BAB I PENDAHULUAN. seseorang itu salah satunya adalah motivasi ( Sardiman, 2011:75).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan, di dalam suatu pembelajaran harus ada motivasi belajar, agar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Anak usia dini merupakan anak yang berada pada rentang usia 0-6 tahun

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. belajar yang baik secara langsung maupun tidak langsung menjadi dasar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

adalah proses diterimanya rangsang (objek, kualitas, hubungan antar gejala, maupun

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. Mahasiswa di Indonesia sebagian besar masih berusia remaja yaitu sekitar

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORETIK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang

I. PENDAHULUAN. Sekolah sebagai lembaga formal yang dapat meningkatkan kualitas belajar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam hal perbaikan kehidupan masyarakat. Hal ini karena pendidikan memegang

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BUBUT LANJUT

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Hasil Belajar. a. Pengertian Hasil Belajar

BAB II KERANGKA TEORETIS

BAB 1. Pendahuluan. Adolescent atau remaja, merupakan masa transisi dari anak-anak menjadi dewasa.

ANALISIS KEMAMPUAN MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL TINGGI DAN GAYA KOGNITIF FIELD INDEPENDENT (FI)

BAB I PENDAHULUAN. dipersyaratkan untuk melakukan tugas pendidikan dan pengajaran. Dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. setiap tahap perkembangannya, seperti pada tahap remaja.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia di dunia pendidikan bertujuan agar

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu pendidikan ada yang disebut sebagai pendidik dan sebagai. sebagai peserta didik mendapatkan haknya sepenuhnya.

2016 PERBAND INGAN HASIL BELAJAR SISWA ANTARA MOD EL PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO D ENGAN MOD EL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK D I SMKN 1 SUMED ANG

I. PENDAHULUAN. Sesuai dengan tujuan pendidikan yang dijelaskan dalam Undang-undang RI No.

BAB I PENDAHULUAN. adalah kualitas guru dan siswa yang mesing-masing memberi peran serta

BAB I PENDAHULUAN. didik terdapat kekuatan mental penggerak belajar. Kekuatan mental yang

BAB I PENDAHULUAN. dilalui setiap individu dalam setiap jenjang pendidikan mereka.

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan anak. Orang tua yang dimaksud disini adalah

BAB I PENDAHULUAN. tertentu sehingga orang yang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. tindakan sosial yang dimungkinkan berlaku melalui suatu jaringan. hubungan kemanusiaan melalui peranan-peranan individu di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. tugas yang mudah, karena sumber daya manusia yang berkualitas bukan hanya

BAB I PENDAHULUAN. memperkuat kepribadian, dan mempertebal semangat kebersamaan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal dimana tempat

Menurut Djamarah (1994) hasil belajar adalah hasil yang diperoleh berupa

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju masa. lainnya. Masalah yang paling sering muncul pada remaja antara lain

BAB I PENDAHULUAN. yang sudah menyelesaikan pendidikannya adalah aktor-aktor penting yang

BAB.II. KAJIAN PUSTAKA. seseorang, sehinga menyebabkan munculnya perubahan prilaku (Wina Sanjaya,

1. PENDAHULUAN. Peningkatan kemajuan teknologi merupakan suatu proses yang terjadi dalam

SISWA KELAS VIII SMP NEGERI I WONOSARI

BAB II KAJIAN TEORI. keinginan. Sedangkan menurut Sudarsono (2003:8) minat merupakan bentuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sasaran, sehingga untuk bisa bermain sepakbola diperlukan teknik-teknik

1 Muhibbin Syah., Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), hlm

BAB II KAJIAN TEORI. yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembelajaran ditentukan oleh kiat masing-masing guru di

Saiful Rahman Yuniarto, S.Sos, MAB

BAB I PENDAHULUAN. dan watak siswa agar memiliki sikap dan kepribadian yang baik.

