KEANEKARAGAMAN JENIS IKAN KARANG DI PULAU BADI DAN PULAU KODINGARENG LOMPO. The Diversity of Coral Fish in Badi and Kodingareng Lompo Islands

dokumen-dokumen yang mirip
Keanekaragaman, Kelimpahan, dan Distribusi Ikan Terumbu Karang di Perairan Kota Bontang, Propinsi Kalimantan Timur. Abdul Haris 1) dan Tri Supatma

Angin memiliki pola pergerakan yang bervariasi sesuai dengan musim yang. berlangsung di suatu perairan akibat adanya perbedaan tekanan udara.

Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Lokasi Penelitian. Kawasan Perairan Pantai Desa Ponelo secara administratif termasuk

ANALISIS STRUKUR KOMUNITAS IKAN KARANG DI RUMPON DAN BUBU. Fonny J.L Risamasu dan Jotham S.R Ninef * ABSTRACT

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KONDISI IKAN KARANG DI PULAU PRAMUKA KEPULAUAN SERIBU, JAKARTA. 1) Sukmaraharja Aulia Rachman Tarigan, 2) Bi nandra Dwindaru dan 3) Fitrie Hardyanti

SEBARAN DAN KERAGAMAN IKAN KARANG DI PULAU BARRANGLOMPO: KAITANNYA DENGAN KONDISI DAN KOMPLEKSITAS HABITAT

Jurnal Ilmiah Platax Vol. I-2, Januari 2013 ISSN:

LAPORAN REEF CHECK DI PERAIRAN KRUENG RAYA DAN UJONG PANCU ACEH BESAR DI SUSUN OLEH

BIODIVERSITAS IKAN KARANG DI PERAIRAN TAMAN NASIONAL KARIMUNJAWA, JEPARA BIODIVERSITY OF CORAL FISH IN KARIMUNJAWA NATIONAL PARKS WATERS, JEPARA

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Laporan Kondisi Ekosistem Terumbu Karang Pulau Enggano dan sekitarnya *

Pencacahan Langsung (Visual Census Method) dimana lokasi transek ikan karang

3 METODOLOGI PENELITIAN

SEMINAR NASIONAL BASIC SCIENCE II

KEANEKARAGAMAN JENIS IKAN KARANG DI PERAIRAN PULAU NIKOI DESA TELUK BAKAU KECAMATAN GUNUNG KIJANG

JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

KONDISI EKOSISTEM TERUMBU KARANG DI KEPULAUAN TOGEAN SULAWESI TENGAH

Korelasi Tutupan Terumbu Karang dengan Kelimpahan Relatif Ikan Famili Chaetodontidae di Perairan Pantai Pasir Putih, Situbondo

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

STRUKTUR KOMUNITAS IKAN TARGET DI TERUMBU KARANG PULAU HOGOW DAN PUTUS-PUTUS SULAWESI UTARA ABSTRACT ABSTRAK

Diversity of reef fish at waters of Makian Island in North Maluku

KONDISI DAN POTENSI KOMUNITAS IKAN KARANG DI WILAYAH KEPULAUAN KAYOA, KABUPATEN HALMAHERA SELATAN MALUKU UTARA

BAB III METODE PENELITIAN. analisa Indeks Keanekaragaman (H ) Shannon Wienner, Indeks Dominansi (D)

KONDISI IKAN HERBIVORA DI EKOSISTEM TERUMBU KARANG PERAIRAN TELUK BAKAU, PULAU BINTAN

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Terumbu Karang

Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Kelautan dan Perikanan,

PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA STRUKTUR DAN KOMUNITAS IKAN KARANG DI PERAIRAN SEKITAR PULAU PRAMUKA, KEPULAUAN SERIBU BIDANG KEGIATAN PKM-AI

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT TANGKAP IKAN HIAS RAMAH LINGKUNGAN TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN TERUMBU KARANG DI GOSONG KARANG LEBAR KEPULAUAN SERIBU

METODE SURVEI TERUMBU KARANG INDONESIA Oleh OFRI JOHAN, M.Si. *

Jurnal Airaha Volume III, Edisi 1

Ulangan I II III. Rata-rata ( C) DPL Ex-DPL Non DPL Ulangan I II III. Ulangan I II III

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

STUDI TENTANG KELIMPAHAN IKAN KARANG PADA TERUMBU KARANG BUATAN (Artificial Reefs) DI PERAIRAN HANSISI, SEMAU, KUPANG

Diterima : 5 Juni 2012 : ABSTRAK

JOURNAL OF MANAGEMENT OF AQUATIC RESOURCES. Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013, Halaman Online di :

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

KELIMPAHAN IKAN KARANG PADA KAWASAN TERUMBU BUATAN DI PERAIRAN RATATOTOK SULAWESI UTARA

Akuatik- Jurnal Sumberdaya Perairan Volume 10. Nomor. 1. Tahun 2016

Lampiran 1 Kondisi Ekosistem Terumbu Karang Pulau Liukang Loe untuk Peruntukkan Wisata Selam dan Snorkling. Persentase Tutupan LIT

