BAB I PENDAHULUAN. pengindraan yang dapat mengatur segala unrusannya. Firman Allah SWT. Dalam surat Al-An am ayat 38:

dokumen-dokumen yang mirip
SUMBER AJARAN ISLAM. Erni Kurnianingsih ( ) Nanang Budi Nugroho ( ) Nia Kurniawati ( ) Tarmizi ( )

BAB III PROSES IJMA MENURUT ABDUL WAHAB KHALLAF DAN PROSES PENETAPAN HUKUM DALAM KOMISI FATWA MUI

Pendidikan Agama Islam

Etimologis: berasal dari jahada mengerahkan segenap kemampuan (satu akar kata dgn jihad)

SUNNAH SEBAGAI SUMBER AJARAN ISLAM

Lahirnya ini disebabkan munculnya perbedaan pendapat

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI PEMBAYARAN DENGAN CEK LEBIH PADA TOKO SEPATU UD RIZKI JAYA

SUMBER HUKUM ISLAM 1

BAB I PENDAHULUAN. seluruh alam, dimana didalamnya telah di tetapkan ajaran-ajaran yang sesuai

HUKUM ISLAM DAN KONTRIBUSI UMAT ISLAM INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

Berpegang kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah, dan tidak bertaqlid kepada seseorang

IJTIHAD SEBAGAI JALAN PEMECAHAN KASUS HUKUM

JABAT TANGAN ANTARA PRIA DAN WANITA

IMA>MIYAH TENTANG HUKUM MENERIMA HARTA WARISAN DARI

Dr. Munawar Rahmat, M.Pd.

Pendidikan Agama Islam

SUMBER SUMBER HUKUM ISLAM

Sumber sumber Ajaran Islam

INTENSIFIKASI PELAKSANAAN ZAKAT FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA TENTANG

Al-Qur an Al hadist Ijtihad

Adab Membaca Al-Quran, Membaca Sayyidina dalam Shalat, Menjelaskan Hadis dengan Al-Quran

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 17 Tahun 2013 Tentang BERISTRI LEBIH DARI EMPAT DALAM WAKTU BERSAMAAN

KELOMPOK 1 : AHMAD AHMAD FUAD HASAN DEDDY SHOLIHIN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

4. Firman Allah SWT QS. al-baqarah [2]: 275: &$!%#*#$ 234 +#,-.,(/01 '() )5'(2%6.789:;<= & #AB7CDE3" Orang yang makan (mengambil) riba ti

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Sumber Ajaran Islam

Riba, Dosa Besar Yang Menghancurkan

HUKUM DAN HAM DALAM ISLAM

SEBAB-SEBAB PARA ULAMA BERBEDA PENDAPAT. (Dirangkum dari kitab Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Raf ul Malaam an Aimatil A laam )

Fatwa Seputar Badal Haji dan Umrah. Serta Hukum Melaksanakan Umrah Berkali-Kali Bagi Jama'ah Haji Saat Berada di Makkah

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP BISNIS PULSA DENGAN HARGA DIBAWAH STANDAR

BAB II PEMBAHASAN A. SUMBER HUKUM ISLAM. a. Al-quran. i. Arti Definisi Dan Pengertian Al Qur'an

DIPLOMA PENGAJIAN ISLAM. WD4013 USUL FIQH (Minggu 1)

Otopsi Jenazah Dalam Tinjauan Syar'i

MAKALAH SUMBER HUKUM DAN AJARAN ISLAM

Dialah yang telah menciptakan semua apa-apa yang ada dibumi untuk kalian.

BAB I PENDAHULUAN. Sejak datangnya agama Islam di Indonesia pada abad ke-7 Masehi,

A. Pengertian Fiqih. A.1. Pengertian Fiqih Menurut Bahasa:

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor : 25 Tahun 2012 Tentang HUKUM MENGONSUMSI BEKICOT

Oleh: Rokhmat S. Labib, M.E.I.

