BAB I PENDAHULUAN. jika seringkali pasien dan keluarganya menunjukkan sikap yang agak

dokumen-dokumen yang mirip
SKRIPSI. Diajukan Oleh : PARYANTO J

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. mengiris anggota tubuh yang sakit. Biasanya dilaksanakan dengan anastesi,

BAB 1 PENDAHULUAN. operasi melalui tiga fase yaitu pre operasi, intraoperasi dan post. kerja dan tanggung jawab mendukung keluarga.

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hiperplasia prostat merupakan salah satu keluhan atau penyakit

A. PENDAHULUAN Endang Sawitri* Agus Sudaryanto**

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia, prevalensi gangguan kecemasan berkisar pada angka 6-7% dari

EFEKTIFITAS PREOPERATIVE TEACHING TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PREOPERASI DI RUANG RAWAT INAP RSUD KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. mengalami tindakan invasif seperti pembedahan. Dilaporkan pasien mengalami

BAB I PENDAHULUAN. membuka dinding perut dan dinding uterus (Sarwono, 2005). Sectio caesarea

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. penjahitan luka (Sustyowati, dkk, 2010). Potter & Perry (2005) menyebutkan bahwa menghadapi pembedahan pasien akan mengalami

BAB I PENDAHULUAN. memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat. Peran perawat tidak hanya

ARTIKEL EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG CEMPAKA RSUD UNGARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan kesehatan bagi masyarakat. Menanggapi hal ini,

A. Latar belakang masalah

yang disampaikan perawat dapat diterima dengan baik oleh pasien (Alex, 2010). Sasongko (2010), dalam penelitiannya yang berjudul perbedaan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kecemasan merupakan perasaan yang timbul akibat ketakutan, raguragu,

BAB I PENDAHULUAN. prosedur pembedahan. Menurut Smeltzer dan Bare, (2002) Pembedahan / operasi

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat kompleks. Hirarki kebutuhan dasar manusia menurut Maslow adalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PADA KLIEN PRA BEDAH MAYOR DI RUANG RAWAT INAP MEDIKAL BEDAH GEDUNG D LANTAI 3 RUMAH SAKIT UMUM CIBABAT CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN.

HUBUNGAN ANTARA SUPPORT SYSTEM KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN ANAK SEBELUM TINDAKAN SIRKUMSISI DI BALAI PENGOBATAN ADHIA TUNGGUR SLOGOHIMO WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. operasi/pembedahan (misalnya takut sakit waktu operasi, takut terjadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diatasi. Bagi anak usia prasekolah (3-5 tahun) menjalani hospitalisasi dan

HUBUNGAN PENGGUNAAN MEKANISME KOPING DENGAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI FRAKTUR FEMUR DI UNIT ORTHOPEDI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menopause merupakan masa berhentinya menstruasi yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Operasi adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara. invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan upaya yang dapat mendatangkan stres karena terdapat ancaman

BAB I PENDAHULUAN. anggotanya. Keluarga berfungsi tinggi untuk membantu dalam menjaga

BAB I PENDAHULUAN. Bagi sebagian besar pasien, masuk rumah sakit karena sakitnya dan harus

BAB I PENDAHULUAN. harus terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat (Depkes, 1998).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sakit dan dirawat di rumah sakit khususnya bagi anak-anak dapat

BAB I PENDAHULUAN. perawatan sampai pemulangannya kembali ke rumah (Supartini, 2004). Hospitalisasi

PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI DI RUMAH SAKIT UMUM AISYIYAH PONOROGO NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

Wacana Kesehatan Vol.1, No.1,Juli 2017 HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN PENINGKATAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN PRAOPERASI ELEKTIF DIRUANG BEDAH

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH PEMBERIAN PENDIDIKAN KESEHATAN MENGGUNAKAN BOOKLET SPINAL ANESTESI TERHADAP KECEMASAN PADA PASIEN SECTIO CAECAREA

Oleh; Wahyu Riniasih 1). Fatchulloh 2) 1) Staf Pengajar STIKES An Nur Purwodadi Prodi Ners 2) Staf Pengajar STIKES An Nur Purwodadi Prodi Ners

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan perasaan tegang, pikiran khawatir dan. perubahan fisik seperti meningkatnya tekanan darah.

