SIDANG UJIAN TUGAS AKHIR

dokumen-dokumen yang mirip
Penataan Lingkungan Permukiman Kumuh Di Wilayah Kecamatan Semampir Kota Surabaya Melalui Pendekatan Partisipasi Masyarakat

Tingkat Partisipasi Masyarakat pada Permukiman Kumuh Kelurahan Ploso

BAB III METODE PENELITIAN

Arahan Penataan Lingkungan Kawasan Perumahan Swadaya di Kelurahan Tambak Wedi Kota Surabaya

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

Arahan Penataan Lingkungan Kawasan Perumahan Swadaya Di Kelurahan Tambak Wedi

Arahan Penataan Lingkungan Kawasan Perumahan Swadaya di Kelurahan Tambak Wedi Kota Surabaya

PENATAAN SARANA DAN PRASARANA LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERDASARKAN PARTISIPASI MASYARAKAT DI TEPIAN SUNGAI KOTA PANGKALAN BUN ( )

Redistribusi Lokasi Minimarket di Kecamatan Rungkut, Kota Surabaya

Variabel Sub Variabel Definisi Operasional

Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Perbaikan Sanitasi Permukiman Kelurahan Putat Jaya Kota Surabaya

BAB VI KEBERLANJUTAN KELEMBAGAAN

KONSEP PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM UPAYA PENINGKATAN KUALITAS LINGKUNGAN PERUMAHAN BTN BAUMATA, KOTA KUPANG

Partisipasi berasal dari bahasa Inggris yaitu participation yang berarti pengambilan

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

Identifikasi Permukiman Kumuh Berdasarkan Tingkat RT di Kelurahan Keputih Kota Surabaya

SIDANG TESIS MAHASISWA: ARIF WAHYU KRISTIANTO NRP DOSEN PEMBIMBING : Ir. SRI AMIRANTI SASTRO HUTOMO, MS

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

Kriteria PELESTARIAN KAWASAN CAGAR BUDAYA BERBASIS PARTISIPASI MASYARAKAT DI KAMPUNG PENELEH KOTA SURABAYA

Tingkat Partisipasi Masyarakat pada Permukiman Kumuh Kelurahan Ploso

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG

PRASARANA DAN SARANA PERMUKIMAN

Tabel 1.1 Target RPJMN, RPJMD Provinsi dan kondisi Kota Depok. Jawa Barat. Cakupan pelayanan air limbah domestic pada tahun 2013 sebesar 67-72%

Identifikasi Karakteristik Lingkungan Permukiman Kumuh Berdasarkan Persepsi Masyarakat Di Kelurahan Tlogopojok

PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGAH NOMOR : 02 TAHUN 2009 TENTANG I R I G A S I DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SULAWESI TENGAH,

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan otomomi daerah berdasarkan Undang-Undang Nomor 32

Pelestarian Kawasan Cagar Budaya Berbasis Partisipasi Masyarakat (Studi Kasus: Kawasan Cagar Budaya Bubutan, Surabaya)

BAB I PENDAHULUAN. Konseppartisipasiataupun partnership dan participationini pertama kali

Konsep Land Sharing Sebagai Alternatif Penataan Permukiman Nelayan di Kelurahan Gunung Anyar Tambak Surabaya

TUGAS AKHIR RP

PLPBK RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BAB III GAMBARAN UMUM KAWASAN PRIORITAS KELURAHAN BASIRIH BANJARMASIN BARAT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2006 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2006 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG I R I G A S I DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2006 TENTANG IRIGASI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2006 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 28 TAHUN 2010 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA,

EVALUASI MANFAAT PROGRAM SANITASI LINGKUNGAN BERBASIS MASYARAKAT (SLBM) DI KABUPATEN BANGKALAN. Andi Setiawan

V. TINGKAT PARTISIPASI PEREMPUAN DALAM PROGRAM PNPM MANDIRI PERKOTAAN

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

CITIZEN REPORT CARD MALANG JAWA TIMUR

METODE PENELITIAN. deskriptif analisis. Tujuan metode deskriptif analisis ini adalah untuk membuat

PENGEMBANGAN INDUSTRI BERBASIS PERIKANAN DENGAN PENDEKATAN PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL DI KABUPATEN TUBAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. prasarana lingkungan di kawasan Kelurahan Tegalpanggung Kota Yogyakarta ini

TINGKAT KEBERHASILAN PROGRAM PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (STUDI KASUS: KABUPATEN KENDAL DAN KOTA PEKALONGAN)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI REMBANG,

