KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI KEMAMPUAN MEMBACA SISWA KELAS VI MI MIFTAHUL HUDA BANDULAN MALANG Muhammad Sulthoni 1 Suyono 2 Email : Msultoni22@yahoo.co.id Universias Negeri Malang. Jalan Semarang 5 Malang Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir kritis siswa dan kualitas berpikir kritis siswa kelas VI MI Miftahul Huda Bandulan Malang. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan metode kuantitatif. Hasil Penelitian ini ada dua. Pertama, mendeskripsikan tentang persentase siswa yang tidak mampu, kurang mampu, cukup mampu, mampu membaca kritis dalam menemukan ide pokok, menemukan informasi faktual, merevisi/menyunting bacaan, membuat kesimpulan. Kedua, mendeskripsikan tentang persentase siswa tidak kritis, kurang kritis, cukup kritis, kritis dalam menganalisis, mengevaluasi, berkreasi. Kata kunci: berpikir kritis, membaca kritis, pembelajaran membaca. Abstract: This research is aimed to descriptive the critical reding and critical thinking quality of six graders of islamic elementary school Miftahul Huda Bandulan Malang. It is descriptive quantitative research which describes: first, the percentage of not-capable, less capable, quite-capable, able to, and those who are capable of critical reading consisting of finding factual information, finding main message, revising, and making a conclusion; second, it describes the persentage of not critical students, less critical students, quite- critical students, critical students, and those who are critical in analyzing, evaluating, and creating. Keyword: critical thinking. critical reading, learning to read. Keterampilan berbahasa terdiri atas keterampilan mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat keterampilan tersebut diajarkan pada setiap jenjang pendidikan yang pada dasarnya merupakan satu kesatuan. Setiap keterampilan tersebut sangat erat hubungannya dengan proses berpikir yang mendasari bahasa. Bahasa seseorang mencerminkan pikirannya. Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin cerah dan jelas jalan pikirannya. Dalam hal membaca kritis, siswa tidak hanya sekedar membaca saja, namun siswa harus membaca secara kritis terhadap bacaan yang dibacanya agar siswa memahami isinya. Berpikir kritis merupakan salah satu tujuan pendidikan yang 33 JPBSIOnline, Volume 1, Nomor 1, April 2013
memerlukan latihan-latihan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan membuat keputusan rasional tentang apa yang diperbuat atau apa yang diyakini. Dewey (dalam Fisher, 2009 :2) menyatakan bahwa berpikir kritis adalah mempertimbangkan secara aktif, terus-menerus, dan teliti mengenai sebuah keyakinan atau bentuk pengetahuan dipandang dari sudut alasan-alasan yang mendukungnya dan kesimpulan-kesimpulan yang menjadi kecenderungannya. Dalam definisi tersebut, berpikir kritis dimaknai sebagai sebuah proses yang aktif, terus-menerus, dan teliti tentang sebuah keyakinan atau bentuk pengetahuan dengan berfokus pada pengambilan keputusan untuk meningkatkan kualitas pemikirannya. Tujuan penelitian ini adalah mendiskripsikan kemampuan membaca kritis dan kualitas kemampuan berpikir kritis siswa. Pada kemampuan membaca kritis, mendeskripsikan kemampuan siswa dalam menemukan informasi faktual, menemukan ide pokok yang tersirat, merevisi/menyunting bacaan, dan membuat kesimpulan bacaan. Pada kemampuan berpikir kritis, mendeskripsikan kemampuan siswa dalam menemukan informasi faktual dan menemukan ide pokok yang tersirat yang termasuk indikator menganalisis; menilai dengan cara merevisi/menyunting bacaan yang termasuk indikator mengevaluasi; membuat