1 Antologi Geografi, Volume 3, Nomor 3, Desember 2015 EVALUASI KESESUAIAN LAHAN PERTANIAN UNTUK TANAMAN MANGGA GEDONG GINCU DI KECAMATAN PANYINGKIRAN KABUPATEN MAJALENGKA Prayoga Reksawibawa, Darsihardjo *), Jupri *) Departemen Pendidikan Geografi FPIPS Universitas Pendidikan Indonesia Email: prayogareksa@ymail.com ABSTRAK Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk 1) Mengidentifikasi karakteristik lahan pertanian 2) Mengevaluasi kelas kesesuaian lahan 3) Mengidentifikasi faktor pembatas lahan untuk tanaman mangga gedong gincu dan 4) Mengetahui upaya petani dalam mengatasi faktor pembatas pertumbuhan mangga gedong gincu di Kecamatan Panyingkiran Kabupaten Majalengka. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksploratif. Populasi penelitian meliputi lahan pertanian dan petani yang ada di Kecamatan Panyingkiran. Pengambilan sampel wilayah berdasarkan unit lahan pada peta satuan lahan dari overlay peta penggunaan lahan, peta jenis tanah dan kemiringan lereng untuk kemudian dilakukan matching. Hasil analisis menunjukan bahwa secara umum kelas kesesuaian lahan berada pada tingkat S3 atau sesuai marginal dengan faktor pembatas dominan yaitu curah hujan, temperatur rata-rata tahunan, kemiringan lereng, kedalaman efektif, drainase. Beberapa unit lahan memiliki kesesuaian lahan N1 dengan faktor pembatas dominan kemiringan lereng kelas IV atau sangat curam. Setelah dilakukan perbaikan lahan diperoleh kelas lahan S2 untuk tanaman mangga gedong gincu dengan faktor pembatas tetap berupa iklim dan temperatur karena tidak dapat diperbaiki. Upaya yang dulakukan untuk mengatasi faktor pembatas antara lain dengan membuat sengkedan atau terasering untuk mengatasi kemiringan lereng, pencangkulan dan pembongkaran lahan sebelum ditanami untuk mengatasi kedalaman efektif, pembuatan saluran irigasi untuk mengatasi drainase lalu pemupukan dan pengkayaan hara untuk menjaga tanah tetap pada kondisi optimal. Kata Kunci: evaluasi kesesuaian lahan, mangga gedong gincu, perbaikan lahan ABSTRACT The research objective was to 1) identify the characteristics of agricultural lands, 2) evaluate the suitability classes of lands, 3) identify the limiting factors of gedong gincu mango, and 4) find out the measures that farmers pursue in overcoming the limiting factors of the growth of gedong gincu mango in Panyingkiran Sub-district, Majalengka District. The research method used was an explorative method. The research population consisted of agricultural lands and farmers in Panyingkiran Subdistrict. The area sampling was based on the land units on the land unit map of the overlay of land utilization map, soil type map, and slope gradients, and then matching was carried out. The result of analysis showed that, in general, the land suitability classes were at S3 level, or in conformity with the marginal by predominant limiting factors of rainfall, annual average temperature, slope gradient, effective depth, and drainage. Some land units have a land suitability of N1 with predominant limiting factors of class-iv slope gradient, or very steep. After a land improvement was conducted, a S2 land class was obtained for gedong gincu mango by the fixed limiting factors of climate and temperature, being unfixable. The measures pursued to deal with the limiting factors were, among others by building sengkedan or terasering to overcome slope gradient; land hoeing and breaking off before being planted so as to overcome effective depth; construction of irrigation to overcome drainage; and fertilization and nutrient enrichment to keep lands in an optimal condition. Keywords: land suitability evaluation, gedong gincu mango, land improvement..