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

TINGKAT PARTISIPASI PETANI DALAM KELOMPOK TANI PADI SAWAH TERHADAP PROGRAM SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SL-PTT)

Salah satunya di Kampung Lebaksari. Lokasi Permukiman Tidak Layak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN MADIUN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2001 TENTANG I R I G A S I PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Arahan Optimalisasi RTH Publik Kecamatan Kelapa Gading, Jakarta Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) IBUKOTA KECAMATAN TALANG KELAPA DAN SEKITARNYA

Clustering Permukiman Kumuh di Kawasan Pusat Kota Surabaya

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 22 TAHUN 2007 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI INDRAMAYU,

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 81 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

EVALUASI PENGELOLAAN PRASARANA LINGKUNGAN RUMAH SUSUN DI SURABAYA (STUDI KASUS : RUSUNAWA URIP SUMOHARJO)

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Identifikasi Tipologi berdasarkan Karakteristik Sempadan Sungai di Kecamatan Semampir

ARAHAN PERBAIKAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN KUMUH BERDASARKAN PERSEPSI MASYARAKAT DI KELURAHAN TLOGOPOJOK (KABUPATEN GRESIK)

STRATEGI PENINGKATAN KINERJA PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DI PESISIR KELURAHAN LEMBANG KABUPATEN BANTAENG

TINGKAT PARTISIPASI WARGA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN BERBASIS MASYARAKAT

BUPATI GARUT P E R A T U R A N B U P A T I G A R U T NOMOR 474 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB III METODE PENELITIAN

Oleh : CUCU HAYATI NRP Dosen Pembimbing Ir. Putu Rudy Setiawan, MSc

CITIZEN REPORT CARD MANOKWARI PAPUA BARAT

PEMILIHAN LOKASI PERUMAHAN

ARAHAN PENGEMBANGAN KAWASAN TERTINGGAL KABUPATEN PAMEKASAN

CITIZEN REPORT CARD FLORES TIMUR. NTt

IDENTIFIKASI PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN JALAN DAN SALURAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN KUMUH DI KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR

A. Latar Belakang. C. Tujuan Pembangunan KSM

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

VI. SIMPULAN DAN SARAN. pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa : belakang kualifikasi peserta, Jumlah peserta menurut gender; Jumlah

RANCANGAN PERDA KUMUH KOTA YOGYAKARTA

BUPATI BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan partisipasi masyarakat sebagai elemen penting dalam proses. penyusunan rencana kerja pembangunan daerah.

terkonsentrasi di kawasan pantai Salah satu permasalahan dalam pembangunan kota Ternate : Berkembangnya penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ruang Kota dan Perkembangannya

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

BUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG

PENATAAN PERMUKIMAN KAWASAN PESISIR DI KECAMATAN LEKOK KABUPATEN PASURUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN KOTA PALU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PALU,

PARTISIPASI PETANI DALAM KEGIATAN KELOMPOKTANI (Studi Kasus pada Kelompoktani Irmas Jaya di Desa Karyamukti Kecamatan Pataruman Kota Banjar)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

STRATEGI PENINGKATAN KINERJA PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DI PESISIR DI KELURAHAN LEMBANG KABUPATEN BANTAEN

*14730 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 7 TAHUN 2004 (7/2004) TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

SIDANG UJIAN TUGAS AKHIR PENINGKATAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PERBAIKAN LINGKUNGAN FISIK PERMUKIMAN (STUDI KASUS : KECAMATAN RUNGKUT) Disusun Oleh: Jeffrey Arrahman Prilaksono 3608 100 077 Dosen Pembimbing: Dr. Ing. Ir. Haryo Sulistyarso Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2012

LATAR BELAKANG Pentingnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan saat ini Penurunan kualitas lingkungan permukiman (RDTRK UP Rungkut 2010-2030) Masih kurang optimalnya partisipasi masyarakat di wilayah studi terkait kesadaran serta keterlibatan mereka dalam proses perencanaan maupun pengelolaan lingkungan fisik permukiman RUMUSAN MASALAH Kurang optimalnya tingkat partisipasi masyarakat dalam perbaikan lingkungan permukimannya Menurunnya kualitas lingkungan fisik permukiman Pertanyaan : Faktor-faktor apakah yang berpengaruh dalam partisipasi masyarakat pada perbaikan lingkungan fisik permukiman di wilayah studi?

