BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 6. Distribusi subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kreatinin serum pada pasien diabetes melitus tipe 2 telah dilakukan di RS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

sebanyak 23 subyek (50%). Tampak pada tabel 5 dibawah ini rerata usia subyek

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODELOGI PENELITIAN. satu kali pada saat yang sama serta faktor risiko dan efek telah terjadi di masa

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakaan lebih dari 360 juta orang dan diperkirakan akan naik lebih dari dua kali

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Diabetes Melitus (DM) adalah suatu penyakit kronis yang terjadi baik ketika

DAFTAR ISI. LEMBAR PERSETUJUAN... ii. PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... v. ABSTRAK... vi. ABSTRACT... vii. RINGKASAN... viii. SUMMARY...

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Telah dilakukan penelitian pada 32 pasien stroke iskemik fase akut

BAB 1 PENDAHULUAN. produksi glukosa (1). Terdapat dua kategori utama DM yaitu DM. tipe 1 (DMT1) dan DM tipe 2 (DMT2). DMT1 dulunya disebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kematian di Asia Tenggara paling banyak disebabkan oleh penyakit

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian analitis kategorik-numerik tidak

PERBEDAAN PROFIL LIPID DAN RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE II OBESITAS DAN NON-OBESITAS DI RSUD

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Pada penelitian ini risk estimate dinyatakan dalam rasio prevalensi (RP).

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian berasal dari PTM dengan perbandingan satu dari dua orang. dewasa mempunyai satu jenis PTM, sedangkan di Indonesia PTM

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian analitis kategorik-numerik tidak berpasangan

BAB IV METODE PENELITIAN. Bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam. Semarang Jawa Tengah. Data diambil dari hasil rekam medik dan waktu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian belah lintang (Cross Sectional) dimana

BAB I PENDAHULUAN. insulin yang tidak efektif. Hal ini ditandai dengan tingginya kadar gula dalam

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian di bidang ilmu Kardiovaskuler.

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB 1 PENDAHULUAN. yang saat ini makin bertambah jumlahnya di Indonesia (FKUI, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Menurut data dari International Diabetes Federation (IDF)

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang digunakan adalah metode survey cross sectional yaitu suatu

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat

BAB IV MEDOTE PENELITIAN. 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Saraf (Neurologi).

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit degeneratif yang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. DM merupakan penyakit degeneratif

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah sekelompok gangguan metabolik. dari metabolisme karbohidrat dimana glukosa overproduksi dan kurang

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah observational analitik dengan pendekatan cross sectional

Penelitian ini merupakan penelitian observasional belah lintang ( ) dimana antara variabel bebas dan terikat diukur pada waktu yang. bersamaan. 3.2.

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang Neurologi.

BAB I PENDAHULUAN. yang mendadak dapat mengakibatkan kematian, kecacatan fisik dan mental

BAB II. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. terutama di masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi penyebab

BAB I PENDAHULUAN. ini, penyakit ini banyak berhubungan dengan penyakit-penyakit kronis di dunia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut Global Report On Diabetes yang dikeluarkan WHO pada tahun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian observasional analitik dan dengan pendekatan cross sectional. Sakit Umum Daerah Dr.Moewardi Kota Surakarta.

BAB I PENDAHULUAN. dua di dunia. Penyakit ini telah menjadi masalah kesehatan yang mendunia dan semakin

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) merupakan salah satu penyakit

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggunakan uji Chi Square atau Fisher Exact jika jumlah sel tidak. memenuhi (Sastroasmoro dan Ismael, 2011).

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Saraf.

BAB I PENDAHULUAN. insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. Hiperglikemia kronik pada diabetes

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan insulin yang diproduksi dengan efektif ditandai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah salah satu penyakit. degenerative, akibat fungsi dan struktur jaringan ataupun organ

BAB I PENDAHULUAN UKDW. sekian banyak penyakit degeneratif kronis (Sitompul, 2011).

