BUDIDAYA SAYURAN ORGANIK DI DUSUN SIDODADI DAN DUSUN SUKA MAJU DENGAN MENGGUNAKAN KOMPOS BERBASIS MOL REBUNGCOT. Gusniwati dan Dedy Antoni Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Jambi Abstrak Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah memberi penjelasan dan pengetahuan transfer teknologi pembuatan komposter system daun dan demplot budidaya tanaman sayuran, untuk meningkatkan kemampuan Ibu-ibu yang tergabung dalam kelompok PKK di Dusun Sidodadi dan Dusun Suka Maju, sebagai salah satu kegiatan dalam Tridharma Perguruan Tinggi. Manfaat yang diharap dari kegiatan ini adalah memberikan masukan teknologi pembuatan kompos dengan kmposter system daun dan cara budidaya tanaman sayuran organic yang dapat dilakukan secara mandiri maupun secara kelompok. Pelaksanaan kegiatan pengabdian ini dibagi menjadi menjadi empat tahap kegiatan yaitu; melakukan survey dan pendekatan pada kelompok masyarakat sasaran, menentukan jadwal kegiatan, melakukan pelatihan dan percontohan pembuatan mol rebungcot dan kompos serta budidaya tanaman sayuran, dan evaluasi kegiatan pengabdian. Respon kelompok PKK Dusun Sidodadi dan Dusun Suka maju cukup beragam. Kelompok mayarakat yang antusias dibina secara intensif. Kegiatan yang dilakukan dapat memberi kontribusi bagi kelompok sasaran terutama dalam usaha budidaya sayuran di pekarangan. Kata Kunci: Komposter system daun, mol rebungcot, Budidaya sayuran organik I. PENDAHULUAN 1.1. Analisis Situasi Desa Suka Maju Kecamatan Geragai adalah salah satu desa yang termasuk dalam kategori Desa Miskin dan Tertinggal. Desa ini belum mendapat sentuhan dari PEMDA setempat untuk dibina, namun dalam RPJP Tanjung Jabung Timur sudah masuk dalam daftar desa yang akan dibina secara mandiri pada tahun 2014. Jarak Desa ini ke Ibu Kota Kecamatan adalah sekitar 20 Km dan jarak ke Ibu Kota Kabupaten sekitar 35 Km serta jarak ke Ibu Kota Provinsi adalah 120 Km. Jumlah penduduk Desa Suka Maju 892 jiwa, dengan jumlah laki-laki 408 jiwa dan dari jumlah tersebut 67,34 persen adalah usia produktif. Jumlah perempuan 484 jiwa, dan dari 65,21 persen adalah usia produktif (BPS, 2011). Masyarakat di Desa ini adalah masyarakat majemuk, terdiri dari berbagai suku Jawa, Jambi dan Batak. Hal ini merupakan suatu dinamika dalam masyarakat untuk dapat lebih maju lagi. Mata pencarian penduduk sebagian besar adalah petani. Namun hanya beberapa orang saja yang mempunyai lahan diatas 2 ha, sebagian besar hanya memiliki lahan pembagian eks-transmigrasi sehingga untuk memenuhi kebutuhan hidupnya harus menjadi buruh tani di perkebunan kelapa sawit atau penyadap pohon karet. Sebagian besar warga tidak mampu adalah buruh tani, pada pagi sampai siang hari bekerja sebagai buruh tani di perkebunan karet atau kelapa sawit dan selanjutnya mengolah lahan sayuran. Luas Desa ini adalah 18,75 km persegi. Sebagian besar wilayah ini adalah perkebunan sawit, yang dimiliki oleh perusahan swasta. Penduduk setempat pada umumnya adalah buruh tani di Perkebunan (70 persen), petani tanaman pangan-sayuran (20 persen) dan pedagang (10 persen). Desa Suka Maju terdiri dari 25 RT, dengan jumlah KK per RT 15 sampai 20 Rebungcot 1