INVENTARISASI JENIS, KELIMPAHAN DAN BIOMAS IKAN DI PADANG LAMUN PULAU BARRANGLOMPO MAKASSAR ABSTRACT

Maspari Journal 03 (2011) 42-50

Metodologi Penelitian Ikan Karang

ANALYSIS OF BUTTERFLY FISH (CHAETODONTIDAE) ABUNDANCE IN THE CORAL REEF ECOSYSTEM IN BERALAS PASIR ISLAND BINTAN REGENCY ABSTRACT

Lama Pengaruh Coral Bleaching dan Red Tide Terhadap Kematian Karang di Perairan Sumatera Barat 1)

Jurnal Ilmiah Platax Vol. 2:(3), September 2014 ISSN:

JENIS DAN KELIMPAHAN IKAN PADA KARANG BRANCHING DI PERAIRAN PULAU LENGKUAS KABUPATEN BELITUNG

BAB III METODE PENELITIAN

Hasil dan Pembahasan

3. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Lovejoy (1980). Pada awalnya istilah ini digunakan untuk menyebutkan jumlah

KEANEKARAGAMAN IKAN KARANG DI PERAIRAN LAUT TELUK PERING KECAMATAN PALMATAK KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS ERWAL DENI

3 METODE PENELITIAN 3.1 Tahapan Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan November di perairan Pulau Kelagian, Provinsi Lampung.

Lampiran 1. Hasil perhitungan tutupan ekosistem karang di Pulau Berhala Serdang Bedagai. Stasiun 1

KONDISI SUMBERDAYA IKAN & TERUMBU KARANG DI PULAU MARATUA, KABUPATEN BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR. Hendrawan Syafrie 1) ABSTRACT

STUDI BASELINE EKOLOGI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Kondisi terumbu buatan berbahan beton pada beberapa perairan di Indonesia 1. Munasik

KEANEKARAGAMAN FITOPLANKTON DI PERAIRAN PANTAI SEKITAR MERAK BANTEN DAN PANTAI PENET LAMPUNG

Oleh : ASEP SOFIAN COG SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Geiar Sarjana pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

HUBUNGAN KARAKTERISTIK HABITAT DENGAN KELIMPAHAN IKAN HIAS INJEL NAPOLEON POMACANTHUS XANTHOMETAPON DI PERAIRAN KABUPATEN PANGKEP, SULAWESI SELATAN

BAB III METODE PENELITIAN

1. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang dua per tiga luasnya ditutupi oleh laut

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kerapatan dan Keanekaragaman Jenis Lamun di Desa Ponelo, Kecamatan Ponelo Kepulauan, Kabupaten Gorontalo Utara

BAB III METODE PENELITIAN

POTENSI PERIKANAN TANGKAP DI KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH (KKPD) KABUPATEN NATUNA PROVINSI KEPULAUAN RIAU, INDONESIA

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

IDENTIFICATION OF CORAL REEF FISHES IN THE NATIONAL CONSERVATION AREA, ANAMBAS ISLAND, KEPULAUAN RIAU PROVINCE. *

Jurnal Ilmiah Platax Vol. 2:(1), Januari 2014 ISSN:

3. METODE PENELITIAN

5 PERBANDINGAN HASIL TANGKAPAN BUBU YANG DIOPERASIKAN BERSAMA RUMPON DAN TANPA RUMPON

BAB 3 TINJAUAN PULAU TIKUS BENGKULU

Komposisi dan Struktur Komunitas Ikan Kepe-Kepe (Famili Chaetodontidae) di Perairan Pantai Taman Nirwana, Kota Padang

ANALISIS KESUKAAN HABITAT IKAN KARANG DI SEKITAR PULAU BATAM, KEPULAUAN RZAU

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang mencapai pulau dengan panjang pantai sekitar km 2 dan luas

OPTIMALISASI ZONA PEMANFAATAN WISATA TAMAN NASIONAL KARIMUNJAWA MELALUI KOMUNITAS IKAN KARANG

PENDAHULUAN. Ekosistem terumbu karang terus terdegradasi di berbagai wilayah di Indonesia

KAJIAN EKOSISTEM TERUMBU KARANG UNTUK PENGEMBANGAN EKOWISATA BAHARI PULAU TIKUS BENGKULU

3. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH KEDALAMAN TERHADAP MORFOLOGI KARANG DI PULAU CEMARA KECIL, TAMAN NASIONAL KARIMUNJAWA

BALAI TAMAN NASIONAL BALURAN

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4, No.1, (2015) ( X Print)

memiliki kemampuan untuk berpindah tempat secara cepat (motil), sehingga pelecypoda sangat mudah untuk ditangkap (Mason, 1993).

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Terumbu Karang

Gambar 2 Peta lokasi penelitian.