kesimpulan bacaan yang termasuk indikator mengkreasikan/membuat. METODE Rancangan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif sedangkan metode pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif, karena menggunakan angka-angka dalam pengolahan data penelitian. Sehubungan dengan hal tersebut, Arikunto (20 09:27) telah memberikan batasan bahwa penelitian kuantitatif banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan hasilnya disertai dengan tabel, grafik, bagan, gambar, atau tampilan lain. Pendekatan kuantitatif dipilih karena digunakan untuk mendapatkan skor dalam (a) kemampuan membaca kritis siswa yang terungkap melalui kemampuan membaca (b) kualitas kemampuan berpikir kritis yang terungkap melalui kemampuan membaca. Lokasi penelitian ini di MI Miftahul Huda Malang. Objek penelitian atau sumber data adalah siswa kelas VI MI Miftahul Huda Bandulan yang terdiri dari 24 siswa. Adapun instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes. Tes yang digunakan disusun oleh peneliti dengan jumlah soal 30, dengan jenis tes pilihan ganda. Soal yang diberikan adalah tes menemukan informasi faktual, dan menemukan ide pokok yang tersirat yang termasuk indikator menganalisis, menilai dengan teknik merevisi yang termasuk indikator mengevaluasi, dan membuat kesimpulan bacaan yang termasuk indikator mengkreasikan/membuat. Langkah penskoran tes untuk soal-soal bentuk objektif 34 JPBSIOnline, Volume 1, Nomor 1, April 2013
adalah setiap item diberikan poin 1 (bagi item yang dijawab benar) dan poin 0 (bagi item yang dijawab salah). Sebelum soal digunakan untuk mengambil data, soal diuji cobakan kepada kelavi MI An-Nur Bokor Kec. Turen Kab. Malang tahun ajaran 2012/2013. Uji coba soal digunakan untuk memperoleh data tentang tingkat kesukaran soal yang telah disusun yang dianalisis menggunakan analisis kuantitatif. Tingkat kesukaran menggunakan rumus sebagai berikut. (Surapranata, 2009:12) p = proporsi menjawab benar atau tingkat kesukaran x = kesukaran banyaknya peserta tes yang menjawab benar Sm = skor maksimum N = jumlah peserta tes Tingkat kesukaran merupakan nilai rata-rata dari kelompok peserta tes. Menurut Arikunto (2009:207) soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak mempertinggi usaha memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena diluar jangkauannya. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis kuantitatif berupa persentase. Hasil analisis disajikan dalam bentuk tabel yang diperoleh untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis yang tecermin dalam keterampilan membaca. Tahap-tahap kegiatan analisis data dilakukan dengan prosedur sebagai berikut. Pertama, mengelompokkan data sesuai dengan aspek keterampilan membaca kritis yang diteliti, yaitu ( 1) menemukan informasi faktual, (2) menemukan ide pokok yang tersirat, ( 3) merevisi, dan ( 4) membuat kesimpulan bacaan. Kedua, mengelompokkan data sesuai dengan aspek kemampuan berpikir kritis yang tecermin dalam keterampilan membaca, yaitu menemukan informasi faktual, dan menemukan ide pokok yang tersirat yang termasuk indikator menganalisis, menilai dengan cara merevisi yang termasuk indikator mengevaluasi, dan membuat kesimpulan bacaan yang termasuk indikator mengkreasikan/membuat. Ketiga, memberikan penskoran terhadap masing-masing setiap indikator sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Keempat,menjumlah skor untuk masingmasing indikator kemampuan membaca kritis dan berpikir kritis.kelima, memberikan penilaian dengan rentang 0-100% untuk masing-masing setiap indikator berpikir kritis dan aspek membaca kritis dengan menggunakan rumus: Persentase (%) = skor perolehan X 100% skor maksimum 35 JPBSIOnline, Volume 1, Nomor 1, April 2013 (Arikunto, 2009:236) Tabel 1 : Kriteria Persentase Keterlaksanaan Tes Kemampuan Membaca Kritis
