BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bahan dan alat yang dibutuhkan dalam interpretasi dan proses pemetaan citra

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian atau metodologi suatu studi adalah rancang-bangun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode Penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid

BAB III METODE PENELITIAN

PEMANFAATAN CITRA QUICKBIRD UNTUK PEMETAAN PENGGUNAAN LAHAN DI CIBEUNYING KOTA BANDUNG

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Sutanto (1999) mengatakan metode penelitian atau metodologi suatu

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan penelitian dengan judul Dampak Pembangunan Jalan Arteri

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian survei. Survei adalah

Sejalan dengan berkembangnya suatu kota atau wilayah dan meningkatnya kebutuhan manusia, infrastruktur jalan sangat diperlukan untuk menunjang proses

METODE PENELITIAN. Sumber: Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Depok (2010) Gambar 9. Peta Orientasi Wilayah Kecamatan Beji, Kota Depok

Jurnal Geodesi Undip Januari 2016

III. METODE PENELITIAN. penelitian serta data yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman (Tahura

KAWASAN TERPADU RIMBA DI 3 KABUPATEN PRIORITAS (Kab. Kuantan Sengingi, Kab. Dharmasraya dan Kab. Tebo)

III. BAHAN DAN METODE. Bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3 dan Tabel 4.

BAB III METODE PENELITIAN. informasi mengenai kecelakaan lalu lintas. Dalam penelitian ini menggunakan

BAB V KESIMPULAN, SARAN, DAN IMPLIKASI PENELITIAN Karakteristik Zona

Bab I Pendahuluan. I.1. Latar Belakang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksploratif,

3 METODE. Lokasi dan Waktu Penelitian

METODOLOGI PENELITIAN. Bukit digunakan metode deskriptif, menurut Moh. Nazir (1983:63) Metode

Gambar 7. Lokasi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi Penelitian dilakukan di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung

BAB III METODE PENELITIAN

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS,

III. METODOLOGI Waktu dan Lokasi Penelititan

Gambar 1. Lokasi Penelitian

III. BAHAN DAN METODE

PENGEMBANGAN POTENSI WISATA ALAM KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

BAB 11: GEOGRAFI SISTEM INFORMASI GEOGRAFI

BAB III METODE PENELITIAN. mengungkapkan fakta-fakta yang ada, walaupun kadang-kadang diberikan

III. BAHAN DAN METODE

GEOGRAFI. Sesi PENGINDERAAN JAUH : 5. A. IDENTIFIKASI CITRA PENGINDERAAN JAUH a. Identifikasi Fisik

Gambar 1. Lokasi Penelitian

III. METODE PENELITIAN. penelitian serta data yang diperoleh dapat dipertanggung jawabkan.

METODE PENELITIAN. deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu

III. METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Tabel 1.1 Tabel Jumlah Penduduk Kecamatan Banguntapan Tahun 2010 dan Tahun 2016

Sumber Data, Masukan Data, dan Kualitas Data. by: Ahmad Syauqi Ahsan

Gambar 5 Peta administrasi kota Tangerang Selatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL TAHUN 2006 DAN 2014 BERDASARKAN CITRA QUICKBIRD

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

3/30/2012 PENDAHULUAN PENDAHULUAN METODE PENELITIAN

ANALISA PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN WILAYAH SURABAYA BARAT MENGGUNAKAN CITRA SATELIT QUICKBIRD TAHUN 2003 DAN 2009

BAB III METODE PENELITIAN. Pada sebuah penelitian terkandung suatu tujuan dan harapan yang ingin

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI. Gambar 4. Peta Lokasi Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

MATERI 4 : PENGENALAN TATAGUNALAHAN DI GOOGLE EARTH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

EXECUTIVE SUMMARY ZONASI DAN ALIH FUNGSI LAHAN IRIGASI DESEMBER, 2012

III. BAHAN DAN METODE

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Tampak pada bulan Januari September Resort Pugung Tampak memiliki luas

BAB III METODE PENILITIAN. Lokasi penelitian mengambil daerah studi di Kota Gorontalo. Secara

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Blank Spot 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Batasan Masalah

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

Interpretasi dan Uji Ketelitian Interpretasi. Penggunaan Lahan vii

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Menurut Erwin Raisz dalam Rosana (2003 ) peta adalah gambaran konvensional

BAB III METODE PENELITIAN

SeminarTugas akhir BEN PRAYOGO HILLMAN ( )

