UPAYA PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN DITINJAU DARI UNDANG UNDANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

dokumen-dokumen yang mirip
PERANAN DAN TANGGUNG JAWAB BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN (BPOM) TERKAIT KASUS ALBOTHYL MENURUT UNDANG UNDANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN DAN PELAKU USAHA

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KONSUMEN DAN PELAKU USAHA DALAM KONTEKS PERLINDUNGAN KONSUMEN. iklan, dan pemakai jasa (pelanggan dsb).

STIE DEWANTARA Perlindungan Konsumen Bisnis

BAB II TINJAUAN TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN. Bagi para ahli hukum pada umumnya sepakat bahwa arti konsumen

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KONSUMEN, PERLINDUNGAN KONSUMEN DAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM

BAHAN KULIAH ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA DAGANG Match Day 11 PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN DAN PELAKU USAHA Pengertian Hukum Perlindungan Konsumen

PERLINDUNGAN KONSUMEN ASPEK HUKUM DALAM EKONOMI, ANISAH SE.,MM.

ANALISIS HUKUM TENTANG UNDANG-UNDANG RAHASIA DAGANG DAN KETENTUAN KETERBUKAAN INFORMASI DALAM UNDANG-UNDANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN. memuat asas-asas atau kaidah-kaidah yang bersifat mengatur dan mengandung sifat

PERLINDUNGAN KONSUMEN. Business Law Semester Gasal 2014 Universitas Pembangunan Jaya

BAB III SANKSI PIDANA ATAS PENGEDARAN MAKANAN TIDAK LAYAK KONSUMSI MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

BAB III TINJAUAN UMUM. A. Tinjauan Umum Tentang Perlindungan Konsumen. antar anggota masyarakat yang satu dengan yang

BAB I PENDAHULUAN. modern di satu pihak membawa dampak positif, di antaranya tersedianya

BAB III TINJAUAN UMUM. Pada era globalisasi dan perdagangan bebas saat ini, banyak bermunculan berbagai macam

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA PELAYANAN PENGISIAN BBM YANG TIDAK MEMUASKAN DI LINGKUP SUMENEP SUTRISNI & MOH. ZAINOL ARIEF.

HAK DAN KEWAJIBAN KONSUMEN DAN PELAKU USAHA

Makan Kamang Jaya. : KESIMPULAN DAN SARAN. permasalahan tersebut. BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN DI INDONESIA

BAB II TINJAUAN TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN. mengenal batas Negara membuat timbul berbagai permasalahan, antara lain

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mengartikan perlindungan

Majelis Perlindungan Hukum (MPH) Ikatan Laboratorium Kesehatan Indonesia (ILKI) BAB I KETENTUAN UMUM

The First Food Technology Undergraduate Program Outside of North America Approved by the Institute of Food Technologists (IFT)

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN TERHADAP TRANSAKSI JUAL BELI MENGGUNAKAN MEDIA SOSIAL

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN KONSUMEN

Strategi Perlindungan Konsumen Teekomunikaasi

BAB I PENDAHULUAN. konsumen di Indonesia. Menurut pasal 1 ayat (2) Undang-Undang No 8 tahun

KONSEP Etika PRODUKSI DAN Lingkungan HIDUP ANDRI HELMI M, SE., MM.

Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen atau biasa disingkat dengan UUPK dan mulai diberlakukan pada tanggal 20 April UUP

2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II PERLINDUNGAN KONSUMEN JALAN TOL

BAB I PENDAHULUAN. Air tawar bersih yang layak minum kian langka di perkotaan. Sungai-sungai

BAB II. A. Hubungan Hukum antara Pelaku Usaha dan Konsumen. kemungkinan penerapan product liability dalam doktrin perbuatan melawan

BAB III TINJAUAN TEORITIS

II. TINJAUAN PUSTAKA. Konsumen berasal dari kata consumer (Inggris-Amerika), atau

A. Pengertian konsumen dan perlindungan konsumen. Istilah konsumen berasal dari kata consumer (Inggris-Amerika), atau

PROFIL BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) KOTA MALANG

HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK DALAM TRANSAKSI JUAL BELI ONLINE

BAB III KERANGKA TEORITIS. orang yang memiliki hubungan langsung antara pelaku usaha dan konsumen.

