BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengantindakan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. catatan yang menyertainya, bila ada, yang dimaksudkan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ketatnya persaingan dalam dunia bisnis menjadi pemicu yang kuat bagi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Leverage, Dividend Payout Ratio dan Net Profit Margin terhadap Perataan. Laba membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Teori Agensi adalah hubungan antara pemilik (principal) dan manajer

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konflik manajemen (agent) dan pemilik (principal) yang timbul ketika. terjadi karena adanya asimetri informmasi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Di sini akan dijelaskan teori-teori yang mendukung dalam perumusan hipotesis

BAB II KAJIAN TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan suatu pencerminan dari suatu kondisi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pada era globalisasi saat ini, persaingan di dalam dunia usaha semakin

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Laporan keuangan yang merupakan salah satu sarana untuk

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN,PROFITABILITAS DAN LEVERAGE TERHADAP TINDAKAN PERATAAN LABA (INCOME SMOOTHING) (Studi Empiris Di Bursa Efek Indonesia)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian tentang Pengaruh Profitabilitas, Kepemilikan Publik, Debt to

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi suatu bangsa diiringi dengan peningkatan tekanan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kinerja perusahaan dalam memanfaatkan aktiva untuk menghasilkan laba

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena praktik perataan laba terjadi juga di pasar modal Indonesia, salah

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Landasan teori merupakan penjelasan mengenai definisi teori

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam penelitian ini mengacu pada penelitian terdahulu :

BAB 1 PENDAHULUAN. Informasi akuntansi yang berhubungan dengan kinerja perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin tingginya tingkat persaingan di dalam dunia bisnis memaksa. perusahaan untuk mempunyai keunggulan kompetitive untuk terus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konflik kepentingan antara manajemen (agent) dan pemilik (principal) yang

BAB I PENDAHULUAN. optimal bagi perusahaan. Kinerja manajemen dapat tercermin dalam laporan

PENGARUH KINERJA KEUANGAN DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP TINDAKAN PERATAAN LABA PADA PERUSAHAAN REAL ESTATE DAN PROPERTY

BAB I PENDAHULUAN. individu, sosiasi atau organisasi bisnis yang terdiri dari neraca, laba rugi,

BAB I PENDAHULUAN. bagi perusahaan yang dipimpinnya, karena baik buruknya performa. perusahaan akan berdampak terhadap nilai pasar perusahaan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan mempunyai keunggulan bersaing (competitive advantage) untuk terus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. iklim investasi. Emiten ramai-ramai mengalihkan portofolionya ke saham

terbaik untukbersaing dengan perusahaan lain. Hal ini dilakukan dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hubungan keagenan antara pemilik perusahaan (principal) dan manajemen

BAB 1 PENDAHULUAN. digunakan untuk mengukur kinerja manajemen adalah laba. Statement of financial Accounting Concept (SFAC) Nomor 1 bahwa informasi

BAB I PENDAHULUAN. terdapat beberapa kasus praktik income smoothing (perataan laba) yang pernah terjadi,

BAB I PENDAHULUAN UKDW. terhadap harga belinya (Handoko, 2002). Manajer sebagai agent pengelola. mengurangi unsur ketidakpastian dalam investasi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. komprehensif untuk mengungkapkan (disclosure) semua fakta, baik transaksi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan berkembangnya dunia perekonomian di Indonesia saat ini

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi yang

BAB I PENDAHULUAN. karena laporan keuangan memperlihatkan kondisi perusahaan pada tahun bersangkutan. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh perusahaan yang dilaporkan kepada pihak internal maupun

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Suwito dan Herawaty (2005) pasar modal memiliki peranan penting dalam

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

ABSTRAK. Kata Kunci: Ukuran Perusahaan, Dividen Payout Ratio, Financial Leverage, Profitabilitas, Tipe Industri Dan Perataan Laba.

BAB II LANDASAN TEORI. yang diinginkan atas laba yang dilaporkan. yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang spesifik.