Bab I Pendahuluan I.1. Latar belakang

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian dengan baik dan benar. Surachman (1990: 7) mengemukakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. berlokasi di kawasan Taman Nasional Way Kambas. Taman Nasional Way

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE

Bab III Pelaksanaan Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini termasuk dalam penelitian survei. Menurut Moh. Pabundu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II DASAR TEORI - 7 -

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksploratif. Menurut Moh. Pabundu Tika

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Contoh Pembagian Rayon dalam Suatu Wilayah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Bandung. Secara astronomis kampus Unversitas Pendidikan Indonesi (UPI)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Citra Quickbird untuk menperoleh data variabel penelitian. Digunakan teknik

STUDI PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN UMBULHARJO KOTA YOGYAKARTA BERDASARKAN INTERPRETASI CITRA QUICKBIRD

BAB I PENDAHULUAN. segala sesuatu dapat dilakukan dengan se-efisien mungkin. Sama halnya dengan

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE

TOPIK I Pengantar Sistem Informasi Geografi

DAFTAR GAMBAR. Gambar 2. 1 Pembagian Profil Melintang Sungai Gambar 2. 2 Diagram Kerangka Pemikiran BAB III

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

67 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Bahan dan Alat Bahan dan alat yang dibutuhkan dalam interpretasi dan proses pemetaan citra satelit ke dalam peta tematik antara lain sebagai berikut : 1. Bahan a. Data digital citra Quickbird daerah Kota Bandung hasil perekaman tanggal 8 Agustus 2008, merupakan data utama dalam penelitian ini. b. Peta Administrasi Kota Bandung Tahun 2010. c. Data sekunder yang berkaitan dengan penggunaan lahan kota dari referensi kajian pustaka, internet dan atau instansi-instansi pemerintahan Kota Bandung berupa data jumlah penduduk, laju pertumbuhan penduduk dan penggunaan lahan Kota Bandung yang diperoleh dalam Bandung Dalam Angka dari Badan Pusat Statistik Kota Bandung. 2. Alat Untuk menunjang keberhasilan penelitian diperlukan beberapa alat pendukung, baik berupa hardware maupun software yaitu sebagai berikut : a. Seperangkat komputer yang terdiri dari perangkat keras dan perangkat lunak untuk masukan data, pengolahan data dan keluaran data dengan spesifikasi sebagai berikut : 1) Central Processing Unit (CPU) Dual-Core dengan kecepatan 2 Ghz untuk memudahkan proses pengolahan citra dan digitasi peta.

68 2) Random Memory Access (RAM) 444 Mbs, dengan kecepatan RAM sebesar ini proses pengolahan citra dapat dilakukan tanpa mengganggu proses lainnya. 3) Kapasitas penyimpanan data Hard Disk Drives (HDD) sebesar 160 Gigabytes mampu meyimpan data citra dan hasil pengolahan citra tidak akan tercecer. b. Perangkat lunak berupa software Arc View 3.3 untuk digitasi dan analisis. c. Perangkat lunak berupa software Mapinfo 7.0 untuk layout peta. d. Printer digunakan untuk proses output hasil citra dan peta. e. Alat survey digunakan berupa tabel interpretasi, alat tulis, Global Position Sistem (GPS) dan kamera digital sebagai alat untuk mendokumentasikan gambar situasi di lapangan. B. Metode Penelitian Metode penelitian adalah langkah-langkah penelitian yang dimulai dari perumusan masalah, tujuan, hipotesa, teknik pengumpulan data, penarikan sampel, analisis, interpretasi dan penarikan kesimpulan (Sumaatmadja, 1988 : 90). Selanjutnya, Sutanto (1994 : 82) mengemukakan bahwa metode penelitian atau metodologi suatu studi ialah rancang-bangun (design) menyeluruh untuk menyelesaikan masalah penelitian. Kekhasan yang dimiliki oleh sebuah penelitian terletak pada karakteristik objek penelitian tersebut (Yunus, 2010 : 309). Objek dalam penelitian ini adalah penggunaan lahan. Untuk memetakan penggunaan lahan di Wilayah Cibeunying, penulis menggunakan metode penginderaan jauh dengan teknik pengumpulan data berupa interpretasi visual citra Quickbird yang dianalisis dengan menggunakan unsur-

