BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan kumpulan orang yang mempunyai sikap dan. suatu tujuan tertentu. Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, birokrasi dipergunakan untuk menyebut badan-badan pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. interaksi serta rangkaian aktivitas kerjasama antara dua orang atau lebih

BAB I PENDAHULUAN. Bank, Good Governance adalah suatu peyelegaraan manajemen pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. anggota masyarakat mengembangkan kemampuan dan kreativitasnya dalam

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 72 TAHUN 2016 TENTANG

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. masyarakat berdasarkan asas desentralisasi serta otonomi fiskal maka daerah

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PRAKTIK KERJA LAPANGAN. 3.1 Gambaran Singkat dan Perkembangan Badan Kepegawaian Daerah

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 20 TAHUN 2005

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. misi pembangunan Kabupaten Natuna Tahun , sebagai upaya yang

BAB 1 PENDAHULUAN. tempat atau wadah dimana semua orang berkumpul, berkerjasama secara rasional

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 23 TAHUN 2005

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

BAB I PENDAHULUAN. orang-orang dalam bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang telah

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR : 56 TAHUN 2017 T E N T A N G

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 18 TAHUN 2005

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 24 TAHUN 2005

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI TEMANGGUNG NOMOR 25 TAHUN 2015

PEMERINTAH KABUPATEN MALINAU

BAB I PENDAHULUAN. wadah, organisasi relatif bersifat statis, sedangkan sebagai suatu rangkaian

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi senantiasa memanfaatkan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan sarana atau alat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum Dinas Pendapatan Pemerintah Kota Bandar Lampung

BAB I PENDAHULUAN. Belakangan ini kinerja instansi pemerintah banyak menjadi sorotan,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPANULI SELATAN NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. organisasi, dan juga memiliki teknologi, tetatpi di dalam organisasi tersebut tidak

Kebijakan Bidang Pendayagunaan Aparatur Negara a. Umum

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan dan Aset Daerah Kabupaten Boyolali manajemen puncak

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. Peraturan Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah Nomor 26 Tahun 2007 Tentang

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

Kata Kunci : Evaluasi Kinerja, Protokol

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 17 TAHUN 2005

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 59 TAHUN 2008

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan dibidang public service atau pelayanan publik maka untuk

BAB I PENDAHULUAN. cenderung hidup dan terlibat di dalam anggota kemasyarakatan. Organisasi di dalam

BAB I PENDAHULUAN. dalam lingkungan Pemerintah kabupaten Karanganyar yang berkedudukan

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena Reformasi Birokrasi yang bergulir menuntut perubahan dalam

RENCANA KERJA (RENJA)

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan kepada konsep otonomi daerah dewasa ini, dimana daerah

BAB I PENDAHULUAN. bidang agar good governance yang dicita-citakan dapat tercapai. Untuk

VISI DAN MISI DINAS PELAYANAN PAJAK PEMERINTAH KOTA BANDUNG. Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung telah menetapkan Visinya yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. 1. Gambaran Umum Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset. a. Sejarah singkat DPPKAD Kabupaten Boyolali

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai tingkat kepuasan tertentu. Keterbatasan benda-benda yang

BAB I PENDAHULUAN. Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian tersirat amanat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 78 TAHUN 2016 TENTANG

Renstra Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Soppeng i

BAB I PENDAHULUAN. Perangkat Daerah dalam lingkungan Pemerintah kabupaten Karanganyar

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai mencapai tingkat kepuasan tertentu. Keterbatasan benda-benda yang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

Renstra 2014 H a l a m a n 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan otonomi daerah yang didasarkan kepada Undang-Undang. Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Derah, menekankan adanya

BAB I PENDAHULUAN. Berikut adalah Desa yang ada di wilayah kerja Kecamatan Cangkuang Kabupaten Bandung :

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 4 TAHUN 2018 TENTANG

BAB 2 GAMBARAN UMUM INSTANSI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG HARI NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERKOTAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengelolaan Negara baik secara desentralisasi maupun secara otonomi