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini menggunakan rancangan eksperimen semu(quasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. individual yang tidak dapat dibagi dengan orang lain. Nyeri dapat memenuhi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN STRES KERJA DENGAN ADAPTASI PADA PERAWAT DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya dalam mewujudkan bangsa Indonesia yang sehat, kualitas pelayanan kesehatan dan jumlah pasien yang datang untuk

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PRE OPERASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD KUDUS ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan. Pelayanan kesehatan di rumah sakit merupakan bentuk pelayanan

maupun sebagai masyarakat profesional (Nursalam, 2013).

ejournal keperawatan (e-kp) Volume 1. Nomor 1. Agustus 2013

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN PASCA OPERASI FRAKTUR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. makanan, tempat tinggal, eliminasi, seks, istirahat dan tidur. (Perry, 2006 : 613)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Teknik Relaksasi...,Bayu Purnomo Aji,Fakultas Ilmu Kesehatan UMP,2017

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui

BAB I PENDAHULUAN. bermunculan dan di derita oleh manusia, baik yang bersifat patologis ataupun

BAB I PENDAHULUAN. perubahan lingkungan internal (psikologis, intelektual, spirituial dan penyakit)

BAB I PENDAHULUAN. Keperawatan perioperatif adalah istilah yang digunakan untuk. menggambarkan keragamanfungsi keperawatan yang berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan penunjang. Rumah sakit dalam menjalankan fungsinya

BAB I PENDAHULUAN. suplai darah dan oksigen ke otak (Smeltzer et al, 2002). Menurut World

BAB 1 PENDAHULUAN. seluruh dunia (Ruggenenti dkk, 2001). Penyakit gagal ginjal kronis

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota Gorontalo. Rumah Sakit ini

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN TINDAKAN KEPERAWATAN DALAM PENANGANAN FAJR DAN AL-HAJJI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA SKRIPSI

EFEKTIVITAS TERAPI GERAK TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI

KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI BEDAH MAYOR

BAB I PENDAHULUAN. Kecemasan merupakan bagian dari kehidupan manusia. Kecemasan terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. krisis karena anak mengalami stres akibat perubahan baik terhadap status

BAB I PENDAHULUAN. (komprehensif dan holistik) yang berfokus pada kepuasan pasien.

SKRIPSI SULASTRI J

HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN STRES KERJA DI INSTALASI RAWAT INAP RSU ISLAM SURAKARTA SKRIPSI

PENGARUH CERITA MELALUI AUDIOVISUAL TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK USIA PRASEKOLAH YANG MENGALAMI HOSPITALISASI DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG. Eni Mulyatiningsih ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. pasien yang dirawat di rumah sakit, pasien lebih sering merasa cemas

Ibnu Sutomo 1, Ir. Rahayu Astuti, M.Kes 2, H. Edy Soesanto, S.Kp, M.Kes 3

PENGARUH ELECTRO CONFULSIVE THERAPY TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan data World Health Organization (2010) setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. kegagalan anestesi/meninggal, takut tidak bangun lagi) dan lain-lain (Suliswati,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perjalanan kehidupan manusia berada dalam rentang toleransi dan keseimbangan yang dinamis terhadap

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP TINGKAT KECEMASAN KEMOTERAPI PADA PASIEN KANKER SERVIKS DI RSUD Dr. MOEWARDI

IKRIMA RAHMASARI J

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar penyakit yang menyebabkan penderita mencari pertolongan

BAB I PENDAHULUAN. tentang pelayanan kesehatan yang berkualitas. Pelayanan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan gambaran yang jelas tentang gagal jantung. Pada studinya disebutkan

BAB I PENDAHULUAN. sampai evaluasi selanjutnya (Uliyah & Hidayat, 2008). Keluhan yang

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN GANGGUAN KARDIOVASKULAR YANG DIRAWAT DIRUANGAN ALAMANDA TAHUN 2015