CIRI-CIRI KARAKTERISTIK PENDERITA DIABETES MELITUS DENGAN OBESITAS DI POLIKLINIK ENDOKRIN RSUP DR KARIADI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

Nidya A. Rinto; Sunarto; Ika Fidianingsih. Abstrak. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat PTM mengalami peningkatan dari 42% menjadi 60%. 1

BAB I PENDAHULUAN orang dari 1 juta penduduk menderita PJK. 2 Hal ini diperkuat oleh hasil

HUBUNGAN KADAR LDL-KOLESTEROL PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN KEJADIAN STROKE ISKEMIK DI RSUD DR. MOEWARDI

BAB I PENDAHULUAN. dari orang per tahun. 1 dari setiap 18 kematian disebabkan oleh stroke. Rata-rata, setiap

BAB I PENDAHULUAN. bahwa, penderita diabetes mellitus di Indonesia pada tahun 2013 yang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat semakin meningkat. Salah satu efek samping

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan meningkatnya glukosa darah sebagai akibat dari

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Jogja yang merupakan rumah sakit milik Kota Yogyakarta. RS Jogja terletak di

BAB I PENDAHULUAN. yang selalu mengalami peningkatan setiap tahun di negara-negara seluruh

BAB I PENDAHULUAN. menurun sedikit pada kelompok umur 75 tahun (Riskesdas, 2013). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Era globalisai membawa pengaruh yang sangat besar tidak hanya dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Karena lemak tidak larut dalam air, maka cara pengangkutannya didalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan data International Diabetes Federation (IDF) pada

Hubungan Kadar Gula Darah dengan Glukosuria pada Pasien Diabetes Mellitus di RSUD Al-Ihsan Periode Januari Desember 2014

III. METODOLOGI PENELITIAN. one group design. Desain ini melibatkan satu kelompok dengan

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. menitikberatkan pada prevalensi terjadinya DM pada pasien TB di RSUP

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi dan malnutrisi, pada saat ini didominasi oleh

BAB 5 PEMBAHASAN. dengan menggunakan consecutive sampling. Rerata umur pada penelitian ini

BAB II METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Penyakit Dalam.

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN UKDW. kasus terbanyak yaitu 91% dari seluruh kasus DM di dunia, meliputi individu

BAB IV HASIL PENELITIAN. Tiga puluh empat penderita stroke iskemik dengan komplikasi pneumonia

BAB III METODE PENELITIAN. Kariadi Semarang pada periode Maret Juni neutrofil limfosit (NLR) darah tepi sebagai indikator outcome stroke iskemik

PERBEDAAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PENDERITA HIPERTENSI DENGAN DAN TANPA DIABETES MELITUS DI RSUD DR. SAYIDIMAN MAGETAN

BAB 1 PENDAHULUAN. komprehensif pada self-management, dukungan dari tim perawatan klinis,

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Penyakit Dalam. Waktu: Waktu penelitian dilaksanakan pada Maret-Juli 2013.

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan global, penyebab utama dari kecacatan, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. menjadi penyebab paling umum dari kecacatan fisik maupun mental pada usia

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode analitik komparatif dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

DAFTAR ISI. i ii iii iv v vi. viii. x x xi xii xiii

BAB III METODE PENELITIAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terminal yang menjalani hemodialisa rutin di unit hemodialisa RS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan

BAB VI PEMBAHASAN. Distribusi jenis kelamin pada penelitian ini laki-laki lebih banyak daripada

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN

B A B I P E N D A H U L U A N

Transkripsi:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Karakteristik Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Dr. Moewardi pada tanggal 10 oktober- 12 november 2012. Data merupakan data sekunder yang diambil dari rekam medis pasien dengan metode Purposive Sampling. Selama penelitian didapatkan jumlah sampel sebanyak 90 pasien yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang masing-masing terdiri dari 45 pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi stroke iskemik dan 45 pasien diabetes melitus tipe 2 tanpa komplikasi stroke iskemik. Dari 90 pasien diabetes melitus tipe 2 tersebut, karakteristik penelitian dapat dinyatakan sebagai berikut. Tabel 6. Distribusi subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin Karekteristik Jenis kelamin - Perempuan - Laki-laki DM 2 tanpa komplikasi 25 (27.78%) 20 (22.22%) DM 2 dengan stroke iskemik 24 (26.67%) 21 (23.33%) Total 49 (54.44%) 41 (45.56%) Jumlah 45 (50%) 45(50%) 90 (100%) Sumber: Data sekunder Jumlah sampel masing-masing berdasarkan jenis kelamin yang dilihat dalam tabel 6 adalah dengan laki-laki 41 orang (45.56%) dan perempuan dengan 49 orang (54.44%). Pada DM tanpa komplikasi stroke iskemik jumlah sampel laki-laki 20 orang (22.22%) dan perempuan 25 orang (27.78%). Pada DM tipe 2 dengan stroke iskemik jumlah sampel laki-laki sebanyak 21 orang (23.33%) dan perempuan 24 orang (26.67%). 36

