Menimbang : PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 14 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN Dl DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI, bahwa sebagai pelaksanaan ketentuan Pasal 111 Undangundang Nomor 22 Tahun-1999 tentang Pemenntahan Daerah dan Pasal 47 Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 1999 tentang Pedoman Umum Pengaturan Mengenai Desa, maka perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Sumber Pendapatan Desa. Mengingat : 1. Undang-undang nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur; 2. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60 Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839 ) ; 3. Undang-undang nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 72. Tambahan Lembaran Negara Nomor 3848) ; 4. Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1999 tentang Teknik Penyusunan Peraturan Perundang-undangan dan Bentuk Rancangan Undang-undang, Rancangan Peraturan Pemerintah dan Rancangan Keputusan Presiden ; 5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 1999 tentang Pencabutan beberapa Peraturan Menteri Dalam Negeri Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Instruksi Menteri Dalam Negeri mengenai Pelaksanaan Undangundang Nomor 5 Tahun 1979 tentang Pemenntahan Desa ; 6. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 63 Tahun 1999 tentang Petunjuk Pelaksanaan dan Penyesuaian Peristilahan Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Desa dan Kelurahan ; 7. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 1999 tentang Pedoman Umum Pengaturan Mengenai Desa ; 8. Peraturan Daerah Kabupaten Ngawi Nomor 4 Tahun 2000 tentang Pembentukan Badan Perwakilan Desa. Dengan Persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN NGAWI MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA
2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Bupati adalah Bupati Ngawi 2. Desa adalah Kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dalam sistem Pemerintahan Nasional dan berada di Daerah Kabupaten. 3. Pemerintahan Desa adalah kegiatan Pemerintahan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Desa dan Badan Perwakilan Desa 4. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa 5. Badan Perwakilan Desa yang selanjutnya disebut BPD adalah badan perwakilan yang terdiri atas pemuka-pemuka masyarakat yang ada di desa yang berfungsi mengayomi adat istiadat serta melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan Pemerintahan Desa 6. Lembaga Kemasyarakatan Desa adalah lembaga yang tumbuh dan oleh dan untuk msyarakat yang merupakan mitra kerja Pemerintah Desa dalam rangka pemberdayaan masyarakat desa. BAB II NAMA LEMBAGA KEMASYARAKATAN Pasal 2 (1) Nama Lembaga kemasyarakatan disesuaikan dengan kondisi sosial budaya dan adat istiadat masyarakat setempat (2) Lembaga kemasyarakatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan dengan Peraturan Desa atas prakarsa masyarakat desa yang bersangkutan. BAB III SUSUNAN ORGANISASI LEMBAGA KEMASYARAKATAN Pasal 3 (1) Susunan organisasi lembaga kemasyarakatan sebagai berikut : a. Ketua ; b. Sekretaris; c. Bendahara; d. Anggota pengurus yang terbagi dalam sanksi-sanksi sesuai dengan kebutuhan. (2) Keanggotaan lembaga kemasyarakatan sebagaimana di maksud dalam ayat (1) tidak boleh berasal dari unsur Pemerintah Desa dan BPD. Pasal 4 (1) Dalam melaksanakan tugasnya para pengurus lembaga kemasyarakatan desa mengutamakan azas musyawarah untuk mufakat dengan memperhatikan prinsip keterpaduan. (2) Lembaga kemasyarakatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dalam melaksanakan tugasnya : a Ketua bertanggungjawab kepada masyarakat melalui rapat anggota; b Sekretaris, bendahara dan anggota pegurus bertanggungjawab kepada ketua.
