5 PERBANDINGAN HASIL TANGKAPAN BUBU YANG DIOPERASIKAN BERSAMA RUMPON DAN TANPA RUMPON

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "5 PERBANDINGAN HASIL TANGKAPAN BUBU YANG DIOPERASIKAN BERSAMA RUMPON DAN TANPA RUMPON"

Transkripsi

1 5 PERBANDINGAN HASIL TANGKAPAN BUBU YANG DIOPERASIKAN BERSAMA RUMPON DAN TANPA RUMPON 5.1 Pendahuluan Setiap alat tangkap digunakan dalam kegiatan penangkapan ikan memiliki karakteristik tersendiri dan didisain sedemikian rupa, sehingga mudah dioperasikan terhadap ikan yang menjadi target penangkapan. Prinsip penangkapan dengan bubu adalah mempermudah ikan untuk masuk dan sulit untuk keluar. Bubu termasuk dalam kelompok perangkap. Perangkap adalah salah satu alat tangkap yang bersifat statis, umumnya berbentuk kurungan, berupa jebakan, di mana ikan akan mudah masuk tanpa paksaan dan sulit untuk keluar atau lolos karena dihalangi dengan berbagai cara. Keefektifan dari perangkap tergantung dari pola migrasi ikan dan tingkah laku renang ikan. Salah satu alat tangkap yang tergolong ke dalam perangkap adalah bubu. Sistem penangkapan dengan alat tangkap bubu adalah mempermudah ikan masuk tetapi mempersulit untuk keluar atau lolos (Baskoro, 2006). Supaya ikan mudah tertangkap pada alat tangkap bubu, maka perlu suatu pikatan. Selama ini pikatan yang biasanya digunakan adalah umpan. Namun dalam beberapa pengalaman penangkapan, bukan saja umpan yang dapat digunakan sebagai pikatan tetapi bisa juga dengan menggunakan taktik lain dengan cara menyediakan tempat untuk bersembunyi atau berkumpul. Tempat bernaung dapat berupa bentuk ikatan dahan-dahan, ranting-ranting atau daundaunan. Alat bantu yang biasanya dipakai untuk mengumpulkan ikan pada suatu area tertentu, kemudian baru dilakukan penangkapan adalah rumpon. Prinsip penangkapan ikan dengan alat bantu rumpon di samping berfungsi mengumpulkan ikan, tetapi mempermudah agar kawanan ikan tersebut mudah ditangkap dengan alat tangkap yang dikehendaki. Diduga ikan tertarik dan berkumpul di sekitar rumpon karena rumpon berfungsi sebagai tempat berlindung dan mencari makan. Momen ini dimanfaatkan agar ikan-ikan yang sudah berkumpul di rumpon akan berupaya mendekati bubu, masuk ke dalam bubu dan akhirnya terperangkap.

2 140 Target penangkapan dengan alat tangkap bubu ditujukan untuk menangkap ikan karang, udang, kepiting, dan sebagainya. Jenis-jenis ikan karang yang tertangkap dengan alat tangkap bubu beraneka ragam jenis berasal dari kelompok famili utama (mayor), ikan target dan ikan indikator. Menurut Subani dan Barus (1988), ikan-ikan yang tertangkap dengan alat tangkap bubu terdiri dari jenis-jenis ikan dan udang berkualitas baik seperti kwe (Caranx spp), bronang ( Siganus spp), kerapu (Epinephelus spp), kakap (Lutjanus spp), kakatua (Scarus spp), ekor kuning (Caesio spp), kaji (Diagramma spp), lencam (Lethrinus spp), udang penaeid, udang barong, dan lain-lain. Sampai saat ini penangkapan ikan karang menggunakan bubu bersama rumpon belum banyak di praktekkan oleh para nelayan, khususnya nelayan di desa Hansisi, semau, Kupang. Untuk melihat efisiensi penggunaan bubu bersama rumpon dalam usaha penangkapan ikan karang, perlu dikaji melalui suatu penelitian. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh rumpon terhadap ikan hasil tangkapan bubu baik jenis, jumlah, maupun ukuran 5.2 Metodologi Penelitian Prosedur penelitian Dalam mencapai tujuan penelitian ini, maka untuk mendapatkan data dilakukan uji coba penangkapan ikan. Penangkapan dilakukan setelah rumpon berumur satu bulan di perairan. Bubu digunakan dalam penelitian berbentuk setengah lingkaran (semi circular). Jangkar bubu terbuat dari cor semen berbentuk empat persegi panjang dengan permukaan agak cembung diikat pada setiap sisi bubu. Konstruksi bubu dan jangkar dapat dilihat pada Gambar 32.

3 141 (a) Bubu tampak dari depan (b) Bubu tampak dari samping (c) Tipe jangkar bubu Gambar 32 Tipe bubu yang digunakan dalam penelitian. Kegiatan penangkapan ikan karang menggunakan bubu bersama rumpon maupun tanpa rumpon dilakukan dua kali pada jam yang berbeda. Penangkapan malam bubu di pasang (setting) jam sore dan penarikan (hauling) jam pagi hari berikutnya dengan lama perendaman (soaking time) antara jam WITA, sedangkan penangkapan siang bubu dipasang (setting) pagi

4 142 hari jam pagi dan penarikan (hauling) jam sore dengan lama perendaman (soaking time) antara jam WITA. Proses penangkapan menggunakan perahu bermotor milik nelayan menggunakan mesin merek Yamaha berkekuatan 40 pk (Gambar 33). Gambar 33 Perahu yang digunakan dalam operasi penangkapan. Pengangkatan bubu dilakukan oleh beberapa orang. Setelah bubu ditarik ke atas kapal, kemudian dilanjutkan dengan pengambilan hasil tangkapan. Pengeluaran hasil tangkapan dari dalam bubu dilakukan melalui celah pelolosan. Proses penarikan dan pengeluaran hasil tangkapan dapat dilihat pada Gambar 34.

5 143 (a) Proses pengangkatan bubu (b) Pengambilan hasil tangkapan melalui celah pelolosan. Gambar 34 Proses pengangkatan (hauling) dan pengambilan hasil tangkapan bubu. Ikan hasil tangkap bubu bersama rumpon dan tanpa rumpon di pisahkan untuk melihat jenis ikan, jumlah masing-masing jenis (individu), dan ukuran panjang total (total length). Ikan hasil tangkapan yang sudah diamati, kemudian untuk keperluan identifikasi diambil setiap jenis satu individu. Identifikasi ikan

6 144 mengikuti petunjuk Gloerfelt dan Kailola (1984); Kuiter (1992); Isa et al.(1998) dan Allen dan Steene (2002). Dokumentasi gambar ikan karang dari hasil tangkapan bubu menggunakan kamera. Pada saat penangkapan dilakukan juga pengukuran parameter lingkungan lokasi penelitian menggunakan alat ukur Water Checker merk HORIBA. Alat ini dipakai untuk mengukur DO, ph, suhu, salinitas dan kecerahan, sedangkan untuk mengukur arah dan kecepatan arus menggunakan gabus yang diikat dengan tali nylon dan stopwatch. Hasil pengukuran parameter lingkungan perairan pada lokasi penelitian disajikan pada Tabel 28. Tabel 28 Parameter lingkungan perairan lokasi penelitian Lokasi Waktu Parameter Lingkungan Perairan Pengamatan DO (ml/l) ph Suhu ( t ) Salinitas (ppm) Kecerahan (m) Kec. Arus Arah Arus (m/det) L1 Pagi 0, Barat Siang T B Sore T B L2 Pagi Barat Siang T B Sore T - B Analisis data (1) Analisis kelimpahan ikan karang Analisis kelimpahan ikan karang dimaksud untuk melihat jumlah ikan karang yang tertangkap pada alat tangkap bubu baik dioperasikan bersama rumpon maupun tanpa rumpon. Analisis kelimpahan ikan karang mengikuti petunjuk Odum (1971) (Rumus tertera pada Bab 3) (2) Analisis statistik Untuk melihat apakah ada perbedaan hasil tangkapan ikan karang yang tertangkap pada alat tangkap bubu dioperasikan bersama rumpon dan tanpa rumpon pada malam dan siang hari menggunakan uji t yang terdapat pada perangkat lunak MINITAB versi

7 Hasil Jenis dan jumlah hasil tangkapan Jenis dan sebaran hasil tangkapan bubu dioperasikan bersama rumpon dan tanpa rumpon pada waktu penangkapan malam (jam ) dan siang (jam ) secara keseluruhan berjumlah 107 spesies, 54 genus dan 22 famili (Tabel 29). Kelompok famili utama (mayor) terdiri dari 54 spesies, 32 genus dan 15 famili, kelompok target terdiri dari 49 spesies, 20 genus 6 famili dan kelompok indikator terdiri dari 4 spesies, 2 genus dan 1 famili. Jenis-jenis ikan karang yang tertangkap pada alat tangkap bubu dapat dilihat pada Gambar 35 dan Lampiran 16. Chaetodon kleinii Apogon kallopterus Acanthurus nigricans Scarus ghobban Abudefduf bengalensis Chrysiptera talboti Sufflamen chrysopterus Balistapus undulatus Ctenochaetus striatus Sumber : Kuiter 1992 Gambar 35 Beberapa jenis ikan karang hasil tangkapan bubu. Jenis ikan karang yang tertangkap pada bubu rumpon kecil lokasi L1 pada waktu penangkapan malam hari berjumlah 32 spesies, 23 genus dan 14 famili, sedangkan pada waktu penangkapan siang hari berjumlah 23 spesies, 20 genus dan 13 famili. Bubu rumpon besar lokasi L1 pada waktu penangkapan malam hari berjumlah 21 spesies, 16 genus dan 14 famili, sedangkan pada siang hari berjumlah 33 spesies, 22 genus dan 12 famili. Bubu tanpa rumpon lokasi L1 pada

8 146 No waktu penangkapan malam hari berjumlah 31 spesies, 19 genus dan 12 famili, sedangkan pada siang hari berjumlah 23 spesies, 15 genus dan 11 famili. Tabel 29 Jenis dan sebaran hasil tangkapan bubu dioperasikan bersama rumpon dan tanpa rumpon di lokasi L1 dan L2 Kelompok Ikan/Famili/Jenis Lokasi L1 Lokasi L2 Ikan BRK BRB BTR BRK BRB BTR I. Kelompok Famili Utama/Mayor POMACENTRIDAE 1 Chromis ternatensis C. ovalis C. lepidolepis Chrysiptera talboti Amblyglyphidodon curacao Dascyllus aruanus D. albisella Abudefduf sordidus A. bengalensis Pomacentrus moluccensis Stegastes fasciolatus Plectroglyphidodon lacrymatus POMACANTHIDAE 1 Centropyge heraldi C. bicolor C. vroliki C. tibicens Chaetodontoplus mesoleucus APOGONIDAE 1 Cheilodipterus macrodon C. quinquelineatus Apogon kallopterus A. bandanensis A. aureus A. hartzfeldi A. compressus A. fraenatus TETRAODONTIDAE 1 Canthigaster valentini C. solandri C. bennetti Arothron stellatus MONACANTHIDAE 1 Cantherhines pardalis C. fronticinthus Paraluterus prionurus Pervagor aspricaudus

9 147 No Tabel 29 (Lanjutan) Kelompok Ikan/Famili/Jenis Lokasi L1 Lokasi L2 Ikan BRK BRB BTR BRK BRB BTR SCARIDAE 1 Calatomus spinidens Scarus ghobban S. schlegeli S. pyrrhurus S. flavipectoralis S. sordidus BLENIIDAE 1 Meiacanthus grammistes OSTRACIIDAE 1 Ostracion sp CIRRITHIDAE 1 Cirrhitichtys sp BALISTIDAE 1 Balistapus undulatus Sufflamen chrysopterus CAESIONIDAE 1 Pterocaesio tile P. diagramma EPHIPPIDIDAE 1 Platax sp HOLOCENTRIDAE 1 Sargocentron rubrum Myripristis kuntee M. melanostictus Myripristis sp Ostichthys kaianus PSEUDOCHROMIDAE 1 Pseudochromis macrurus AULOSTOMIDAE 1 Aulostomus sinensis II Kelompok Target ACANTHURIDAE 1 Ctenochaetus striatus Acanthurus bariena A. mata A. xanthopterus A. nigricans Zebrasoma scopas Naso tuberosus

10 148 No Tabel 29 (Lanjutan) Kelompok Ikan/Famili/Jenis Lokasi L1 Lokasi L2 Ikan BRK BRB BTR BRK BRB BTR SERRANIDAE 1 Epinephelus polyphekadion E. microdon E. fasciatus E. merra E. caeroleopunctatus E. hexagonatus E. tauvina Cephalopolis miniata C. orgus C. boenak LABRIDAE 1 Thalassoma lunare Hologymnosus doliatus Hologymnosus sp Cheilinus diagrammus C. chlorurus C. trilobatus C. bimaculatus C. lunulatus C. orientalis Halichoeres melanurus H. nebulosus H. ornatissimus Halichoeres sp Xiphocheilus typus Bodianus diana Chaerodon sp Cheilo inermis SIGANIDAE 1 Siganus punctatus S. stellatus S. doliatus S. argenteus S. rivulatus S. canaliculatus S. corallinus S. guttatus S. vulpinus S. luridus

11 149 No Tabel 29 (Lanjutan) Kelompok Ikan/Famili/Jenis Lokasi L1 Lokasi L2 Ikan BRK BRB BTR BRK BRB BTR LETHRINIDAE 1 Lethrinus semicinctus Lethrinus variegatus L. ornatus MULLIDAE 1 Parupeneus barberinoides Upeneus multifasciatus III Kelompok Indikator CHAETODONTIDAE 1 Chaetodon kleinii C. mertensii C. melanotus Coradion chrysozonus Keterangan : + : ada ; - : tidak ada. Selanjutnya jenis ikan karang yang tertangkap pada bubu rumpon kecil lokasi L2 pada waktu penangkapan malam hari berjumlah 18 spesies, 13 genus dan 10 famili, sedangkan pada siang hari berjumlah 20 spesies, 16 genus dan 11 famili. Bubu rumpon besar lokasi L2 pada waktu penangkapan malam hari berjumlah 32 spesies, 22 genus dan 13 famili, sedangkan pada siang hari berjumlah 24 spesies, 15 genus dan 13 famili. Bubu tanpa rumpon lokasi L2 pada waktu penangkapan malam hari berjumlah 29 spesies, 14 genus dan 14 famili, sedangkan pada siang hari berjumlah 26 spesies, 16 genus dan 13 famili. Jumlah individu ikan karang yang tertangkap pada alat tangkap bubu secara keseluruhan berjumlah 794 individu. Jumlah individu ikan karang yang tertangkap pada alat tangkap bubu dioperasikan bersama rumpon dan tanpa rumpon di lokasi L1 dan L2 disajikan pada Tabel 30 dan 31.

