PENERAPAN MODEL TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

dokumen-dokumen yang mirip
Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

Pendidikan Geografi, Universitas Negeri Malang Jl. Semarang 5 Malang. Keywords: model of problem based learning, critical thinking

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

Oleh: Rahmat Yulianto, Fakultas Ilmu Pendidikan, Abstrak

Annisa Rachma 1, Sunarmi 2, Murni Saptasari 3. Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang 5 Malang

Syifa ur Rokhmah. Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Negeri Malang

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALISATION

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION MATA PELAJARAN PKN SD KOTA TEBING TINGGI

PENERAPAN TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS KELAS IV SDN BLABAK 1 KANDAT KEDIRI

Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau ABSTRACT

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PADA SISWA KELAS V SDN 26 PASAMAN

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa

Uni Harnika 1), Chumdari 2), Hasan Mahfud 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Selamet Riyadi 449 Surakarta 1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

Fatma Kumala 1, Sehatta Saragih 2, Nahor Murani Hutapea 3 No. Hp.

Muhammad Mifta Fausan, Penerapan Strategi Numbered 154

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE PERTUKARAN KELOMPOK IMPROVING STUDENT S LEARNING OUTCOMES WITH EXCHANGE GROUPS METHODS

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PESAWAT SEDERHANA DI SMP

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO PADA PEMBELAJARAN PKn DI SD NEGERI 22 LUBUK MINTURUN

Anna Hartati MTs Negeri Barabai Abstract

Tersedia online di EDUSAINS Website: EDUSAINS, 7 (2), 2015,

Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Mail Handling dengan Penerapan Model Pembelajaran Time Token Arends

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 4, No. 2, pp , May 2015

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE (TTW) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

Noorhafizah dan Rahmiliya Apriyani

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh RANTI EFRIZAL NPM

C. Melawati. et. al. JRPK Vol. 4 No. 1 Desember 2014

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN TATA HIDANG DENGAN MODEL STAD DI SMKN 1 BAGOR NGANJUK

Economic Education Analysis Journal

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

Nurul Umamah, Marjono dan Erly Nurul Hidayah

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI DI SMP

Penerapan Numbered Heads Together untuk Meningkatkan Keaktifan dan Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Entrepreneurship

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kemampuan atau skill yang dapat mendorongnya untuk maju dan terus

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI MODEL LEARNING CYCLE (PEMBELAJARAN BERSIKLUS) PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS DALAM UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU MENERAPKAN MODEL STAD

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA DI KELAS V

MODEL GROUP INVESTIGATION

Pendidikan Biologi Volume 4, Nomor 1 Januari 2012 Halaman

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERKEMBANGAN TEKNOLOGI PRODUKSI, KOMUNIKASI, DAN TRANSPORTASI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 3 No 2, Juli 2015

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS X IPA 1 SMA NEGERI 1 MARABAHAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY

Kata Kunci: aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa, pendidikan matematika, teori Bruner dalam metode diskusi kelompok.

Riwa Giyantra *) Armis, Putri Yuanita **) Kampus UR Jl. Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru, Pekanbaru

Kata Kunci: metode inkuiri, kemampuan berpikir kritis, hasil belajar, kegiatan ekonomi

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 1, Maret 2014

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP LUAS BANGUN DATAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD. Sutanti, Siti Istiyati, Djaelani

STRATEGI ACTIVE KNOWLEDGE SHARING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR JURNAL. Oleh DIAH NURAINI MUNCARNO DARSONO

PENERAPAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh NI KOMANG MEGASARI SARENGAT MUNCARNO

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) PADA MATERI STRUKTUR DASAR AKUNTANSI DI SMA

Jurnal Pena Sains Vol. 3, No. 2, Oktober 2016 p-issn: e-issn:

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PERBANDINGAN SKALA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS- ACHIEVMENT DIVISIONS (STAD)

PUBLIKASI ILMIAH AFRINA NUR BAITI A

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI REDOKS

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLES NON EXAMPLES SISWA KELAS II B

MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

ARTIKEL PENELITIAN. oleh. RiaParamita NPM

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SDN 1 Madajaya kelas IV

MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN PKn DENGAN MODEL GROUP INVESTIGATION DI SDN 05 PADANG PASIR KOTA PADANG

PENERAPAN MODEL INKUIRI TERBIMBING DALAM PEMBELAJARAN FISIKA UNTUK MENINGKATKAN KERJA ILMIAH DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X MIA-2 SMA N 6 MALANG

Rahayu 6, Chumi Z F 7, Ika L R 8

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 BOCOR

Pendahuluan. Asyiyah et al., Penerapan Pembelajaran Berbasis Multikultural dengan Model Kooperatif Time Token...

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS KETERAMPILAN MENULIS WACANA DESKRIPSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

Akbar et al., Peningkatan Minat dan Hasil Belajar...

Prakoso et al., Peningkatan Keterampilan Pemecahan Masalah dan Hasil Belajar IPA Biologi...ister

PENERAPAN INKUIRI TERBIMBING PADA HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA KELAS VII A SMPN 3 TANJUNG DALAM KONSEP EKOSISTEM

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (JURNAL) Oleh INDAH SURIYANA SYAIFUDDIN LATIF SUGIMAN

BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PENDEKATAN GUIDED DISCOVERY LEARNING SISWA KELAS XE SMA NEGERI1 TANJUNGSARI, GUNUNG KIDUL TAHUN AJARAN 2012/2013

PENERAPAN TEAM GAME TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR JURNAL. Oleh MEYLISA EFRILIYANTI SARENGAT SITI RACHMAH SOFIANI

Sherli Malinda, Nyoman Rohadi dan Rosane Medriati

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI IMPLEMENTASI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMELAJARAN IPS MELALUI METODE PROBLEM SOLVING DI SD NEGERI 03 KOTO KACIAK MANINJAU

ARTIKEL ILMIAH HASIL PENELITIAN PENERAPAN MODEL KOOPERATIF STAD MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING CONTROL SEPAKBOLA

BAB III METODE PENELITIAN. kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah

Desi Suryaningsih et al., Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) untuk Meningkatkan...

Keywords: Mathematics Learning Outcomes, Cooperative Learning, Numbered Heads, Classroom Action Research.

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI ORGANISASI KEHIDUPAN DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK, TALK, WRITE

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI TEKNIK EXAMPLES NON EXAMPLES

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI)

PENERAPAN GUIDED INQUIRY

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 003 KOTO PERAMBAHAN

Rahmawati et al., Metode Problem Solving...

PENERAPAN MODEL GROUP INVESTIGATION OUTDOOR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IVA SDN BANDUNGREJOSARI 2 MALANG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V-A DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SD NEGERI 09 KAYU ARO KOTA PADANG

Oleh: Asih Pressilia Resy Armis Zuhri D ABSTRACT

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIII, No.2, Tahun 2015 Chellyana Kusuma Wardani & Siswanto 89-96

Premiere Educandum Jurnal Pendidikan Dasar dan Pembelajaran

Amelia dan Syahmani. Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Melalui Pendekatan Scientific 32

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) BERBANTUAN MODUL DALAM MATERI LARUTAN PENYANGGA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 15 BULUKUMBA

PENERAPAN MODEL THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN SIKAP KERJASAMA DAN HASIL BELAJAR JURNAL. Oleh DITA ERWIDIYA RAPANI HERMAN TARIGAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN STRATEGI ROTATING TRIO EXCHANGE

Rosdiani SMA Negeri I Sigli Jl. Banda Aceh-Medan, Tijue Kabupaten Pidie Abstrak

Key Word : Students Math Achievement, Realistic Mathematics Education, Cooperative Learning Model of STAD, Classroom Action Research.