BAB 1 PENDAHULUAN. optimal bagi perusahaan. Kinerja manajemen dapat tercermin dalam laporan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menampilkan citra perusahaan yang baik agar bisa menarik minat investor

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Salah satu kebijakan yang utama untuk memaksimalisasi keuntungan

BAB V PENUTUP. pengaruh Kinerja Keuangan dan Ukuran Perusahaan terhadap tindakan

BAB I PENDAHULUAN. (investor) dengan pihak yang memerlukan dana (issuer). Adanya pasar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. antara pihak penyedia dana (investor) dan penerima dana (perusahaan). Sejalan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Salah satu sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai kinerja

BAB I PENDAHULUAN. bertambahnya jumlah perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO)

BAB I PENDAHULUAN. yang efisien dapat mendukung perkembangan ekonomi, karena adanya alokasi

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan ekonomi (Harahap, 2011: 70).

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan produk akuntansi yang menyajikan data-data

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Muhammadiyah Surakarta


BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS Teori Akuntansi Positif (Positive Accounting Theory)

BAB V SARAN DAN KESIMPULAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I tahun 2015 tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tandelin (2010) pasar modal itu sendiri adalah pertemuan

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keuangan global dimulai dengan kasus subprime mortgage dan

BAB I PENDAHULUAN. yang perlu dipertimbangkan perusahaan dalam melakukan kebijaakn

BAB I PENDAHULUAN. karena baik buruknya kinerja perusahaan akan berdampak terhadap nilai pasar

BAB I PENDAHULAN. Investasi dapat dilakukan dalam bentuk investasi pada aspek fisik (real asset)

BAB I PENDAHULUAN. dan juga mempengaruhi minat investor untuk menanam atau menarik investasinya

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS DAN LEVERAGE TERHADAP PERATAAN LABA (Studi Empiris Di Bursa Efek Indonesia)

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. II.1.1 Definisi Earnings Management (manajemen Laba)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. stockholder dan meningkatkan value of the firm. Akan tetapi, dalam kenyataanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Return saham merupakan hasil yang diperoleh dari kegiatan investasi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. sebagai principal dan manajemen yang diwakili oleh manajer sebagai agen,

BAB I PENDAHULUAN. untuk menilai kinerja manajemen, membantu mengestimasi kemampuan laba

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. menjelaskan hubungan keagenan di dalam teori agensi (agency theory) bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. laporan keuangan dan sangat penting bagi pihak internal maupun pihak eksternal

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. terdapat pada laporan laba rugi (Saidi dalam Christian, 2011). Manajer

BAB 1 PENDAHULUAN. rangka menghadapi persaingan bisnis yang semakin ketat dan untuk mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kegiatan yang dilakukan manajer dalam pengelolaan keuangan pada

BAB I PENDAHULUAN UKDW. mereka dalam perusahaan (Sumtaky, 2007 dalam Yashinta, 2013).

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Saat ini kebanyakan masyarakat mengukur keberhasilan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. karena bagi para investor dividen merupakan return (tingkat pengembalian) atas

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRAKTIK PERATAAN LABA (INCOME SMOOTHING) PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DAN KEUANGAN YANG TERDAFTAR DI BEI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sekaligus menganalisis faktorfaktor

BAB I PENDAHULUAN. Laba merupakan salah satu informasi potensial yang terkandung di

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal mempunyai peranan yang penting bagi perekonomian disuatu

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini perusahaan yang membutuhkan dana dapat memenuhinya dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang. atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan membuat persaingan di dunia usaha semakin ketat. Pada era

(termasuk Indonesia) mengalami peningkatan 14% dari tahun lalu (LKT, 2011: 18) dan faktor eksternal (2), yaitu suku bunga KPR di Indonesia relatif ren

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Menurut PSAK No. 1 (2009 : par 07) laporan keuangan merupakan bagian

BAB I PENDAHULUAN. selisih antara harga beli dan harga jual saham, sedangkan yield merupakan cash. biasanya dalam bentuk deviden (Jones, 2002:124).

