HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK, RIWAYAT KELUARGA DAN UMUR DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI DESA TARABITAN KECAMATAN LIKUPANG BARAT KABUPATEN MINAHASA UTARA Gloria J. Tular*, Budi T. Ratag*, Grace D. Kandou** *Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK merupakan masalah kesehatan masyarakat global dimana hipertensi berkontribusi terhadap penyakit jantung, stroke, gagal ginjal, kematian premature dan cacat. Hasil Riskesdas tahun 2013 menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 25,8% dari penduduk Indonesia. Prevalensi hipertensi melalui diagnosis tenaga kesehatan, tertinggi terdapat pada Provinsi Sulawesi Utara (15,0%). termasuk dalam 10 besar penyakit menonjol di Kabupaten Minahasa Utara tahun 2015 dengan jumlah kasus 16.380. Tujuan penelitian untuk mengetahui apakah ada hubungan antara aktivitas fisik, riwayat keluarga dan umur dengan kejadian hipertensi di Desa Tarabitan Kecamatan Likupang Barat Kabupaten Minahasa Utara. Penelitian ini menggunakan metode survey analitik dengan rancangan cross sectional (potong lintang) di Desa Tarabitan Kecamatan Likupang Barat Kabupaten Minahasa Utara pada bulan Maret - Juni 2017. Populasi pada penelitian ini adalah penduduk Desa Tarabitan Kecamatan Likupang Barat yang berjumlah 940 orang dengan jumlah sampel sebesar 145 responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik proportional sampling. Data dikumpulkan melalui data primer dan data sekunder. Alat ukur menggunakan tensimeter untuk mengukur tekanan darah dan kuesioner untuk mengukur aktivitas fisik, riwayat keluarga dan umur. Analisis data yaitu analisis univariat dan analisis bivariat menggunakan uji chi square ( =0,05; CI=95%) Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara aktivitas fisik dengan kejadian hipertensi (p=0,000), tidak terdapat hubungan antara riwayat keluarga dengan kejadian hipertensi (p=1,000) dan terdapat hubungan antara umur dengan kejadian hipertensi (p=0,000). Kata Kunci: Kejadian, Aktivitas Fisik, Riwayat Keluarga, Umur ABSTRACT Hypertension is a global public health problem in which hypertension contributes to heart disease, stroke, kidney failure, premature death and disability. The results of Riskesdas in 2013 indicated that the prevalence of hypertension in Indonesia is 25.8% of Indonesia's population. The highest prevalence of hypertension through the diagnosis of health workers are located in North Sulawesi (15.0%). Hypertension is included in the top 10 major diseases in Minahasa Utara District in 2015 with a total of 16,380 cases. The purpose of the research was to determine the relationship between physical activity, family profile and age towards the incidence of hypertension in Tarabitan Village, Likupang Barat Sub-district, Minahasa Utara District. This research used analytical survey method with cross-sectional design in Tarabitan Village, Likupang Barat Sub-district, Minahasa Utara District in March until June 2017. The population in this research was the population of Tarabitan Village, Likupang Barat District amounted to 940 people with 145 respondents as the sample. Sampling technique used was proportional sampling technique. Data were collected through primary and secondary data. The measuring instrument was a tensimeter which was used to measure blood pressure and questionnaires to measure physical activity, family profile and age. Data analysis were univariate analysis and bivariate analysis by the use of chi square test ( = 0,05; CI = 95%). The results indicated that there was a relationship between physical activity and hypertension (p = 0,000), there was no relationship between family profile and hypertension (p = 1,000) and there was a relationship between age and hypertension (p = 0,000). Keywords: Incident of Hypertension, Physical Activity, Family Profile, Age 1