BAB III METODOLOGI. semu atau quasi experiment. Quasi experiment merupakan penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. secara terus menerus, tulus, ikhlas, peduli dengan masalah pasien yang di hadapi

BAB I PENDAHULUAN. mengalami hambatan dalam persalinan. 1. interaksi secara sinkron antara kekuatan his dan mengejan (power), jalan

BAB I PENDAHULUAN. emosional dan fisik yang bersifat mengganggu, merugikan dan terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. dalam beberapa kelompok, yaitu: gangguan cemas (anxiety disorder), gangguan cemas menyeluruh (generalized anxiety disorder/gad),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tindakan operasi atau pembedahan merupakan pengalaman yang sulit bagi hampir semua pasien karena akan muncul berbagai kemungkinan masalah dapat terjadi yang akan membahayakan bagi pasien. Maka tak heran jika seringkali pasien dan keluarganya menunjukkan sikap yang agak berlebihan yaitu munculnya kecemasan yang mereka alami. Kecemasan pada pasien berkaitan dengan segala macam prosedur tindakan pembedahan maupun pembiusan yang harus pasien laksanakan (Smeltzer & Bare, 2005). Penelitian yang dilakukan oleh Mahmaudi, et.al (2008) dari Departement of Psychatry Tehran University of Medical Science, Tehran Iran tentang Pengaruh bermain terhadap kecemasan pre operatif. Penelitian dilakukan terhadap 75 anak. Hasil penelitian menunjukkan sebelum operasi tingkat kecemasan pasien sebelum operasi pada kelompok intervensi rata-rata yaitu 34,07 dan kelompok kontrol rata-rata 71,66. Sedangkan berdasar jenis kelamin pada kelompok kasus pasien yang berjenis kelamin laki-laki pada kelompok kasus mempunyai rata-rata kecemasan 33,33 dan perempuan 35. Sedangkan pada kelompok kontrol rata-rata kecemasan pasien berjenis kelamin laki-laki 69,28 dan perempuan 77,72. Penelitian yang dilakukan oleh Makmur (2007) tentang tingkat kecemasan pre operasi di RS Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso menyatakan 1

bahwa dari 40 orang responden dalam tingkat kecemasan berat sebanyak 7 orang (17,5%), 16 orang (40%) memiliki tingkat kecemasan sedang, 15 orang (37,5%) dalam kategori ringan dan responden yang tidak mengalami cemas sebanyak 2 orang (5%). Pembedahan atau operasi adalah suatu tindakan pengobatan yang menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani. Pasien pre operasi elektif dapat mengalami berbagai ketakutan, takut terhadap anestesi, takut terhadap nyeri atau kematian, takut tentang ketidaktahuan. Selain ketakutan-ketakutan tersebut pasien juga mengalami kekhwatiran lain seperti masalah finansial, tanggung jawab terhadap keluarga, dan kewajiban pekerjaan atau ketakutan akan prognosis buruk atau kemungkinan kecacatan di masa akan datang dan ancaman ketidakmampuan permanen yang lebih jauh. Hal ini memperberat ketegangan emosional yang sangat hebat yang diciptakan oleh prospek pembedahan (Sjamsul, 2008). Pandangan setiap orang dalam menghadapi pembedahan berbeda, sehingga respon pun berbeda. Setiap menghadapi pembedahan selalu menimbulkan ketakutan dan kecemasan pada pasien, kecemasan sering muncul pada usia sebelum 30 tahun. Seseorang yang sangat cemas sehingga tidak bisa berbicara dan mencoba menyesuaikan diri dengan kecemasan sebelum operasi, seringkali menjadi hambatan pada paska operasi, pasien menjadi cepat marah, bingung, lebih mudah tersinggung akibat reaksi psikis, dibandingkan dengan orang yang cemas ringan (Long, 2006).

