Perkembangan Kasus AI pada Itik dan Unggas serta Tindakan Pengendaliannya

dokumen-dokumen yang mirip
Perkembangan Kasus Avian Influenza (AI) pada Unggas Kondisi s/d 31 Mei 2014

BUKU SAKU FLU BURUNG. Posko KLB Ditjen PP dan PL : SMS GATE WAY :

PERMASALAHAN DALAM PELAKSANAAN PENGENDALIAN FLU BURUNG DI JAWA BARAT. oleh : Ir. Koesmajadi TP Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN. penyakit zoonosis yang ditularkan oleh virus Avian Influenza tipe A sub tipe

KEBIJAKAN UMUM PENGENDALIAN FLU BURUNG DI INDONESIA DIREKTUR PANGAN DAN PERTANIAN BOGOR, 25 FEBRUARI 2009

BAB I PENDAHULUAN. oleh virus dan bersifat zoonosis. Flu burung telah menjadi perhatian yang luas

PIDATO PENGANTAR MENTERI PERTANIAN PADA RAPAT KERJA DENGAN KOMISI IV DPR-RI TANGGAL 1 FEBRUARI 2007

Perkembangan Flu Burung pada Manusia dan Langkah-Langkah Pengendaliannya

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 9 TAHUN 2007 SERI E.5 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 7 TAHUN 2007

BAB 1 PENDAHULUAN. kepercayaan, kita dihadapkan lagi dengan sebuah ancaman penyakit dan kesehatan,

WALIKOTA TASIKMALAYA

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sub sektor memiliki peran penting dalam pembangunana nasional. Atas

BAB I PENDAHULUAN. terakhir, tidak hanya menimbulkan kepanikan bagi masyarakat tetapi juga menjadi

BUPATI KULON PROGO INSTRUKSI BUPATI KULON PROGO NOMOR : 1 TAHUN 2007 TENTANG

KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH PROPINSI SULAWESI TENGAH DALAM PENANGGULANGAN PENYAKIT FLU BURUNG (AVIAN INFLUENZA) PADA AYAM RAS

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 7 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 50/Permentan/OT.140/10/2006 TENTANG PEDOMAN PEMELIHARAAN UNGGAS DI PEMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Situasi AI dan Refocus Rencana Kerja Strategis Nasional Pengendalian AI pada Unggas Tahun 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. Virus family Orthomyxomiridae yang diklasifikasikan sebagai influenza A, B, dan C.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2014 TENTANG PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. dapat menular kepada manusia dan menyebabkan kematian (Zoonosis) (KOMNAS

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN FLU BURUNG DI DESA KIPING KECAMATAN SAMBUNGMACAN KABUPATEN SRAGEN

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG PENGENDALIAN PEMELIHARAAN DAN PEREDARAN UNGGAS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2014 TENTANG PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Simulasi Kejadian Luar Biasa Flu Burung di Desa Dangin Tukadaya

FLU BURUNG. HA (Hemagglutinin) NA (Neoraminidase) Virus Flu Burung. Virus A1. 9 Sub type NA 15 Sub type HA. 3 Jenis Bakteri 1 Jenis Parasit

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 2

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61/Permentan/PK.320/12/2015 TENTANG PEMBERANTASAN PENYAKIT HEWAN

LAMPIRAN KUESIONER GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PENCEGAHAN PENYAKIT AVIAN INFLUENZA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 06/Permentan/OT.140/1/2007 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT PENGENDALI PENYAKIT AVIAN INFLUENZA REGIONAL

MENYIKAPI MASALAH FLU BURUNG DI INDONESIA

KEBIJAKAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN ZOONOSIS DALAM OTONOMI DAERAH

GUBERNUR MALUKU UTARA

RUMUSAN ROUNDTABLE DISCUSSION: ARAH PENELITIAN MENDUKUNG RENCANA BEBAS PENYAKIT AVIAN INFLUENZA PADA UNGGAS TAHUN Bogor, Kamis, 5 Desember 2013

Wahai Burungku, Ada Apa Denganmu (naskah ini disalin sesuai aslinya untuk kemudahan navigasi)

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PENYAKIT AVIAN

GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM

PENANGANAN INFLUENZA DI MASYARAKAT (SARS, H5N1, H1N1, H7N9)

