Vol. 1 No. 1 Th. Jan-Des 2016 ISSN: INDONESIA DIGITAL LEARNING SOLUSI MENCIPTAKAN PEMBELAJARAN INOVATIF ABAD 21 DI INDONESIA

dokumen-dokumen yang mirip
MODEL SEKOLAH DAN KELAS DIGITAL MASA DEPAN. Novi Eko Prasetyo Ikip Budi Utomo Malang

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan problem solving pada dasarnya merupakan hakikat tujuan

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) juga. persaingan global yang dihadapi oleh setiap negara, khususnya

PENGANTAR E-LEARNING Apa yang kita bahas? Perkembangan/Trends ICT Tantangan Pendidik Bagaimana menghadapinya?

BAB V KESIMPULAN. siwa yang hendak memilih jurusan studi di universitas, mendidik dengan talent-based

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Irfan Fahriza, 2014

KEBIJAKAN UJIAN NASIONAL BERBASIS KOMPUTER (UNBK) SMK

BAB I PENDAHULUAN. dimana berbagai informasi mudah didapatkan oleh semua orang di. Perkembangan IPTEK yang sangat pesat dapat berimbas pada tantangan

Laporan Hasil Penelitian. PENGGUNAAN MEDIA DIGITAL DI KALANGAN ANAK-ANAK DAN REMAJA DI INDONESIA Ringkasan Eksekutif

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa informasi seperti sekarang, perkembangan dunia komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan di bidang furnitur mebel semakin banyak jumlahnya disetiap

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Peta Kota Bandung (Sumber: Pengadilan Negeri Bandung, 2017 )

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI UNTUK MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. dalam membangun Sumber Daya Manusia (SDM) yang bermutu untuk. mengembangkan potensi diri dan sebagai katalisator bagi terjadinya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Hal ini dapat dilihat dari kemajuan teknologi informasi yang didominasi oleh

DAFTAR INFORMASI PUBLIK HASIL PENELITIAN TAHUN 2011

Kebijakan Nasional Pendidikan Tinggi Indonesia Menghadapi Revolusi Industri 4.0 Prof. Mohamad Nasir

PENGANTAR E-LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang sangat

Gambar 1.1 Logo Shopee (Sumber : Shopee, 2015)

PELATIHAN PEMBUATAN MODUL AJAR BERBASIS KURIKULUM 2013 UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan situasi global dan lokal bagi dunia bisnis, perusahaanperusahaan

Bab I Pendahuluan. I.1. Latar Belakang

KURIKULUM 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia adalah untuk memajukan kesejahteraan umum dan

BAB I PENDAHULUAN. informasi dari satu tempat ke seluruh penjuru dunia terjadi dengan sangat

BIOEDUKASI Jurnal Pendidikan Biologi e ISSN Universitas Muhammadiyah Metro p ISSN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PROJECT BASED LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. banyak dituntut dalam menghafal rumus rumus fisika dan menyelesaiakan soal

BAB 1 PENDAHULUAN. komputer dan internet sebagai fasilitas untuk menunjang pekerjaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi informasi terutama penggunaan internet saat ini

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang, seperti: militer, ekonomi-bisnis, sosial, politik, budaya,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Era globalisasi yang semakin maju dan kompleks di berbagai

BAB I PENDAHULUAN. adalah mengembangkan Sekolah Standar Nasional (SSN) menjadi Sekolah Rintisan. daya saing bangsa Indonesia di forum internasional.

BAB I PENDAHULUAN. Di era ICT (Information Communication Technology), teknologi internet

I. PENDAHULUAN. Program telekomunikasi dalam bentuk Teknologi Informasi dan Komunikasi atau

BAB I LATAR BELAKANG. kebutuhan akan internet di Indonesia semakin bertambah dari tahun ketahun

PROCEEDINGS INTERNATIONAL SEMINAR

PEMBUKAAN PENDAFTARAN JAMBORE TI UNTUK GENERASI MUDA PENYANDANG DISABILITAS TAHUN 2016 (USIA 15 SAMPAI DENGAN 24 TAHUN)

MEMBANGUN LITERASI DIGITAL DALAM PEMBELAJARAN OLEH : Nunuk Suryani. Page 1

BAB I PENDAHULUAN. dan dihasilkan melalui pendidikan.dalam proses pendidikan pula, manusia. belajar dari, tentang, dan dengan tehnologi itu sendiri.