3 BAB IV KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI Pasal 5 Lembaga kemasyarakatan berkedudukan di desa yang merupakan lembaga masyarakat yang bersifat lokal dan secara organisatoris berdiri sendiri serta merupakan wadah partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Pasal 6 Lembaga kemasyarakatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 merupakan mitra Pemerintah Desa dalam aspek perencanaan Pelaksanaan dan pengendalian dalam pembangunan yang bertumpu pada masyarakat dan mempunyai tugas rnengqerakkan partisipasi masyarakat secara aktif dan positif untuk melaksanakan pembangunan secara terpadu. Baik yang berasal dari berbagai kegiatan pemerintah maupun swadaya gotong-royong masyarakat. Pasal 7 lembaga kemasyarakatan desa mempunyai fungsi sebagai berikut : a. Sebagai wadah partisipasi masyarakat dalam merencanakan pembangunan ; b. Menggali memanfaatkan potensi dan menggerakkan swadaya gotong-royong masyarakat untuk pembangunan ; c. Sebagai sarana komunikasi pemerintah desa dan masyarakat serta warga masyarakat itu sendiri ; d. Meningkatkan Pengetahuan dan ketrampilan masyarakat ; e. Membina dan menggerakkan potensi pemuda untuk pembangunan ; f. Meningkatkan peran perempuan dalam mewujudkan keluarga sejahtera ; g. Membina kerjasama, antar lembaga- yang ada dalam masyarakat untuk pembangunan. BAB V WEWENANG HAK DAN KEWAJIBAN Pasal 8 (1) Lembaga Kemasyarakatan mempunyai wewenang : a. Menyampaikan pengkajian program-program pemerintah yang bersifat pemaksaan kehendak dan tidak melalui prosedur musyawarah mufakat ; b. Menyampaikan legoran atau tertulis kepada anggota lembaga kemasyarakatan yang nyata-nyata terbukti menciptakan instabilitas dikalangan anggota organisasi kemasyarakatan ; c. Menyusun program dan pelaksanaan anggaran keuangan lembaga kemasyarakatan atas dasar musyawarah (2) Lembaga kemasyarakatan mempunyai hak : a. Membentuk pengurus ; b. Menyampaikan saran dan pertimbangan mengenai hal-hal yang membantu kelancaran pelaksanaan tugas pemerintah pembangunan dan kamasyarakatan Desa ; c. Menyusun program internal lembaga kemasyarakatan ; d. Menyusun anggaran keuangan kelembagaan. (3) Lembaga kemasyarakaian mempunyai kewajiban : a. Membantu memutuskan dan melaksanakan hasil musyawarah anggota ;
4 b. Membina kerukunan hidup warga ; c. Melaksanakan kegiatan hasil keputusan lembaga ; d. Turut aktif membantu dan melestankan hasil-hasil pelaksanaan pembangunan ; e. Turut serta memelihara dan melestankan hasil-hasil pelaksanaan pembangunan ; f. Melaporkan segala kegiatan kepada anggota melalui musyawarah anggota BAB VI KETENTUAN PERALIHAN Pasal9 Organisasi kemasyarakatan yang telah tumbuh dan berkembang di desa serta masih dikehendaki oleh masyarakat tetap melaksanakan tugas, fungsi, hak dan kewajiban selama lembaga kemasyarakatan yang baru belum terbentuk dan masih dibutuhkan dan oleh masyarakat. BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal10 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah mi sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur lebih lenjut oleh Bupati. Pasal 11 Peraturan Daerah mi mulai berlaku pada ianggal diundangkan Agar setiap orang mengetahuinya memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah mi dengan penempatannya dalam lembaran Daerah Kauupaten Ngawi. Disahkan di Ngawi Pada tanggal 16 November 2000 BUPATI NGAWI, ttd HARSONO Diundangkan di Ngawi Pada tanggal 16 November 2000 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN ttd FAUZI SIDEKAN Lembaran daerah kabupaten Ngawi Tahun 2000 Nomor 28
5 PENJELASAN ATAS PERATURAN KABUPATEN NGAWI NOMOR 14 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN KEMASYARAKATAN DI DESA I. UMUM Sebagai pelaksanaan ketentuan Pasal 111 Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemenntahan Daerah dan pasal 47 Keputusan Menten Dalam Negen Nomor 64 Tahun 1999 tentang pedoman Umum Pengaturan Mengenai Desa maka perlu membentuk Peraturan Daerah tentang pembentukan lembaga Kemasyarakatan Di Desa Dalam rangka pemberdayaan masyarakat Desa sehmgga mampu berpartisipasi aktif dan positif dalam setiap kegiatan berpemerintahan maka perlu diwadahi dalam suatu lembaga kemasyarakatan yang dapat dijadikan sebagai wahana untuk mengimplementasikan segala aspirasi masyarakat sehmgga dapat menunjang kegaiatan pemenntahan pembangunan dan kemasyarakatan. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 s/d 2 Cukup jelas Pasal 3 ayat (1) Susunan organisasi lembaga kemasyarakatan dimaksud untuk ketua. sekretans bendahara, dan anggota jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan Ayat (2) Cukup jelas Pasal 4 s/d 12 Cukup Jelas