KK. Di Desa Suka Maju terdapat 5 Dusun yaitu, Dusun Suka maju, Dusun Sidorejo, Dusun Sidomulyo, Dusun Sukasari, Dusun Sidodadi. Kelompok PKK di Dusun Sidodadi yang akan menjadi sasaran kegiatan ini adalah Ibu-ibu yang tergabung dari 5 RT. Kelompok ini berdiri pada Tahun 1992, dengan jumlah anggota 59 orang. Rata-rata pendidikan anggota Kelompok PKK adalah SMP kebawah. Pada umumnya ibu-ibu ini tidak bekerja (80 persen), sisanya ada yang guru PAUD dan dagang. Kelompok PKK di Dusun Sidodadi dibagi kedalam 5 Dasa wisma, pembagian per dasa wisma didasarkan pada RT. Jadi jumlah anggota per dasa wisma tidak sama, antara 10 sampai 17 orang. Kelompok PKK di Dusun Suka Maju yang akan menjadi sasaran kegiatan ini adalah Ibu-ibu yang tergabung dari 5 RT. Kelompok ini berdiri pada Tahun 1998, dengan jumlah anggota 54 orang. Rata-rata pendidikan adalah SMP kebawah. Pada umumnya ibu-ibu ini tidak bekerja (80 persen), sisanya ada yang guru PAUD dan dagang. Kelompok PKK di Dusun Suka Maju dibagi kedalam 5 Dasa wisma, pembagian per dasa wisma didasarkan pada RT. Jadi jumlah anggota per dasa wisma tidak sama, antara 10 sampai 15 orang. Setiap rumah pada umumnya mempunyai halaman yang luas, dan banyak diantaranya bersatu dengan lahan sawit atau lahan karet. Pada umumnya sudah dimanfaatkan untuk dijadikan warung hidup untuk keperluan sehari-hari., namun belum optimal dalam pemanfaatan lahan pekarangannya. Keadaan ini disebabkan pendidikan ibu-ibu yang rendah sehingga kemampuan untuk mengembangkan diri untuk membantu pendapatan keluarga juga sangat rendah, keadaan ini berhubungan erat dengan kondisi ekonomi yang lemah. Untuk membantu ekonomi keluarga, para ibu di Desa ini memanfaatkan pekarangan dengan warung hidup dan TOGA. Dalam pemanfaatan pekarangan biasanya ditanam dengan tanaman sayuran secara tumpangsari dan tumpang gilir antara kacang panjang, kangkung, bayam, caisin, cabe merah, cabe rawit, tomat dan umbiumbian seperti ubi jalar, ubi kayu. Juga terdapat tanaman obat-obatan. Semua ditanam secara bercampur ( polikultur). Pengolahan tanah hanya dilakukan pada awal penanaman dan pemupukan diakukan dengan menggunakan pupuk anorganik Urea, SP-36, KCl dan pupuk kandang sapi. Pemupukan yang dilakukan secara terusmenerus dengan pupuk anorganik yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan struktur tanah dan menurunkan produktivitas lahan. Hal ini tampak dari hasil sayuran yang ditanam di pekarangan yang sangat rendah, dan hanya dapat dijual di warung dan pada pasar-pasar mingguan yaitu pasar yang hanya ada satu kali dalam sepekan. Rendahnya hasil ini disebabkan karena pemupukan tidak optimal, pada waktu tertentu ketika harga pupuk mahal dan langka di pasaran tanaman tidak dipupuk. Pemanfaatan limbah pertanian dari pekarangan, rumah tangga ataupun dari kebun sayuran untuk dijadikan kompos ataupun pupuk organik belum dilakukan, hal ini disebabkan karena terbatasnya informasi, penyuluhan dan pengetahuan para ibu (juga tidak ada informasi dari Kepala Keluarga). 1.2.Perumusan Masalah 1. Hasil tanaman sayuran dari pekarangan masih rendah, ibu-ibu PKK maupun keluarga petani (di kebun sayuran), sangat bergantung pada pupuk anorganik, yang biasa di suplai oleh Dinas Pertanian, pada waktu tertentu ibu-ibu PKK dan keluarga petani harus membeli, karena bantuan terlambat atau tidak mendapat jatah atau pembagian dari Dinas Pertanian setempat. Rebungcot 2
