(3) Penulis mempunyai pengalaman yang cukup dalam mengenal wilayah serta

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE KAJIAN

III. METODOLOGI KAJIAN

METODE KAJIAN Lokasi dan Waktu Kajian

III. METODE KAJIAN 3.1. Tipe Kajian 3.2. Aras Kajian 3.3. Strategi Kajian

METODE KAJIAN. Tipe Kajian

METODOLOGI KAJIAN Tempat dan Waktu Kajian Lokasi penelitian

METODE KAJIAN. Proses dan Metode Kajian

III. METODE KAJIAN 3.1. Strategi Kajian Batas-Batas Kajian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE KAJIAN. Tabel 1. Jadwal Rencana Pelaksanaan Kajian Pengembangan Masyarakat di Kelurahan Campaka Kecamatan Andir Kota Bandung

III. METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI Lokasi dan Waktu Kajian Lapangan

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI Pendekatan dan Strategi Kajian Tipe Kajian

METODE KAJIAN Sifat dan Tipe Kajian Komunitas Lokasi dan Waktu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

31 kegiatan yang menyebabkan kerusakan di hulu DAS dan juga melihat bagaimana pemangku kepentingan tersebut melakukan upaya penyelamatan hulu DAS Cita

III. METODE KAJIAN Metode dan Strategi Kajian

BAB III METODE KAJIAN

METODOLOGI KAJIAN. Metode dan Strategi Kajian

METODE KAJIAN. Tipe Dan Aras Kajian. Tipe Kajian

III. METODOLOGI KAJIAN

III. METODE KAJIAN. 3.1 Batas Kajian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PENDEKATAN LAPANG

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. mengenai Strategi Kampanye Politik dalam Pemilihan Kepala Kampung di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sulawesi Tengah. Dengan judul penelitian Kajian bentuk dan makna simbolik

RANCANGAN PROGRAM RENCANA AKSI PENGEMBANGAN KBU PKBM MITRA MANDIRI

BAB III PENDEKATAN LAPANGAN

III. METODOLOGI KAJIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yang

III. METODOLOGI PENELITIAN

HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR...

PROGRAM DALAM MENGATASI KETIMPANGAN TINGKAT PERKEMBANGAN KUBE

III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PENDEKATAN LAPANGAN

BABV HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN Paradigma Penelitian Desain Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, pengumpulan data, analisis, dan penyajian hasil penelitian. Penulisan

BAB III METODOLOGI KAJIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

VI. PROGRAM PENGUATAN KELEMBAGAAN KOPERASI

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Peneliti

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan informasi untuk digunakan sebagai solusi atau jawaban atas

STRATEGI DAN PERENCANAAN PROGRAM BERDASARKAN ANALISIS HARVARD DAN PEMBERDAYAAN LONGWE

METODOLOGI KAJIAN Lokasi dan Waktu Kajian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI KAJIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan suatu cara atau proses yang digunakan di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Panti Asuhan AR-Rahman dengan

BAB III METODE PENELITIAN. kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat

BAB III METODE PENELITIAN. untuk melakukan penelitian. Sehubungan dengan itu, dalam penelitian ini peneliti

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. penyelesaian masalah akan lebih mudah apabila

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. mengumpulkan data serta bagaimana melakukan penelitian di lapangan (Nazir,

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan tipe penelitian dengan pendekatan kualitatif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Saebani (2008 : 123) menyatakan sebagai berikut: Penelitian dilakukan di MAN Yogyakarta 3, yang terletak di Jl.

BAB III METODE PENELITIAN. ditujukan untuk menganalisis secara mendalam dan mendeskripsikan suatu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan di Kota Pontianak dan faktor-faktor yang

BAB III METODE PENELITIAN. mandiri baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa. Penulis Melakukan Penelitian di Kabupaten Kampar- Riau, lokasi

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF. Participatory Action Research (PAR). Metodologi tersebut dilakukan dengan

BAB III METODE PENELITIAN

TUGAS DAN FUNGSI KECAMATAN TAMAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Tabongo Timur Kecamatan Tabongo

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. memperdalam makna individu atau kelompok dalam masalah sosial maupun

1. Membangun kemitraan dengan masyarakat dan pemangku kepentingan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yang

3.1. Strategi Kajian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara dan prosedur yang sistematis dan

BAB III METODE PENELITIAN. kematangan emosi siswa di SMP Negeri 23 Banjarmasin ini termasuk jenis penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan data deskriptif, berupa kata-kata,