BAB II ASPEK HUKUM MENGENAI PERLINDUNGAN KONSUMEN DAN TELEKOMUNIKASI

Hukum Perlindungan Konsumen yang Berfungsi sebagai Penyeimbang Kedudukan Konsumen dan Pelaku Usaha dalam Melindungi Kepentingan Bersama

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN PENGGUNA JASA LAUNDRY DI KELURAHAN KADIPIRO KECAMATAN BANJARSARI KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. yang melindungi kepentingan konsumen 1. Adapun hukum konsumen diartikan

BAB I PENDAHULUAN. dirugikan. Begitu banyak dapat dibaca berita-berita yang mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. produk-produk yang kemudian dapat dikonsumsi oleh masyarakat setelah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Perlindungan Konsumen, Konsumen, dan Pelaku Usaha

BAB III TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARAAN JASA MULTIMEDIA TERHADAP KONSUMEN. A. Tinjauan Umum Penyelenggaraan Jasa Multimedia

II. TINJAUAN PUSTAKA. Artinya, perlindungan menurut hukum dan undang-undang

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM PELABELAN PRODUK PANGAN

BAB III TINJAUAN PERLINDUNGAN KONSUMEN. adalah bagian dari hukum konsumen yang memuat asas-asas atau kaidahkaidah

BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN. Berdasarkan uraian-uraian pada bagian pembahasan, maka dapat

PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI KOTA

Regulasi Pangan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN Meski belum terlalu populer, pada tahun 1996 mulai bermunculan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanggung jawab dalam bahasa Inggris diterjemahkan dari kata responsibility

PERILAKU KONSUMEN. Maya Dewi Savitri, MSi.

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan tersebut maka setiap manusia mengkonsumsi atau menggunakan

Pembangunan nasional merupakan pencerminan kehendak untuk terusmenerus. terpadu, terarah, dan berkesinambungan dalam rangka mewujudkan suatu

BAB II PENGERTIAN PELAKU USAHA, KONSUMEN, DAN PENGOPLOSAN. Konsumen menentukan bahwa pelaku usaha adalah setiap orang perorangan atau

TUGAS MATA KULIAH ETIKA PROFESI KODE ETIK PROFESI PENGUSAHA AGRIBISNIS

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BANK, PERLINDUNGAN KONSUMEN, DAN PERBUATAN MELAWAN HUKUM

BAB IV ANALISIS HAK KEAMANAN PENGGUNA JALAN TOL DARI KABUT ASAP KEBAKARAN LAHAN DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG PERLINDUNGAN KONSUMEN DAN PP NO 15 TAHUN

FAKULTAS HUKUM UPN VETERAN JAWA TIMUR

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2006), hal. 51. Grafindo Persada, 2004), hal. 18. Tahun TLN No. 3790, Pasal 1 angka 2.

persaingan ketat dan bervariasinya produk yang ditawarkan, akhirnya menempatkan konsumen sebagai subyek yang memiliki banyak pilihan. Menghadapi reali

BAB II PERLINDUNGAN KONSUMEN ATAS PEMAKAIAN JASA DARI PELAKU USAHA MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea ke-4, yaitu melindungi. perdamaian abadi dan keadilan sosial. 2

BAB I PENDAHULUAN. perindustrian dan perdagangan nasional telah menghasilkan berbagai variasi

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN DALAM TRANSAKSI JUAL BELI MELALUI BLACKBERRY MESSENGER (BBM) Oleh. Ardhita Dwiyana NIM.

