BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank merupakan salah satu institusi keuangan yang fungsi utamanya adalah melakukan mobilisasi dana dari satu pihak kepada pihak lain (financial intermediary). Fungsi bank yang bergerak di sektor keuangan menuntut setiap bank untuk senantiasa menjaga kestabilan keuangannya masing-masing. Bank harus mampu melakukan kegiatan usahanya dengan sehat yaitu selain mampu menjalankan fungsinya sebagai intermediator dana, bank juga harus memperhatikan kelangsungan aktivitas usahanya yaitu dengan memaksimalkan profitabilitas yang dicapai. Profitabilitas perbankan menggambarkan kemampuan atau kesanggupan suatu bank mengelola kegiatan usahanya dalam rangka menghasilkan profit. Masalah profitabilitas atau pendapatan bagi bank merupakan masalah penting karena pendapatan bank ini menjadi sasaran utama yang harus dicapai sebab tujuan utama bank didirikan untuk mendapatkan profit. Oleh karena itu profitabilitas juga menjadi salah satu tolok ukur kontinuitas dan perkembangan suatu bank (Hasibuan : 2008). Peningkatan profitabilitas merupakan tujuan utama dari bank-bank umum termasuk Bank Pembangunan Daerah (BPD). BPD merupakan bagian dari bank umum yang dibedakan berdasarkan kepemilikan yang didirikan berdasarkan Undang-undang No.13 tahun 1962. Selain mempunyai tujuan untuk mendapatkan profitabilitas, BPD memiliki fungsi dan peran dalam pembangunan ekonomi 1
regional. Menurut Undang-undang No.13 tahun 1962, BPD bekerja sebagai pengembangan perekonomian daerah dan menggerakkan pembangunan ekonomi daerah untuk meningkatkan taraf hidup kehidupan masyarakat serta menyediakan pembiayaan keuangan pembangunan didaerah (Hasan, et al : 2010). Dalam mengukur rasio profitabilitas sendiri terdapat beberapa indikator yang sering digunakan oleh sektor perbankan seperti Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE). Return on asset merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur pendapatan bersih bank yang dicapai oleh bank dengan menggunakan total aset yang ada. Apabila ROA meningkat berarti profitabilitas bank meningkat dan berpeluang dalam meningkatkan pertumbuhan bank. Tetapi jika total aset yang digunakan tidak memberikan laba maka bank akan mengalami kerugian dan akan menghambat pertumbuhan bank. Rasio ini juga dapat menunjukan seberapa baik menejemen bank dalam menggunakan total aset yang dimiliki untuk menghasilkan keuntungan (Kasmir : 2002). Seperti halnya ROA, Return on Equity (ROE) juga sering dicantumkan pada ikhtisar pada halaman pertama laporan tahunan bank. ROE merupakan rasio profitabilitas yang penting bagi pemegang saham karena Retun on equity mengukur kemampuan modal sendiri para pemilik atau pemegang saham dalam menghasilkan laba. Rasio ini mengukur kemampuan bank dalam pengembalian atas investasi yang dilakukan para pemilik atau pemegang saham. Kenaikan ROE juga akan meningkatkan laba bersih bank (Budisantoso : 2013).Selain kedua indikator tersebut terdapat variabel lain yang dianggap mempengaruhi profitabilitas bank seperti Net Interest Margin (NIM), Loans to Deposits 2