2 Antologi Geografi, Volume 3, Nomor 3, Desember 2015 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Ketersediaan lahan sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan manusia selalu berbanding terbalik dengan pertumbuhan manusianya itu sendiri. Kebutuhan manusia yang semakin meningkat dan bervariasi dengan kondisi lahan yang relatif tetap untuk dimanfaatkan. Sitorus S. R. P. (1985, hlm. 1) mengemukakan bahwa meningkatnya kebutuhan dan persaingan dalam penggunaan lahan lebih baik untuk keperluan produksi pertanian maupun untuk keperluan lainnya memerlukan pemikiran yang seksama dalam mengambil keputusan pemanfaatan yang paling menguntungkan dari sumber daya lahan yang terbatas, dan sementara itu juga melakukan tindakan konservasinya untuk tindakan di masa mendatang. Untuk tercapainya optimalisasi dalam pemanfaatan lahan perlu adanya informasi mengenai potensi lahan, kesesuaian lahan dan tindakan pengelolaan yang diperlukan bagi setiap areal lahan tersebut. Agar dapat melakukan perencanaan secara menyeluruh, maka yang diperlukan adalah tersedianya informasi faktor fisik lingkungan yang meliputi sifat dan potensi lahan. Ketersediaan informasi tersebut dapat diperoleh melalui kegiatan survei tanah dengan diikuti evaluasi lahan untuk mendapatkan tingkat potensi lahan tersebut. Evaluasi lahan dilakukan guna mendapatkan tingkat kesesuaian lahan yang akan digunakan untuk berbagai pemanfaatan lahan tersebut sesuai dengan potensinya. Salah satunya adalah evaluasi lahan untuk kepentingan pertanian guna menentukan tingkat kesesuaian lahan untuk salah satu tanaman tertentu. Indonesia merupakan negara agraris dengan sumber daya lahan pertanian yang luas terbentang di seluruh wilayahnya. Luas wilayah pertanian tersebut didorong dengan banyaknya penduduk yang memiliki mata pencaharian petani yang membudidayakan berbagai jenis tanaman. Wilayah pertanian tersebut memiliki kondisi dan karakteristik lahan yang berbeda untuk tiap areal lahannya. Kondisi dan karakteristik lahan sangat berpengaruh terhadap jenis tanaman yang dapat tumbuh, bahkan dalam satu wilayah yang memiliki kondisi dan kakteristik lahan tertentu hanya dapat di tumbuhi atau ditanami dengan jenis tanaman tertentu pula yang tidak dapat tumbuh di areal lahan yang berada di wilayah lainnya. Sehingga menjadikan tanaman tersebut sebagai khas atau ciri yang tidak dapat lepas dari wilayah tersebut. Terdapat banyak wilayah di Indonesia yang masing-masing memiliki khas atau ciri dengan tanaman yang hanya
3 Antologi Geografi, Volume 3, Nomor 3, Desember 2015 dapat tumbuh dengan baik di wilayah itu sendiri. Salah satunya yaitu Kabupaten Majalengka dengan tanaman mangga gedong gincunya. Terdapat areal lahan yang menjadi sentra produksi bagi tumbuhnya tanaman mangga gedong gincu yang tercakup ke dalam wilayah administrasi Kecamatan Panyingkiran Untuk meningkatkan produksi mangga gedong gincu maka perlu meningkatkan pula jumlah lahan yang potensial dan yang secara jelas akan mendorong produksivitas tanaman mangga gedong gincu. Sejalan dengan itu maka perlu dilakukan