III. METODE KERJA. A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober sampai dengan bulan

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KOMPOSISI DAN KELIMPAHAN PLANKTON DI PERAIRAN PULAU GUSUNG KEPULAUAN SELAYAR SULAWESI SELATAN SKRIPSI. Oleh: ABDULLAH AFIF

Keterangan Cover Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover : Siti Balkis

Transkripsi:

KEANEKARAGAMAN JENIS IKAN KARANG DI PULAU BADI DAN PULAU KODINGARENG LOMPO The Diversity of Coral Fish in Badi and Kodingareng Lompo Islands Muh. Arifin Dahlan, Suci Andiewati, Sharifuddin Bin Andy Omar dan Muhammad Nur Diterima: 3 September 2015; Disetujui: 19 Oktober 2015 ABSTRACT The research aim is to know the diversity of coral fish in Badi and Kodingareng Lompo islands. The study is held from May until June 2014. The samples are taken twice for one month by using belt transect method. Transect lines were put on depth 3 meters and each dept was. The observed region is as long 50-meter transect lines with the shoreline margin 2,5 meter at the left and right side of the transect. Analysis of data is done by calculating the kinds of compositions, abundance, diversity index, uniformity, and domination. The result of this research is the composition of coral fish in each island. In Badi islands the composition of coral fish is 50 kinds of fish from 15 families with 131 fish. In Kodingareng Lompo island, the composition of coral fish is 21 kinds of fish from 9 families with 82 fish. In Badi island, the diversity index is 3.3870 and Kodingareng Lompo island is 2.5566, the uniformity index Badi island is 0.2606 and Kodingareng Lompo island is 0.2527, and the dominantion index Badi island is 0.0461 and Kodingareng Lompo island is 0.0967. Keywords: Diversity, Abundance, Coral fish, Badi island, Kodingareng Lompo island PENDAHULUAN Terumbu karang merupakan suatu ekosistem unik di perairan tropis dengan tingkat produktifitas dan keanekaragaman biota yang sangat tinggi. Peranan biofisik ekosistem terumbu karang sangat beragam, di antaranya sebagai tempat tinggal, tempat berlindung, tempat mencari makan dan berkembangbiak bagi beragam biota laut, di samping berperan sebagai penahan gelombang dan ombak serta sebagai penghasil sumberdaya hayati yang bernilai ekonomis tinggi. Ikan karang adalah salah satunya (Madduppa, 2009). Pulau-pulau di perairan Kepulauan Spermonde memiliki sebaran terumbu karang yang cukup luas dan beragam. Sebagaimana diketahui bahwa tinggi rendahnya kelimpahan ikan karang tersebut tergantung pada kondisi terumbu karang serta kerumitan topografi. Pulau Badi adalah salah satu pulau yang memiliki Daerah Perlindungan Laut (DPL) sehingga kondisi karangnya baik sebagai habitat ikan karang. Pulau Kodingareng Lompo adalah pulau yang memiliki jumlah penduduk yang sangat padat. Penduduknya rata-rata bermata pencaharian sebagai nelayan dan menjadikan daerah terumbu karang sebagai areal penangkapan. Penangkapan dilakukan pada ikan-ikan yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Belakangan ini penangkapan terhadap beberapa jenis ikan, khususnya ikan target, sangat marak dilakukan untuk kebutuhan konsumsi dan dijual untuk kebutuhan sehari-hari. Penelitian ikan karang perlu dilakukan guna mengetahui kelimpahan ikan karang dan memudahkan perencanaan pengelolaan ekosistem terumbu karang yang efektif. Kurangnya data mengenai ikan karang serta kurangnya penelitian yang dilakukan pada daerah tersebut sehingga penelitian ini dianggap penting untuk dilaksanakan di perairan P. Badi dan P. Kodingareng Lompo. Korespondensi: Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Universitas Hasanuddin Jl. Perintis Kemerdekaan Km.10 Tamalanrea, Makassar 90241 Email: arifin.dahlan54@yahoo.co.id Keanekaragaman Jenis Ikan Karang di Pulau Badi dan Pulau Kodingareng Lompo 132