HASIL No Persentase Klasifikasi 1. 81% - 100% Mampu sekali 2. 66% - 80% Mampu 3. 56% - 65% Cukup mampu 4. 41% - 55% Kurang mampu 5. 0% - 40% Tidak mampu Sumber: adaptasi dari Arikunto (2009:236) Tabel 2 : Kriteria Persentase Keterlaksanaan Tes Kemampuan Berpikir Kritis No Persentase Klasifikasi 1. 81% - 100% Kritis sekali 2. 66% - 80% Kritis 3. 56% - 65% Cukup kritis 4. 41% - 55% Kurang kritis 5. 0% - 40% Tidak kritis Sumber: adaptasi dari Arikunto (2009 : 236) Paparan hasil penelitian mencakup (1) kemampuan membaca kritis siswa kelas VI MI Miftahul Huda Bandulan Malang dan (2) kualitas kemampuan berpikir kritis yang terungkap melalui kemampuan membaca siswa kelas VI MI Miftahul Huda Bandulan Malang. Paparan tersebut dijelaskan sebagai berikut. Analisis Kemampuan Membaca Kritis Siswa Kelas VI MI Miftahul Huda Bandulan Malang Pertama, analisis kemampuan siswa kelas VI MI Miftahul Huda Bandulan Malang dalam menemukan menemukan informasi faktual. Berdasarkan data hasil penelitian dapat diketahui bahwa kemampuan siswa MI Miftahul Huda Bandulan Malang dalam menemukan informasi faktual yaitu soal nomor (3) dengan perolehan skor 8 siswa menjawab benar dengan nilai 26, soal nomor (5) dengan perolehan skor 13 siswa menjawab benar dengan nilai 43, soal nomor (18) dengan perolehan skor 9 siswa menjawab benar dengan nilai 30, soal nomor (23) dengan perolehan skor 7 siswa menjawab benar dengan nilai 23. Keempat soal tersebut merupakan jumlah skor siswa yang menunjukkan pemahaman siswa dalam menemukan informasi faktual. Analisis pemahaman soal tersebut diperoleh skor total rata-rata sebesar 9,25 dan total nilai rata-rata 30,5. Kedua, analisis kemampuan siswa kelas VI MI Miftahul Huda Bandulan Malang dalam menemukan ide pokok yang tersirat. Berdasarkan data hasil penelitian dapat diketahui bahwa kemampuan siswa MI Miftahul Huda Bandulan Malang dalam menemukan ide pokok yaitu soal nomor (1) dengan perolehan skor 8 siswa menjawab benar dengan nilai 26,6, soal nomor (10) dengan perolehan skor 20 siswa menjawab benar dengan nilai 66,6, soal nomor (15) dengan perolehan skor 16 siswa menjawab benar dengan nilai 53, soal nomor (22) dengan perolehan skor 15 siswa menjawab benar dengan nilai 50, soal nomor (27) dengan perolehan skor 14 siswa menjawab benar dengan nilai 36 JPBSIOnline, Volume 1, Nomor 1, April 2013
46,6, soal nomor (30) dengan perolehan skor 1 2 siswa menjawab benar dengan nilai 40. Keenam soal tersebut merupakan jumlah skor siswa yang menunjukkan pemahaman siswa dalam menemukan ide pokok yang tersirat. Analisis pemahaman bacaan tersebut diperoleh skor total rata-rata sebesar 14 dan total nilai rata-rata 47. Ketiga, analisis Kemampuan Siswa Kelas VI MI Miftahul Huda Bandulan Malang dalam Merevisi/Menyunting Bacaan. Berdasarkan data hasil penelitian dapat diketahui bahwa kemampuan siswa MI Miftahul Huda Bandulan Malang dalam menemukan ide pokok yaitu soal nomor (6) dengan perolehan skor 8 siswa menjawab benar dengan nilai 26,6, soal nomor (7) dengan perolehan skor 7 siswa menjawab benar dengan nilai 23, soal nomor (8) dengan perolehan skor 8 siswa menjawab benar dengan nilai 26,6, soal nomor (11) dengan perolehan skor 9 siswa menjawab benar dengan nilai 30, soal nomor (12) dengan perolehan skor 7 siswa menjawab benar dengan nilai 23, soal nomor (13) dengan perolehan skor 8 siswa menjawab benar dengan nilai 26,6, soal nomor (16) dengan perolehan skor 14 siswa menjawab benar dengan nilai 46,6, soal nomor (17) dengan perolehan skor 7 siswa menjawab benar dengan nilai 23, soal nomor (21) dengan perolehan skor 8 siswa menjawab benar dengan nilai 26,6, soal nomor ( 24) dengan perolehan skor 15 siswa menjawab benar dengan nilai 50. Kesepuluh soal tersebut merupakan jumlah skor siswa yang menunjukkan pemahaman siswa dalam merevisi/menyunting bacaan. Hasil pemahaman bacaan tersebut diperoleh skor total rata-rata sebesar 9 dan total nilai rata-rata 30,2. Keempat, analisis Kemampuan Siswa Kelas VI MI Miftahul Huda Bandulan Malang dalam Membuat Kesimpulan Bacaan. Berdasarkan data hasil penelitian dapat diketahui bahwa kemampuan siswa MI Miftahul Huda Bandulan Malang dalam membuat kesimpulan bacaan yaitu soal nomor (2) dengan perolehan skor 14 siswa menjawab benar dengan nilai 46,6, soal nomor (5) dengan perolehan skor 13 siswa menjawab benar dengan nilai 43, soal nomor (9) dengan perolehan skor 15 siswa menjawab benar dengan nilai 50, soal nomor (14) dengan perolehan skor 13 siswa menjawab benar dengan nilai 43, soal nomor (19) dengan perolehan skor 13 siswa menjawab benar dengan nilai 43, soal nomor (20) dengan perolehan skor 13 siswa menjawab benar dengan nilai 43, soal nomor (25) dengan perolehan skor 11 siswa menjawab benar dengan nilai 36,6, soal nomor ( 26) dengan perolehan skor 8 siswa menjawab benar dengan nilai 26,6, soal nomor ( 28) dengan perolehan skor 11 siswa menjawab benar dengan nilai 36,6, soal nomor ( 29) dengan perolehan skor 17 siswa menjawab benar dengan nilai 56,6. Kesepuluh soal tersebut merupakan jumlah skor siswa yang menunjukkan pemahaman siswa dalam membuat kesimpulan. Analisis pemahaman bacaan tersebut diperoleh skor rata-rata sebesar 12,8 total nilai rata-rata 30,2. Analisis Kualitas Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas VI MI Miftahul Huda Bandulan Malang 37 JPBSIOnline, Volume 1, Nomor 1, April 2013
Pertama, kualitas kemampuan berpikir kritis siswa kelas VI MI Miftahul Huda Bandulan Malang dalam indikator menganalisis. Berdasarkan data hasil penelitian dapat diketahui bahwa kemampuan siswa MI Miftahul Huda Bandulan Malang dalam indikator menganalisis yaitu soal nomor (1) dengan perolehan skor 8 siswa menjawab benar dengan nilai 26,6, soal nomor (10) dengan perolehan skor 20 siswa menjawab benar dengan nilai 66, soal nomor (15) dengan perolehan skor 16 siswa menjawab benar dengan nilai 53, soal nomor (22) dengan perolehan skor 15 siswa menjawab benar dengan nilai 50, soal nomor (2 7) dengan perolehan skor 14 siswa menjawab benar dengan nilai 46,6, soal nomor ( 30) dengan perolehan skor 12 siswa menjawab benar dengan nilai 40, soal nomor ( 3) dengan perolehan skor 8 siswa menjawab benar dengan nilai 26, soal nomor (5) dengan perolehan skor 13 siswa menjawab benar dengan nilai 43, soal nomor (18) dengan perolehan skor 9 siswa menjawab benar dengan nilai 30, soal nomor (23) dengan perolehan skor 7 siswa menjawab benar dengan nilai 23. Berdasarkan data tersebut, terdapat 10 soal yang menunjukkan tingkat kemampuan berpikir kritis untuk indikator menganalisis. Kualitas kemampuan berpikir kritis untuk indikator menganalisis diperoleh skor rata-rata sebesar 12,2 dan total nilai rata-rata 40,48. Kedua, kualitas kemampuan berpikir kritis siswa kelas VI MI Miftahul Huda Bandulan Malang dalam indikator mengevaluasi. Berdasarkan data hasil penelitian dapat diketahui bahwa kemampuan siswa MI Miftahul Huda Bandulan Malang dalam indikator mengevaluasi yaitu soal nomor (6) dengan perolehan skor 8 siswa menjawab benar dengan nilai 26,6, soal