BAB 1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Memaksimalkan Kreatifitas Guru dalam Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Proses Belajar Mengajar Masa Kini

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi maka manusia dapat dikatakan tersesat dalam menjalani hidup.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Implementasi Blended Learning Dr. Sentot Kusairi, M. Si. Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA UM Pendahuluan Dewasa ini perkembangan teknologi

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. 1. Terdapat pengaruh blended learning berbasis edmodo terhadap hasil belajar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian


BAB I PENDAHULUAN. Information and Communication Technology (ICT) atau di Indonesia lebih

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Intan Setiawati, 2013

Perjuangan Menyebarkan Internet

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh globalisasi semakin terasa dengan semakin banyaknya saluran

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. dunia pendidikan sangat dirasakan kebermanfaatannya. Sejalan dengan

Pemanfaatan ICT untuk meningkatkan kualitas pembelajaran

Tantangan dan Kebijakan PENDIDIKAN TINGGI di Era Ekonomi Digital

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi selama

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era digital, penggunaan internet menunjang manusia di kegiatan sehari-hari.

ARTIKEL ILMIAH PROGRAM PPM

BAB I PENDAHULUAN. Pendekatan pembangunan manusia telah menjadi tolak ukur pembangunan. pembangunan, yaitu United Nations Development Programme (UNDP)

IMPLEMENTASI ICT DALAM PEMBELAJARAN IPA

(

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tahunan UNESCO Education For All Global Monitoring Report 2012.

BAB 1 PENDAHULUAN. melalui Smartphone. Mulai dari chatting, jejaring sosial, bermain game,

BAB I PENDAHULUAN. tahun ajaran 2013/2014. Pencapaian tujuan dari Kurikulum 2013

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Jurnal Bisnis & Teknologi Politeknik NSC Surabaya ISSN : & E - ISSN :

BAB I. PENDAHULUAN. Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) pada era global sangat

BAB I PENDAHULUAN. Seperti berita-berita yang sedang marak beredar di televisi saat ini mengenai kurangnya

BAB I PENDAHULUAN. sebagai masyarakat yang buta akan informasi. Internet (interconnectionnetworking)

BAB I PENDAHULUAN. produsen dalam beberapa tahun terakhir, mulai dari telepon pintar berharga

BAB I PENDAHULUAN. dan dengan fungsi yang hampir menyerupai komputer. Android adalah sistem

InfinityJurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung, Vol 4, No.2, September 2015

BAB I PENDAHULUAN. paradigma yang lama atau cara-cara berpikir tradisional. Dalam dunia pendidikan,

PENERAPAN IT BALANCED SCORECARD DALAM PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI DI STIKI MALANG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Umum Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, fitur dan layanan teknologi komunikasi sudah demikian maju.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. demokratis serta bertanggung jawab (Undang-undang No.20 tahun 2003 tentang

Penggunaan e-learning sebagai Pendukung Pelaksanaan Kurikulum 2013 pada SMAK St. Stanislaus Surabaya

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

SMP NEGERI 2 PARANGGUPITO

BAB I PENDAHULUAN. efektif namun tetap menyenangkan. Selain itu, menciptakan lingkungan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tinjauan Objek Studi

Evaluasi Kurikulum Prodi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia FTI UII Yogyakarta

PEMBELAJARAN KREATIF DAN KOLABORATIF PADA ABAD 21 TINJAUAN KURIKULUM Dr. H. Ahmad Zaki Mubarak, M.Si.