METODE PENELITIAN Waktu dan tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juni 2014, di P. Badi dan P. Kodingareng Lompo. Identifikasi ikan karang dilakukan di Laboratorium Biologi Perikanan, Jurusan Perikanan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Hasanuddin. Alat dan bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: alat selam dasar, alat tulis menulis, GPS ( Global Positioning System), kamera bawah air, rol meter, dan meteran serta buku identifikasi ikan karang dan invertebrata laut sebagai bahan dan patokan untuk mengidentifikasi ikan karang (Setiawan, 2006). Pengambilan data lapangan Pengambilan data dilakukan selama dua kali pengambilan sampel pada kedua lokasi dengan interval waktu 1 bulan, pada siang hari Pukul 13.00-16.00. Metode yang digunakan adalah metode transek sabuk (belt transect). Metode ini biasa digunakan untuk menggambarkan kondisi populasi suatu jenis ikan karang yang mempunyai ukuran relatif beragam atau mempunyai ukuran maksimum tertentu. Pengambilan data dilakukan pada kedalaman 3 m (English et al., 1997). Transek dipasang sepanjang 50 m dalam posisi lurus dan datar (tidak turun naik mengikuti garis kontur permukaan terumbu karang). Pemasangan garis transek ini dilakukan pada kedalaman 3 m dan pada masing-masing kedalaman dilakukan ulangan sebanyak 3 kali. Daerah yang diamati adalah sepanjang garis transek yang panjangnya 50 m dengan batasan jarak pantau 2,5 m ke arah kanan dan kiri transek. Total luas daerah yang diamati adalah 250 m 2 (50m x 5 m) untuk setiap transek. Selanjutnya, pengamatan dilakukan 15 20 menit setelah garis transek terpasang untuk memberikan kesempatan ikan karang kembali ke keadaan semula. Ikan yang berada di dalam daerah yang diamati dihitung jumlahnya. Data hasil pengamatan secara visual ditulis pada lembar kertas sensus yang telah disediakan sebelumnya. Analisis Data Komposisi Jenis Struktur komunitas ikan karang diidentifikasi menggunakan buku petunjuk Setiawan (2006) sebagai identifikasi ikan karang. Kelimpahan Relatif Banyaknya individu ditunjukkan oleh nilai kelimpahan ikan. Kelimpahan relatif ikan dapat dihitung dengan rumus: KR = ni/nx100% Dimana: N = Kelimpahan Relatif (ekor), ni = Jumlah individu setiap spesies, N = Jumlah seluruh spesies. Indeks Keanekaragaman Keanekaragaman jenis atau diversitas jenis adalah suatu karakteristik unik tingkatan komunitas berdasarkan organisme biologisnya. Keragaman ini dapat digunakan untuk menyatakan struktur komunitas. Indeks keanekaragaman dihitung dengan menggunakan rumus Indeks Shannon (Brower et al., 1990) yaitu: H = - (ni/n) ln (ni/n) Dimana: H = Indeks keanekaragaman Shannon, ni = Jumlah individu suatu spesies, N = Jumlah seluruh individu dari seluruh jenis. Indeks Keseragaman Indeks keseragamanan jenis adalah angka indeks yang menunjukkan tingkat kemerataan dari tiap spesies/genera di dalam suatu komunitas. Indeks keseragaman ini dapat dihitung dengan rumus Indeks Shannon (Brower et al., 1990): 133 Muh. Arifin Dahlan

Dimana: E = Indeks keseragaman Shannon, H maks = In S; S = Jumlah spesies ikan Indeks Dominansi Nilai indeks dominansi dicari dengan rumus Simpson (Brower et al.,1990) : HASIL DAN PEMBAHASAN Komposisi Jenis Ikan Karang Hasil pengamatan dan identifikasi jenis-jenis ikan karang selama penelitian di P. Badi P. Badi ditemukan 50 jenis ikan yang berasal dari 15 famili dengan jumlah individu sebanyak 131 ekor sedangkan di P. Kodingareng Lompo ditemukan 21 jenis ikan yang berasal dari 9 famili dengan jumlah individu sebanyak 82 ekor. Ikan-ikan yang didapatkan pada lokasi penelitian dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu, kelompok indikator, kelompok mayor, dan kelompok target. Kelompok ikan indikator yang ditemukan di P. Badi sebanyak 6 spesies dari 2 genera dan 1 famili yang terdiri atas genera Chaetodon, dan Henichu. Sedangkan pada P. Kodingareng Lompo didapatkan 2 spesies dari 1 genus dan 1 famili yaitu genus Chaetodon. Kategori ikan mayor yang ditemukan di P. Badi sebanyak 37 spesies dari 23 genera dan 7 famili yang terdiri atas genera Cheilodipterus, Cheilinus, Epibulus, Halichoeres, Hemigymnus, Labrichthys, Labroides, Navoculichthys, Stethojulis, Thalassoma, Chaetodontoplus, Abudefduf, Amblyglyphidodon, Amphiprion, Chromis, Chrysiptera, Dascyllus, Neoglyphidodon, Plectroglyphidodon, Pomacentrus, Ptelereotris, Scarus, dan Zanclus. Sedangkan pada P. Kodingareng Lompo ditemukan 13 spesies dari 10 genera dan 5 famili yang terdiri atas genera Labrichthys, Labroides, Thalassoma, Amphiprion, Chromis, Chrysiptera, Pomacentrus, Ptelereotris, Scarus, dan Zanclus. Kategori ikan target yang ditemukan di P. Badi sebanyak 17 spesies dari 10 genera dan 9 famili yang terdiri atas genera Acanthurus, Naso, Caesio Caranx, Plectorhinchus, Lethrinus, Lutjanus, Parupeneus, Scolopsis, dan Siganus. Sedangkan pada P. Kodingareng Lompo ditemukan 4 spesies dari 3 genera dan 2 famili terdiri atas genera Acanthurus, Naso, dan Scolopsis. Komposisi jenis ikan karang di P. Badi didominasi oleh Chromis viridis yang merupakan kelompok ikan mayor dari famili Pomacentridae. Komposisi jenis ikan karang berdasarkan famili di P. Badi yang paling mendominasi adalah famili Pomacentridae. Spesies dari famili Pomacentridae merupakan ikan herbivora yang aktif pada siang hari (diurnal), memakan tumbuhan alga dari alga koralin. Ikan herbivora di terumbu karang sebagian besar bertahan karena adanya alga serta diatom yang ada di permukaan karang. Selain itu, Scaridae dan Acanthuridae adalah herbivora yang paling penting di daerah terumbu karang. Meskipun demikian, Siganidae, Pomacentridae, dan Blennidae termasuk pula dalam golongan penting pada ikan kategori ini (Nontji, 2007) Keanekaragaman ikan karang dalam tingkat komunitas diasumsikan sebagai akibat dari adanya keanekaragaman hayati karang, keragaman makanan, habitat, relung, dan interaksi antar spesies dan distribusi dari jumlah masing-masing populasi ikan itu sendiri. Beberapa kelompok besar ikan yang mendiami terumbu karang antara lain, kelompok ikan famili Pomancentridae, Labridae, Chaetodontidae, Apogonidae, Scaridae, Serranidae, Siganidae, Lutjanidae, dan Gobiidae. Pomacentridae merupakan famili yang paling sering ditemukan di daerah terumbu karang dan memiliki kelimpahan terbanyak dibandingkan famili lainnya (Nybakken, 1988). Jumlah individu kelompok ikan mayor yang ditemukan di P. Badi lebih banyak dibandingkan kelompok lain. Rasio atau proporsi antara jumlah individu Kelompok indikator, mayor, dan target adalah 5 : 76 : 19 (Gambar 1). Sedangkan di P. Kodingareng Lompo mendapatkan rasio jumlah individu kelompok indikator, kelompok mayor, dan kelompok target adalah 5 : 87 : 8 (Gambar 1) rasio ini sangat berbeda jika dibandingkan rasio kelompok ikan karang yang ditemukan di Taman Laut Nasional Takabonerate yakni 4 : 1 : 9 (Husain, 2000). Selanjutnya Ipa (2008) mendapatkan rasio jumlah individu kelompok indikator, kelompok mayor, dan kelompok target adalah 6 : 332 : 51. Keanekaragaman Jenis Ikan Karang di Pulau Badi dan Pulau Kodingareng Lompo 134