nomor ( 7) dengan perolehan skor 7 siswa menjawab benar dengan nilai 23, soal nomor (8) dengan perolehan skor 8 siswa menjawab benar dengan nilai 26,6, soal nomor (11) dengan perolehan skor 9 siswa menjawab benar dengan nilai 30, soal nomor (12) dengan perolehan skor 7 siswa menjawab benar dengan nilai 23, soal nomor (13) dengan perolehan skor 8 siswa menjawab benar dengan nilai 26,6, soal nomor ( 16) dengan perolehan skor 14 siswa menjawab benar dengan nilai 46,6, soal nomor ( 17) dengan perolehan skor 7 siswa menjawab benar dengan nilai 23, soal nomor (21) dengan perolehan skor 8 siswa menjawab benar dengan nilai 26,6, soal nomor (2 4) dengan perolehan skor 15 siswa menjawab benar dengan nilai 50. Berdasarkan data tersebut terdapat 10 soal yang menunjukkan tingkat kualitas kemampuan berpikir kritis untuk indikator mengevaluasi. Kualitas kemampuan berpikir kritis tersebut diperoleh skor rata-rata sebesar 9 dan total nilai rata-rata 30,2. Ketiga, kualitas kemampuan berpikir kritis siswa kelas VI MI Miftahul Huda Bandulan Malang dalam indikator membuat/mengkreasi. Berdasarkan data hasil penelitian dapat diketahui bahwa kemampuan siswa MI Miftahul Huda Bandulan Malang dalam indikator mengevaluasi yaitu soal nomor (2) dengan perolehan skor 14 siswa menjawab benar dengan nilai 46,6, soal nomor (5) dengan perolehan skor 13 siswa menjawab benar dengan nilai 43, soal nomor (9) dengan perolehan skor 15 siswa menjawab benar dengan 38 JPBSIOnline, Volume 1, Nomor 1, April 2013
nilai 50, soal nomor (14) dengan perolehan skor 13 siswa menjawab benar dengan nilai 43, soal nomor (19) dengan perolehan skor 13 siswa menjawab benar dengan nilai 43, soal nomor (20) dengan perolehan skor 13 siswa menjawab benar dengan nilai 43, soal nomor (25) dengan perolehan skor 11 siswa menjawab benar dengan nilai 36,6, soal nomor (26) dengan perolehan skor 8 siswa menjawab benar dengan nilai 26,6, soal nomor (28) dengan perolehan skor 11 siswa menjawab benar dengan nilai 36,6, soal nomor (29) dengan perolehan skor 17 siswa menjawab benar dengan nilai 56,6. Berdasarkan Tabel 9, terdapat 10 soal yang menunjukkan tingkat kemampuan berpikir kritis untuk indikator membuat/mengkreasi. Kualitas kemampuan berpikir kritis tersebut diperoleh skor rata-rata sebesar 12,8 dan total nilai skor 42,5. PEMBAHASAN Pada bagian ini dipaparkan pembahasan tentang (1) kemampuan membaca kritis siswa kelas VI MI Miftahul Huda Bandulan Malang dan (2) kualitas kemampuan berpikir kritis yang terungkap melalui kemampuan membaca siswa kelas VI MI Miftahul Huda Bandulan Malang. Adapun rincian pembahasannya adalah sebagai berikut. Kemampuan Membaca Kritis Siswa Kelas VI MI Miftahul Huda Bandulan Malang Hasil peenelitian menunjukkan bahwa kemampuan seluruh siswa kelas VI MI Miftahul Huda dalam membaca kritis yang dijabarkan melalui persentase yakni tidak mampu (24 %), kurang mampu (46 %), cukup mampu (14 %), Mampu (16 %). Pem bahasan lebih detail tentang hasil membaca kritis akan dijelaskan pada pembahasan berikut ini. Menurut Nurhadi (2009:76) membaca kritis adalah usaha untuk mencari kebenaran yang hakiki melalui interaksi antara pembaca dan penulis. Pembaca tidak menerima apa yang dikatakan pengarang, sebelum teruji benar apa yang dikatakannya. Senada dengan pendapat tersebut, Soedarso (2002:71) menyatakan bahwa membaca secara kritis adalah cara membaca dengan melihat motif penulis dan menilainya. Pembaca tidak sekedar menyerap apa yang ada, tetapi bersamasama penulis berpikir tentang masalah yang dibahas. Membaca kritis merupakan interaksi antara penulis dan pembaca, kedua belah pihak saling mempengaruhi hingga terbentuk pengertian baru. Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa setiap orang mempunyai kemampuan membaca kritis yang berbeda. Kemampuan dalam membaca kritis terdiri atas lima tingkatan, yaitu mampu sekali, mampu, cukup mampu, kurang mampu, dan tidak mampu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan membaca kritis siswa tersebut. Subketerampilan membaca kritis diperoleh berdasarkan pemahaman bacaan yang terdiri atas, menemukan informasi faktual, menemukan ide pokok yang tersirat, merevisi/menyunting bacaan, dan membuat kesimpulan bacaan. Kemampuan membaca kritis siswa dinyatakan kurang mampu dalam menemukan informasi faktual dengan perolehan nilai rata-rata sebesar 43% dan dinyatakan tidak mampu dengan perolehan nilai rata-rata sebesar 26,3%. Jenis 39 JPBSIOnline, Volume 1, Nomor 1, April 2013
teks pada soal menemukan informasi faktual bacaan ini adalah deskripsi. Menurut Nurhadi (2010:169) untuk menemukan informasi faktual hendaknya pembaca mampu melihat komponen-komponen atau unsur-unsur yang membentuk sebuah kesatuan. Kesatuan dalam bacaan meliputi gagasan utama, pernyataan dsb., lalu pembaca diharap melihat fakta-fakta, detail-detail penunjang, atau unsur pembentuk yang lain yang tak tersebutkan secara eksplisit. Kemampuan membaca kritis siswa dinyatakan mampu menemukan ide pokok yang tersirat dengan perolehan nilai rata-rata sebesar 66,6%, dinyatakan kurang mampu dengan perolehan nilai rata-rata sebesar 49,8%, dan dinyatakan tidak mampu dengan perolehan nilai rata-rata sebesar 33,3 %. Jenis teks pada soal menemukan ide pokok yang tersirat dalam bacaan ini adalah narasi dan deskripsi. Menurut Nurhadi (2010:169) Menemukan ide pokok bila dihubungkan dengan kemampuan menganalisis, pembaca hendaknya mampu melihat komponenkomponen atau unsur-unsur yang membentuk sebuah kesatuan. Kesatuan dalam bacaan meliputi gagasan utama, pernyataan dsb., lalu pembaca diharap melihat fakta-fakta, detail-detail penunjang, atau unsur pembentuk yang lain yang tak tersebutkan secara eksplisit. kemampuan membaca kritis siswa dinyatakan kurang mampu dalam merevisi dengan perolehan nilai rata-rata sebesar 48,3%, dan dinyatakan tidak mampu dengan perolehan nilai rata-rata sebesar 25,6%. Jenis teks pada soal merevisi dalam bacaan ini adalah narasi dan deskripsi. Menurut Nurhadi (2010:180) dalam merevisi/menyunting bacaan seorang pembaca kritis harus mampu mengadakan penilaian-penilaian terhadap keseluruhan isi bacaan dengan mempertimbangkan, menilai itu sendiri, dan menentukan keputusan-keputusan. Kemampuan membaca kritis siswa dinyatakan cukup mampu dalam membuat kesimpulan dengan perolehan nilai 56,6%, dinyatakan kurang mampu dengan perolehan nilai rata-rata 44,7%, dan dinyatakan tidak mampu dengan perolehan nilai rata-rata sebesar 33,2%. Jenis teks pada soal membuat kesimpulan dalam bacaan ini adalah narasi, deskripsi dan argumentasi. Menurut Nurhadi (2010: 176) membuat kesimpulan adalah kemampuan pembaca melihat kesatuan gagasan melalui bagian-bagiannya. Sebuah teks bacaan, apapun bentuknya, biasanya merupakan sebuah kesatuan. Keadaannya tidak selalu jelas benar. Artinya, tidak selalu sosok gagasan utamanya tertulis secara tersurat. Keadaan demikian memaksa pembaca untuk menggalinya sendiri. Oleh karena itu, kemampuan pembaca dalam membuat kesimpulan isi bacaan sangat diperlukan. Berdasarkan kemampuan membaca kritis siswa yang sudah dipaparkan di atas, disimpulkan bahwa terdapat empat kategori kemampuan membaca kritis siswa, yaitu pertama, siswa kelas VI MI Miftahul Huda Bandulan Malang secara keseluruhan dinyatakan