BAB I PENDAHULUAN. Semakin cepatnya perubahan dan perkembangan teknologi dan informasi

Pengembangan Model Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Web pada Perkuliahan

PERAN PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY INDONESIA DIGITAL LEARNING PADA CITRA PERUSAHAAN PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, Tbk TAHUN 2016

Transkripsi:

INDONESIA DIGITAL LEARNING SOLUSI MENCIPTAKAN PEMBELAJARAN INOVATIF ABAD 21 DI INDONESIA Erie Agusta Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Muhammadiyah Palembang email: bioerie@yahoo.co.id Abstrak Abad 21 mendorong pemerintah Indonesia menghadapi tantangan secara multidimensi. Pada abad ini, persaingan antar negara sudah meningkat terlebih lagi sejak diberlakukan era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Tantangan ini memberikan dampak tuntutan peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas tidak terkecuali profesi Guru di sekolah. Profesi Guru tidak hanya dituntut untuk menguasai aspek materi, penguasaan kelas, dan beberapa model pembelajaran, akan tetapi juga dituntut untuk menerapkan pembelajaran berbasis Information and Communication Technology (ICT). Oleh sebab itu, pemerintah memerlukan sebuah program rintisan untuk membantu para Guru mengenal dan melaksanakan pembelajaran berbasis ICT. Berdasarkan urgensi tersebut maka Indonesia Digital Learning (IDL) muncul sebagai proyek yang memfasilitasi pembinaan Guru agar dapat melakukan proses pembelajaran berbasis ICT. Proyek ini memberikan harapan baru bagi pembelajaran di Indonesia dalam menjawab tantangan Abad 21. Kata kunci: Abad 21, ICT, IDL. 1. PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Badan Informasi Geospasial (2012) jumlah pulau yang dimiliki di Indonesia berkisar 13.466 pulau. Jarak antar pulau ini menjadi faktor penghambat pemerataan ekonomi dan pengembangan TIK di beberapa daerah. Hal ini di dukung oleh Kementrian Komunikasi dan Informatika (2011), yang menyatakan bahwa: Berdasarkan pembagian koridor pembangunan ekonomi MP3EI, dari enam koridor hanya tiga koridor yang tingkat pembangunan TIK di atas rata rata nasional, yakni Jawa, Bali dan Sumatera sedangakan koridor terendah di daerah Maluku-Papua. Perbedaan antar koridor ini masih cukup besar. Fenomena ini menjadi persoalan tersendiri bagi Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Nasional Republik Indonesia untuk mengembangankan sistem pembelajaran yang lebih memadai. Selain dari yang telah diuraikan, problematika yang dihadapi saat ini juga terkait dengan penciptaan pembelajaran abad 21. Menurut Binkley et al., (2012) pembelajaran abad 21 lebih menekankan pada empat aspek yakni way of thinking, way of working, tools for working, dan living in the world. Aspek way of thinking meliputi kreatifitas, berfikir kritis, pemecahan masalah, pengambilan keputusan, dan metakognitif. Aspek way of 504

working meliputi komunikasi dan kerjasama. Aspek tools for working meliputi melek informasi dan melek komputasi, dan terakhir aspek living in the world meliputi bermasyarakat, ramah, dan tanggap dalam memecahkan permasalahan sosial. Berdasarkan empat aspek yang telah diuraikan, aspek tools for working merupakan aspek yang cukup sulit untuk diciptakan. Hal ini dikarenakan persoalan infrastruktur yang dihadapi oleh Indonesia. Persoalan tersebut juga didukung kemampuan para Guru yang terbatas dalam hal komputasi. Berangkat dari permasalahan yang telah diuraikan, maka pemerintah perlu membuat suatu solusi percepatan infrastruktur di beberapa daerah tertinggal dan membuat suatu solusi program pembinaan bagi para Guru di sekolah. Oleh karena itu, PT. Telkom sebagai perusahan telekomunikasi terbesar di Indonesia membuat suatu program bernama Indonesia Digital Learning (IDL). Program ini bertujuan untuk melatih dan mengenalkan pola pembelajaran berbasis ICT kepada para Guru di Indonesia. 2. IDE UTAMA a. Mengukur Nilai Urgensi Pembelajaran ICT di Indonesia Pembelajaran inovatif abad 21 menggambarkan sebuah kemajuan dalam proses pembelajaran. Perubahan ini lebih bersifat kebaharuan dan berbasis teknologi. Abad 21 identik dengan kemajuan akses informasi yang begitu cepat. Kemajuan ini dipengaruhi oleh perkembangan teknologi yang cukup signifikan dan perubahan budaya konsumsi informasi yang tidak sebatas. Berdasarkan uraian tersebut, inovasi pembelajaran berbasis ICT menjadi mutlak dilaksanakan agar mencapai standar pembelajaran abad 21. Berkaca dari pembelajaran di negara lingkup ASEAN, negara Indonesia memiliki kualitas yang masih sangat minim dalam menciptakan pembelajaran berbasis ICT. Kondisi ini tentunya menjadi hal yang sangat menghawatirkan dan dapat berdampak pada kualitas sistem pendidikan di Indonesia. Berdasarkan artikel Seameo Qitep in Science (2015) diperoleh informasi bahwa negara Filipina sudah mulai mengadaptasi kurikulum pembelajaran abad 21 melalui program SEA Digital Class. Selain itu, negara Singapura sudah menjadi negara dengan sistem pendidikan abad 21 terbaik di lingkup ASEAN, disusul oleh negara Thailand dan Malaysia. Keadaan ini cukup memberikan gambaran bahwa pembelajaran ICT di Indonesia sudah sangat diperlukan agar sistem pembelajaran yang ada dapat mengimbangi negara-negara maju di lingkup ASEAN. 505