TUJUAN DAN SASARAN Tujuan Merumuskan arahan peningkatan partisipasi masyarakat yang tepat untuk perbaikan lingkungan fisik permukiman di Kecamatan Rungkut Sasaran Identifikasi karakteristik masyarakat dan lingkungan permukiman setempat Identifikasi tingkat partisipasi masyarakat Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam perbaikan lingkungan permukiman Terumuskannya arahan peningkatan partisipasi masyarakat dalam perbaikan lingkungan fisik permukiman di wilayah studi

RUANG LINGKUP Ruang Lingkup Wilayah Permukiman Kampung di Kecamatan Rungkut 5 RW di Kelurahan Kalirungkut 5 RW di Kelurahan Rungkut Kidul Ruang Lingkup Pembahasan Mengidentifikasi karakteristik masyarakat Merumuskan arahan peningkatan partisipasi untuk perbaikan lingkungan fisik permukiman Ruang Lingkup Substansi Berkaitan dengan konsep, teori, serta strategi partisipasi masyarakat dalam pembangunan serta teori mengenai permukiman

MANFAAT PENELITIAN Manfaat Teoritis Menambah wawasan dan ilmu dalam pembangunan dengan konsep partisipasi masyarakat Manfaat Praktis Memberikan masukan pada pemerintah serta masyarakat setempat akan arahan peningkatan partisipasi masyarakat dalam perbaikan lingkungan permukiman HASIL YANG DIHARAPKAN Terumuskannya arahan peningkatan partisipasi masyarakat untuk perbaikan lingkungan fisik permukiman di Kecamatan Rungkut

SINTESA TINJAUAN PUSTAKA Partisipasi masyarakat Keikutsertaan dan keterlibatan masyarakat dalam proses kegiatan pembangunan dimulai dari proses perencanaan hingga pengawasannya. Bentuk-bentuk partisipasi masyarakat Terdapat beragam bentuk partisipasi dan hal ini dipengaruhi dari kesadaran masyarakat tersebut terhadap pembangunan bersifat partisipatif Tingkatan partisipasi masyarakat Terdapat 8 tangga partisipasi menurut Arnstein (1969) terhadap derajat keterlibatan masyarakat dalam keterlibatannya pada program pembangunan yang dilaksanakan pemerintah. 8 tangga ini dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu non participation, degrees of tokenism, dan degrees of citizen.

SINTESA TINJAUAN PUSTAKA Faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat Terdapat beberapa faktor, yaitu faktor kapatsitas sumber daya lokal yang dapat ditinjau dari aspek sosial dan ekonomi masyarakat dan eksternal yang berupa pihak berkepentingan seperti pemerintah dan swasta (LSM). Faktor lain yang yang terlibat antara lain mengenai pola pikir masyarakat, kelembagaan, dan kapasitas sumber daya lokal Permukiman kumuh Permukiman adalah paduan antara perumahan dengan isinya, yaitu manusia yang hidup dan berbudaya Penurunan kualitas lingkungan fisik permukiman dapat ditinjau dari kondisi infrastrukturnya seperti drainase, aksesibilitas, kondisi fisik bangunan, serta persampahan yang kurang dikelola dengan baik

HASIL SINTESA TINJAUAN PUSTAKA No Teori Indikator Variabel 1 Partisipasi Karakteristik sosial - Jenis Kelamin masyarakat masyarakat - Usia dalam perbaikan - Tingkat Pendidikan lingkungan Karakteristik ekonomi - Tingkat Penghasilan permukiman masyarakat - Mata Pencaharian 2 Lingkungan fisik permukiman - Drainase - Tata bangunan - Aksesibilitas Partisipasi rendah - Terapi Tingkat partisipasi masyarakat Partisipasi Sedang - Pemberian informasi - Konsultasi - Perujukan Partisipasi Tinggi - Kemitraan - Pelimpahan Kekuasaan - Kontrol Masyarakat

HASIL SINTESA TINJAUAN PUSTAKA No Teori Indikator Variabel 3 Faktor-faktor Pola Pikir Masyarakat - Tingkat Kepercayaan Masyarakat Partisipasi Masyarakat - Tingkat Kesadaran Masyarakat Kelembagaan - Pembagian Wewenang - Wadah Partisipasi - Pembiayaan Program/ Kegiatan Kapasitas Sumber Daya Lokal - Perbedaan Usia Penduduk - Keanekaragaman Latar Belakang Pendidikan - Keanekaragaman Mata Pencaharian - Tingkat Penghasilan - Perbedaan Jenis Kelamin