Lex et Societatis, Vol. V/No. 3/Mei/2017. PERBUATAN MELAWAN HUKUM OLEH PRODUSEN TERHADAP MAKANAN DALUWARSA 1 Oleh: Yunia Mamarama 2

PEMERINTAH KABUPATEN PELALAWAN

BAB I PENDAHULUAN. Bank menurut pengertian umum dapat diartikan sebagai tempat untuk

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

BAB I PENDAHULUAN. atau kaidah kaidah yang bersifat mengatur dan juga mengandung sifat yang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya memiliki berbagai macam kebutuhan, apabila melihat dari

Perlindungan Konsumen Dalam Perspektif Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen Dan Hukum Islam Dalam Jual Beli

Lex et Societatis, Vol. V/No. 6/Ags/2017

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP WISATAWAN BERKAITAN DENGAN USAHA JASA RESTORAN DI DESA PADANG BAI KARANGASEM

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang terjadi dalam masyarakat, sebagai akibat dari berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN. baru dari rokok yang disebut rokok elektrik atau nama lainnya adalah vapor yang

BAB I PENDAHULUAN. bernafas, air untuk minum juga membutuhkan makanan sebagai kebutuhan

A. Perlindungan Hukum yang dapat Diperoleh Konsumen Terhadap Cacat. Tersembunyi yang Terdapat Pada Mobil Bergaransi yang Diketahui Pada

BAB II TINJAUAN UMUM PERLINDUNGAN KONSUMEN. A. Latar Belakang Hukum Perlindungan Konsumen

PENUNJUK PENANAMAN MODAL

BAB I PENDAHULUAN. Banyak makanan import yang telah masuk ke Indonesia tanpa disertai

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 59 TAHUN 2001 TENTANG LEMBAGA PERLINDUNGAN KONSUMEN SWADAYA MASYARAKAT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lain, mengadakan kerjasama, tolong menolong, bantu-membantu untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air merupakan salah satu kebutuhan vital bagi makhluk hidup di

BAB I PENDAHULUAN. kelancaran arus lalu lintas penduduk dari dan kesuatu daerah tertentu.

BAB II ASPEK HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN DENGAN KEGIATAN ASURANSI. Usaha perasuransian pada mulanya masuk ke Indonesia pada waktu

Menimbang : Mengingat :

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lex et Societatis, Vol. III/No. 7/Ags/2015

BAB III. A. Jual Beli Fashion Hijab Secara Online di Instagram #tashaproject Jual beli telah dipraktekkan oleh masyarakat primitif ketika uang

BAB I PENDAHULUAN. ini guna menunjang transportasi yang dibutuhkan masyarakat Jakarta. Selain

PENYELESAIAN SENGKETA ANTARA KONSUMEN DENGAN PELAKU USAHA MELALUI MEDIASI DI BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) KOTA DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. barang menurut spesifikasi yang telah disepakati dan menjualnya pada. ditangguhkan sampai waktu yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. dengan mannusia yang lainnya. Seiring dengan berkembangnya zaman, kemudian

Transkripsi:

UPAYA PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN DITINJAU DARI UNDANG UNDANG PERLINDUNGAN KONSUMEN Oleh: Wahyu Simon Tampubolon, SH, MH Dosen Tetap STIH Labuhanbatu e-mail : Wahyu.tampubolon@yahoo.com ABSTRAK Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Sehingga terhadap konsumen diperlukan adanya perlindungan hukum untuk mendapatkan hak-haknya sebagai konsumen. Perlindugan terhadap Konsumen dipandang secara materiil maupun formiil makin terasa sangat penting, mengingat makin lajunnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang merupakan motor penggerak bagi produktifitas dan efisiensi produsen atas barang atau jasa yang dihasilkannya dalam rangka mencapai sasaran usaha. Dalam rangka mengejar dan mencapai kedua hal tersebut, akhirnya baik langsung atau tidak langsung, maka Konsumenlah yang pada umumnya merasakan dampaknya. Adapun hasil penelitian menunjukan bahwa perlindungan hukum terhadap konsumen merupakan suatu keharusan yang diberikan pelaku usaha terhadap konsumen, karena dalam hal ini telah diatur dalam undang undang perlindungan konsumen. Dan upaya hukum terhadap penyelesaian sengketa antara nasabah dan pelaku usaha dalam hal terjadi sengketa dapat melakukan penyelesaian sengketa secara litgasi maupun non litigasi. Penyelesaian sengketa melalui litigasi didasarkan atas gugatan yang diajukan oleh salah satu pihak. Namun penyelesaian sengketa non litigasi dapat dilakukan dengan beberapa cara, misalnya dalam secara Negosiasi, Konsilidasi, Mediasi dan Arbitrase. Kata Kunci : Perlindungan Hukum, Konsumen, Undang-Undang. I. PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Perlindungan hukum adalah suatu perlindungan yang diberikan kepada subyek hukum ke dalam bentuk perangkat baik yang bersifat preventif maupun yang bersifat represif, baik yang lisan maupun yang tertulis. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa perlindungan hukum sebagai suatu gambaran tersendiri dari fungsi hukum itu sendiri, yang memiliki konsep bahwa hukum memberikan suatu keadilan, ketertiban, kepastian, kemanfaatan dan kedamaian. Dalam menjalankan dan memberikan perlindungan hukum dibutuhkannya suatu tempat atau wadah dalam pelaksanaannya yang sering disebut dengan sarana perlindungan hukum. Sarana perlindungan hukum dibagi menjadi dua macam yang dapat dipahami, yaitu sarana Perlindungan Hukum Preventif dan sarana perlindungan Hukum Represif 53

Perlindungan hukum preventif kewajiban masyarakat dan subyek hukum diberikan kesempatan pemerintah. Prinsip kedua yang untuk mengajukan keberatan atau mendasari perlindungan hukum pendapatnya sebelum suatu keputusan terhadap tindak pemerintahan adalah pemerintah mendapat bentuk yang prinsip negara hukum. Dikaitkan definitif. Tujuannya adalah mencegah dengan pengakuan dan perlindungan terjadinya sengketa sedangkan terhadap hak-hak asasi manusia, Perlindungan hukum preventif artinya pengakuan dan perlindungan terhadap bagi tindak pemerintahan yang hak-hak asasi manusia mendapat didasarkan pada kebebasan bertindak karena dengan adanya perlindungan tempat utama dan dapat dikaitkan dengan tujuan dari negara hukum. hukum yang preventif pemerintah terdorong untuk bersifat hati-hati 1.2 Perumusan Masalah dalam mengambil keputusan yang Berdasarkan uraian latar didasarkan pada diskresi. Di indonesia belakang di atas, maka permasalahan belum ada pengaturan khusus yang akan di bahas dirumuskan mengenai perlindungan hukum sebagai berikut: preventif. 1. Bagaimana bentuk perlindungan Perlindungan hukum yang hukum terhadap Konsumen? represif mempunyai tujuan untuk 2. Bagaimana upaya hukum apabila menyelesaikan sengketa. Penanganan perlindungan hukum oleh Pengadilan terjadi sengketa antara Konsumen dan Pelaku Usaha Umum dan Peradilan Administrasi di Indonesia termasuk kategori 1.3 Tujuan Penelitian perlindungan hukum ini. Prinsip Berdasarkan rumusan masalah perlindungan hukum terhadap diatas, maka yang menjadi tujuan tindakan pemerintah bertumpu dan penelitian ini adalah: bersumber dari konsep tentang 1. Untuk mengetahui dan pengakuan dan perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia karena menurut sejarah dari barat, lahirnya konsepkonsep menganalisis perlindungan hukum bagi konsumen apabila terjadi sengketa. tentang pengakuan dan 2. Untuk mengetahui dan perlindungan terhadap hak-hak asasi menganalisis upaya hukum apabila manusia diarahkan kepada terjadi sengketa antara konsumen pembatasan-pembatasan dan peletakan dan pelaku usaha 54