Transkripsi:

PENERAPAN MODEL TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION DIPADU PROBLEM BASED LEARNING DISERTAI PENYUSUNAN PORTOFOLIO UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS, PEMAHAMAN KONSEP, SIKAP SPIRITUAL, DAN KETERAMPILAN SISWA KELAS XI MIA 4 SMAN 6 MALANG Atika Firda, Mimien Henie Irawati, Siti Imroatul Maslikah Universitas Negeri Malang E-mail: tikafirda.always@gmail.com; mimien.henie.fmipa@um.ac.id; siti.imroatul.fmipa@um.ac.id ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis, pemahaman konsep, sikap spiritual, dan keterampilan siswa kelas XI MIA 4 SMAN 6 Malang melalui implementasi model Team Assisted Individualization dipadu Problem Based Learning disertai penyusunan portofolio. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan 2 siklus. Masing-masing siklus terdiri atas empat tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Instrumen yang digunakan adalah tes kemampuan berpikir kritis, lembar observasi, tes sikap spiritual, tes akhir siklus, dan rubrik penilaian portofolio. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan TAI dipadu PBL dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis sebesar 23,4% dari siklus I 75,5% menjadi 93,2% pada siklus II. Ketuntasan belajar pemahaman konsep meningkat sebesar 61,3% dari 52,9% pada siklus I menjadi 85,3% pada siklus II. Sikap spiritual meningkat 12,3% dari siklus I 75,1% menjadi 84,3% pada siklus II. Keterampilan meningkat sebesar 9,2% dari siklus I 85,1% menjadi 92,9% pada siklus II. Kata Kunci: Team Assisted Individualization, Problem Based Learning, portofolio, kemampuan berpikir kritis, pemahaman konsep, sikap spiritual, keterampilan ABSTRACT: This research s aim is to improve critical thinking skills, concepts understanding, spiritual attitudes, and skills of students XI MIA 4 class of SMAN 6 Malang through the model implementation of Team Assisted Individualization and Problem Based Learning with portfolio forming. This research is Classroom Action Research (PTK) with two cycles. Each cycle consists of four phases: planning, implementation, observation, and reflection. The Instrument used in this research was a critical thinking skillstest, observation sheets, spiritual attitudes test, the cyclefinal test, and portfolio assessment rubric. The Data were analyzed descriptively. The results of this research indicates that the application of TAI and PBL can improve critical thinking skills by 23,4% from the first cycle of 75.5% to 93.2% in the second cycle. Mastery learning of concept understanding increased by 61.3% from 52.9% in the first cycle to 85.3% in the second cycle. Spiritual attitudes increased 12.3% from the first cycle of 75.1% to 84.3% in the second cycle. Skills increased by 9.2% from the first cycle of 85.1% to 92.9% in the second cycle. Keywords: Team Assisted Individualization, Problem Based Learning, portfolio, Critical thinking skills, concept understanding, spiritual attitudes, skill. Pembelajaran Biologi di era globalisasi sekarang menuntut siswa memiliki kecakapan dan kemampuan (skill) yang baik tidak hanya dalam bidang kognitif saja. Kurikulum 2013 yang diterapkan Pemerintah saat ini menekankan peran aktif siswa (student centered) dalam pembelajaran dengan harapan siswa dapat membangun pengetahuannya sendiri melalui bimbingan dari guru guna mengasah 1

kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotornya. Pembelajaran Biologi yang banyak dijumpai di sekolah kenyataannya masih menerapkan teacher centered dengan guru bertindak sebagai pentransfer ilmu dan siswa dianggap sebagai penerima pengetahuan yang pasif. Akibatnya, siswa cenderung pasif, pembelajaran menjadi kurang bermakna, dan banyak aspek pembelajaran yang kurang dicapai oleh siswa. Hasil observasi ke SMAN 6 Malang di kelas XI MIA menunjukkan bahwa aspek kognitif, sikap terutama sikap spiritual, dan keterampilan siswa masih kurang dioptimalkan. Penilaian psikomotor yang dilakukan guru hanya pada saat praktikum saja tanpa memperhitungkan hasil karya siswa yang lain. Salah satu cara untuk menilai aspek psikomotor yang dapat menilai seluruh tugas siswa adalah melalui penilaian autentik dengan portofolio. Portofolio dasarnya menilai karya siswa secara individu dalam periode mata pelajaran tertentu (Sudaryono, 2012). Observasi juga menemukan bahwa siswa belum memahami mengenai perumusan masalah yang membuktikan bahwa kemampuan berpikir kritis siswa masih kurang. Kemampuan berpikir kritis sangat dibutuhkan karena melalui pemikiran yang kritis, siswa mampu memecahkan persoalan yang ada melalui kerangka pikir rasional dan didasarkan pada fakta yang ada. Rokhman (2014) berpendapat bahwa berpikir kritis merupakan kemampuan memecahkan masalah melalui investigasi sehingga menghasilkan keputusan yang sangat rasional. Permasalahn yang telah diungkapkan di atas tentunya harus segera diatasi guna meningkatkan kualitas pembelajaran. Salah satu usaha yang dapat dilakukan guru adalah memilih model pembelajaran yang sesuai untuk mencapai tujuan pembelajaran. Salah satu model yang dapat digunakan adalah model pembelajaran kooperatif Team Asisted Individualization (TAI) yang dipadukan dengan Problem Based Learning (PBL). Slavin (2005) menyatakan bahwa model TAI adalah kombinasi dari pembelajaran kooperatif dengan pembelajaran individual. TAI diciptakan agar memudahkan siswa untuk belajar karena mengajarkan siswa saling bantu antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan kurang sehingga keduanya dapat menyelesaikan pembelajaran dengan seimbang, sedangkan melalui PBL siswa mampu mengembangkan kemampuan berpikir kritisnya melalui pemberian masalah kontekstual. Pemberian masalah dapat meningkatkan pola pikir kritis siswa dan memotivasi siswa untuk belajar. Siswa yang memiliki daya pikir kritis yang baik sejak dini mampu berpikiran lebih terbuka dan lebih luas untuk menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupan. Perpaduan kedua model dilakukan mengingat setiap model memiliki kelebihan dan kekurangan yang dapat saling menutupi satu sama lain. Pengorganisasikan siswa yang sulit untuk belajar pada model TAI dapat ditutup dengan kelebihan PBL yaitu mampu memberikan tantangan kepada siswa untuk belajar. Sistem layaknya tutor sebaya dengan adanya saling bantu antara siswa yang lebih pintar dengan yang kurang pintar pada penerapan model TAI dapat menutupi kekurangan model PBL dalam meningkatkan minat dan anggapan bahwa masalah akan sulit diselesaikan akibat terbatasnya pengetahuan. Siswa akan belajar layaknya tutor sebaya melalui model TAI dipadu PBL dengan saling belajar antar siswa dengan harapan pemahaman konsep, sikap spiritual, dan keterampilan siswa akan meningkat, sedangkan melalui PBL siswa akan diberi permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan materi 2