I. PENDAHULUAN. Pelaksanaan otonomi di beberapa daerah kota/kabupaten di Indonesia diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. Wujud otonomi daerah yang diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA PEKANBARU. Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Pekanbaru. Berdasarkan Surat Edaran

BAB I PENDAHULUAN. 1. Sejarah Berdirinya DPPKAD Karanganyar. Karanganyar yang berkedudukan sebagai Dinas Daerah. DPPKAD

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional, sistematis,

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 24 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS KANTOR PELAYANAN PERIZINAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR,

Masing-masing Sub Bagian sebagaimana dimaksud dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris.

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 63 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PENDAPATAN KOTA TASIKMALAYA

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN LANDAK

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 29 TAHUN 2005

BAB I PENDAHULUAN. secara sistematis dari bagian-bagian yang saling berkaitan untuk membentuk

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG.

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,

BAB I PENDAHULUAN. a. Kondisi umum Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 31 TAHUN 2005

I. PENDAHULUAN. Konsep otonomi daerah dan pemerintahan yang bersih, termasuk juga konsep

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 56 TAHUN 2008 TENTANG

I. PENDAHULUAN. berimplikasi pada kewenangan pemerintah daerah untuk mengelola dan

RENCANA STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Diberlakukannya undang-undang yang berkaitan dengan otonomi daerah

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN KANTOR DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASSET DAERAH KABUPATEN KARO

BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG URAIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KECAMATAN DI KABUPATEN BIMA

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 66 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 27 SERI D

BAB III METODE PENULISAN. menggunakan 2 (dua) metode pengumpulan data yaitu: a. Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan paling lama 6 (enam) bulan setelah kepala daerah dilantik. Bandung mempunyai tugas pokok membantu kepala daerah dalam

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 34 TAHUN 2005

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 541 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS SUMBER DAYA AIR DAN PERTAMBANGAN KABUPATEN GARUT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pembagian daerah di Indonesia pada dasarnya diatur dalam undangundang

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan sumber daya dan potensi yang ada di daerah harus dimanfaatkan

WALIKOTA MADIUN PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDAPATAN DAERAH WALIKOTA MADIUN,

KEPUTUSAN KEPALA BADAN KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA Nomor : / BAP-I/IV/2011 TENTANG

DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN MUSI RAWAS

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Organisasi merupakan kumpulan orang yang mempunyai sikap dan perilaku serta melaksananakan proses administrasi dalam usaha mencapai suatu tujuan tertentu. Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya, sangat bergantung pada faktor utama yang ada yaitu faktor manusia atau orang-orang yang melaksanakan semua proses kerja atau rangkaian aktivitas organisasi tersebut. Keterlibatan manusia dalam proses pelaksanaan kegiatan organisasi biasanya diwujudkan dalam suatu hubungan yang bersifat formal hirarkis, untuk memungkinkan orang-orang yang terlibat bekerja bersama secara harmonis, dinamis dan bertanggung jawab. Namun kerjasama yang dinamis dan harmonis bukanlah hanya hal yang harus dicapai tetapi juga harus ditingkatkan secara terus menerus sehingga proses pelaksanaan aktivitas berjalan semakin baik dalam mencapai tujuan organisasi yang ditetapkan. Salah satu hal yang sering menjadi isu (atau kadang menjadi ukuran oleh masyarakat yang mendapatkan pelayanan organisasi organisasi pemerintah) adalah birokrasi pelayanan aparatur negara atau birokrasi pelaksanaan aktivitas kerja oleh aparatur negara dalam berbagai organisasi pemerintah. Pada suatu struktur pemerintahan, birokrasi dipergunakan untuk menyebut Badan-badan Pemerintah baik Departemen maupun non Departemen yang berfungsi sebagai suatu alat untuk menyelenggarakan wewenang dan 1