Gambar 1. Persentasi pengelompokan jumlah spesies ikan karang berdasarkan kategori di Pulau Badi dan Pulau Kodingareng Lompo Tingginya komposisi jenis ikan karang berdasarkan jumlah spesies dan jumlah individu di P. Badi karena pada daerah tersebut hampir tidak terdapat aksi eksploitasi ikan karang terutama di sekitar Daerah Perlindungan Laut (DPL). Selain itu, komposisi jenis ikan yang tinggi juga dipengaruhi oleh rugositas atau tingkat komplesitas habitat yang lebih tinggi di terumbu karang pulau ini. Hal ini sesuai dengan penelitian Ilham (2007) yang menyatakan bahwa nilai kelimpahan ikan yang tinggi seiring dengan nilai rugositas yang tinggi. Sebaliknya, nilai kelimpahan ikan yang rendah diikuti pula dengan nilai rugositas yang lebih rendah. Ikan karang kategori indikator yang terdapat di P. Badi adalah famili Chaetodontidae. Chaetodontidae merupakan ikan karang yang khas mendiami daerah terumbu karang dan menjadi indikator kesuburan ekosistem daerah tersebut (Manuputy dan Winardi, 2007). Tinggi dan rendahnya komposisi dari ikan ini sangat tergantung pada kondisi terumbu karang sebagai habitatnya. Oleh karena itu, keragaman dan kelimpahan ikan dari famili ini biasa dijadikan sebagai indikator untuk menilai kesehatan terumbu karang. Allen (2000) menyatakan bahwa banyak ikan karang dari famili Chaetodontidae memakan polip karang sehingga apabila terumbu karang di suatu daerah sehat, maka akan mengundang ikan-ikan ini mendiami daerah tersebut karena ketersediaan makanan yang cukup. Kelompok ikan mayor yang dominan adalah famili Pomacentridae dan disusul oleh famili Labridae. Sale (1991) menyatakan bahwa ikan karang dari Pomacentridae merupakan kelompok yang paling mendominasi di setiap stasiun, kemudian disusul kelompok Labridae. Kedua famili ikan tersebut selalu ditemukan paling banyak pada ekosistem terumbu karang, khususnya di daerah tropik. Famili Pomacentridae dan Labridae berkembang biak dengan baik apabila daerah tersebut cukup menyediakan tempat untuk berteduh. Ikan-ikan yang tergabung dalam kelompok ikan mayor umumnya berukuran kecil-kecil, bergerombol dan hanya sebagian kecil berpotensi sebagai ikan hias. Menurut Manuputty dan Winardi (2007), ikan mayor merupakan kelompok ikan karang yang memiliki kelimpahan jumlah individu yang tertinggi. Tingginya kelimpahan ikan tersebut merupakan sesuatu yang umum karena pada daerah terumbu karang, kelompok ini memang sangat dominan dijumpai baik dalam hal jumlah jenis maupun jumlah individunya. Komposisi jenis ikan karang kategori target yang paling dominan adalah famili Acanthuridae. Adriana (2005) menemukan bahwa komposisi jenis ikan karang target di P. Badi didominasi oleh famili Lutjanidae (46%) dan terendah dari famili Acanthuridae (5%). Tinggi rendahnya keanekaragaman jenis ikan karang pada lokasi penelitian terkait dengan kondisi terumbu karangnya dan keanekaragaman bentuk-bentuk pertumbuhannya. Fakta-fakta menunjukkan bahwa semakin baik kondisi terumbu karangnya dan semakin beragam bentuk pertumbuhan karangnya, semakin tinggi keanekaragaman jenis ikannya, kecuali pada daerah- daerah yang mengalami over fishing. Menurut Hukom et al. (1990) keberadaan ikan karang pada suatu daerah terumbu karang secara langsung dipengaruhi oleh kesehatan terumbu karang atau persentase tutupan karang hidupnya. Selanjutnya Sutarna (1987 dalam Utoyo, 2007) mengemukakan bahwa 135 Muh. Arifin Dahlan