3 respirasi dan ekskresi dengan harapan kemampuan berpikir kritis siswa juga akan meningkat. METODE Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan dua siklus. Masing-masing siklus terdiri atas empat tahapan, yaitu planning, acting, observing, dan reflecting. Peneliti berperan sebagai perencana dan pelaksana kegiatan PTK dengan dibantu oleh dua observer dari mahasiswa Biologi Universitas Negeri Malang. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Pebruari- April 2016 di kelas XI MIA 4 SMAN 6 Malang yang terletak di Jalan Mayjen Sungkono No.58 Kedungkandang Malang. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI MIA 4 SMAN 6 Malang semester genap tahun ajaran 2015/2016 berjumlah 34 siswa yang terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan. Data yang digunakan dalam penelitian antara lain keterlaksanaan model TAI dipadu PBL, kemampuan berpikir kritis siswa, pemahaman konsep siswa, sikap spiritual siswa, dan keterampilan yang akan dinilai menggunakan teknik portofolio. Data berupa deskripsi kualitatif yang diambil dari keadaan pembelajaran yang sebenarnya yang mencakup kualitas pembelajaran, yaitu berupa keadaan pada awal pembelajaran, saat berlangsungnya proses pembelajaran, hingga setelah diberikannya tindakan. Teknik pengumpulan data selama proses penelitian melalui observasi, tes, dan catatan lapangan. HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan, diketahui bahwa seluruh aspek mulai dari kemampuan berpikir kritis, pemahaman konsep, sikap spiritual, dan keterampilan siswa mengalami peningkatan selama pembelajaran mulai siklus I hingga siklus II. Keterlaksanaan Model TAI dipadu PBL Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dan siswa pada siklus I dan II dicatat dalam lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran TAI dipadu PBL oleh guru dan siswa untuk melihat kesesuaiannya dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun sebelumnya. Keterlaksanaan pembelajaran TAI dipadu PBL oleh guru mengalami peningkatan sebesar 4,6% dari siklus I 90,5% dan meningkat menjadi 94,7% pada siklus II. Keterlaksanaan pembelajaran TAI dipadu PBL oleh siswa mengalami peningkatan sebesar 5,2% dari siklus I sebesar 89,7% dan meningkat menjadi 94,2% pada siklus II. Kemampuan Berpikir Kritis Data kemampuan berpikir kritis diperoleh dari hasil tes kemampuan berpikir kritis yang dilaksanakan pada akhir siklus. Kemampuan berpikir kritis yang diukur ada empat indikator, yaitu merumuskan masalah, menganalisis masalah, menentukan dasar pengambilan keputusan, dan menarik kesimpulan. Berdasarkan analisis data diketahui bahwa keempat indikator kemampuan berpikir kritis mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut terjadi dari siklus I ke siklus II dengan diuraikan sebagai berikut: (1) kemampuan merumuskan masalah meningkat sebesar 18,9%

4 dari 78,4% menjadi 93,2%, (2) kemampuan menentukan dasar pengambilan keputusan meningkat sebesar 18,1% dari 81,4% menjadi 96,1%, (3) kemampuan menganalisis masalah meningkat sebesar 55,1% dari 58,8% menjadi 91,2%, (4) kemampuan menarik kesimpulan meningkat sebesar 10,6% dari 83,4% menjadi 91,2%. Peningkatan paling signifikan terjadi pada indikator menganalisis masalah dengan taraf peningkatan sebesar 55,1%, namun keseluruhan kemampuan berpikir kritis secara umum mengalami peningkatan sebesar 23,4% dari 75,5% menjadi 93,2%. Pemahaman Konsep Data pemahaman konsep siswa diperoleh dari soal tes yang dilaksanakan pada akhir siklus I dan akhir siklus II. Keberhasilan pemahaman konsep ditunjukkan dengan persentase ketuntasan pemahaman konsep siswa secara klasikal. Ketuntasan pemahaman konsep siswa pada siklus I diperoleh sebesar 52,9% dan meningkat pada siklus II menjadi sebesar 85,3% dengan taraf peningkatan sebesar 61,3%. Sikap Spiritual Data sikap spiritual siswa diperoleh dari soal tes sikap spiritual yang dilaksanakan pada akhir siklus I dan II. Keberhasilan sikap spiritual siswa ditunjukkan dengan persentase ketuntasan secara klasikal. Sikap spiritual siswa pada siklus I diperoleh sebesar 75,1% dan meningkat pada siklus II menjadi sebesar 84,3% dengan taraf peningkatan sebesar 12,3%. Keterampilan Data keterampilan siswa diperoleh dari penilaian portofolio siswa berdasarkan rubrik penilaian portofolio yang mencakup kelengkapan komponen dan isi masing-masing komponen. Kelengkapan komponen mengalami peningkatan sebesar 9,1% dari 8,8% menjadi 9,6%. Isi komponen juga mengalami kenaikan sebesar 9,2% dari 76,3% menjadi 83,3%. Keseluruhan penilaian portofolio dijumlahkan antara kelengkapan dengan isi portofolio didapatkan data nilai keterampilan siswa yang meningkat dari siklus I 85,1% menjadi 92,9% pada siklus II dengan kenaikan sebesar 9,2%. PEMBAHASAN TAI dipadu PBL terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Penerapan model TAI dipadu PBL dalam pembelajaran pembelajaran memberikan permasalahan yang bersifat kontekstual yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai konteks pembelajaran bagi siswa agar dapat membantu mengasah kemampuan berpikir kritis, keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan yang esensial dari mata pelajaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model TAI dipadu PBL dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dari siklus I ke siklus II. Hal tersebut ditunjukkan oleh peningkatan hasil tes akhir siklus I dari 75,5% menjadi 93,2% pada siklus II dengan peningkatan sebesar 23,4%. Peningkatan juga terjadi di keempat indikator berpikir kritis, mulai dari kemampuan merumuskan masalah, menentukan dasar pengambilan keputusan, menganalisis masalah, serta menarik kesimpulan.