KEBIJAKAN PENGENDALIAN ZOONOSIS DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

(Rp.) , ,04

CUPLIKAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PETERNAKAN NOMOR : 21055/Kpts/KU.510/F/04/2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit flu burung atau flu unggas (bird flu, avian influenza) adalah

MODUL 2 DASAR DASAR FLU BURUNG, PANDEMI INFLUENZA DAN FASE FASE PANDEMI INFLUENZA MENURUT WHO

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia semakin meningkat. Hal ini ditandai dengan banyaknya berdiri

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN TENTANG KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER DAN KESEJAHTERAAN HEWAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28 ayat (1). Pembangunan bidang kesehatan

ABSTRAK. Elisabet Risubekti Lestari, 2007.Pembimbing I : Donny Pangemanan, drg., SKM. Pembimbing II : Budi Widyarto, dr.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. oleh virus influenza tipe A, yang ditularkan oleh unggas seperti ayam, kalkun, dan

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 311/MENKES/SK/V/2009 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2012 TENTANG KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER DAN KESEJAHTERAAN HEWAN

Selama ini mungkin kita sudah sering mendengar berita tentang kasus

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2012 TENTANG KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER DAN KESEJAHTERAAN HEWAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG PENGENDALIAN PEMELIHARAAN DAN PEREDARAN UNGGAS

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini membahas mengenai implementasi pelayanan kesehatan

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

ROAD MAP MENUJU BEBAS AVIAN INFLUENZA DI WILAYAH BPPV REGIONAL III ABSTRAK ABSTRACT (IN ENGLISH)

BAB 1 PENDAHULUAN. Tingginya angka kejadian Rabies di Indonesia yang berstatus endemis

Yusmichad Yusdja, Nyak Ilham dan Edi Basuno PSE-KP BOGOR PENDAHULUAN. Latar Belakang dan Pemasalahan

LAPORAN KEGIATAN INVESTIGASI WABAH PENYAKIT HEWAN TAHUN Penyakit hewan masih menjadi permasalahan bagi industri peternakan di Indonesia

EVALUASI KEGIATAN DIREKTORAT KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER TAHUN 2017 & RENCANA KEGIATAN TAHUN 2018 RAKONTEKNAS II SURABAYA, 12 NOVEMBER 2017

BAB VI INDIKATOR KINERJA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan epidemiologi Avian Influenza

DIREKTUR JENDERAL BINA PRODUKSI PETERNAKAN, MEMUTUSKAN :

ROAD MAP NASIONAL PEMBERANTASAN RABIES DI INDONESIA

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. yang dapat menimbulkan kerugian ekonomi (Wibowo, 2014). Hal ini disebabkan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Implementasi One Health Menjembatani Sektor Kesehatan Masyarakat dengan Sektor Kesehatan Hewan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambaran Avian Influenza di Provinsi Lampung

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2000 TENTANG KARANTINA HEWAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KOTA DUMAI

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

RENCANA STRATEGIS NASIONAL PENGENDALIAN FLU BURUNG (AVIAN INFLUENZA) DAN KESIAPSIAGAAN MENGHADAPI PANDEMI INFLUENZA

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran

LAPORAN KINERJA 2014 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Budidaya Bebek Peking Sangat Menjanjikan

*37679 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 82 TAHUN 2000 (82/2000) TENTANG KARANTINA HEWAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LAPORAN ANALISIS RISIKO PEMASUKAN SAPI BIBIT BALI YANG DIKIRIM DARI LOMBOK- NTB KE MAKASSAR TERHADAP PENYAKIT ANTHRAKS

DAFTAR ISI. PENDAHULUAN... 1 Latar Belakang... 1 Tujuan Penelitian... 2 Manfaat Penelitian... 2 Hipotesis... 2

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Uraian Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur

KEBIJAKAN NASIONAL DAN STRATEGI PENGENDALIAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT RABIES

II. TINJAUAN PUSTAKA. Industri Peternakan unggas dibagi menjadi 4 sektor yaitu sektor 1 merupakan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. unggas yang dibudidayakan baik secara tradisional sebagai usaha sampingan

DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN

Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37/Permentan/OT.140/3/2014 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1991 TENTANG PENANGGULANGAN WABAH PENYAKIT MENULAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan Kesehatan merupakan bagian integral dari Pembangunan. Indonesia. Pembangunan Kesehatan bertujuan untuk meningkatkan

PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN PEMBIBITAN BABI TAHUN 2012 DIREKTORAT PERBIBITAN TERNAK

PEMERINTAH PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PENGENDALIAN TERNAK SAPI DAN KERBAU BETINA PRODUKTIF

OLEH DR. Drh. RAIHANAH, M.Si. KEPALA DINAS KESEHATAN HEWAN DAN PETERNAKAN ACEH DISAMPAIKAN PADA :

Transkripsi:

Perkembangan Kasus AI pada Itik dan Unggas serta Tindakan Pengendaliannya Menteri Pertanian RI Rapat Koordinasi AI/Flu Burung Tingkat Menteri Di Kementerian Pertanian, 27 Desember 2012

Perkembangan Kasus AI pada Unggas di Indonesia Tahun 2006 2012 Berdasarkan data SMS Gateway Tim PDSR www.ditjennak.deptan.go.id SMS/Call Center AI 08118301001 2

Kasus AI per Tahun Januari 2006 s/d 26 Desember 2012 3000 2500 2751 2293 2000 1500 1413 1502 1390 1000 500 523 0 2007 2008 2009 2010 2011 2012 desa

Kasus AI Tahun 2009-2012 (data s/d 26 Des 2012) 400 350 337 362 300 250 200 212 150 100 50 58 96 32 72 39 32 4524 15 42 0 2009 2010 2011 2012

Kasus AI Per Provinsi tahun 2012 400 350 300 250 200 150 100 50 94 60 48 43 35 31 30 22 22 19 19 16 14 8 6 5 5 5 3 5 1 1 1 1 0 0 0 0 0

Jumlah Unggas Mati Karena AI per tahun

Perkembangan Kasus AI Baru pada Itik Berdasarkan hasil investigasi lapangan dan uji laboratoris dari Tim Balai Besar Veteriner Wates Yogyakarta sejak Oktober - November 2012 bahwa telah ditemukan meningkatnya kasus kematian itik yang disebabkan oleh Virus Avian Influenza (AI) sub type H5N1. Dari hasil penelitian biomolekuler, 3 Nov 2012 ditemukan virus AI sub type H5N1 yang memiliki kelompok gen (Clade) baru yakni 2.3.2 pada itik yang berbeda dengan Clade lama 2.1.3 yang selama ini menyerang unggas di Indonesia.

Berdasarkan data BBV/BPPV, Dinas Peternakan Prov, s/d 26 Desember 2012: kasus kematian itik sebanyak 150.866 ekor, telah terjadi di 50 kab./kota pada 9 prov (Jateng, Jatim, Jabar, D.I. Yogyakarta, Banten, Lampung, Riau, Sulbar, Sulsel) Gejala klinis yang dilaporkan antara lain tortikolis, kejang-kejang, inkoordinasi, kesulitan berdiri, nafsu makan turun, mata keputihan, kematian tinggi (rata-rata 39,3%) pada itik anakan/muda. Pada itik dewasa terjadi penurunan produksi telur. Kejadian penyakit berlangsung kronis Juga menyerang Itik manila (entog) dan ayam kampung, yang dipelihara sekandang dengan itik tertular

Ancaman Virus AI clade baru 2.3.2 Mengingat virus AI (Flu Burung) bersifat menular antar unggas dan Zoonosis (dari unggas ke manusia atau sebaliknya), maka perlu kewaspadaan terhadap ancaman: - Bila menular ke peternakan ayam komersial, yang berakibat vaksin isolat lokal yang ada saat ini tidak akan mampu memproteksi, sehingga akan berisiko menimbulkan dampak kerugian ekonomis yang sangat tinggi bagi industri peternakan unggas nasional. - Bila menular ke manusia karena bersifat zoonosis, yang belum diketahui keganasannya, maka dikhawatirkan akan menyebabkan ancaman kesehatan manusia, gangguan ketenteraman batin masyarakat luas serta ancaman risiko pandemi influenza.