METODE PENELITIAN Jenis penelitian => penelitian deskriptif, karena akan banyak memaparkan kondisi realitas dalam hal partisipasi masyarakat dalam peningkatan kualitas lingkungan permukiman yang kemudian dianalisa berdasarkan teori terkait substansi penelitian Pendekatan penelitian => pendekatan rasionalisme => berdasar pada sumber kebenaran teori dan fakta empirik

VARIABEL PENELITIAN No. Sasaran Indikator Variabel Definisi Operasional 1 Identifikasi karakteristik masyarakat dan kondisi lingkungan fisik permukiman Karakteristik Sosial masyarakat Karakteristik Ekonomi Masyarkat Lingkungan fisik Jenis Kelamin Usia Tingkat Pendidikan Tingkat Penghasilan Mata Pencaharian Drainase Aksesibilitas Komposisi jenis kelamin masyarakat yang terdapat wilayah studi Tinggi rendahnya usia produktif yang terdapat pada wilayah studi Tinggi rendahnya tingkat pendidikan masyarakat pada wilayah studi Tinggi rendahnya tingkat penghasilan masyarakat pada wilayah studi Komposisi mata pencaharian masyrakat yang terdapat pada wilayah studi Pelayanan drainase yang terdapat pada kawasan. Dapat dilihat dari kondisi maupun ketersediaannya. Pelayanan aksesibilitas yang terdapat pada kawasan. Dapat dilihat dari kondisi perkerasan jalan maupun ketersediaannya. Selain itu juga dapat dilihat dari kelengkapan attributnya seperti ketersediaan penerangan jalan.

No. Sasaran Indikator Variabel Definisi Operasional 2 Identifikasi Tingkat Tingkat Partisipasi Partisipasi Rendah Terapi Masyarakat pada program tersebut Wilayah Studi Tingkat Partisipasi Sedang Tingkat Partisipasi Tinggi Pemberian Informasi Konsultasi Perujukan Kemitraan Pelimpahan Kekuasaan Kontrol Masyarakat Frekuensi masyarakat terlibat dalam kegiatan/ program akan tetapi tidak dapat memberikan masukan/ pendapat mereka dalam kegiatan/ Frekuensi masyarakat yang mendapatkan sedikit kesempatan untuk memberi masukan akan tetapi masukan tersebut hampir tidak berpengaruh pada kegiatan/ program tersebut Frekuensi masyarakat yang memiliki kesempatan untuk melakukan komunikasi dua arah dan memberikan masukan-masukan akan tetapi tidak ada jaminan bahwa masukan mereka akan diperhatikan Frekuensi masyarakat yang masukan/ pendapatnya diperhatikan sesuai kebutuhan sehingga sudah memiliki beberapa pengaruh terhadap suatu kegiatan/ program Frekuensi masyarakat yang diajak berbagi tanggung jawab, pengambilan keputusan, penyusunan kebijakan, serta penyelesaian masalah dalam kegiatan/ program Frekuensi masyarakat yang mendapatkan kewenangan untuk membuat keputusan yang dominan dalam suatu kegiatan/ program Frekuensi masyarakat yang mendapatkan kekuasaan untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengawasi suatu kegiatan/ program

VARIABEL PENELITIAN No. Sasaran Indikator Variabel Definisi Operasional 3 Identifikasi faktor-faktor yang paling berpengaruh pada partisipasi masyarakat Pola Pikir Masyarakat Kelembagaan Tingkat Kepercayaan Masyarkat Kesadaran Masyarakat Pembagian wewenang Wadah partisipasi Pembiayaan kegiatan/ program Tinggi rendahnya kepercayaan masyarakat terhadap terakomodirnya pendapat/ masukan/ saran mereka dalam program/ kegiatan perbaikan lingkungan yang melibatkan partisipasi masyarakat di dalamnya Tinggi rendahnya tingkat kesadaran masyarakat mengenai tanggung jawab dalam upaya perbaikan lingkungan mereka Sejauh mana pemerintah memberikan kekuasaan/ wewenang pada masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam setiap kegiatan/ program perbaikan lingkungan Keberadaan wadah/ organisasi yang sudah berjalan dengan baik yang bertujuan untuk menampung masukan/ pendapat/ usul masyarakat terkait dengan perbaikan lingkungan pada wilayah studi Jumlah program/ kegiatan yang berjalan dengan sumber pembiayaan swadaya masyarakat

