BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan kesehatan bertujuan agar setiap penduduk mampu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mutu pelayanan keperawatan merupakan salah satu keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelayanan kesehatan salah satu bagian terpenting dalam

BAB I PENDAHULUAN. cepat, sehingga masyarakat dengan mudah memperoleh informasi yang diinginkan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (2013), rumah sakit adalah bagian integral dari suatu

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan dasar tersebut (Depkes, 2009). yang meliputi pelayanan: curative (pengobatan), preventive (upaya

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan masyarakat banyak, maka peranan pemerintah dalam pelayanan

DAMPAK KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS WARAKAS JAKARTA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. dalam menerima pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan merupakan suatu aktivitas yang dalam

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN PERILAKU CARING PERAWAT DALAM MENINGKATKAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya dalam mewujudkan bangsa Indonesia yang sehat, kualitas pelayanan kesehatan dan jumlah pasien yang datang untuk

BAB I PENDAHULUAN. bidang termasuk bidang Kesehatan yang semakin ketat. Untuk. mempertahankan eksistensinya, setiap organisasi pelayanan Kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

PERBEDAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK FISIOTERAPIS TERHADAP PASIEN RAWAT JALAN DI POLIKLINIK FISIOTERAPI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini Puskesmas telah didirikan di hampir seluruh pelosok tanah

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan kualitas pelayanan yang ditawarkan kepada konsumen dalam. merasakan kepuasan terhadap kualitas yang ditawarkan.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

maupun sebagai masyarakat profesional (Nursalam, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. internasional memasuki pasar pelayanan medis di Indonesia. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, dan merupakan bagian integral dari sistem kesehatan Nasional.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Oleh : Rahayu Setyowati

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi, Manado

BAB I PENDAHULUAN. memberikan perhatian kepada klien dalam segala situasi yang berhubungan dengan

Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : TRI LESTARI J

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, sarana pelayanan kesehatan merupakan elemen

HUBUNGAN WAKTU PELAYANAN REKAM MEDIS DI TPPRJ DENGAN KEPUASAN PASIEN POLIKLINIK BEDAH DI RUMAH SAKIT UMUM Dr. SAIFUL ANWAR MALANG TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. keperwatan. Layanan ini berbentuk layanan bio-pisiko-sosio-spritual komprehensif

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT KEPDA PASIEN DI RS AISYIYAH BOJONEGORO. Abstrak

BAB 1 PENDAHULUAN. memperhatikan sikap non-verbal saat berinteraksi. sekedar hubungan saling menguntungkan (mutualisme) tetapi juga kedua

Summary FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA PERAWAT DI RS TOTO KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO. Abstrak

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI IBU TENTANG PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN IBU DENGAN ANAK YANG DI RAWAT DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan upaya individu dalam menjaga dan. mempertahankan individu untuk tetap berinteraksi dengan orang lain dan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah sakit sebagai pusat pelayanan kesehatan harus memberikan kualitas

BAB 1 PENDAHULUAN. No.269/MENKES/PER/III/2008 pasal 1 ayat 3 adalah tempat. untuk praktik kedokteraan atau kedokteran gigi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. peran yang sangat strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Komunikasi terapeutik merupakan suatu proses untuk membina hubungan terapeutik

ANALISIS KINERJA PERAWAT PELKASANA DALAM PENERAPAN PROSES KEPERAWATAN DI RUANGAN RAWAT INAP RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. pada fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. sosial dan medis berfungsi memberikan pelayanan kesehatan yang lengkap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. diselenggarakan oleh pemerintah dan atau masyarakat yang berfungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN. kesembuhan dan pemulihan status kesehatan. Bersama dengan itu klien sekarang

BAB I PENDAHULUAN. 269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan

TITIN KUSRINI J

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal

BAB 1 PENDAHULUAN. hanya berkembang dengan cepat jika menciptakan kepuasan dan kesetiaan

BAB I PENDAHULUAN. menganggap dokumentasi sebagai bagian yang penting dari praktek. mencerminkan perubahan pada praktek keperawatan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan

Promotif, Vol.3 No.1 Okt 2013 Hal 19-26

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pelayanan kesehatan merupakan bagian penting dalam

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS LEMBASADA KABUPATEN DONGGALA HERMAN, SUDIRMAN, NIZMAYANUN

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit, dokter, dan kualitas keperawatan yang dirasakan. Pengalaman pasien

BAB I PENDAHULUAN. merealisasikan tercapainya Millenium Development Goals (MDGs) yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan di Rumah sakit yang diberikan kepada pasien