terdapat hubungan antara persentase tutupan karang hidup dengan nilai indeks keanekaragaman jenis dan kelimpahan ikan. Semakin tinggi nilai persentase tutupan karang hidup, semakin tinggi pula nilai indeks keanekaragaman jenis dan kelimpahan ikannya. Kelimpahan Ikan Karang Kelimpahan ikan karang yang ditemukan pada lokasi penelitian yaitu P. Badi dan P. Kodingareng Lompo berkisar antara 0,76 % - 13,7 %. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Hukom, (2008) mendapatkan hasil kelimpahan jenis ikan karang berkisar antara 29-84 jenis per satuan dan jumlah individu ikan pada masing-masing stasiun berkisar 137-1.057 individu. Bila dibandingkan dengan beberapa lokasi lainnya yang ada di Indonesia, maka perairan Mentawai termasuk daerah dengan tingkat keanekaragaman jenis ikan yang rendah. Rendahnya keanekaragaman jenis ikan karang di perairan Mentawai ini diduga disebabkan rendahnya persentase tutupan karang hidup. Kelimpahan ikan karang di P. Badi untuk kategori indikator terdapat famili Chaetodontidae memiliki kelimpahan ikan tertinggi adalah spesies Chaetodon vagabundus sebanyak 1.52 %. Sedangkan di P. Kodingareng Lompo terdapat spesies Chaetodon centrinellus sebanyak 2.43 %. Berdasarkan penelitian yang ditemukan oleh Hukom, F.D, (2008) yaitu sebanyak 21 jenis ikan indikator dari 3 genera yakni Chaetodon, (17 jenis), Heliochus (3 jenis), dan Forcipiger (1 jenis). Jenis-jenis yang dominan adalah Chaetodon trifsciatus, C. vagabundus, C.rafflesi. Kelimpahan ikan karang di P. Badi untuk kategori mayor terdapat famili Apogonidae, Labridae, Pomacanthridae, Pomacentridae, Ptelereotridae, Scaridae, dan Zanclidae. Kelimpahan ikan tertinggi adalah spesies Chromis viridis sebanyak 13.70 %. Sedangkan di P. Kodingareng Lompo terdapat famili Labridae, Pomacentridae, Ptelereotridae, Scaridae, dan Zanclidae dengan jumlah kelimpahan ikan karang dengan spesies tertinggi adalah Pomacentrus moluccensis sebanyak 21.95 %. Berdasarkan penelitian yang ditemukan oleh Hukom, F.D, (2008) yang terdistribusi secara luas di perairan Mentawai adalah jenis Pomacentrus molucensis, Chromis viridis, Pomacentrus lepydogenys, Labroides dimidiatus, dan Thalasomma hardwickei. Kelompok ini terdiri dari suku-suku yang belum banyak diketahui peranannya, tetapi memegang peranan penting dalam daur rantai makanan di alam. Kelompok mayor di perairan karang selalu merupakan bagian terbesar dan terdiri atas ikan-ikan yang berukuran tubuh relatif kecil. Kelimpahan ikan karang di P. Badi untuk kategori target terdapat famili Acanthuridae, Caesionidae, Carangidae, Haemulidae, Lethrinidae, Lutjanidae, Mullidae, Nemipteridae, Siganidae. Kelimpahan ikan tertinggi adalah spesies Caesio teres sebanyak 3.05 %. Sedangkan di P. Kodingareng Lompo terdapat famili Acanthuridae, dan Nemipteridae dengan jumlah kelimpahan ikan karang dengan spesies tertinggi adalah Acanthurus triostegus sebanyak 3.65 %. Berdasarkan penelitian yang ditemukan oleh Hukom, (2008) adalah kelompok ikan target (ikan pangan) yang tercatat dalam penelitian ini sebanyak 90 jenis dari 15 famili. Secara umum ikan target yang tercatat selama penelitian merupakan ikan-ikan dewasa, hanya sebagian kecil merupakan ikan-ikan muda. Famili Acanthuridae, Caesionidae, Lutjanidae, dan Scaridae mendominasi perairan Mentawai baik dalam jumlah jenis maupun jumlah individunya. Jenis ikan yang dominan adalah Caesio lunaris (ekor kuning), Lutjanus decusatus (kakap), Scarus sordidus (kakatua) dan Ctemochaetus striatus (butana), inilah jenis ikan target yang memiliki kelimpahan tertinggi di perairan Mentawai. Menurut Wilson et al (2006 & 2008) menyatakan bahwa tingkat keanekaragaman jenis dan kelimpahan ikan karang akan menurun seiring dengan menurunnya tutupan karang hidup pada daerah tersebut. Sedangkan menurut Ilham (2007) menyatakan bahwa nilai kelimpahan ikan yang tinggi seiring dengan nilai rugositas (keterkaitan antara keragaman dan kelimpahan ikan karang dengan kondisi habitat) yang tinggi, dan sebaliknya nilai kelimpahan ikan yang rendah diikuti pula dengan nilai rugositas yang lebih rendah. Indeks Ekologi Berdasarkan perhitungan yang didapatkan selama penelitian maka perhitungan Indeks keanekaragaman (H ), keseragaman (E), dan dominansi (Is) ikan karang di P. Badi dan di P. Kodingareng Lompo dapat dilihat dibawah ini (Tabel 1) Keanekaragaman Jenis Ikan Karang di Pulau Badi dan Pulau Kodingareng Lompo 136