No. Sasaran Indikator Variabel Definisi Operasional 3 Identifikasi faktorfaktor yang paling Sumber berpotensi menimbulkan perbedaan pendapat dalam Kapasitas Komposisi usia antara kaum tua dan muda Perbedaan Usia berpengaruh pada Daya Lokal hal-hal tertentu yang berkaitan dengan suatu Penduduk partisipasi masyarakat kegiatan/ program 4 Terumuskannya arahan peningkatan partisipasi masyarakat dalam peningkatan kualitas lingkungan fisik permukiman di (Hasil dari sasaran 1 dan 3) Keanekaraga man Latar Belakang Pendidikan Keanekaraga man Mata Pencaharian Tingkat Penghasilan Perbedaan Jenis Kelamin Komposisi latar belakang pendidikan memiliki pengaruh pada heterogenitas input/ masukan sehingga dapat meningkatkan kualitas output/ keputusan pada setiap kegiatan/ program perbaikan lingkungan yang melibatkan partisipasi masyarakat Tingginya keanekaragaman mata pencaharian memiliki pengaruh pada alokasi waktu yang dapat disediakan oleh masyarakat terkait dengan kesibukannya masing-masing Keberadaan wadah/ organisasi yang sudah berjalan dengan baik yang bertujuan untuk menampung masukan/ pendapat/ usul masyarakat terkait dengan perbaikan lingkungan pada wilayah studi Potensi terjadinya diskriminasi peran gender dalam partisipasi masyarakat dapat dilihat dari komposisi jenis kelamin pada wilayah studi (Hasil dari sasaran 1 dan 3) -

RESPONDEN DAN SAMPEL Dalam penelitian ini menggunakan purposive sampel. Purposive sampel bertujuan untuk mendapatkan data yang lebih terfokus untuk menjawab permasalahan penelitian dengan menggunakan beberapa kriteria pada sampel yang diambil. Untuk mengetahui tingkat partisipasi masyarakat dilakukan purposive sampel, terhadap : Sampel Kriteria Keterangan Perwakilan Masyarakat Memiliki kedudukan di mata masyarakat Memiliki pengalaman dalam keterlibatan kegiatan/ program partisipasi masyarakat dalam perbaikan lingkungan Ketua RT setempat Terdapat 10 RW dengan total 39 RT Jumlah 39 orang

TEKNIK PENGUMPULAN DATA Primer Observasi secara langsung Kuisioner Wawancara terstruktur Sekunder Pengumpulan data instansi Tinjauan teoritis

TEKNIK ANALISA DATA Sasaran I Identifikasi karakteristik masyarakat dan lingkungan setempat Analisis deskriptif kualitatif berdasarkan hasil observasi dan wawancara Output : Potensi maupun permasalahan yang terdapat pada wilayah studi yang terkait dengan karakteristik masyarakat dan kondisi lingkungan Sasaran II Identifikasi tingkat partisipasi masyarakat setempat Analisis deskriptif kualitatif Memakai tipologi Arnstein untuk mengukur tingkat keterlibatan masyarakat Output : Tingkat partisipasi masyarakat setempat dalam upaya perbaikan lingkungan berdasarkan tipologi Arnstein

Sasaran III Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam upaya peningkatan kualitas lingkungan fisik permukiman Menggunakan analisis Delphi untuk mengetahui faktor yang berpengaruh Output : Faktor-faktor partisipasi masyarakat yang mempengaruhi dalam perbaikan lingkungan fisik permukiman Sasaran IV Merumuskan arahan peningkatan partisipasi masyarakat dalam peningkatan kualitas lingkungan fisik permukiman Menggunakan analisis Triangulasi Untuk mencari jalan keluar dari semua pihak Output : Arahan partisipasi masyarakat untuk peningkatan kualitas lingkungan fisik permukiman

DIAGRAM TAHAPAN PENELITIAN Rendahnya tingkat kesadaran masyarakat partisipasi terhadap upaya perbaikan lingkungan fisik permukiman di Kecamatan Rungkut Merumuskan arahan peningkatan partisipasi masyarakat dalam upaya peningkatan kualitas lingkungan fisik permukiman Identifikasi karakteristik masyarakat dan lingkungan Identifikasi bentuk dan tingkat partisipasi Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi Analisa deskriptif kualitatif Analisis deskriptif kualitatif Analisis Delphi Karakteristik masyarakat setempat dan permasalahan lingkungan fisik permukiman Bentuk dan tingkat partisipasi masyarakat Rungkut Faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam peningkatan kualitas lingkungan fisik permukiman Merumuskan arahan peningkatan partisipasi masyarakat dalam peningkatan kualitas lingkungan fisik permukiman Analisa triangulasi Arahan peningkatan partisipasi masyarakat Kesimpulan dan Rekomendasi

GAMBARAN UMUM WILAYAH Wilayah Studi Perkampungan yang terdapat di Kecamatan Rungkut Kelurahan Kalirungkut (5 RW) dan Rungkut Kidul (5 RW) Kepadatan penduduk tinggi Memiliki heterogenitas dalam mata pencaharian, tingkat pendidikan, dan tingkat penghasilan.