69 unsur interpretasi citra digital. Seperti yang diungkapkan Sutanto (1999 : 66), metode penginderaan jauh berupa teknik pengumpulan data, yang terdiri atas dua teknik interpretasi yaitu interpretasi secara digital dan interpretasi secara visual. Metode penginderaan jauh dilakukan dengan interpretasi secara visual untuk memperoleh klasifikasi penggunaan lahan serta menganalisis kenampakan citra Quickbird dalam menentukan lokasi fasilitas pelayanan umum kemudian memetakannya ke dalam peta tematik. 1. Tahap Persiapan Tahap ini terdiri dari tahap studi pustaka dan pengumpulan data penginderaan jauh. Kegiatan studi pustaka dilakukan dengan mempersiapkan literatur dan data sekunder dari berbagai sumber yang berhubungan dengan topik penelitian, berupa dokumen, buku teks, jurnal, tesis, skripsi dan peta. Data penginderaan jauh berupa citra Quickbird tahun 2008. Data penunjang berupa Peta Administrasi daerah Kota Bandung Tahun 2010 yang dijadikan dasar dalam pembuatan peta sementara yaitu berupa peta administratif cakupan wilayah penelitian, selanjutnya melakukan registrasi data digital citra Quickbird tahun 2008. 2. Tahap Interpretasi Data Interpretasi citra Quickbird tahun 2008 dilakukan secara visual dengan digitasi on screen yaitu meliputi kegiatan mengenali karakteristik objek berdasar unsur-unsur interpretasi kemudian membatasi kelompok yang memiliki karakteristik yang sama dan memisahkan dari yang lainnya.

70 3. Survey/Cek Lapangan Kegiatan survey/cek lapangan dilakukan dengan melakukan pengecekan hasil interpretasi citra dengan keadaan di lapangan. Survey dilakukan pada seluruuh areal penelitian terutama pada daerah yang kenampakan objeknya tidak jelas melalui interpretasi citra. 4. Tahap Reinterpretasi Tahap reinterpretasi dilakukan untuk menganalisis ulang yang dilakukan dengan cara memperbaiki hasil interpretasi sebelumnya dengan koreksi hasil cek lapangan. Selanjutnya pembuatan peta hasil analisis dan cek lapangan. 5. Laporan Seluruh kegiatan yang dimulai dari tahap persiapan sampai pada tahap reinterpretasi kemudian disusun menjadi bentuk laporan. Laporan penelitian yang telah disusun berupa draft skripsi. C. Variabel Penelitian Menurut Soewarno (1987) variabel adalah karakteristik yang dapat diamati dari suatu (objek) dan mampu memberikan bermacam-macam nilai atau beberapa kategori. Variabel dalam penelitian ini adalah penggunaan lahan yang terklasifikasikan kedalam beberapa kelas penggunaan lahan. Untuk kebutuhan pemetaan penggunaan lahan diperlukan klasifikasi yang dirancang dengan tepat. Sebuah klasifikasi memiliki tingkat kedetailan yang disesuaikan dengan kebutuhan, sehingga citra dengan resolusi tinggi akan mampu memetakan penggunaan lahan dengan kedetailan yang tinggi. Klasifikasi penggunaan lahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

71 1. Permukiman (permukiman terencana dan permukiman tidak terencana) 2. Perdagangan dan Jasa (fasilitas perdagangan yang terdiri atas pertokoan, mall dan pasar; fasilitas pendidikan yang terdiri atas sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas dan perguruan tinggi; fasilitas kesehatan yang terdiri dari rumah sakit, puskesmas, balai pengobatan dan apotik; fasilitas pemerintahan yang terdiri atas institusi pemerintahan dan bank; fasilitas peribadatan yang terdiri atas masjid, gereja dan vihara; serta hotel) 3. Transportasi, komunikasi dan utilitas (jalan layang, jalan arteri primer, jalan arteri sekunder, jalan kolektor primer, jalan kolektor sekunder, jalan lokal terminal dan SPBU) 4. Tanah tidak ada bangunan (hutan kota, stadion/lapangan, sawah, tegalan/ladang, peternakan, taman dan lahan kosong) D. Populasi dan Sampel Sumaatmadja (1998 : 12) mengemukakan bahwa populasi penelitian adalah keseluruhan gejala, individu, kasus dan masalah yang ada di daerah penelitian. Selanjutnya Tika (2005 : 24) mengemukakan bahwa populasi adalah himpunan individu atau objek yang banyaknya terbatas atau tidak terbatas. Jadi, populasi merupakan keseluruhan objek yang ada dalam penelitian atau sumber perolehan data dalam penelitian. Populasi dalam penelitian ini terdiri atas populasi wilayah yang meliputi seluruh penggunaan lahan yang ada di Wilayah Cibeunying Kota Bandung.

