Perkembangan Kasus AI pada Itik dan Unggas serta Tindakan Pengendaliannya Menteri Pertanian RI Rapat Koordinasi AI/Flu Burung Tingkat Menteri Di Kementerian Pertanian, 27 Desember 2012
Perkembangan Kasus AI pada Unggas di Indonesia Tahun 2006 2012 Berdasarkan data SMS Gateway Tim PDSR www.ditjennak.deptan.go.id SMS/Call Center AI 08118301001 2
Kasus AI per Tahun Januari 2006 s/d 26 Desember 2012 3000 2500 2751 2293 2000 1500 1413 1502 1390 1000 500 523 0 2007 2008 2009 2010 2011 2012 desa
Kasus AI Tahun 2009-2012 (data s/d 26 Des 2012) 400 350 337 362 300 250 200 212 150 100 50 58 96 32 72 39 32 4524 15 42 0 2009 2010 2011 2012
Kasus AI Per Provinsi tahun 2012 400 350 300 250 200 150 100 50 94 60 48 43 35 31 30 22 22 19 19 16 14 8 6 5 5 5 3 5 1 1 1 1 0 0 0 0 0
Jumlah Unggas Mati Karena AI per tahun
Perkembangan Kasus AI Baru pada Itik Berdasarkan hasil investigasi lapangan dan uji laboratoris dari Tim Balai Besar Veteriner Wates Yogyakarta sejak Oktober - November 2012 bahwa telah ditemukan meningkatnya kasus kematian itik yang disebabkan oleh Virus Avian Influenza (AI) sub type H5N1. Dari hasil penelitian biomolekuler, 3 Nov 2012 ditemukan virus AI sub type H5N1 yang memiliki kelompok gen (Clade) baru yakni 2.3.2 pada itik yang berbeda dengan Clade lama 2.1.3 yang selama ini menyerang unggas di Indonesia.
Berdasarkan data BBV/BPPV, Dinas Peternakan Prov, s/d 26 Desember 2012: kasus kematian itik sebanyak 150.866 ekor, telah terjadi di 50 kab./kota pada 9 prov (Jateng, Jatim, Jabar, D.I. Yogyakarta, Banten, Lampung, Riau, Sulbar, Sulsel) Gejala klinis yang dilaporkan antara lain tortikolis, kejang-kejang, inkoordinasi, kesulitan berdiri, nafsu makan turun, mata keputihan, kematian tinggi (rata-rata 39,3%) pada itik anakan/muda. Pada itik dewasa terjadi penurunan produksi telur. Kejadian penyakit berlangsung kronis Juga menyerang Itik manila (entog) dan ayam kampung, yang dipelihara sekandang dengan itik tertular
Ancaman Virus AI clade baru 2.3.2 Mengingat virus AI (Flu Burung) bersifat menular antar unggas dan Zoonosis (dari unggas ke manusia atau sebaliknya), maka perlu kewaspadaan terhadap ancaman: - Bila menular ke peternakan ayam komersial, yang berakibat vaksin isolat lokal yang ada saat ini tidak akan mampu memproteksi, sehingga akan berisiko menimbulkan dampak kerugian ekonomis yang sangat tinggi bagi industri peternakan unggas nasional. - Bila menular ke manusia karena bersifat zoonosis, yang belum diketahui keganasannya, maka dikhawatirkan akan menyebabkan ancaman kesehatan manusia, gangguan ketenteraman batin masyarakat luas serta ancaman risiko pandemi influenza.