KOMPOSISI JENIS KELAMIN 25000 20000 15000 10000 5000 Perempuan Laki-laki 0 Rungkut Kidul Kalirungkut KOMPOSISI USIA PENDUDUK 12000 10000 8000 6000 4000 2000 0 Rungkut Kidul Kalirungkut Sumber: Profil Kelurahan (2011)

KOMPOSISI TINGKAT PENDIDIKAN 5000 4500 4000 3500 3000 2500 2000 1500 1000 500 0 Rungkut Kidul Kalirungkut Sumber: Profil Kelurahan (2011)

GAMBARAN SOSIAL EKONOMI PADA WILAYAH STUDI Aspek Sosial Perbedaan jenis kelamin serta usia penduduk tidak memberikan pengaruh terhadap keterlibatan masyarakat dalam perbaikan lingkungan Masih rendahnya kualitas sumber daya masyarakat pada wilayah studi terkait dengan pendidikan. Sehingga mempengaruhi kualitas input/ output mereka dalam setiap pertemuan/ rapat program Aspek Ekonomi Perbedaan tingkat penghasilan di wilayah studi tidak menimbulkan permasalahan terkait dengan keterlibatan mereka dalam perbaikan lingkungan Sedangkan mata pencaharian yang beragam berakibat pada intensitas keterlibatan mereka dalam setiap proses perbaikan lingkungan yang ada

GAMBARAN PERMASALAHAN FISIK DAN LINGKUNGAN DI WILAYAH STUDI Permasalahan drainase Rusak dan tidak terawat Beberapa titik masih belum terdapat drainase Permasalahan aksesibilitas Jalan yang rusak Beberapa masih belum mendapat perkerasan yang layak (pavingisasi, aspal, dsb) Kurangnya penerangan pada beberapa titik

GAMBARAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PERBAIKAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN Tingkat Partisipasi Masyarakat Masyarakat berpartisipasi dalam program dengan cara memberikan informasi/ masukan akan tetapi dalam beberapa kegiatan/ program keputusan akhir masih berada di pemegang kekuasaan tertinggi Tingkat Kesadaran Masyarakat Kurang terlibat secara aktif dalam setiap program yang ada karena kesibukan tiap individu dalam pekerjaannya

ANALISIS TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT Menggunakan skoring berdasarkan tipologi Arnstein Tingkat Partisipasi di Rungkut Kidul berupa Consultation (skor 71) Tingkat Partisipasi di Kalirungkut berupa Placation (skor 70) Kedua tahapan ini masuk ke golongan Tokenisme dimana masyarakat belum bisa dianggap berpartisipasi sepenuhnya karena keputusan akhir masih dipegang oleh pemilik kekuasaan tertinggi Hal ini juga dipengaruhi oleh terdapatnya beberapa program yang membatasi tingkat keterlibatan masyarakat

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH PADA RENDAHNYA PARTISIPASI MASYARAKAT PADA WILAYAH STUDI Menggunakan analisis Delphi Melalui tahapan iterasi karena ada responden yang tidak setuju terhadap beberapa faktor yang ada Dengan analisis tersebut pada akhirnya ditemukan 5 faktor yang berpengaruh pada wilayah studi, yaitu: Tingginya tingkat kepercayaan masyarakat Perlu adanya tingkat kepercayaan yang tinggi antar stakeholder Tingkat kepercayaan masyarakat pada beberapa program dari pemerintah cukup rendah Keseimbangan pembagian wewenang masyarakat Masyarakat memiliki hak untuk terlibat dalam menentukan keputusan Pembagian wewenang belum seimbang terkait pengambilan keputusan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH PADA RENDAHNYA PARTISIPASI MASYARAKAT PADA WILAYAH STUDI Ketersediaan dan keberfungsian wadah partisipasi Diperlukan adanya wadah partisipasi yang berfungsi dengan baik Belum terdapatnya wadah pada beberapa RT-RW Wadah tingkat kelurahan pada salah satu kelurahan tidak berfungsi Keanekaragaman latar belakang pendidikan masyarakat Mempengaruhi dalam penerimaan masyarakat terhadap penerimaan informasi suatu program yang ada serta output Keanekaragaman mata pencaharian masyarakat Keterlibatan masyarakat dalam program perbaikan lingkungan tidak jarang terbentur oleh kesibukan mereka dalam pekerjaannya masing-masing