METODE KAJIAN Tipe dan Aras Kajian Strategi Kajian

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 47 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UMUM FORUM FOR ECONOMIC DEVELOPMENT AND EMPLOYMENT PROMOTION

PROCEEDING KEGIATAN PENYELENGGARAN FOCUS GROUP DISCUSSION (FGD 2) RPKPP KABUPATEN JOMBANG

PROCEEDING KEGIATAN PENYELENGGARAN PRA FOCUS GROUP DISCUSSION (PRA FGD 3) RPKPP KABUPATEN JOMBANG

BAB I PENDAHULUAN. asasi manusia. Perlakuan khusus tersebut dipandang sebagai upaya maksimalisasi

BAB III METODE PENELITIAN. terjadi pada koperasi ini pada tahun

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan pada fokus permasalahan yang dikaji yaitu kemampuan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI 3.1. Metode Kajian ivieiode kajian yang digullakan adaiah kajian komuniias ekspianasi, yaiiu pencarian pengetahuan dan pemahaman yang benar tentang berbagai aspek... C'nc:-i"::)l v...,..., "... ry'illni+~s mo'a'u i '~V"'... '''<... I,...,, I....ovsnl~nas;,~ pia. '\'moniolaskan),...,'j..., \ fa"'or.u pon"obab... '7... sua'" U." kejadian/gejala sosial yang dipertanyakan, atau mengidentifikasi jaringan sebab akibat berkenaan dengan suatu kejadian atau gejala sosial melaui data kualitatif. Kajian ini difokuskan bagaimana penguatan kapasitas koperasi dalam pengelolaan organisasi dan kerjasama yang lebih optimal, baik dalam pengelolaan, penambahan modal dan kemitraan, yang mendukung penguatan kapasitas koperasi untuk memberdayakan penyandang tuna netra di Kelurahan Pasirkaliki. Dalam kajian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan harapan dapat memperoleh informasi seeara mendalam dan mengetahu: per:st!wa peristiwa yang terjadi dalam komunitas penyandang tuna netra. Pendekatan kualitatif untuk memperoleh gambaran yang utuh dan menyeluruh dari pola perilaku, tindakan dan interaksi anggota dan pengurus koperasi terse but serta dukungan pihak luar terhadap koperasi. Dengan mempertimbangkan aras kajian tersebut, maka tipe kajian ini ltlenggunakan aras kajian subyektif-mikro, yaitu upaya memahami sikap, pola perilaku dan upaya-upaya yang ada berkaitan dengan masalah yang dipertanyakan, dengan menggunakan strategi studi kasus (Sitorus dan Agusta, 2005) 3.2. Lokasi dan Waktu Kajian Kajian pengembangan kapasitas kelembagaan koperasi penyandang tuna netra dilakukan di Kelurahan Pasirkaliki, Keo::amatan Cieendo, Kota Bandung, Propinsi Jawa Bara!. Pemilihan terhadap kelurahan tersebu! dilakukan seeara sengaja dengan maksud menemukan tempa! yang relevan dengan tujuan penelitian. Dasar pertimbangan dari pemilihan Kelurahan Pasirkaliki sebagai lokasi kajian antara lain sebagai beriku! : (1) Kelurahan tersebut merupakan kelurahan yang banyak diminati untuk tempat tinggal penyandang tuna netra. Berdasarkan hasil wawancara