72 Menurut Sumaatmadja (1988 : 122) sampel adalah bagian dari populasi (culikan contoh) yang dapat mewakili populasi yang bersangkutan. Kriteria ini diambil dari keseluruhan sifat-sifat atau generalisasi yang ada pada populasi yang harus dimiliki sampel. Pengertian sampel ini kemudian didukung dengan pendapat Tika (2005 : 24) yang mengemukakan bahwa sampel diartikan sebagai sebagian dari objek atau individu-individu yang mewakili suatu populasi. Sampel dalam penelitian ini berupa objek yang tidak jelas diinterpretasi pada citra. Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah metode acak berimbang (Proporsional Random Sampling). Teknik ini digunakan berlandaskan pada cara berfikir bahwa makin banyak anggota subpopulasi makin besar pula rentangan variasinya dibandingkan dengan jumlah anggota populasi yang sedikit (Yunus, 2010 : 298). Tabel 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian di Wilayah Cibeunying Berdasarkan Citra Quickbird Tahun 2008 Klasifikasi Penggunaan Lahan Populasi (Blok / Line / Point) Sampel (Blok / Line / Point) I II Permukiman 1.1 Permukiman Terencana 570 Blok 5 Blok 1.2 Permukiman Tidak Terencana 456 Blok 4 Blok Perdagangan dan Jasa 2.1 Fasilitas Perdagangan 2.1.1 Pertokoan 51 Blok 2 Blok 2.1.2 Mall 6 Blok 2 Blok 2.1.3 Pasar 13 Point 1 Point 2.2 Fasilitas Pendidikan 60 Blok 2.2.1 Sekolah Dasar 136 Point 3 Point 2.2.2 Sekolah Menengah Pertama 36 Point 2 Point 2.2.3 Sekolah Menengah Atas 30 Point 2 Point 2.2.4 Perguruan Tinggi 31 Blok 2 Blok

73 Lanjutan Tabel 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian di Wilayah Cibeunying Berdasarkan Citra Quickbird Tahun 2008 Klasifikasi Penggunaan Lahan Populasi (Blok / Line / Point) Sampel (Blok / Line / Point) 2.3 Fasilitas Kesehatan 2.3.1 Rumah Sakit 11 Point 2 Point 2.3.2 Puskesmas 8 Point 1 Point 2.3.3 Balai Pengobatan 16 Point 1 Point 2.3.4 Apotik 24 Point 2 Point 2.4 Fasilitas Pemerintahan 2.4.1 Institusi Pemerintahan 50 Blok 2 Blok 2.5.1 Bank 57 Point 2 point 2.5 Fasilitas Peribadatan 2.5.1 Masjid 440 Point 4 Point 2.5.2 Gereja 11 Point 1 Point 2.5.3 Vihara 1 Point 1 Point 2.6 Hotel 91 Point 3 Point III Industri 34 Point 2 Point IV Transportasi, Komunikasi dan Umum 4.1 Jaringan Jalan 172 Blok 4.1.3 Jalan Layang 1 Line 1 Line 4.1.4 Jalan Arteri 11 Line 2 Line 4.1.6 Jalan Kolektor 17 Line 2 Line 4.1.8 Jalan Lokal 48 Line 3 Line 4.2 Terminal 3 Point 1 Point 4.3 SPBU 16 Point 2 Point Lahan Tidak Ada Bangunan V 5.1 Stadion/Lapangan 11 Blok 1 Blok 5.2 Hutan Kota 11 Blok 1 Blok 5.3 Taman 9 Blok 1 Blok 5.4 Sawah 33 Blok 1 Blok 5.5 Kebun Campur 47 Blok 1 Blok 5.6 Tegalan/Ladang 62 Blok 2 Blok 5.7 Semak Belukar 47 Blok 1 Blok 5.8 Lahan Kosong 44 Blok 1 Blok 1629 Blok 26 Blok Jumlah 77 Line 8 Line 902 Point 30 Point Sumber : Analisis Penelitian, 2011 Teknik tersebut dilakukan dengan melakukan estimasi (penilaian/penaksiran) bentuk penggunaan lahan dengan asumsi bahwa setiap blok/line/point akan mewakili proporsi penggunaan lahan, kemudian diambil sampel penggunaan lahan secara acak berimbang maka akan didapat sampel yang dipilih, selengkapnya dapat dilihat pada gambar 3.1 Peta Plot Sampel Penggunaan Lahan.