ANALISIS TRIANGULASI UNTUK MERUMUSKAN ARAHAN PENINGKATAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PERBAIKAN LINGKUNGAN Analisis triangulasi pada penelitian ini menggunakan tiga sumber yang berbeda. Beberapa sumber tersebut adalah: Hasil analisis sebelumnya dari peneliti Studi literatur yang terkait dengan strategi peningkatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan Studi kasus yang diambil dari penelitian sebelumnya yang membahas mengenai partisipasi masyarakat dalam perbaikan lingkungan pada permukiman perkampungan di perkotaan

Proses Analisis Triangulasi No 1 Faktor Tingginya tingkat kepercayaan masyarakat Hasil analisis Peneliti Tingkat kepercayaan masyarakat cukup rendah terhadap programprogram perbaikan lingkungan permukiman dari pemerintah Studi Kasus di Wilayah Lain Perlu adanya komunik asi yang baik antar stakehold er Studi Literatur Masyarakat harus memiliki keyakinan bahwa aksi mereka dapat membuat perubahan. Perlu adanya interaksi yang baik antar stakeholder peningkatan kemampuan untuk mempengaruhi keputusan akhir Perlu adanya transparansi dalam setiap proses pembangunan Arahan Berdasarkan Hasil Triangulasi Peningkatan komunikasi antar stakeholder Menghargai keputusan yang dibuat masyarakat Hal lain yang perlu dilakukan adalah pemberian informasi yang jelas dan transparan mengenai tiap proses

Proses Analisis Triangulasi N o 2 Faktor Keseimbang an pembagian wewenang Hasil analisis Peneliti Masyarakat masih belum dilibatkan secara penuh oleh pemerintah dalam tiap proses Masyarakat masih belum dipercaya dalam pengambilan keputusan akhir Studi Kasus di Wilayah Lain Memberikan masyarakat peningkatan wewenang secara bertahap dalam keterlibatan mereka pada setiap proses Prioritas perencanaan dan pengambilan keputusan bersumber langsung dari masyarakat. Studi Literatur Keputusan yang dibuat oleh masyarakat perlu dihargai karena masyarakat setempat yang paling mengerti kondisi lingkungannya Pembuatan keputusan merupakan titik pusat dari partisipasi Peningkatan wewenang dapat berupa pembagian yang seimbang dalam berbagai hal dengan kesepakatan bersama. Arahan Berdasarkan Hasil Triangulasi Melibatkan masyarakat secara penuh dalam setiap proses pembangunan Memberikan peningkatan wewenang pada masyarakat dalam pengambilan keputusan Memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk melakukan prioritas pengambilan keputusan

Proses Analisis Triangulasi N o Faktor Hasil analisis Peneliti Studi Kasus di Wilayah Lain Studi Literatur Arahan Berdasarkan Hasil Triangulasi 3 Ketersedi aan dan keberfung sian wadah partisipasi Sebagian wilayah studi tidak memiliki Belum berfungsinya wadah partisipasi di tingkat Kelurahan pada Kelurahan Rungkut Kidul Masyarakat membutuhkan wadah partisipasi Pembentukan dan pembimbingan dalam pembentukan wadah baru bagi yang belum memiliki Peningkatan kinerja wadah partisipasi yang sudah ada Melakukan kontrol terhadap wadah yang sudah ada Perlu adanya wadah partisipasi yang berfungsi dengan baik Masyarakat membutuhkan wadah partisipasi untuk dapat terlibat secara langsung dalam kegiatan perencanaan. Melakukan pembimbingan pada masyarakat mengenai fungsi serta tingkat kepentingan dari keberadaan wadah partispasi Pembinaan mengenai pembentukan wadah partisipasi Melakukan kontrol serta evaluasi terhadap wadah partisipasi yang sudah ada

