BAB I PENDAHULUAN. yang mengharuskan mereka dirawat di rumah sakit (Pieter, 2011). Berdasarkan survei dari Word Health Organization (WHO) pada tahun

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan keterbaruan penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perawatan pada anak telah mengalami pergeseran dan kemajuan yang

Lilis Maghfuroh Program Studi S1 Keperawatan STIKes Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sakit dan dirawat di rumah sakit khususnya bagi anak-anak dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kecemasan merupakan perasaan yang timbul akibat ketakutan, raguragu,

BAB 1 PENDAHULUAN. anak (Morbidity Rate) di Indonesia berdasarkan Survei Kesehatan Nasiolnal

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan anak sakit dan hospitalisasi dapat menimbulkan krisis

BAB I PENDAHULUAN. Nasional (Susenas) tahun 2010 di daerah perkotaan menurut kelompok usia 0-4

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan krisis yang sering dimiliki anak. Anak-anak, terutama saat

BAB I PENDAHULUAN. spesifik dan berbeda dengan orang dewasa. Anak yang sakit. hospitalisasi. Hospitalisasi dapat berdampak buruk pada

BAB 1 PENDAHULUAN. 2004). Hospitalisasi sering menjadi krisis utama yang harus dihadapi anak,

BAB I PENDAHULUAN. perawatan sampai pemulangannya kembali ke rumah (Supartini, 2004). Hospitalisasi

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan seseorang yang memiliki rentang usia sejak anak dilahirkan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan motorik, verbal, dan ketrampilan sosial secara. terhadap kebersihan dan kesehatan.

maupun sebagai masyarakat profesional (Nursalam, 2013).

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah sakit sebagai pusat pelayanan kesehatan harus memberikan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan sampai dengan usia 18 tahun (IDAI, 2014). Anak merupakan individu

BAB 1 PENDAHULUAN. Perawatan anak telah mengalami pergeseran yang sangat mendasar, anak sebagai

BAB I PENDAHULUAN. hidup mereka. Anak juga seringkali menjalani prosedur yang membuat. Anak-anak cenderung merespon hospitalisasi dengan munculnya

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan dasarnya dan untuk belajar mandiri, lingkungan yang

BAB I PENDAHULUAN. Menjalani perawatan di rumah sakit (hospitalisasi) merupakan pengalaman

KECEMASAN ANAK USIA TODDLER YANG RAWAT INAP DILIHAT DARI GEJALA UMUM KECEMASAN MASA KECIL

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungannya dengan upaya stimulasi yang dapat dilakukan, sekalipun anak

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. rentang perubahan perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja (Hidayat, adalah orang yang berada di bawah usia 18 tahun.

Inggrith Kaluas Amatus Yudi Ismanto Rina Margaretha Kundre

BAB I PENDAHULUAN. anak (Undang-Undang Perlindungan Anak, 2002).

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa anak prasekolah (3-5 tahun) adalah masa yang menyenangkan dan

BAB I PENDAHULUAN. tidak lagi dipandang sebagai miniatur orang dewasa, melainkan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Wong (2009) Masa kanak-kanak awal yaitu pada usia 3 6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses yang dapat diprediksi. Proses pertumbuhan dan. tumbuh dan kembang sejak awal yaitu pada masa kanak-kanak (Potter &

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah individu unik yang mempunyai kebutuhan sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. adanya bahaya (Mulyono, 2008). Beberapa kasus kecemasan (5-42%),

PENGARUH PROGRAM BERMAIN TERHADAP RESPON PENERIMAAN PEMBERIAN OBAT PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH

HUBUNGAN PENERAPAN ATRAUMATIC CARE DENGAN STRES HOSPITALISASI PADA ANAK DI RUANG ANAK RUMAH SAKIT UMUM CUT MEUTIA KABUPATEN ACEH UTARA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. diatasi. Bagi anak usia prasekolah (3-5 tahun) menjalani hospitalisasi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh banyak faktor, baik faktor dari petugas (perawat, dokter dan tenaga

BAB I PENDAHULUAN. anggotanya. Keluarga berfungsi tinggi untuk membantu dalam menjaga

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organisation (WHO) tahun 2003 mendefinisikan sehat