Tindakan operasi atau pembedahan merupakan ancaman potensial maupun aktual pada integritas seseorang yang tidak hanya dapat membangkitkan reaksi stess fisiologis, tetapi juga masalah psikologis, emosi dan kecemasan seperti rasa cemas atau takut terhadap penyuntikan, nyeri luka operasi, anestesi, bahkan terhadap kemungkinan cacat atau mati. Kecemasan dapat timbul karena kesiapan psikologis terhadap pembedahan belum optimal. Perawat sebagai tenaga kesehatan di rumah sakit memiliki peran yang sangat penting dalam membantu pasien mengatasi kecemasannya. Pasien secara mental harus dipersiapkan untuk menghadapi pembedahan. Dalam hal ini hubungan baik antara penderita, keluarga dan tenaga kesehatan sangat membantu untuk membeikan dukungan sosial atau support system (Arini, 2003). Dukungan yang diberikan keluarga untuk mengurangi kecemasan pasien itu sendiri adalah dukungan informasional, dimana keluarga memberikan nasihat, saran, dukungan jasmani atau rohani. Dukungan emosi juga diberikan keluarga yang meliputi dukungan yang diwujudkan dalam bentuk afeksi, adanya kepercayaan, perhatian, mendengarkan dan didengarkan. Dukungan lainnya adalah dukungan penilaian dan dukungan instrumen (Friedman, 2008). Penelitian tentang gambaran kebutuhan pasien pre-operasi adalah dukungan psikologis dan spritual di ruang bedah RSU Kota Tasikmalaya menyebutkan bahwa sebagaian besar pasien yaitu sekitar 70% pasien membutuhkan dukungan psikologis dan 57,7% sangat membutuhkan

informasi baik tentang perawat dan lingkungan rumah sakit. Informasi tentang penyakit pasien dan informasi tentang tindakan.sedangkan sebanyak 70% sangat membutuhkan dukungan emosional yang terdiri dari kebutuhan empati, peningkatan harga diri dan kebutuhan perhatian. Pasien dapat mengekspresikan ketakutan dan kecemasannya pada keluarga dengan mengurangi kecemasan dan ketakutan yang berlebihan dan tidak beralasan, akan mempersiapkan pasien secara emosional. Selain itu, mempersiapkan keluarga terhadap kejadian yang akan dialami pasien dan diharapkan keluarga banyak memberi dukungan pada pasien dalam menghadapi operasi (Anderson dan Masur, 2009). Kesehatan jiwa yang positif tercapai bila kebutuhan psikologis akan rasa aman, kasih sayang, harga diri dan aktualisasi diri terpenuhi secara optimal sehingga klien mempunyai kesiapan mental yang tinggi dalam menghadapi pembedahan. Pengalaman operasi untuk pertama kali kurang memberikan pengaruh apabila pemenuhan dukungan psikologis yang mencakup dukungan emosional dan dukungan informasi diberikan secara efektif oleh perawat, keluarga atau tim kesehatan lainnya (DepKes, 2004). Ni Ketut Kusumarjathi (2009) yang melakukan penelitian saat praktek Laboratorium Rumah Sakit pada bulan Februari 2011 di RSU Provinsi NTB, bahwa peneliti mendapatkan pasien yang akan dioperasi tanpa ditemani oleh keluarganya, mengalami kecemasan yang menimbulkan perubahan fisiologis seperti jantung berdebar-debar, peningkatan tekanan darah, nafas cepat,

perasaan adanya tekanan pada dada yang dapat berisiko ketika menjalani pembedahaan sehingga jadwal operasi diundur beberapa hari. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Jahriah (2012) menunjukkan bahwa sebanyak 48% keluarga memberikan dukungan yang baik dan paling sedikit memberikan dukungan yang kurang sebanyak 17%. Kecemasan pasien pre-operasi sebanyak 46% pasien pre-operasi apendictomy di RSUD Tarakan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur mengalami kecemasan ringan. Survei pendahuluan yang peneliti lakukan terhadap 10 pasien yang akan menjalani operasi di ruang rawat inap RSUD Prof Dr. Margono Soekardjo Purwokerto, sebanyak 7 pasien (70%) menyatakan takut dan cemas menghadapi operasi yang akan dilaksanakan. Perasaan cemas yang menyertai yaitu takut terjadi sesuatu yang tidak diinginkan pada saat menjalani operasi.berdasar pengamatan yang peneliti lakukan, beberapa anggota keluarga nampak memberikan nasihat dan menguatkan mental pasien.tetapi ada juga anggota keluarga dari pasien yang menyatakan bahwa apapun yang terjadi merupakan cobaan yang harus dilalui. Berdasarkan uraian di atas tampak adanya permasalahan, di satu sisi tampak pentingnya dukungan keluarga untuk mengatasi kecemasan pada pasien pre operasi, namun disisi lain fakta permasalahan aplikasi dukungan yang diberikan keluarga belum optimal. Untuk itu perlu dilakukan usaha untuk meningkatkan dukungan keluarga dalam upaya menurunkan kecemasan pada pasien pre operasi. Dapat disimpulkan bahwa dukungan keluarga

