BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Sampel dan Data Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan perbankan yang terdaftar pada tahun 2011-2013 di Bursa Efek Indonesia (BEI). Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah nonprobability sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiono, 2009). Dalam penelitian ini perusahaan yang menjadi sampel dipilih berdasarkan Purposive Sampling (kriteria yang dikehendaki). Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2011-2013. 2. Perusahaan Perbankan yang selama tahun penelitian 2011-2013 tidak mengalami delisted. 3. Perusahaan yang secara lengkap mempublikasikan laporan keuangan selama tahun penelitian 2011-2013 4. Perusahaan yang dalam laporan tahunannya mempunyai data kepemilikan saham oleh perusahaan selama tahun penelitian 2011-2013. 5. Perusahaan yang tidak mengalami kerugian selama tahun penelitian 2011-2013.
32 6. Laporan keuangan dinyatakan dalam mata uang rupiah, dikarenakan penelitian dilakukan di Indonesia maka laporan keuangan yang digunakan adalah yang di nyatakan dalam rupiah Dalam penelitian ini penulis menggunakan data sekunder, karena data diperoleh secara tidak langsung atau melalui media perantara. Data penelitian didapat dari Dari Website pasar modal (www.idx.co.id), dan situs perusahaan yang bersangkutan. 3.2 Operasional Variabel Penelitian Variabel penelitian pada dasarnya adalah sesuatu hal yang terbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik simpulan (Sugiyono, 2009). Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: 3.2.1 Variabel Dependen Variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen (Sekaran, 2006). Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah manajemen laba. Variable manajemen laba diproksikan oleh akrual kelolaan yang dideteksi dengan model akrual khusus perusahaan perbankan (Beaver dan Engel, 1996, dalam Nasuition, 2012). Model tersebut dituliskan sebagai berikut: TA it = β 0 + β 1 CO it + β 2 LOAN it + β 3 NPA it + β 4 NPA it + ε it Keterangan:
33 CO it LOAN it NPA it : loan charge offs (pinjaman yang dihapus bukukan) : loans outstanding (pinjaman yang beredar) : non-performing assets (aktiva produktif yang bermasalah), NPA it : selisih non-performing assets t dengan non-performing assets t-1 TA : Total Akrual NDAit = TA (β0 + Β1COit + Β2LOANit + Β3NPAit + β4δnpait+1) Sesuai dengan definisinya bahwa: TA it = NDAit + DA it Dimana: TAit NDAit DAit = total akrual = akrual non kelolaan = akrual kelolaan Maka: DA it = TA it - NDA it Berikut keterangan item-item yang menjadi pembentuk perhitungan model akrual khusus perusahaan perbankan: 1. Loan charge offs : pinjaman atau kredit macet yang tidak dapat ditagih lagi dihapusbukukan dari neraca (on-balance sheet) dan dicatat pada rekening administratif (off-balance sheet); penghapusbukuan pinjaman atau kredit macet tersebut dibebankan pada akun penyisihan penghapusan aktiva produktif. 2. Loans outstanding : Jumlah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau perjanjian kredit (kesepakatan pinjam-meminjam) antara bank dengan pihak lain yang
34 mewajibkan pihak peminjam untuk melakukan pelunasan utang debitur tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. 3. Non-performing assets : aktiva produktif yang tingkat tagihan atau kolektibilitas tergolong kredit kurang lancar, kredit diragukan, dan kredit macet; yang dimaksud dengan aktiva produktif dalam hal ini adalah kredit, penanaman pada bank lain, surat berharga yang dimiliki, dan penyertaan. 3.2.2 Variabel Independen Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahanya atau timbulnya variabel dependen / terikat (Sugiono, 2007). Variable independen dalam penelitian ini adalah: 1. Kepemilikan Institusional Kepemilikan saham oleh perusahaan ini dapat dijadikan sebagai kontrol dalam pelaporan keuangan (Skousen et al., 2009). Rasio kepemilikan saham perusahaan dapat diukur dengan: KI = 2. Proporsi Komisaris Independen Pengukuran komisaris independen ini dapat diperoleh dengan cara menjumlahkan komisaris independen kemudian dibagi dengan jumlah komisaris (Ujiyantho dan Pramuka, 2007). Informasi mengenai jumlah komisaris independen diperoleh dari laporan tahunan perusahaan dan dari pengumuman yang dikeluarkan oleh BEI. KOIN =
35 3. Ukuran Dewan Direksi Ukuran dewan direksi akan berdampak terhadap kualitas keputusan dan kebijakan yang telah dibuat dalam rangka mengefektifkan pencapaian tujuan organisasi. Ukuran dewan dalam penelitian ini diukur dengan menjumlah total anggota dari dewan direksi (Subramaniam, et al., 2009). 4. Ukuran Komite Audit Menurut Keputusan Bapepam no.ix 1.5 tahun 2004, yang dimaksud dengan komite Audit adalah komite yang dibentuk oleh dewan komisaris dalam rangka membantu tugas dan fungsinya. Di Indonesia, setidaknya terdapat satu anggota komite audit yang memiliki keahlian akuntansi. Mengacu pada penelitian Purwati (2006), variabel ini diukur dari prosentase anggota komite Audit yang kompeten di bidang keuangan dengan jumlah komite Audit. Kompetensi keuangan dilihat dari apakah anggota komite audit tersebut memiliki keahlian di bidang akutansi dan keuangan. UKA = 5. Leverage Leverage merupakan besarnya hutang yang digunakan untuk membiayai operasinya. Leverage merupakan rasio yang menggambarkan hutang. Leverage diukur dengan membandingkan total hutang dengan total aset. Lev =
36 6. Kualitas Audit Variabel Kualitas audit menggunakan variabel dummy. Jika sebuah perusahaan diaudit oleh KAP Big 4 maka diberikan nilai 1. Sedangkan jika sebuah perusahaan diaudit oleh KAP non Big 4, maka diberikan nilai 0. Berikut daftar KAP yang termasuk dalam Big 4. KAP Deloitte Touche Thomatsu, yang bekerjasama dengan KAP Osman, Ramli, Satrio dan rekan. KAP Ernst and Young, yang bekerjasama dengan KAP Purwantono, Sarwoko dan Sandjaja. KAP Price Waterhouse Coopers, yang bekerjasama dengan KAP Haryanto Sahari dan rekan. KAP KPMG (Klynveld Peat Marwick Goerdeler), yang bekerjasama dengan KAP Siddharta, Siddharta dan Widjaja. 3.3 Metode Analisis Data 3.3.1 Statistik Deskriptif Statistik deskreptif dalam penelitian ini digunakan untuk memberikan deskripsif atau variabel-variabel penelitian. Statistik deskriptif akan memberikan gambaran atau deskrepsi umum dari variabel penelitian mengenai nilai rata-rata (mean), standar deviasi, maksimum, minimum, sum. Pengujian ini dilakukan untuk mempermudah dalam memahami variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian.