BAB II KAJIAN TEORETIK. memiliki ide atau opini mengenai sesuatu (Sudarma, 2013). Selain itu,

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Pembahasan pada Bab II ini terdiri dari tinjauan pustaka, hasil penelitian yang

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. dan karakter yang akan ditunjukkan oleh anak-anaknya. Orang tua yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang masalah. Pendidikan merupakan sesuatu yang tidak terlepas dan bersifat sangat

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia melalui kegiatan pengajaran, kegiatan pengajaran ini

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

NASKAH PUBLIKASI. Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gentra Agna Ligar Binangkit, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakekatnya adalah pengajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Siswa mempunyai kewajiban untuk belajar terutama bagi siswa kelas IX

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Pada hakekatnya pendidikan merupakan sarana yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting bagi. tinggi dan berbagai keterampilan khusus yang dimiliki oleh peserta didik

I. PENDAHULUAN. Kurikulum terdiri atas sejumlah mata pelajaran, masing- masing dengan tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan menengah. Tujuan pendidikan perguruan tinggi ialah untuk

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang harus

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI STRATEGI SELF MANAGEMENT PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KOTA PALANGKARAYA. Oleh : Mimi Suriatie

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahluk sosial yang memiliki kemampuan untuk menyesuaikan tingkah

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan pendidikan yang memberikan kesempatan peserta didik untuk

OLEH : DELVIZA SURYANI

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman selalu memunculkan tantangan-tantangan baru,

BAB I PENDAHULUAN. Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

BAB I PENDAHULUAN. budaya, tetapi juga aspek ilmu pengetahuan termasuk di dalamnya pendidikan. Dalam

BAB II KAJIAN TEORI. aktifitas, tanpa ada yang menyuruh.

2015 PERBANDINGAN TINGKAT DISIPLIN SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKULIKULER BULUTANGKIS DAN KARATE DALAM PEMBELAJARAN PENJAS

BAB I PENDAHULUAN. siswa. Secara ideal seorang guru semestinya memiliki kemampuan dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS. seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 9 Mei sampai 28 Mei 2014 di SDIT

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju masa dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang, sehingga munculah berbagai alat sebagai hasil pemanfaatan ilmu

Jurnal SAP Vol. 1 No. 1 Agustus 2016 ISSN: X

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pengaruh dari keluarga, sekolah, dan masyarakat luas.

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang

istiadat serta kebutuhan pembangunan terutama di sekolah-sekolah.

1. PENDAHULUAN. sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

2015 PENGARUH FASILITAS DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP KEBIASAAN BELAJAR SISWA

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamis dalam diri (inner drive) yang mendorong seseorang. arti tidak memerlukan rangsangan (stimulus) dari luar dirinya,

Syahriani S.Pd.,M.Pd Dosen Non PNS Jurusan Biologi Fakultas Tarbiyah dan keguruan UIN Alauddin Makassar. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu negara ditentukan oleh Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam kehidupannya mulai dari bangun tidur, melakukan aktivitas, menyampaikan pendapat dan informasi melalui bahasa.

BAB II TINJUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aktivitas dalam belajar dan keberhasilan dalam belajar bukan hanya ditentukan oleh faktor intelektual saja, tetapi juga dibentuk oleh faktor non intelektual. Faktor non intelektual yang mempengaruhi aktivitas belajar seseorang itu salah satunya adalah motivasi ( Sardiman, 2011:75). Motivasi dalam belajar adalah salah satu faktor internal belajar yang merupakan kunci keberhasilan belajar. Motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong terjadinya proses belajar. Motivasi yang lemah akan melemahkan kegiatan belajar dan hasil belajar akan rendah (Dimyati dan Mudjiono, 2002:239). Jika motivasinya tinggi maka keaktifannya dalam belajar akan lebih meningkat dan hasilnya pun akan lebih baik. Motivasi belajar penting dalam melakukan kegiatan belajar. Menurut Mc.Donald (dalam Djamarah, 2008: 148) motivasi adalah suatu perubahan energi didalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan. Perubahan energi didalam diri seseorang itu berbentuk aktivitas nyata yaitu berupa kegiatan fisik. Menurut Mc.Donald (dalam Dja marah, 2008: 150) orang yang memiliki motivasi dalam belajar ciri-cirinya adalah memiliki pemikiran positif terhadap sesuatu yang dijalaninya, memiliki minat yang tinggi untuk mempelajari suatu pelajaran, adanya kebutuhan dari diri individu, gemar belajar dan adanya