PENDAHULUAN merupakan masalah kesehatan masyarakat global dimana hipertensi berkontribusi terhadap penyakit jantung, stroke, gagal ginjal, kematian prematur dan cacat (WHO, 2013). Penyakit jantung dan stroke adalah pembunuh terbesar di dunia. Penyakit ini tetap menjadi penyebab utama kematian global dalam 15 tahun terakhir (WHO, 2017). Prevalensi hipertensi tertinggi ditemukan di wilayah Afrika (46%) dari orang dewasa yang berusia 25 tahun, sedangkan prevalensi hipertensi terendah ditemukan di Amerika (35%) (WHO, 2013). Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi di Indonesia yang didapat melalui pengukuran tekanan darah pada umur 18 tahun sebesar 25,8% dari penduduk Indonesia dan tertinggi di Provinsi Bangka Belitung (30,9). Prevalensi hipertensi melalui diagnosis tenaga kesehatan, tertinggi terdapat pada Provinsi Sulawesi Utara (15,0%). (Riskesdas, 2013). Pada tahun 2015, jumlah kasus di Kabupaten Minahasa Utara berjumlah 16.380 kasus. Puskesmas Mubune merupakan salah satu puskesmas yang termasuk dalam wilayah Kabupaten Minahasa Utara dan berdasarkan data yang di dapat dari Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa Utara tahun 2015, puskesmas Mubune menempati urutan pertama untuk kasus hipertensi yaitu sebanyak 715 kasus (Dinkes Minut, 2015). Faktor risiko hipertensi terbagi dua yaitu faktor yang dapat diubah dan tidak dapat diubah. Faktor yang dapat diubah antara lain obesitas, kurang olahraga/aktivitas fisik, konsumsi garam berlebih, merokok dan konsumsi alkohol, stres. Sedangkan faktor yang tidak dapat diubah yaitu riwayat keluarga (keturunan), jenis kelamin dan umur (Suiraoka, 2012). Salah satu faktor yang dapat diubah adalah aktivitas fisik. Aktivitas fisik adalah anggota tubuh berupa otot yang bergerak dan membutuhkan energi atau suatu pergerakan yang dapat bermanfaat bagi kesehatan tubuh (Prasetyaningrum 2014). Olga Paruntu dalam penelitiannya pada tahun 2015 mengatakan bahwa semakin tinggi aktivitas fisik seseorang maka semakin rendah tekanan darah atau risiko terkena penyakit hipertensi. Riwayat keluarga (keturunan) merupakan salah satu faktor yang tidak dapat diubah. Riwayat keluarga berkaitan dengan genetik. Jika salah satu orang tua menderita hipertensi, kemungkinan besar juga anak menderita hipertensi dibandingkan mereka yang tidak memiliki orang tua penderita hipertensi (Puspitorini, 2009). Penelitian yang dilakukan oleh Talumewo tahun 2014 di Puskesmas Airmadidi menunjukkan bahwa orang yang mempunyai anggota keluarga hipertensi berisiko 17,71 kali lebih besar dibandingkan orang yang tidak mempunyai anggota keluarga yang menderita hipertensi. Faktor lain yang berisiko terjadinya hipertensi adalah umur. Semakin bertambahnya usia dapat menyebabkan 2
tekanan darah meningkat, dengan kata lain usia yang semakin tua memungkinkan seseorang menderita hipertensi juga semakin besar (Khasanah, 2012). Hasil penelitian sebelumnya membuktikan bahwa umur semakin tua maka risiko terkena penyakit hipertensi semakin besar (Sugiharto, 2007). METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini menggunakan metode Survey Analitik dengan rancangan Cross Sectional (potong lintang). Penelitian ini dilaksanakan di Desa Tarabitan Kecamatan Likupang Barat Kabupaten Minahasa Utara pada bulan Maret-Juni 2017. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penduduk Desa Tarabitan Kecamatan Likupang Barat dengan jumlah 940 orang dengan kriteria yaitu penduduk yang berusia 18-60 tahun. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 145 responden. Pengambilan sampel menggunakan metode Simple Random Sampling dengan mengguunakan teknik proportional sampling. Data diambil melalui pengukuran untuk tekanan darah dan wawancara langsung menggunakan kuesioner. Analisis data yang dilakukan yaitu analisis data univariat dan analisis data bivariat dengan menggunakan uji chi square (tingkat kemaknaan, =0,05; CI=95%). HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hubungan Antara Aktivitas Fisik dan Kejadian Tabel 1. Hubungan antara Aktivitas Fisik dengan Kejadian Aktivitas Fisik Kejadian Tidak p value Total n % N % n % Kurang Aktif 64 80 16 20 80 100 Aktif 22 33,8 43 66,2 65 100 0,000 Jumlah 86 59,3 59 40,7 145 100 Hasil uji statistik dengan menggunakan uji aktivitas fisik yaitu berjumlah 16 responden chi square, didapatkan bahwa nilai p = 0,000 dengan = 0,05 (p < ) maka H₀ ditolak. Dengan demikian artinya terdapat hubungan antara aktivitas fisik dengan kejadian hipertensi di Desa Tarabitan Kecamatan Likupang Barat Kabupaten Minahasa Utara. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa responden yang mengalami kejadian hipertensi karena kurang aktif melakukan aktivitas fisik yaitu berjumlah 64 responden (80%) dan yang tidak mengalami kejadian hipertensi karena kurang aktif melakukan (20%). Berdasarkan hasil penelitian ini terdapat responden yang aktif melakukan aktivitas fisik tetapi mengalami kejadian hipertensi yaitu berjumlah 22 responden (33,8%). Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya pola makan responden yang tidak baik yaitu sering mengonsumsi lemak dan garam yang berlebihan serta mengonsumsi makanan yang mengandung bahan pengawet. Penelitian yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Siantan Hulu Kecamatan Pontianak Utara 3
oleh Hengli (2013) mendukung pernyatan tersebut dimana hasil penelitiannya didapatkan nilai p=0,000 yang berarti bahwa terdapat hubungan antara aktivitas fisik dengan kejadian hipertensi. B. Hubungan Antara Riwayat Keluarga dengan Kejadian Tabel 2. Hubungan antara Riwayat Keluarga dengan Kejadian Kejadian p value Riwayat Keluarga Tidak Total n % n % n % Memiliki riwayat 58,8 28 41,2 68 100 keluarga 40 1,000 Tidak memiliki 46 59,7 31 40,3 77 100 riwayat keluarga Jumlah 86 59,3 59 40,7 145 100 Berdasarkan hajil uji statistik menggunakan penelitian ini didukung oleh penelitian dari uji chi square didapatkan bahwa nilai p = 1,000 (p > ) maka H₀ diterima. Hal ini menunjukan bahwa antara riwayat keluarga dengan kejadian hipertensi di Desa Tarabitan Kecamatan Likupang Barat Kabupaten Minahasa Utara tidak memiliki hubungan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa responden yang mengalami kejadian hipertensi dengan responden yang tidak memiliki riwayat keluarga hipertensi yaitu berjumlah 46 responden (59,7%) sedangkan responden yang memiliki riwayat keluarga yang tidak mengalami kejadian hipertensi berjumlah 28 responden (41,1%). Hasil Umur Jane Kalangi dkk (2015) pada remaja dimana hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara riwayat keluarga dengan kejadian hipertensi (p = 0,154 > 0,05). Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Martati Siringoringo (2013) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara riwayat keluarga dengan hipertensi (p = 0,000 < 0,05). C. Hubungan Antara Umur dengan Kejadian Tabel 3. Hubungan antara Umur dengan Kejadian Kejadian Tidak 4 Total n % n % n % Kurang 61 73,5 22 26,5 83 100 Baik 25 40,3 37 59,7 62 100 Jumlah 86 59,3 59 40,7 145 100 Berdasarkan uji statistik menggunakan uji chi square didapatkan bahwa nilai p = 0,000 p value 0,000 dengan = 0,05 (p < ) maka H₀ ditolak. Hal ini menunjukan bahwa terdapat