BAB IV ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM DALAM MEMUTUS PERKARA MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF

SILABUS PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNISNU JEPARA TAHUN 2015

LAMPIRAN TERJEMAHAN AYAT AL-QUR AN

FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL Nomor: 55/DSN-MUI/V/2007 Tentang PEMBIAYAAN REKENING KORAN SYARIAH MUSYARAKAH

PERSATUAN DAN KERUKUNAN

KONSEP RIBA SESI III ACHMAD ZAKY

Homaidi Hamid, S. Ag., M.Ag. Ushul Fiqh

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

Waris Tanpa Anak. WARISAN ORANG YANG TIDAK MEMPUNYAI ANAK Penanya: Abdul Salam, Grabag, Purworejo. (disidangkan pada hari Jum'at, 10 Februari 2006)

Dr. Munawar Rahmat, M.Pd.

Landasan Sosial Normatif dan Filosofis Akhlak Manusia

Keutamaan Bulan Dzulhijjah

studipemikiranislam.wordpress.com RUANG LINGKUP AJARAN ISLAM

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 02 Tahun 2012 Tentang SARANG BURUNG WALET

PEMBAGIAN WARISAN. Pertanyaan:

Dan Janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih baik (bermanfa at) sampai ia dewasa penuhilah janji; sesungguhnya janji

BAB V PENUTUP. menyelasaikan seluruh masalah yang ada dalam penelitian: 1. Apakah dalam teks lagu Iwan Fals mengandung nilai dakwah?

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI PENETAPAN TARIF JASA ANGKUTAN UMUM BIS ANTAR KOTA/PROVINSI SURABAYA-SEMARANG

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS TAUKIL WALI NIKAH VIA TELEPON

BAB IV ISTINBATH HUKUM DAN NATIJAH. nash yang menerangkan tentang pembagian waris seorang transseksual yang

DAFTAR TERJEMAH. Alquran No Halaman Bab Terjemah 1

4. Firman Allah SWT tentang perintah untuk saling tolong menolong dalam perbuatan positif, antara lain QS. al- Ma idah [5]: 2:./0*+(,-./ #%/.12,- 34 D

KONSEP & KAEDAH DASAR FIQIH MUAMMALAH MAALIYAH SESI II : ACHMAD ZAKY

Sumber Ajaran Agama Islam

Jangan Taati Ulama Dalam Hal Dosa dan Maksiat

UAS Ushul Fiqh dan Qawa id Fiqhiyyah 2015/2016

Dusta, Dosa Besar Yang Dianggap Biasa

Berhati-Hati Dalam Menjawab Permasalahan Agama

Engkau Bersama Orang Yang Kau Cintai

pemanfaatan kulit binatang buas, penulis dapat menarik kesimpulan sebagai

$!%#&#$ /0.#'()'*+, *4% :;< 63*?%: #E Orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya

BAB IV ANALISIS EFEKTIVITAS PENGAWASAN KUA KECAMATAAN SEDATI TERHADAP PENGELOLA BENDA WAKAF

BAB III ABORSI PERSPEKTIF FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA DAN UNDANG-UNDANG NO.32 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN

Takwa dan Keutamaannya

Kontroversi Fatwa Haram Golput

MASALAH HAK WARIS ATAS HARTA BERSAMA DALAM PERKAWINAN KEDUA MENURUT HUKUM ISLAM

CONTOH IJTIHAD DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

FIQHUL IKHTILAF (MEMAHAMI DAN MENYIKAPI PERBEDAAN DAN PERSELISIHAN) Oleh : Ahmad Mudzoffar Jufri

FATWA FIQIH JINAYAH : BOM BUNUH DIRI Oleh: Nasruddin Yusuf ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Salah satu hikmah

BAB III ANALISIS PASAL 209 KHI TENTANG WASIAT WAJIBAH DALAM KAJIAN NORMATIF YURIDIS

Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku`lah beserta orangorang yang ruku (Al Baqarah : 43)

2. Jika memang ada haditsnya, Kenapa dosa meratapi mayit ditimpakan ke mayit, padahal yg melakukan kesalahan itu adalah orang lain.