evaluasi potensi lahan untuk tanaman mangga gedong gincu guna mendorong produktivitas dan mengangkat eksistensi Kecamatan Panyingkiran sebagai sentra tanaman mangga gedong gincu terbesar di Indonesia, sehingga dari kualitas dan kuantitasnya dapat mencapai hasil yang maksimal. Untuk mengetahui kelas kesesuaian lahan terhadap tanaman mangga gedong gincu di Kecamatan Panyingkiran maka perlu dilakukan identifikasi, klasifikasi potensi lahan dan pembatas lahan sehingga dalam budidaya tanaman mangga gedong gincu akan lebih optimal dan berkualitas Tujuan Penelitian Kajian mengenai evaluasi lahan ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik atau sifat lahan pertanian, kesesuaian lahan pertanian, faktor pembatas lahan dan tindakan petani dalam mengatasi faktor pembatas lahan tersebut sehingga dapat diketahui kesesuaian lahan pertanian untuk tanaman mangga gedong gincu. Secara spesifik tujuan dari penelitian ini adalah (a) untuk mengidentifikasi karakteristik lahan, (b) mengevaluasi kelas kesesuaian lahan, (c) mengidentifikasi faktor pembatas lahan (d) mengetahui upaya petani mangga gedog gincu dalam mengatasi faktor pembatas yang menghambat pertumbuhan mangga gedong gincu. METODOLOGI PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksploratif. Metode eksploratif adalah metode penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan sejumlah data berupa variabel, unit atau individu untuk diketahui hal-hal yang mempengaruhi terjadinya sesuatu. Metode eksploratif digunakan karena penelitian ini mencari gejala-gejala fisik maupun sosial untuk mencari hubungan dan untuk mendapatkan pengetahuan yang mendalam tentang masalah objek yang dikaji Pengambilan sampel wilayah berdasarkan unit lahan pada peta satuan lahan dari overlay peta penggunaan lahan, peta jenis tanah dan kemiringan lereng untuk kemudian dilakukan matching data temuan dilapangan dengan tabel syarat tumbuh tanaman mangga gedong gincu
4 Antologi Geografi, Volume 3, Nomor 3, Desember 2015 yang sudah tersedia untuk mengetahui kelas kesesuaian lahannya. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil temuan di lokasi penelitian dan data yang tersedia diketahui penggunaan lahan di Kecamatan Panyingkiran dapat dilihat pada Tabel 1 dan gambaran penggunaan lahan di lapangan dapat dilihat pada Gambar 1. Tabel 1. Persebaran Luas Penggunaan Lahan Kecamatan Panyingkiran No. Penggunaan Lahan Luas (Km2) Persentase (%) 1 Semak 2,977 13,3 Belukar 2 Sawah 8,951 40,93 3 Ladang 0,031 4 Kebun,82 30,5 5 Hutan 0,002 0,01 Pemukiman 3,221 14,73 Jumlah 21,8 100,00 Sumber: Hasil Penelitian Jenis tanah di Kecamatan Panyingkiran yaitu tanah Andosol dan Latosol. Persebaran luas jenis tanah daerah penelitian dapat dilihat pada Tabel 2 dan gambaran kondisi di lapangan dapat dilihat pada Gambar 2. Tabel 2. Persebaran Luas Jenis Tanah Kecamatan Penyingkiran No. Jenis tanah Luas (Km2) Persentase (%) 1 Andosol 9,24 42,27 2 Latosol 12,2 57,73 Jumlah 21,8 100,00 Sumber: Hasil Penelitian Sedangkan untuk kelas lereng yang ada di Kecamatan Panyingkiran dapat dilihat pada Tabel 3 dan