BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Manajemen Risiko 1. Manajemen Risiko Manajemen risiko dapat didefinisikan sebagai serangkaian prosedur dan metodologi yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan risiko yang timbul dari suatu kegiatan usaha. 27 Diterapkannya manajemen risiko di suatu perusahaan ada beberapa manfaat yang akan diperoleh yaitu perusahaan memiliki ukuran kuat sebagai pijakan dalam mengambil setiap keputusan, mampu memberi arah bagi suatu perusahaan, mendorong para manajer dalam mengambil keputusan untuk menghindari risiko, memungkinkan perusahaan memperoleh risiko kerugian minimum, dan perusahaan telah membangun arah dan mekanisme secara suistainable. 28 Menurut Adiwarman A Karim, manajemen risiko dalam bank Islam berbeda dengan manajemen risiko pada bank konvensional, terutama karena adanya jenis-jenis risiko yang khas melekat hanya paa bank-bank yang beroperasi secara syariah. Perbedaan tersebut akan tampak terlihat dalam proses manajemen risiko operasional bank Islam 27 Karim Adiwarman A, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006, hlm. 255 28 Idroes Ferry N, Manajemen Risiko Perbankan, Jakarta: Rajawali Press, 2011, hlm. 5-6 21
22 yang meliputi identifikasi risiko, penilaian risiko, antisipasi risiko, dan monitoring risiko. 29 Berikut adalah struktur organisasi manajemen risiko: 30 Gambar 2.1 KOMISARIS PERUSAHAAN (Ketua komisaris, Anggota komisaris, dan komisaris independen) DIREKTUR UTAMA AUDIT INTERNAL KETUA MANAJEMEN RISIKO DIREKTUR LINI UNIT MANAJEMEN RISIKO UNIT MANAJEMEN LINI SUB UNIT MANAJEMEN SUB UNIT MANAJEMEN LINI 2. Landasan Syariah Manajemen Risiko Manajemen risiko didekatkan dengan sumber Al-Qur an, dalam surat Luqman ayat 34 : 9 29 Karim Adiwarman A, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan, hlm. 256 30 Lenggono Suryonegoro, Ilmu Manajemen, (Semarang; NATO dan CO,1983), hlm. 8-
23 Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-nya sajalah pengetahuan tentang hari Kiamat; dan Dia-lah yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana Dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal. Surat ini menjelasakan bahwa manusia tidak dapat mengetahui dengan pasti apa yang akan diusahakannya besok atau apa yang akan diperolehnya, namun demikian mereka diwajibkan berusaha. 31 kaitannya dalam manajemen risiko adalah manusia atau suatu lembaga harus berusaha mengantisipasi risiko yang akan datang. Untuk itu diperlukan suatu upaya dini didalam mengantisipasi berbagai risiko yang mungkin terjadi dalam menjalankan suatu usaha. Dengan kata lain, perlu adanya suatu manajemen risiko. B. Pengertian Berkurangnya nilai pembiayaan (Shrinking Risk) Risiko pembiayaan merupakan salah satu jenis risiko yang sangat melekat pada aktivitas fungsional bank syariah selain risiko pasar dan risiko operasional. Risiko pembiyaan mencakup risiko produk dan 2006), hlm. 22 31 Iqbal Muhaimin, Asuransi Umum Syariah dalam Praktek, (Jakarta: Gema Insani,
24 risiko terkait pembiayaan korporasi. Risiko terkait produk terbagi menjadi dua yaitu : risiko terkait pembiayaan berbasis Natural Certainty Contracts (NCC) dan risiko terkait pembiayaan berbasis Natural Uncertainty Contracts (NUC). Pembiayaan berdasarkan akad murabahah merupakan salah satu jenis pembiayaan berbasis Natural Uncertainty Contracts (NUC). 32 Natural Uncertainty Contracts (NUC) adalah kontrak/akad dalam bisnis yang tidak memberikan kepastian pendapatan, baik dari segi jumlah maupun waktunya. Dalam NUC, pihak-pihak yang bertransaksi saling mencampurkan asetnya (baik real assets maupun financial assets) menjadi satu kesatuan, dan kemudian menanggung resiko bersama-sama untuk mendapatkan keuntungan. Di sini, keuntungan dan kerugian ditanggung bersama. Yang termasuk dalam kontrak ini adalah kontrakkontrak investasi. Kontrak investasi ini tidak menawarkan keuntungan yang tetap dan pasti. Dalam Natural Uncertainty Contracts (NUC) memiliki beberapa aspek risiko, salah satunya yaitu Shrinking Risk. Shrinking risk (risiko berkurangnya nilai pembiayaan murabahah), merupakan resiko yang terjadi pada second way out. Resiko ini dipengaruhi oleh unusual business risk, yaitu resiko bisnis yang luar biasa yang ditentukan oleh 32 Karim, A, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada : 2010), hlm. 261