Frekuensi 37 Tabel 7. Distribusi subjek penelitian berdasarkan umur Karekteristik Stroke Iskemik(-) Stroke Iskemik(+) Total - 45-50 - 51-55 - 56-60 - 61-65 22(24.44%) 6(6.67%) 10(11.11%) 7(7.78%) 9(10.00%) 15(16.67%) 12(13.37%) 9(10.00%) 31(34.44%) 21(23.33%) 22(24.45%) 16(17.78%) Jumlah 45 (50%) 45 (50%) 90 (100%) Sumber: Data sekunder Tabel 7 menunjukkan bahwa pada DM tipe 2 tanpa komplikasi stroke iskemik terbanyak terdapat pada usia 45-50 tahun dengan sampel 22 orang (24.44%), sampel terbanyak pada kelompok dengan stroke iskemik didapatkan pada usia 51-55 tahun dengan jumlah 15 orang (16.67%). Jumlah terbanyak secara keseluruhan terdapat pada kelompok usia 45-50 tahun dengan jumlah sampel 31 orang (34.44%). Sebelum dilakukan uji analisis dilakukan uji normalitas terlebih dahulu untuk mengetahui apakah data terdistribusi normal atau tidak. Jumlah sampel dalam penelitian adalah 90 orang sehinggan uji normalitas yang digunakan yaitu uji Kolmogorov-Smirnov. Gambar 2. Grafik Distribusi Kadar kolesterol Total Mean =200,08 Std. Dev =76,146 N = 90 Kadar Kolesterol Total

Frekuensi Frekunensi 38 Gambar 3. Grafik Distribusi Kadar LDL Mean = 127,69 Std. Dev = 54,571 N = 90 Kadar LDL Gambar 4. Grafik Distribusi Kadar HDL Mean = 35,3 Std. Dev = 14, 285 N = 90 Kadar HDL

Frekuensi Frekuensi 39 Gambar 5. Grafik Distribusi Kadar Trigliserida Mean = 200,76 Std. Dev = 154,848 N = 90 Kadar Trigliserida Grafik 5. Grafik Distribusi Tekanan Darah Mean = 1,73 Std Dev =,445 N= 90 Tekanan Darah

40 Tabel 8. Uji Normalitas Variabel Kolmogorov-Smirnov Z Kolesterol Total 0,014 LDL 0,200* HDL 0,177* Trigliserida 0.000 Tekanan Darah 0.000 *Secara statistik berdistribusi normal (p >0.05) Sebaran data dikatakan normal bila pada uji Kolmogorov-Smirnov p>0.05. Pada tabel diatas memperlihatkan bahwa semua data berdistribusi normal kecuali kadar trigliserida, kolesterol total dan tekanan darah. Data dengan hasil uji Kolmogorov-Smirnov p>0.05 akan dilakukan uji parametrik dengan uji t-tidak berpasangan. Data yang berdistribusi tidak normal akan dilakukan uji beda nonparametrik yaitu uji Mann-Whitney. Tekanan darah diuji dengan alternatif uji Chi-Square yaitu Uji Fisher. Tabel 9. Distribusi Subjek penelitian Berdasarkan Tekanan Darah Karakteristik Stroke Iskemik(-) Stroke Iskemik(+) p Hipertensi 32 (48,5%) 34 (51,5%) p=0.406 Tidak Hipertensi 13 (54,2%) 11 (45,8%) Sumber: data sekunder 2008-2011 Dari tabel 9 menunjukkan bahwa pada DM tipe 2 tanpa komplikasi stroke iskemik didapatkan penderita hipertensi sebanyak 32 orang hal ini tidak berbeda jauh dengan DM tipe 2 dengan stroke iskemik dengan 33 orang. Pada uji Fisher didapatkan hasil yang tidak bermakna (p=0.406). yang berarti tidak ada hubungan antara faktor resiko hipertensi dengan kejadian stroke iskemik pada pasien diabetes melitus tipe 2.