2 tanggung jawab dengan perintah melalui suatu proses administrasi negara demi tercapainya tujuan yang sudah ditetapkan. Perilaku Birokrasi pada hakekatnya merupakan hasil interaksi antara individu-individu dengan Organisasinya. Oleh karena itu untuk memahami perilaku birokrasi sebaiknya diketahui terlebih dahulu individu-individu sebagai sumber daya utama organisasi tersebut. Kecakapan sumber daya manusia untuk melaksanakan tanggung jawab dan wewenang dalam pelaksanaan tugas dan kebijakan/peraturan yang menaungi aktivitas kerjanya dalam organisasi tersebut, seringkali menjadi pandangan sempit tentang birokrasi yang dilakukan organisasi tersebut. Pandangan sempit birokrasi oleh masyarakat seringkali diartikan sebagai proses (pelayanan) dari meja ke meja. Birokrasi tidak dipandang sempit atau negatif agar terwujudnya good goverment dalam setiap lingkungan pemerintahan, khususnya dinas, lembaga, badan atau instansi yang berada dalam lingkungan pemerintahan daerah. Organisasi formal yang berada dalam lingkungan pemerintahan daerah terbentuk berdasarkan atas undang-undang otonomi daerah yang di aplikasikan dengan mengacu pada visi dan misi pemerintahan daerah yang bersangkutan. Dalam hal ini pencapaian Visi Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Sukabumi mewujudkan Dinas Pendapatan Daerah yang berkemampuan dalam mengelola sumber pendapatan secara efektif, efisien dan bertanggungjawab yang dijabarkan dengan Misi, Tujuan dan Sasaran yang telah ditetapkan, pada dasarnya dapat dicapai dengan berbagai upaya pembangunan yang harus dan terus dilaksanakan setiap tahun. Misi Dinas

3 Pendapatan Daerah Kabupaten Sukabumi yaitu pertama, meningkatkan peran dan fungsi dinas pendapatan daerah sebagai institusi yang mempunyai kewenangan di bidang pendapatan, kedua meningkatkan sumber keuangan daerah, ketiga meningkatkan fungsi mengelola, yaitu mengelola dan melaksanakan kebijaksanaan daerah dalam lapangan ekonomi dan sosial. Sedangkan tujuan yang ingin dicapai Dinas Pendapatan Daerah Sukabumi antara lain yaitu pertama, meningkatkan kualitas sumberdaya manusia aparatur dinas pendapatan, kedua meningkatkan pelayanan prima dinas pendapatan daerah. Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Sukabumi adalah unsur pelaksanaan Pemerintah Daerah dibidang Pendapatan Daerah. Dinas dipimpin oleh Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah sebagaimana diatur oleh Peraturan Daerah Kabupaten Sukabumi Nomor 15 Tahun 2002 tentang Penataan Dinas Daerah Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Sukabumi dan Keputusan Bupati Nomor 575 Tahun 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Sukabumi. Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Sukabumi mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian kewenangan Daerah di bidang Pendapatan Daerah, serta bekerjasama dalam rangka mencapai tujuan yang telah di tetapkan sebelumnya. Setelah tujuan dirumuskan dan ditentukan, dalam pelaksanaannya perlu ada berbagai kegiatan atau program kerja yang sesuai dan mengarah kepada tercapainya tujuan tersebut. Dalam berbagai