dengan informan, terdapat 102 penyandang tuna netra tinggal dikelurahan Pasirkaliki. (2) Koperasi penyandang tuna netra merupakan koperasi yang dibentuk mumi dari a3pirasi dan dorongan kominitas penyandang tuna netra yang ada pada kelurahan tersebut. (3) Penulis mempunyai pengalaman yang cukup dalam mengenal wilayah serta komunitas penyandang tuna netra yang ada di kelurahan tersebut sehubungan dengan pekeljaan penulis sebagai Pekelja So sial di Panti Sosial Sina Netra Wyata Guna yang berdomisili di kelurahan Pasirkaliki. Waktu kajian dhakl!kan secara bertahap dan telah diawali cfengan pemetaan so sial masyarakat Kelurahan Pasirkaliki pada bulan Nopember 2005 dilanjutkan dengan kegiatan evaluasi program pengembangan masyarakat yang berkenaan dengan pengembangan kelembagaan koperasi penyandang tuna netra pad a bulan Maret 2006. Sedangkan kajian mendalam tentang pengembangan kelembagaan koperasi serta penyusunan program kegiatan dilaksanakan pad a bulan Juli sampai Agustus 2006. 3.3. Teknik Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam kajian lapangan adalah data primer dan sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dali informan dan hasil pengamatan lapangan. Data sekunder adalah data yang diperoleh dali data statistik, dokumenllaporan atau publikasi yang diperoleh dali kelurahan atau instansi teknis terkait serta kcperasi, seperti monografi kelurahan, laporan tahunan dan dokumen lainnya. 3.3.1. Pengamatan atau Observasi Pengamatan langsung di lapangan yaitu mengamati kondisi fisik saran a dan prasarana koperasi, pengelolaan organisasi, serta aktivitas pengurus dan anggota dalam berkoperasi. Observasi langsung menu rut Adimihalja dan Hikmat (2004), merupakan metode perolehan informasi yang mengandalkan pengamatan langsung di lapangan, baik menyangkut objek, kejadian, proses, hubungan maupun kondisi masyarakat dan lingkungan alam yang berkaitan dengan proses dialog. Observasi langsung ke lokasi penelitian dilaksanakan hingga data dirasakan cukup terpenuhi. 21

Melalui kegiatan observasi pengkaji dapat memperoleh data bahwa hubungan sosial yang terjadi antara pengurus dan anggota telah be~alan dengan baik. Ada kepercayaan yang kuat dari anggota kepada pengurus demikian juga dari pengurus kepada anggola. Koperasi penyandang tuna netra ini belum bisa berfungsi dan berjalan dengan baik dikarenakan adanya masalah-rnasalah yang belum dapat teratasi baik masalah yang berasal dari dalam koperasi maupun yang berasal dari luar koperasi. Masalah-masalah tersebut diantaranya kesulitan pen gurus untuk bisa meningkatkan modal baik yang bersumber dari dalam maupun dari luar. Manajemen koperasi belum bisa dikerjakan dengan benar karena keterbatasan pengetahuan pengurus. Kegiatan usaha koperasi hanya satu jenis yaitu simpan pinjam sedangkan untuk membuka us~ha lain masih sulit untuk dapat direalisasikan. Jaringan pengurus dengan pihak luar belum dapat dilakukan karena keterbatasan pengurus dalam memperoleh informasi untuk dapat menjangkau akses. 3.3.2. Wawancara Wawancara mendalam, yaitu cara pengumpulan data yang berkaitan dengan permasalahan kajian melalui temu muka atau temu wicara yang dilakukan pengkaji dengan tineliti ~nforman). Pertanyaan yang diajukan tidak berdasarkan struktur tertentu tetapi terpusat pada satu pokok tertentu. Menurut Sitorus dan Agusta (2005), wawancara mendalam merupakan proses temu muka berulang antara peneliti dan subyek tineliti. Melalui wawancara mendalam yakni menggali informasi secara mendalam dari subyek informan yang dipilih sehingga mendapat data yang lengkap. Untuk melaksanakan hal tersebut, pengkaji terjebih dahulu mempersiapkan pedoman wawancara yang berkenaan dengan informasi yang ingin diperoleh dari subyek kajian. Wawancara mendalam dilaksanakan kepada penyandang tuna netra selaku anggota dan pengurus koperasi, masyarakat yang mempunyai pengalaman dalam berkoperasi, lembaga-iembaga baik yang ada di masyarakat, pemerintah maupun swasta yang terkait dengan usaha pengembangan koperasi. Seperti dengan Kelurahan Pasirkaliki, P2KP Kelurahan Pasirka.liki, Dinas Koperasi, Dinas Sosial, PT Bio Farma, BK3S Propinsi Jawa Barat, Koperasi PSBN Wyata Guna, Hotel Griya Indah dan Koperasi PERTUNI Jawa Barat. Kegiatan wawancara dilaksanakan oleh pengkaji dengan cara kelompok maupun individual. Pelaksanaan secara kelompok dimaksudkan untuk 22