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai kebutuhan yang spesifik (fisik, psikologis, sosial dan spiritual) yang

EFEKTIFITAS LINGKUNGAN TERAPETIK TERHADAP REAKSI HOSPITALISASI PADA ANAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Keluarga merupakan orang terdekat dari seseorang yang mengalami

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Family Centered Care

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan di Rumah sakit yang diberikan kepada pasien

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan. Pelayanan kesehatan di rumah sakit merupakan bentuk pelayanan

Setiap bayi memiliki pola temperamen yang berbeda beda. Dimana

BAB 1 PENDAHULUAN. kesempatan cukup untuk bermain akan menjadi orang dewasa yang mudah

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan asuhan keperawatan juga tidak disertai pendokumentasian yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hiperplasia prostat merupakan salah satu keluhan atau penyakit

BAB II LANDASAN TEORI Hospitalisasi atau Rawat Inap pada Anak Pengertian Hospitalisasi. anak dan lingkungan (Wong, 2008).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak dipengaruhi oleh faktor bawaan (i nternal) dan faktor lingkungan.

1

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi fisiologis dan psikososial secara bertahap. Setiap tahap psikososial

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu proses yang dapat diprediksi. Proses

BAB I PENDAHULUAN. terhadap individu, keluarga dan masyarakat yang mempunyai masalah

BAB I PENDAHULUAN. personil guna memudahkan pencapaian beberapa tujuan yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Hospitalisasi anak merupakan suatu proses karena suatu alasan yang

PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN KECEMASAN PADA PASIEN ANAK PRASEKOLAH DI RUMAH SAKIT ANAK DAN BERSALIN (RSAB) MUHAMMADIYAH KOTA PROBOLINGGO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Departemen Kesehatan (1988, dalam Effendy 1998)

BAB I PENDAHULUAN. atraumatic care atau asuhan yang terapeutik. 500/ penduduk dengan angka kematian antara 0,6 5 %.

BAB I PENDAHULUAN. individual yang tidak dapat dibagi dengan orang lain. Nyeri dapat memenuhi

BAB l PENDAHULUAN. peningkatan jumlah anak di Indonesia. Hal ini memberi konsekuensi

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. yang mengarah pada kestabilan emosional (Nasir dan Muhith, 2011). mencerminkan kedewasaan kepribadiannya.

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI IBU TENTANG PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN IBU DENGAN ANAK YANG DI RAWAT DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

SKRIPSI. Oleh : EKAN FAOZI J Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dunia, seperti yang disampaikan oleh UNICEF sebagai salah. anak, perlindungan dan pengembangan anak (James, 2000).

BAB 1 PENDAHULUAN. bentuk krisis atau stressor utama yang terlihat pada anak. Anak-anak sangat rentan

Hubungan Antara Peran Orang Tua 1

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Hospitalisasi merupakan kebutuhan klien untuk dirawat karena adanya

BAB 1 PENDAHULUAN. mengiris anggota tubuh yang sakit. Biasanya dilaksanakan dengan anastesi,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. jika seringkali pasien dan keluarganya menunjukkan sikap yang agak

BAB II LANDASAN TEORI Definisi Atraumatic Care

Siti Nursondang 1, Setiawati 2, Rahma Elliya 2 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada saat anak dirawat di rumah sakit, dampak. hospitalisasi pada anak dan keluarga tidak dapat dihindarkan.

UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN PERAN SERTA ORANG TUA DENGAN DAMPAK HOSPITALISASI PADA ANAK USIA PRASEKOLAH DI RSUD RA KARTINI JEPARA TESIS

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah industri yang bergerak di bidang pelayanan jasa

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Bermain adalah pekerjaan anak-anak semua usia dan. merupakan kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan, tanpa

BAB I PENDAHULUAN. ketidaktahuan keluarga maupun masyarakat terhadap jenis gangguan jiwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bangsa Indonesia sedang berkembang dan terus mencanangkan

PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG. Eni Mulyatiningsih ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. mengalami tindakan invasif seperti pembedahan. Dilaporkan pasien mengalami

BAB I PENDAHULUAN. dikaruniai anak yang normal. Melihat anak anak balita tumbuh dan. akan merasa sedih. Salah satu gangguan pada masa kanak kanak yang