Kemampuan berpikir kritis siswa pada indikator merumuskan masalah mengalami peningkatan sebesar 18,9% dari 78,4% pada siklus I menjadi 93,2% pada siklus II. Kegiatan guru melalui sintaks pembentukan kelompok heterogen dan orientasi permasalahan dapat melatih siswa untuk merumuskan permasalahan melalui penyajikan masalah di LKS dan meminta siswa menuliskan rumusan masalah serta melakukan pembimbingan selama diskusi terkait perumusan masalah, sesuai dengan Saputro dan Gunansyah (2013) yang menyatakan bahwa cara untuk membawa siswa agar dapat merumuskan masalah adalah dengan membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki sehingga menantang siswa untuk berpikir dan memecahkannya. Indikator penentuan dasar pengambilan keputusan meningkat sebesar 18,1% dari siklus I 81,4% menjadi 96,1% pada siklus II. Melalui penerapan model TAI-PBL, siswa dilatih untuk mengambil dasar keputusan yang tepat dan sesuai guna pemecahan masalah melalui sintaks pembelajaran pengorganisasian untuk belajar. Tahap ini guru membimbing siswa untuk mendefinisikan permasalahan sehingga siswa dapat lebih mudah untuk menentukan keputusan manakah yang tepat sebagai dasar untuk memecahkan masalah dari berbagai sumber. Dasar keputusan yang diambil oleh siswa akan menjadi kunci bagi pemecahan masalah. Hal ini sesuai dengan Albertch dalam Ramalisa (2013) bahwa seseorang dikatakan kritis dalam pemecahan masalah apabila orang tersebut mampu mengambil keputusan, memprioritaskan dan memilih gagasan, ide, pengetahuan atau jawaban diantara pilihan yang diketahui. Kemampuan siswa dalam menganalisis masalah mengalami peningkatan sebesar 55,1% dari 58,8% pada siklus I menjadi 91,2% pada siklus II. Sintaks pembelajaran TAI dipadu PBL yang dapat melatih siswa dalam menganalisis masalah adalah pembentukan kelompok heterogen serta pada investigasi mandiri dan kelompok. Pembentukan kelompok heterogen menyebabkan terjadi interaksi siswa sehingga siswa dapat saling bertukar pikiran untuk mencari pemecahan masalah dengan lebih banyak sumber dan sudut pandang, tidak hanya dari satu pemikiran saja. Kemampuan siswa dalam menarik kesimpulan mengalami peningkatan sebesar 10,6% dari siklus I 83,4% dan pada siklus II menjadi 92,2%. Penerapan model TAI dipadu PBL, siswa telah dilatih untuk memberikan kesimpulan, baik selama diskusi pada tahap investigasi masalah, tahap presentasi hasil kerja, serta pada penutup pembelajaran. Penarikan kesimpulan mengarahkan siswa untuk mengambil keputusan akhir yang tepat setelah melalui kegiatan menganalisis permasalahan. Murti (2009) menguatkan pula bahwa tahapan berpikir kritis meliputi kemampuan untuk menarik kesimpulan dan generalisasi yang bisa dipertanggungjawabkan. Seluruh tahap penerapan model TAI dipadu PBL telah mengajarkan kepada siswa untuk mulai berproses selama pembelajaran dengan pemberian permasalahan kontekstual yang membuat siswa berpikir secara kritis dalam mencari penyebab permasalahan, sehingga kemampuan berpikir kritisnya akan terlatih dengan adanya peningkatan pada semua aspek kemampuan berpikir kritis yang diteliti pada siklus I ke siklus II. 5