b. Proyek Indonesia Digital Learning Sebagai wujud kepedulian PT. Telkom dalam kemajuan pendidikan di Indonesia, maka PT. Telkom berinisiatif untuk mengembangkan program pembelajaran Abad 21 dalam bentuk proyek Indonesia Digital Learning. Proyek ini bertujuan untuk mengembangkan potensi, minat, bakat dan skill bagi para Guru dalam bidang digital untuk mengembangkan pembelajaran berbasis ICT. Secara ringkas program IDL dapat dilihat padai Gambar 1 di bawah ini. PROGRAM IDL PELATIHAN IDL MY TEACHER MY HERO PELATIHAN DI 8 KOTA TRAINING CAMP MTMH DIPILIH 45 ORANG DIPILIH 17 ORANG DIPILIH 8 ORANG UNTUK AWARDING MY TEACHER MY HERO Gambar 1. Ringkasan Konsep Proyek IDL Berdasarkan Gambar 1 dapat dilihat bahwa program IDL terdiri dari Pelatihan IDL dan program My Teacher My Hero (MTMH) (Telkom, 2016). Pelatihan IDL dilaksanakan di 8 kota yaitu Jakarta, Surabaya, Medan, Jogjakarta, Balikpapan, Jayapura, Makassar, dan Bandung. Setelah proses pelatihan IDL selesai dilaksanakan, akan diadakan training camp MTMH dan akan terpilih 45 orang, setelah itu, akan disaring lagi menjadi 17 orang. Lalu hasil akhir akan menjadi 8 orang terpilih dalam awarding My Teacher My Hero Competition. Pelatihan IDL, akan dipandu oleh para pakar yang terpilih dengan mengaplikasikan modul yang telah dibentuk oleh PT. Telkom. Pada program pelatihan IDL diharapkan para peserta mampu mengaplikasikan materi-materi dalam Modul IDL 2016. Dari program pelatihan yang dilaksanakan, akan terpilih 8 peserta menjadi pemenang MTMH (My Teacher My Hero). Sehingga dapat disimpulkan bahwa sistematikan program IDL ini memiliki dua tujuan yakni 506