BAB III METODE PENELITIAN. kemudian menelaah dua variabel pada suatu situasi atau. sekelompok subjek. Hal ini dilakukan untuk melihat hubungan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

EFEKTIFITAS LINGKUNGAN TERAPETIK TERHADAP REAKSI HOSPITALISASI PADA ANAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sakit merupakan keadaan dimana terjadi suatu proses penyakit dan

BAB 1 PENDAHULUAN. menghargai perasaan pasien yaitu dengan mencurahkan segala perhatian yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN ANAK USIA SEKOLAH YANG DIRAWAT DI RUANG PERAWATAN ANAK DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak merupakan makhluk rentan dan tergantung yang selalu dipenuhi rasa ingin tahu, aktif, serta penuh harapan. Masa anak-anak suatu awal kehidupan untuk masa-masa berikutnya (Nursalam, 2013). Anak sangat aktif, dinamis, antusias, dan hampir seluruh hidupnya disertai oleh rasa ingin tahu terhadap apa yang didengar atau dilihatnya. Tetapi dalam kenyataannya tidak semua anak mengalami masa yang menyenangkan, anak juga mengalami sakit yang mengharuskan mereka dirawat di rumah sakit (Pieter, 2011). Berdasarkan survei dari Word Health Organization (WHO) pada tahun 2008, hampir 80% anak mengalami perawatan di rumah sakit. Diperkirakan lebih dari 5 juta anak atau lebih dari 50% di Amerika Serikat menjalani hospitalisasi karena prosedur pembedahan, yang akan mengalami kecemasan dan stres. Lebih dari 1,6 juta anak dan anak usia antara 2-6 tahun menjalani hospitalisasi disebabkan karena injury dan berbagai penyebab lainnya (Disease Control, National Hospital Discharge Survey (NHDS), 2004 dalam Inggrith, 2015). Di Indonesia jumlah kunjungan pasien anak untuk rawat inap di rumah sakit tahun 2010 sebanyak 1.699.934 sedangkan tahun 2011 sejumlah 1.204.612 (Kemenkes RI, 2012). Angka kesakitan anak di Indonesia berdasarkan Survei Kesehatan Nasional (Susenas) tahun 2010 yang dikutip oleh Apriany (2013), menurut kelompok usia 0-4 tahun sebesar 25,8%, usia 5-12 tahun sebanyak 14,91%,

2 usia 13-15 tahun sekitar 9,1%, usia 16-21 tahun sebesar 8,13%. Angka kesakitan anak usia 0-21 tahun apabila dihitung dari keseluruhan jumlah penduduk adalah 14,44%. Anak yang dirawat di rumah sakit akan berpengaruh pada kondisi fisik dan psikologinya, hal ini disebut dengan hospitalisasi. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan Rahma dan Puspasari (2010) didapatkan hasil bahwa dari 1.425 anak mengalami dampak hospitalisasi dimana 33,2% mengalami dampak hospitalisasi berat, 41,6% mengalami dampak hospitalisasi sedang dan 25,2% mengalami dampak hospitalisasi ringan. Hospitalisasi merupakan pengalaman yang mengancam bagi setiap anak dimana suatu proses seorang anak diharuskan untuk tinggal di rumah sakit dalam keadaan darurat dan akan menjalani perawatan sampai pemulangannya kembali ke rumah (Asmadi, 2008). Efek dari hospitalisasi pada anak dipengaruhi oleh sifat dan keparahan masalah kesehatan, kondisi anak dan derajat perbedaan aktivitas serta rutinitas dari kehidupan sehari-hari (Kyle & Carman, 2015). Proses hospitalisasi pada anak dapat menimbulkan perasaan cemas, marah, sedih, takut dan rasa bersalah (Wong, 2009). Pada anak dengan usia prasekolah reaksi utama yang timbul akibat hospitalisasi adalah kecemasan akibat perpisahan (Supriatini, 2011). Saat anak yang mengalami sakit dan menjalani perawatan di rumah sakit, mereka akan terpaksa berpisah dari lingkungan yang dirasakan aman, penuh kasih sayang, dan menyenangkan, yaitu rumah, permainan, dan teman sepermainannya. Proses ini dikatakan sebagai proses hospitalisasi.