41 Tabel 10. Distribusi subjek penelitian berdasarkan kadar LDL terhadap kejadian stroke iskemik. Karakteristik Stroke Iskemik(-) Stroke Iskemik(+) P Kadar LDL (mg/dl) 119.62±51.971 135.76±56.477 0.162 *Secara statistik berbeda bermakna (p<0.05) Tabel 10 diatas dapat menunjukkan hasil uji t tidak berpasangan kadar LDL didapatkan nilai p=0.162, hal ini menunjukkan tidak terdapat perbedaan signifikan antara rerata kadar LDL pada pasien DM tipe 2 tanpa komplikasi stroke iskemik dan dengan komplikasi stroke iskemik. Dari hasil uji didapatkan nilai rerata kadar LDL kelompok pasien DM tipe 2 tanpa komplikasi stroke iskemik 119.62 mg/dl dan pasien DM tipe 2 dengan komplikasi stroke iskemik dengan nilai rerata 135.76 mg/dl. Tabel 11. Distribusi subjek penelitian berdasarkan kadar HDL terhadap kejadian stroke iskemik. Karakteristik Stroke Iskemik(-) Stroke Iskemik(+) P Kadar HDL (mg/dl) 38.36±16.54 32.24±11.26 0.042* *Secara statistik berbeda bermakna (p<0.05) Dari tabel 11 diatas menunjukkan bahwa nilai rerata kadar HDL pada pasien DM tipe 2 tanpa komplikasi stroke iskemik yaitu 38.36 mg/dl dan nilai rerata kadar HDL pada pasien DM tipe 2 dengan komplikasi stroke iskemik sebesar 32.24 mg/dl. Dengan uji t tidak berpasangan didapatkan adanya perbedaan yang bermakna (p=0.042). Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara faktor risiko kadar HDL dengan kejadian stroke iskemik pada pasien diabetes melitus tipe 2.

42 Tabel 12. Distribusi subjek penelitian berdasarkan kadar kolesterol total terhadap kejadian stroke iskemik. Kadar kolesterol total Median Minimum Maksimum P Stroke Iskemik (-) 176 87 456 Stroke Iskemik (+) 204 63 391 0.071 *Secara statistik berbeda bermakna (p<0.05) Dari tabel 12 diatas menunjukkan bahwa nilai rerata kadar kolesterol total pada pasien DM tipe 2 tanpa komplikasi stroke iskemik yaitu 190.13 mg/dl dan nilai rerata kadar kolesterol total pada pasien DM tipe 2 dengan komplikasi stroke iskemik sebesar 210.02 mg/dl. Hasil uji Mann-Whitney tidak didapatkan adanya perbedaan yang bermakna (p=0.071). Tabel 13. Distribusi subjek penelitian berdasarkan kadar trigliserida terhadap kejadian stroke iskemik. Trigliserida Median Minimum Maksimum p Stroke Iskemik (-) 121 45 1160 Stroke Iskemik (+) 213 102 814 0.000* *Secara statistik berbeda bermakna (p<0.05) Dari tabel 13 diatas menunjukkan bahwa nilai rerata kadar trigliserida pada pasien DM tipe 2 tanpa komplikasi stroke iskemik yaitu 172.33 dan nilai rerata kadar trigliserida pada pasien DM tipe 2 dengan komplikasi stroke iskemik sebesar 229.18 mg/dl. Dengan uji Mann-Whitney didapatkan adanya perbedaan yang bermakna (p=0.000). Dari semua hasil diatas dapat disimpulkan ada beberapa karakteristik yang terbukti bermakna (p <0.05) dalam terjadinya stroke iskemik pada pasien diabetes melitus tipe 2 yaitu kadar HDL, kadar trigliserida. Kadar LDL, kolesterol total dan tekanan darah tidak terbukti secara signifikan dengan kejadian stroke iskemik pada pasien diabetes melitus tipe 2.