4 pelaksanaan aktivitas tugas dan pekerjaan inilah sarat dengan birokrasi, oleh karena itu birokrasi pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Sukabumi juga terkait dengan sikap atau perilaku pegawai yang melaksanakan tugas atau aktivitas kerja, selain berkaitan dengan bentuk hirarki, wewenang dan kebijakan atau peraturan yang menjadi pokok pelaksanaan tugas. Keberhasilan Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Sukabumi untuk mencapai tujuan diperlukan perhatian pada perilaku birokrasi dalam usaha mencapai keberhasilan dalam pelaksanan tugasnya. Oleh karena itu, diperlukan pemahaman unsur-unsur karakteristik perilaku birokrasi dalam melaksanakan berbagai aktivitas tugas dan pekerjaan oleh para pegawai sehingga pelaksanaan tugas atau pekerjaan dilaksanakan secara efektif sesuai tanggung jawab masing-masing. Pemahaman tentang perilaku birokrasi dan memperhatikan unsur-unsur karakteristik perilaku birokrasi (yakni; hirarki, tugas-tugas, wewenang, tanggung jawab, sistem reward, dan sistem kontrol) yang memberikan pengaruh dalam pelaksanaan tugas atau pekerjaan dapat menjadi gambaran awal mencapai keberhasilan melaksanakan tugas sesuai tanggung jawab para pegawai, misalnya mencapai efektivitas kerja pegawai dalam memberikan pelayanan pengurusan berbagai surat izin kepada masyarakat. Sebaliknya jika kurang memperhatikan unsur-unsur karakteristik perilaku birokrasi di atas maka tidak tercapai pula efektivitas kerja para pegawai. Efektivitas kerja Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Sukabumi menunjukan penyelesaian suatu pekerjaan dari para pegawai yang didasari

5 dengan hasil yang baik dari jumlah pekerjaan yang ada terhadap ketepatan waktu yang telah ditentukan. Sehubungan dengan itu efektivitas kerja pegawai mempunyai arti yang sangat penting dalam pelaksanaan kegiatan dan pencapaian tujuan Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Sukabumi. Efektivitas kerja pegawai dalam hal ini para pegawai Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Sukabumi akan sangat bermamfaat untuk arah pengembangan pembangunan Kabupaten Sukabumi, sebagai upaya pencapaian tujuan pemerintahan daerah Kabupaten Sukabumi khususnya pencapaian tujuan dari visi dan misi bagi Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Sukabumi Berdasarkan hasil penjajagan yang peneliti lakukan pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Sukabumi bahwa efektivitas kerja pegawai masih rendah. Hal ini terlihat dari indikator-indikator, sebagai berikut : 1. Masih terjadinya keterlambatan waktu sesuai yang telah ditetapkan dalam penyelesaian pelaksanaan tugas penghitungan dan penetapan besaran pendapatan, penyampaian Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) dan Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD) yang dikerjakan oleh Pegawai pada Seksi Penetapan. Contoh: Pegawai pada Seksi Penetapan terjadi keterlambatan dalam memproses data penetapan pajak untuk bulan April 2007 yang seharusnya dikerjakan pada tanggal 1 sampai tanggal 8 Mei 2007 ternyata baru dapat diselesaikan pada tanggal 15 Mei 2007. 2. Masih adanya pegawai pada Seksi Pendataan yang tidak mengevaluasi atau memperbaiki hasil kerja pelaksanaan tugas pendataan potensi sumber

6 pendapatan, contoh: adanya kesalahan dari pegawai yang mengolah data pajak dan retribusi, yang seharusnya data pajak tersebut dimasukkan ke dalam data Pajak Hiburan, tetapi dimasukkan pada data Pajak Parkir, dan hasil pekerjaan pelaksanaan tugas pendataan potensi sumber pendapatan, pengolahan data potensi sumber pendapatan kurang optimal. Efektivitas kerja pegawai masih rendah, disebabkan salah satunya oleh pemimpin yang belum menjalankan pekerjaannya berdasarkan karakteristik birokrasi, hal ini terlihat dari : 1. Masih kurangnya sistem control dari pimpinan. Hal ini terlihat dari pimpinan pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Sukabumi yang kurang melakukan pengawasan terhadap apa yang dikerjakan oleh para pegawai. Contohnya : Pimpinan kurang melakukan pengecekan atau mengontrol hasil kerja pegawai yang dilakukan oleh seksi Penetapan. 2. Kurang diterapkannya tugas-tugas dan wewenang terhadap pekerjaan oleh pimpinan kepada para pegawai pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Sukabumi. Contohnya : pimpinan kurang memperhatikan tugas-tugas dan wewenang yang dimilikinya khususnya kepada seksi Penetapan. Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti mencoba untuk melakukan penelitian mengenai Perilaku Birokrasi dan Efektivitas Kerja Pegawai pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Sukabumi, yang hasilnya peneliti jadikan dalam bentuk skripsi dengan judul : HUBUNGAN PERILAKU BIROKRASI DENGAN EFEKTIVITAS KERJA PEGAWAI PADA DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN SUKABUMI.