AL QURAN SEBAGAI SUMBER HUKUM ISLAM

PERNIKAHAN LINTAS AGAMA

BAB IV ANALISIS HISTORIS DAN GENERALISASI. Seteah diadakan penelusuran kitab-kitab yang membahas asba>b al-wurud

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan kehidupan sehari-hari setiap individu memiliki kepentingan

BAB III PENGGUNAAN QIYAS SEBAGAI MANHAJ YANG DIGUNAKAN. Permasalahan tentang status kemahraman anak hasil in-vitro fertilization

hukum taklifi dan contohnya

KHILAFAH DAN KESATUAN UMAT

Khutbah Jumat: Peringatan dari Bahaya Godaan Harta

Hadits Tentang Wanita Lemah Akal dan Lemah Iman

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS PERUBAHAN HARGA SECARA SEPIHAK DALAM JUAL BELI DAGING SAPI DI PASAR PLOSO JOMBANG

BAB I PENDAHULUAN. dalam sumber hukum Islam yaitu Al-Qur an dan As-Sunah. Sumber. hukum Islam ini adalah dasar sebagai pedoman untuk melakukan

SALAH FAHAM TERHADAP ISLAM DAN SUMBER AJARAN ISLAM. Matakuliah : Agama Islam. Dosen : Drs.Moehadi, M.Pd

Dr. Marzuki, M.Ag. Dosen PKn dan Hukum FIS UNY KATA PENGANTAR

Kaidah-Kaidah Tibbun Nabawi

karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) adalah orang yang kuat lagi dapat dipercaya. 3. Firman Allah SWT

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya hewan, binatang-binatang dan burung-burung dan sejenis unggas lainya adalah merupakan umat-umat, yang dalam beberapa hal punya persamaan dengan manusia. Artinya binatang dan sejenis unggas lainya itu punya pengindraan yang dapat mengatur segala unrusannya. Maka dari itu pantaslah bagi manusia untuk tidak berbuat aniyaya, apalagi menyakiti bukan karena hak. Firman Allah SWT. Dalam surat Al-An am ayat 38:... Dan binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melaikan umat-umat juga seperti kamu (Soenarjo, dkk. 1971:192). Demikian halnya bahwa hewan atau binatang mempunyai hak hidup untuk tidak teraniyaya. Apabila manusia berbuat aniyaya pada binatang dalam hadist Nabi yang mahsyur manusia tersebut masuk Neraka. Sebab ada wanita yang masuk Neraka hanya karena mengurung kucing dengan tidak diberi makan. Dan jika hal ini terjadi 1

maka dalam Fiqh Jinayah dapat termasuk ta zir, para Ulama memberi contoh lain, yaitu orang yang memotong ekor hewan bukan karena hak. (Acep Djajuli, 1997:182). Dalam kitab Is adur Al-Rafiq, yang ditulis oeleh Muhammad Ibn Salim Ibn Sya id Babisil Asy-Syafi i. disebutkan bahwa sebagian dari dosa besar, diantaranya adalah, membakar Hayawan (hewan) dengan api. Baik hewan yang bisa dimakan atau tidak, besar atau kecil. Tanpa ada Dharurat hukumnya haram mutlak. Berdasarkan hadist shahih dari Ibn Mas ud sebagaimana yang disebutkan dalam kitab Riyadus Shalihin begini:. : : :., (Al- Bukhari, tt, 199,III:202). : : Dari Ibn Mas ud ra. Ia berkata: ketika kami bersama Rasulullah SAW. Dalam suatu perjalanan yang beliau berhajat kebelakang tiba-tiba kami melihat seekor burung yang mempunyai dua anak, kemudian kami ambil kedua anaknya itu. Lantas induknya datang dengan berputar-putar, kemudian Nabi SAW. Datang dan bersabda: siapa yang mempermainkan burung itu dengan mengambil kedua anaknya? Kembalikan burung itu kepada induknya, dan beliau melihat sarang burung yang telah kami bakar, beliau bertanya, siapa yang membakar ini? Kami menjawab kami beliau bersabda: sipapun tak pantas menyiksa dengan api. Kecuali tuhannya api (Allah) itu sendiri. (Achmad Soenarto, 199:182). Di samping manusia dilarang untuk tidak berbuat aniyaya terhadap binatang atau hewan, manusia juga harus waspada terhadap binatang yang terjangkit penyakit yang dapat merusak kelangsungan hidup manusia, sebab sebagian besar binatang 2