untuk mempersiapkan beberapa Guru di daerah dengan pelatihan IDL, dan memotivasi mereka untuk berkompetisi menjadi kandidat penerima penghargaan MTMH. Materi pelatihan IDL juga dapat diakses untuk semua kalangan, karena pada website IDL juga di dukung fitur download modul IDL 2016. Modul ini diharapkan dapat membantu para Guru yang belum mengikuti pelatihan dalam mengenal dan melaksanakan pembelajaran ICT. Pelakasanaan pembelajaran ICT sebenarnya mudah untuk dilakukan jika para Guru terampil dalam menggunakan sosial media dan komputasi. Pemanfaatan sosial media seperti Facebook, Edmodo, dan Quipers dapat menjadi pilihan bagi para Guru untuk melaksanakan pembelajaran berbasis ICT. Salah satu contoh adalah sosial media Edmodo. Edmodo merupakan program sosial media yang dapat digunakan dengan mudah bagi para Guru untuk mengkoordinasikan pembelajaran online, baik dari pengumpulan tugas, pemberian nilai pada tugas tersebut, dan pelaksanaan kuis, MID, atau UAS online. Facebookpun dapat digunakan dengan proporsi yang sama, hanya saja karena kecenderungan penggunakan Facebook lebih kepada aktifitas keseharian menyebabkan nilai edukasi Facebook tidak tampak begitu jelas. Jika para Guru jeli sebenarnya Facebook dapat dilibatkan dalam membantu pembelajaran online, misalnya pembuatan grup khusus untuk kelas yang diampu dan mengupload setiap kegiatan pembelajaran agar bisa diakses oleh siswa yang tidak masuk sekolah. Hanya saja keterampilan ini butuh penyesuaian dan sistematika pembelajaran yang jelas, agar siswa tidak bingung dan terbiasa dengan perubahan pembelajaran yang terjadi. c. Potensi Efektifitas Program Indonesia Digital Learning dalam Menciptakan Pembelajaran Abad 21 Pada artikel ini potensi efektifitas program IDL dalam menciptakan pembelajaran Abad 21 menjadi topik yang menarik untuk dikaji. Jika dilihat dari animo penggunaan media sosial di Indonesia, sebenarnya potensi efektifitas program IDL sangat besar. Hanya saja trend perkembangan yang terjadi akan berpusat dibeberapa daerah kota besar di Indonesia. Berikut penjelasan ringkas pada Gambar 2 di bawah ini. 507

Trend Pola Asesmen Berbasis CBT Pemerataan Jaringan Internet 4G di beberapa daerah di Indonesia Kurikulum 2013 Pembelajaran Berbasis Trend Penggunaan Smartphone di Indonesia Trend Konsumsi Internet di Indonesia Gambar 2. Desain Potensi Efektifitas Program IDL di Indonesia Berdasarkan Gambar 2 ada beberapa aspek yang menjadi faktor pendukung pola potensi efektifitas program IDL di Indonesia semakin tinggi, berikut penjelasannya: 1) Aspek Kurikulum Muatan Kurikulum 2013 menjadi hal yang fundamental dalam membangun pembelajaran Abad 21. Paradigma pembelajaran abad 21 yang lebih student center menuntut siswa untuk selalu aktif mencari bahan pembelajaran diberbagai media. Pola pembelajaran ini tentunya akan mendukung program IDL dalam membimbing para Guru menerapkan pembelajaran berbasis ICT. 2) Trend Pola Asesmen Berbasis CBT Trend pola asesmen berbasis CBT akan semakin berkembang di masa yang akan datang dan hal ini dapat dilihat dari signifikannya sekolah yang melaksanakan UN berbasis CBT sejak tahun 2015 hingga tahun 2016. Walaupun pelaksanaannya belum merata dibeberapa sekolah namun trend ini cukup potensial mengubah sistem asemen di masa yang akan datang. Sehingga tidak menutup kemungkinan akan banyak terjadi perubahan sistem asesemen di beberapa sekolah. Melihat trend ini maka konsekuensinya adalah para Guru harus siap untuk melakukan pembelajaran berbasis ICT sehingga posisi program IDL akan menjadi lebih strategis dalam membimbing Guru menerapkan pembelajaran tersebut. Potensi Efektifitas Program IDL di Indonesia 3) Pemerataan Jaringan Internet 4G di beberapa daerah Indonesia Pada akhir 2015, pemerataan jaringan internet 4G LTE di Indonesia ditargetkan sudah selesai (Aziz, 2015). Pemerataan jaringan ini diharapkan dapat menunjang 508