43 Beberapa variabel yang berpengaruh terhadap kejadian stroke iskemik pada pasien diabetes melitus tipe 2 dengan p<0.25 (Dahlan,2011) kemudian dilakukan analisis regresi linear. Uji ini dilakukan untuk mengetahui variabel mana yang berkorelasi paling kuat terhadap terjadinya stroke iskemik pada pasien diabetes melitus tipe 2. Tabel 14. Korelasi faktor risiko penyebab terjadinya stroke iskemik pada diabetes melitus tipe 2 Faktor Risiko Kekuatan Korelasi P value LDL 0.665 0.580 HDL -0.238 0.036 Kolesterol Total -0.582 0.159 Trigliserida 0.401 0.028 Dari tabel 14 diatas menunjukkan bahwa kadar trigliserida merupakan variabel yang paling kuat dengan kejadian stroke iskemik pada diabetes melitus tipe 2 dengan r=0.401. dilihat dari tingkat signifikasi korelasi satu sisi pada variabel trigliserida menghasilkan p=0.028 (p<0.05). Hal ini dapat disimpulkan bahwa korelasi kadar trigliserida terhadap kejadian stroke iskemik pada diabetes melitus tipe 2 sangat nyata. Beberapa variabel seperti kadar LDL, HDL dan trigliserida dilakukan Uji Pearson untuk mengetahui korelasi antar variabel. Tabel 15. Korelasi Kadar LDL dan HDL Variabel HDL LDL r= 0.269 p=0.010

44 Tabel 16. Korelasi Kadar LDL dan Trigliserida Variabel Trigliserida LDL r= 0.167 p=0.116 Tabel 17. Korelasi Kadar HDL dan Trigliserida Variabel Trigliserida HDL r= 0.133 p=0.212 Pada hasil Uji korelasi yang dilakukan antara kadar LDL, HDL dan trigliserida menunjukkan hasil korelasi positif dan signifikan antar kadar LDL dan HDL dengan r=0.269 dan p=0.10. 2. Pembahasan Penelitian skripsi ini dilakukan di RSUD Dr. Moewardi pada tanggal 10 oktober sampai 12 november 2012. Pengumpulan data dilakukan dengan mengambil data laboratorium pada rekam medis pada tahun 2008-2011 untuk diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi stroke iskemik dan tahun 2010-2011 untuk sampel kontrol. Data laboratorium yang diambil merupakan pemeriksaan pertama kali pada saat terkena stroke iskemik, sedangkan untuk sampel kontrol pengambilan data laboratorium merupakan data laboratorium pada saat pasien melakukan pemeriksaan pertama kali di RSUD Dr. Moewardi. Risiko relatif stroke pada penderita diabetes melitus tipe 2 yaitu dari 1.8 sampai 6.0 dan penderita diabetes melitus cenderung mengalami stroke pada usia muda (Romero, et al., 2008). Pada penelitian ini menunjukkan bahwa sampel perempuan yang terdiagnosis stroke iskemik lebih banyak dengan jumlah sampel 24 orang (26,67%), sedangkan jumlah sampel laki-laki sebanyak 21 orang (23,33%) sesuai dengan penelitian yang dilakukan Almdal, et al., (2004) menunjukkan insiden stroke pada diabetes melitus tipe

45 2 meningkat 2 sampai 6.5 kali pada perempuan dan 1,5 sampai 2 kali pada laki-laki. Hasil penelitian dari Amdal, et al. yang dilakukan pada tahun 2004 menunjukkan bahwa terjadi peningkatan faktor risiko stroke iskemik pada usia 55-64 tahun. Pada usia 30-60 tahun terjadi peningkatan faktor risiko 3 kali pada laki-laki dan 4 sampai 4,5 kali pada perempuan. Hipertensi merupakan faktor risiko dari stroke, prevalensi di Amerika Serikat sekitar 30%. Prevalensi tersebut meningkat dengan peningkatan usia (Romero et al., 2008). Penelitian dari United Kindom Prospective Diabetes Study (UKDPS) 29 (1999) yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan dari hipertensi (p=0.001) sebagai faktor risiko stroke pada diabetes melitus tipe 2 dengan mengeksklusi penyakit kardiovaskuler dan penyakit kronis lainnya. Pada penelitian ini, hasil uji fisher pada variabel hipertensi menunjukkan hasil yang tidak signifikan (p=0.406) hal ini dikarenakan nefropati diabetik tidak dimasukkan pada kriteria eksklusi, sedangkan pada diagnosis lain dari pasien diabetes mellitus tipe 2 tanpa komplikasi stroke iskemik terdiagnosis nefropati diabetik. Sebagian besar penyakit ginjal dapat menyebabkan hipertensi dan sekitar 7% dari semua bentuk hipertensi berasal dari penyakit ginjal. Hipertensi disebabkan oleh retensi natrium dan air, meskipun tanpa melibatkan renin-angiotensin (Silbernagl dan Lang, 2007). Tabel 10 menunjukkan hasil uji t tidak berpasangan pada variabel yang diteliti sebagai tujuan penelitian, yaitu kadar LDL-kolesterol. Hasil analisis pada penelitian ini menunjukkan hasil kadar LDL (p=0.162). Menurut Nesto (2008) pada umumnya kadar LDL pada penderita diabetes melitus tidak lebih tinggi dari populasi tanpa diabetes. Fakta pada umumnya tingkat kenaikan LDL-kolesterol pada penderita diabetes melitus hanya pada level bordeline high (130-159 mg/dl). Penelitian dari Davis et al, yang berjudul Risk Factor Stroke in Type 2 Diabetes Mellitus United Kingdom Prospective Diabetes Study UKPDS 29 (1999) yang menunjukkan bahwa tidak signifikannya kadar LDL (p=0.20) sebagai faktor risiko stroke pada penderita diabetes melitus tipe 2. Pada penderita diabetes melitus tipe 2 terjadi peningkatan kadar trigliserida, penurunan kadar HDL dan kenaikan jumlah small dense