Ratio(LDR), Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) dan Non Performing Loans (NPL). Tabel 1.1 di bawah ini menunjukkan tentang perhitungan rata-rata ROA, ROE, NIM, LDR, BOPO, dan NPL pada bank pembangunan daerah dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014. Dan disertai dengan perhitungan rata-rata laju PDRB provinsi dari tahun 2010-2014. Indikator Bank Pembangunan Daerah 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Return On Asset ( ROA) 3,76% 3% 2,48% 2,84% 2,54% 2,78% Return On Equity (ROE) 32,04% 25,12% 25,52% 25,64% 22,45% 22,75% Net Interest Margin (NIM) 10,44% 8,28% 7,08% 7,76% 7,28% 7,41% Loan to Deposit Ratio (LDR) 87,40% 77,04% 83,16% 93,64% 91,76% 92,7% Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) 73,16% 72% 72,96% 71,32% 75,24% 76,15% Non Performing Loan (NPL) 2,21% 1,62% 1,90% 1,87% 2,78% 1,07% Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 289,50% 5,81% 6,42% 5,51% 5,81% 6,57% Sumber : Bank Indonesia ( Laporan tahunan bank yang diolah), dan BPS. Dalam tabel 1.1 diketahui bahwa variabel NIM bank pembangunan daerah pada tahun 2010-2014 mengalami kecenderungan yang menurun. Net Interst 3
Margin (NIM) merupakan variabel yang menilai kinerja manajemen bank dalam menghasilkan laba. Secara teori hubungan antara NIM dan ROA adalah positif. Dari tabel 1.1 menunjukkan rasio NIM tahun 2010 sampai 2011 mengalami penurunan sebesar 2,16% dan diikuti penurunan rasio ROA pada tahun 2010 sampai 2011 sebesar 0,76%. Demikian pula pada tahun 2012 sampai 2013 rasio NIM mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya sebesar 0,68% dan diikuti dengan peningkatan rasio ROA tahun 2012 sampai 2013 sebesar 0,36%. Namun berbanding terbalik dengan tahun 2011 sampai 2012 dimana NIM mengalami penurunan sebesar 1,2% tetapi pada tahun yang sama, rasio ROE mengalami peningkatan sebesar 0,4%. Variabel Loan to Deposit Ratio (LDR) pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 mengalami fluktuasi. Dimana pada tahun 2011 sampai tahun 2012 LDR mengalami peningkatan sebesar 6,12%. Variabel LDR merupakan variabel yang digunakan untuk mengukur likuiditas bank dengan mengunakan perbandingan antara kredit yang disalurkan dengan dana pihak ketiga dalam bentuk persentase. Padahal secara teori seharusnya ROA meningkat, namun pada tahun 2011 sampai 2012 rasio ROA mengalami penurunan sebesar 0,52%. Hal yang berbeda ditunjukkan pada tabel 1.1 dimana peningkatan LDR pada tahun 2012 sampai 2013 sebesar 10,48% juga diikuti dengan peningkatan ROE sebesar 0,12%. Rasio BOPO merupakan rasio yang mengukur tingkat efisiensi bank dalam menjalankan operasional bank. Dalam rasio ini jika tingkat BOPO mengalami peningkatan, mencerminkan kurangnya manajemen bank dalam 4
menjalankan usahanya. Jika tingkat BOPO semakin besar maka semakin banyak biaya operasional yang harus dikeluarkan bank maka rasio ini berpengaruh negatif terhadap profitabilitas bank. Namun dari Tabel 1.1 pada tahun 2010 sampai 2011 pada saat BOPO mengalami penurunan sebesar 1,16%, rasio ROA juga mengalami penurunan sebesar 0,76%. Begitu juga dapat dilihat pada tahun 2011 sampai 2012 pada saat BOPO naik sebesar 0.96%, rasio ROE mengalami kenaikan sebesar 0,4%. Jika dilihat dari data yang diperoleh, rasio Non Performing Loan (NPL) bank pembangunan daerah pada tahun 2010 sampai tahun 2011 mengalami penurunan sebesar 0,59%, dan rasio ROA mengalami penurunan sebesar 0,76% juga diikuti penurunan ROE sebesar 6,92% pada tahun yang sama. NPL merupakan rasio yang menunjukkan tingkat dari kredit macet atau kredit bermasalah. Jika NPL meningkat akan mengurangi jumlah modal yang dimiliki dan akan berpengaruh negatif terhadap profitabilitas bank. Namun hal ini berbanding terbalik dengan data yang diperlihatkan dari tabel 1.1 Selain dari faktor internal bank, terdapat pula faktor eksternal yang juga sangat mempengaruhi kinerja dan perkembangan perbankan di indonesia. Variebel Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan indikator penting untuk mengetahui pertumbuhan kegiatan ekonomi suatu daerah. Jika PDRB meningkat menandakan bahwa aktivitas perekonomian di suatu daerah juga meningkat dan akan mempengaruhi minat masyarakat dan unit usaha untuk menggunkaan fungsi bank sebagai penyalur dan penyedia pinjaman untuk melakukan kegiatan perekonomian dan hal ini akan mempengaruhi profitabilitas 5