12 150 Tabel 30 Jenis dan jumlah hasil tangkapan bubu dioperasikan bersama rumpon dan tanpa rumpon di lokasi L1 No Kelompok BRK 1 BRB 1 BTR 1 Ikan/Famili/Jenis Ikan Malam Siang Malam Siang Malam Siang Jlh % Jlh % Jlh % Jlh % Jlh % Jlh % I. Famili utama (mayor) POMACENTRIDAE 1 Chromis ternatensis 1 1,0 1 1, C. ovalis 3 4, ,0 2 3, C. lepidolepis 2 3, ,0 2 3,0 1 2,0 1 2,0 4 Chrysiptera talboti 1 1,0 2 3, , Amblyglyphidodon 1 1, ,0 1 1, curacao 6 Dascyllus albisella , Abudefduf sordidus , A. bengalensis , Pomacentrus , moluccensis 10 Plectroglyphidodon ,0 - - lacrymatus POMACANTHIDAE 1 Centropyge bicolor 1 1,0 1 1, , ,0 2 C. vroliki , C. tibicens 1 1, ,0 4 Chaetodontoplus , mesoleucus APOGONIDAE 1 Cheilodipterus macrodon 2 3, C. quinquelineatus ,0 3 Apogon kallopterus 1 1, A. bandanensis 1 1, A. aureus 4 5, ,0 1 1,0 1 2, A. hartzfeldi 2 3, TETRAODONTIDAE 1 Canthigaster valentini 1 1,0 2 3, ,0 1 2, C. solandri ,0 1 2,0 4 5,0 3 5, C. bennetti , Arothron stellatus 1 1, MONACANTHIDAE 1 Cantherhines pardalis 2 3,0 2 3,0 3 5,0 1 1, ,0 2 C. fronticinthus Paraluterus prionurus , Pervagor aspricaudus ,0 SCARIDAE 1 Calatomus spinidens 1 1, , Scarus ghobban 5 7,0 6 8, , , ,0 3 S. schlegeli , , ,0 BLENIIDAE 1 Meiacanthus grammistes 1 1,0 1 1, OSTRACIIDAE 1 Ostracion sp ,

13 151 Tabel 30 (Lanjutan) No Kelompok BRK 1 BRB 1 BTR 1 Ikan/Famili/Jenis Ikan Malam Siang Malam Siang Malam Siang Jlh % Jlh % Jlh % Jlh % Jlh % Jlh % CIRRITHIDAE 1 Cirrhitichtys sp 1 1, BALISTIDAE 1 Balistapus undulatus , ,0 CAESIONIDAE 1 P. diagramma 1 1, EPHIPPIDIDAE 1 Platax sp , HOLOCENTRIDAE 1 Sargocentron rubrum , , Myripristis sp , Ostichthys kaianus PSEUDOCHROMIDAE 1 Pseudochromis ,0 1 2,0 macrurus ACANTHURIDAE 1 Ctenochaetus striatus 11 15, , ,0 6 8,0 5 8,0 7 13,0 2 Acanthurus bariena 3 4,0 1 1,0 1 2,0 2 3,0 2 3, A. mata , , A. xanthopterus , A. nigricans ,0 6 Zebrasoma scopas , SERRANIDAE 1 Epinephelus polyphekadion 1 1, E. microdon 1 1, E. fasciatus , E. merra ,0 1 2, E. caeroleopunctatus , E. tauvina , Cephalopolis miniata ,0 1 1, LABRIDAE 1 Thalassoma lunare 1 1,0 1 1, , Hologymnosus doliatus , Hologymnosus sp 1 1, , Cheilinus diagrammus 3 4, ,0 1 2,0 5 9,0 5 C. chlorurus 2 3,0 1 1, ,0 3 6,0 6 C. trilobatus 1 1,0 2 3, ,0 4 6,0 4 7,0 7 C. bimaculatus , ,0 8 C. lunulatus , C. orientalis , Halichoeres melanurus , H. nebulosus , H. ornatissimus , Halichoeres sp , ,0 14 Xiphocheilus typus , Bodianus diana 1 1,0 1 1, Chaerodon sp ,0 - - SIGANIDAE 1 Siganus punctatus 2 3,0 1 1, , ,0 2 S. stellatus , ,0

14 152 Tabel 30 (Lanjutan) No Kelompok BRK 1 BRB 1 BTR 1 Ikan/Famili/Jenis Ikan Malam Siang Malam Siang Malam Siang Jlh % Jlh % Jlh % Jlh % Jlh % Jlh % 3 S. doliatus , S. argenteus , ,0 5 S. rivulatus , S. canaliculatus ,0 7 S. corallinus , S. luridus , LETHRINIDAE 1 Lethrinus semicinctus ,0 - - MULLIDAE 1 Parupeneus , barberinoides CHAETODONTIDAE 1 Chaetodon kleinii 13 18, ,0 5 8,0 7 9, ,0 9 17,0 2 C. mertensii , C. melanotus , Coradion chrysozonus , Total Keterangan : BRK : Bubu rumpon kecil; BRB : Bubu rumpon besar, BTR: Bubu tanpa rumpon. Jenis ikan karang yang tertangkap dalam jumlah terbanyak di bubu rumpon kecil lokasi L1 pada waktu penangkapan malam hari adalah Chaetodon kleinii sebanyak 13 individu (18 %), sedangkan siang hari sebanyak 20 individu (29 %), kemudian Ctenochaetus striatus pada malam hari sebanyak 11 individu (15%) dan siang hari sebanyak 18 individu (26%), dan diikuti jenis lain. Bubu rumpon besar lokasi L1 pada waktu penangkapan malam hari adalah Ctenochaetus striatus sebanyak 20 individu (30%), sedangkan siang hari sebanyak 6 individu (8%), kemudian Scarus ghobban pada malam hari sebanyak 11 individu (17%) dan siang hari sebanyak 12 individu (15%), dan diikuti jenis lain. Bubu tanpa rumpon lokasi L1 pada waktu penangkapan malam hari adalah Chaetodon kleinii sebanyak 11 individu (17%), sedangkan siang hari sebanyak 9 individu (17%), kemudian Ctenochaetus striatus pada malam hari sebanyak 5 individu (14%) dan siang hari sebanyak 7 individu (13%), dan diikuti jenis lain. Selanjutnya jenis ikan yang tertangkap dalam jumlah terbanyak di bubu rumpon kecil lokasi L2 pada waktu penangkapan malam hari adalah Chaetodon kleinii sebanyak 8 individu (21%), sedangkan siang hari sebanyak 13 individu (19%), kemudian Cheilinus bimaculatus pada malam hari sebanyak 4 individu (10%), Scarus ghobban pada siang hari sebanyak 6 individu (9%) dan diikuti

15 153 jenis lain. Bubu rumpon besar lokasi L2 pada waktu penangkapan malam hari adalah Chaetodon kleinii sebanyak 5 individu (8%), sedangkan siang hari sebanyak 9 individu (14%), kemudian Cheilinus diagrammus pada malam hari sebanyak 5 individu (8%) dan siang hari sebanyak 6 individu (9%), dan diikuti jenis lain. Bubu tanpa rumpon di lokasi L2 pada waktu penangkapan malam hari adalah Chaetodon kleinii sebanyak 8 individu (14%), sedangkan siang hari sebanyak 21 individu (21%), kemudian Siganus punctatus pada malam hari sebanyak 6 individu (11%) dan siang hari sebanyak 6 individu (6%), dan diikuti jenis lain. Dari data ini terlihat bahwa ikan karang yang mendominasi hasil tangkapan bubu rumpon kecil dan bubu tanpa rumpon di lokasi L1 adalah Chaetodon kleinii, sedangkan pada bubu rumpon besar di lokasi L1 di dominasi oleh Ctenochaetus striatus. Selanjutnya ikan karang yang mendominasi hasil tangkapan bubu yang dioperasikan bersama rumpon dan tanpa rumpon di lokasi L2 adalah Chaetodon kleinii. Dari keseluruhan jenis ikan yang tertangkap pada alat tangkap bubu terlihat bahwa ikan yang dominan tertangkap adalah Chaetodon kleinii, kemudian Ctenochaetus striatus, dan diikuti oleh jenis lainn. Total jumlah ikan karang yang tertangkap selama 24 kali trip penangkapan terbanyak pada lokasi L1 yakni pada bubu rumpon besar, kemudian bubu rumpon kecil dan terendah pada bubu tanpa rumpon. Selanjutnya total ikan karang yang tertangkap dalam jumlah terbanyak pada lokasi L2 yakni bubu tanpa rumpon, kemudian bubu rumpon besar dan terendah pada bubu rumpon kecil. Perbedaan ini karena ada beberapa jenis ikan karang yang biasanya tertangkap dalam jumlah banyak seperti Chaetodon kleinii, Ctenohaetus striatus, Scarus ghobban, dan Cheilinus diagrammus.

16 154 Tabel 31 Jenis dan jumlah hasil tangkapan bubu dioperasikan bersama rumpon dan tanpa rumpon di lokasi L2 No Kelompok BRK 2 BRB 2 BTR 2 Ikan/Famili/Jenis Malam Siang Malam Siang Malam Siang Ikan Jlh % Jlh % Jlh % Jlh % Jlh % Jlh % I. Famili utama (mayor) POMACENTRIDAE 1 Chromis ternatensis , C. ovalis ,0 2 3, Chrysiptera talboti 1 3,0 9 13,0 3 5,0 3 5,0 3 5,0 2 2,0 4 Amblyglyphidodon , ,0 3 3,0 curacao 5 Dascyllus aruanus ,0 Abudefduf sordidus , A. bengalensis Pomacentrus , ,0 - - moluccensis 9 Stegastes fasciolatus ,0 POMACANTHIDAE 1 Centropyge bicolor ,0 4 6,0 1 2,0 4 4,0 2 C. tibicens ,0 1 2, ,0 4 4,0 APOGONIDAE 1 Cheilodipterus quinquelineatus ,0 1 2,0 2 4,0 4 4,0 2 Apogon kallopterus 3 8, ,0 1 2,0 1 2, A. bandanensis 1 3, A. aureus ,43 5 8,0 3 5, A. hartzfeldi , A. compressus 1 3, , A. fraenatus ,0 - - TETRAODONTIDAE 1 Canthigaster valentini ,0 1 2, C. solandri 1 3, Arothron stellatus , ,0 MONACANTHIDAE 1 Cantherhines pardalis 2 5,0 4 6,0 2 3, , C. fronticinthus ,0 1 1,0 SCARIDAE 1 Scarus ghobban 1 3,0 6 9,0 2 3,0 4 6,0 3 5,0 3 3,0 2 S. schlegeli - 1 1, , S. pyrrhurus 2 5, , ,0 4 S. flavipectoralis , S. sordidus , CIRRITHIDAE 1 Cirrhitichtys sp ,0 2 3,0 1 2,0 - - BALISTIDAE 1 Balistapus undulatus , , Sufflamen , chrysopterus CAESIONIDAE 1 Pterocaeiso tile ,0

17 155 Tabel 31 (Lanjutan) No Kelompok BRK 2 BRB 2 BTR 2 Ikan/Famili/Jenis Malam Siang Malam Siang Malam Siang Ikan Jlh % Jlh % Jlh % Jlh % Jlh % Jlh % HOLOCENTRIDAE 1 Sargocentron rubrum , Myripristis kuntee , M. melanostictus , Myripristis sp 2 5, , , Ostichthys kaianus 2 5, ACANTHURIDAE 1 Ctenochaetus striatus 3 8,0 3 4,0 2 3,0 5 8,0 4 7,0 7 7,0 2 Acanthurus bariena ,0 2 3, Naso tuberosus , SERRANIDAE 3 Epinephelus , fasciatus 4 E. merra ,0 2 3,0 7 11,0 2 4,0 4 4,0 5 E. caeroleopunctatus , Cephalopolis miniata ,0 1 6, C. orgus , , C. boenak , LABRIDAE 1 Thalassoma lunare ,0 1 1,0 2 Hologymnosus 1 3, doliatus 3 Hologymnosus sp Cheilinus 3 8,0 3 4,0 5 8,0 6 10,0 1 2,0 1 1,0 diagrammus 5 C. chlorurus ,0 1 2,0 2 3, C. trilobatus , ,0 7 C. bimaculatus 4 10, ,0 2 3, Halichoeres sp , Cheilo inermis ,0 - - SIGANIDAE 1 Siganus punctatus 2 5,0 5 7, ,0 6 11,0 6 6,0 2 S. stellatus , ,0 3 S. doliatus , , S. argenteus ,0 1 2, ,0 5 S. rivulatus S. corallinus 1 3, S. vulpinus ,0 8 S. luridus , S. guttatus , LETHRINIDAE 1 Lethrinus semicinctus ,0 5 5,0 2 Lethrinus variegatus ,0 CHAETODONTIDAE 1 Chaetodon kleinii 8 21, ,0 5 8,0 9 14,0 8 14, ,0 Total Keterangan : BRK : Bubu rumpon kecil; BRB : Bubu rumpon besar, BTR: Bubu tanpa rumpon.