25 penurunan drastis tingkat penjualan bisnis, kenaikan harga jual, dan atau harga barang yang dibiayai. 33 Shrinking risk juga terjadi karena fluktuasi harga komparatif, ini terjadi bila harga suatu barang dipasar naik setelah bank membelikannya untuk nasabah. Bank tidak bisa merubah harga jual beli tersebut. Karena di era global sekarang ini, dengan melemahnya nilai rupiah dapat mengakibatkan penurunan-penurunan yang akan dialami pebisnis. Dengan demikian manajemen risiko berfungsi sebagai penyaring atau pemberi peringatan dini tehadap kegiatan bank. Karena pembiayaan modal kerja murabahah tidak selalu berjalan dengan lancar. Sebab-sebab Shrinking risk terjadi pada second way out yang dipengaruhi oleh: 34 a. Unusual Business Risk adalah risiko bisnis yang dibiayai yaitu risiko yang terjadi pada first way out yang dipengaruhi oleh Industry risk (risiko yang terjadi pada jenis usaha yang ditentukan oleh faktor negatif lainnya yang mempengaruhi perusahaan nasabah). b. Jenis bagi hasil yang dilakukan apakah profit and loss sharing atau revenue sharing. c. Distater Risk adalah tingkat kerusakan dan kerugian yang sudah diperhitungkan dari suatu kejadian atau peristiwa alam. 33 Karim, A, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, hlm. 265 34 Karim, A, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, Edisi Kelima, hlm. 266
26 Penurunan rupiah yang mencapai lebih dari Rp. 13.000 per dollar menyebabkan kenaikan harga barang, terutama yang mengandalkan bahan baku impor. Seperti yang disampaikan Direktur INDEF Enny Sri Hartati. 35 C. Pembiayaan Murabahah 1. Pengertian Murabahah Murabahah yang berasal dari kata ar-ribhu (keuntungan), adalah transaksi jual beli dimana bank menyebut jumlah keuntungan dan bank bertindak sebagai penjual, sementara nasabah sebagai pembeli. Harga jual adalah harga beli bank dari pemasok ditambah dengan keuntungan, kedua belah pihak harus menyepakati harga jual dan jangka waktu pembayaran. Harga jual dicantumkan dalam akad jual dan jika telah disepakati tidak dapat berubah selama waktu akad. 36 Murabahah didefinisikan oleh fuqaha sebagai penjualan barang seharga biaya tau harga pokok (cost) barang tersebut ditambah mark up atau margin keuntungan yang disepakati. Karakteristik murabahah adalah penjual harus memberitahu pembeli mengenai harga pembelian produk dan menyatakan jumlah keuntungan (margin) yang ditambahkan pada biaya (cost). 35 Enny Sri Hartati, www.bbc.com/ Indonesia/ Majalah/2015/07/150712_majalah_bisnis_rupiah, diakses pada 20 juli 2016 36 Karim, A, Bank Islam: Analisis fiqh dan keuangan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada), hlm. 9
27 2. Landasan Hukum Murabahah a. Alquran Q.S Al-baqarah ayat 275 Dan Allah SWT telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba b. Hadist ع ن أ ب ي س ع ي د ال خ د ر ي ر ض ي هللا ع ن و أ ن ر س ى ل هلل ص ل ي هللا ع ل ي و و أ ل و و س ل م ال ي ع ن ا ضا, )رواه ال يهقي وابن م جو وصححو ابن ح ن ) Dari Abu Said Al-hudriyyi bahwa Rasulullah saw bersabda: sesungguhnya jual beli itu harus dilakukan secara suka sama suka. (HR. Al-Baihaqi, Ibnu Majah, dan Sahih menurut Ibn Hibban) 3. Rukun dan Syarat Murabahah a. Rukun Murabahah Rukun jual beli menurut madzhab hanafi adalah ijab qabul yang menunjukkan adanya pertukaran atau kegiatan yang saling memberi yang menempati kedudukan ijab qabul itu. Rukun ini dengan ungkapan lain merupakan pekerjaan yang menunjukan keridhaan dengan adanya pertukaran dua harta milik, baik berupa perkataan ataupun perbuatan. Rukun dalam murabahah meliputi: 37 1) Penjual (Ba i) 2) Pembeli (Musytary) ا : 37 Wiroso, Jual Beli Murabahah, cet. Ke-1, (Yogyakarta: UII Press, 2005), hlm. 16