dikonsumsi oleh manusia. Saat ini penyakit yang merambas pada binatang khususnya unggas yaitu Flu Burung. Flu burung atau disebut Virus Avian Influ enza adalah virus yang menular antara unggas dengan unggas, sekarang flu burung dapat menyerang pada manusia, apabila unggas yang terjangkit dikonsumsi oleh manusia. Maka akan menyebabkan bahaya bagi manusia bahkan bisa merenggut nyawa manusia. (Berita Pagi Indosiar Jam 6.30, Tanggal 9 Agustus 2006). Hal yang sama dikatakan oeh Chairil Anwar Nidom, Peneliti di Avian Influ enza Laboratory Tropical Disease Center, Universitas Airlangga, Surabaya. Bahwa Avian Influ enza dapat menular pada manusia. (PR, Selasa, 29 Agustus, 2006:6). Dengan maraknya berita dari media elektronik (TV), maupun surat kabar, bahwa unggas di tanah air kita, banyak terjangkit flu burung. Untuk memberantas bahaya flu burung, Menteri Pertanian Dr. Apriyantono, menyarankan agar pemerintah daerah harus bersungguh-sungguh memberantas flu burung, jika tidak! Maka akan dicopot anggaran pembelanjaan daerah (APD). Senada dengan anjuran itu, pemerintah daerah khususnya dinas terkait (Dinas Pertanian&Peternakan, Dinas Kesehatan), memberantas hewan unggas yang terjangkit flu burung, sebagian ada yang disembelih dahulu sebelum dibakar. Adanya pemberantasan hewan unggas yang terjangkit flu burung dengan cara dibakar, bagaimana pandangan Ulama Majelis Tarjih Muhammadiyah dan Ulama 3

Bahtsul Masa il NU Jawa barat terhadap pemusnahan hewan unggas yang terjangkit flu burung dengan cara dibakar? Dalam kitab Is adur al-rafiq halaman 100 pada bab Ihraqul Hayawan dengan hadist dari Ibn Mas ud Riwayat Bukhari yang pada dasarnya melarang membakar hewan dengan api, tetapi jika dalam keadaan Dhrurati (terpaksa) membakarnya menjadi boleh. Hal ini sesuai dengan kaidah ushul fiqh, yang dikutip dari Mukhtar Yahya dan Fatchurrahman halaman 511 begini: Kemudhratan (keterpaksaan) itu menghalalkan larangan-larangan (Mukhtar Yahya, 1997:511). Dalam penelitian ini, Ulama Majelis Tarjih Muhammadiyah dan Ulama Bahtsul Masa il NU Jawa Barat, akan dimintai fatwa hukum tentang boleh atau tidaknya pemusnahan hewan unggas yang terangkit flu burung dengan cara dibakar. B. Rumusan Masalah Rumusan masalahnya dapat dikemukakan sebagai berikut: Dari uraian di atas (maksudnya dalam latar belakang masalah) pada keterangan yang terdapat dalam kitab Is adur Rafiq. Sebagaimana disebutkan bahwa membakar hewan baik yang bisa dimakan atau tidak, besar atau kecil hukumnya haram mutlak. Kacuali dharurat. (Muhammad Ibn Salim Asy-Syafi i, tt.100). 4