bank. Dari tabel 1.1 menunjukan laju pertumbuhan PDRB berdasarkan harga konstan mulai tahun 2010 sampai tahun 2014, dimana tahun 2010 sampai tahun 2011 PDRB mengalami penurunan yang sangat drastis yaitu sebesar 292,69% dan ROA juga mengalami penurunan sebesar 0,76%. Namun, pada tahun 2013 sampai 2014 pada saat PDRB mengalami kenaikan sebesar 0,61% rasio ROA justru mengalami penurunan sebesar 0,52%. Begitu juga pada tahun 2012 sampai 2013 dimana PDRB mengalami penurunan sebsar 0,91%, rasio ROA mengalami peningkatan sebesar 0,36% dan begitu juga ROE mengalami peningkatan sebesar 0,12% ditahun yang sama. Didalam kajian penelitian mengenai profitabilitas perbankan yang dilakukan oleh Gul, et al (2011), penelitian dilakukan untuk menguji hubungan faktor internal bank serta faktor makro ekonomi dengan profitabilitas perbankan di negara Pakistan. Sampel yang dipakai dalam penelitian ini adalah lima belas bank komersial terbaik di Pakistan dengan periode tahun 2005 sampai 2009. Profitabilitas perbankan diproksikan dengan Return on Asset (ROA), Return onequity (ROE), Return on Capital Employed (ROCE) dan Net Interest Margin (NIM). Variabel bebas yang digunakan adalah size bank, deposits, loans, capital dan variabel makro ekonomi yaitu GDP dan tingkat inflasi. Hasil empiris menunjukkan bahwa faktor internal dan faktor makro ekonomi di Pakistan memiliki pengaruh yang kuat terhadap profitabilitas bank. Bank yang memiliki modal yang lebih dianggap lebih aman dimana keuntungan tersebut dapat dilihat dari profitabilitas yang lebih tinggi. Faktor internal dan faktor makro 6
ekonomimemiliki dampak yang signifkan terhadap profitabilitas bank komersial di negara Pakistan. Lain halnya dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Alper,et all (2011), penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan faktor-faktor internal bank dan faktor makro ekonomi dengan profitabilitas bank umum di negara Turki. Sampel yang digunakan adalah sepuluh bank komersial Turki periode tahun 2002 sampai tahun 2010. Dimana hasil yang ditunjukkan berbeda dengan hasil penelitian Gut et all(2011), yang menunjukkan bahwa faktor makro ekonomi GDP tidak berpengaruh terhadap profitabilitas bank di Turki. Penelitian ini menggunakan ROA dan ROE sebagi variabel terikatnya. Variabel size bank, Net Interest Income (NII), capital adequancy, liquidity, deposits, dan Net Interest Margin (NIM) digunakan sebagai variabel bebas dengan hasil hanya variabel size bank dan NII yang berpengaruh positif terhadap profitabilitas bank di turki. Penelitian lainnya mengenai profitabilitas bank dilakukan oleh Syafri (2012) yang menganalisis hubungan faktor internal bank dan faktor makro ekonomi dengan profitabilitas bank umum di Indonesia. Penilitian ini menggunakan sampel bank umum peride tahun 2002 sampai tahun 2011. Variabel terikat yang digunakan adalah ROA. Dimana penelitian ini menunjukkan bahwa faktor internal bank seperti pinjaman dan total ekuitas memiliki hubungan positif terhadap profitabilitas bank. Sedangkan variabel ukuran bank, Non Interest Income (NII), dan BOPO berpengaruh negatif terhadap profitabilitas bank. Dalam penilitian ini juga menggunakan faktor makro ekonomi yaitu tingkat infalsi dan pertumbuhan ekonomi dimana tingkat inflasi berpengaruh negatif terhadap 7