berpengaruh terhadap tingkat penurunan kecemasan pasien, maka dari itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut terkait dengan pengaruh dukungan keluarga terhadap tingkat kecemasan pada pasien pre operatif. B. Rumusan Masalah Pandangan setiap orang dalam menghadapi pembedahan berbeda, sehingga respon pun berbeda, setiap menghadapi pembedahan selalu menimbulkan ketakutan dan kecemasan pada pasien. Seseorang yang sangat cemas sehingga tidak bisa berbicara dan mencoba menyesuaikan diri dengan kecemasan sebelum operasi, seringkali menjadi hambatan pada paska operasi, pasien menjadi cepat marah, bingung, lebih mudah tersinggung akibat reaksi psikis, dibandingkan dengan orang yang cemas ringan. Dukungan keluarga mempunyai pengaruh yang kuat dalam permasalahan yang dihadapi oleh pasien, dukungan yang diberikan keluarga untuk mengurangi kecemasan pasien itu sendiri adalah dukungan informasional, dukungan emosi, dukungan penilaian dan dukungan instrumen. Oleh karena itu, peneliti terdorong untuk melakukan penelitian dalam bidang ini dengan judul Pengaruh Dukungan Keluarga Terhadap Tingkat Kecemasan Pada Pasien Pre Operatif di Ruang Rawat Inap RSUD Prof. dr. Margono Soekarjo Purwokerto.

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dukungan keluarga terhadap tingkat kecemasan pada pasien pre operatif di Ruang Rawat Inap RSUD Prof. dr. Margono Soekarjo Purwokerto. 2. Tujuan Khusus Tujuan khusus penelitian ini adalah : a. Mendeskripsikan karakteristik responden pasien pre operatif di RSUD Prof. dr. Margono Soekarjo Purwokerto : jenis kelamin, usia, jenis operasi. b. Mendeskripsikan tingkat kecemasan pasien pre operatif di RSUD Prof. dr. Margono Soekarjo Purwokerto. c. Mendeskripsikan dukungan keluarga pasien pre operatif di RSUD Prof. dr. Margono Soekarjo Purwokerto. d. Pengaruh dukungan keluarga terhadap tingkat kecemasan pada pasien pre operatif di Ruang Rawat Inap RSUD Prof. dr. Margono Soekarjo Purwokerto. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi pendidikan dan ilmu pengetahuan Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan gambaran tentang asuhan keperawatan dukungan keluarga yang diberikan

pada pasien pre operatif. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberi masukan tentang konsep asuhan keperawatan dukungan keluarga. 2. Bagi profesi keperawatan Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi profesi keperawatan tentang pemberian pendidikan kesehatan dengan program waktu yang tepat pada pasien agar dapat membantu pasien dan keluarga dalam menurunkan kecemasan sebelum operasi. 3. Bagi pengambil kebijakan di rumah sakit Sebagai masukan bagi Rumah Sakit dalam memberikan dukungan keluarga secara efektif terhadap tingkat kecemasan untuk meningkatkan mutu pelayanan perawatan pada pasien sebelum menjalani tindakan operasi. 4. Bagi peneliti Penelitian ini memberikan pengalaman tentang proses penelitian, dan pengalaman dalam mengelola kecemasan pada pasien yang akan menjalani operasi di RSUD Prof. dr. Margono Soekarjo Purwokerto. 5. Bagi masyarakat Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang pentingnya dukungan keluarga untuk mengurangi kecemasan anggota keluarga yang akan menjalani operasi.