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk memajukan dan menjalankan perusahaan, sehingga perusahaan. membutuhkan laporan keuangan sebagai pegangan untuk mengetahui

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Nilai perusahaan merupakan kondisi tertentu yang telah dicapai oleh suatu perusahaan

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengantindakan perataan laba pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). 2.1.1 Ina Ernawati (2011) Penelitian ini meneliti tentang pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, dan financial leverage. Peneliti menggunakan variabel independen profitabilitas yang diukur dengan menggunakan net profit margin, ukuran perusahaan, financial leverage dan variabel dependen Perataan laba. Sampel yang digunakan adalah perusahaan manufaktur sektor aneka industri yang terdaftar pada BEI pada tahun 2008-2010. Persamaan penelitian ini meneliti tentang perataan laba dengan menggunakan Indeks Eckel. NPM, Perusahaan dan Financial Leverage. Perbedaan penelitian terletak pada peneliti mengunakan sampel perusahaan manufaktur sektor aneka industry dan tidak mengukur deviden payout ratio. 2.1.2 Luky Susilowati (2010) Penelitian yang dilakukan oleh Luky Susilowati tentang praktek perataan laba ditinjau dari faktor ukuran perusahaan, profitabilitas dan leverage operasi pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 8

9 Persamaan penelitian ini adalah pada variabel dependen menggunakan perataan laba dengan indeks eckel, dan memakai variable kinerja keuangan dan ukuran perusahaan. Perbedaannya adalah penelitian ini tidak memakai deviden payout ratio sebagai indikator kinerja keuangan dan sampel yang digunakan perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2.1.3 Igan Budiasih (2009) Penelitian yang dilakukan oleh Igan Budiasih tentang faktorfaktor perataan laba menggunakan variabel dependen perataan laba, dengan variabel independen ukuran perusahaan, profitabilitas, laverage dan dividen payout ratio.hasil penelitian Igan Budiasih dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan, profitabilitas dan dividen payout ratio berpengaruh terhadap perataan laba, sedangkan untuk financial laverage tidak berpengaruh terhadap perataan laba. Persamaan penelitian ini adalah pada variabel dependen menggunakan perataan laba Indeks Eckel, dan melakukan analisis faktorfaktor yang berpengaruh terhadap perataan laba. Perbedaannya adalah pada periode waktu sampel yang digunakan. Penelitian ini menggunakan periode 2009-2012 perusahaan terdaftar di BEI kecuali bank dan lembaga keuangan lainnya. Penelitian yang dilakukan oleh Igan Budiasih menggunakan perusahaan real estate and property periode 2002-2006.

10 2.1.4 Sahening Dyah Astuti, Endang Tri Widyarti (2011) Penelitian ini tentang analisis pengaruh NPM, ROA, Perusahaan, dan Financial Leverage terhadap praktik perataan laba. Persamaan penelitian ini mengunakan variabel dependen perataan laba Indeks eckel dan mengukur financial leverage dan ukuran perusahaan. Perbedaan penelitian ini memakai indikator ROA dan sampel yang digunakan penelitian ini perusahan manufaktur. Tabel 2.1 PENELITIAN TERDAHULU Nama Judul Persamaan Perbedaan Hasil Riset Ina Ernawati (2011) Pengaruh Perusahaan, Profitabilitas, dan Financial Leverage terhadap Prakter Income Smoothing Menggunakan Indeks Eckel, mengunakan indikator profitabilitas, leverage dan variabel ukuran perusahaan. Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan manufaktur. Profitabilitas berpengaruh signifikan, sedangkan Perusahaan dan Financial Leverage berpengaruh tapi tidak signifikan. Igan Budiasih (2009) Faktor- Faktor Yang Mempengaru hi Praktik Perataan Laba Menggunakan Indeks Eckel, menggunakan variabel kinerja keuangan. Sampel yang digunakan manufaktur dan lembaga keuangan. Perusahaan, Profitabilitas, dan DPR berpengaruh, sedangkan Leverage tidak berpengaruh.

11 Luky Susilowati (2010) Praktek Perataan Laba Ditinjau Dari Faktor Perusahaan, Profitabilitas Dan Leverage Operasi Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bei Menggunakan Indeks Eckel, profitabilitas, leverage, dan ukuran perusahaan. Penelitian ini tidak memakai Deviden Payout ratio, Net Profit Margin dan sempel yang digunakaan perusahaan makanan dan minuman. Perusahaan dan Profitabilitas berpengaruh sedangkan Financial Leverage tidak berpengaruh. Sahening Dyah Astuti, Endang Tri Widyarti (2011) Analisis Pengaruh Npm, Roa, Perusahaan Dan Financial Leverage Terhadap Praktik Perataan Laba Menggunakan Indeks Eckel, leverage, ukuran perusahaan Memakai variabel ROA dan Sampel yang digunakan penelitian ini manufaktur. Financial leverage berpengaruh, sedangkan NPM, ROA, Perusahaan tidak berpengaruh.