2. Mitra adalah Ibu Kelompok PKK yang mata pencarian Kepala Keluarganya adalah petani sayuran dan buruh tani insedentil (separuh waktu) di Perkebunan sawit dengan penghasilan yang sangat rendah, sulit membeli pupuk anorganik yang semakin tinggi harganya dan langka di pasaran sehingga pemupukan menjadi tidak teratur, tergantung keadaan keuangan. 3. Ibu Kelompok PKK belum pernah menggunakan dan mengetahui cara mengolah sampah pertanian menjadi pupuk organik padat (kompos) dengan bantuan alat komposter sistem daun. 1.3. Tujuan Kegiatan 1. Target Rencana Jangka Menengah Pemerintah Kabupaten untuk meningkatkan kemampuan dan pendapatan Rumah Tangga Miskin dengan mengaktifkan dan memberdayakan kaum wanita dalam menambah pengetahuan dan pendapatan dengan memanfaatkan Pekarangan sebagai Warung Hidup dan Lumbung Hidup. (KRPL: Kawasan Rumah Pangan Lestari) 2. Dalam rangka meningkatkan kemampuan untuk mengembangan diri Ibu-ibu Kelompok PKK Dusun Sidodadi dan Kelompok PKK Dusun Suka Maju.. 3. Mengurangi ketergantungan terhadap bantuan PEMDA/Dinas Pertanian akan pupuk anorganik. 1.4. Manfaat Kegiatan a. Dimilikinya pengetahuan dan teknologi membuat kompos dari kompostersistem daun berbasis mol rebungcot. b. Adanya wadah kegiatan Ibu-Ibu kelompok PKK pada Dusun Sidodadi dan Dusun Suka Maju. II. MATERI DAN METODE 2.1. Kerangka Pemecahan Masalah Dengan semakin meningkatnya harga pupuk (pupuk Urea, TSP dan KCl, di lokasi mitra sekitar lima belas ribu rupiah per Kg), dan semakin langka ketersediaan pupuk tersebut di pasaran, diperlukan suatu alternatif untuk mengurangi pengeluaran dalam membeli pupuk dan ketergantungan penggunaan bahan-bahan kimia (pupuk anorganik) pada budidaya sayuran di pekarangan. Untuk meningkatkan hasil sayuran ( warung hidup) dari pekarangan dengan tetap memperhatikan kondisi ibu Kelompok PKK yang berpenghasilan sangat rendah, maka perlu dicari alternatif budidaya yang berbasis organik, dalam budidaya tersebut tidak menggunakan input yang berbahan kimia, artinya tidak perlu membeli pupuk anorganik, sehingga pengeluaran untuk membeli pupuk dapat dikurangi. Salah satu alternative yang dapat dilakukanyaitu dengan membuat pupuk sendiri dari limbah pertanian, daun-daunan maupun sampah rumah tangga dengan menggunakan teknologi pengolah sampah komposter daun untuk mengolah limbah pertanian tersebut menjadi pupuk padat (kompos) berbasis biodecomposer mikroorganisme lokal MOL REBUNGCOT Berdasarkan kenyataan tersebut maka perlu dilakukan penyuluhan, bimbingan dan pendampingan, cara membuat dan menggunakan teknologi komposter sistem daun untuk mengolah limbah pertanian, sampah dari rumah tangga dan pekarangan menjadi kompos dengan biodekomposer MOL REBUNGCOT ( mikroorgnieme lokal campuran rebung dan bekicot) 2.2. Realisasi Pemecahan Masalah Pelaksanaan kegiatan pengabdian ini dibagi menjadi menjadi empat tahap kegiatan yaitu; melakukan survey dan pendekatan pada kelompok tani sasaran, menentukan jadwal kegiatan, melakukan Rebungcot 3
penyuluhan, pelatihan dan percontohan budidaya sayuran dipekarangan dan evaluasi kegiatan pengabdian. Sebelum kegiatan pengabdian dimulai, dilakukan pendekatan dengan ketua kelompok dan pemuka masyarakat terlebih dahulu tentang teknologi yang akan kita berikan. Langkah selanjutnya adalah menentukan waktu pelaksanaan kegiatan dan Lokasi demplot. Jadwal kegiatan disesuaikan dengan waktu luang anggota kelompok PKK. Pelaksanaan kegiatan meliputi: a. Penyuluhan Pembuatan Dekomposter system daun, pembuatan mol rebungcot dan pembuatan kompos. Kegiatan penyuluhan dilakukan kepada seluruh anggota kelompok PKK Dusun Sidodadi dan Dusun Suka Maju dengan materi : bagaimana cara membuat alat dekomposter system daun, cara membuat mol rebungcot cara membuat kompos dengan menggunakan komposter. b. Pelatihan Membuat membuat mol