tidak mampu membaca kritis dengan perolehan nilai ratarata sebesar 24,2%. Kedua, siswa kelas VI MI Miftahul Huda Bandulan Malang secara keseluruhan dinyatakan kurang mampu membaca kritis dengan perolehan nilai rata-rata sebesar 46,4%. Ketiga. siswa kelas VI MI Miftahul Huda Bandulan Malang secara keseluruhan dinyatakan cukup mampu membaca kritis dengan perolehan nilai rata-rata sebesar 14,15%. Keempat. siswa kelas VI MI Miftahul Huda Bandulan Malang secara keseluruhan dinyatakan mampu membaca kritis dengan perolehan nilai rata-rata sebesar 16,65 %. 40 JPBSIOnline, Volume 1, Nomor 1, April 2013
Kualitas Kemampuan Berpikir Kritis Melalui Kemampuan Membaca Siswa Kelas VI MI Miftahul Huda Bandulan Malang Keterampilan berpikir kritis merupakan keterampilan yang bernilai dan akan selalu membantu dalam banyak hal, seperti meningkatkan pemahaman apabila terbiasa. Oleh karena itu, perlu dibiasakan berpikir secara kritis, pendeknya menjadi seorang pemikir yang kritis. Kualitas tingkat berpikir kritis siswa terdiri atas lima tingkatan, yaitu kritis sekali, kritis, cukup kritis, kurang kritis, dan tidak kritis. Kemampuan berpikir kritis ini adalah interpretasi dari kemampuan membaca kritis yang terdiri atas menemukan informasi faktual, dan menemukan ide pokok yang tersirat yang termasuk indikator menganalisis; menilai untuk merevisi yang termasuk indikator mengevaluasi; dan membuat kesimpulan bacaan yang termasuk indikator mengkreasikan/membuat. Kualitas kemampuan berpikir kritis yang pertama adalah menganalisis. Menurut Pickard (2007:48) pertanyaan menganalisis menuntut siswa untuk mengidentifikasi langkah-langkah logis yang digunakan dalam proses berpikir hingga sampai pada suatu kesimpulan; mengenali, mengidentifikasi, membedakan pesan/informasi tertentu dalam wacana. Siswa dinyatakan tidak kritis dengan perolehan nilai rata-rata sebesar 29,12%, siswa dinyatakan kurang kritis dengan perolehan nilai rata-rata sebesar 48,15%, dan siswa dinyatakan kritis dengan perolehan nilai sebesar 66,6%. jenis teks pada soal menemukan informasi faktual bacaan ini adalah deskripsi dan narasi. Kualitas kemampuan berpikir kritis yang kedua adalah indikator mengevaluasi. Pickard (2 007:49) menyatakan bahwa mengevaluasi menuntut siswa/pembaca memberikan penilaian tentang sesuatu nilai atau validasi yang diukur, yang berkaitan dengan suatu informasi tertentu dari wacana yang dibacanya dengan menggunakan standar tertentu. Siswa dinyatakan kurang kritis dengan perolehan nilai rata-rata sebesar 48,3%, dan siswa dinyatakan tidak kritis dengan perolehan nilai rata-rata sebesar 25,6 %. Pada indikator mengevaluasi terdiri atas subindikator menilai. Pemahaman bacaan dalam subindikator tersebut terdiri atas merevisi. Jenis teks pada soal merevisi dalam bacaan ini adalah deskripsi dan narasi. Kualitas kemampuan berpikir kritis ketiga adalah indikator berkreasi/membuat. Pickard (2007:49) menyatakan bahwa pertanyaan berkreasi menuntut siswa untuk mampu menghubungkan dan atau menggeneralisasikan halhal, konsep-konsep, masalah-masalah atau pendapat-pendapat yang terdapat dalam wacana. Siswa dinyatakan cukup kritis untuk indikator mengkreasi/membuat dengan perolehan nilai sebesar 56,6 %, siswa dinyatakan kurang kritis dengan perolehan nilai rata-rata sebesar 38,3%, dan siswa dinyatakan tidak kritis dengan perolehan nilai rata-rata sebesar 33,2%. Pada indikator mengkreasikan/membuat terdiri atas subindikator membuat. Pemahaman bacaan dalam subindikator tersebut terdiri atas membuat kesimpulan. Jenis teks pada soal membuat kesimpulan dalam bacaan ini adalah deskripsi, narasi dan argumentasi. Berdasarkan kualitas kemampuan berpikir kritis siswa yang sudah dipaparkan, disimpulkan bahwa terdapat empat kategori kualitas kemampuan berpikir kritis siswa, yaitu pertama, siswa kelas VI MI Miftahul Huda Bandulan Malang secara keseluruhan dinyatakan kurang kritis dengan perolehan nilai ratarata sebesar 20%. Kedua, siswa kelas VI MI Miftahul Huda Bandulan Malang 41 JPBSIOnline, Volume 1, Nomor 1, April 2013