12 2.2 Landasan Teori 2.2.1 Agency Theory Teori keagenan adalah suatu hubungan antara agent (dimisalkan sebagai manajer suatu perusahaan) dengan principal (pemilik perusahaan). Dalam kedudukan tersebut principal atau pemilik perusahaan (bisa lebih dari satu) memiliki wewenang untuk memerintah agen dalam hal membuat keputusan yang terbaik bagi principal. Seorang agent (manajer) akan memberikan keputusan yang terbaik tentang perusahaan dan principal (pemilik perusahaan) akan bertanggung jawab atas keputusan yang diambil oleh agent (manajer). Jensen dan Meckling (1976) mendefinisikan hubungan keagenan sebagai sebuah kontrak antara satu orang atau lebih, pemilik (principal) yang menyewa orang lain manajemen (agent) untuk melakukan beberapa jasa atas nama pemilik yang meliputi pendelegasian weweang pengambilan keputusan kepada agen. Menurut Anthony dan Govindarajan (2005) dalam Igan Budiasih (2009), teori agensi adalah hubungan atau kontak antara principal dan agent. Tuntutan principal (pemilik perusahaan) kepada agent (manajer) untuk memanipulasi laba, sebenarnya diperuntukan kepada pihak luar (eksternal/investor). Bagi pihak eksternal informasi laporan keuangan ini sangat penting karena mereka adalah sumber dana bagi perusahaan tapi mereka adalah orang-orang yang ada didalam kondisi ketidaktahuan.

13 2.2.2 Perataan Laba Igan Budiasih (2009) Manajemen laba merupakan intervensi manajemen dalam proses menyusun pelaporan keuangan eksternal dengan demikina, manajemen dapat menaikan atau menurunkan laba akuntansi sesuai dengan kepentingannya. Perataan laba merupakan salah satu bentuk dari manajemen laba yang dilakukan oleh agen di sebuah perusahaan. Perataan laba adalah tindakan yang sengaja dilakukan oleh perusahaan untuk mencapai tujuantujuan tertentu. Laba perusahaan yang dihasilakan akan selalu tidak jauh berbeda dengan laba tahun sebelumnya untuk meminimalkan resiko-resiko yang tidak diinginkan oleh perusahaan. Menurut Eckel (1981) dalam Mudjiono (2010) terdapat dua jenis perataan laba yaitu naturally smooth dan intentionally smooth. Intentionally smooth terbagi atas artificial smoothing dan real smoothing. Aliran perataan laba yang alami naturally smooth secara sederhana menyatakan bahwa sifat dari proses menghasilkan laba itu sendiri yang menimbulkan aliran laba yang rata sedangkan artificial smoothing dan real smoothing merupakan aliran perataan yang dibuat oleh manajemen. Real smoothing adalah perataan laba yang dilakukan melalui transaksi keuangan sesungguhnya dengan mempengaruhi laba melalui perubahan dengan sengaja atas kebijakan operasi dan waktunya. 2.2.3 Tujuan Perataan Laba sebagai berikut : Menurut Foster dalam Ratih (2010), tujuan perataan laba adalah

14 1. Memperbaiki citra perusahaan di mata pihak luar bahwa perusahan tersebut memiliki resiko yang rendah. 2. Memberikan informasi yang relevan dalam melakukan prediksi terhadap laba di masa yang akan datang. 3. Meningkatkan kupuasan relasi bisnis 4. Meningkatkan presepsi pihak eksternal terhadap kemakmuran manajemen 5. Meningkatkan kompensasi bagi manajemen 2.2.4 Pendekatan yang Digunakan Dalam Perataan laba Albercht dan Richarson (1999) menyatakan bahwa terdapat tiga pendekatan dalam studi yang berkaitan dengan perataan laba. Ketiga pendekatan tersebut adalah: 1. The classical approach. Pendekatan ini digunakan untuk menguji hubungan antara variabel-variabel yang dapat digunakan untuk melakukan penstabilan laba dan pengaruhnya terhadap laba yang dilaporkan. 2. The income variability approach. Pendekatan ini digunakan untuk membedakan tindakan/perilaku manajemen yang dapat menyebabkan timbulnya penstabilan laba secara artificial dengan peraturan yang bersiatreal dan natural. 3. The dual economy approach. Pendekatan ini dilakukan dengan membandingkan perubahan laba operasi dan laba normal dengan perubahan-perubahan biaya pada perusahaan-perusahaan berdasarkan sektor-sektor tertentu (di Amerika Serikat terdapat 2 sektor yaitu core