6 TAI dipadu PBL terhadap Pemahaman Konsep Siswa Hasil analisis data yang telah dilakukan menunjukkan bahwa pemahaman konsep siswa mengalami peningkatan sebesar 61,3% dari siklus I 52,9% menjadi sebesar 85,3% pada siklus II. Pemahaman konsep yang diteliti merupakan aspek kognitif dari siswa. Penerapan model TAI dipadu PBL sebagai model pembelajaran yang kooperatif, mengharuskan siswa saling bekerjasama menyelesaikan tugas yang diberikan, sejalan dengan Prasasti (2015) bahwa melalui kerja kelompok siswa menjadi lebih mudah dalam berbagi pengetahuan dan bersama-sama saling membantu menemukan konsep. Aktifitas layaknya tutor sebaya akan saling bantu antaranggota kelompok, setelah sebelumnya mereka belajar secara individu dapat membantu meningkatkan pemahaman konsep mereka. Kegiatan pembelajaran pada penerapan model TAI dipadu PBL memudahkan siswa memahami konsep melalui pemaparan masalah, pengumpulan informasi dari berbagai rujukan, saling diskusi antarteman, bantuan secara individual yang diberikan oleh guru, mengkomunikasikan hasil diskusi melalui kegiatan presentasi, serta mengutarakan kembali konsep yang dipahami dengan menggunakan bahasa sendiri dan memberikan kesimpulan akhir. TAI dipadu PBL terhadap Sikap Spiritual Siswa Sikap spiritual siswa mengalami peningkatan sebesar 12,3% dari siklus I 75,1% ke siklus II menjadi 84,3%. Perpaduan model TAI dipadu PBL merupakan salah satu model pembela-jaran menggunakan pendekatan saintifik yang mampu meningkatkan sikap spiritual siswa melalui diskusi kelompok yang menyajikan fenomena pada sistem respirasi dan ekskresi yang terdapat dalam LKS siswa. Siswa secara individu dan juga kelompok dapat tergugah dan menyadari bahwa sebagai hamba harus selalu mensyukuri ciptaan-nya. Pengintegrasiaan sikap spiritual yang diterapkan melalui model pembelajaran TAI dipadu PBL dalam langkah pembelajaran dilakukan dalam setiap tahapan, mulai dari kegiatan pendahuluan, inti, hingga penutup. Pengintegrasian sikap spiritual selama pembelajaran penting guna membentuk pribadi siswa yang berakhlaq mulia. Penyajian masalah terkait dengan kehidupan sehari-hari yang menunjukkan kebesaran ciptaan Allah dapat menggugah siswa untuk mengagumi dan mensyukuri segala yang diciptakan Allah. Murdiono (2010) menyebutkan bahwa salah satu cara menginternalisasikan nilai-nilai religius pada siswa adalah melalui analisis masalah atau kasus, sehingga siswa akan mendapatkan nilai positif serta keteladanan yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-harinya. TAI dipadu PBL disertai Penyusunan Portofolio terhadap Keterampilan Siswa Keterampilan siswa pada penelitian ini diakses menggunakan teknik penilaian portofolio. Aspek portofolio yang diteliti mencakup kelengkapan dokumen serta isi komponen portofolio yang didalamnya mencakup aspek keterampilan kognitif dan juga motorik. Berdasarkan hasil analisis data keterampilan dengan teknik portofolio, ketuntasan keterampilan siswa secara klasikal meningkat sebesar 9,2% dari siklus I 85,1% dan pada siklus II mencapai 92,9% dengan kategori sangat baik.