Namun dapat kita ketahui bahwa dharurat dapat dilakukan apabila sudah tidak ada jalan lain, itupun hanya sekedarnya saja untuk dilakukan. Apabila ada jalan lain misalnya selain dibakar, seperti dikubur. Ini juga merupakan jalan untuk memberantas unggas yang terjangkit flu burung tersebut. Sebab hadist Nabi dari Ibn Mas ud tersebut tidak menyebutkan bahwa hewan yang terjangkit penyakit boleh dibakar asal disembelih terlebih dahulu, hadist tersebut hanya menyebutkan larangan membakar hewan dengan api. Sebab api hanya pantas digunakan tuhan untuk mahluknya yang dimurka. Sejauh ini kebolehan membakar hewan unggas yang terjangkit flu burung membutuhkan dalil yang qath i (pasti). Bisa dengan dalil Al-Qur an, Sunnah, Qiyas, juga ijtihad para Ulama. C. Pertanyaan Penelitian Dari uraian yang dikemukakan (seperti pada contoh di atas) dapat diidentifikasikan kedalam Masa il Fiqihyah yang termasuk pada wilayah penelitian hukum Islam, dan karena penelitian ini dipokuskan pada aspek metodologi dan dalil oleh Ulama Majelis Tarjih Muhammadiyah dan Ulama Bahtsul Masa il NU Jawa barat. Maka penelitian itu diidentifikasi sebagai bagian kajian utama pada jurusan Perbandingan Mazdhab dan Hukum. Yang menyangkut pertanyaan penelitian sebagai berikut: 5

1. Bagaimana hukum memberantas hewan unggas yang terjangkit flu burung dengan cara dibakar menurut Ulama Majelis Tarjih Muhammadiyah dan Ulama Bahtsul Masa il NU Jawa Barat. 2. Bagaimana istinbaht al-ahkam yang ditempuh oleh Ulama Majelis Tarjih Muhammadiyah dan Ulama Bahtsul Masa il NU Jawa Barat, tentang pemberantasan hewan unggas yang terjangkit flu burung dengan cara dibakar. 3. Apa dasar hukum yang digunakan Ulama Majelis Tarjih Muhammadiyah dan Ulama Bahtsul Masa il NU Jawa Barat. D. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian adalah tujuan atau tujuan-tujuan yang secara langsung ingin dicapai dalam pelaksanaan penelitian, penelitian ini bersipat ilmiah dan berkaitan langsung dengan kegiatan penelitian. (Tajul Arifin, 2005:33). Tujuan penelitian yang ingin penulis capai adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui dasar hukum yang digunakan Ulama Majelis Tarjih Muhammadiyah dan Ulama Bahtsul Masa il NU Jawa Barat dalam menentukan pembakaran unggas yang terjangkit flu burung. 2. Untuk mengetahui istinbath al-ahkam yang ditempuh oleh Ulama Majelis Tarjih Muhammadiyah dan Ulama Bahtsul Masa il NU Jawa barat 3. Untuk mengetahui pendapat mana yang kuat diantara kedua pendapat tersebut 6

E. Kerangka Pemikiran Pada perinsipnya dalil-dalil syara yang sudah disepakti adalah: Al-Qur an, Sunnah, Ijma, dan Qiyas. (Mukhtar Yahya & Fatchurraman, 186:28). Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT. Dalam surat An-Nissa ayat 59:... Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasulnya dan Ulul Amri diantra kamu, kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu maka kemblikanlah pada Allah (Al-Qur an) dan Rasul (Sunahnya) (Soenarjo, dkk, 1971:128). Al-Qur an adalah kalam Allah yang diturunkan pada Nabi Muhammad SAW. Dalam bahasa arab dengan perantaraan malaikat Jibril AS. Sebagai hujah baginya dalam mendakwahkan kerasulannya dan pedoman hidup bagi manusia yang dapat dipergunakan untuk mencari kebahagian hidup di dunia dan di akhirat serta mendia untuk bertaqarub (mendekatkan diri) kepada Allah dengan membacanya. (Syarmin Syukur, 1993:28). Al-Qur an adalah hujah bagi manusia dan hukum-hukum yang ada di dalamnya merupakan undang-undang yang wajib ditaati karena Al-Qur an diturunkan dari Allah dengan jalan qath i (pasti). 7