gambaran kondisi di lapangan dapat dilihat pada Gambar 3. Tabel 3. Persebaran Luas Kelas Lereng No. Kelas Lereng Luas (Km2) Persentase (%) 1 I () 18,92 8,55 2 II (8%-15%) 0,9 4,39 3 III (1%-25%) 1,25 5,72 4. IV (2%-40%) 0,73 3,34 Jumlah 21,8 100 Sumber: Hasil Penelitian Berdasarkan hasil overlay peta penggunaan lahan, peta jenis tanah dan peta kemiringan lereng didapatkan peta satuan lahan yang digunakan untuk pengambilan sampel pada tiap satuan lahan yang mewakili. Berikut tabel satuan lahan hasil overlay dapat dilihat pada Tabel 4 dan gambaran kondisi di lapangan dapat dilihat pada Gambar 4. Dari pengambilan sampel di lapangan berdasarkan satuan lahan tersebut didapatkan karakteristik lahan untuk setiap satuan lahan di Kecamatan Panyingkiran yang dapat dilihat pada Tabel 5. Berdasarkan hasil identifikasi menurut informasi yang didapatkan di lapangan dan hasil analisis laboratorium maka selanjutnya dapat dilakukan teknik matching. Teknik matching dilakukan untuk mengetahui klasifikasi kelas kesesuaian lahan untuk suatu tanaman pada setiap satuan lahannya. Teknik matching dilakukan dengan membandingkan antara karakteristik lahan yang ditemui di lapangan dan hasil analisis laboratorium dengan persyaratan tumbuh
5 Antologi Geografi, Volume 3, Nomor 3, Desember 2015 tanaman. Dalam penelitian ini dilakukan teknik matching dengan cara membandingan kondisi di lapangan dengan persyaratan tumbuh tanaman mangga gedong gincu sehingga akan didapatkan kelas kesesuaian lahan pada setiap satuan lahan. Berikut data hasil analisis dengan menggunakan teknik matching dapat dilihat pada Tabel. Tabel 4. Satuan Lahan Overlay Peta Penggunaan Lahan, Tanah dan Peta Kelas Lereng No. Nama Satuan Lahan Kelas Lereng Jenis Tanah Penggunaan Lahan 1 HT-AND-III 1%-25% Andosol Hutan 2 KB-AND-III 1%-25% Andosol Kebun 3 LD-AND-III 1%-25% Andosol Ladang/Tegalan 4 SB-AND-III 1%-25% Andosol Semak/Belukar 5 HT-AND-IV 2%-40% Andosol Hutan SB-AND-IV 2%-40% Andosol Semak/Belukar 7 HT-AND-II 8%-15% Andosol Hutan 8 KB-AND-II 8%-15% Andosol Kebun 9 LD-AND-II 8%-15% Andosol Ladang/Tegalan 10 SW-AND-II 8%-15% Andosol Sawah 11 SB-AND-II 8%-15% Andosol Semak/belukar 12 PK-AND-II 8%-15% Andosol Pemukiman 13 KB-LAT-II 8%-15% Latosol Kebun 14 SW-LAT-II 8%-15% Latosol Sawah 15 KB-AND-I Andosol Kebun 1 LD-AND-I Andosol Ladang/Tegalan 17 SW-AND-I Andosol Sawah 18 SB-AND-I Andosol Semak/Belukar 19 PK-AND-I Andosol Pemukiman 20 KB-LAT-I Latosol Kebun 21 LD-LAT-I Latosol Ladang/Tegalan 22 SW-LAT-I Latosol Sawah 23 SB-LAT-I Latosol Semak/Belukar 24 PK-LAT-I Latosol Pemukiman Sumber : Hasil Penelitian 2014
Antologi Geografi, Volume 3, Nomor 3, Desember 2015 Gambar 1. Peta Penggunaan Lahan Kecamatan Panyingkiran Sumber : Basemap Administrasi Provinsi Jawa Barat; Basemap Sungai Provinsi Jawa Barat; Basemap Jalan Provinsi Jawa Barat; Basemap Landuse Jawa Barat Tahun 2012. Gambar 2. Peta Jenis Tanah Kecamatan Panyingkiran Sumber : Basemap Administrasi Provinsi Jawa Barat; Basemap Sungai Provinsi Jawa Barat; Basemap Jalan Provinsi Jawa Barat; Basemap Jenis Tanah Jawa Barat Tahun 2012.