perofitabilitas bank sedangkan pertumbuhan ekonomi tidak berpengaruh terhadap profitabilitas bank. Penelitian lainnya dilakukan oleh Gatot (2015) yang menggunakan sampel bank pembangunan daerah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktorfaktor yang mempengaruhi profitabilitas BPD periode tahun 2009 sampai tahun 2013. Hasil empiris menunjukkan bahwa variabel Capital Adequancy Ratio (CAR), BOPO, dan Non Performing Loan (NPL) memiliki hubungan negatif terhadap profitabilitas BPD. Sedangkan variabel LDR dan NIM mempunyai hubungan yang positif terhadap profitabilitas BPD. Berdasarkan uraian diatas ditunjukkan bahwa profitabilitas menjadi faktor penting yang harus diperhatikan oleh bank dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Dimana berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya terdapat perbedaan faktor-faktor yang menentukan profitabilitas perbankan. Maka penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang menentukan tingkat profitabilitas bank khususnya Bank Pembangunan Daerah di Indonesia dengan judul penelitian Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Profitabilitas Perbankan (Studi Empiris pada Bank Pembangunan Daerah Periode 2010 2015). 8
1.2 RumusanMasalah Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas Bank Pembangunan Daerah. Kemudian adanya perbedaan antar variabel yang berpengaruh terhadap profitabilitas dan terdapat perbedaan hasil penelitian-penelitian terkait. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana pengaruh Net Interest Margin (NIM) terhadap profitabilitas Bank Pembangunan Daerah? 2. Bagaimana pengaruh Loan Depodit Ratio (LDR) terhadap profitabilitas Bank Pembangunan Daerah? 3. Bagaimana pengaruh Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional terhadap profitabilitas Bank Pembangunan Daerah? 4. Bagaimana pengaruh Non Performing Loan (NPL) terhadap profitabilitas Bank Pembangunan Daerah? 5. Bagaimana pengaruh Produk Domestik Regional Bruto terhadap profitabilitas Bank Pembangunan Daerah? 1.3 TujuanPenelitian adalah : Berdasarkan rumusan masalah yang dipaparkan, tujuan dari penelitian ini 1. Untuk mengetahui pengaruh Net Interest Margin (NIM) terhadap profitabilitas Bank Pembangunan Daerah. 9
2. Untuk mengetahui pengaruh Loan Deposit Ratio (LDR) terhadap profitabilitas Bank Pembangunan Daerah. 3. Untuk mengetahui pengaruh Biaya Operasional Pendapatan Operasional terhadap profitabilitas Bank Pembangunan Daerah. 4. Untuk mengetahui pengaruh Non Performing Loan (NPL) terhadap profitabilitas Bank Pembangunan Daerah. 5. Untuk mengetahui pengaruh Produk Domestik Regional Bruto terhadap profitabilitas Bank Pembangunan Daerah. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain : 1. Bagi sektor perbankan,penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan dalam rangka memaksimalkan profitabilitas. 2. Bagi investor, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagi salah satu dasar bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan berinvestasi di perusahaan perbankan. 3. Bagi peneliti, melalui penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai profitabilitas pada perusahaan perbankan sehingga dapat diterapkan dalam sektor perbankan untuk dapat memaksimumkan profitailitas perbankan. 10