Distribusi Clade Virus AI di Asia 1.1 : Vietnam, Kamboja 2.1.3 : Indonesia 2.2 : Bangladesh 2.3.2.1 : Butan, Nepal, India, Bangladesh, Myanmar, Laos, Jepang, Hongkong, Mongolia, Korea, Cina, Vietnam, Indonesia 2.3.4 : Nepal, Bangladesh, Myanmar 7.2 : Cina
Kegiatan Pengendalian AI pada Itik (yang telah dilakukan) 1. Investigasi lapangan BBV Wates terhadap laporan kematian itik di Jateng dan DIY dan pengujian laboratoris selama Okt. 2012 Diagnosa (+) AI, perlu sekuensing genetik virus AI 2. SE Dirkeswan 9 Nov 2012: langkah kewaspadaan dini di daerah dan pelaksanaan penelitian biomolekuler oleh Bbalitvet, BBV Wates, BPPV Bukittinggi, BBPMSOH, Pusvetma 3. Sosialisasi pada Rakonteknas di Makasar 10-12 Nov 2012 4. Penyelidikan penyakit terpadu Tim Kementan dan Kemenkes di DIY, Nov 2012 5. Pertemuan konsultasi dengan Komisi Ahli/Pakar AI, 3 Des 2012 6. SE Dirjen. PKH. 6 Des 2012 tentang pengendalian AI pada Itik 7. Melapor ke OIE (Badan Kesehatan Hewan Dunia), 12 Des 2012 8. Penerbitan paper ilmiah pada Buletin Lab Veteriner 13 Des 2012
9. Dialog interaktif di Media Massa, pada tanggal 13 Desember 2012 oleh Dirjen. PKH di RRI Pusat, dan oleh Direktur Kesehatan Hewan pada Forum Wartawan Pertanian. 10. Penelusuran faktor penyebab kemungkinan masuknya virus AI ke Indonesia, dengan menggali informasi dari berbagai sumber (Ditkeswan, Pusat Karantina Hewan) 11.Kajian Vaksin AI yang protektif terhadap virus AI clade baru 2.3.2. untuk dilanjutkan dengan penetapan kebijakan dan produksi vaksinnya (Bbalitvet, BBPMSOH) 12. Laporan Menteri Pertanian ke Presiden, 14 Des 2012 13. Rapat koordinasi Pusat dan Daerah, Ditjen. PKH,18 Des 2012 14. Rapat koordinasi Ditjen. P2PL Kemenkes dengan Ditjen. PKH Kementan, 19 Des 2012 15. Konferensi pers Dirjen. PKH, 20 Des 2012 16. Kunjungan Menteri Pertanian di kab. Brebes, 22 Des 2012 17. Konferensi Pers Menteri Pertanian, 26 Des 2012
1. Biosekuriti 2. Depopulasi 3. Vaksinasi 8 Strategi Pengendalian AI pada Itik dan Unggas 4. Pengawasan lalu lintas 5. Surveilans 6. Restrukturisasi perunggasan 7. Public Awareness 8. Peraturan Perundangan
1. Biosekuriti Meningkatkan kegiatan biosekuriti praktis untuk mencegah masuknya penyakit di peternakan meliputi: - isolasi (pagar kandang, itik sakit, kandang bibit/anakan itik baru) - lalu lintas terhadap pekerja dan kendaraan - pembersihan dan desinfeksi terhadap kandang dan peralatan kandang
2. Depopulasi Depopulasi merupakan strategi pengendalian AI yang paling efektif untuk mencegah segera menekan seminimal mungkin sirkulasi virus AI di lapangan dan agar tidak menyebar ke lainnya. Pemusnahan terbatas (Focal Culling) terhadap itik/unggas sakit atau sekandang/kontak langsung dengan unggas sakit AI Diikuti dengan pembakar, penguburan bangkai unggas Harus menggunakan Alat Pelindung Diri lengkap Depopulasi itik/unggas komersial umumnya sulit dilakukan, penolakan peternak bila tidak disertai dana kompensasi (kecuali sedikit yang telah menyadari bahayanya) Dana kompensasi sangat diperlukan, tidak teralokasi dalam APBN dan APBD. Maka perlu dicari solusi terobosan penganggaran dan kecepatan penyalurannya ke peternak
3. Vaksinasi AI Strategi Vaksinasi AI pada itik belum dianjurkan. Namun bagi peternakan itik komersial (breeding dan intensif) yang sudah melaksanakan vaksinasi, dapat melanjutkan dengan menggunakan vaksin AI yang diregistrasi oleh Kementerian Pertanian, sambil menunggu hasil penelitian secara mendalam. Vaksin AI yang baru saat ini sedang dilakukan penelitian dan diharapkan segera dapat diproduksi oleh produsen vaksin nasional selambat-lambatnya pada triwulan pertama tahun 2013.