secara keseluruhan dinyatakan kurang kritis dengan perolehan nilai rata-rata sebesar 40%. Ketiga, siswa kelas VI MI Miftahul Huda Bandulan Malang secara keseluruhan dinyatakan cukup kritis dengan perolehan nilai rata-rata sebesar 19%. Keempat, siswa kelas VI MI Miftahul Huda Bandulan Malang secara keseluruhan dinyatakan kritis dengan perolehan nilai rata-rata sebesar 21%. SIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan sebagai berikut. Pertama, kemampuan seluruh siswa kelas VI MI Miftahul Huda dalam membaca kritis yang dijabarkan melalui persentase yakni tidak mampu (24 %), kurang mampu (46 %), cukup mampu (14 %), Mampu (16 %). Berdasarkan keterangan di atas kemampuan membaca siswa yang paling dominan adalah kurang mampu (46%). Jadi dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa masih kurang mampu dalam membaca kritis. Kedua, Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas seluruh siswa kelas VI MI Miftahul Huda dalam berpikir kritis yang dijabarkan melalui persentase yakni tidak kritis (20 %), kurang kritis (40 %), cukup kritis (19 %), kritis (21%). untuk kemampuan berpikir kritis siswa yang dominan adalah kurang kritis (40%). Jadi dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa masih kurang kritis dalam kemampuan berpikir kritis. SARAN Pertama, saran yang dapat diberikan bagi guru bahasa Indonesia dari hasil penelitian ini, yaitu dapat dijadikan masukan untuk menambah pengetahuan dan kreativitas guru dalam menerapkan dan meningkatkan pemahaman bacaan membaca kritis dalam pembelajaran di sekolah. Misalnya, guru dapat memvariasikan jenis teks menemukan informasi faktual dari tabel, gambar, atau diagram sehingga siswa dalam membaca lebih teliti dan kritis terhadap bacaan tersebut. Semua hal tersebut penting dilakukan karena kemampuan berpikir kritis memerlukan latihan-latihan untuk meningkatkan kualitas kemampuan berpikir kritisnya. Kedua, Kemampuan membaca kritis yang tecermin dalam keterampilan membaca siswa dapat dijadikan sebagai masukan dalam melakukan penelitian yang terkait dengan penelitian ini. Peneliti lain, juga dapat melakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa ataupun mengembangkan teks pemahaman bacaan untuk penelitian selanjutnya yang sejenis. 42 JPBSIOnline, Volume 1, Nomor 1, April 2013
DAFTAR RUJUKAN Arikunto, Suharsimi.2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Fisher, Alec.2009. Berpikir Kritis (Sebuah Pengantar). Jakarta: Erlangga. Nurhadi. 2009. Dasar-dasar Teori Membaca. Malang: JePe Press Book. Nurhadi.2010. Membaca Cepat dan Efektif. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Pickard, M.J..2007.The new Bloom s Taksosnomi: an Overview Family and Consumer Sciences. Journal of family and consumer sciences education.(online). 25 ((1): 48-49. www.andersonsearchgroup.com/tax.html diakses tanggal 20 September 2011. Soedarso. 2002. Speed Reading: Sistem Membaca Cepat dan Efektif. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Surapranata, Sumarna. 2009. Analisis, Validitas, Reliabilitas dan Interpretasi Hasil Tes Implementasi Kurikulum 2004. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 43 JPBSIOnline, Volume 1, Nomor 1, April 2013