123 2. Karakteristik tanah-tanah di DAS Cisadane... 124 3. Pendekatan untuk masukan file CROP dan URBN berdasarkan kondisi tipe landuse pada lokasi penelitian... 129 4. Karakteristik sungai-sungai pada DAS Cisadane... 130 5. HRUs yang terbentuk oleh Model SWAT pada tiap sub DAS... 132 6. Penilaian kinerja sub DAS Cisadane menurut SK Menhut nomer 52/Kpts-II/2001... 163 7. Penilaian kinerja unit lahan pada sub DAS Cisadane menurut SK Menhut nomer 52/Kpts-II/2001... 173 8. Penilaian hasil skenario kinerja DAS Cisadane menurut SK Menhut nomer 52/Kpts-II/2001... 190 xxii