Sumber hukum kedua dari Al-Qur an adalah As-Sunah atau Hadist. Hadist ini berarti sesuatu yang baru atau juga disebut khabar (warta), sebagaimana firman Allah dalam surat At-Thuur ayat 34: Maka hendaklah mereka mendatangkan kalimat yang semisal Al-Qur an itu jika mereka orang-orang yang benar. (Soenarjo, dkk, 1971:868). Sedankan menurut istilah yang mutawatir (ahli hadist), adalah: segala ucapan, segala perbuatan, dan segala keadaan. (Abuy Sodikin & Badruzaman, 2004:68). Sunah ataupun hadist merupakan dalil kedua yang dipakai acuan beristinbath sesudah Al-Qur an. Karena seluruh kaum muslimin telah bulat pendapatnya bahwa hadist merupakan undang-undang yang harus ditaati dan diikuti. Adapun dalil yang menetapakan bahwa sunah menjadi hujah bagi kaum muslimin diantaranya surat An- Nisa ayat 80:... Barang siapa yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah menta ati Allah. (Soenarjo, dkk, 1971:132). Istinbath yang ketiga adalah Ijma. Menurut istilah ijma adalah, kesepakatan para mujtahid kaum muslimin dalam suatu masa sepeniggal Rasulullah terhadap suatu hukum syar i mengenai suatu peristiwa. 8

Sedankan putusan ijma merupakan dalil syar i terhadap masalah-masalah yang terjadi sesudah wafatnya rasulullah. (Mukhtar Yahya & Fatchurrahman, 1997:58). Sebagai bukti bahwa ijma itu menjadi hujah bagi kaum muslimin adalah, Allah SWT. Memerintahkan untuk taat kepada Allah dan Rasulnya juga untuk mentaati pemimpin mereka yang berkuasa. Oleh sebab itu jika para pemimpin tersebut sudah sepakat dalam menetapkan hukum suatau peristiwa, maka wajib ditaati dan diikuti sebagaimana mentaati nash-nash Al-Qur an, itulah sebabnya Allah SWT. Berfirman dalam surat An-Nisa ayat 83:...... Dan mereka kalau menyerahkannya kepada Rasul dan Ulil Amri diantara mereka, tentutulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan dapat) mengetahui dari mereka (Rasul dan Ulil Amri) (Soenarjo, dkk, 1971:133). Istinbath yang keempat adalah Qiyas. Yang dinamakan dengan qiyas adalah, mempersamakan hukum suatu peristiwa yang tidak ada nashnya dengan hukum suatu peristiwa yang ada nashnya lantaran adanya persamaan ilat dari kedua peristiwa itu. (Syarmin Syukur, 1993:131). Dalam hal ini ada sebuah contoh qiyas, seperti peristiwa seorang ahli waris membunuh seseorang yang akan mewariskan harta peninggalannya. Peristiwa ini 9

sudah tetap hukumnya dalam nash. Hukum itu ialah terlarangnya sipembunuh menerima warisan dari harta pusaka yang dubunuhnya. Nash yang menetapkan hukum tersebut adalah sabda Nabi Muhammad SAW: ( ). Bagi orang yang membunuh tidak ada hak mempusakai harta peninggalan orang yang dibunuh sedikitpun (Mukhtar Yahya & Fatchurrman, 1997:66). Dari nash ini muncul peristiwa pembunuhan yang dilakukan oleh seorang yang menerima wasiat terhadap orang yang memberikan wasiat. Dalam hal ini tidak ada nash yang menetapkan hukumnya. Namun peristiwa itu mempunyai ilat hukum yang sama dengan ilat hukum pada peristiwa pembunuhan yang dilakukan oleh seorang ahli waris. Qiyas dijadikan hujah syari ah (sumber hukum sayri at) bagi perbuatan manusia dan berada pada tingkatan keempat dari dalil-dalil syari at. Dalil Al-Qur an yang dijadikan untuk menetapkan qiyas adalah firman Allah dalam surat An-Nisa ayat 59: 10