konsumsi penggunaan internet di masyarakat. Adanya pemerataan jaringan 4G dibeberapa wilayah menunjukkan bahwa potensi Indonesia untuk menciptakan pembelajaran berbasis ICT sangat besar. Sebab itu, program IDL menjadi kunci pemerataan kompetensi Guru di beberapa wilayah agar pelaksanaan pembelajaran ICT lebih otimal. 4) Trend Penggunaan Smart Phone Trend penggunaan smartphone di Indonesia cukup signifikan, hal ini di dukung laporan riset aplikasi MoboMarket (2015) yang menyatakan bahwa selama kuartal I konsumen di wilayah Indonesia telah menggunakan jasa toko aplikasi ini sebanyak 361.000.000 kali untuk mendowload aplikasi. Kebanyakan pengguna mengunduh aplikasi pada hari Sabtu (sebanyak 16,41%) dan hari Minggu (15,01%). Trend ini cukup menggambarkan potensi efektifitas program IDL di Indoneisa semakin tinggi, karena dengan adanya trend penggunaan smartphone yang semakin meningkat maka akan mendukung pola pembelajaran berbasis ICT di Indonesia. 5) Trend Konsumsi Internet di Indonesia Berdasarkan laporan Nielsen (2014) pertumbuhan konsumsi internet melalui akses bergerak (mobile) seperti telepon genggam dan wifi lebih tinggi di Jawa (5x lipat) dibandingkan di luar Jawa (3x lipat). Kota-kota besar di Jawa kini semakin mudah mendapatkan akses internet melalui tempat-tempat yang menyediakan akses wifi gratis. Hal ini terjadi karena kualitas infrastruktur yang berbeda antara Jawa dan luar Jawa. Namun pertumbuhan tingkat konsumsi internet memperlihatkan bahwa permintaan untuk akses internet juga berkembang di luar Jawa, dan ini merupakan potensi yang sangat besar. Laporan riset ini tentunya juga menggambarkan potensi efektifitas program IDL di Indonesia akan sangat tinggi dan percepatan jaringan 4G di beberapa daerah semakin mempercepat pelaksanan pembelajaran berbasis ICT. Program IDL memberikan sebuah harapan bagi para Guru Indonesia untuk mengembangankan pembelajaran inovatif berbasis ICT. Walaupun pada dasarnya tidak mudah untuk mencapai pemerataan kompetensi di beberapa wilayah Indonesia, namun trend perkembangan TIK yang akan terjadi akan semakin lebih merata dan tidak berpusat di Jawa saja. Semoga ada keberlanjutan riset dan pengembangan program IDL yang lebih inovatif. 509

3. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan kajian yang telah dilakukan, simpulan yang dapat disampaikan adalah program IDL memiliki potensi efektifitas dalam membangun pembelajaran Inovatif di Indonesia. Potensi ini dilihat dari beberapa aspek yakni a. Kurikulum 2013; b. Trend pola asesmen berbasis CBT; c. Pemerataan Jaringan Internet 4G di beberapa daerah Indonesia; d. Trend Penggunaan Smartphone; dan e. Trend Konsumsi Internet di Indonesia. Program ini memberikan solusi bagi para guru untuk mengenal dan melaksanakan pembelajaran abad 21. 4. REFERENSI Aziz, I. (2015). Jaringan 4G LTE Merata di Indonesia Akhir 2015, Target Menkominfo. Diambil pada tanggal 01 April 2016, dari http://sidomi.com/361201/jaringan4gltemeratadiindonesiaakhir2015targetmenk ominfo/ Binkley, M., Erstad, O., Herman, J., Raizen, S., Ripley, M., & Rumble, M. (2012). Defining 21 st Century Skills. Dalam Patrick G. Barry M. Esther C. (Eds.). Assesment and Teaching of 21st Century Skills. (Hal.17-66). London: Springer. Kepala Badan Informasi Geospasial. (2012). Survei 2007-2010. Jakarta: Badan Informasi Geospasial. Menteri Komunikasi dan Informatika. (2011). Buku Putih Komunikasi dan Informatika. Jakarta: Kementrian Komunikasi dan Informatika. MoboMarket. (2015). Q2 2015 Indonesia Mobile Data Report, Based on MoboMarket Users Data Research. Diambil pada tanggal 15 April 2016, dari http://mobomarket.co.id. Nielsen. (2014). Konsumsi Media Lebih Tinggi di Luar Jawa. Diambil pada tanggal 20 April 2016, dari http://www.nielsen.com/id/en/pressroom/2014/nielsen konsumsi media lebih ti nggi diluar jawa.html Seameo Qitep in Science. (2015). Adopting 21st Century Curriculum through SEA Digital Class in Tañong Integrated School, Malabon City, Philippines. Diambil pada tanggal 02 April 2016, dari http://www.qitepinscience.org/?p=5043. Telkom. (2016). Indonesia Digital Learning. Diambil pada tanggal 01 April 2016, dari: http://indonesiadigitallearning.com/ 510