18 156 Kelompok ikan karang yang dominan tertangkap pada alat tangkap bubu adalah kelompok target (43%), bila dibandingkan dengan kelompok utama (mayor) (40%) dan indikator (17%) (Tabel 32). Tabel 32 Jumlah total kelompok ikan karang yang tertangkap pada alat tangkap bubu dioperasikan bersama rumpon dan tanpa rumpon di lokasi L1 dan L2 Kelompok ikan Famili utama (Mayor) L1 Lokasi BRK BRB BTR BRK BRB BTR M S M S M S M S M S M S L2 Total Proporsi Target Indikator Total Keterangan : M : Malam; S : Siang. (%) Kisaran panjang ikan karang Jenis-jenis ikan karang yang tertangkap pada alat tangkap bubu sangat bervariasi tergantung jenis dan ukuran (Lampiran 17). Jenis-jenis ikan karang yang tertangkap dengan ukuran terpanjang adalah Cephalopolis miniata sebesar 75,0 cm, kemudian diikuti oleh Aulostomus sinensis, Epinephelus caeroleopunctatus, Acanthurus nigricans, Scarus ghobban, Ctenochaetus striatus, dan diikuti oleh jenis lainnya. Kisaran panjang ikan setiap famili ikan karang disajikan pada Tabel 33. Tabel 33 Kisaran panjang famili ikan karang yang tertangkap pada alat tangkap bubu Famili Kisaran panjang(cm) Keterangan Pomacentridae 3,5 20,0 Ikan muda dan dewasa Pomacanthidae 5,7 14,0 Ikan muda dan dewasa Apogonidae 6,5 11,7 Ikan muda dan dewasa Tetraodontidae 6,5 26,5 Ikan muda dan dewasa Monacanthidae 5,2 22,1 Ikan muda dan dewasa Scaridae 4,0 27,5 Ikan muda dan dewasa Pseudochromidae 14,5 24,0 Ikan muda dan dewasa Bleniidae 6,0 8,0 Ikan muda Balistidae 9,8 21,0 Ikan muda dan dewasa

19 157 Tabel 33 (Lanjutan) Famili Kisaran panjang(cm) Keterangan Ostraciidae 10,0 Ikan muda Cirrhitidae 6,3-11,3 Ikan muda dan dewasa Caesionidae 13,5 16,4 Ikan muda Holocentridae 5,6 18,0 Ikan muda dan dewasa Aulostomidae 39,0 Ikan dewasa Acanthuridae 3,7 34,5 Ikan muda dan dewasa Serranidae 12,5 75,0 Ikan muda dan dewasa Labridae 3,5 29,9 Ikan muda dan dewasa Siganidae 6,6 25,2 Ikan muda dan dewasa Lethrinidae 9,5 27,0 Ikan muda dan dewasa Mullidae 13,1 19,6 Ikan muda dan dewasa Chaetodontidae 3,0 14,9 Ikan muda dan dewasa Dari keseluruhan jenis ikan karang yang tertangkap terlihat bahwa ada beberapa jenis ikan tertangkap dengan ukuran bervariasi pada ukuran masih muda sampai dewasa. Dengan demikian ada terjadi akumulasi ikan-ikan di rumpon. Mengingat karena dalam penelitian ini uji coba penangkapan hanya dilakukan selama sebulan, maka variasi ukuran ikan yang tertangkap lebih banyak didominasi oleh ikan-ikan ukuran kecil atau masih muda bila dibandingkan dengan ikan ukuran dewasa. Seperti dikemukan dalam berbagai teori bahwa bila rumpon di pasang di perairan maka awalnya akan hadir ikan-ikan berukuran kecil atau masih mudah, dan setelah itu hadir ikan-ikan berukuran besar. Variasi ukuran ikan yang tertangkap pada alat tangkap bubu sangat ditentukan oleh proses kolonisasi dan suksesi terhadap ikan karang yang hadir di rumpon dan bubu. Pada dasarnya ukuran panjang tubuh ikan karang tidak seragam seperti kelompok ikan lainnya. Ketiga kelompok ikan karang baik kelompok famili utama (mayor), kelompok target dan indikator ternyata memiliki ukuran tubuh bervariasi. Pada famili Pomacentridae (famili utama) umumnya ukuran ikannya relatif kecil, begitu juga pada famili Chaetodontidae (kelompok indikator). Namun beberapa famili ikan dari kelompok target mempunyai ukuran tubuh lebih panjang terutama dari famili Serranidae, Aulostomidae, Acanthuridae, Scaridae dan jenis famili lainnya. Dari ketiga kelompok ikan yang tertangkap ternyata ikan dari kelompok target mempunyai ukuran tubuh lebih panjang dibandingkan dengan kelompok famili utama(mayor) dan kelompok indikator.

20 Kelimpahan ikan karang Kelimpahan ikan karang yang tertangkap pada alat tangkap bubu dioperasikan bersama rumpon dan tanpa rumpon di lokasi L1 dan L2 dapat dilihat pada Tabel 34 dan Tabel 35. Tabel 34 Kelimpahan hasil tangkapan bubu dioperasikan bersama rumpon dan tanpa rumpon di lokasi L1 No Kelompok BRK 1 BRB 1 BTR 1 Ikan/Famili/Jenis Ikan Malam Siang Malam Siang Malam Siang Jlh N Jlh N Jlh N Jlh N Jlh N Jlh N I. Famili utama (mayor) POMACENTRIDAE 1 Chromis ternatensis 1 2,0 1 2, C. ovalis 3 6, ,0 2 4, C. lepidolepis 2 4, ,0 2 4,0 1 2,0 1 2,0 4 Chrysiptera talboti 1 2,0 2 4, , Amblyglyphidodon 1 2, ,0 1 2, curacao 6 Dascyllus albisella , Abudefduf sordidus , A. bengalensis , Pomacentrus , moluccensis 10 Plectroglyphidodon ,0 - - lacrymatus POMACANTHIDAE 1 Centropyge bicolor 1 2,0 1 2, , ,0 2 C. vroliki , C. tibicens 1 2, ,0 4 Chaetodontoplus , mesoleucus APOGONIDAE 1 Cheilodipterus 2 4, macrodon 2 C. quinquelineatus ,0 3 Apogon kallopterus 1 2, A. bandanensis 1 2, A. aureus 4 8, ,0 1 2,0 1 2, A. hartzfeldi 2 4, TETRAODONTIDAE 1 Canthigaster valentini 1 2,0 2 4, ,0 1 2, C. solandri ,0 1 2,0 4 8,0 3 6, C. bennetti , Arothron stellatus 1 2, MONACANTHIDAE 1 Cantherhines pardalis 2 4,0 2 4,0 3 6,0 1 2, ,0 2 C. fronticinthus Paraluterus prionurus , Pervagor aspricaudus ,0 SCARIDAE 1 Calatomus spinidens 1 2, , Scarus ghobban 5 10,0 6 12, , , ,0 3 S. schlegeli , , ,0

21 159 No Tabel 34 (Lanjutan) Kelompok Ikan/Famili/Jenis Ikan BLENIIDAE 1 Meiacanthus grammistes BRK 1 BRB 1 BTR 1 Malam Siang Malam Siang Malam Siang Jlh N Jlh N Jlh N Jlh N Jlh N Jlh N 1 2,0 1 2, OSTRACIIDAE 1 Ostracion sp , CIRRITHIDAE 1 Cirrhitichtys sp 1 2, BALISTIDAE 1 Balistapus undulatus , ,0 CAESIONIDAE 1 Pterocaesio diagramma 1 2, EPHIPPIDIDAE 1 Platax sp , HOLOCENTRIDAE 1 Sargocentron rubrum , , Myripristis sp , Ostichthys kaianus PSEUDOCHROMIDAE 1 Pseudochromis macrurus ,0 1 2,0 ACANTHURIDAE 1 Ctenochaetus striatus 11 22, , ,0 6 12,0 5 10,0 7 14,0 2 Acanthurus bariena 3 6,0 1 2,0 1 2,0 2 4,0 2 4, A. mata , , A. xanthopterus , A. nigricans ,0 6 Zebrasoma scopas , SERRANIDAE 1 Epinephelus polyphekadion 1 2, E. microdon 1 2, E. fasciatus , E. merra ,0 1 2, E. caeroleopunctatus , E. tauvina , Cephalopolis miniata ,0 1 2, LABRIDAE 1 Thalassoma lunare 1 2,0 1 2, , Hologymnosus doliatus , Hologymnosus sp 1 2, , Cheilinus diagrammus 3 6, ,0 1 2,0 5 10,0 5 C. chlorurus 2 4,0 1 2, ,0 3 6,0 6 C. trilobatus 1 2,0 2 4, ,0 4 8,0 4 8,0 7 C. bimaculatus , ,0 8 C. lunulatus , C. orientalis , Halichoeres melanurus , H. nebulosus , H. ornatissimus , Halichoeres sp , ,0

22 160 Tabel 34 (Lanjutan) No Kelompok BRK 1 BRB 1 BTR 1 Ikan/Famili/Jenis Ikan Malam Siang Malam Siang Malam Siang Jlh N Jlh N Jlh N Jlh N Jlh N Jlh N 14 Xiphocheilus typus , Bodianus diana 1 2,0 1 2, Chaerodon sp ,0 - - SIGANIDAE 1 Siganus punctatus 2 4,0 1 2, , ,0 2 S. stellatus , ,0 3 S. doliatus , S. argenteus , ,0 5 S. rivulatus , S. canaliculatus ,0 7 S. corallinus , S. luridus , LETHRINIDAE 1 Lethrinus semicinctus ,0 - - MULLIDAE 1 Parupeneus , barberinoides CHAETODONTIDAE 1 Chaetodon kleinii 13 26, ,0 5 10,0 7 14, ,0 9 18,0 2 C. mertensii , C. melanotus , Coradion chrysozonus , Total Keterangan : N = Kelimpahan; BRK : Bubu rumpon kecil; BRB : Bubu rumpon besar, BTR: Bubu tanpa rumpon.