7 Antologi Geografi, Volume 3, Nomor 3, Desember 2015 Gambar 3. Peta Kelas Lereng Kecamatan Panyingkiran Sumber : Basemap Administrasi Provinsi Jawa Barat; Basemap Sungai Provinsi Jawa Barat; Basemap Jalan Provinsi Jawa Barat; Basemap Kelas Lereng Provinsi Jawa Barat Tahun 2012. Gambar 4. Peta Satuan Lahan Kecamatan Panyingkiran Sumber : Basemap Administrasi Provinsi Jawa Barat; Basemap Sungai Provinsi Jawa Barat; Basemap Jalan Provinsi Jawa Barat; Basemap Kelas Lereng Provinsi Jawa Barat Tahun 2012; Basemap Landuse Jawa Barat; Basemap Jenis Tanah Jawa Barat
8 Tabel 5. Karakteristik Lahan Untuk Setiap Satuan Lahan Satuan Lahan Karakteristik Lahan HT-AND- III LD-AND- III SB-AND- III HT-AND- IV SB-AND- IV HT-AND- II Temperatur (t) Rata-rata tahunan 27-30 27-30 27-30 27-30 27-30 27-30 27-30 Ketersediaan air (w) Curah hujan 2342,3 2342,3 2342,3 2342,3 2342,3 2342,3 2342,3 Media Perakaran (r) Tekstur Kedalaman efektif Drainase Retensi Hara (f) KTK Tanah ph H2O 80 Agak terhambat 20,11,8 80 Agak terhambat 20,11,8 Toksisitas Tanah (x) Salinitas 0,18 0,18 0,1 0,18 0,1 0,18 0,18 Hara (n) N P2O5 K2O Terrain (s) Lereng Singkapan Batuan Batuan Permukaan 24,40 27 1-25% 24,40 27 1-25% 0,19 35,14 21.09 1-25% 24,40 27 2-40% 0,19 35,14 21.09 2-40% 24,40 27 KB-AND- II 100 52,30 27,12 Erosi (e) Ringan Ringan Ringan Ringan Ringan Ringan Ringan Karakteristik Lahan Tabel 5 (Lanjutan) LD-AND-II SW-AND- II Satuan Lahan SB-AND-II PK-AND-II KB-LAT-II SW-LAT- II KB-AND-I Temperatur (t) Rata-rata tahunan 27-30 27-30 27-30 27-30 27-30 27-30 27-30 27-30 Ketersediaan air (w) Curah hujan 2342,3 2342,3 2342,3 2342,3 2342,3 2342,3 2342,3 2342,3 Media Perakaran (r) Tekstur Kedalaman efektif Drainase Retensi Hara (f) KTK Tanah ph H2O Agak liat 2,25 5,8 Agak liat 2,25 5,8 80 Agak terhambat 19,07, 90 22,7,2 90 22,7,2 Agak liat 80 Toksisitas Tanah (x) Salinitas 0,27 0,27 0,13 0,24 0,24 0,22 0,18 0,24 Hara (n) N P2O5 K2O Terrain (s) Lereng Singkapan Batuan Batuan Permukaan 0,04 24,55 4,49 0,04 24,55 4,49 0,17 29,09 24,8 0,12 53,3 25,8 0,12 53,3 25,8 25,87,5 0,18 45,58 22,09 100 52,30 27,12 LD-AND-I 90 22,7,2 0,12 53,3 25,8 Erosi (e) Ringan Ringan Ringan Ringan Ringan Ringan Ringan Ringan
9 Karakteristik Lahan Tabel 5 (Lanjutan) Satuan Lahan SW-AND-I SB-AND-I PK-AND-I KB-LAT-I LD-LAT-I SW-LAT-I SB-LAT-I PK-LAT-I Temperatur (t) Rata-rata tahunan 27-30 27-30 27-30 27-30 27-30 27-30 27-30 27-30 Ketersediaan air (w) Curah hujan 2342,3 2342,3 2342,3 2342,3 2342,3 2342,3 2342,3 2342,3 Media Perakaran (r) Tekstur Kedalaman efektif Drainase Retensi Hara (f) KTK Tanah ph H2O Agak liat 80 25,87,5 Sedang 80 Agak Terhambat 20,37, Agak liat 100 21,10 Toksisitas Tanah (x) Salinitas 0,22 0,13 0,31 0,5 0,18 0,47 0,5 0,53 Hara (n) N P2O5 K2O Terrain (s) Lereng Singkapan Batuan Batuan Permukaan 0,18 45,58 22,09 0,18 30,77 22, 0,24 38,5 8,44 Liat 90 2,92,8 0,0 30,5 11,91 100 52,30 27,12 Liat 2,80,8 0,07 28,49 10,87 Liat 90 2,92,8 0,0 30,5 11,91 Agak liat 100 22,70 0,12 47,53 9,33 Erosi (e) Ringan Ringan Ringan Ringan Ringan Ringan Ringan Ringan Sumber : Hasil Penelitian 2014 Tabel. Kesesuaian Lahan Aktual No Satuan Lahan t w r f n s e KL 1 2 3 4 5 7 8 9 10 11 12 13 14 15 1 1 HT-AND-III S2 S3 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S3 