4. Pengawasan Lalu-Lintas Pengawasan lalu lintas itik dan produknya mengacu pada SOP Pengendalian AI, dilakukan oleh Dinas Peternakan setempat dari peternakan dan cek poin antar daerah. Sedangkan Karantina Hewan di tempat-tempat pengeluaran dan pemasukan dengan. Lalu lintas itik hidup dipersyaratkan dengan melampirkan hasil laboratorium uji PCR dengan hasil negatif AI sesuai SE Dirjen PKH 6 Desember 2012 Produksi bibit anakan itik dari peternakan yang tertular AI dilarang diperdagangkan dan dilalu-lintaskan untuk sementara hingga penyakitnya terkendali dibuktikan dengan uji Lab PCR. Permasalahan kurang ketatnya pengawasan di tempat lalulintas legal dan illegal antar daerah dan antar pulau
5. Surveilans Surveilans Partisipatif oleh Tim PDSR menerapkan deteksi dini, lapor dini dan respon dini. Investigasi penyakit secara terpadu di lapangan antara Tim PDSR (kesehatan hewan) dan Tim DSO/Puskesmas (kesehatan masyarakat) Laboratorium BBVet/BPPV agar meningkatkan surveilans AI pada itik dan unggas air dan unggas lainnya, khususnya di daerah sentra produksi itik di wilayah risiko tinggi Melanjutkan penelitian dan monitoring dinamika virus AI untuk digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam penetapan strategi pengendalian penyakit selanjutnya
6. Restrukturisasi Perunggasan Penataan kawasan peternakan perunggasan (Pembibitan Ayam Ras dan Itik) yang harus cukup jauh dari pemukiman dan peternakan budidaya. Penataan rantai pemasaran unggas yang dapat memenuhi persyaratan higiene dan sanitasi minimal Mendorong kesadaran masyarakat untuk pengandangan unggas pekarangan di sekitar pemukiman.
7. Public Awareness 1. Penyuluhan kepada masyarakat umum agar tidak panik dan tidak khawatir mengkonsumsi daging dan telur itik sepanjang dimasak terlebih dahulu. Sewaktu menangani (memelihara, menyembelih, mengubur bangkai dll) itik atau unggas lainnya agar tetap menggunakan masker dan mencuci tangan dengan sabun serta menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). 2. Perlunya Iklan Layanan Masyarakat di TV dan Radio secara berkelanjutan, Dialog Interaktif dan berita yang proporsional di Media massa. 3. Mengaktifkan jalur layanan komunikasi publik, di pusat maupun di daerah. Pada Kementerian Pertanian tersedia SMS/Call Center AI 08118301001 dan website www.ditjennak.deptan.go.id
8. Peraturan Perundangan Penerapan Peraturan di Daerah dalam bentuk PERDA, PERGUB, PERBUB/WALIKOTA yang mengacu pada UU 18/2009, PP dan PERMENTAN dari Pusat Kesiapsiagaan Pemerintah Daerah dalam menghadapi peningkatan atau meluasnya kasus AI
Koordinasi Kementan dan Lintas Sektor 1. Kementerian Kesehatan - Berbagi informasi kasus AI pada unggas dan manusia - Investigasi penyakit terpadu Tim PDSR & DSO/Puskesmas - Penelitian Biomolekuler dinamika virus AI pada unggas keterkaitan dengan Flu Burung pada manusia 2. Kemenko. Kesejahteraan Rakyat/Komnas P. Zoonosis - Koordinasi Lintas Kementerian, Komda P. Zoonosis Prov. - Koordinasi Komunikasi publik melalui Media massa (Kominfo) - Koordinasi dengan TNI/POLRI dalam penindakan lalulintas unggas secara illegal 3. Kementerian Dalam Negeri - Koordinasi dengan Pemerintah Daerah Prov dan Kab/Kota - Mendorong penguatan komitmen Pimpinan Daerah dalam kelembagaan kesehatan hewan, anggaran, sarana untuk pengendalian AI
Terima Kasih