23 161 Tebel 35 Kelimpahan hasil tangkapan bubu dioperasikan bersama rumpon dan tanpa rumpon di lokasi L2 No Kelompok BRK 2 BRB 2 BTR 2 Ikan/Famili/Jenis Ikan Malam Siang Malam Siang Malam Siang Jlh N Jlh N Jlh N Jlh N Jlh N Jlh N I. Famili utama (mayor) POMACENTRIDAE 1 Chromis ternatensis , C.ovalis ,0 2 4, C. lepidolepis Chrysiptera talboti 1 2,0 9 18,0 3 6,0 3 6,0 3 6,0 2 4,0 5 Amblyglyphidodon , ,0 3 6,0 curacao 6 Dascyllus aruanus ,0 7 Abudefduf sordidus , A. bengalensis Pomacentrus , ,0 - - moluccensis 10 Stegastes fasciolatus ,0 POMACANTHIDAE 1 Centropyge bicolor ,0 4 8,0 1 2,0 4 8,0 2 C. tibicens ,0 1 2, ,0 4 8,0 APOGONIDAE 1 Cheilodipterus quinquelineatus ,0 1 2,0 2 4,0 4 8,0 2 Apogon kallopterus 3 6, ,0 1 2,0 1 2, A. bandanensis 1 2, A. aureus ,0 5 10,0 3 6, A. hartzfeldi , A. compressus 1 2, , A. fraenatus ,0 - - TETRAODONTIDAE 1 Canthigaster valentini ,0 1 2, C. solandri 1 2, Arothron stellatus , ,0 MONACANTHIDAE 1 Cantherhines pardalis 2 4,0 4 8,0 2 4, , C. fronticinthus ,0 1 2,0 SCARIDAE 1 Scarus ghobban 1 2,0 6 12,0 2 4,0 4 8,0 3 6,0 3 6,0 2 S. schlegeli , , S. pyrrhurus 2 4, , ,0 4 S. flavipectoralis , S. sordidus , CIRRITHIDAE 1 Cirrhitichtys sp ,0 2 4,0 1 2,0 - - BALISTIDAE 1 Balistapus undulatus , , Sufflamen chrysopterus , CAESIONIDAE 1 Pterocaeiso tile ,0

24 162 Tabel 35 (Lanjutan) No Kelompok BRK 2 BRB 2 BTR 2 Ikan/Famili/Jenis Ikan Malam Siang Malam Siang Malam Siang Jlh N Jlh N Jlh N Jlh N Jlh N Jlh N HOLOCENTRIDAE 1 Sargocentron rubrum , Myripristis kuntee , M. melanostictus , Myripristis sp 2 4, , , Ostichthys kaianus 2 4, ACANTHURIDAE 1 Ctenochaetus striatus 3 6,0 3 6,0 2 4,0 5 10,0 4 8,0 7 14,0 2 Acanthurus bariena ,0 2 4, Naso tuberosus , SERRANIDAE 3 Epinephelus fasciatus , E. merra ,0 2 4,0 7 14,0 2 4,0 4 8,0 5 E. caeroleopunctatus , Cephalopolis miniata ,0 1 2, C. orgus , C. boenak , ,0 - - LABRIDAE 1 Thalassoma lunare ,0 1 2,0 2 Hologymnosus doliatus 1 2, Cheilinus diagrammus 3 6,0 3 6,0 5 10,0 6 12,0 1 2,0 1 2,0 4 C. chlorurus ,0 1 2,0 2 4, C. trilobatus , ,0 6 C. bimaculatus 4 8, ,0 2 4, Halichoeres sp , Cheilo inermis ,0 - - SIGANIDAE 1 Siganus punctatus 2 4,0 5 10, ,0 6 12,0 6 12,0 2 S. stellatus , ,0 3 S. doliatus , , S. argenteus ,0 1 2, ,0 5 S. rivulatus S. corallinus 1 2, S. vulpinus ,0 8 S. luridus , LETHRINIDAE 1 Lethrinus semicinctus ,0 5 10,0 2 Lethrinus variegatus ,0 CHAETODONTIDAE 1 Chaetodon kleinii 8 16, ,0 5 10,0 9 18,0 8 16, ,0 Total Keterangan : N = Kelimpahan; BRK : Bubu rumpon kecil; BRB : Bubu rumpon besar, BTR: Bubu tanpa rumpon. Jenis ikan karang yang memiliki kelimpahan tertinggi di bubu rumpon kecil lokasi L1 pada waktu penangkapan malam hari adalah Chaetodon kleinii sebanyak 26,0 ind/m 2, sedangkan siang hari sebanyak 40,0 ind/m 2, Ctenochaetus striatus pada malam hari sebanyak 22,0 ind/m 2 kemudian dan siang hari sebanyak 36,0 ind/m 2, dan diikuti jenis lain. Jenis ikan karang yang memiliki

25 163 kelimpahan tertinggi di bubu rumpon besar lokasi L1 pada waktu penangkapan malam hari adalah Ctenochaetus striatus sebanyak 40,0 ind/m 2, sedangkan siang hari sebanyak 12,0 ind/m 2, kemudian Scarus ghobban pada malam hari sebanyak 22,0 ind/m 2 dan siang hari sebanyak 24,0 ind/m 2, dan diikuti jenis lain. Jenis ikan karang yang memiliki kelimpahan tertinggi di bubu tanpa rumpon di lokasi L1 pada waktu penangkapan malam hari adalah Chaetodon kleinii sebanyak 22,0 ind/m 2, sedangkan siang hari sebanyak 18,0 ind/m 2, kemudian Ctenochaetus striatus pada malam hari sebanyak 10,0 ind/m 2 dan siang hari sebanyak 14,0 ind/m 2, dan diikuti jenis lain. Berikut ini disajikan sebaran kelimpahan setiap genus ikan karang pada alat tangkap bubu yang dioperasikan bersama rumpon dan tanpa rumpon di lokasi L1 (Gambar 36, 37 dan 38). Gambar 36 menunjukkan bahwa genus ikan karang yang memiliki kelimpahan tertinggi di bubu rumpon kecil lokasi L1 pada penangkapan malam hari adalah Chaetodon, kemudian Ctenochaetus dan diikuti genus lain, sedangkan pada penangkapan siang hari di dominasi oleh genus Chaetodon, kemudian Ctenochaetus dan diikuti genus lain. Gambar 37 menunjukkan bahwa genus ikan karang yang memiliki kelimpahan tertinggi di bubu rumpon besar lokasi L1 pada penangkapan malam hari adalah Ctenochaetus, kemudian Scarus dan diikuti genus lain, sedangkan pada penangkapan siang hari di dominasi oleh genus Scarus, kemudian Chaetodon dan diikuti genus lain. Gambar 38 menunjukkan bahwa genus ikan karang yang memiliki kelimpahan tertinggi di bubu tanpa rumpon lokasi L1 pada penangkapan malam hari adalah Chaetodon, kemudian Cheilinus dan diikuti genus lain, sedangkan pada penangkapan siang hari di dominasi oleh Cheilinus, kemudian Chaetodon dan diikuti genus lain.

26 164 BRK 1 Malam BRK 1 Siang Nilai Kelimpahan Chromis Chrysiptera Amblyglyphidodon Centropyge Dascyllus Cheilodipterus Abudefduf Apogon Canthigaster Arothron Cantherhines Calatomus Scarus Meiacanthus Ostracion Cirrhitichtys Pterocaesio Ctenochaetus Acanthurus Epinephelus Thalassoma Hologymnosus Cheilinus Bodianus Siganus Parupeneu Chaetodon Gambar 36 Sebaran kelimpahan setiap genus ikan karang hasil tangkapan bubu rumpon kecil di lokasi L1.

27 165 BRK 1 Malam BRK 1 Siang Nilai Kelimpahan Chromis Chrysiptera Amblyglyphidodon Apogon Canthigaster Cantherhines Scarus Balistapus Abudefduf Pomacentrus Centropyge Chaetodontoplus Sargocentron Ctenochaetus Paraluterus Acanthurus Platax Zebrasoma Epinephelus Cephalopolis Cheilinus Halichoeres Xiphocheilus Siganus Chaetodon Gambar 37 Sebaran kelimpahan setiap genus ikan karang hasil tangkapan bubu rumpon besar di lokasi L1.

28 166 BRK 1 Malam BRK 1 Siang Nilai Kelimpahan Chromis Plectroglyphidodon Centropyge Chaetodontoplus Apogon Cheilodipterus Canthigaster Cantherhines Pervagor Calatomus Scarus Balistapus Sargocentron Myripristis Pseudochromis Ctenochaetus Acanthurus Epinephelus Thalassoma Hologymnosus Cheilinus Holichoeres Chaerodon Siganus Lethrinus Chaetodon Gambar 38 Sebaran kelimpahan setiap genus ikan karang hasil penangkapan bubu tanpa rumpon di lokasi L1.

29 167 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa genus ikan karang yang memiliki kelimpahan tertinggi pada alat tangkap bubu dioperasikan bersama rumpon dan tanpa rumpon di lokasi L1 pada penangkapan malam hari di dominasi oleh Chaetodon, Ctenochaetus, Scarus dan Cheilinus, kemudian diikuti genus lain, sedangkan penangkapan siang hari di dominasi oleh Chaetodon, Ctenochaetus, Scarus, dan Cheilinus, kemudian diikuti genus lain. Selanjutnya jenis ikan karang yang memiliki kelimpahan tertinggi di bubu rumpon kecil lokasi L2 pada waktu penangkapan malam dari adalah Chaetodon kleinii sebanyak 16,0 ind/m 2, sedangkan siang hari sebanyak 26,0 ind/m 2, kemudian Scarus ghobban pada malam hari sebanyak 2,0 ind/m 2 dan siang hari sebanyak 12,0 ind/m 2, dan diikuti jenis lain. Jenis ikan karang yang memiliki kelimpahan tertinggi di bubu rumpon besar lokasi L2 pada waktu penangkapan malam hari adalah Chaetodon kleinii sebanyak 10,0 ind/m 2, sedangkan siang hari sebanyak 18,0 ind/m 2, kemudian Cheilinus diagrammus pada siang hari sebanyak 10,0 ind/m 2 dan malam hari sebanyak12,0 ind/m 2, Apogon aureus pada malam hari sebanyak 10,0 ind/m 2 dan siang hari sebanyak 6,0 ind/m 2, dan diikuti jenis lain. Selanjutnya jenis ikan karang yang memiliki kelimpahan tertinggi di bubu tanpa rumpon lokasi L2 pada waktu penangkapan malam hari adalah Chaetodon kleinii sebanyak 16,0 ind/m 2, sedangkan siang hari sebanyak 42,0 ind/m 2, kemudian Siganus punctatus pada malam hari sebanyak 12,0 ind/m 2 dan siang hari sebanyak 12,0 ind/m 2, dan diikuti jenis lain. Berikut ini disajikan sebaran kelimpahan setiap genus ikan karang pada alat tangkap bubu yang dioperasikan bersama rumpon dan tanpa rumpon di lokasi L2 (Gambar 39, 40 dan 41).

30 168 BRK 1 Malam BRK 1 Siang Nilai Kelimpahan Chromis Chrysiptera Amblyglyphidodon Apogon Pomacentrus Centropyge Cantherhines Scarus Myripristis Ostichthys Ctenochaetus Acanthurus Hologymnosus Epinephelus Cheilinus Siganus Chaetodon Gambar 39 Sebaran kelimpahan setiap genus ikan karang hasil tangkapan bubu rumpon kecil di lokasi L2. Gambar 39 menunjukkan bahwa genus ikan karang yang memiliki kelimpahan tertinggi di bubu rumpon kecil lokasi L2 pada penangkapan malam hari adalah Chaetodon, kemudian Cheilinus dan diikuti genus lain, sedangkan pada penangkapan siang hari di dominasi oleh Chaetodon, kemudian Siganus dan diikuti genus lain.

31 169 BRK 1 Malam BRK 1 Siang Nilai Kelimpahan Chromis Chrysiptera Centropyge Cheilodipterus Abudefduf Apogon Canthigaster Arothron Cantherhines Scarus Cirrhitichtys Balistapus Sargocentron Myripristis Ctenochaetus Acanthurus Sufflamen Naso Epinephelus Cephalopolis Cheilinus Siganus Chaetodon Gambar 40 Sebaran kelimpahan setiap genus ikan karang hasil tangkapan bubu rumpon besar di lokasi L2.

32 170 BRK 1 Malam BRK 1 Siang Nilai Kelimpahan Chromis Chrysiptera Amblyglyphidodon Pomacentrus Dascyllus Centropyge Stegastes Cheilodipterus Apogon Arothron Cantherhines Scarus Cirrhitichtys Pterocaesi Balistapus Myripristis Ctenochaetus Epinephelus Thalassoma Cheilinus Halichoeres Cheilo Siganus Meiacanthus Chaetodon Gambar 41 Sebaran kelimpahan setiap genus ikan karang hasil tangkapan bubu tanpa rumpon di lokasi L2.

33 171 Gambar 40 menunjukkan bahwa genus ikan karang yang memiliki kelimpahan tertinggi di bubu rumpon besar lokasi L2 pada penangkapan malam hari adalah Cheilinus, kemudian Chaetodon dan diikuti genus lain, sedangkan pada penangkapan siang hari di dominasi oleh Cheilinus, kemudian Chaetodon dan diikuti genus lain. Gambar 41 menunjukkan bahwa genus ikan karang yang memiliki kelimpahan tertinggi di bubu rumpon besar lokasi L2 pada penangkapan malam hari adalah Chaetodon, kemudian Siganus dan diikuti genus lain, sedangkan pada penangkapan siang hari di dominasi oleh Chaetodon, kemudian Siganidae dan diikuti genus lain. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa genus ikan karang yang memiliki kelimpahan tertinggi pada alat tangkap bubu dioperasikan bersama rumpon dan tanpa rumpon di lokasi L2 pada penangkapan malam hari di dominasi oleh Chaetodon, Cheilinus dan Siganus, kemudian diikuti genus lain, sedangkan penangkapan siang hari di dominasi oleh Chaetodon, Cheilinus dan Siganus, kemudian diikuti genus lain Analisis hasil tangkapan bubu Hasil analisis uji t terhadap hasil tangkapan bubu dioperasikan bersama rumpon dan tanpa rumpon selama 24 kali operasi penangkapan dengan menganalisis BRK1 malam vs BRB1 malam ternyata T-Value = 0.35, P-Value = Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil tangkapan bubu yang dioperasikan bersama rumpon kecil di lokasi L1 dengan bubu rumpon besar di lokasi L1 pada penangkapan malam hari dengan tingkat kepercayaan 95 %. Selanjutnya hasil analisis uji t terhadap BRK1 siang vs BRB1 siang ternyata T-Value = -0.38, P-Value = Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil tangkapan bubu yang dioperasikan bersama rumpon kecil di lokasi L1 dengan bubu rumpon besar di lokasi L1 pada penangkapan siang hari dengan tingkat kepercayaan 95 %.