Tabel 1.Jumlah individu, jumlah spesies, indeks keanekaragaman, keseragaman, dan dominansi ikan karang di Pulau Badi dan Pulau Kodingareng Lompo Lokasi Jumlah Jumlah Indeks Indeks Indeks individu spesies keanekaragaman Keseragaman dominasi P. Badi 131 50 3.3870 0.2606 0.0461 P.Kodingareng Lompo 82 21 2.5566 0.2527 0.0967 Tabel 1 memperlihatkan dengan jelas bahwa jumlah spesies dan indeks keanekaragaman, keseragaman, dan dominansi tertinggi ditemukan di P. Badi dibandingkan di P. Kodingareng Lompo. Tingginya keanekaragaman, keseragaman, dan dominansi di P. Badi disebabkan oleh jumlah spesies yang terdapat di P. Badi sebesar 131 individu, 50 spesies serta habitat terumbu karang yang baik pada lokasi penelitian. Sedangkan rendahnya keanekaragaman, keseragaman, dan dominansi di P. Kodingareng Lompo karena jumlah spesies yang didapatkan sangat sedikit yaitu 82 individu, 21 spesies serta faktor aktivitas penangkapan nelayan yang menyebabkan lingkungan kurang baik sebagai habitat terumbu karang dan ikan karang. Indeks keanekaragaman (H ) di P. Badi adalah 3.3870 dan P. Kodingareng Lompo adalah 2.5566 Indeks keanekaragaman tertinggi didapatkan pada P. Badi hal ini dikarenakan didapatkan jumlah spesies dan jumlah individu yang berbeda-beda. Nilai indeks keanekaragaman tertinggi didapatkan jumlah spesies ikan karang sebanyak 50 spesies yaitu pada P. Badi yang tidak dapat ditemukan di P. Kodingareng Lompo. Indeks keseragaman (E) ikan karang yang terdapat di P. Badi adalah 0.2606 dan P. Kodingareng Lompo adalah 0.2527. Hal ini dikarenakan pada setiap stasiun di peroleh jumlah dan penyebaran spesies ikan karang yang berbeda akibat pengaruh lingkungan yang berbeda. Tinggi rendahnya nilai keanekaragaman dan keseragaman pada setiap stasiun penelitian ini dapat disebabkan faktor fisik-kimia perairan dan ketersediaan nutrisi yang sangat mempengaruhi keanekaragaman dan keseragaman dari ikan karang. Selain itu tinggi rendahnya nilai indeks keanekaragaman dan keseragaman dari ikan karang juga dapat dipengaruhi oleh pengambilan data ikan pada saat pengamatan dilapangan (Rani et al., 2008) Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa nilai indeks keseragaman tertinggi diperoleh pada P. Badi dengan famili Pomacentridae yaitu spesies Chromis viridis. Jenis ikan ini merupakan jumlah yang paling banyak ditemukan dibandingkan dengan jenis ikan karang lainnya. Indeks Dominansi (Is) ikan karang di P. Badi adalah 0.0461 dan P. Kodingareng Lompo adalah 0.0967. Jumlah ikan karang yang didapatkan pada setiap stasiun mengalami perbedaan akibat kondisi lingkungan yang berbeda. Tabel 1 menunjukkan bahwa indeks dominansi yang berkisar 0-1 terdapat di P. Kodingareng Lompo dengan jumlah 0.0967 sehingga pernyataan tersebut sesuai dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Dagsget (1996 dalam Irwanto 2005) menyatakan bahwa nilai indeks dominansi yang berkisar 1-0 artinya apabila mendekati nilai 1 maka ada kecenderungan satu individu mendominasi lainnya. KESIMPULAN Berdasarkan hasil peneltian yang dilakukan di P. Badi dan P. Kodingareng Lompo, dapat disimpulkan bahwa ikan karang yang ditemukan di P. Badi berdasarkan kategori jenis yaitu 50 jenis ikan yang berasal dari 15 famili dengan jumlah individu sebanyak 131 ekor, komposisi jenis ikan karang berdasarkan kategori P. Kodingareng Lompo ditemukan 21 jenis ikan yang berasal dari 9 famili dengan jumlah individu sebanyak 82 ekor. Selain itu, kelimpahan ikan karang P. Badi sebesar 13,70% spesies Chromis viridis dan P. Kodingareng Lompo sebesar 21,,95% spesies Pomacentrus moluccensis. Nilai indeks keanekaragaman dan keseragaman di P. Badi lebih besar dibandingkan di P. Kodingareng Lompo akan tetapi nilai indeks dominansi yang besar didapatkan di P. Kodingareng Lompo dibandingkan di P. Badi. 137 Muh. Arifin Dahlan