2 kesadaran dalam diri individu. Apabila seseorang memiliki ciri diatas, berarti orang itu selalu memiliki motivasi yang kuat. Selain dari faktor siswa sendiri, belajar juga dipengaruhi oleh faktor eksternal, seperti bantuan yang diberikan oleh guru. Bantuan yang diberikan oleh guru memberikan pengaruh langsung terhadap kebiasaan belajar siswa (Hamalik, 2010:34) misalnya dalam mencatat hal yang dianggap penting, guru memberikan pengarahan terhadap siswanya agar menggunakan kalimat yang mudah dipahami oleh siswa itu sendiri. Sebagai pendidik, guru harus membimbing, dalam arti menuntun sesuai dengan kaidah yang baik dan mengarahkan perkembangan siswa sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan (Sardiman, 2009:140). Motivasi belajar merupakan faktor psikologis yang bersumber dari faktor internal siswa, yang berfungsi sebagai pendorong tingkah laku belajar yang sangat efektif. Motivasi tidak selalu dapat terpelihara tanpa pengukuhan dari faktor luar karena masa remaja adalah masa labil yang masih mudah terpengaruh dengan lingkungan. Dalam kondisi ini peran guru yang dapat memotivasi siswa menjadi penting. Guru merupakan petugas utama dalam kegiatan bimbingan yang sebenarnya di dalam kelas (termasuk wali kelas) dan orang yang mempunyai hubungan yang erat dengan siswa, ia mempunyai banyak kesempatan untuk mempelajari siswanya, dan mengawasi tingkah lakunya.fenomena yang didapat melalui wawancara singkat mengenai persepsi siswa terhadap bimbingan guru dan

3 motivasi belajar di SMKN 1 Simpang Kanan Kabupaten Rokan Hilir (12 Maret 2015) terhadap 12 orang siswa di SMKN 1 Kecamatan Simpang Kanan Kabupaten Rokan Hilir terdapat 33% siswa yang memiliki minat untuk mempelajari pelajaran, tidak memiliki pemikiran positif terhadap sesuatu yang dijalaninya, siswa tidak merasa butuh untuk belajar sehingga siswa memiliki pandangan yang negatif terhadap informasi yang diberikan oleh guru. 25% siswa memiliki kesadaran yang rendah untuk belajar, kurang suka untuk membaca buku di perpustakaan sekolah, memiiki pandangan yang negatif terhadap pelajaran yang disampaikan oleh guru, menghabiskan waktu belajar dengan bermain di kelas dan selalu menyontek teman ketika guru memberikan latihan di kelas. 33% siswa memiliki kesadaran yang rendah untuk mengikuti pelajaran ketika guru sedang menyampaikan pelajaran, kurang berminat karena tidak menguasai pelajaran, tidak geman untuk mengerjakan latihan dan ketika di tegur guru baru akan mengerjakan tugas yang diberikan dan 9% siswa tidak merasa butuh untuk mempelajari pelajaran karena siswa memiliki pandangan bahwa pelajaran tersebut tidak memberikan arti yang penting untuk jurusan yang diambilnya. Proses memberikan penilaian dan merasakan apa yang terjadi pada diri siswa dapat dikatakan sebagai proses persepsi. Menurut Atkinson (dalam Sobur,2003:446) persepsi adalah proses saat kita mengorganisasikan dan menafsirkan pola stimulus dalam lingkungan. Proses persepsi tedapat tiga

