BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Minyak kelapa sawit termasuk produk unggulan negara Indonesia dan merupakan komoditas ekspor utama. Dalam hal ini Indonesia merupakan negara penghasil kelapa sawit terbesar ke-2 setelah Malaysia. Minyak kelapa sawit dikonsumsi antara lain untuk memenuhi kebutuhan pangan manusia, yaitu sebagai minyak goreng, sehingga sangat berbahaya apabila di dalamnya terkandung zat pencemar yang bersifat karsinogenik. Akhir-akhir ini timbul isu tentang adanya cemaran senyawa hidrokarbon aromatik polisiklik (PAH) di dalam minyak kelapa. Hasil analisis yang dilakukan di Belanda menunjukkan bahwa tingkat pencemaran solar sebesar 1,7 %. Keberadaan senyawa hidrokarbon aromatik polisiklik (PAH) dalam minyak kelapa diduga berasal dari bahan baku yang digunakan ataupun pada waktu proses pengolahan (Titin, dkk., 2010). Dalam kasus ini minyak kelapa sawit tercemar solar yang bila dipanaskan atau dibakar (pembakaran tidak sempurna) (Wahyuni, 1997) akan menghasilkan PAHs. Kandungan PAHs inilah yang menjadi alasan utama penolakan minyak kelapa sawit Indonesia Walaupun saat ini cemaran PAHs dalam minyak kelapa baru diberlakukan di beberapa Negara maju, dampak kemungkinan diberlakukannya persyaratan tersebut pada negara-negara lain terutama negara pengekspor minyak goreng seperti Indonesia. Untuk mengantisipasi hal tersebut perlu ditambahkan parameter PAHs dalam standarisasi produk pangan (Titin, dkk., 2010).
2 Berdasarkan latar belakang tersebut pada penelitian ini akan dilakukan validasi metode kontaminasi solar dalam minyak kelapa sawit menggunakan GC-FID yang persiapan sampel dilakukan di Laboratorium Makanan-Minuman PT. SUCOFINDO. Validasi ini dilakukan untuk mengevaluasi mengenai ketepatan dan ketelitian yang dicapai dari suatu prosedur analisis yang layak digunakan untuk menyelesaikan suatu masalah (Andika. 2009). Validasi dilakukan untuk menjamin keabsahan hasil analisis serta untuk konfirmasi bahwa metode dapat memenuhi persyaratan tujuan penggunaannya melalui pengujian metode dan mengumpulkan bukti-bukti yang objektif (Harmita, 2004). Validasi metode biasanya diperuntukkan untuk pengembangan metode analisis yang baru. Sedangkan untuk metode yang telah tersedia dan baku misal dari AOAC dan ASTM biasanya tidak perlu dilakukan validasi. Untuk metode yang baru pertama kali digunakan di laboratorium hanya perlu dilakukan verifikasi saja. Untuk memperoleh hasil yang dapat dipercaya, Hokensen (1994) menyarankan sebaiknya validasi metode dilakukan sepanjang waktu. Tanpa melakukan validasi kemungkinan adanya penyimpangan data hasil analisis. 1.2 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1.2.1 Menentukan banyaknya kontaminan solar yang terkandung dalam minyak kelapa sawit 1.2.2 Menentukan parameter linieritas, limit deteksi, limit kuantitasi, keseksamaan (precision), dan kecermatan (accuracy) 1.2.3 Memvalidasi metode analisis/uji dalam menentukan kadar kontaminan solar dalam minyak kelapa sawit.
3 1.3 Rumusan Masalah 1.3.1 Nilai linieritas, limit deteksi, limit kuantitasi, keseksamaan (precision), dan kecermatan (accuracy) pada metode analisis kontaminan solar dalam minyak kelapa sawit menggunakan GC-FID 1.3.2 Apakah metode ini dapat digunakan sebagai metode analisis yang tepat untuk menentukan konsentrasi solar dalam minyak kelapa sawit? 1.3.3 Faktor apa saja yang menyebabkan nilai linieritas, limit deteksi, limit kuantitasi, keseksamaan (precision), dan kecermatan (accuracy) tidak sesuai dengan persyaratan validasi metode? 1.4 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Makanan-Minuman dan Laboratorium GC (Gas Chromatography) PT. SUCOFINDO. Sampel yang digunakan sebagai model untuk penelitian validasi metode analisis kontaminasi solar dalam minyak kelapa sawit adalah dengan menambahkan sejumlah minyak kelapa sawit atau CPO (Crude Palm Oil) dengan sejumlah solar murni. Minyak kelapa sawit diperoleh dari sampel sisa yang tersedia di Laboratorium Makanan-Minuman PT. SUCOFINDO, sedangkan solar murni yang ditambahkan ke dalam minyak kelapa sawit diperoleh dari Laboratorium Petroleum PT. SUCOFINDO. Metode yang digunakan dalam penelitian ini merupakan pengembangan metode dari AOCS Official Method Ca 6c-65, Hydrocarbons (Mineral Oil). Sedangkan untuk identifikasi hidrokarbon menggunakan GC-FID metode yang digunakan merupakan pengembangan dari ASTM (Association Standard Test Method) for the determination of Total Hydrocarbons in Hydrogen by FID Based Total Hydrocarbon (THC) Analyzer, 2011, Vol 05-06 D. 7675-11 Prinsip dasar dari penelitian ini adalah metode pemisahan menggunakan kolom yang di dalamnya terdapat fasa diam Al 2 O 3 yang akan mengikat minyak kelapa sawit. Hasil pemisahan, yaitu berupa solar dan pelarutnya (heksana) diukur menggunakan GC-FID.
4 Parameter yang dilakukan untuk validasi metode analisis ini adalah linieritas, limit deteksi, limit kuantitasi, keseksamaan (precision) dan kecermatan (accuracy). Sebelumnya dilakukan uji homogenitas terhadap sampel untuk menghindari kesalahan pada pengukuran selanjutnya. 1.5 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan laporan ini adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi latar belakang penelitian, tujuan penelitian, rumusan masalah, ruang lingkup penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi teori-teori yang mendukung penelitian. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini berisi tentang metodologi yang digunakan untuk memperoleh, mengolah, dan menganalisis data hasil penelitian. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Berisi tentang pembahasan data yang diperoleh. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi tentang kesimpulan berdasarkan hasil praktikum serta saran-saran yang diberikan. 1.6 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilakukan pada tanggal 1 April sampai dengan 30 Mei 2012, dan dilakukan di Laboratorium GC (Gas Chromatography) PT. SUCOFINDO (Superintending Company of Indonesia), Cibitung-Bekasi.
5