3 Hospitalisasi merupakan suatu proses, dimana karena suatu alasan tertentu baik darurat atau berencana mengharuskan anak tinggal dirumah sakit menjalani terapi dan perawatan sampai pemulangan kembali ke rumah (Sodikin, 2011). Hasil penelitian dari Sherlock (1990) dalam Supartini (2007) menunjukan bahwa lingkungan rumah sakit yang dapat menimbulkan trauma pada anak adalah lingkungan fisik rumah sakit, tenaga kesehatan baik dari sikap maupun pakaian putih, alat-alat yang digunakan dan lingkungan sosial antar sesama pasien. Dengan adanya stresor tersebut, distres yang dialami anak adalah gangguan tidur, pembatasan aktifitas, perasaan nyeri dan suara bising sedangkan distres psikologis mencakup kecemasan, takut marah, kecewa, malu, dan rasa bersalah Ketakutan dan kecemasan anak sangat dipengaruhi oleh peran perawat. Perawat adalah salah satu dari tim kesehatan yang memiliki peranan yang sangat penting untuk mengatasi masalah anak saat dihospitalisasi. Sebagai tenaga kesehatan yang profesional dan selalu menemani pasien anak selama 24 jam, hal mengatasi dampak hospitalisasi anak sudah menjadi tanggung jawab seorang perawat. Oleh karena itu perawat harus melaksanakan perannya secara profesional baik sebagai caregiver, konselor, advokat, kolaborator, change agent, coordinator dan educator (Hidayat, 2007) Peran perawat sebagai care giver ini sangat penting dalam penyusunan intervensi keperawatan yang dibutuhkan untuk mencegah, menurunkan atau mengurangi masalah-masalah anak. Dalam menentukan perencanaan kesehatan bagi perawat diperlukan sebagai pengetahuan dan ketrampilan diantaranya

4 pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan anak, nilai dan kepercayaaan, batasan praktek keperawatan, peran dari tenaga kesehatan lainya, kemampuan memecahkan masalah, mengambil keputusan, menulis tujuan serta memilih dan membuat strategi keperawatan yang aman dalam memenuhi tujuan, menulis instruksi keperawatan serta kemampuan dalam melaksanakan kerja sama dengan tingkat kesehatan lain (Hidayat, 2012). Strategi keperawatan yang baik untuk mengarahkan anak dan orang tua terhadap dampak hospitalisasi yaitu meningkatkan hubungan orang tua dengan anak, memberikan kesempatan orang tua dan anak untuk mendapatkan informasi dan meningkatkan penguasaan diri serta memfasilitasi sosialisasi (Hockenberry & Marylin, 2007). Tindakan lain yang dapat dilakukan perawat adalah mendorong partisipasi orang tua, memberikan informasi, mempersiapkan pemulangan dan perawatan rumah (Harisson, 2009). Hal ini sesuai dengan dua prinsip perawatan anak yang berfokus pada keluarga. Prinsip pertama adalah didasarkan pada saling menghormati dan bekerjasama antara keluarga dengan perawat yang memberikan pelayanan sehingga dapat terbina hubungan kemitraan. Prinsip kedua adalah kolaborasi antara orang tua dengan perawat yang dapat menentukan tingkat keterlibatan keluarga dan pengasuhan (Harisson, 2009). Penelitian yang dilakukan oleh Simangunsong (2011) didapatkan bahwa peran perawat dalam pencegahan dampak hospitalisasi pada anak di rumah sakit umum di Medan dalam kategori baik sebesar (73,3%) meliputi peran pembela (63,3%), pendidik (76,6%), caregiver (50%), koordinator (83,3%),