34 172 Hasil analisis uji t terhadap BRK1 malam vs BTR1 malam ternyata T-Value = 0.45, P-Value = Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil tangkapan bubu yang dioperasikan bersama rumpon kecil di lokasi L1 dengan bubu tanpa rumpon di lokasi L1 pada penangkapan malam hari dengan tingkat kepercayaan 95 %. Selanjutnya hasil analisis uji t terhadap BRK1 siang vs BTR1 siang ternyata T-Value = 0.85, P-Value = Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil tangkapan bubu yang dioperasikan bersama rumpon kecil di lokasi L1 dengan bubu tanpa rumpon di lokasi L1 pada penangkapan siang hari dengan tingkat kepercayaan 95 %. Hasil analisis uji t terhadap BRB1 malam vs BTR1 malam ternyata T-Value = 0.15, P-Value = Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil tangkapan bubu yang dioperasikan bersama rumpon besar di lokasi L1 dengan bubu tanpa rumpon di lokasi L1 pada penangkapan malam hari dengan tingkat kepercayaan 95 %. Selanjutnya hasil analisis uji t terhadap BRB1 siang vs BTR1 siang ternyata T-Value = 1.19, P-Value = Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil tangkapan bubu yang dioperasikan bersama rumpon besar di lokasi L1 dengan bubu tanpa rumpon di lokasi L1 pada penangkapan siang hari dengan tingkat kepercayaan 95 %. Hasil analisis uji t terhadap BRK2 malam vs BRB2 malam ternyata T-Value = -1.73, P-Value = Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil tangkapan bubu yang dioperasikan bersama rumpon kecil di lokasi L2 dengan bubu rumpon besar di lokasi L2 pada tingkat kepercayaan 95 %. Selanjutnya hasil analisis uji t terhadap BRK2 siang vs BRB2 siang ternyata T-Value = 0.37, P-Value = Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil tangkapan bubu yang dioperasikan bersama rumpon kecil di lokasi L2 dengan bubu rumpon besar di lokasi L2 pada penangkapan siang hari dengan tingkat kepercayaan 95 %.

35 173 Hasil analisis uji t terhadap BRK2 malam vs BTR2 malam ternyata T-Value = -1.32, P-Value = Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil tangkapan bubu yang dioperasikan bersama rumpon kecil di lokasi L2 dengan bubu tanpa rumpon di lokasi L2 pada penangkapan malam hari dengan tingkat kepercayaan 95 %. Selanjutnya hasil analisis uji t terhadap BRK2 siang vs BTR2 siang ternyata T-Value = -1.32, P-Value = Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil tangkapan bubu yang dioperasikan bersama rumpon kecil di lokasi L2 dengan bubu tanpa rumpon di lokasi L2 pada penangkapan siang hari dengan tingkat kepercayaan 95 %. Hasil analisis uji t terhadap BRB2 malam vs BTR2 malam ternyata T-Value = 0.33, P-Value = Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil tangkapan bubu yang dioperasikan bersama rumpon besar di lokasi L2 dengan bubu tanpa rumpon di lokasi L2 pada penangkapan malam hari dengan tingkat kepercayaan 95 %. Selanjutnya hasil analisis uji t terhadap BRB2 siang vs BTR2 siang ternyata T-Value = -1.52, P-Value = Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil tangkapan bubu yang dioperasikan bersama rumpon besar di lokasi L2 dengan bubu tanpa rumpon di lokasi L2 pada penangkapan siang hari dengan tingkat kepercayaan 95 %. Hasil analisis uji t dapat dilihat pada Lampiran Pembahasan Kehadiran ikan karang sangat ditentukan oleh kondisi terumbu karang di suatu perairan. Terumbu karang yang sudah rusak akan menurunkan populasi stok ikan karang. Terumbu karang dapat berkembang dengan baik ditentukan oleh berbagai faktor. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan karang adalah cahaya, suhu, salinitas, kejernihan air, arus, substrat dan kedalaman laut maksimum untuk hewan karang membentuk terumbu pada kedalaman sekitar 40 m. Cahaya dibutuhkan untuk fotosintesa, suhu dibutuhkan untuk pertumbuhan karang antara C, salinitas antara ppm, untuk

Lampiran 1 Kondisi Ekosistem Terumbu Karang Pulau Liukang Loe untuk Peruntukkan Wisata Selam dan Snorkling. Persentase Tutupan LIT

Lampiran 1 Kondisi Ekosistem Terumbu Karang Pulau Liukang Loe untuk Peruntukkan Wisata Selam dan Snorkling. Persentase Tutupan LIT L A M P I R A N 55 56 57 Lampiran 1 Kondisi Ekosistem Terumbu Karang Pulau Liukang Loe untuk Peruntukkan Wisata Selam dan Snorkling Persentase Tutupan LIT No Kategori Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3 Stasiun

Lebih terperinci

4 PENGARUH RUMPON TERHADAP ZONE OF INFLUENCE ALAT TANGKAP BUBU

4 PENGARUH RUMPON TERHADAP ZONE OF INFLUENCE ALAT TANGKAP BUBU 4 PENGARUH RUMPON TERHADAP ZONE OF INFLUENCE ALAT TANGKAP BUBU 4.1 Pendahuluan Terumbu karang termasuk salah satu ekosistem di daerah tropis memiliki keanekaragaman hayati sangat tinggi. Hal ini ditandai

Lebih terperinci

JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA TUGAS AKHIR - SB141510 KOMUNITAS IKAN KARANG PADA TIGA MODEL TERUMBU BUATAN (ARTIFICAL REEF) DI PERAIRAN PANTAI PASIR PUTIH SITUBONDO, JAWA TIMUR AHMAD YANUAR 1509100050 Dosen Pembimbing Aunurohim, S.Si.,

Lebih terperinci

Jumlah I II III IV V VI VII

Jumlah I II III IV V VI VII LAMPIRAN 87 87 Lampiran 1 Komposisi hasil pengambilan contoh menggunakan eksperimental fishing per stasiun di Pulau Semak Daun selama penelitian Stasiun Famili No. Nama Ilmiah Nama Lokal I II III IV V

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil perhitungan tutupan ekosistem karang di Pulau Berhala Serdang Bedagai. Stasiun 1

Lampiran 1. Hasil perhitungan tutupan ekosistem karang di Pulau Berhala Serdang Bedagai. Stasiun 1 63 Lampiran 1. Hasil perhitungan tutupan ekosistem karang di Pulau Berhala Serdang Bedagai Stasiun 1 Substrat Dasar Panjang Transisi (cm) Persen Cover (%) HC (Hard Coral) 2250 75.00 DC (Death Coral) 150

Lebih terperinci

Angin memiliki pola pergerakan yang bervariasi sesuai dengan musim yang. berlangsung di suatu perairan akibat adanya perbedaan tekanan udara.

Angin memiliki pola pergerakan yang bervariasi sesuai dengan musim yang. berlangsung di suatu perairan akibat adanya perbedaan tekanan udara. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Arah dan Kecepatan Angin Angin memiliki pola pergerakan yang bervariasi sesuai dengan musim yang berlangsung di suatu perairan akibat adanya perbedaan tekanan

Lebih terperinci

STUDI TENTANG KELIMPAHAN IKAN KARANG PADA TERUMBU KARANG BUATAN (Artificial Reefs) DI PERAIRAN HANSISI, SEMAU, KUPANG

STUDI TENTANG KELIMPAHAN IKAN KARANG PADA TERUMBU KARANG BUATAN (Artificial Reefs) DI PERAIRAN HANSISI, SEMAU, KUPANG 2003 Fonny J L Risamasu Posted 7 November 2003 Makalah Individu Pengantar Falsafah Sains (PPS702) Program Pascasarjana / S3 Institut Pertanian Bogor Npvember 2003 Dosen: Prof. Dr. Ir. Rudy C. Tarumingkeng

Lebih terperinci

Ulangan I II III. Rata-rata ( C) DPL Ex-DPL Non DPL Ulangan I II III. Ulangan I II III

Ulangan I II III. Rata-rata ( C) DPL Ex-DPL Non DPL Ulangan I II III. Ulangan I II III LAMPIRAN 65 66 Lampiran 1. Data parameter fisik dan kimiawi perairan kedalaman 3 dan 10 meter 1. Suhu ( C) Habitat Ulangan I II III Rata-rata ( C) DPL 29 29 29 29 Ex-DPL 28 29 29 28 Non DPL 30 29 29 29

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Lokasi Penelitian. Kawasan Perairan Pantai Desa Ponelo secara administratif termasuk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Lokasi Penelitian. Kawasan Perairan Pantai Desa Ponelo secara administratif termasuk 25 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian Kawasan Perairan Pantai Desa Ponelo secara administratif termasuk wilayah di Kecamatan Ponelo Kepulauan, Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi

Lebih terperinci

KONDISI IKAN KARANG DI PULAU PRAMUKA KEPULAUAN SERIBU, JAKARTA. 1) Sukmaraharja Aulia Rachman Tarigan, 2) Bi nandra Dwindaru dan 3) Fitrie Hardyanti

KONDISI IKAN KARANG DI PULAU PRAMUKA KEPULAUAN SERIBU, JAKARTA. 1) Sukmaraharja Aulia Rachman Tarigan, 2) Bi nandra Dwindaru dan 3) Fitrie Hardyanti 1 KONDISI IKAN KARANG DI PULAU PRAMUKA KEPULAUAN SERIBU, JAKARTA 1) Sukmaraharja Aulia Rachman Tarigan, 2) Bi nandra Dwindaru dan 3) Fitrie Hardyanti ABSTRAK Dalam suatu ekosistem terumbu karang terdapat

Lebih terperinci

Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at:

Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: Lampiran Tabulasi data persen tutupan karang berdasarkan bentuk pertumbuhan (life form)dan komponen lainnya No TipeSubtrat (DPL ) KayuDuri (DPL ) PulauUmang- Umang PersentaseTutupan (%) (DPL )GosongSawo

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Parameter Fisik dan Kimiawi Perairan Parameter fisik dan kimiawi perairan yang diukur pada stasiun penelitian meliputi suhu, salinitas, kecerahan dan kecepatan arus (Lampiran

Lebih terperinci

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Komposisi Jenis Ikan Dua pendekatan digunakan untuk melihat komposisi jenis ikan di sekitar Pulau Semak Daun, yaitu berdasarkan pengambilan contoh menggunakan alat tangkap dan

Lebih terperinci

Laporan Kondisi Ekosistem Terumbu Karang Pulau Enggano dan sekitarnya *

Laporan Kondisi Ekosistem Terumbu Karang Pulau Enggano dan sekitarnya * Laporan Kondisi Ekosistem Terumbu Karang Pulau Enggano dan sekitarnya * Hawis Madduppa dan Ryan Prasetya Metode Pengamatan Pengamatan bawah laut di perairan Pulau Enggano dilakukan pada bulan September

Lebih terperinci

5 PEMBAHASAN 5.1 Performa Fyke Net Modifikasi

5 PEMBAHASAN 5.1 Performa Fyke Net Modifikasi 5 PEMBAHASAN 5.1 Performa Fyke Net Modifikasi Fyke net yang didisain selama penelitian terdiri atas rangka yang terbuat dari besi, bahan jaring Polyetilene. Bobot yang berat di air dan material yang sangat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Pulau Menjangan Kecil terletak di sebelah selatan Pulau Karimunjawa, yang memiliki luas 56,0 ha dengan 0,79% daratan. Pulau Menjangan Kecil

Lebih terperinci

Diversity of reef fish at waters of Makian Island in North Maluku

Diversity of reef fish at waters of Makian Island in North Maluku Keragaman ikan karang di perairan Pulau Makian Provinsi Maluku Utara Diversity of reef fish at waters of Makian Island in North Maluku Najamuddin 1*, Samar Ishak 2, Adityawan Ahmad 1 Depik, 1(2): 114-120

Lebih terperinci

IDENTIFICATION OF CORAL REEF FISHES IN THE NATIONAL CONSERVATION AREA, ANAMBAS ISLAND, KEPULAUAN RIAU PROVINCE. *

IDENTIFICATION OF CORAL REEF FISHES IN THE NATIONAL CONSERVATION AREA, ANAMBAS ISLAND, KEPULAUAN RIAU PROVINCE. * IDENTIFICATION OF CORAL REEF FISHES IN THE NATIONAL CONSERVATION AREA, ANAMBAS ISLAND, KEPULAUAN RIAU PROVINCE By 1) Lisvina, 2) Chaidir P.Pulungan and 3) Deni Efizon *E-mail: vinachino@gmail.com Abstract:

Lebih terperinci

3) Komponen yang terletak dalam kuadran III menunjukkan prioritas kepentingan rendah dan kinerja organisasi untuk komponen kunci tersebut berada pada

3) Komponen yang terletak dalam kuadran III menunjukkan prioritas kepentingan rendah dan kinerja organisasi untuk komponen kunci tersebut berada pada 32 3) Komponen yang terletak dalam kuadran III menunjukkan prioritas kepentingan rendah dan kinerja organisasi untuk komponen kunci tersebut berada pada tingkat perkembangan yang rendah; 4) Komponen kunci

Lebih terperinci

KEANEKARAGAMAN JENIS IKAN KARANG DI PULAU BADI DAN PULAU KODINGARENG LOMPO. The Diversity of Coral Fish in Badi and Kodingareng Lompo Islands