15 dan periphery sector). Core sector terdiri dari durabel manufacturing dan industri yang mengolah hasil alam. Peripheri sector terdiri dari industri pertanian, non durable manufacturing, dan industri eceran. 2.2.5 Tipe Perataan Laba Berdasarkan penelitian Eckel (1981) terdapat dua jenis perataan laba yaitu naturally smooth dan intentionally smoth. Intentionally smooth terbagi atas artificial smoothing dan real smoothing.berikut ini adalah gambar yang digunakan untuk memperjelas tipe preataan laba tersebut: Gambar 2.2 Tipe Perataan Laba Smooth Income Stream Intentionally Being Smoothed By Management Naturally Smooth Artificial Smoothing Real Smoothing Sumber: Norm Eckel, 1981, The Smoothing Hypothesis Revisited,Abacus Vol 17, No 1 (dikutip Ratih, 2010) Koch (1981) Menyatakan bahwa peratan laba dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:

16 1. Artificial smoothing, perataan laba yang mengacu pada prosedur akuntansi yang diimplementasikan dimana manajemen melakukan tindakan untuk mengakui biaya dan atau pendapatan dari satu periode ke periode lain (manipulasi melalui metode akuntansi). 2. Real smoothing, Perataan laba yang mengacu pada transaksi aktual yang dilakukan oleh entitas dimana manajemen mempunyai kendali terhadap transaksi yang akan mempengaruhi laba di masa depan (manipulasi melalui transaski). 2.2.6 Sasaran Praktik Perataan Laba Foster (1986) mengklasifiksikan unsur-unsur laporan keuangan yang dijadikan dalam praktik perataan laba, yaitu; 1. Unsur Penjualan a. Saat pembuatan faktur. Misalnya: penjualan yang sebenarnya untuk periode yang akan datang pembuatan fakturnya dilakukan pada periode ini dan dilaporkan sebagai penjualan periode ini. b. Pembuatan pesanan atau penjulan fiktif. c. Downgrading (penurunan) produk. Misalnya dengan cara mengklasifikasikan produk yang belum rusak kedalam kelompok produk yang rusak dan selanjutnya dilaporkan telah terjual dengan harga yang lebih rendah dari harga yang sebenarnya. 2. Unsur Biaya a. Memecah faktur. Misalnya faktur untuk sebuah pembelian/pesanan dipecah menjadi beberapa pembelian/pesanan dan selanjutnya dibuatkan

17 beberapa faktur dengan tanggal berbeda kemudian dilaporkan dalam beberapa periode akuntansi. b. Mencatat prepayment (biaya dibayar dimuka) sebagai biaya. Misalnya melaporkan biaya advertensi dibayar dimuka untuk tahun depan sebagai biaya advertensi tahun ini. Dikutip dari Widaryanti (2009). 2.2.7 Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Perataan Laba Kinerja keuangan adalah suatu gambaran tentang pertumbuhan, perkembangan perusahaan dan juga sarana informasi bagi pihak perusahaan ataupun pihak luar seperti investor. Kinerja keuangan digunakan untuk melihat kondisi suatu perusahaan dan juga untuk memprediksi prospek kedepannya pada suatu perusahaan. Pimpinan perusahaan dan manajemen yang paling berkepentingan dengan pembuatan laporan keuangan, karena hasil dari laporang keuangan tersebut dijadikan sebagai alat untuk mengambil keputusan. Laporan keuangan ini diringkas lagi menjadi laporan kinerja keuangan yang menyajikan rasio-rasio dari analisis laporan keuangan perusahaan. Perusahaan yang memiliki kinerja yang buruk akan berusaha memperbaiki laporan keuangan perusahaan salah satu tindakannya adalah melakukan Perataan Laba. Banyak motivasi perusahaan melakukan perataan laba, tidak selalu perusahaan yang memiliki kinerja yang buruk bisa saja perusahaan yang kinerjanya baik dan memiliki keuntungan yang lebih, karena perusahaan terhindar dari pajak ataupun tidak ingin membagikan