Distribusi Clade Virus AI di Asia 1.1 : Vietnam, Kamboja 2.1.3 : Indonesia 2.2 : Bangladesh 2.3.2.1 : Butan, Nepal, India, Bangladesh, Myanmar, Laos, Jepang, Hongkong, Mongolia, Korea, Cina, Vietnam, Indonesia 2.3.4 : Nepal, Bangladesh, Myanmar 7.2 : Cina

Kegiatan Pengendalian AI pada Itik (yang telah dilakukan) 1. Investigasi lapangan BBV Wates terhadap laporan kematian itik di Jateng dan DIY dan pengujian laboratoris selama Okt. 2012 Diagnosa (+) AI, perlu sekuensing genetik virus AI 2. SE Dirkeswan 9 Nov 2012: langkah kewaspadaan dini di daerah dan pelaksanaan penelitian biomolekuler oleh Bbalitvet, BBV Wates, BPPV Bukittinggi, BBPMSOH, Pusvetma 3. Sosialisasi pada Rakonteknas di Makasar 10-12 Nov 2012 4. Penyelidikan penyakit terpadu Tim Kementan dan Kemenkes di DIY, Nov 2012 5. Pertemuan konsultasi dengan Komisi Ahli/Pakar AI, 3 Des 2012 6. SE Dirjen. PKH. 6 Des 2012 tentang pengendalian AI pada Itik 7. Melapor ke OIE (Badan Kesehatan Hewan Dunia), 12 Des 2012 8. Penerbitan paper ilmiah pada Buletin Lab Veteriner 13 Des 2012

9. Dialog interaktif di Media Massa, pada tanggal 13 Desember 2012 oleh Dirjen. PKH di RRI Pusat, dan oleh Direktur Kesehatan Hewan pada Forum Wartawan Pertanian. 10. Penelusuran faktor penyebab kemungkinan masuknya virus AI ke Indonesia, dengan menggali informasi dari berbagai sumber (Ditkeswan, Pusat Karantina Hewan) 11.Kajian Vaksin AI yang protektif terhadap virus AI clade baru 2.3.2. untuk dilanjutkan dengan penetapan kebijakan dan produksi vaksinnya (Bbalitvet, BBPMSOH) 12. Laporan Menteri Pertanian ke Presiden, 14 Des 2012 13. Rapat koordinasi Pusat dan Daerah, Ditjen. PKH,18 Des 2012 14. Rapat koordinasi Ditjen. P2PL Kemenkes dengan Ditjen. PKH Kementan, 19 Des 2012 15. Konferensi pers Dirjen. PKH, 20 Des 2012 16. Kunjungan Menteri Pertanian di kab. Brebes, 22 Des 2012 17. Konferensi Pers Menteri Pertanian, 26 Des 2012

1. Biosekuriti 2. Depopulasi 3. Vaksinasi 8 Strategi Pengendalian AI pada Itik dan Unggas 4. Pengawasan lalu lintas 5. Surveilans 6. Restrukturisasi perunggasan 7. Public Awareness 8. Peraturan Perundangan

1. Biosekuriti Meningkatkan kegiatan biosekuriti praktis untuk mencegah masuknya penyakit di peternakan meliputi: - isolasi (pagar kandang, itik sakit, kandang bibit/anakan itik baru) - lalu lintas terhadap pekerja dan kendaraan - pembersihan dan desinfeksi terhadap kandang dan peralatan kandang

2. Depopulasi Depopulasi merupakan strategi pengendalian AI yang paling efektif untuk mencegah segera menekan seminimal mungkin sirkulasi virus AI di lapangan dan agar tidak menyebar ke lainnya. Pemusnahan terbatas (Focal Culling) terhadap itik/unggas sakit atau sekandang/kontak langsung dengan unggas sakit AI Diikuti dengan pembakar, penguburan bangkai unggas Harus menggunakan Alat Pelindung Diri lengkap Depopulasi itik/unggas komersial umumnya sulit dilakukan, penolakan peternak bila tidak disertai dana kompensasi (kecuali sedikit yang telah menyadari bahayanya) Dana kompensasi sangat diperlukan, tidak teralokasi dalam APBN dan APBD. Maka perlu dicari solusi terobosan penganggaran dan kecepatan penyalurannya ke peternak

3. Vaksinasi AI Strategi Vaksinasi AI pada itik belum dianjurkan. Namun bagi peternakan itik komersial (breeding dan intensif) yang sudah melaksanakan vaksinasi, dapat melanjutkan dengan menggunakan vaksin AI yang diregistrasi oleh Kementerian Pertanian, sambil menunggu hasil penelitian secara mendalam. Vaksin AI yang baru saat ini sedang dilakukan penelitian dan diharapkan segera dapat diproduksi oleh produsen vaksin nasional selambat-lambatnya pada triwulan pertama tahun 2013.