KEANEKARAGAMAN JENIS IKAN KARANG DI PULAU BADI DAN PULAU KODINGARENG LOMPO. The Diversity of Coral Fish in Badi and Kodingareng Lompo Islands KEANEKARAGAMAN JENIS IKAN KARANG DI PULAU BADI DAN PULAU KODINGARENG LOMPO The Diversity of Coral Fish in Badi and Kodingareng Lompo Islands Muh. Arifin Dahlan, Suci Andiewati, Sharifuddin Bin Andy Omar

Lebih terperinci

BIODIVERSITAS IKAN KARANG DI PERAIRAN TAMAN NASIONAL KARIMUNJAWA, JEPARA BIODIVERSITY OF CORAL FISH IN KARIMUNJAWA NATIONAL PARKS WATERS, JEPARA

BIODIVERSITAS IKAN KARANG DI PERAIRAN TAMAN NASIONAL KARIMUNJAWA, JEPARA BIODIVERSITY OF CORAL FISH IN KARIMUNJAWA NATIONAL PARKS WATERS, JEPARA BIODIVERSITAS IKAN KARANG DI PERAIRAN TAMAN NASIONAL KARIMUNJAWA, JEPARA BIODIVERSITY OF CORAL FISH IN KARIMUNJAWA NATIONAL PARKS WATERS, JEPARA ABSTRAK Yayuk Sugianti dan Mujiyanto Peneliti pada Balai

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKUR KOMUNITAS IKAN KARANG DI RUMPON DAN BUBU. Fonny J.L Risamasu dan Jotham S.R Ninef * ABSTRACT

ANALISIS STRUKUR KOMUNITAS IKAN KARANG DI RUMPON DAN BUBU. Fonny J.L Risamasu dan Jotham S.R Ninef * ABSTRACT ANALISIS STRUKUR KOMUNITAS IKAN KARANG DI RUMPON DAN BUBU Fonny J.L Risamasu dan Jotham S.R Ninef * ABSTRAT This paper describe of reef fish community structure in FAD (Fish Aggregating Device) and trap

Lebih terperinci

The effect of light intensity of blinking LED toward coral fishes catch of trap in the waters of Ternate Island

The effect of light intensity of blinking LED toward coral fishes catch of trap in the waters of Ternate Island Aquatic Science & Management Vol. 1, No. 1, 39-44 (April 2013) Pascasarjana, Universitas Sam Ratulangi http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jasm/index ISSN 2337-4403 e-issn 2337-5000 jasm-pn00005 The

Lebih terperinci

7 EFEKTIVITAS PENANGKAPAN IKAN KERAPU TERHADAP UMPAN

7 EFEKTIVITAS PENANGKAPAN IKAN KERAPU TERHADAP UMPAN 7 EFEKTIVITAS PENANGKAPAN IKAN KERAPU TERHADAP UMPAN 7.1 Pendahuluan Bubu merupakan alat tangkap yang bersifat pasif. Secara umum, menangkap ikan dengan bubu adalah agar ikan berkeinginan masuk ke dalam

Lebih terperinci

3 METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di perairan Hansisi, Kecamatan Semau, Kabupaten Kupang, NTT. Penelitian dilaksanakan selama 8 (delapan) bulan dimulai dari persiapan

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Luas terumbu karang Indonesia kurang lebih 50.000 km 2. Ekosistem tersebut berada di wilayah pesisir dan lautan di seluruh perairan Indonesia. Potensi lestari sumberdaya

Lebih terperinci

Keanekaragaman, Kelimpahan, dan Distribusi Ikan Terumbu Karang di Perairan Kota Bontang, Propinsi Kalimantan Timur. Abdul Haris 1) dan Tri Supatma

Keanekaragaman, Kelimpahan, dan Distribusi Ikan Terumbu Karang di Perairan Kota Bontang, Propinsi Kalimantan Timur. Abdul Haris 1) dan Tri Supatma Keanekaragaman, Kelimpahan, dan Distribusi Ikan Terumbu Karang di Perairan Kota Bontang, Propinsi Kalimantan Timur Abdul Haris 1) dan Tri Supatma 1) Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin,

Lebih terperinci

JURNAL PEMANFAATAN SUBERDAYA PERIKANAN

JURNAL PEMANFAATAN SUBERDAYA PERIKANAN JURNAL PEMANFAATAN SUBERDAYA PERIKANAN Vol. 4 No. 1 Hal. 1-54 Ambon, Mei 2015 ISSN. 2085-5109 ARAH PENEMPATAN MULUT BUBU TERHADAP HASIL TANGKAPAN IKAN DI PERAIRAN DUSUN MAMUA KECAMATAN LEIHITU MALUKU TENGAH

Lebih terperinci

4. HASIL Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4. HASIL Gambaran Umum Lokasi Penelitian 40 4. HASIL 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1. Kecamatan Gunung Kijang (Pantai Trikora) Kecamatan Gunung Kijang merupakan bagian dari wilayah Kabupaten Bintan, yang merupakan Kecamatan terluas

Lebih terperinci

Monitoring jenis ikan pada modul terumbu buatan di Selat Lembeh Kelurahan Mawali Kecamatan Lembeh Selatan Kota Bitung

Monitoring jenis ikan pada modul terumbu buatan di Selat Lembeh Kelurahan Mawali Kecamatan Lembeh Selatan Kota Bitung Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Tangkap 2(5): 171-175, Juni 2017 ISSN 2337-4306 Monitoring jenis ikan pada modul terumbu buatan di Selat Lembeh Kelurahan Mawali Kecamatan Lembeh Selatan Kota Bitung

Lebih terperinci

STUDI BASELINE EKOLOGI

STUDI BASELINE EKOLOGI Coral Reef Information and Training Centre (CRITC) - LIPI Jl. Raden Saleh No. 43, Jakarta 10330 Indonesia STUDI BASELINE EKOLOGI KABUPATEN SELAYAR (2006) STUDI BASELINE EKOLOGI KABUPATEN SELAYAR (2006)

Lebih terperinci

Keanekaragaman Jenis Ikan Karang di Perairan Belitung Barat, Kepulauan Bangka Belitung

Keanekaragaman Jenis Ikan Karang di Perairan Belitung Barat, Kepulauan Bangka Belitung ISSN 0853-7291 Keanekaragaman Jenis Ikan Karang di Perairan Belitung Barat, Kepulauan Bangka Belitung Ono Kurnaen Sumadhiharga 1 *, Asikin Djamali 1 dan M. Badrudin 2 1 Pusat Penelitian Oseanografi LIPI

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Terumbu Karang Terumbu karang (coral reefs) tersebar hampir di seluruh perairan dunia dengan kondisi paling berkembang pada kawasan perairan tropis. Meski luas permukaan bumi

Lebih terperinci

PETA LOKASI PENANAMAN BUBU TALI

PETA LOKASI PENANAMAN BUBU TALI LAMPIRAN 58 59 Lampiran 1 Lokasi penelitian dengan letak penanaman bubu tali PETA LOKASI PENANAMAN BUBU TALI -5.69-5.7-5.71 P SEMAK DAUN LEGENDA LOKASI L 1 LOKASI L 2 LOKASI L 3 LAUT DARAT LINTANG -5.72-5.73

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 22 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Komposisi Hasil Tangkapan Hasil tangkapan selama periode pengamatan menunjukkan kekayaan jenis ikan karang sebesar 16 famili dengan 789 spesies. Jumlah tertinggi ditemukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perairan Pulau Pramuka terletak di Kepulauan Seribu yang secara administratif termasuk wilayah Jakarta Utara. Di Pulau Pramuka terdapat tiga ekosistem yaitu, ekosistem

Lebih terperinci

Lampiran 1 Persentase tutupan karang stasiun 1

Lampiran 1 Persentase tutupan karang stasiun 1 99 Lampiran 1 Persentase tutupan karang stasiun 1 Benthic Lifeform Code Percent Category Hard Corals (Acropora) Cover Branching ACB 11.16 Tabulate ACT 0 Encrusting ACE 0 Submassive ACS 0 Totals Digitate

Lebih terperinci

Pencacahan Langsung (Visual Census Method) dimana lokasi transek ikan karang

Pencacahan Langsung (Visual Census Method) dimana lokasi transek ikan karang Usep Sopandi. C06495080. Asosiasi Keanekaragaman Spesies Ikan Karang dengan Persentase Penutupan Karang (Life Form) di Perairan Pantai Pesisir Tengah dan Pesisir Utara, Lampung Barat. Dibawah Bimbingan

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teknologi Penangkapan 2.2 Alat Tangkap Perangkap ( Traps

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teknologi Penangkapan 2.2 Alat Tangkap Perangkap ( Traps 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teknologi Penangkapan Teknologi penangkapan ikan yang akan dikembangkan setidaknya harus memenuhi empat aspek pengkajian bio-techniko-socio-economic-approach yaitu: (1) Bila ditinjau

Lebih terperinci

SEBARAN DAN KERAGAMAN IKAN KARANG DI PULAU BARRANGLOMPO: KAITANNYA DENGAN KONDISI DAN KOMPLEKSITAS HABITAT

SEBARAN DAN KERAGAMAN IKAN KARANG DI PULAU BARRANGLOMPO: KAITANNYA DENGAN KONDISI DAN KOMPLEKSITAS HABITAT SEBARAN DAN KERAGAMAN IKAN KARANG DI PULAU BARRANGLOMPO: KAITANNYA DENGAN KONDISI DAN KOMPLEKSITAS HABITAT Chair Rani 1), A. Iqbal Burhanuddin 2) dan Andi Arham Atjo 3) 1,2) Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENANGKAPAN IKAN KERAPU MACAN (Epinephelus fuscoguttatus) DENGAN BUBU MENGGUNAKAN UMPAN BUATAN. I. Pendahuluan

EFEKTIVITAS PENANGKAPAN IKAN KERAPU MACAN (Epinephelus fuscoguttatus) DENGAN BUBU MENGGUNAKAN UMPAN BUATAN. I. Pendahuluan EFEKTIVITAS PENANGKAPAN IKAN KERAPU MACAN (Epinephelus fuscoguttatus) DENGAN BUBU MENGGUNAKAN UMPAN BUATAN Mochammad Riyanto 1), Ari Purbayanto 1), dan Budy Wiryawan 1) 1) Staf Pengajar Departemen Pemanfaatan

Lebih terperinci

KOMUNTAS IKAN-IKAN KARANG DI TELUK PRIGI TRENGGALEK, JAWA TIMUR

KOMUNTAS IKAN-IKAN KARANG DI TELUK PRIGI TRENGGALEK, JAWA TIMUR KOMUNTAS IKAN-IKAN KARANG DI TELUK PRIGI TRENGGALEK, JAWA TIMUR Kunto Wibowo dan Mohammad Adrim Pusat Penelitian Oseanografi LIPI Jln. Pasir Putih 1, Ancol Timur, Jakarta Utara 1048 e-mail: muhammad_adrim@yahoo.com

Lebih terperinci

KEANEKARAGAMAN JENIS IKAN KARANG DI PERAIRAN PESISIR BIAK TIMUR, PAPUA. oleh

KEANEKARAGAMAN JENIS IKAN KARANG DI PERAIRAN PESISIR BIAK TIMUR, PAPUA. oleh Oseanologi dan Limnologi di Indonesia (2010) 36(1): 63-84 ISSN 0125-9830 KEANEKARAGAMAN JENIS IKAN KARANG DI PERAIRAN PESISIR BIAK TIMUR, PAPUA oleh MUHAMMAD DJEN MARASABESSY Pusat Penelitian Oseanografi-LIPI

Lebih terperinci

5 PEMBAHASAN 5.1 Komposisi Hasil Tangkapan

5 PEMBAHASAN 5.1 Komposisi Hasil Tangkapan 50 5 PEMBAHASAN 5.1 Komposisi Hasil Tangkapan Kegiatan penangkapan ikan oleh nelayan bubu di Kecamatan Mempawah Hilir, Kabupaten Pontianak ditujukan untuk menangkap ikan kakap merah (Lutjanus sanguineus),

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Lingkungan Perairan Penelitian dilakukan di Gugusan Pulau Pari, Kepulauan Seribu, Jakarta. Gugusan ini tersusun atas pulau-pulau sangat kecil yang termasuk kategori

Lebih terperinci

BENTHIC LIFE FORM REPORT

BENTHIC LIFE FORM REPORT BENTHIC LIFE FORM REPORT Reef Name : DPL Pulau Sekate Koordinat X : Site Description : Line Transek 3, Stasiun 3 Y : Sample Id : Date : Transect Length Sampled : 1000 cm Transect Depth : 5 Meter Collector(s)

Lebih terperinci

Pengaruh ekstrak goldenfish pada umpan bubu dasar terhadap hasil tangkapan ikan-ikan karang

Pengaruh ekstrak goldenfish pada umpan bubu dasar terhadap hasil tangkapan ikan-ikan karang Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Tangkap 2(2): 78-82, Desember 2015 ISSN 2337-4306 Pengaruh ekstrak goldenfish pada umpan bubu dasar terhadap hasil tangkapan ikan-ikan karang The effect of goldenfish

Lebih terperinci

STRUKTUR KOMUNITAS IKAN PADA EKOSISTEM TERUMBU BUATAN DI PERAIRAN PULAU KARYA DAN PULAU HARAPAN, KABUPATEN ADMINISTRASI KEPULAUAN SERIBU, DKI JAKARTA

STRUKTUR KOMUNITAS IKAN PADA EKOSISTEM TERUMBU BUATAN DI PERAIRAN PULAU KARYA DAN PULAU HARAPAN, KABUPATEN ADMINISTRASI KEPULAUAN SERIBU, DKI JAKARTA STRUKTUR KOMUNITAS IKAN PADA EKOSISTEM TERUMBU BUATAN DI PERAIRAN PULAU KARYA DAN PULAU HARAPAN, KABUPATEN ADMINISTRASI KEPULAUAN SERIBU, DKI JAKARTA KUSNANTO DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBER DAYA PERAIRAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Komunitas Ikan di Ekositem Padang Lamun. Komunitas dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu fisik dan biologis.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Komunitas Ikan di Ekositem Padang Lamun. Komunitas dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu fisik dan biologis. 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Komunitas Ikan di Ekositem Padang Lamun Komunitas dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu fisik dan biologis. Fisik adalah struktur yang tampak ketika suatu komunitas diamati.