46 LDL yang mempunyai sifat aterogenik (Nesto, 2008). Terjadinya resistensi insulin yang kemudian akan menyebabkan penurunanan aktivasi lipoprotein lipase yang merupakan mediator dari VLDL clearance, yang sebagai penyebab peningkatan trigliserida. VLDL akan dimetabolisme menjadi remnant lipoprotein dan LDL. LDL kolesterol biasanya tidak mengalami peningkatan pada resistensi insulin, tetapi remant lipoprotein akan mengalami peningkatan. Peningkatan dari trigliserida mempunyai kontribusi dari penurunan HDL pada resistensi insulin (Semenkovich, 2006). Beberapa penelitian cohort menunjukkan hubungan dari penurunan kadar HDL-kolesterol dan stroke. HDL-kolesterol pada kadar yang tinggi berguna sebagai anti aterosklerosis dan anti inflamasi dalam studi binatang maupun manusia (Defronzo, 2009). Penelitian yang dilakukan di Cina menunjukkan hasil yang bermakna (p=<0.05) (Shao-hua et al., 2009). Pada hasil Uji korelasi yang dilakukan antara kadar LDL, HDL dan trigliserida menunjukkan hasil korelasi positif dan signifikan antar kadar LDL dan HDL dengan r=0.269 dan p=0.10 yang menunjukkan bahwa kenaikkan kadar LDL diikuti dengan kenaikkan kadar HDL sebagai faktor protektif. Beberapa kelemahan dalam penelitian ini antara lain tidak dapat ditentukan mana yang sebagai penyebab dan efek karena pengambilan data yang dilakukan secara bersamaan. Masih ada variabel luar yang sulit dikendalikan seperti obat-obatan yang dapat mempengaruhi kadar LDL pada pasien kelompok diabetes melitus tipe 2 tanpa komplikasi stroke maupun yang mengalami stroke, hal ini karena pasien stroke iskemik sebagian besar merupakan pasien baru di RSUD Dr. Moewardi ketika terdiagnosis stroke iskemik pertama kali. Kelemahan lainnya dari penelitian ini adalah tidak adanya faktor pengontrolan glukosa darah seperti dengan HBA1C maupun dengan rerata GDS. Peneliti tidak dapat menemukan lamanya penyakit diabetes melitus tipe 2 sampel melalui data rekam medis. Penelitian dari Banerjee et al., (2012) durasi diabetes terkait dengan risiko stroke iskemik dimana akan meningkat 3% setiap tahun, dan 3 kali lipat dengan diabetes 10 tahun.

47 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan kadar LDL-kolesterol antara penderita diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi stroke iskemik dan tanpa komplikasi stroke iskemik yang bermakna (p=0.162). B. Saran Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, berikut ini saran yang dapat diberikan oleh peneliti: 1. Peneliti lanjutan sebaiknya dapat menggunakan metode lain seperti studi kohort prospektif sehingga dapat menentukan sebab akibat yang jelas. 2. Peneliti lanjutan sebaiknya dapat mengendalikan variabel luar yang tidak dapat dikendalikan seperti obat-obatan. 3. Penelitian selanjutnya sebaiknya memiliki jumlah sampel yang lebih banyak sehingga hasil analisis yang dihasilkan lebih akurat.