28 3) Obyek atau barang (Mabi ) 4) Harga (Tsaman) 5) Ijab Qabul (Sighat) b. Syarat Murabahah Syarat pembiayaan murabahah adalah sebagai berikut: 1) Penjual memberitahu biaya modal kepada nasabah 2) Kontrak pertama harus sah sesuai dengan rukun yang ditetapkan 3) Kontrak harus bebas dari riba 4) Penjual harus menjelaskan kepada pembeli bila terjadi cacat atas barang sesudah pembelian 5) Penjual harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian, misalkan jika pembelian dilakukan secara utang 6) Secara prinsip, jika syarat dalam (1), (4), dan (5) tidak dipenuhi, pembeli harus memiliki pilihan: a. Melanjutkan pembelian seperti apa adanya b. Kembali kepada penjual dan menyatakan ketidaksetujuan atas barang yang dijual c. Membatalkan kontrak
29 4. Manfaat dan mekanisme murabahah Adapun manfaat dari pembiayaan murabahah secara riil sebagai berikut: 38 a. Sebagai produk pembiayaan pokok atau instrumen utama dalam aktivitas lembaga keuangan syariah. b. Sebagai salah satu fasilitas pembiayaan baik di bidang mikro sampai makro ekonomi (bagi industri kecil, menengah, dan industri besar), khususnya terhadap pembiayaan yang berjangka pendek. Mekanisme pembiayaan murabahah. 39 Gambar 2.2 1. Negosiasi & Persyaratan Bank 3. Akad Murabahah wakalah Nasabah 5. bayar (angsuran) 4. Kirim barang 2. b 2.a Suplier & Penjual 38 Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Yogyakarta: Ekonesia, 2005), hlm. 46 39 Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah: Deskripsi dan Ilustrasi, hlm. 63
30 Keterangan: a. Bank dan nasabah melakukan negosiasi untuk melakukan transaksi pembiayaan berdasarkan konsep jual beli b. Adapun peran bank dan supplier Bank melakukan peranan (membeli secara tunai) barang kepada supplier dengan melakukan akad jual beli. Nasabah tidak diperkenankan membeli barang secara langsung tanpa seizin bank dan supplier menyerahkan barang ke bank (menjual secara tunai). c. Bank selanjutnya menjual kepada nasabah dengan harga yang telah disepakati bersama yaitu harga perolehan ditambah margin atau keuntungan. Bank dan nasabah selanjutnya menandatangani akad murabahah sebesar nominal harga jual bank untuk dilunasi dalam jangka waktu yang telah disepakati kedua belah pihak. d. Barang yang dibeli dikirim kepada nasabah, dengan persetujuan bank. e. Nasabah melaksanakan pembayaran secara angsuran kepada bank. 5. Hubungan Shrinking Risk dengan pembiayaan murabahah Pembiayaan murabahah merupakan pembiayaan yang dicirikan dengan adanya penyerahan barang diawal akad dan pembayaran kemudian, baik dalam bentuk angsuran ataupun dalam
31 bentuk sekaligus (lump sum) dengan demikian, pemberian pembiayaan murabahah dengan jangka waktu panjang menimbulkan risiko tidak bersaingnya bagi hasil kepada dana pihak ketiga. Menurut Muhammad, Risiko dalam pembiayaan murabahah diantaranya adalah: 40 a. Risiko yang terkait dengan barang Produsen, pedagang besar maupun ritel dapat dianggap sebagai pihak bertanggungjawab atas kerugian yang berkaitan dengan produk yang mereka jual. b. Risiko yang terkait dengan pembayaran Risiko yang terkait dengan pembayaran adalah risiko yang muncul pada saat satu pihak bersepakat untuk membayar sejumlah uang, (misalnya dalam akad salam dan istishna) dan (mengirim barang misalnya akad murabahah). c. Risiko yang terkait dengan nasabah Risiko yang terkait dengan nasabah adalah risiko yang terjadi akibat ketidakmampuan nasabah perorangan dalam menyelesaikan pembayaran atau angsurannya. 2004), hlm. 259 40 Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, (Yogyakarta: Kampus Fakultas UII,
32 Dalam pembiayaan murabahah juga terdapat risiko pembiayaan, risiko pembiayaan merupakan salah satu jenis risiko yang sangat melekat pada aktivitas fungsional bank syariah selain risiko pasar dan risiko operasional. Risiko pembiayaan mencakup risiko produk dan risiko terkait pembiayaan korporasi. Risiko terkait produk terbagi menjadi dua yaitu : risiko terkait pembiayaan berbasis Natural Certainty Contracts (NCC) dan risiko terkait pembiayaan berbasis Natural Uncertainty Contracts (NUC). Natural Uncertainty Contracts (NUC) memiliki salah satu aspek risiko yaitu Shrinking Risk atau berkurangnya nilai pembiayaan, termasuk pembiayaan murabahah. Karena dalam usaha jual beli atau murabahah bisa terjadi sebab-sebab penurunan penjualan, atau bisa terjadi kenaikan harga barang, sehingga disebut shrinking risk.