Lebih terperinci

Lampiran 1. Data hasil tangkapan

Lampiran 1. Data hasil tangkapan LAMPIRAN Lampiran 1. Data hasil tangkapan fno FAMILI SCIENTIFIC NAME Local name SAMPLING 1 SAMPLING 2 SAMPLING 3 SAMPLING 4 Sh KSh Ms Sh KSh Ms Sh KSh Ms Sh KSh Ms S M S M S M S M S M S M S M S M S M S

Lebih terperinci

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5 HASIL DAN PEMBAHASAN 49 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Kondisi Ekologi Terumbu Karang Desa Teluk Buton 5.1.1 Persentasi tutupan karang hidup Dari hasil pengamatan dengan metode LIT pada ke dua stasiun penelitian, diperoleh rata

Lebih terperinci

5 HASIL PENELITIAN 5.1 Hasil Tangkapan Total hasil tangkapan Hasil tangkapan bubu tali selama 10 kali operasi adalah 520 ekor dengan berat

5 HASIL PENELITIAN 5.1 Hasil Tangkapan Total hasil tangkapan Hasil tangkapan bubu tali selama 10 kali operasi adalah 520 ekor dengan berat 33 5 HASIL PENELITIAN 5.1 Hasil Tangkapan 5.1.1 Total hasil tangkapan Hasil tangkapan bubu tali selama 10 kali operasi adalah 520 ekor dengan berat seluruhnya sebesar 43,595 kg. Hasil tangkapan didapatkan

Lebih terperinci

ANALISIS HASIL TANGKAPAN SAMPINGAN BUBU YANG DIOPERASIKAN DI PERAIRAN KARANG KEPULAUAN SERIBU

ANALISIS HASIL TANGKAPAN SAMPINGAN BUBU YANG DIOPERASIKAN DI PERAIRAN KARANG KEPULAUAN SERIBU ANALISIS HASIL TANGKAPAN SAMPINGAN BUBU YANG DIOPERASIKAN DI PERAIRAN KARANG KEPULAUAN SERIBU Bycatch Analyses of Pot Operated In Coral Reef Waters of Seribu Islands Dahri Iskandar 1 1 Departemen Pemanfaatan

Lebih terperinci

KOMPOSISI SPESIES DAN PERUBAHAN KOMUNITAS IKAN KARANG DI WILAYAH REHABILITASI ECOREEF PULAU MANADO TUA, TAMAN NASIONAL BUNAKEN

KOMPOSISI SPESIES DAN PERUBAHAN KOMUNITAS IKAN KARANG DI WILAYAH REHABILITASI ECOREEF PULAU MANADO TUA, TAMAN NASIONAL BUNAKEN Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 5, No. 2, Hlm. 377-390, Desember 2013 KOMPOSISI SPESIES DAN PERUBAHAN KOMUNITAS IKAN KARANG DI WILAYAH REHABILITASI ECOREEF PULAU MANADO TUA, TAMAN NASIONAL

Lebih terperinci

Jl. H.E.A.Mokodompit Kampus Baru Anduonohu Kendari, Sulawesi Tenggara

Jl. H.E.A.Mokodompit Kampus Baru Anduonohu Kendari, Sulawesi Tenggara EKSPLORASI SPESIES IKAN EKONOMIS PENTING BERBASIS TEKNOLOGI SERO SISTEM KLUSTER DAN PEMANFAATANNYA UNTUK PENGUATAN PERIKANAN BUDIDAYA DAN PANGAN IKAN BERKELANJUTAN La Ode Abdul Rajab Nadia 1 *, Abdullah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Jumlah Armada Penangkapan Ikan Cirebon Tahun Tahun Jumlah Motor

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Jumlah Armada Penangkapan Ikan Cirebon Tahun Tahun Jumlah Motor BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadaan Umum Perikanan Tangkap di Cirebon Armada penangkapan ikan di kota Cirebon terdiri dari motor tempel dan kapal motor. Jumlah armada penangkapan ikan dikota Cirebon

Lebih terperinci

`Distribusi biomassa ikan sebagai dasar pengaturan penangkapan di Kepulauan Seribu (Fokus kajian Pulau Semak Daun)

`Distribusi biomassa ikan sebagai dasar pengaturan penangkapan di Kepulauan Seribu (Fokus kajian Pulau Semak Daun) Prosiding Seminar Nasional Ikan ke 8 `Distribusi biomassa ikan sebagai dasar pengaturan penangkapan di Kepulauan Seribu (Fokus kajian Pulau Semak Daun) Sriati Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Syahrir Syarifuddin Fu adi Pembimbing : 1. Aunurohim, S.Si, DEA 2. Dra. Nurlita Abdulgani, M. Si

TUGAS AKHIR. Syahrir Syarifuddin Fu adi Pembimbing : 1. Aunurohim, S.Si, DEA 2. Dra. Nurlita Abdulgani, M. Si TUGAS AKHIR DISTRIBUSI IKAN KARANG DI PANTAI BAMA TAMAN NASIONAL BALURAN, JAWA TIMUR Syahrir Syarifuddin Fu adi 1506 100 034 1 Pembimbing : 1. Aunurohim, S.Si, DEA 2. Dra. Nurlita Abdulgani, M. Si BAB

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ekosistem terumbu karang berfungsi sebagai tempat memijah, mencari makan, daerah pengasuhan dan berlindung biota laut, termasuk bagi beragam jenis ikan karang yang berasosiasi

Lebih terperinci

SELEKTIVITAS CELAH PELOLOSAN (ESCAPE VENT) TERHADAP IKAN KUPAS-KUPAS (Cantherhines fronticinctus)

SELEKTIVITAS CELAH PELOLOSAN (ESCAPE VENT) TERHADAP IKAN KUPAS-KUPAS (Cantherhines fronticinctus) BULETIN PSP ISSN: 0251-286X Volume 20 No. 2 Edisi April 2012 Hal 167-179 SELEKTIVITAS CELAH PELOLOSAN (ESCAPE VENT) TERHADAP IKAN KUPAS-KUPAS (Cantherhines fronticinctus) Oleh: Dahri Iskandar 1*, Didin

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Allen, G. and M. Adrim Coral Reef Fishes of Indonesia. Zoological Studies 42(1): 1-72.

DAFTAR PUSTAKA. Allen, G. and M. Adrim Coral Reef Fishes of Indonesia. Zoological Studies 42(1): 1-72. DAFTAR PUSTAKA Allen, G. and M. Adrim. 2003. Coral Reef Fishes of Indonesia. Zoological Studies 42(1): 1-72. Allen, G., R. Steene, P. Humann, and N. Deloach. 2005. Reef Fish Identification: Tropical Pacific.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terumbu karang merupakan sebuah sistem dinamis yang kompleks dimana keberadaannya dibatasi oleh suhu, salinitas, intensitas cahaya matahari dan kecerahan suatu perairan

Lebih terperinci

4 HASIL. Gambar 8 Kapal saat meninggalkan fishing base.

4 HASIL. Gambar 8 Kapal saat meninggalkan fishing base. 31 4 HASIL 4.1 Unit Penangkapan Ikan 4.1.1 Kapal Jumlah perahu/kapal yang beroperasi di Kecamatan Mempawah Hilir terdiri dari 124 perahu/kapal tanpa motor, 376 motor tempel, 60 kapal motor 0-5 GT dan 39

Lebih terperinci

Volume 4 Nomor 1, April 2011 ISSN : X. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Borneo Tarakan. Kalimantan Timur

Volume 4 Nomor 1, April 2011 ISSN : X. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Borneo Tarakan. Kalimantan Timur Volume 4 Nomor 1, April 2011 ISSN : 2087-121X 2011 Jurnal HARPODON Harpodon BORNEO Borneo Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Borneo Tarakan Kalimantan Timur Volume 4 Nomor 1 April 2011 ISSN

Lebih terperinci

Studi komunitas ikan pada ekosistem padang lamun yang tereksploitasi di Perairan Mola Taman Nasional Laut Wakatobi

Studi komunitas ikan pada ekosistem padang lamun yang tereksploitasi di Perairan Mola Taman Nasional Laut Wakatobi Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan, 1(4): 415-426 Studi komunitas ikan pada ekosistem padang lamun yang tereksploitasi di Perairan Mola Taman Nasional Laut Wakatobi [Study on fish community in exploited

Lebih terperinci

KERAMAHAN LINGKUNGAN UNIT PENANGKAPAN IKAN KARANG MENGGUNAKAN RAWAI DASAR DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR, NUSA TENGGARA BARAT

KERAMAHAN LINGKUNGAN UNIT PENANGKAPAN IKAN KARANG MENGGUNAKAN RAWAI DASAR DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR, NUSA TENGGARA BARAT KERAMAHAN LINGKUNGAN UNIT PENANGKAPAN IKAN KARANG MENGGUNAKAN RAWAI DASAR DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR, NUSA TENGGARA BARAT Oleh : Ayu Adhita Damayanti C05400062 PROGRAM STUDI PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN

Lebih terperinci

PRODUKTIVITAS HASIL TANGKAPAN BUBU PADA TERUMBU KARANG BUATAN DI PULAU PRAMUKA, KEPULAUAN SERIBU, DKI JAKARTA

PRODUKTIVITAS HASIL TANGKAPAN BUBU PADA TERUMBU KARANG BUATAN DI PULAU PRAMUKA, KEPULAUAN SERIBU, DKI JAKARTA Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan. Vol. 4. No. 1 Mei 2013: 99-110 ISSN 2087-4871 PRODUKTIVITAS HASIL TANGKAPAN BUBU PADA TERUMBU KARANG BUATAN DI PULAU PRAMUKA, KEPULAUAN SERIBU, DKI JAKARTA (PRODUCTIVITY

Lebih terperinci

PROTOKOL PEMANTAUAN PENDARATAN IKAN

PROTOKOL PEMANTAUAN PENDARATAN IKAN PROTOKOL PEMANTAUAN PENDARATAN IKAN Tasrif Kartawijaya Shinta Trilestari Pardede Wildlife Conservation Society Indonesia Program Jl. Atletik 8, Bogor 16161 - Indonesia Ph: t: +62 251 8342135, 8306029 Fac:

Lebih terperinci

KOMUNITAS IKAN KARANG PADA TERUMBU BUATAN BIOROCK DI PERAIRAN PULAU SILADEN KOTA MANADO, SULAWESI UTARA

KOMUNITAS IKAN KARANG PADA TERUMBU BUATAN BIOROCK DI PERAIRAN PULAU SILADEN KOTA MANADO, SULAWESI UTARA 73 Jurnal Perikanan (J. Fish. Sci.) XVII (2): 73-78 ISSN: 0853-6384 Full Paper KOMUNITAS IKAN KARANG PADA TERUMBU BUATAN BIOROCK DI PERAIRAN PULAU SILADEN KOTA MANADO, SULAWESI UTARA CORAL FISH COMMUNITIES

Lebih terperinci

JURNAL INVENTARISASI JENIS IKAN KARANG DI KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN NASIONAL KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS PROVINSI KEPULAUAN RIAU

JURNAL INVENTARISASI JENIS IKAN KARANG DI KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN NASIONAL KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS PROVINSI KEPULAUAN RIAU JURNAL INVENTARISASI JENIS IKAN KARANG DI KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN NASIONAL KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS PROVINSI KEPULAUAN RIAU OLEH JONI 0435849 FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU

Lebih terperinci

Penilaian Sumberdaya Terumbu Karang dan Persepsi Masyarakat Tentang Daerah Perlindungan Laut di Ujong Pancu, Aceh Besar

Penilaian Sumberdaya Terumbu Karang dan Persepsi Masyarakat Tentang Daerah Perlindungan Laut di Ujong Pancu, Aceh Besar Rudi, Assessment of Coral Reef... Penilaian Sumberdaya Terumbu Karang dan Persepsi Masyarakat Tentang Daerah Perlindungan Laut di Ujong Pancu, Aceh Besar Assessment of Coral Reef Resources and Community