5 pembuat keputusan etik (83,3%) dan perencana kesehatan (83,7%). Penelitian lain yang dilakukan oleh Yulianto (2012) didapatkan gambaran peran perawat dalam penanganan hospitalisasi anak di ruang perawatan RSU Islam Faisal Makassar dari 16 responden perawat yang berpartisipasi dalam penelitian yaitu 9 orang responden (56,2%) melaksanakan peran dengan kategori baik sedangkan 7 responden (43,8%) lainnya melaksanakan peran dengan kategori masih kurang baik. Hal ini juga sejalan dengan penelitian Winarsih (2012) tentang hubungan peran serta orang tua dan dampak hospitalisasi pada anak usia pra sekolah di RSUD Jepara, didapatkan hasil terdapat hubungan yang signifikan antara peran serta orang tua dan dampak hospitalisasi pada anak prasekolah. Keterlibatan orang tua dalam perawatan membuat anak mampu mengembangkan diri secara pribadi dan memberikan sikap positif orang tua sehingga perawatan pada anak lebih optimal. Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga memberikan pelayanan kesehatan berupa rawat jalan dan rawat inap. Salah satu bentuk pelayanan rawat inap yang diberikan oleh RSUD Dr. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga yakni bangsal perawatan anak. Hasil survey awal di RSUD Dr. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga, yang dilakukan pada tanggal 6 Oktober 2016 dan survey dilakukan di ruang cempaka RSUD Dr. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga didapatkan data anak yang mengalami perawatan di rumah sakit dari tahun 2013 terdapat 1.759 anak, pada tahun 2014 terdapat 1.783 anak, pada tahun 2015 sebanyak 1.680 anak dan tahun 2016

6 sampai dengan tanggal 30 Juli 2016 yaitu sebanyak 242 anak prasekolah yang mengalami hospitalisasi. Kondisi ruangan di bangsal cempaka RSUD Dr. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga bersih dan tertata rapi seperti bangsal bangsal lain. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara bangsal anak dengan bangsal orang dewasa, dinding ruangan, bed pasien,dan keadaan ruang semuanya hampir sama dengan bangsal orang dewasa. Fasilitas yang disediakan bangsal cempaka RSUD Dr. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga sama dengan fasilitas yang ada di bangsal lain pada umumnya yaitu : bed pasien, kursi penunggu pasien, kamar mandi pasien. Pengambilan data dengan cara melihat buku rekam medik yang ada di ruangan. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruang di Bangsal Cempaka diperoleh data bahwa separuh yang mengalami perawatan di rumah sakit mengalami kecemasan. Kecemasan tersebut ditunjukan dengan reaksi agresif, marah dan menangis. Peneliti melakukan wawancara dengan kepala ruang Cempaka di RSUD Dr. R. Goeteng Taroenadribrata dimana anak yang dirawat di rumah sakit tersebut untuk meminimalkan dampak hospitalisasi dengan cara mengalihkan perhatian, melibatkan orang tua dan terapi musik sebelum dilakukan tindakan keperawatan. Berdasarkan latar belakang dan hasil studi pendahuluan di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Hubungan sikap perawat dan peran orang tua dengan kecemasan akibat hospitalisasi pada anak usia prasekolah di R. Cempaka RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga tahun 2017.

7 B. Rumusan Masalah Anak sangat aktif, dinamis, antusias, dan hampir seluruh hidupnya disertai oleh rasa ingin tahu terhadap apa yang didengar atau dilihatnya. Tetapi dalam kenyataannya tidak semua anak mengalami masa yang menyenangkan, anak juga mengalami sakit yang mengharuskan dirawat di rumah sakit. Hospitalisasi merupakan pengalaman yang mengancam bagi setiap anak dimana proses hospitalisasi pada anak dapat menimbulkan perasaan cemas, marah, sedih, takut, dan rasa bersalah. Pada anak dengan usia prasekolah reaksi utama yang timbul akibat hospitalisasi adalah kecemasan akibat perpisahan. Ketakutan dan kecemasan anak sangat dipengaruhi oleh peran perawat. Perawat adalah salah satu dari tim kesehatan yang memiliki peranan yang sangat penting untuk mengatasi masalah anak saat dihospitalisasi. Peran perawat sebagai care giver ini sangat penting dalam penyusunan intervensi keperawatan yang dibutuhkan untuk mencegah, menurunkan atau mengurangi masalah-masalah anak. Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan diatas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: Adakah hubungan sikap perawat dan peran orang tua dengan kecemasan akibat hospitalisasi pada anak usia prasekolah di R. Cempaka RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga tahun 2017?.