37 3.3.2 Uji Asumsi Klasik Pengujian asumsi klasik dalam model regresi perlu dilakukan agar hasil analisis regresi dapat memenuhi kriteria best, linear dan supaya variabel independen sebagai estimator atas variabel dependent tidak bias. Uji asumsi klasik dalam penelitian ini terdiri atas uji normalitas, uji heteroskedastisitas, dan uji multikolinearitas. 3.3.2.1 Uji Normalitas Data Uji normalitas adalah untuk untuk menguji apakah dalam model regresi variabel independent dan dependent memiliki distrik normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Untuk mengetahui normal atau tidak maka dilakukan uji normalitas menurut Kolmogrof Smirnov satu arah dan analisis grafik Smirnov menggunakan tingkat kepercayaan 5 %. Sebagai dasar pengujian keputusan normal atau tidak yaitu (Ghozali, 2009): a. Z hitung > Z tabel maka distribusi populasi tidak normal b. Z hitung < Z tabel maka distribusi populasi normal. Sedangkan analisis grafik menggunakan grafik histogram dan normal probability plot yang membandingkan distribusi komulatif dari data sesungguhnya dengan distrik kumulatif dari distribusi normal dalam hal ini distribusi normal akan membantu garis lurus diagonal.
38 3.3.2.2 Uji Heteroskedastik Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. Apabila varians dari suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap maka disebut homokedastik, sedangkan jika berbeda disebut heteroskedastik (Ghozali, 2009). Model regresi yang baik adalah yang homokedastik atau tidak terjadi heteroskedastik. Heteroskedastik terjadi apabila ada kesamaan deviasi standar nilai variabel dependent pada variabel independen. Hal ini akan mengakibatkan varians koefisien regresi menjadi minimum dan convidence interval melebihi sehingga hasil uji statistik tidak valid. 3.3.2.3 Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas dilakukan dengan uji korelasi antara variabel-variabel independen dengan korelasi sederhana. Menurut Ghozali (2009) uji ini dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel imdependent dimana model regresi yang baik tidak terjadi ortogonal. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas dalam regresi adalah dengan menganalisis korelasi variabel-variabel independent. Jika antara variebel ada korelasi yang cukup tinggi (> 0,90) maka hal ini menunjukkan indikasi multikolinearitas dengan menunjukan nilai tolerance dan variance inflation factors (VIF). Indikator adanya multikolinearitas yang relevan dapat dilihat dari nilai koefisien korelasi antar independent variabel akan tetapi tidak ada atau
39 sangat sedikit penguji yang signifikan. Model regresi yang bebas multikolinaritas adalah: a. Mempunyai nilai VIF lebih kecil dari 10 b. Mempunyai angka toleransi mendekati 1 Bila ada variabel independent yang terkena multikolinearitas maka penanggulanganya adalah dengan mengeluarkan satu variabel tersebut dari model. 3.3.3 Analisis Regresi Liniear Berganda Metode analisis data yang digunakan adalah analisis kuantitatif (dalam skala angka) dengan alat analisis regresi berganda, metode regresi berganda (multiple regresional) dilakukan terhadap model yang diajukan oleh peneliti menggunakan program SPSS untuk memprediksi hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka model penelitian yang dibentuk adalah sebagai berikut: Y= b0+b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + b 4 X 4 + b 5 X 5 + b 6 X 6 + e t Keterangan : Y : Manajemen Laba X 1 : Kepemilikan Institusional X 2 : Proporsi Komisaris Independen X 3 : Ukuran Dewan Direksi X 4 : Ukuran Komite Audit X 5 : Leverage X 6 : Kualitas Audit e t : Error term
40 3.4 Pengujian Hipotesis 3.4.1 Uji Koefisen Determinasi (R 2 ) Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan varian variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah nol atau satu. Nilai R 2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi varian variabel dependen (Ghozali, 2009). Nilai yang mendekati satu berarti variabelvariabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksikan varian variabel dependen. Bila terdapat nilai adjusted R 2 bernilai negatif, maka adjusted R 2 dianggap nol. 3.4.2 Uji Statistik t Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/ independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Dasar pengambilan keputusan: H 0 : β1, β2, β3, β4, β5, β6 = 0 => artinya tidak ada pengaruh variabel independen terhadap variabel dependent. Ha : β1, β2, β3, β4, β5, β6 0 => artinya ada pengaruh variabel independen terhadap variabel dependent. Keputusan menolak atau menerima H 0 sebagai berikut: a. Jika t hitung > t kritis, maka H 0 ditolak b. Jika t hitung < t kritis, maka H 0 diterima.