18 deviden kepada pemegang saham agar keuntungan tersebut bisa digunakan untuk biaya oprasional perusahaan. 2.2.8 Net Profit Margin Menurut Herawaty (2005) Net Profit Margin adalah suatu pengukuran dari setiap satuan nilai penjualan yang tersisa setelah dikurangi oleh seluruh biaya, termasuk bunga dan pajak. Menurut Salno dan Baridwan (2000) net profit margin diduga mempengaruhi perataan laba, karena secara logis margin ini terkait langsung dengan objek perataan penghasilan. Net profit margin diukur dengan laba bersih setelah pajak dibagi dengan total penjualan. 2.2.9 Financial Leverage Leverage keuangan adalah pendanaan sebagian aktiva perusahaan dengan sekuritas yang menanggung pengembalian tetap atau terbatas (Keown, 2010:106). Leverage merupakan istilah yang biasa digunakan oleh pihak perusahaan untuk mengukur kemampuan financial mereka dalam memenuhi semua kewajiban perusahaan. Hutang merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi jumlah dividen yang akan dibagi kepada pemegang saham sebuah perusahaan. Semakin tinggi hutang sebuah perusahaan maka dividen yang dibagi semakin rendah karena kemungkinan laba yang diperoleh perusahaan akan digunakan untuk memenuhi kewajiban perusahaan. Perusahaan yang mempunyai tingkat leverage yang tinggi diduga melakukan perataan laba karena perusahaan terancam default sehingga manajemen membuat kebijakan yang dapat meningkatkan pendapatan (Prabayanti dan Yasa, 2010 dalam Sahening dan Endang 2011)

19 2.2.10 Deviden Payout Ratio Menurut Lisa Marlina dan Clara Danica (2009) kebijakan deviden perusahaan tergambar pada deviden payout rationya yaitu presentase laba yang dibagikan dalam bentuk deviden tunai, artinya besar kecilnya deviden payout ratio akan mempengaruhi keputusan investasi para pemegang saham dan disisi lain berpengaruh pada kondisi keuangan perusahaan. Deviden Payout Ratio adalah salah satu faktor yang diduga dapat berpengaruh pada tindakan perataan laba. Perusahaan yang mengalami fluktuasi laba akan mempengaruhi kebijakan pembayaran deviden yang mempunyai pengaruh bagi pemegang saham. Jika perusahaan menampilkan laba yang sebenarnya maka deviden yang akan dibagikan kepada investor juga lebih besar dan apabila hal tersebut terjadi maka sumber dana internalnya berkurang padahal sumber dana yang lebih tersebut bisa dimanfaatkan untuk membiayai aktivitas perusahaan. 2.2.11 Pengaruh Perusahaan terhadap Perataan Laba Herawaty (2005) menyatakan ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana dapat diklasifikasikan besar kecil perusahaan menurut berbagai cara, antara lain: total aktiva, log size, nilai pasar saham, dan lain lain. Pada dasarnya ukuran perusahaan hanya terbagi dalam 3 kategori yaitu perusahaan besar (large firm), perusahan menengah (medium-size) dan perusahaan kecil (small firm). Perusahaan-perusahaan besar memliki motivasi yang lebih dari pada perusahaan sedang atau kecil untuk melakukan tindakan perataan laba. Jika perusahaan mengalami fluktuasi

20 laba maka akan ada tekanan dari investor untuk memberikan deviden yang lebih besar tapi jika terjadi penurunan laba maka perusahaan harus bertanggung jawab kepada investor, jadi manajer perusahaan termotivasi untuk melakukan perataan laba. 2.4 Kerangka Pemikiran Net Profit Margin Financial Leverage Deviden Payout Ratio Kinerja Keuangan Perusahaan Perataan Laba Gambar 2.3 2.5 Hipotesis Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,landasan teori dan penelitian terdahulu yang telah diuraikan diatas maka hipotesis penelitian ini adalah : H1 H2 : Kinerja Keuangan berpengaruh terhadap tindakan Perataan Laba. : Perusahaan berpengaruh terhadap tindakan Perataan Laba.