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2025 adalah

HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN STRES KERJA DI INSTALASI RAWAT INAP RSU ISLAM SURAKARTA SKRIPSI

PENDAHULUAN INTISARI MUFLIH

BAB I PENDAHULUAN. berhasil meningkatkan pelayanan kesehatan secara lebih merata. Kemajuan

BAB 1 PENDAHULUAN. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI BANGSAL RAWAT INAP WARDAH RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING

BAB I PENDAHULUAN. mengharuskan rumah sakit memberikan pelayanan berkualitas sesuai kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kualitas jasa pelayanan kesehatan merupakan bagian terpenting yang perlu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. hal yang harus mendapat perhatian dari pemerintah sebagai salah satu upaya

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan RI menunjukkan bahwa rumah sakit merupakan pusat pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan penunjang. Rumah sakit dalam menjalankan fungsinya

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP PESERTA JAMKESMAS DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keperawatan sebagai bentuk pelayanan profesional merupakan bagian

HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI RUANGAN PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH MEDAN TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS merupakan. lembaga yang dibentuk untuk menyelenggarakan Program Jaminan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan swasta semakin menuntut pelayanan yang bermutu. Tidak dapat dipungkiri pada

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Penentu citra institusi pelayanan. akan terlihat dari asuhan keperawatan yang telah diberikan kepada klien.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan. Pelayanan kesehatan di rumah sakit merupakan bentuk pelayanan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

MUTU PELAYANAN DAN KOMUNIKASI TERAUPETIK YANG BAIK MENINGKATKAN KEPUASAN PASIEN PENGGUNA BPJS KESEHATAN DI RSI NU DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. dilengkapi dengan dokter yang mampu ini tidak akan memberikan hasil yang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kesehatan merupakan hal yang paling berharga dan telah. menjadi kebutuhan pokok. Semakin tinggi tingkat pendidikan, ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan rumah sakit yang didorong oleh permintaan. pelanggan menyebabkan layanan rumah sakit tidak hanya memperhatikan

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal 78-83

BAB I PENDAHULUAN. kiat keperawatan. Berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi sangat penting untuk proses keperawatan. Perawat

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat menjadi lebih selektif dalam memilih jasa pelayanan dari suatu rumah

BAB I PENDAHULUAN. memenuhinya serta meminimalkan kesalahan yang membuat pasien kecewa.

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang sangat pesat menuju perkembangan keperawatan sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. pentingnya kesehatan sebagai hak azasi manusia. Sehat merupakan kebutuhan dasar

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan Gizi Rumah Sakit menurut SK Menkes. No.134/Menkes/SK/IV/1978 terdiri dari 4 kegiatan yaitu : (1) kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. pemikiran. Metodenya antara lain: berbicara dan mendengarkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem Kesehatan Nasional (SKN). Pengelolaan kesehata n dalam SKN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRACT. Key word: Nurse Service, Patient Satisfaction, Service Dimension RINGKASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1945, yang harus diwujudkan dengan upaya peningkatan derajat kesehatan

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. penyakit stroke. Menurut Muttaqin (2008), stroke merupakan penyakit

Hubungan Mutu Pelayanan Keperawatan dengan Kepuasan Pasien di Rumah Sakit Ruang Rawat Inap Kelas III

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan bertujuan agar setiap penduduk mampu hidup sehat sehingga dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal, yang merupakan salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan pembangunan nasional. Hal tersebut sejalan dengan tujuan sistem kesehatan nasional yaitu tercapainya kemampuan hidup sehat, melalui upaya perbaikan dan peningkatan kualitas pelayanan baik ditingkat puskesmas maupun di rumah sakit, mutu pelayanan yang diberikan sangat mempengaruhi kualitas pelayanan kesehatan dan banyak faktor yang menjadi penentu citra institusi pelayanan kesehatan di mata masyarakat (Aditama, 2004 ). Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama, tidak terlepas dari peran tenaga medis dan non medis, sedangkan tenaga perwat mempunyai kedudukan penting dalam menghasilkan pelayanan berkualitas di puskesmas maupun di rumah sakit, karena pelayanan yang diberikan berdasarkan pendekatan bio-psiko-sosialspiritual dan dilaksanakan selama 24 jam secara berkesinambungan (Depkes RI, 2007). Saat ini perkembangan keperawatan di Indonesia telah mengalami perubahan yang sangat pesat menuju perkembangan keperawatan sebagai 1