8 C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan sikap perawat dan peran orang tua dengan kecemasan akibat hospitalisasi pada anak usia prasekolah di R. Cempaka RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga tahun 2017. 2. Tujuan Khusus a. Mengidentifikasi karakteristik anak usia prasekolah berdasarkan umur dan jenis kelamin di R. Cempaka RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga tahun 2017. b. Mengidentifikasi tingkat kecemasan akibat hospitalisasi pada anak usia prasekolah di R. Cempaka RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga tahun 2017. c. Mengidentifikasi sikap perawat di R. Cempaka RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga tahun 2017. d. Mengidentifikasi peran orang tua di R. Cempaka RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga tahun 2017 e. Menganalisis hubungan sikap perawat dengan kecemasan akibat hospitalisasi pada anak usia prasekolah di R. Cempaka RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga tahun 2017. f. Menganalisis hubungan peran orang tua dengan kecemasan akibat hospitalisasi pada anak usia prasekolah di R. Cempaka RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga tahun 2017.

9 D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan mengenai hubungan sikap perawat dan peran orang tua dengan kecemasan akibat hospitalisasi pada anak usia prasekolah. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Institusi Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi landasan pengetahuan bagi peserta didik di institusi pendidikan keperawatan khususnya di bidang keperawatan anak tentang sikap perawat dan peran orang tua dalam mengatasi kecemasan akibat hospitalisasi pada anak sehingga peserta didik dapat mengimplementasikan perannya dalam mengatasi dampak hospitalisasi pada anak ketika anak berada di pelayanan. b. Bagi Tempat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai pedoman perawat dalam mengimplementasikan asuhan keperawatan secara profesional pada anak yaitu mengatasi kecemasan akibat hospitalisasi pada anak sehingga dampak hospitalisasi pada anak dapat diatasi saat anak dirawat. c. Bagi Peneliti Bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan dan pengalaman dalam melaksanakan penelitian khususnya mengenai hubungan sikap perawat dan peran orang tua terhadap kecemasan akibat hospitalisasi di RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga.

10 E. Keaslian Penelitian Berdasarkan penelusuran literatur, peneliti menemukan tingkat kecemasan akan tetapi belum pernah menjumpai penelitian dengan judul hubungan peran perawat terhadap dampak hospitalisasi. Namun terdapat beberapa penelitian serupa dengan judul penelitian diantaranya adalah : 1. Solikhah (2013) tentang Efektifitas Lingkungan Terapeutik terhadap Reaksi Hospitalisasi pada Anak. Lingkungan terapetik efektif untuk meminimalkan reaksi hospitalisasi. Reaksi hospitalisasi ditunjukkan dengan angka signifikansi dari variabel reaksi hospitalisasi yang meliputi kecemasan anak (p-value=0,004), sikap kooperatif (pvalue= 0,000), respon anak (pvalue= 0,000), mood anak (pvalue= 0,000), dan sikap penerimaan pada petugas (p-value=0,000). Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah variabel yang akan diteliti yaitu pada penelitian sebelumnya antara lain kondisi ruang dan fasilitas ruang. Persamaan dengan peneliti adalah variabel yang diteliti adalah peran orangtua dan sikap perawat terhadap hospitalisasi pada anak usia pra sekolah 2. Suryanti, Sodikin, Mustiah, Y (2011) tentang pengaruh terapi bermain mewarnai dan origami terhadap tingkat kecemasan sebagai efek hospitalisasi pada anak usia prasekolah Di RSUD Dr. R Goetheng Tarunadibrata Purbalingga didapatkan bahwa 53,3% klien anak (16 responden dari 30 responden). Terapi bermain (mewarnai dan origami) dapat menurunkan tingkat kecemasan anak usia prasekolah, dari tingkat kecemasan sedang menjadi tingkat kecemasan ringan. Perbedaan dengan