hubungan antara umur dengan kejadian hipertensi di Desa Tarabitan Kecamatan Likupang Barat Kabupaten Minahasa Utara. Berdasarkan hasil penelitian ini, responden yang mengalami kejadian hipertensi yang berumur 40 tahun berjumlah 61 responden (73,5%) dan yang tidak mengalami kejadian hipertensi berjumlah 22 responden (26,5%). Hasil penelitian ini didapatkan bahwa responden yang termasuk kategori baik (< 40 tahun) namun masih mengalami kejadian hipertensi yaitu berjumlah 25 responden (40,3%). Hal ini dapat disebabkan oleh perilaku responden itu sendiri yaitu merorok dan sering mengonsumsi alkohol secara berlebihan. Penelitian ini didukung oleh Martati Siringoringo dkk (2013) dimana hasil penelitiannya didapatkan nilai p = 0,041 (p<0,05) yang berarti terdapat hubungan yang bermakna antara umur dengan kejadian hipertensi. KESIMPULAN 1. Terdapat hubungan antara aktivitas fisik dengan kejadian hipertensi di Desa Tarabitan Kecamatan Likupang Barat Kabupaten Minahasa Utara. 2. Tidak terdapat hubungan antara riwayat keluarga dengan kejadian hipertensi di Desa Tarabitan Kecamatan Likupang Barat Kabupaten Minahasa Utara 3. Terdapat hubungan antara umur dengan kejadian hipertensi di Desa Tarabitan Kecamatan Likupang Barat Kabupaten Minahasa Utara. SARAN 1. Penduduk Desa Tarabitan Kecamatan Likupang Barat harus lebih memperhatikan aktivitas fisik yang dilakukan setiap hari dimana semakin berat aktivitas fisik yang dilakukan dengan frekuensi dan lamanya waktu yang sesuai, dapat membantu menurunkan tekanan darah seseorang. 2. Bagi penduduk yanag berusia 40 tahun agar lebih memperhatikan pola makan (konsumsi garam berlebih), merokok, konsumsi alkohol dan lain sebagainya untuk mencegah penyakit hipertensi 3. Menjadi bahan masukan bagi pemerintah Desa Tarabitan Kecamatan Likupang Barat untuk bekerjasama dengan Puskesmas Mubune dalam mencegah penyakit hipertensi. DAFTAR PUSTAKA Dinkes, 2015. Profil Kesehatan Kabupaten Minahasa Utara Hengli. 2013. Hubungan Antara Merokok dan Aktivitas Fisik dengan Kejadian pada Pria di Wilayah Kerja Puskesmas Siantan Hulu Kecamatan Pontianak Utara. Volume 3, No 01 InfoDatin Pusat Data Dan Informasi Kementrian Kesehatan RI. 2013.. Kalangi dkk, 2015. Hubungan Faktor Genetik Dengan Tekanan Darah Pada Remaja. Volume 3, Nomor 1 5
Khasanah, N. 2012. Waspadai Beragam Penyakit Degeneratif Akibat Pola Makan. Yogyakarta: Laksana. Paruntu dkk, 2015. Hubungan Aktivitas Fisik, Status Gizi dan pada Pegawai di Wilayah Kecamatan Tomohon Utara. GIZIDO Volume 7 No. 1 Prasetyaningrum Y. 2014. Bukan Untuk Ditakuti. Jakarta : FMedia Puspitorini, M. 2009. Cara Mudah Mengatasi Tekanan Darah Tinggi. Yogyakarta: Image Press. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 Siringoringo dkk, 2013. Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Pada Lansia Di Desa Sigao Simbolon Kabupaten Samosir Tahun 2013. Universitas Sumatera Utara Sugiharto, A. 2007. Faktor-faktor Risiko Grade II pada Masyarakat (Studi Kasus di Kabupaten Karanganyar). Universitas Diponegoro Suiraoka, P. 2012. Penyakit Degeneratif Mengenal,Mencegah dan mengurangi Faktor Resiko 9 Penyakit Degeneratif. Yogyakarta: Nuha Medika. Talumewo dkk, 2014. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian pada Pasien di Wilayah Kerja Puskesmas Airmadidi Kabupaten Minahasa Utara. Universitas Sam Ratulangi Manado World Health Organization. 2013. A global brief on Hypertension. World Health Day World Health Organization. 2017. The top 10 causes of death. Media Centre 6