7 B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka Peneliti dapat merumuskan permasalahan, sebagai berikut : 1. Bagaimana hubungan Perilaku Birokrasi dengan efektivitas kerja pegawai pada Kantor Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Sukabumi. 2. Faktor-faktor apa saja yang menjadi penghambat hubungan Perilaku Birokrasi dengan efektivitas kerja pegawai pada Kantor Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Sukabumi. 3. Usaha-usaha apa saja yang dilakukan untuk mengatasi hambatanhambatan hubungan Perilaku Birokrasi dengan efektivitas kerja pegawai pada Kantor Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Sukabumi. C. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian a. Tujuan Penelitian 1. Memperoleh data dan informasi tentang hubungan Perilaku Birokrasi dengan efektivitas kerja pegawai pada Kantor Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Sukabumi. 2. Berusaha mengembangkan data dan informasi mengenai hubungan Perilaku Birokrasi dengan efektivitas kerja pegawai pada Kantor Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Sukabumi. 3. Berusaha menerapkan data dan informasi mengenai hubungan Perilaku Birokrasi dengan efektivitas kerja pegawai pada Kantor Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Sukabumi.

8 b. Kegunaan Penelitian 1. Secara Teoritis Hasil penelitian ini dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan di bidang Administrasi Negara, khususnya tentang Perilaku Birokrasi dan efektivitas kerja pegawai. 2. Secara Praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pikiran terhadap terhadap pemecahan masalah mengenai hubungan Perilaku Birokrasi dengan efektivitas kerja pegawai pada Kantor Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Sukabumi. D. Kerangka Pemikiran Kedudukan dan peranan pegawai itu sangat penting dan menentukan karena pegawai adalah pelaksana pekerjaan yaitu untuk menyelanggarakan pemerintahan dalam rangka mencapai tujuan organisasi, ini tidak akan terlepas dari peranan dalam melaksanakan birokrasi. Mempermudah pemecahan suatu masalah yang dihadapi secara ilmiah memerlukan kerangka pemikiran sebagai bahan acuan yaitu pendapat para pakar di bidangnya yang telah teruji kebenaranya. Karena itu dalam membahas hubungan perilaku birokrasi dengan kinerja pegawai peneliti mengemukakan pendapat dari Thoha dalam bukunya Perspektif Perilaku Birokrasi ( 2002:184), sebagai berikut : Perilaku merupakan suatu fungsi dari interaksi antara seorang individu dengan lingkunganya. Ini formula psikologi dan mempunyai kandungan pengertian bahwa perilaku seseorang itu tidak hanya ditentukan oleh dirinya sendiri,

9 melainkan ditentukan sampai seberapa jauh interaksi antara dirinya dengan lingkunganya. Menurut Thoha dalam bukunya Perspektif Perilaku Birokrasi (2002:183), mengemukakan pengertian birokrasi adalah sebagai berikut: Birokrasi merupakan sistem yang mencoba memahami perilaku perilaku di dalam organisasi bisa tetap rasional sehingga efektif usaha pencapaian tujuan organisasi tersebut. Memperjelas pengertian di atas peneliti akan mencoba mengemukakan pengertian perilaku birokrasi menurut Thoha dalam bukunya Perspektif Perilaku Birokrasi (2002:184), adalah sebagai berikut : Perilaku birokrasi pada hakikatnya merupakan hasil interaksi antara individu-individu dengan organisasinya. Oleh karena itu untuk memahami perilaku birokrasi sebaiknya diketahui terlebih dahulu individu-individu sebagai pendukung organisasi tersebut. Selanjutnya Thoha mengemukakan karakteristik individu yang berinteraksi dengan karakteristik birokrasi, yang dapat menimbulkan perilaku birokrasi dalm bukunya Perspektif Perilaku Birokrasi, model umumnya dapat digambarkan sebagai berikut :