11 penelitian yang akan dilakukan adalah peneliti sebelumnya meneliti tentang pengaruh terapi bermain mewarnai dan origami terhadap tingkat kecemasan sebagai efek hospitalisasi pada anak usia prasekolah di RSUD Dr. R Goetheng Tarunadibrata Purbalingga, Sedangkan penelitian yang akan diteliti adalah peran orangtua dan sikap perawat terhadap hospitalisasi pada anak usia pra sekolah 3. Fitri Ardiningsih, Yektiningtyastuti, Haryatiningsih P. (2006) tentang hubungan antara dukungan informasional dengan kecemasan perpisahan akibat hospitalisasi pada anak usia prasekolah. Hasil penelitian terhadap 30 responden menunjukkan bahwa dukungan informasional memiliki signifakansi negatif terhadap kecemasan perpisahan (r = -0,582 dan p<0,05). Koefisien r yang negatif menunjukkan bahwa semakin baik dukungan informasional yang diberikan, maka kecemasan perpisahan akan semakin rendah. Ada hubungan negatif antara dukungan informasional dengan kecemasan perpisahan pada anak usia pra sekolah. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah peneliti sebelumnya meneliti tentang hubungan antara dukungan informasional dengan kecemasan perpisahan akibat hospitalisasi pada anak usia prasekolah, sedangkan penelitian yang akan diteliti adalah peran orangtua dan sikap perawat terhadap hospitalisasi pada anak usia pra sekolah 4. Debbi Mustika Rina (2013) tentang hubungan penerapan atraumatic care dengan kecemasan anak prasekolah saat proses hospitalisasi di RSU dr. H. Koesnadi kabupaten Bondowoso didapatkan bahwa: karakteristik responden

12 di RSU dr. H. Koesnadi Kabupaten Bondowoso mayoritas berusia 3 hingga 4 tahun; berjenis kelamin laki-laki; merupakan pengalaman hospitalisasi yang pertama kali; dan orang terdekat yang menemani adalah ibu, Penerapan Atarumatic care di RSU dr. H. Koesnadi Kabupaten Bondowoso mayoritas termasuk dalam katagori cukup (60%), Mayoritas anak didapatkan tidak mengalami kecemasan (70%) saat proses hospitalisasi di RSU dr. H. Koesnadi Kabupaten Bondowoso, Ada hubungan antara penerapan atraumatic care dengan kecemasan anak prasekolah saat proses hospitalisasi di RSU dr. H. Koesnadi Kabupaten Bondowoso. Uji Spearman didapatkan hasil ρ value = 0,003 dengan taraf signifikan (α) sebesar 0,05 maka ρ < α. Hubungan penerapan atraumatic care dengan kecemasan anak memiliki kekuatan korelasi yang kuat sehingga semakin besar penerapan atraumatic care yang diberikan maka semakin kecil 84 risiko kecemasan yang dialami anak prasekolah saat proses hospitalisasi. Hal ini dibuktikan dengan hasil nilai korelasi Spearman (r) pada penelitian ini sebesar r = - 0,634 yaitu arah korelasi negatif dengan kekuatan korelasi kuat. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah peneliti sebelumnya meneliti tentang hubungan penerapan atraumatic care dengan kecemasan anak prasekolah saat proses hospitalisasi di RSU dr. H. Koesnadi kabupaten Bondowoso, Sedangkan penelitian yang akan diteliti adalah peran orangtua dan sikap perawat terhadap hospitalisasi pada anak usia pra sekolah 5. Muamar Zaenal Arifin (2015) tentang Hubungan Kondisi Ruang Anak, Fasilitas Ruang, dan Sikap Perawat Terhadap Tingkat Kecemasan Sebagai

13 Dampak Hospitalisasi Pada Anak Usia Sekolah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain observasi dengan pendekatan cross sectional. Berdasarkan uji statistik chi square diperoleh nilai P Value sebesar 0,000 dengan ἁ =0,05. Ada hubungan kondisi ruang anak,fasilitas ruang dan sikap perawat terhadap tingkat kecemasan sebagai dampak hospitalisasi anak usia sekolah di RSUD Dr. R.Goeteng Taroenadibrata Purbalingga karena P value = 0,000 0,05. Maka dapat disimpulkan hasil penelitian ini adalah terdapat hubungan kondisi ruang anak,fasilitas ruang, dan sikap perawat terhadap tingkat kecemasan sebagai dampak hospitalisasi anak usia sekolah di RSUD Dr.R.Goeteng Taroenadibrata Purbalingga. Persamaan dari penelitian di atas adalah sama-sama meneliti tentang hospitalisasi pada anak pra sekolah. Perbedaan dari penelitian di atas adalah penelitian sebelumnya meneliti kondisi ruang dan fasilitas ruang.