Daftar Pustaka Adriana, A. 2005. Kelimpahan dan Keanekaragaman Ikan Karang Target Di Pulau Badi, Pulau Barrang Lompo, dan Pulau Samalona. Skripsi. Jurusan Ilmu Kelautan, Fak. Ilmu Kelautan dan Perikanan, Makassar. Allen, G.R. 2000. Marine Fishes of South East Asa. Kaleidoscope Pront and Prepress Periplus. Edition, Perth, Western Australia. Brower, J.E., J.H. Zar, and C.N. Von Ende. 1990. Field and Laboratory Methods for General Ecologi. Third edition. Wm.C Brown Publishers, Dubuque, lowa.237 p. English, S, C. Wilkinson and V. Baker, 1994. Survey Manual and Tropical Marine Resources. Australian Institute of Marine Science, Townsville. Hukom, F.D, 2008. Komposisi jenis, distribusi, dan kelimpahan ikan karang di perairan terumbu karang Mentawai. Hukom, F.D., B.G. Hutubessy, & N. Sutarna, 1990. Komunitas Ikan Karang pada Terumbu Karang Kepulauan Kei Kecil, Maluku Tenggara, Perairan Maluku dan Sekitarnya. Balitbang Sumberdaya Laut, P3O-LIPI, Ambon. Hal. 53-63 Husain, A. A. A, 2000. Keanekaragaman ikan karang di Taman Laut Nasional Takabonerate, Sulawesi selatan. Torani, 10(2): 61-68. Ilham. 2007. Keterkaitan Kondisi dan Rugositas Terumbu Karang dengan Kelimpahan dan Keragaman Ikan Karang di Pulau Badi Kabupaten Pangkep. Skripsi. Jurusan Ilmu Kelautan, Fak. Ilmu Kelautan dan Perikanan, Makassar. Ilham. 2007. Keterkaitan Kondisi dan Rugositas Terumbu Karang dengan Kelimpahan dan Keragaman Ikan Karang di Pulau Badi Kabupaten Pangkep. Skripsi. Jurusan Ilmu Kelautan, Fak. Ilmu Kelautan dan Perikanan, Makassar. Ipa N. 2008. Keragaman dan Kelimpahan Ikan pada Terumbu Karang di Pulau Sarappo Lompo, Kabupaten Pangkep. Skripsi. Jurusan Ilmu Kelautan, Fak. Ilmu Kelautan dan Perikanan. Makassar. Irwanto, 2005. Studi Kondisi Biofisik Ekosistem Terumbu Karang dan Strategi Pengelolaannya (Studi Kasus Pulau Kapota, Kabupaten Wakatobi). Skripsi. Jurusan Ilmu Kelautan, Fak. Ilmu Kelautan dan Perikanan, Makassar. Maddupa, H. 2009. Tipe Ikan Penghuni Terumbu Karang. http://netsains.com/2009/12/tipe-ikan-penghuniterumbu-karang/. [diunduh 14 Februari 2010]. Sumber http://en.wikipedia.org/. Manuputty, A.E.W. dan Winardi. 2007. Monitoring Ekologi Biak. Coremap II-LIPI, Jakarta Nontji, A, 2007. Laut Nusantara. Djambatan, Jakarta Nybakken J.W, 1988. Biologi laut, Suatu Pendekatan Ekologi. Jakarta: Gramedia. Rani, C., Budimawan, dan La Tanda, 2008. Status dan Kondisi Terumbu Karang dan Ikan Karang pada Beberapa Daerah Perlindungan Laut (DPL)- Coremap II, Kabupaten Biak- Numfor. 2008 Sale, P.F. 1991. The Ecology of Fishes on Coral Reef. Academic Press, California, USA. Setiawan, F. 2006. Identifikasi Ikan Karang dan Invertebrata Laut. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Utoyo, 2007. Kondisi Terumbu Karang dan Kelimpahan Ikan Karang di teluk Kupang, Nusa Tenggara Timur. Torani, Vol. 17 (1) Edisi Maret 2007: 74-82. Wilson, S.K.: Graham, N.A.J.: Jones, G.P. and Pollunin, N.V.C.2006. Multiple disturbance and the global degradation on coral reefs are reef fishesar risk or resilient. Global change Biology 12 : 2220-2234. Keanekaragaman Jenis Ikan Karang di Pulau Badi dan Pulau Kodingareng Lompo 138