4 komponen utama yaitu: seleksi, interpretasi dan interpretasi dan persepsi kemudian diterjemahkan dalam bentuk tingkah laku sebagai reaksi. Tugas guru tidak hanya mengajar, tetapi juga harus dapat mendidik, membimbing, membina, dan memimpin kelas. Sementara peranan guru juga sangat banyak, diantaranya yaitu sebagai perancang pembelajaran, sebagai pengelola pembelajaran, sebagai evaluator, sebagai konselor dan sebagai pelaksana kurikulum. Standar beban kerja guru mengacu pada Undang-Undang No 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen. Dalam pasal 35 disebutkan bahwa beban kerja guru mencakup kegiatan pokok yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, membimbing dan melatih peserta didik serta melaksanakan tugas tambahan. Bimbingan yang diberikan oleh guru merupakan dorongan bagi siswa untuk melakukan aktivitas belajar dengan baik. Melalui bimbingan yang diberikan oleh guru, diharapkan siswa dapat termotivasi dalam belajar. Berangkat dari masalah yang dipaparkan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang persepsi siswa terhadap bimbingan guru dan motivasi belajar siswa. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian yang dipaparkan di atas, rumusan masalah yang akan diteliti adalah Apakah ada hubungan antara persepsi siswa terhadap bimbingan

5 guru dan motivasi belajar pada siswa SMKN 1 Simpang Kanan, Kabupaten Rokan Hilir C. Tujuan Penelitian ini bermaksud untuk mengkaji dan mempelajari secara ilmiah hubungan antara bimbingan guru dengan motivasi belajar siswa, untuk menjalankan maksud tersebut, maka peneliti memiliki tujuan yaitu untuk mengetahui hubungan antara persepsi siswa terhadap bimbingan guru dengan motivasi belajar siswa kelas X dan XI SMKN 1 Simpang Kanan Kabupaten Rokan Hilir. D. Keaslian Penelitian Penelitian ini pernah dilakukan oleh Irma Dita (2011) di SMPN 30 Siak yang berjudul Hubungan Antara Persepsi Siswa Terhadap Kompetensi Profesional Guru dengan Motivasi Belajar Siswa di SMPN 30 Siak, hasil penelitiannya adalah : ada hubungan yang signifikan antara persepsi siswa terhadap kompetensi profesional guru dengan motivasi belajar siswa SMP 30 SIAK. Persamaan penelitian ini adalah menggunakan kuantitatif dan salah satu variabel penelitian yaitu motivasi belajar. Selain itu, ada juga penelitian yang dilakukan oleh Susi Sulastri (2012) yang dilaksanakan di Desa Teluk Latak Kabupaten Bengkalis dengan judul Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas II SMP VII Bengkalis,

6 dengan hasil motivasi belajar yang sangat baik dengan hasil pengolahan data sebanyak 83,21%. Persamaan penelitian ini adalah sama-sama menggunakan penelitian kuantitaif dan menggunakan variabel motivasi belajar. Meskipun kedua penelitian ini membicarakan motivasi belajar, tetapi belum ada yang membahas tentang persepsi siswa terhadap bimbingan guru,sehingga kedua penelitian ini dapat dijadikan rujukan dan memberikan peluang untuk meneliti tema yang sama dengan mengambil motivasi belajar siswa. E. Manfaat penelitian 1. Manfaat Teoritis Dengan dilaksanakannya penelitian ini dapat memberi masukan, tambahan, pengetahuan dan sumbangan ilmiah bagi perkembangan ilmu psikologi. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Guru Memberikan informasi yang menjadi sumber motivasi belajar dan kondisi yang mempengaruhinya, dengan mengatahui hal ini guru dapat menciptakan kondisi-kondisi tertentu agar siswa lebih termotivasi dalam belajarnya. b. Bagi Peneliti Selanjutnya

7 Memberikan informasi sebagai referensi khususnya penelitian yang berhubungan dengan persepsi siswa terhadap bimbingan guru dan motivasi belajar yang dilakukan dengan memberikan data ilmiah.