Gambar 3.1 Peta Sampel PL 74

75 E. Teknik Analisis 1. Analisis Penggunaan Lahan dari Citra Quickbird Teknik analisis data dalam metode penginderaan jauh dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu interpretasi visual dan interpretasi digital (Sutanto, 1994 : 92). Dalam penelitian ini, dilakukan teknik analisis interpretasi visual yang dilakukan dalam beberapa tahap kegiatan. Tahapan-tahapan kegiatan tersebut dilakukan dengan melakukan kegiatan pertama berupa proses menguraikan atau memisahkan objek berdasarkan unsur-unsur interpretasi misalnya dengan memisahkan objek yang rona atau warnanya berbeda, setelah itu diikuti dengan melakukan delineasi atau penarikan garis batas bagi objek yang rona atau warnanya sama, kemudian tiap objek yang diperlukan dikenali berdasarkan karakteristik spasial dan atau unsur interpretasi selanjutnya diklasifikasikan sesuai dengan tujuan interpretasi dan digambarkan dalam peta kerja atau peta sementara. Setiap objek penggunaan lahan yang terekam pada citra memiliki karakteristik yang berbeda, oleh karena itulah setiap dalam upaya mengenali obyek, tidak semua unsur perlu digunakan secara bersama-sama. Ada beberapa jenis fenomena atau obyek yang langsung dapat dikenali hanya berdasarkan satu jenis unsur interpretasi saja. Adapula yang membutuhkan keseluruhan unsur tersebut. Namun kecenderungan pengenalan obyek penutup/penggunaan lahan pada citra membutuhkan lebih banyak unsur interpretasi. Unsur-unsur interpretasi yang digunakan pada penelitian ini meliputi rona dan warna, bentuk, ukuran, pola, tekstur, bayangan, tinggi, situs dan asosiasi, sebagaimana dapat dilihat pada tabel 3.2 analisis penggunaan lahan berdasarkan unsur interpretasi sebagai berikut.

76 Klasifikasi Kelompok Penggunaan Lahan Tabel 3.2 Analisis Penggunaan Lahan Berdasarkan Unsur Interpretasi Rona dan warna I. Permukiman 1.1 Permukiman Terencana 1.2 Permukiman Tidak Terencana II. Perdagangan dan Jasa 2.1 Fasilitas Perbelanjaan 2.1.1 Pertokoan 2.1.2 Mall 2.1.3 Pasar 2.2 Fasilitas Pendidikan 2.2.1 Sekolah Dasar 2.2.2 Sekolah Menengah Pertama 2.2.3 Sekolah Menengah Atas 2.2.4 Perguruan Tinggi 2.3 Fasilitas Kesehatan 2.3.1 Rumah Sakit 2.3.2 Puskesmas 2.3.3 Balai Pengobatan 2.3.4 Apotik 2.4 Fasilitas Pemerintahan 2.4.1 Institusi Pemerintahan 2.4.2 Bank 2.5 Fasilitas Peribadatan 2.5.1 Masjid 2.5.2 Gereja 2.5.3 Vihara 2.6 Hotel III. Industri IV. Transportasi, Komunikasi dan Utilitas 4.1 Terminal 4.2 SPBU 4.3 Jaringan Jalan 4.3.1 Jalan Layang 4.3.2 Jalan Arteri 4.3.3 Jalan Kolektor 4.3.4 Jalan Lokal V.Tanah tidak ada Bangunan 5.1 Stadion/Lapangan 5.2 Hutan Kota 5.3 Taman 5.4 Sawah 5.5 Kebun Campur 5.6 Tegalan/Ladang 5.7 Semak Belukar 5.8 Lahan Kosong Sumber : Sutanto dan Analisis Penelitian 2011 Unsur Interpretasi Bentuk Ukuran Pola Tinggi Tekstur Bayangan Situs Asosiasi