7 Guru menilai perkembangan siswa selama pembelajaran melalui dokumen yang dikumpulkan dalam bentuk portofolio, yang dinilai melalui rubrik portofolio yang mengarah pada keterampilan siswa baik dari segi kognitif dan motorik siswa. Keterampilan kognitif dilihat berdasarkan dokumen yang menyangkut aspek kognitif, sedangkan keterampilan motorik siswa dinilai pada saat kegiatan praktikum dan tugas yang membutuhkan kerja secara fisik, seperti pembuatan poster. Portofolio yang disusun mencegah agar karya siswa selama pembelajaran tidak terbuang percuma akan tetapi dapat dikumpulkan dan masuk dalam dokumen hasil kekayaan intelektual siswa. Portofolio yang disusun siswa akan diakses nilai keterampilannya oleh guru dengan cara melihat sejauh mana kemampuan siswa dalam mengerjakan tugas yang diberikan dan juga kinerja siswa selama pembelajaran. Sesuai dengan Arifin (2013) yang mengungkapkan bahwa dalam dunia pendidikan, portofolio dapat digunakan guru untuk melihat perkembangan siswa dari waktu ke waktu berdasarkan kumpulan hasil karya sebagai bukti dari suatu kegiatan pembelajaran yang di dalamnya terdapat pengetahuan, keterampilan, maupun sikap dan nilai. PENUTUP Kesimpulan Kesimpulan penelitian yang dapat diambil berdasarkan paparan data dan pembahasan yang telah diuraikan antara lain penerapan model pembelajaran Team Assisted Individualization dipadu Problem Based Learning disertai penyusunan portofolio di kelas XI MIA 4 SMAN 6 Malang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa sebesar 23,4% dari siklus I ke siklus II dengan disertai peningkatan pada keempat indikator berpikir kritis yang diteliti, pemahaman konsep siswa meningkat sebesar 61,3% dari siklus I ke siklus II, sikap spiritual siswa sebesar 12,3% dari siklus I ke siklus II, serta keterampilan siswa meningkat sebesar 9,2% dari siklus I ke siklus II. Saran Berdasarkan simpulan yang telah diuraikan, saran untuk penelitian selanjutnya antara lain sebagai berikut. Manajemen waktu dalam pembelajaran dengan penerapan model Team Assisted Individualization dipadu Problem Based Learning harus dikelola dengan baik, Guru harus mampu mengintegrasikan sikap spiritual selama pembelajaran sejak dini, Penggunaan teknik penilaian portofolio oleh guru sebaiknya mulai diterapkan dalam pembelajaran. DAFTAR RUJUKAN Arifin, Z. 2013. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Murdiono, M. 2010. Strategi Internalisasi Nilai-nilai Moral Religius dalam Proses Pembelajaran di Perguruan Tinggi, (Online), (http://journal.uny.ac.id/index.php/cp/article/view/239/pdf_30), diakses tanggal 26 Mei 2016

Murti, B. 2009. Berpikir Kritis, (Online), (http://fk.uns.ac.id/static/file/ criticalthinking.pdf), diakses tanggal 23 Mei 2016 Prasasti, P.A.T. 2015. Efektivitas Model Problem Based Learning (PBL) Disertai Fishbone Diagram (FD) untuk Memberdayakan Kemampuan Menganalisis. Premiere Educandum, (Online), 5 (2): 222-236, (e-journal. ikippgrimadiun.ac.id/index.php/jpe/article/download/), diakses tanggal 16 Mei 2016 Ramalisa, Y. 2013. Proses Berpikir Kritis Siswa SMA Tipe Kepribadian Thinking dalam Memecahkan Masalah Matematika. Jurnal Edumatika, (Online), 3: 1: 1-6, diakses tanggal 16 Mei 2016 Rokhman, A.Y. 2014. Perbandingan Model Pembelajaran PBL dan Problem Solving terhadap Kemampuan Berpikir Kritis pada Materi Pelestarian Lingkungan Hidup Siswa Kelas XI IPS MAN 3 Malang. Skripsi tdak diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang. Saputro, R.D., Gunansyah, R. 2013. Peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis melalui Model Pembelajaran Inkuiri pada Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar, (http://ejournal.unesa.ac.id/article/5370/18/article.pdf), diakses tanggal 2 Juni 2016 Slavin, R. E. 2005. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Formula Media. Sudaryono. 2012. Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Graha Ilmu 8