Proses Analisis Triangulasi N o Faktor Hasil analisis Peneliti Studi Kasus di Wilayah Lain Studi Literatur Arahan Berdasarkan Hasil Triangulasi 4 Keanekara gaman latar belakang pendidikan Heterogenitas tingkat pendidikan masyarakat wilayah studi yang merupakan wilayah perkampungan Rendahnya latar belakang pendidikan menimbulkan unsur individual needs oleh masyarakat Mengadakan pelatihan peningkatan kapasitas masyarakat Memberikan pembekalan pada masyarakat mengenai perencanaan partisipatif Memberi pembekalan kepada masyarakat sehingga mereka dapat melakukan identifikasi permasalahan serta memberikan prioritas Peningkatan kualitas Sumber Daya Masyarakat Peningkatan kesadaran masyarakat terhadap pemahaman mengenai perencanaan partisipatif Memberikan bimbingan kepada masyarakat mengenai perencanaan partisipatif Meningkatkan kualitas SDM masyarakat setempat dengan cara pelatihan peningkatan kapasitas masyarakat Melakukan pembimbingan terhadap masyarakat agar mereka dapat menentukan prioritas perbaikan lingkungan pada wilayah mereka.

Proses Analisis Triangulasi No 5 Faktor Keaneka ragaman mata pencaha rian masyara kat Hasil analisis Peneliti Tingkat keterlibatan masyarakat terhambat oleh kesibukan mereka dengan pekerjaan masingmasing Studi Kasus di Wilayah Lain Memberikan penyuluhan pada masyarakat yang terlibat dalam program jauh hari sebelumnya sehingga masyarakat dapat mencari waktu luang untuk ikut berpartisipasi Studi Literatur Menggunaka n manajemen waktu dalam setiap kegiatan/ pertemuan yang ada Arahan Berdasarkan Hasil Triangulasi Menggunakan manajemen waktu untuk meminimalisir adanya kemungkinan konflik waktu yang dapat menghambat partisipasi masyarakat dalam setiap kegiatan perbaikan lingkungan permukiman di wilayah studi

KESIMPULAN Terdapat permasalahan fisik permukiman terkait drainase, aksesibilitas, dan pencemaran sungai pada wilayah studi Tingkat partisipasi masyarakat dalam keterlibatan mereka pada perbaikan lingkungan di wilayah studi termasuk dalam Tokenism. Dimana masyarakat masih belum mampu terlibat secara penuh dalam setiap prosesnya terutama pada penentuan keputusan akhir. Terdapat lima faktor yang berpengaruh terkait dengan rendahnya partisipasi dalam perbaikan lingkungan di wilayah studi. Antara lain; faktor Tingkat kepercayaan masyarakat, Keseimbangan pembagian wewenang, Ketersediaan serta keberfungsian wadah partisipasi, Keanekaragaman latar belakang pendidikan dan Mata pencaharian

KESIMPULAN Arahan peningkatan partisipasi masyarakat dalam perbaikan lingkungan Faktor Tingkat Kepercayaan Peningkatan komunikasi yang baik antar stakeholder Perlu adanya pemberian informasi yang jelas serta transparansi pada setiap program yang berjalan Faktor Keseimbangan Pembagian Wewenang Peningkatan keterlibatan masyarakat pada setiap proses perbaikan lingkungan Peningkatan wewenang masyarakat pada setiap program, terutama pada penentuan keputusan akhir Faktor Ketersediaan dan Keberfungsian Wadah Partisipasi Melakukan pembinaan mengenai pembentukan wadah partisipasi baru pada tingkat RT-RW Melakukan kontrol serta evaluasi terhadap wadah partisipasi yang sudah ada akan tetapi tidak berjalan sebagaimana fungsinya

KESIMPULAN Arahan peningkatan partisipasi masyarakat dalam perbaikan lingkungan Faktor Latar Belakang Pendidikan Pembinaan masyarakat terkait dengan pemahaman mengenai perencanaan partisipatif dalam perbaikan lingkungan Peningkatan kualitas sumber daya masyarakat sehingga masyarakat dapat mengidentifikasi permalahan lingkungannya dengan tepat dan dapat memberikan prioritas terkait dengan perbaikan lingkungan mereka Faktor Mata Pencaharian Masyarakat Menggunakan manajemen waktu untuk meminimalisir kemungkinan konflik waktu yang dapat menghambat partisipasi masyarakat dalam setiap proses perbaikan lingkungan permukiman di wlayah mereka

SARAN Pemerintah perlu lebih menghargai pengetahuan lokal terutama dalam pengambilan keputusan Perlu adanya kerjasama yang baik antar stakeholder terkait perbaikan lingkungan permukiman yang melibatkan partisipasi masyarakat didalamnya serta dalam pengawasan program yang berjalan untuk menghindari penyimpangan yang dapat terjadi

Sekian dan Terima Kasih 105