BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembangunan nasional diperoleh dari pendapatan sektor pajak. Oleh karena itu peningkatan kemampuan fiskus juga harus ditingkatkan guna menunjang pendapatan dari sektor pajak. Pemasukan dari sektor pajak sangat diandalkan guna meningkatkan APBN (Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara). Pajak tidak hanya untuk dapat meningkatkan penerimaan APBN tetapi juga merupakan kewajiban dan hak dari setiap warga Negara untuk ikut berpartisipasi dalam bentuk peran serta terhadap pembiayaan negara dan pembangunan nasional melalui kesadaran Wajib Pajak untuk membayar pajak. Selain itu pajak juga dapat menstabilkan perekonomian dan perdagangan di dalam Negara Indonesia dalam rangka kesejahteraan masyarakat. Berikut ini disajikan persentase peran pajak terhadap APBN dalam lima tahun sejak tahun 2010 sampai dengan tahun 2014. Tabel 1.1 PERAN PAJAK TERHADAP APBN TAHUN 2010-2014 No Tahun Jumlah (dalam triliun) Prosentase Anggaran APBN Pajak Pajak : APBN % 1 2010 94966 74274 78% 2 2011 110490 85025 77% 3 2012 13114 10326 79% 4 2013 15297 11929 78% 5 2014 94230 70520 75% Sumber : www.anggaran.depkeu.go.id, diolah, 2014 1
Berdasarkan tabel 1.1 terlihat realisasi penerimaan negara yang berasal dari sektor pajak dari tahun 2010 ke tahun 2014 mengalami peningkatan kecuali pada tahun 2011 dan 2013 mengalami penurunan sebesar 1% dari tahun anggaran 2010 dan 2012 sebesar 78% dan 79% serta 3% dari tahun anggaran 2014. Dalam usaha untuk memaksimalkan penerimaan negara ini peran aktif wajib pajak perlu ditingkatkan dimana wajib pajak diberikan kepercayaan penuh untuk mendaftar, menghitung, membayar serta melaporkan sendiri jumlah pajak terutang yang menjadi kewajiban mereka. Sesuai dengan diberlakukannya azas Self Assesment System. Jumlah pertumbuhan wajib pajak orang pribadi yang mendaftar di KPP Pratama Tigaraksa Tanggerang mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2011 jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi yang terdaftar sebesar 194.611 jiwa, dengan jumlah yang wajib pajak yang melaporakan SPT sebesar 107.414 jiwa. Namun mengalami penurunan pertumbuhan pelaporan SPT pada 2012 sebesar 104.360 Jiwa dari jumlah wajib pajak yang terdaftar 268.445 jiwa sehingga didapat persentase kepatuhan sebesar 38.8%. Tabel 1.2 Persentase Kepatuhan Wajib Pajak KPP Pratama Tigaraksa Tanggerang Wajib Pajak Lapor Persentase Tahun Terdaftar SPT Tahunan kepatuhan 2011 194.611 107.414 55,19% 2012 268.445 104.360 38.8% 2013 296.328 101.700 34,3% Sumber : data dari KPP Pratama Tigaraksa Tanggerang, diolah, 2014 2
Dalam hal ini administrasi perpajakan juga wajib dibenahi karena banyak perilaku ketidakpatuhan dalam melaksanakan kewajiban perpajakan akibat mengalami kesulitan dalam memahami administrasi perpajakan. Berbagai cara telah dilakukan oleh Direktorat Jendral Pajak untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak yang masih rendah, salah satu diantaranya ialah dengan meningkatkan pelayanan fiskus. Fenomena terbaru adalah ketika Kasus makelar kasus (markus) pajak senilai Rp 25 miliar yang melibatkan pegawai Ditjen Pajak Gayus Tambunan, berpengaruh buruk terhadap citra pemerintah di bidang pajak. Masyarakat menjadi makin malas membayar pajak karena uang hasil pajak rawan disalahgunakan. Banyaknya pemberitaan mengenai Gayus akan berefek buruk terhadap upaya pemerintah meningkatkan penerimaan pajak. Karena orang akan berpikir buat apa bayar pajak kalau ternyata uangnya disalahgunakan sehingga dapat menimbulkan sikap ketidakpercayaan wajib pajak dalam membayarkan kewajiban perpajakannya Wahyu Daniel dalam detik finance (2013). Selain itu setiap Wajib Pajak menginginkan peningkatan pelayanan yang semakin baik dalam proses administrasi perpajakan dan efisiensi dalam biaya proses administrasi laporan pajak. Untuk meningkatkan pelayanan tersebut Direktorat Jendral Pajak meluncurkan secara resmi sistem electronic filling system (E-Filing) berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor Kep- 88/PJ/2004. E-Filing adalah pelaporan SPT Tahunan menggunakan sarana internet tanpa melalui pihak lain dan biaya apapun, setelah sebelumnya Wajib Pajak mendapatkan nomor e-fin. Oleh karena itu kualitas pelayanan fiskus dan penyampaian SPT dengan e-filing dapat mempengaruhi kepatuhan wajib pajak. 3