4. Pengawasan Lalu-Lintas Pengawasan lalu lintas itik dan produknya mengacu pada SOP Pengendalian AI, dilakukan oleh Dinas Peternakan setempat dari peternakan dan cek poin antar daerah. Sedangkan Karantina Hewan di tempat-tempat pengeluaran dan pemasukan dengan. Lalu lintas itik hidup dipersyaratkan dengan melampirkan hasil laboratorium uji PCR dengan hasil negatif AI sesuai SE Dirjen PKH 6 Desember 2012 Produksi bibit anakan itik dari peternakan yang tertular AI dilarang diperdagangkan dan dilalu-lintaskan untuk sementara hingga penyakitnya terkendali dibuktikan dengan uji Lab PCR. Permasalahan kurang ketatnya pengawasan di tempat lalulintas legal dan illegal antar daerah dan antar pulau

5. Surveilans Surveilans Partisipatif oleh Tim PDSR menerapkan deteksi dini, lapor dini dan respon dini. Investigasi penyakit secara terpadu di lapangan antara Tim PDSR (kesehatan hewan) dan Tim DSO/Puskesmas (kesehatan masyarakat) Laboratorium BBVet/BPPV agar meningkatkan surveilans AI pada itik dan unggas air dan unggas lainnya, khususnya di daerah sentra produksi itik di wilayah risiko tinggi Melanjutkan penelitian dan monitoring dinamika virus AI untuk digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam penetapan strategi pengendalian penyakit selanjutnya

6. Restrukturisasi Perunggasan Penataan kawasan peternakan perunggasan (Pembibitan Ayam Ras dan Itik) yang harus cukup jauh dari pemukiman dan peternakan budidaya. Penataan rantai pemasaran unggas yang dapat memenuhi persyaratan higiene dan sanitasi minimal Mendorong kesadaran masyarakat untuk pengandangan unggas pekarangan di sekitar pemukiman.

7. Public Awareness 1. Penyuluhan kepada masyarakat umum agar tidak panik dan tidak khawatir mengkonsumsi daging dan telur itik sepanjang dimasak terlebih dahulu. Sewaktu menangani (memelihara, menyembelih, mengubur bangkai dll) itik atau unggas lainnya agar tetap menggunakan masker dan mencuci tangan dengan sabun serta menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). 2. Perlunya Iklan Layanan Masyarakat di TV dan Radio secara berkelanjutan, Dialog Interaktif dan berita yang proporsional di Media massa. 3. Mengaktifkan jalur layanan komunikasi publik, di pusat maupun di daerah. Pada Kementerian Pertanian tersedia SMS/Call Center AI 08118301001 dan website www.ditjennak.deptan.go.id

8. Peraturan Perundangan Penerapan Peraturan di Daerah dalam bentuk PERDA, PERGUB, PERBUB/WALIKOTA yang mengacu pada UU 18/2009, PP dan PERMENTAN dari Pusat Kesiapsiagaan Pemerintah Daerah dalam menghadapi peningkatan atau meluasnya kasus AI

Koordinasi Kementan dan Lintas Sektor 1. Kementerian Kesehatan - Berbagi informasi kasus AI pada unggas dan manusia - Investigasi penyakit terpadu Tim PDSR & DSO/Puskesmas - Penelitian Biomolekuler dinamika virus AI pada unggas keterkaitan dengan Flu Burung pada manusia 2. Kemenko. Kesejahteraan Rakyat/Komnas P. Zoonosis - Koordinasi Lintas Kementerian, Komda P. Zoonosis Prov. - Koordinasi Komunikasi publik melalui Media massa (Kominfo) - Koordinasi dengan TNI/POLRI dalam penindakan lalulintas unggas secara illegal 3. Kementerian Dalam Negeri - Koordinasi dengan Pemerintah Daerah Prov dan Kab/Kota - Mendorong penguatan komitmen Pimpinan Daerah dalam kelembagaan kesehatan hewan, anggaran, sarana untuk pengendalian AI

Terima Kasih