rebungcot Masyarakat terlibat langsung dalam mempersiapkan bahan baku seperti rebung, bekicot yang akan digunakan untuk membuat mol. Kegiatan ini dikerjakan oleh semua anggota kelompok secara bersama-sama sampai selesai, Pelaksanaan dilakukan di masing-masing dusun kelompok PKK. c. Pelatihan membuat Kompos Pembuatan kompos dilakukan oleh hamper semua anggota secara bergotong royong, mulai dari penyediaan bahan untuk kompos sampai dengan proses pengolahan kompos. d. Pendampingan Kegiatan budidaya sayuran di pekarangan dengan menggunakan pupuk kompos yang telah dibuat oleh masyarakat dilaksanakan dengan membuat demplot. Evaluasi kegiatan dilakukan agar sasaran kegiatan pengabdian dapat tercapai 2.3. Khalayak Sasaran Khalayak sasaran dalam kegiatan pengabdian pada masyarakat adalah anggota kelompok PKK yang berlokasi di Dusun Sidodadi dan Dusun Sukamaju Desa Suka Maju Kecamatan Geragai Kabupaten Tanjung Jabung Timur yang setiap bulannya aktif mengadakan pertemuan. 2.4. Metode Kegiatan Metode kegiatan dibagi dalam 3 (tiga) kategori agar transfer ilmu pengetahuan dan teknologi dapat berjalan dengan baik yaitu; a. Penyuluhan Pembuatan dekomposter system daun, pembuatan mol rebungcot, pembuatan kompos dan budidaya sayuran di pekarangan. Langkah penyuluhan dimulai dari teknik pembuatan dekomposter system daun, Pembuatan mol rebungcot, kompos dan budidata sayuran dipekarangan, Pelaksanaan penyuluhan dilakukan dua kali dengan menggabungkan 2 kelompok PKK di kantor Desa Suka Maju. Dalam kegiatan ini dihadiri 40 orang ( 70%) anggota dan perangkat Desa Suka Maju. Penyululuhan diikuti dengan antusias oleh ibu-ibu terlihat dari diskusi, karena kegiatan ini merupakan hal yang baru bagi mereka. b. Pelatihan dan pembuatan Komposter system daun, pembuatan Mol rebungcot dan Pembuatan kompos. c. Materi yang disampaikan dalam penyuluhan direalisasikan dalam kegiatan pelatihan dan pembuatan Komposter system daun, pembuatan Mol rebungcot dan Pembuatan kompos. Dalam pemnbuatan mol dn kompos tidak ada masalah dikerjakan dengan baik oleh anggota kelompok. Akan tetapi tidak demikian halnya dengan pembuatan dekomposter, perlu bantuan orang bengkel untuk memotong dan mengelas besi. Rebungcot 4
d. Pendampingan. Untuk pemanfaatan kompos yang telah dibuat di adakan demplot budidaya sayuran dipekarangan. III. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada tahap awal kegiatan, setelah ditentukan lokasi pengkajian teknologi, dilakukan sosialisasi pada 23 Meil 2014 dengan kepala desa, Ketua kelompok dengan tujuan untuk memperkenalkan teknologi yang akan dikaji dan menentukan jadwal pelaksanaan dan persiapan tempat serta mempersiapkan undangan untuk peserta kegiatan. 1. Penyuluhan Tentang Pembuatan Dekomposter Sistem Daun, Mol Rebungcot dan Kompos Dalam rangka memberikan bekal bagi petani dalam menerapkan teknologi pengomposan dengan dekomposter system daun berbasis mol rebungcot dilaksanakan penyuluhan pada 31 mei tentang pembuatan mol rebungcot dilakukan dalam rangka menyampaikan cara membuat mol rebung dan bekicot yang nantinya akan digunakan sebagai bioaktivator dalam pembuatan kompos simtem komposter daun. Penyuluhan dilakukan pada 2 kelompok Ibu- Ibu PKK dikantor Desa Suka maju. 2. Pelatihan Pelatihan pembuatan kompos dilakukan dimasing-masing Dusun kelompok PKK. Tanggal 28 Juni 2014 pelatihan pembuatan kompos dilakukan di Dusun Sidodadi dan tanggal 5 Juli 2014 pelatihan pembuatan kompos di laksanakan di Dusun