S1 S2 S1 S3tws 2 LD-AND-III S2 S3 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S3 S1 S2 S1 S3tws 3 SB-AND-III S2 S3 S1 S2 S2 S1 S1 S1 S1 S1 S3 S1 S2 S1 S3twrs 4 HT-AND-IV S2 S3 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 N1 S1 S2 S1 N1 5 SB-AND-IV S2 S3 S1 S2 S2 S1 S1 S1 S1 S1 N1 S1 S2 S1 N1 HT-AND-II S2 S3 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S2 S1 S2 S1 S3tws 7 KB-AND-II S2 S3 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S2 S1 S1 S1 S3tws 8 LD-AND-II S2 S3 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S2 S1 S1 S1 S3tws 9 SW-AND-II S2 S3 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S2 S1 S1 S1 S3tws 10 SB-AND-II S2 S3 S1 S2 S2 S1 S1 S1 S1 S1 S2 S1 S1 S1 S3twrs 11 PK-AND-II S2 S3 S1 S2 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S2 S1 S1 S1 S3twrs 12 KB-LAT-II S2 S3 S1 S2 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S2 S1 S1 S1 S3twrs 13 SW-LAT-II S2 S3 S1 S2 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S2 S1 S1 S1 S3twrs 14 KB-AND-I S2 S3 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S3tw 15 LD-AND-I S2 S3 S1 S2 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S3tw 1 SW-AND-I S2 S3 S1 S2 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S3twr 17 SB-AND-I S2 S3 S1 S2 S2 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S2 S1 S3twrs 18 PK-AND-I S2 S3 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S3tw 19 KB-LAT-I S2 S3 S1 S2 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S3twr 20 LD-LAT-I S2 S3 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S3tw 21 SW-LAT-I S2 S3 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S3tw 22 SB-LAT-I S2 S3 S1 S2 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S3twr 23 PK-LAT-I S2 S3 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S3tw Sumber : Hasil Penelitian 2014
10 Keterangan Tabel: 1. Satuan lahan 2. Temperatur 3. Curah hujan 4. Tekstur 5. Kedalaman efektif. Drainase 7. KTK tanah 8. ph H2O 9. N 10. P2O5 11. K2O 12. Lereng 13. Singkapan batuan 14. Batuan permukaan 15. Erosi 1. Tingkat kesesuaian lahan aktual Secara umum tingkat kesesuaian lahan aktual untuk tanaman mangga gedong gincu di Kecamatan Panyingkiran berada pada kelas S3 (margial sesuai) sampai dengan kelas N1 (tidak sesuai saat ini) dengan kelas kesesuaian lahan yang paling dominan yaitu S3 (marginal sesuai). Faktor pembatas yang ada pada seluruh kelas kesesuaian lahannya yaitu temperatur, curah hujan, kedalaman efektif, drainase, lereng, batuan permukaan. Gambaran umum mengenai kesesuaian lahan aktual untuk tanaman mangga gedong gincu di Kecamatan Panyingkiran dapat dilihat pada Gambar 5. Gambar 5. Peta Satuan Lahan Kecamatan Panyingkiran Sumber : Basemap Administrasi Provinsi Jawa Barat; Basemap Sungai Provinsi Jawa Barat; Basemap Jalan Provinsi Jawa Barat; Basemap Kelas Lereng Provinsi Jawa Barat Tahun 2012; Basemap Landuse Jawa Barat; Basemap Jenis Tanah Jawa Barat: Hasil Penelitian