memperoleh informasi secara kasar atau mengecek informasi yang telah diperoleh dari pihak lain. Sedangkan secara individual dimaksudkan untuk memperoleh informasi lebih dalam yang tidak didapat pad a wawancara kelompok. 3.3.3. Diskusi KeJompok Terarah Saharudin (2005) menjelaskan bahwa diskus; kelompok terarah atau Focus Group Discussion merupakan suatu forum yang dibentuk untuk saling membagi informasi dan sebagai pengalaman diantara para peserta diskusi dalam satu kelompok untuk membahas masalah khusus. Kegiatan diskusi kelompok terarah diiaksanakan berdasarkan permasalahan yang ditemukan pada saat wawancara. Dalam kajian ini FGD dilaksanakan sebanyak dua kali. Yang pertanra diskusi kelompok terarah yang diikuti oleh pengurus dan anggota koperasi. Kegiatan ini dipandu oleh salah seorang peserta diskusi yattu ketua koperasi Indera Raba. Yang menjadi topik bahasan dalam diskusi ini adalah: (1) bagaimana keragaan koperasi saat ini, (2) permasalahan-permasalahan yang ada baik yang dihadapi oleh anggota maupun oleh pengurus, serta (3) harapan-harapan dari anggota maupun pengurus tentang koperasi di masa yang akan datang. Topik bahasan dalam diskusi kedua adalah: (1) pengungkapan kembali apa yang menjadi permasalahan dan harapan yang ingin dicapai baik oleh anggota, pengurus koperasi maupun stakeholder, (2) membuat rumusan masalah dan prioritas masalah, dan (3) me:mbuat rencana pemecahan masalah. Setelah kegiatan diskusi kedua berakhir kegiatan dilanjutkan dengan mengadakan lokakarya yang menghadirkan stakeholder. Dalam kegiatan lokakarya ini dipaparkan apa yang menjadi masalah dan solusi pemecahan masalah dalam pengembangan koperasi. Dengan adanya lokakarya stakeholder dapat memahami rencana pemecahan dan peranan mereka dalam rencana program tersebut, sehingga kemungkinan program dapat diwujudkan lebih memungkinkan. Rincian data, sumber data, teknik yang digunakan instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data dapat dilihat pad a Tabel 1, berikut ini: 23

Tabel 1: Tujuan, Variabel, Parameter, Sumber, Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data. No Tujuan Variabel Parameter Sumber Data Teknik Instrumen 1. Mengetahui ~ Modal - Pengumpulan, Pengurus - Observasi Pedoman permasalahan - Manajemen penggunaan Anggota - WalN'ancara wawancara dan keragaan - Kegiatan modal koperasi usaha - Perencanaan, - Jaringan pengorganisasjan dan pengawasan - Jenis dan perkembangan usaha - jejaring dengan pihak luar 2. Mengetahui - Kapasitas - Pengetahuan, - Pengurus - Observasi Pedoman faktor-faktar pengurus keterampilan - Anggota -Wawancara Wawancara yang - Kapasitas dan sikap - Kelurahan mempengaruhi anggota pengurus dim Pasirkaliki keragaan - Dukungan mengelola - Dinas koperasi pemerlntah, koperasi Koperasi masyarakat - Pengetahuan - PSBN dan swasta dan sikap Wyata anggota Guna dalam - PTBio mengikuti Farma koperasi - BKM - Partisipasi P2KP dan bantuan yang diberikan oleh pemerintah, masyarakat dan swasta 3. Menyusun - Data - Malisis - Pengurus Diskusi Pedoman program aksi patensl patensi - anggota Kelompok diskusi pengembang- dan dan masalah - Pegawai Terarah an masalah pengurus kelurahan kelembagaan pengurus dan - Ketua koperasi dan ang90ta P2KP an9gota - Penetapan - Staf - Potensi alternatif Dinas dan masalah Koperasl masalah - Analisis - Pengurus koperasi atternatif Koperasi - Rencana program PSBN ke~a - Penentuan Wyata program aksi Guna - Pelaksanaan - Pengurus program aksi Koperasi masyarakat - Pegawai PTBio Farma 24