Dengan demikian bahwa sistem e-filing sangat memudahkan bagi pelayanan kepada wajib pajak karena disamping meningkatkan kemampuan wajib pajak tentang sistem informasi juga akan sangat efisien. Yang menjadi kendala selama ini adalah ketika Wajib Pajak sedang berpergian keluar negeri ataupun keluar kota dan berada jauh dari Kantor Pelayan Pajak dimana mereka terdaftar. Selain itu, apabila melaporkan menggunakan dropbox harus ditempat-tempat tertentu yang belum tentu mereka bisa temukan. Dengan adanya sistem e-filing Para wajib pajak akan lebih mudah memenuhi kewajibannya tanpa harus mengantri di Kantor Pelayanan Pajak sehingga penyampaian SPT pun lebih efektif dan efisien. Pentingnya peranan pajak dan kepatuhan wajib pajak perlu ditingkatkan melalui sosialisasi dalam bentuk penyuluhan maupun periklanan tentang membayar pajak. Apabila ada wajib pajak tidak membayar pajak, siapapun dia (termasuk para pejabat publik ataupun keluarganya) harus dikenakan sanksi sesuai ketentuan dan peraturan yang berlaku. Penerapan sanksi perpajakan seperti administrasi (denda, bunga dan kenaikan) dan pidana (kurungan atau penjara) mendorong kepatuhan wajib pajak dalam rangka membayar pajak. Namun penerapan sanksi harus konsisten dan berlaku terhadap semua wajib pajak yang tidak memenuhi kewajiban perpajakan. Perlakukan perpajakan yang tidak adil justru mengakibatkan rendahnya kepatuhan Wajib Pajak. 4
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Arum (2012) dan Feby (2014) adalah penambahan variabel yaitu e-filing. Alasan peneliti menambah variabel e-filing karena e-filing dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam menyampaikan SPT secara online dan real time. Selain itu perbedaan tempat penelitian yang dilakukan oleh Arum (2012) adalah di Wilayah KPP Pratama Cilacap dan Feby (2014) di KPP Pratama Jatinegara Jakarta sedangkan dalam penelitian ini tempat penelitian dilakukan di wilayah KPP Pratama Tigaraksa Tanggerang. Seperti yang telah dikemukakan di atas maka penulis tertarik untuk membahas Perilaku Waijb Pajak dengan judul PENGARUH PELAYANAN PERPAJAKAN, SANKSI PERPAJAKAN, DAN PENERAPAN E-FILING TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI. (Studi Kasus di Wilayah KPP Pratama Tigaraksa Tanggerang). 5
B. Perumusan Masalah Dari latar belakang di atas, dapat diambil inti permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini, yaitu: 1. Apakah pelayanan perpajakan berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi? 2. Apakah sanksi perpajakan berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi? 3. Apakah penerapan e-filing berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi? C. Tujuan dan Kontribusi Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas, tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti empiris tentang : a. Pengaruh kualitas pelayanan perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi. b. Pengaruh sanksi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi. c. Pengaruh penerapan sistem e-filing terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi 6
2. Kontribusi Penelitian Adapun manfaat atau kegunaan dari pelaksanaan penulisan ini yang hendak dicapai oleh penulis adalah sebagai berikut : a. Bagi Instansi Pajak Hasil penelitian ini dapat sebagai bahan masukan bagi Kantor Pelayanan Pajak dalam usaha meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam menjalankan kewajiban perpajakannya. b. Bagi Penulis Dengan dilakukannya penelitian ini, diharapkan dapat memperluas wawasan berpikir dan menambah pemahaman keilmuan atau pengetahuan tentang pengaruh pelayanan perpajakan, sanksi pajak, dan penerapan e- filing tehadap kepatuhan wajib pajak. c. Bagi Pembaca Hasil penelitian ini dapat dijadikan literatur bagi penelitian selanjutnya mengenai pengaruh pelayanan perpajakan, sanksi pajak,dan penerapan e- filing tehadap kepatuhan wajib pajak. 7