2 profesi. Proses ini merupakan proses perubahan yang sangat mendasar dan konsepsional, yang mencakup seluruh aspek keperawatan baik aspek pendidikan, pengembangan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi,serta kehidupan keprofesian dalam keperawatan. Pelayanan keperawatan merupakan hubungan antara perawat dan pasien yang saling membutuhkan, sehingga perawat orang yang paling dekat dengan pasien dalam melakukan tindakan keperawatan secara menyeluruh. Hubungan diantaranya akan tercipta bila adanya hubungan saling percaya (trust). Timbulnya hubungan saling percaya apabila perawat mampu melakukan komunikasi terapeutik secara efektif kepada pasien. Ketidakmampuan untuk berkomunikasi dengan efektif mempengaruhi kemampuan klien untuk mengekpresikan kebutuhan atau bereaksi pada lingkungan (Potter & Perry, 2005). Hubungan terapeutik perawat-pasien adalah hubungan kerja sama yang ditandai dengan tukar menukar perilaku, perasaan, pikiran, dan pengalaman dalam membina hubungan erat yang terapeutik (Stuart dan Sundeen, 2007). Keliat (2010) komunikasi terapeutik merupakan salah satu tindakan yang dapat digunakan oleh seorang petugas kesehatan untuk membantu seseorang untuk dapat mengatasi dan juga sebagai sarana interaksi antara komunikasi perbuatan dan ekspresi yang mampu memfasilitasi seseorang menjadi lebih baik daripada keadaan yang sekarang dialami.

3 Adanya komunikasi terapeutik memberikan kepuasaan tersendiri bagi pasien, hal tersebut karena pasien merasa diperhatikan sehingga pasien merasa nyaman. Husna (2009) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa komunikasi yang efektif dan bersahabat tanpa mengkesampingkan kekurangan yang ada pada pasien akan meningkatkan hubungan yang lebih harmonis dan saling percaya antar pemberi jasa (perawat) dan penerima jasa (pasien) yang akan berdampak pada perasaan puas baik bagi perawat ataupun bagi pasien. Kepuasan yang dirasakan pasien menunjukan bahwa perawat dapat memenuhi harapan-harapan pasien akan pelayanan yang prima dan berkualitas baik dari sisi kejelasan informasi, pelayanan yang tepat waktu, kesediaan perawat dalam mendengarkan keluhan/permasalahan klien dan kesediaan membantu mengatasi permasalahan tersebut. Kepuasan pasien merupakan nilai subyektif berupa tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakan dengan harapannya terhadap kualitas pelayanan yang diberikan. Pasien merupakan pelanggan jasa yang diberikan oleh institusi kesehatan seperti puskesmas maupun rumah sakit (Supranto, 2006 ). Pelayanan kesehatan yang belum sesuai dengan harapan pasien maka diharapkan menjadi masukan bagi organisasi pelayan kesehatan agar berupaya memenuhinya. Jika kinerja layanan kesehatan yang diperoleh pasien pada suatu fasilitas layanan kesehatan sesuai dengan harapanya, pasien pasti akan selalu datang berobat ke fasilitas pelayan kesehatan

4 tersebut. Pasien akan selalu mencari pelayanan kesehatan di fasilitas yang kinerja pelayanan kesehatannya dapat memenuhi harapan pasien (Pohan, 2007). Besarnya harapan pasien terhadap mutu pelayanan kesehatan, khususnya puskesmas sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama harus bisa memberikan pelayanan yang dapat memuaskan pasien dalam hal ini termasuk puskesmas Karanganyar kabupaten Purbalingga sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama. Keberhasilan yang diperoleh suatu layanan kesehatan dalam meningkatkan dalam meningkatkan mutu pelayananya sangat berhubungan erat dengan kepuasan pasien. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan terhadap 10 responden menunjukkan bahwa ada 4 responden yang menyatakan merasa senang dan nyaman dengan sikap yang ditunjukan perawat saat memberikan pelayanan, 3 responden yang tidak puas dengan pelayanan perawat, 3 responden menyatatakan bahwa pasien merasa puas dengan pelayanan yang diberikan oleh perawat. Selain itu, peneliti juga memperoleh data yang menunjukan bahwa Puskesmas Karanganyar Kabupaten Purbalingga memiliki ruangan rawat inap sebanyak 7 ruangan yang dengan jumlah total keseluruhan jumlah tempat tidur ada 16 tempat tidur. Adapun jumlah perawat yang ada di Puskesmas Karanganyar Kabupaten Purbalingga sebanyak 14 perawat. Berdasarkan latar belakang diatas maka perlu untuk diteliti seberapa besar Hubungan Komunikasi Terapeuitk Perawat Dengan