77 2. Analisis Pola Persebaran (Spatial Pattern) Analisis pola persebaran penggunaan lahan dilakukan dengan menggunakan analisis tetangga terdekat (nearest neabour analysis) yang dapat diperoleh dengan cara menghitung indeks pola persebaran titik menggunakan merode nearest neabour analysis, ditentukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : a. Menghitung jarak rata-rata tetangga terdekat, dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Keterangan : = Jarak rata-rata tetangga terdekat (km) = Jumlah jarak tetangga terdekat (km) = Jumlah objek b. Menghitung kepadatan titik objek Keterangan : = Kepadatan titik objek per kilometerpersegi = Jumlah kelompok objek = Luas wilayah (Km 2 ) c. Menghitung jarak rata-rata titik objek dalam pola random

78 Keterangan : = Jarak rata-rata titik objek dalam pola random (km) = Kepadatan titik objek per kilometerpersegi d. Menghitung parameter tetangga terdekat (Nearest Neighour Analysis) Keterangan : = Indeks penyebaran tetangga terdekat = Jarak rata-rata tetangga terdekat (Km) = Jarak rata-rata titik dalam pola random (Km) Dari perhitungan tersebut dapat diketahui nilai parameter tetangga terdekat (T) untuk sebuah objek di Wilayah Cibeunying adalah x. Nilai x tersebut kemudian diperhitungkan dengan rangkaian kesatuan (continuum) tentang nilai nearest neighbor analysis T seperti yang terlihat pada Gambar 4.40 berikut. Gambar 3.2 Jenis Pola Penyebaran dan Nilai Continuum T Sumber : Bintarto : 1984 Secara lengkap pola keruangan (spatial pattern) objek penggunaan lahan dapat dilihat pada tabel berikut 3.3 analisis pola penggunaan lahan.

79 Tabel 3.3 Analisis Pola Penggunaan Lahan Klasifikasi Kelompok Penggunaan Lahan Jumlah Jarak Tetangga Terdekat ( J) I. Permukiman 1.1 Permukiman Terencana 1.2 Permukiman Tidak Terencana II. Perdagangan dan Jasa 2.1 Fasilitas Perdagangan 2.1.1 Pertokoan 2.1.2 Mall 2.1.3 Pasar 2.2 Fasilitas Pendidikan 2.2.1 Sekolah Dasar 2.2.2 Sekolah Menengah Pertama 2.2.3 Sekolah Menengah Atas 2.2.4 Perguruan Tinggi 2.3 Fasilitas Kesehatan 2.3.1 Rumah Sakit 2.3.2 Puskesmas 2.3.3 Balai Pengobatan 2.3.2 Apotik 2.4 Fasilitas Pemerintahan 2.4.1 Institusi Pemerintahan 2.4.2 Bank 2.5 Fasilitas Peribadatan 2.5.1 Masjid 2.5.2 Gereja 2.5.3 Vihara 2.6 Hotel III. Industri IV. Transportasi, Komunikasi dan Utilitas 4.1 Terminal 4.2 SPBU 4.3 Jaringan Jalan 4.3.1 Jalan Layang 4.3.2 Jalan Arteri 4.3.3 Jalan Kolektor 4.3.4 Jalan Lokal V.Tanah tidak ada Bangunan 5.1 Stadion/Lapangan 5.2 Hutan Kota 5.3 Taman 5.4 Sawah 5.5 Kebun Campur 5.6 Tegalan/Ladang 5.7 Semak Belukar 5.8 Lahan Kosong Sumber : Bintarto (1984) dan Analisis 2011 Jumlah POINT ( N) Luas Wilayah (L) Km p 2 p Ju Jh T Pola Spasial

80 F. Kerangka Penelitian Pengumpulan Data Citra Quickbird Peta Dasar Digital Rupa Bumi Tahun 2001 Peta Administratif Kota Bandung CROPPING Citra Daerah Kajian Interpretasi Arc View & Arc Info Klasifikasi Digitasi Penggunaan Lahan Peta Penggunaan Lahan Sementara Cek Lapangan Peta Penggunaan Lahan Keterangan : : Proses : Hasil Laporan

81 G. Jadwal Penelitian Tabel 3.4 Jadwal Penelitian Kegiatan penelitian Bulan April Bulan Mei Bulan Juni Bulan Juli M1 M2 M3 M4 M1 M2 M3 M4 M1 M2 M3 M4 M1 M2 M3 M4 1. Persiapan X X 2. interpretasi X X X X 3. Cek Lapangan X X X X 4. Reinterpretasi X X 5. Laporan X X X X