6. Bagi Institusi Pendidikan Memberi masukan dan sebagai dasar untuk melaksanakan penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan pengaruh dukungan keluarga terhadap tingkat kecemasan pada pasien pre operatif. E. Keaslian Penelitian Beberapa penelitian yang dijadikan acuan dalam penelitian ini antara lain: 1. Khusnul Khotimah, melakukan penelitian dengan judul pengaruh pemberian informasi prosedur operasi terhadap tingkat kecemasan pada pasien pre operatif di ruang bedah RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto, tahun 2008 dengan kesimpulan hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan pada responden sebelum dan sesudah diberikan informasi prosedur operasi. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen. Populasi penelitian pasien yang akan menjalani operasi dengan general anastesi selama sebulan di Ruang bedah RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto sebanyak 58 orang. Analisa data menggunakan analisis paired t-test. 2. Rohmawati (2011) tentang Hubungan pemberian informed consent dengan tingkat kecemasan pada pasien pre operasi di Instalasi Rawat Inap RSUD Kajen Kabupaten Pekalongan. Desain penelitian menggunakan deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan total sampling dengan 32 responden. Insstrumen

penelitian menggunakan uji korelasi sperman rank. Hasil uji korelasi diperoleh p value sebesar 0,026 artinya terdapat hubungan pemberian informed consent dengan tingkat kecemasan pada pasien pre operasi di Instalasi Rawat Inap RSUD Kajen Kabupaten Pekalongan. 3. Larasati, Yulistia Indah (2009). Efektifitas Preoperative Teaching Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi Di Ruang Rawat Inap RSUD Karanganyar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas preoperative teaching terhadap penurunan tingkat kecemasan pasien preoperasi di ruang rawat inap RSUD Karanganyar. Penelitian dilakukan bulan Maret-April 2009, menggunakan quasi experiment one group pre test-post test design dan teknik purposive sampling. Jumlah sampel adalah 15 orang. Analisa hasil penelitian menggunakan uji paired sample t-test. Hasil penelitian menunjukkan nilai t hitung (9,726) lebih besar dari t tabel (1,761) atau sig (0,000) lebih kecil dari α (0,05) sehingga Ha diterima yang berarti preoperative teaching efektif untuk menurunkan tingkat kecemasan pasien preoperasi di ruang rawat inap RSUD Karanganyar. 4. Sawitri, Endang; Sudaryanto, Agus (2008). Pengaruh Pemberian Informasi Pra Bedah Terhadap Tingkat Kecemasan Pada Pasien Pra Bedah Mayor Di Bangsal Orthopedi RSUI Surakarta.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penyampaian informasi pra bedah melalui tingkat penurunan kecemasan pasien sebelum operasi. Penelitian ini direncanakan sebagai penelitian eksperimental pada jenis one group pre test - post test,

dilengkapi dengan 58 subjek. Sampel Teknik pengumpulan adalah pada saat yang sama dengan metode quota sampling, sedangkan metode pengumpulan data selesai dengan kuesioner yang berisi dari pengukuran kecemasan sebagai Hamilton Anxiety Scale. Teknik analisis data menggunakan uji-t. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada perbedaan tingkat kecemasan pada pasien, sebelum dan sesudah komunikasi terapeutik yang memberikan informasi pra operasi di bangsal ortopedi RSUI Kustati Surakarta. Setidaknya, hal ini ditunjukkan dengan computed uji hiphotesys diselesaikan dengan tingkat signifikansi 5% dan derajat bebas 57, itu menunjukkan bahwa hasil t dihitung = 7.366 > ttabel = 2,002. Perbedaan dalam penelitian ini adalah peneliti menekankan pada pengaruh dukungan keluarga terhadap tingkat kecemasan pasien sebagai kajian. Sampel yang diambil adalah pasien yang masuk ke Rumah Sakit RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto dan yang akan dilakukan tindakan operasi. Metode penelitiannya adalah menggunakan kuesioner, sehingga penelitian yang penulis lakukan dapat dipertanggungjawabkan keasliannya.