3.5. Pengolahan Data Pengolahan data adalah memasukan data ke tabuiasi atau komputer serta dibuat tabel frekuensi dan tabel silang. Sebelumnya data sudah harus diedi: baik pad a tahap pengisian kuesioner, pengkodean, maupun pada tahap pemindahan lembaran kode ke komputer (Sitorus dan Agusta, 2005). Dengan demikian pengolahan data disesuaikan dengan kebutuhan dari kajian. Untuk menganalisis penguatan kapasitas koperasi digunakan metode kualitatif dan kuantitatif. Metode analisi kualitatif akan menghasilkan data deskriptif berupa data tertulis atau lisan dan orang-orang atau perilaku yang dapat diamati di lapangan. Pendekatan kuantitatif adalah dengan mengolah dan menganalisis data dengan menggunakan tabulasi frekwensi, seperti data jumlah penduduk menurut umur, tingkat pendidikan, disajikan menggunakan tabel. Sitorus dan Agusta (2004) menjelaskan bahwa analisis data kualitatif meliputi tiga jalur, yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Dalam melakukan reduksi data pengkaji berusaha memilah dari data-data yang terkumpul dengan cara menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, serta membuang atau mengabaikan data yang tidak perlu. Pemilihan ini didasarkan kepada tujuan dari pen gada an penelitian. Dengan melakukan reduksi data maka pengorganisasian data dan kesimpulan akhir dapat diambil. Dalam membuat penarikan kesimpulan pengkaji tenebih dahulu melakukan verifikasi atas kesimpulan. Kesimpulan-kesimpulan tersebut diverifikasi selama penelitian berlangsung dengan cara: (1) memikir ulang selama penulisan, (2) tinjauan ulang pad a catatan-catatan lapangan, (3) peninjauan kembali dan tukar pikiran antar teman sejawat untuk mengembangkan kesepakatan intersubyektif. 3.6. Metode Perancangan Program Metode perancangan program dalam kajian ini menggunakan metode Logical Framework Analysis (LFA), seperti yang dikemukakan oleh Sumardjo dan Saharudin (2005) dengan tahapan kegiatan yang dilakukan, sebagai berikut: Tahap pertama: Melaksanakan analisis masalah melalui wawancara mendalam, diskusi kelompok terarah dan Partisipatory Assesment Method yang menghasilkan prioritas masalah. Pada tahap ini dilakukan identifikasi potensi dan penmasalahan yang dihadapi pengurus, anggota dan pihak luar (pemerintah, masyarakat dan swasta). Pertemuan dilakukan secara terpisah antara 25

pengurus,anggota, tokoh masyarakat, aparat pemerintah kelurahan, pihak Dinas Koperasi, pihak PT BIO Farma dan pihak Hotel Grya Indah. Selanjutnya data yang sudah terkumpul diutarakan pad a saat diskusi kelompok sgsuai dengan identifikasi masalah tersebut. Tahap kedua: Melaksanakan analisis tujuan. Analisis yang telah dirumuskan, maka langkah selanjutnya melaksanakan analisis tujuan melalui Partisipatory Assesment Method dan diskusi kelompok parsial serta diskusi kelompok seluruh anggota dan pengurus, sehingga memperoleh analisis tujuan yang akan dirumuskan bersama. Tahap ketiga: Melaksanakan analisis alternatif berdasarkan anaiisis tl~juan yang dirumuskan pada tahap pendahuluan. Pada tahap ini dirancang bersama pengurus dan anggota. Analisis alternatif untuk memilih beberapa pokok kegiatan penting dari beberapa ahematif yang ada. Kegiatan dilakukan melalui diskusi kelompok yang selanjutnya dilaksanakan melalui Partisipatory Assesment Method. Tahap keempat: Menyusun analisis stakeholder berdasarkan identifikasi yang sudah dilakukan pada tahap wawancara. Pada tahap ini disusun matrik mengenai siapa saja pihak terkait (stakeholder) yang dimanfaatkan dan dilibatkan dalam perancangan program serta dianalisis mengenai kekuatan masing-masaing stakeholder. Tahap kelima: Menyusun perencanaan program berdasarkan hasil diskusi dan tanggapan hasil diskusi tersebut. Penyusunan program dilakukan dengan menggunakan metode diskusi yang melibatkan pengurus, anggota, tokoh masyarakat, Dinas Sosial, Dinas Koperasi, PT Bio Fanma dan BKM P2KP Kelurahan Pasirkaliki. Kegiatan diskusi dilaksanakan sebanyak dua kali yaitu pertama dilaksanakan di Panti Pijat Indera Raba pad a hari kamis, 22 Juli 2005, kedua dilaksanakan hari Sabtu, 14 Agustus 2005 di gedung pertemuan PSBN Wyata Guna. Dalam pertemuan ini peserta diberi kesempatan untuk menanggapi topik pembahasan kemudia'l dilanjutkan dengan kegiatan diskusi kelompok terarah. Dalam forum tersebut peserta diminta mengungkapkan kegiatan yang diinginkan sehubungan dengan penguatan kapasitas koperasi. Setelah kegiatan teridentifikasi kemudian merancang waktu pelaksanaan program dan sumber biaya kegiatan. Dalam melaksanakan kajian ini pengkaji berperan sebagai fasilitator untuk menghimpun data dan informasi serta menganalisis secara bersama. 26