Hai orang-orang yang beriman taatilah Allah dan rasulnya dan ulul amri (orang yang mememegang kekuasaan) diantara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat kembalikanlah pada Allah (Al-Qur an) dan Rasulnya (As-Sunah), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian yang demikian itu lebih utama dan lebih baik akibatnya. (Soenarjo, dkk, 1971:128). Selain empat macam dalil syara (sumber hukum Islam) tersebut di atas masih terdapat dalil-dalil syara yang belum mendapat kesepakatan jumhur ulama fiqh, sebagian dari mereka mengakuinya dan sebagian lainnya mengingkari. Dalil-dalil syara yang masih diperselisihkan itu ada enem macam, yaitu: 1. Al-Istihsan 2. Al-Mashlahah Mursalah 3. Al-Istishhab 4. Al-Urf 5. Madzhaib Shahabi dan 6. As-Syar u man qablana. Menurut Ali Hasaballah, dalil-dalil syara itu ada dua macam, yakni: Naqli (Al-Qur an dan Al-Hadist) dan Aqli, yakni semua dalil yang berdasarkan ijtihad. Baik ijtihad jama i ataupun ijtihad fardi, dengan demikian dalil Ijma, Qiyas, Mashalihul Mursalah, Istihsan, dan Istishhab adalah mashadirul ahkamil ijtihadiyah. (Ali Hasaballah, 1971:13). F. Langkah-langkah Penelitian Untuk mencapai hasil yang maksimal, penulis mengantisipasi pelaksanaan penelitian ini, dengan langkah-langkah sebagai berikut: 11

1. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Komparative Analisis, yaitu suatu metode perbandingan, yang dimaksudkan untuk menemukan tipe, corak, atau kategori suatu pemikiran, kemudian memposisikannya dalam peta pemikiran secara umum. (Abuy Sodokin & Badruzaman, 2004:24). Hal ini dimaksudkan agar dapat diketahui bagaimana metodologi serta argumentasi Ulama Majelis Tarjih Muhammadiyah dan Ulama Bahtsul Masa il NU Jawa Barat dalam masalah pembakaran hewan unggas yang terjangkit flu burung. 2. Jenis Data. Jenis data dalam penelitian ini disesuaikan dengan pertanyaan penelitian yang dikemukakan dalam rumusan masalah dan tujuan yang telah ditetapkan. Data yang dikumpulkan seputar tentang Ulama Majelis Tarjih Muhammadiyah dan Ulama Bahtsul Masa il NU Jawa Barat dalam pemusnahan hewan unggas yang terjangkit flu burung dengan cara dibakar. 3. Sumber Data Sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini terbagi dalam dua sumber data, yaitu data Primer, dan data Sekunder. Yang menjadi sumber data primer adalah fatwa Ulama Majelis Tarjih Muhammadiyah dan Ulama Bahtsul Masa il NU Jawa Barat tentang pemusnahan hewan unggas yang terjangkit flu burung dengan cara dibakar. Dan wawancara secara langsung terhadap Ulama Majelis Tarjih Muhammadiyah dan Ulama Bahtsul Masa il NU Jawa Barat, di Jalan Sancang Bandung. Sedangkan data sekundernya adalah: buku/kitab yang berkaitan dengan 12

masalah pembakaran hewan, serta sumber hukum Islam. Dan buku-buku yang berkaitan dengan masalah yang dibahas. 4. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan cara menelaah fatwa serta study kepustakaan (Library Research). Hal ini dilakukan bahwa mengingat penelitian ini bersipat normatif, yaitu terhadap fatwa Ulama Majelis Tarjih Muhammadiyah dan Ulama Bahtsul Masa il NU Jawa Barat. Tentang pemusnahan hewan unggas yang terjangkit flu burung dengan cara dibakar. Langkah-langkah yang dilakukan meliputi: melakukan berbagai sumber bacaan yang berhubungan dengan sumber hukum Islam, meliputi fatwa Ulama Majelis Tarjih Muhammadiyah dan Ulama Bahtsul Masa il NU Jawa Barat. 5. Analisis Data. Data yang sudah diproleh dari sumber-sumber yang ditentukan selanjutnya diambil kesimpulannya. Adapun langkah-langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut: b. Mengkelasipikasikan data yang sesuai dengan tujuan penelitian c. Mengkaji data yang telah dikelasipikasikan d. Menganalisis data yang telah dikumpulkan 13