10 Gambar 2 Model dari Karakteristik Individu yang Berinteraksi dengan Karakteristik Birokrasi Karakteristik Individu : a. kemampuan b. kebutuhan c. kepercayaan d. pengalaman e. pengharapan Karakteristik Birokrasi : a. hirarki b. tugas-tugas c. wewenang d. tanggungjawab e. sistem reward f. sistem kontrol Sumber : perspektif perilaku birokrasi, Miftah Thoha, 2002;185 Perilaku Birokrasi Memudahkan pemahaman gambar di atas, maka peneliti akan memberikan penjelasan tentang model di atas yaitu bahwa individu membawa ke dalam tatanan birokrasi, kemampuan, kepercayaan pribadi, pengharapan, kebutuhan dan penalaman masa lainya. Ini semua merupakan karakteristik individu dan karakteristik ini akan dibawa olehnya manakala individu tersebut akan memasuki suatu lingkaran baru, semisal birokrasi atau organisasi ini. Untuk memudahkan dalam melakukan penelitian, maka peneliti menggunakan alat ukur daripada Perilaku Birokrasi menurut Thoha dalam bukunya Perspektif Perilaku Birokrasi (2002:186), sebagai berikut 1. Hirarki 2. Tugas-tugas 3. Wewenang 4. Tanggung jawab

11 5. Sistem Reward 6. Sistem Kontrol Peneliti akan mengemukakan pengertian efektivitas kerja menurut Dharma dalam bukunya Manajemen Prestasi Kerja (1997:46) adalah sebagai berikut: Efektivitas kerja adalah penyelesaian suatu pekerjaanyang didasari dengan hasil yang baik dari jumlah pekerjaan yang ada terhadap ketepatan waktu yang telah ditentukan. Mengukur efektivitas menggunakan unsur-unsur efektivitas kerja yang dikemukakan oleh Dharma dalam bukunya Manajemen Prestasi Kerja (1997:46), adalah sebagai berikut: 1. Standar waktu 2. Jumlah hasil kerja 3. Mutu hasil kerja E. Hipotesis Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut di atas maka peneliti merumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut : Ada hubungan yang signifikan antara Perilaku Birokrasi dengan Efektivitas Kerja Pegawai pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Sukabumi. Skala pengukuran untuk kedua variabel adalah skala ordinal dan dicari korelasinya dengan menggunakan koefisien korelasi Rank Spearman. Adapun hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut : a. Ho : ρs 0 = Perilaku Birokrasi pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Sukabumi 0, Perilaku Birokrasi (X) Efektivitas Kerja Pegawai (Y) artinya antara Perilaku

12 Birokrasi dengan Efektivitas Kerja Pegawai pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Sukabumi tidak ada hubungan yang signifikan. b. Hi : ρs > 0 = Perilaku Birokrasi pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Sukabumi > 0, Perilaku Birokrasi (X) Efektivitas Kerja Pegawai (Y) artinya antara Perilaku Birokrasi dengan Efektivitas Kerja Pegawai pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Sukabumi ada hubungan yang signifikan. F. Lokasi dan Lamanya Penelitian a. Lokasi Penelitian Lokasi yang dijadikan tempat penelitian oleh peneliti yaitu Pada pada Penelitian dilakukan pada Kantor Dinas Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Sukabumi, Komplek PEMDA Jajaway Pelabuanratu. b. Lamanya Penelitian Lamanya penelitin yang dilakukan di mulai dari persiapan sampai dengan pelaporan kurang lebih 6 bulan dari bulan Mei 2007 sampai dengan bulan Oktober 2007.