11 Dilihat dari kesesuaian lahan aktual yang ada saat ini maka sangat diperlukan untuk melakukan upaya perbaikan lahan agar lahan tersebut dapat optimal mendukung tumbuhnya tanaman mangga gedong gincu. Pada beberapa faktor pembatas dilakukan upaya perbaikan lahan untuk memperbaiki kualitas dan karakteristik lahannya agar pada setiap satuan lahan berpotensi terjadi peningkatan kesesuaian lahan sehingga diperoleh kelas kesesuaian lahan potensial. Kelas kesesuaian lahan potensial untuk tanaman mangga gedong gincu pada setiap satuan lahan dapat dilihat pada Tabel 7 dan gambaran umum mengenai kesesuaian lahan potensial di lapangan dapat dilihat pada Gambar. Tabel 7. Kesesuaian Lahan Potensial No. Lahan Aktual Potensial 1 HT-AND-III S3tws S2tw 2 LD-AND-III S3tws S2tw 3 SB-AND-III S3twrs S2tw 4 HT-AND-IV N1 S2tws 5 SB-AND-IV N1 S2tws HT-AND-II S3tws S2tw 7 KB-AND-II S3tws S2tw 8 LD-AND-II S3tws S2tw 9 SW-AND-II S3tws S2tw 10 SB-AND-II S3twrs S2tw 11 PK-AND-II S3twrs S2tw 12 KB-LAT-II S3twrs S2tw 13 SW-LAT-II S3twrs S2tw 14 KB-AND-I S3tw S2tw 15 LD-AND-I S3tw S2tw 1 SW-AND-I S3twr S2tw 17 SB-AND-I S3twrs S2tw 18 PK-AND-I S3tw S2tw 19 KB-LAT-I S3twr S2tw 20 LD-LAT-I S3tw S2tw 21 SW-LAT-I S3tw S2tw 22 SB-LAT-I S3twr S2tw 23 PK-LAT-I S3tw S2tw Sumber: Hasil Penelitian 2014 Gambar. Peta Kesesuaian Lahan Potensial Kecamatan Panyingkiran Sumber : Basemap Administrasi Provinsi Jabar; Basemap Sungai Provinsi Jabar; Basemap Jalan Provinsi Jabar; Basemap Kelas Lereng Provinsi Jabar Tahun 2012; Basemap Landuse Jabar; Basemap Jenis Tanah Jabar; Hasil Penelitian
12 KESIMPULAN Kelas kesesuaian lahan aktual untuk tanaman mangga gedong gincu di Kecamatan Panyingkiran berkisar antara kelas sesuai marginal atau S3 sampai dengan N1 atau tidak sesuai saat ini. Dengan kelas kesesuaian lahan aktual yang paling dominan S3. Untuk faktor pembatas dan upaya perbaikan yang dilakukan di lokasi penelitian adalah curah hujan yang pada dasarnya tidak dapat diperbaiki tetapi dapat disiasati dengan strategi manusia dalam proses pengelolaan upaya budidaya tanaman mangga gedong gincu. Kedalaman efektif tanah tidak menjadi ancaman besar bagi tumbuhnya tanaman mangga gedong gincu karena akar masih dapat berkembang dengan baik. Erosi, terkikisnya tanah oleh aliran air permukaan dapat diminimalisir dengan pembuatan saruran air agar air tidak mengalir bebas atau tanah disekitar ditanami tanaman penutup lahan agar tanahnya terikat oleh akar tanaman tersebut dan dapat meminimalkan dampak dari aliran air tersebut. Kemiringan lereng, dapat diatasi dengan pembuatan terasering pada lahan yang kemiringan lerengnya sangat curam untuk menghindari terjadinya tanah longsor dan erosi yang terjadi karena air dapat mengalir bebas apabila lahan dibiarkan dalam keadaan curam tanpa dibuat teras-teras. Kelas drainase di dalam tanah dapat diatasi dengan pencangkulan dan membuat saluran air untuk membuang air berlebih pada tanah untuk menurunkan permukaan air tanah. Batuan permukaan di lokasi penelitian masih dalam batas toleransi dan lahan masih dapat dipergunakan untuk budidaya tanaman mangga gedong gincu dalam jangka panjang. Setelah dilakukan perbaikan lahan maka didapatkan kelas kesesuaian lahan yang potensial untuk tanaman mangga gedong gincu pada kelas cukup sesuai atau S2 sampai dengan kelas marginal sesuai atau S3 dengan kesesuaia lahan paling dominan pada kelas kesesuaian lahan cukup sesuai atau S2. DAFTAR PUSTAKA Sitorus, S. R. P. (1998). Evaluasi Sumberdaya Lahan. Bandung: Tarsito.