memberikan perlindungan hukum bagi 1.4 Manfaat Penelitian warga negaranya. Indonesia Kegiatan penelitian ini mengukuhkan dirinya sebagai negara diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun pratis, hukum yang tercantum di dalam Undang- Undang Dasar 1945 pasal 1 ayat 3 yang yaitu: berbunyi : Indonesia adalah negara Dari segi teoritis, penelitian ini secara umum memberikan manfaat untuk memperbanyak wawasan dan pengetahuan tentang perkembangan hukum. Ini berarti bahwa Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum. Dengan sendirinya perlindungan hukum menjadi unsur esensial serta tentang hukum perlindungan menjadi konsekuensi dalam negara konsumen. Manfaat dari segi praktis, hukum. Negara wajib menjamin hak-hak hukum warga negaranya. Perlindungan penelitian ini diharapkan dapat hukum merupakan pengakuan terhadap menjadi masukan, wawasan dan harkat dan martabat warga negaranya menambah ilmu bagi semua pihak yang berkaitan dengan perlindungan Konsumen, dan juga hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan sebagai manusia. Karena itu mempelajari Teori Perlindungan Hukum ini menjadi sangat penting.indonesia mengukuhkan dirinya sebagai negara hukum yang masukan bagi masyarakat dalam tercantum didalam Undang-Undang Dasar meningkatkan kesadaran terhadap hak 1945 pasal 1 ayat 3 yang berbunyi: dan kewajiban dalam hukum Indonesia adalah negara hukum, Indonesia perlindungan konsumen. adalah negara yang berdasarkan atas hukum, dengan sendirinya perlindungan II. KERANGKA TEORI hukum menjadi unsur esensial serta Teori yang digunakan sebagai menjadi konsekuensi dalam negara pisau analisis dalam penelitian ini adalah teori perlindungan hukum, dalam suatu negara, pasti terjadi hubungan antara hukum. Negara wajib menjamin hak-hak hukum warga negaranya. Perlindungan hukum merupakan pengakuan terhadap negara dengan warga negaranya. harkat dan martabat warga negaranya Hubungan inilah yang melahirkan hak dan sebagai manusia. Karena itu Teori kewajiban. Perlindungan Hukum akan menjadi hak bagi warga negara. Di sisi Perlindungan Hukum ini menjadi sangat penting. lain perlindungan hukum menjadi Prinsip perlindungan hukum kewajiban bagi negara. Negara wajib terhadap tindakan pemerintah bertumpu 55

dan bersumber dari konsep tentang terhadap harkat dan martabat manusia pengakuan dan perlindungan terhadap yang bersumber pada Pancasila. Prinsip hak-hak asasi manusia karena menurut perlindungan hukum terhadap tindak sejarah dari barat, lahirnya konsep-konsep pemerintah bertumpu dan bersumber dari tentang pengakuan dan perlindungan konsep tentang pengakuan dan terhadap hak-hak asasi manusia diarahkan perlindungan terhadap hak-hak asasi kepada pembatasan-pembatasan dan manusia karena menurut sejarahnya di peletakan kewajiban masyarakat dan Barat, lahirnya konsep-konsep tentang pemerintah. Aspek dominan dalam konsep pengakuan dan perlindungan terhadap barat tertang hak asasi manusia hak-hak asasi menusia diarahkan kepada menekankan eksistensi hak dan kebebasan pembatasan-pembatasan dan peletakan yang melekat pada kodrat manusia dan kewajiban masyarakat dan pemerintah. statusnya sebagai individu, hak tersebut berada di atas negara dan di atas semua III. PEMBAHASAN organisasi politik dan bersifat mutlak Upaya menjaga harkat dan sehingga tidak dapat diganggu gugat. martabat konsumen perlu didukung Karena konsep ini, maka sering kali peningkatan kesadaran, pengetahuan, dilontarkan kritik bahwa konsep Barat tentang hak-hak asasi manusia adalah kepedulian, kemampuan, dan kemandirian konsumen untuk melindungi dirinya serta konsep yang individualistik. Kemudian menumbuhkembangkan sikap pelaku dengan masuknya hak-hak sosial dan hakhak usaha yang bertanggung jawab. Di ekonomi serta hak kultural, terdapat kecenderungan mulai melunturnya sifat indivudualistik dari konsep Barat. Dalam Indonesia dasar hukum yang menjadikan seorang konsumen dapat mengajukan perlindungan adalah: merumuskan prinsi-prinsip perlindungan 1. Menurut Undang-Undang hukum di Indonesia, landasannya adalah Pancasila sebagai ideologi dan falsafah Perlindungan Konsumen Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan negara. Konsepsi perlindungan hukum Konsumen Republik Indonesia bagi rakyat di Barat bersumber pada menjelaskan bahwa hak konsumen di konsep-konsep Rechtstaat dan Rule of antaranya adalah hak atas The Law. Dengan menggunakan kenyamanan, keamanan, dan konsepsi Barat sebagai kerangka berfikir keselamatan dalam mengkonsumsi dengan landasan pada Pancasila, prinsip perlindungan hukum di Indonesia adalah barang dan atau jasa. Hak untuk memilih barang dan atau jasa serta prinsip pengakuan dan perlindungan mendapatkan barang dan atau jasa 56

tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan; hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif; hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan atau penggantian, apabila barang dan atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya; dan sebagainya. 1 2. UU No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat yaitu mengenai: a) Monopoli adalah penguasaan atas produksi dan atau pemasaran barang dan atau atas penggunaan jasa tertentu oleh satu pelaku usaha atau satu kelompok pelaku usaha. b) Praktek monopoli adalah pemusatan kekuatan ekonomi oleh satu atau lebih pelaku usaha yang mengakibatkan dikuasainya produksi dan atau pemasaran atas barang dan atau jasa tertentu sehingga menimbulkan persaingan usaha tidak sehat dan dapat merugikan kepentingan umum. c) Pemusatan kekuatan ekonomi adalah penguasaan yang nyata atas suatu pasar bersangkutan oleh satu atau lebih pelaku usaha sehingga 1 Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen 57 dapat menentukan harga barang dan atau jasa. 3. PP No.58 Tahun 2001 tentang Pembinaan Pengawasan dan Penyelenggaraan Konsumen. Perlindungan 4. Surat Edaran Dirjen Perdagangan dalam Negeri No. 235/DJPDN/VII/2001 tentang Penanganan Pengaduan Konsumen yang ditujukan kepada seluruh dinas Indag Prop/Kab/Kota yaitu membahas tentang memberlakuan wajib label berbahasa Indonesia bagi produk yang beredar di Indonesia sebagai langkah meningkatkan perlindungan konsumen. Permendag ini merupakan perbaikan atas Permendag No. 62/M- DAG/PER/12/2009. 5. Surat Edaran Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri No. 795/DJPDN/SE/12/2005 tentang Pedoman Pelayanan Pengaduan Konsumen. 2 Sesuai dengan Pasal 4 Undangundang Perlindungan Konsumen (UUPK), Hak-hak Konsumen adalah : 3 1. Hak atas kenyamanan, keamanan dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan/atau jasa; 2. Hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang 2 Ahmadi dan Yodo, Hukum Perlindungan Konsumen. hal. 58 3 Pasal 4 Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen

dan/atau jasa tersebut sesuai dengan 1. Membaca atau mengikuti petunjuk nilai tukar dan kondisi serta jaminan informasi dan prosedur pemakaian yang dijanjikan; atau pemanfaatan barang dan/atau 3. Hak atas informasi yang benar, jelas jasa, demi keamanan dan keselamatan. dan jujur mengenai kondisi dan 2. Beritikad baik dalam melakukan jaminan barang dan/atau jasa; transaksi pembelian barang dan/atau 4. Hak untuk didengar pendapat dan jasa. keluhannya atas barang dan/atau jasa 3. Membayar sesuai dengan nilai tukar yang digunakan; yang disepakati. 5. Hak untuk mendapatkan advokasi, 4. Mengikuti upaya penyelesaian hukum perlindungan dan upaya penyelesaian sengketa perlindungan konsumen sengketa perlindungan konsumen secara patut. secara patut; Adapun pelaku usaha dalam 6. Hak untuk mendapat pembinaan dan Pasal 6 UUPK adalah sebagai berikut: 5 pendidikan konsumen; 1. Hak untuk menerima pembayaran 7. Hak untuk diperlakukan atau dilayani yang sesuai dengan kesepakatan secara benar dan jujur serta tidak mengenai kondisi dan nilai tukar diskriminatif; barang dan/atau jasa yang 8. Hak untuk mendapatkan kompensasi, diperdagangkan; ganti rugi/penggantian, apabila barang 2. Hak untuk mendapat perlindungan dan/atau jasa yang diterima tidak hukum dari tindakan konsumen yang sesuai dengan perjanjian atau tidak beritikad tidak baik; sebagaimana mestinya; 3. Hak untuk melakukan pembelaan diri 9. Hak-hak yang diatur dalam ketentuan sepatutnya di dalam penyelesaian peraturan perundang-undangan hukum sengketa konsumen; lainnya. 4. Hak untuk rehabilitasi nama baik Maka sebagai konsumen memiliki apabila terbukti secara hukum bahwa berbagai hak dalam tindakan pembelian kerugian konsumen tidak diakibatkan barang serta adanya berbagai oleh barang dan/atau jasa yang perlindungan hukum terhadap konsumen. diperdagangkan; Sesuai dengan Pasal 5 Undang-undang 5. Hak-hak yang diatur dalam ketentuan Perlindungan Konsumen, Kewajiban peraturan perundang-undangan Konsumen adalah : 4 lainnya. 4 Pasal 5 Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen 5 Pasal 6 Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen 58

Adapun kewajiban pelaku usaha dimanfaatkan tidak sesuai dengan dalam Pasal 7 UUPK adalah sebagai perjanjian. berikut : 6 Berdasarkan penganturan di atas, 1. Beritikad baik dalam melakukan maka tampak bahwa hak dan kewajiban kegiatan usahanya; pelaku usaha bertimbal balik dengan hak 2. Memberikan informasi yang benar, dan kewajiban konsumen. Ini berarti hak jelas dan jujur mengenai kondisi dan bagi konsumen adalah kewajiban yang jaminan barang dan/atau jasa serta harus dipenuhi oleh pelaku usaha. memberi penjelasan penggunaan, Demikian pula dengan kewajiban perbaikan dan pemeliharaan; konsumen merupakan hak yang akan 3. Memperlakukan atau melayani diterima pelaku usaha. Bila dibandingkan konsumen secara benar dan jujur serta dengan ketentuan umum di Kitab Undangtidak diskriminatif; Undang Hukum Perdata, tampak bahwa 4. Menjamin mutu barang dan/atau jasa pengaturan Undang undang Perlindungan yang diproduksi dan/atau Konsumen lebih spesifik. Karena di diperdagangkan berdasarkan Undang undang Perlindungan Konsumen ketentuan standar mutu barang pelaku usaha selain harus melakukan dan/atau jasa yang berlaku; kegiatan usaha dengan itikad baik, ia juga 5. Memberi kesempatan kepada harus mampu menciptakan iklim usaha konsumen untuk menguji, dan/atau yang kondusif, tanpa persaingan yang mencoba barang dan/atau jasa tertentu curang antar pelaku usaha. serta memberi jaminan dan/atau Upaya perlindungan konsumen di garansi atas barang yang dibuat Indonesia Berdasarkan Undang-Undang dan/atau yang diperdagangkan; Nomor 8 Tahun 1999 tentang 6. Memberi kompensasi, ganti rugi Perlindungan konsumen Pasal 2. Ada 5 dan/atau penggantian atas kerugian asas perlindungan konsumen yaitu: 7 akibat penggunaan, pemakaian dan 1. Asas Manfaat pemanfaatan barang dan/atau jasa Asas ini mengandung makna yang diperdagangkan; bahwa penerapan UUPK harus 7. Memberi kompensasi, ganti rugi memberikan manfaat yang sebesarbesarnya dan/atau penggantian apabila barang kepada kedua pihak, dan/atau jasa yang dterima atau konsumen dan pelaku usaha. Sehingga tidak ada satu pihak yang 6 Pasal 7 Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen 7 Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum Suatu Pengantar, Cet. Kedua, (Yogyakarta: Liberty, 1999 ), hal. 33 59