5 Kepuasan Pasien di Instalasi Rawat Inap Puskesmas Karanganyar Kabupaten Purbalingga. B. Perumusan Masalah Sesuai dengan pembahasan diatas, maka dapat ditarik suatu rumusan masalah sebagai berikut Apakah ada hubungan antara komunikasi terapeutik perawat dengan kepuasan pasien di Instalasi Rawat Inap Puskesmas Karanganyar Kabupaten Purbalingga?. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan kepuasan pasien di Instalasi Rawat Inap Puskesmas Karanganyar Kabupaten Purbalingga. 2. Tujuan Khusus 1. Mendapatkan gambaran pelaksanaan komunikasi terapeutik yang dilakukan perawat di Instalasi Rawat Inap Puskesmas Karanganyar Kabupaten Purbalingga. 2. Mengetahui kepuasan pasien di Instalasi Rawat Inap Puskesmas Karanganyar Kabupaten Purbalingga. 3. Menganalisa hubungan pelaksanaan komunikasi terapeutik perawat terhadap kepuasan pasien di Instalasi Rawat Inap Puskesmas Karanganyar Kabupaten Purbalingga.

6 D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah: 1. Bagi peneliti a. Menambah pengetahuan dan wawasan peneliti dengan cara mengaplikasikan ilmu keperawatan. b. Menambah pengalaman peneliti dan sebagai motivasi ketika terjun kedunia kerja. 2. Bagi responden Penelitian ini dapat bermanfaat bagi responden, sebagai informasi tentang mutu pelayanan di instansi kesehatan. 3. Bagi Puskesmas Karanganyar Kabupaten Purbalingga Sebagai bahan masukan bagi pihak Puskesmas Karanganyar Kabupaten Purbalingga, dalam mengambil kebijakan dalam rangka pelaksanaan untuk meningkatkan mutu pelayanan untuk kepuasan pasien. 4. Bagi ilmu pengetahuan a. Penelitian ini dapat digunakan bagi peneliti-peneliti berikutnya dalam permasalahan yang sama maupun yang tidak sama yang masih relevan. b. Untuk peneliti lain agar menjadi acuan atau referensi dalam melakukan pengembangan penelitian ini selanjutnya.

7 E. Keaslian Penelitian 1. Akbar (2013) Judul penelitian adalah Gambaran Kepuasan Pasien terhadap Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik Perawat di Instalasi Rawat Inap RSUD Labuang Baji Makassar Tahun 2013. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Responden dari penelitian ini berjumlah 95 responden, dimana responden adalah pasien yang dirawat lebih dari 2 hari di Instalasi Rawat Inap RSUD Labuang Baji. Alat analisis data yang digunakan adalah program SPSS 16.0. Perbedaan dalam penelitian ini yaitu desain yang digunakan yaitu deskriptif, jumlah sampel yang digunakan, tempat penelitian, waktu penelitian, sedangkan persamaan dalam penelitian ini yaitu sama-sama meneliti tentang kepuasan pasien dan sampel yang digunakan adalah pasien. 2. Bata (2013) Judul Hubungan Kualitas Pelayanan Kesehatan dengan Kepuasan Pasien Pengguna Askes Sosial pada Pelayanan Rawat Inap di RSUD Lakipadada Kabupaten Tana Toraja Tahun 2013. Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional study dengan jumlah populasi pada tahun 2012 sebanyak 1.687 dan sampel sebanyak 94 responden yang ditentukan dengan teknik accidental sampling dengan melakukan wawancara menggunakan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan

8 bahwa adanya hubungan yang bermakna antara kualitas pelayanan dengan kepuasan pasien pengguna askes sosial dimana kehandalan pelayanan p (0,000) < α (0,05), jaminan pelayanan p (0,003) < α (0,05), bukti langsung p (0,001) < α (0,05), perhatian petugas p (0,002) < α (0,05) dan daya tanggap p (0,000) < α (0,05). Perbedaan dalam penelitian ini yaitu variabel bebas yang digunakan yaitu kualitas pelayanan, jumlah sampel yang digunakan, tempat penelitian, waktu penelitian, sedangkan persamaan dalam penelitian ini yaitu sama-sama meneliti tentang kepuasan pasien dan sampel yang digunakan adalah pasien. 3. Firdaus (2010) Judul penelitian Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kepuasan Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Islam Surakarta. Metode penelitian ini menggunakan desain deskriptif kuantitatif korelatif dengan pendekatan cross sectional. Mengambil sampel dari 114 responden. Keandalan uji menggunakan uji alpha Cronbach. Analisis dengan menggunakan chi-square. Perbedaan dalam penelitian ini yaitu variabel bebas yang digunakan yaitu pelayanan dokter, gizi, perawat, administrasi, farmasi, saranan dan fasilitas umum, keadaan dan fasilitas perawat, jumlah sampel yang digunakan, tempat penelitian, waktu penelitian, sedangkan persamaan dalam penelitian ini yaitu sama-sama meneliti tentang kepuasan pasien dan sampel yang digunakan adalah pasien.