Suka Maju. Kompos dibuat dengan menggunakan bahan dasar daundaun dan limbah pertanian, sebagai bioaktivator digunakan mol rebungcot yang sudah dipersiapkan oleh tim karena mol yang dibuat petani belum jadi. Cara membuat; Masukkan kompos jadi ke dalam komposter hingga setebal 5 cm atau mendekati sisi terbawah pengaduk saat diputar, kemudian Cacah daun atau sayuran sepanjang 2 4 cm menggunakan pisau atau gunting kemudian masukkan bahan dan serbuk gergaji ke dalam komposter dengan perbandingan 1 : 1, lalu tambahkan dedak. Selanjutnya Larutkan gula dalam air menggunakan ember, lalu masukkan MOL REBUNGCOT. Diamkan selama satu jam. Masukkan larutan ke dalam botol semprotan. Aduk bahan kompos, lalu semprotkan larutan sebagai bioaktivator, kemudian masukkan sampah daun setiap hari hingga penuh diikuti dengan penambahan serbuk gergaji, tanpa penambahan MOL REBUNGCOT. Aduk setiap dua hari sekali. Semprotkan larutan MOL REBUNGCOT sesekali jika sedikit berbau. Kompos dapat dipanen setelah 7 14 hari Dalam kegiatan ini dihadiri sekitar 70 % dari anggota, Ibu-ibu sangat antusias dengan pelaksanaan pembuatan kompos ini karena pembuatan kompos dengan komposter sistem daun ini merupakan hal yang baru bagi mereka dan sangat mereka harapkan hasilnya untuk memupuk tanaman sayuran mereka. Dengan adanya kegiatan pengolahan sampah menjadi kompos, kompos ini dapat mensuplai kebutuhan petani akan pupuk. Dengan introduksi teknologi pupuk kompos dengan dekomposter system daun yang bebasis mol rebungcot maka petani tidak lagi perlu mengeluarkan biaya untuk membeli pupuk an organik. 3. Demplot Untuk aplikasi kompos yang sudah dibuat dilaksanaan demplot. Demplot dilakukan di beberapa tempat dipekarangan peserta kegiatan ini. Pada kegiatan ini diajarkan teknik bididaya tanaman sayuran yang benar. Tananam yang di usahaka ada beberapa jenis sayuran yaitu cabe, tomat kacang panjang, kangkung dan jagung manis. Selain itu juga di budidayakan tanaman obat-obatan dihalaman rumah Rebungcot 5
seperti temu putih, temu lawak, jahe dan kunyit. Semua budidaya sayuran yang diusahakan kelompok PKK ini dengan menggunakan pupuk kompos dan mol rebungcot sebagai pupuk tanaman mereka. Kegiatan demplot ini dilakukan dengan bergotong royong di masing-masing dusun kelompok PKK. Pelaksanaan di Dusun Sidodadi tanggal 30 Agustus 2014 dan 31 Agustus 2014 di Dusun Suka Maju. Pada kegiatan demplot ini ada kendala dalam mendapatkan air untuk menyiram tanaman, karena musim kemarau. Hujan baru mulai turun pada pertengahan bulan oktober. Akibatnya pertumbuhan tanaman agak terganggu dan untuk tanaman cabe diulang kembali menanamnya setelah ada hujan. IV. KESIMPULAN DAN SARAN 1. KESIMPULAN Berdasarkan hasil kegiatan pengabdian yang telah dilakukan pada kelompok PKK Dusun Sidodadi dan Dusun Suka Maju dapat ditarik kesimpulan bahwa, kegiatan pengabdian pada masyarakat dapat memberi kontribusi bagi masyarakat setempat dalam rangka budidaya sayuran dilahan pekarangan. Selain itu dapat membuka kesempatan bagi masyarakat untuk membuka peluang usaha dibidang penyediaan pupuk kompos padat maupun pupuk cair. 2. SARAN Melihat animo masyarakat yang cukup tinggi hendaknya dapat dilakukan kegiatan pengabdian yang lebih terprogram dan kontin serta fokus pengambidan yang lebih variatif sesuai tuntutan kebutuhan dan pemasalahan pengembangan sumber daya manusia di kawasan tersebut. DAFTAR PUSTAKA Biro Pusat Statistik. 2011. Tanjung Jabung Timur Dalam Angka. Rebungcot 6