kedudukannya lebih tinggi dibanding pihak lainnya. Kedua belah pihak harus memperoleh hak-haknya. 2. Asas Keadilan Penerapan asas ini dapat dilihat di Pasal 4-7 UUPK yang mengatur mengenai hak dan kewajiban konsumen serta pelaku usaha. Diharapkan melalui asas ini konsumen dan pelaku usaha dapat memperoleh haknya dan menunaikan kewajibannya secara seimbang. 3. Asas Keseimbangan Melalui penerapan asas ini, diharapkan kepentingan konsumen, pelaku usaha serta pemerintah dapat terwujud secara seimbang, tidak ada pihak yang lebih dilindungi. 4. Asas Keamanan dan Keselamatan Konsumen Diharapkan penerapan UUPK akan memberikan jaminan atas keamanan dan keselamatan konsumen dalam penggunaan, pemakaian, dan pemanfaatan barang dan/atau jasa yang dikonsumsi atau digunakan. 5. Asas Kepastian Hukum Dimaksudkan agar baik konsumen dan pelaku usaha mentaati hukum dan memperoleh keadilan dalam penyelenggaraan perlindungan konsumen, serta negara menjamin kepastian hukum. 60 Adapun tujuan Perlindungan konsumen menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999, bertujuan untuk: : 8 1. Meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kemandirian konsumen untuk melindungi diri; 2. Mengangkat harkat dan martabat konsumen dengan cara menghindarkannya dari akses negatif pemakaian barang dan/atau jasa; 3. Meningkatkan pemberdayaan konsumen dalm memilih, menentukan dan konsumen; menuntut hak-haknya sebagai 4. Menciptakan sistem perlindungan konsumen yang mengandung unsur kepastian Hukum dan keterbukaan informasi serta akses untuk mendapatkan informasi; 5. Menumbuhkan kesadaran pelaku usaha mengenai pentingnya perlindungan konsumen sehingga tumbuh sikap yang jujur dan bertanggung jawab dalam berusaha; 6. Meningkatkan kualitas barang dan/atau jasa yang menjamin kelangsungan usaha produksi barang dan/atau jasa, kenyamanan, dan keselamtan konsumen. Upaya perlindungan hukum bagi konsumen, hak konsumen tersebut hak atas kenyamanan, keamanan, dan 8 Janus Sidabalok, Hukum Perlindungan Konsumen di Indonesia, ( Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2006), hal. 44

keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan/atau jasa. Untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang dan/atau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan, atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa, untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa yang digunakan, mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut, mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen. Dan konsumen diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif. Serta ntuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi, dan/atau penggantian, apabila barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian dan tidak sebagaimana mestinya. IV. KESIMPULAN Berdasarkan Pembahasan yang telah dikemukakan pada bab-bab sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Perlindungan hukum terhadap konsumen merupakan suatu keharusan yang diberikan pelaku usaha terhadap konsumen, karena dalam hal ini telah diatur dalam undang undang perlindungan konsumen. 2. Upaya hukum terhadap penyelesaian sengketa antara nasabah dan pelaku usaha dalam hal terjadi sengketa dapat melakukan penyelesaian sengketa secara litgasi maupun non litigasi. Penyelesaian sengketa melalui litigasi didasarkan atas gugatan yang diajukan oleh salah satu pihak. Namun penyelesaian sengketa non litigasi dapat dilakukan dengan beberapa cara, misalnya dalam secara Negosiasi, Konsilidasi, Mediasi dan Arbitrase. DAFTAR PUSTAKA Ahmadi Miru dan Sutarman Yodo, Hukum Perlindungan Konsumen, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007) Janus Sidabalok, Hukum Perlindungan Konsumen di Indonesia, ( Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2006) Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum Suatu Pengantar, Cet. Kedua, (Yogyakarta: Liberty, 1999) Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen 61