Lebih terperinci

KESEHATAN TERUMBU KARANG DAN STRUKTUR KOMUNITAS IKAN DI PERAIRAN PANTAI PANGANDARAN, JAWA BARAT

KESEHATAN TERUMBU KARANG DAN STRUKTUR KOMUNITAS IKAN DI PERAIRAN PANTAI PANGANDARAN, JAWA BARAT BAWAL Vol.8 (1) April 2016: 37-48 Tersedia online di: http://ejournal-balitbang.kkp.go.id/index.php/bawal e-mail:bawal.puslitbangkan@gmail.com BAWAL WIDYARISET PERIKANAN TANGKAP Volume 8 Nomor 1 April

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Ikan Karang 2.2 Habitat Ikan Karang

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Ikan Karang 2.2 Habitat Ikan Karang 4 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Ikan Karang Ikan karang merupakan organisme laut yang sangat mencolok di ekosistem terumbu karang, sehingga sering dijumpai dengan jumlah yang besar dan mengisi daerah

Lebih terperinci

STATUS DAN KONDISI TERUMBU KARANG DAN IKAN KARANG PADA BEBERAPA DAERAH PERLINDUNGAN LAUT (DPL)- COREMAP II, KABUPATEN BIAK- NUMFOR TAHUN 2008 ABSTRAK

STATUS DAN KONDISI TERUMBU KARANG DAN IKAN KARANG PADA BEBERAPA DAERAH PERLINDUNGAN LAUT (DPL)- COREMAP II, KABUPATEN BIAK- NUMFOR TAHUN 2008 ABSTRAK STATUS DAN KONDISI TERUMBU KARANG DAN IKAN KARANG PADA BEBERAPA DAERAH PERLINDUNGAN LAUT (DPL)- COREMAP II, KABUPATEN BIAK- NUMFOR TAHUN 2008 Chair Rani 1), Budimawan 1), dan La Tanda 2), 1). Jurusan Ilmu

Lebih terperinci

STRUKTUR KOMUNITAS IKAN DI LOKASI TRANSPLANTASI KARANG PERAIRAN PULAU PRAMUKA DAN SEKITARNYA CHERI

STRUKTUR KOMUNITAS IKAN DI LOKASI TRANSPLANTASI KARANG PERAIRAN PULAU PRAMUKA DAN SEKITARNYA CHERI STRUKTUR KOMUNITAS IKAN DI LOKASI TRANSPLANTASI KARANG PERAIRAN PULAU PRAMUKA DAN SEKITARNYA CHERI DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

KOMPARASI PERBEDAAN TIGA TIPE BUBU GENDANG TERHADAP HASIL TANGKAPAN IKAN TARGET DI PERAIRAN PULAU AMBON

KOMPARASI PERBEDAAN TIGA TIPE BUBU GENDANG TERHADAP HASIL TANGKAPAN IKAN TARGET DI PERAIRAN PULAU AMBON KOMPARASI PERBEDAAN TIGA TIPE BUBU GENDANG TERHADAP HASIL TANGKAPAN IKAN TARGET DI PERAIRAN PULAU AMBON Comparasion of Three Different Types of Gendang Trap on Target Species of Economic Reef Fish Catch

Lebih terperinci

PERBEDAAN LAMA PERENDAMAN BUBU KAWAT TERHADAP HASIL TANGKAPAN DI PERAIRAN PERLANG KABUPATEN BANGKA TENGAH

PERBEDAAN LAMA PERENDAMAN BUBU KAWAT TERHADAP HASIL TANGKAPAN DI PERAIRAN PERLANG KABUPATEN BANGKA TENGAH AKUATIK Jurnal Sumberdaya Perairan Volume 9. Nomor 2. Tahun 2015 ISSN 1978 1652 Akuatik Perbedaan Lama Perendaman Bubu Kawat Terhadap Hasil Tangkapan Di Perairan Perlang kabupaten PERBEDAAN LAMA PERENDAMAN

Lebih terperinci

KELIMPAHAN IKAN KARANG PADA KAWASAN TERUMBU BUATAN DI PERAIRAN RATATOTOK SULAWESI UTARA

KELIMPAHAN IKAN KARANG PADA KAWASAN TERUMBU BUATAN DI PERAIRAN RATATOTOK SULAWESI UTARA KELIMPAHAN IKAN KARANG PADA KAWASAN TERUMBU BUATAN DI PERAIRAN RATATOTOK SULAWESI UTARA THE ABUNDANCE OF CORAL FISH IN ARTIFICIAL REEFS AREA OF RATATOTOK WATERS, NORTH SULAWESI ABSTRAK Indri Manembu, L.Adrianto,

Lebih terperinci

Lampiran 1. Definisi Operasional

Lampiran 1. Definisi Operasional 135 Lampiran 1. Definisi Operasional Ekowisata bahari adalah kegiatan wisata yang bertanggungjawab di daerah lingkungan laut yang masih alami dan/atau daerah-daerah yang dibuat berdasarkan kaidah alam,

Lebih terperinci

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Peletakan Terumbu Buatan Proses awal dalam penelitian ini adalah peletakan terumbu buatan yang terbuat dari tempurung kelapa di daerah yang memiliki karakteristik yang cocok

Lebih terperinci

6 PEMBAHASAN 6.1 Daerah Penangkapan Ikan berdasarkan Jalur Jalur Penangkapan Ikan

6 PEMBAHASAN 6.1 Daerah Penangkapan Ikan berdasarkan Jalur Jalur Penangkapan Ikan 6 PEMBAHASAN 6.1 Daerah Penangkapan Ikan berdasarkan Jalur Jalur Penangkapan Ikan Daerah penangkapan ikan kakap (Lutjanus sp.) oleh nelayan di Kabupaten Kupang tersebar diberbagai lokasi jalur penangkapan.

Lebih terperinci

Inventarisasi Ikan Hias Pantai Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta: Sebuah Kajian Awal

Inventarisasi Ikan Hias Pantai Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta: Sebuah Kajian Awal Biota Vol. 16 (1): 133 144, Februari 2011 ISSN 0853-8670 Inventarisasi Ikan Hias Pantai Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta: Sebuah Kajian Awal Inventarisation of Ornamental Fishes from Gunungkidul

Lebih terperinci

Keterangan sampul depan : Sumber foto : Agus Budiyanto Desain cover : Siti Balkis

Keterangan sampul depan : Sumber foto : Agus Budiyanto Desain cover : Siti Balkis Keterangan sampul depan : Sumber foto : Agus Budiyanto Desain cover : Siti Balkis MONITORING KESEHATAN TERUMBU KARANG KABUPATEN NIAS (LAHEWA DAN TUHAEMBERUA) TAHUN 2010 Koordinator Tim Penelitian : Anna

Lebih terperinci

UKTOLSEYA (1978) menyatakan bahwa usaha-usaha perikanan di daerah pantai tidak terlepas dari proses-proses dinamika kondisi lingkungan laut yang

UKTOLSEYA (1978) menyatakan bahwa usaha-usaha perikanan di daerah pantai tidak terlepas dari proses-proses dinamika kondisi lingkungan laut yang UKTOLSEYA (1978) menyatakan bahwa usaha-usaha perikanan di daerah pantai tidak terlepas dari proses-proses dinamika kondisi lingkungan laut yang sangat mempengaruhi, seperti arus pasang dan arus surut.

Lebih terperinci

3 METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian di lapang dilaksanakan pada Bulan Mei sampai Juni 2009. Penelitian dilaksanakan di Perairan Pulau Karang Beras, Kepulauan Seribu (Lampiran

Lebih terperinci

KOMUNITAS IKAN KARANG DI PERAIRAN PULAU TIKUS BENGKULU

KOMUNITAS IKAN KARANG DI PERAIRAN PULAU TIKUS BENGKULU KOMUNITAS IKAN KARANG DI PERAIRAN PULAU TIKUS BENGKULU Abdul Rahman Singkam 1 Prodi Pendidikan Biologi JPMIPA FKIP Universitas Bengkulu thalas_sinus@yahoo.co.id Abstrack Pulau Tikus adalah pulau karang

Lebih terperinci

Komunitas Ikan Karang Di Perairan Pulau Tikus Bengkulu

Komunitas Ikan Karang Di Perairan Pulau Tikus Bengkulu Jurnal Gradien Vol.8 No.2 Juli 2012 : 728-733 Komunitas Ikan Karang Di Perairan Pulau Tikus Bengkulu Abdul Rahman Singkam Prodi Pendidikan Biologi JPMIPA FKIP thalas_sinus@yahoo.co.id Diterima 4 Juni 2012;

Lebih terperinci

Keterangan Cover Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover : Siti Balkis

Keterangan Cover Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover : Siti Balkis Keterangan Cover Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover : Siti Balkis MONITORING KESEHATAN TERUMBU KARANG PULAU MAPUR KABUPATEN BINTAN TAHUN 2007 DISUSUN OLEH: TIM CRITC COREMAP II-LIPI TIM STUDI MONITORING

Lebih terperinci

3 METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Lokasi penelitian mengambil tempat di pulau Pramuka Kepulauan Seribu, Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu Propinsi DKI Jakarta (Peta Lokasi Lampiran

Lebih terperinci

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4 HASIL DAN PEMBAHASAN 35 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kabupaten Kepulauan Selayar, yang secara geografis terletak pada 5 42' - 7 35' Lintang Selatan dan 120 15' - 122 30' Bujur Timur, merupakan

Lebih terperinci

VI. KESESUAIAN LAHAN DAN DAYA DUKUNG FISIK KAWASAN WISATA BAHARI

VI. KESESUAIAN LAHAN DAN DAYA DUKUNG FISIK KAWASAN WISATA BAHARI VI. KESESUAIAN LAHAN DAN DAYA DUKUNG FISIK KAWASAN WISATA BAHARI 6.1. Kesesuaian Lahan Pulau Pari untuk Pariwisata Bahari Peraturan Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 1 Tahun 2012 tentang

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Ikan Karang

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Ikan Karang 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Ikan Karang Klasifikasi ikan karang menurut Kuiter (1992), sebagai berikut : Phylum : Cordata Klas : Osteichtyes Ordo : Perciformes Famili : Lutjanidae, Scaridae, Pomacentridae,

Lebih terperinci

PRAKTIKUM TINGKAH LAKU IKAN

PRAKTIKUM TINGKAH LAKU IKAN PENDAHULUAN Pengetahuan tentang tingkah laku ikan merupakan cabang ilmu yang dapat diaplikasikan dalam bidang perikanan tangkap. Penerapan ilmu ini sangat terbatas dilakukan. Hal ini dapat dilihat dari

Lebih terperinci

JENIS-JENIS IKAN KARANG EKONOMK PENTING SEBAGAI KOMODITI EKSPOR DAN PROSPEK BUDIDAYANYA

JENIS-JENIS IKAN KARANG EKONOMK PENTING SEBAGAI KOMODITI EKSPOR DAN PROSPEK BUDIDAYANYA Oseana, Volume XXI, Nomor 3, 1996 : 23-31 ISSN 0216-1877 JENIS-JENIS IKAN KARANG EKONOMK PENTING SEBAGAI KOMODITI EKSPOR DAN PROSPEK BUDIDAYANYA Oleh Mayunar 1) ABSTRAK ECONOMICALLY IMPORTANT OF CORAL

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Jenis Hasil Tangkapan Hasil tangkapan pancing ulur selama penelitian terdiri dari 11 famili, 12 genus dengan total 14 jenis ikan yang tertangkap (Lampiran 6). Sebanyak 6

Lebih terperinci

Citation : Walukow, E., Runtulalo, S., Rumahlaiselan, S., Runtukahu, I., Puasa, R., dan Damima, J

Citation : Walukow, E., Runtulalo, S., Rumahlaiselan, S., Runtukahu, I., Puasa, R., dan Damima, J LAPORAN AKHIR PENGELOLAAN DAERAH PERLINDUNGAN LAUT BERBASIS MASYARAKAT UNTUK PELESTARIAN HABITAT PENTING DI DESA BAHOI Dalam Rangka Membangun Daerah Perlindungan Laut Berbasis Masyarakat Edwin Walukow

Lebih terperinci

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4, No.1, (2015) ( X Print)

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4, No.1, (2015) ( X Print) Komunitas Ikan Karang pada Tiga Model Terumbu Buatan (Artificial Reef) di Perairan Pasir Putih Situbondo, Jawa Timur Ahmad Yanuar dan Aunurohim Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Cangkol Kampung Cangkol Kelurahan Lemah Wungkuk Kecamatan Lemah Wungkuk, Kota Cirebon Jawa Barat. Pengambilan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pulau Pramuka I II III

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pulau Pramuka I II III BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Parameter Fisika dan Kimiawi Perairan Berdasarkan hasil penelitian di perairan Kepulauan Seribu yaitu Pulau Pramuka dan Pulau Semak Daun, diperoleh nilai-nilai parameter

Lebih terperinci

INOVASI TEKNOLOGI PENANGKAPAN IKAN KARANG DENGAN BUBU DASAR BERUMPON FONNY J.L RISAMASU

INOVASI TEKNOLOGI PENANGKAPAN IKAN KARANG DENGAN BUBU DASAR BERUMPON FONNY J.L RISAMASU INOVASI TEKNOLOGI PENANGKAPAN IKAN KARANG DENGAN BUBU DASAR BERUMPON FONNY J.L RISAMASU SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 SURAT PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi

Lebih terperinci