BAB III PENCEMARAN SUNGAI CIKEMBANG DESA KEMBANG KUNING KECAMATAN JATILUHUR OLEH PT. INDORAMA SYNTHETICS TBK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Wisma 46 Kota BNI lantai 20, Jalan Jend. Sudirman, Kav. 1, Jakarta.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Arief Hario Prambudi, 2014

I. PENDAHULUAN. Lingkungan hidup Indonesia merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan umat

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 21 TAHUN 2008

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 21 TAHUN 2008

BAB I PENDAHULUAN. perubahan itu memang sudah direncanakan tetapi dalam setiap kegiatan

Presentasi - Juni Public Expose Tahunan dan Insidental 1. Kemasan. Kesehatan. Tekstil Teknik. Otomotif. Pakaian. Rumah

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 07 TAHUN 2007 TENTANG BAKU MUTU EMISI SUMBER TIDAK BERGERAK BAGI KETEL UAP

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. upaya meningkatkan produktivitas perusahaan karena manusia mempunyai

I. PENDAHULUAN. masyarakat masih mengandalkan impor dari luar negeri dan mengakibatkan

PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR A20211

BAB III PENCEMARAN UDARA INDUSTRI PT. CEMARA AGUNG. bidang industri tenun dan tekstil dengan kapasitas produski sebesar

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR :... TAHUN... TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI MINYAK SAWIT MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BLITAR TAHUN 2015 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG IZIN LINGKUNGAN

RKL-RPL RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGOPERASIAN PLTU TANJUNG JATI B UNIT 5 DAN 6 (2 X MW) DI KABUPATEN JEPARA, PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum, industri tekstil dan produk tekstil (TPT) Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. termasuk pembangunan dalam bidang industri yang salah satunya adalah

H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

BUPATI SIMEULUE QANUN KABUPATEN SIMEULUE NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

I. PENDAHULUAN. Fly ash dan bottom ash merupakan limbah padat yang dihasilkan dari. pembakaran batubara pada pembangkit tenaga listrik.

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG

I. PENDAHULUAN. suatu alat yang berfungsi untuk merubah energi panas menjadi energi. Namun, tanpa disadari penggunaan mesin yang semakin meningkat

BAB I PENDAHULUAN. suatu periode tertentu. Dengan laba ini dapat digunakan perusahaan untuk tambahan

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PERTAMBANGAN BIJIH BESI

BUPATI KEPULAUAN MERANTI PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

Jangka waktu penyelesaian : ± 19 hari (pengumuman 5 hari, pemeriksaan 14 hari sejak formulir UKL UPL dinyatakan lengkap secara administrasi)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman yang sangat pesat menuntut adanya kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. kesinambungan pembangunan. Dengan meningkatnya pembangunan akan. dan derajat kesehatan masyarakat disebabkan adanya pencemaran.

BAB.I 1. PENDAHULUAN. Limbah pada umumnya adalah merupakan sisa olahan suatu pabrik atau industri.

FORMULIR PERMOHONAN REKOMENDASI TEKNIS UNTUK PENGAJUAN IZIN PEMBUANGAN LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN USAHA PADA BADAN AIR PENERIMA BUKAN LAUT

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 113 TAHUN 2003 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN ATAU KEGIATAN PERTAMBANGAN BATU BARA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah sebuah negara kepulauan dengan pulau lebih

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 87 TAHUN 2008 TENTANG

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

BAB I PENDAHULUAN. secara besar besaran, maka akan terjadi perubahan ekosistem yang mendasar. Agar

Efisiensi PLTU batubara

BUPATI PENAJAM PASER UTARA

I. PENDAHULUAN. tanpa disadari pengembangan mesin tersebut berdampak buruk terhadap

LAMPIRAN III. PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR : 50 TAHUN 2012 TANGGAL :

Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Usaha dan/atau kegiatan pembangkit listrik tenaga termal adalah usaha dan/atau kegiatan

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 34 TAHUN 2009 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PERTAMBANGAN BIJIH BAUKSIT

BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG IZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH DAN PEMANFAATAN AIR LIMBAH

G U B E R N U R JAMB I

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG BAKU MUTU LINGKUNGAN HIDUP DAN KRITERIA BAKU KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 06 TAHUN 2007 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP TENTANG

JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

I. PENDAHULUAN. untuk pembuatan kampas rem. Dalam perkembangan teknologi, komposit

BAB I PENDAHULUAN. ini dapat terlihat dari banyaknya industri baru yang tumbuh dan berkembang

USAHA DAN/ATAU KEGIATAN BERISIKO TINGGI

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BUPATI PURWAKARTA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG IZIN LINGKUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. hampir seluruh aspek kehidupan membutuhkan energi. Kebutuhan energi saat ini

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi saat ini, persaingan bisnis semakin ketat menuntut setiap

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 01 TAHUN 2010 TENTANG TATA LAKSANA PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR :... TAHUN... TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI MINYAK SAWIT MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 04 TAHUN 2006 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PERTAMBANGAN BIJIH TIMAH

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI KAWASAN INDUSTRI MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR : 515 TAHUN : 2001 SERI : C PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 13 TAHUN 2001 TENTANG PENGENDALIAN LIMBAH

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : 02 TAHUN 2008 TENTANG PEMANFAATAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

BAB I PENDAHULUAN. Pertambahan penduduk dan aktivititas masyarakat di daerah perkotaan makin

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Batu bara

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.231, 2010 KEMENTERIAN NEGARA LINGKUNGAN HIDUP. Pengelolaan. Pemantauan. Lingkungan Hidup.

PEDOMAN PENYUSUNAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (ANDAL)

Biomas Kayu Pellet. Oleh FX Tanos

BAB 1 PENDAHULUAN. berusaha mendapatkan pemenuhan kebutuhan primer maupun sekundernya. Sumber

BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2017 NOMOR : 27

BAB I PENDAHULUAN. Di negeri kita yang tercinta ini, sampah menjadi masalah yang serius.

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 09 TAHUN 2006 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PERTAMBANGAN BIJIH NIKEL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1990 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Pemanfaatan Abu Batubara BAB I PENDAHULUAN

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

BAB III PENCEMARAN LINGKUNGAN YANG DILAKUKAN OLEH PT KAHATEX

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1990 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR. Presiden Republik Indonesia,

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI KAWASAN INDUSTRI MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

KEBIJAKAN MANAGEMEN RESIKO

IV. GAMBARAN UMUM PLTU DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

C. BIDANG LINGKUNGAN HIDUP SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN

Transkripsi:

BAB III PENCEMARAN SUNGAI CIKEMBANG DESA KEMBANG KUNING KECAMATAN JATILUHUR OLEH PT. INDORAMA SYNTHETICS TBK A. Profil PT.Indorama Synthetic Tbk 1. Sejarah Perusahaan Perusahaan, didirikan pada Tahun 1975, mulai produksi secara komersial pada Tahun 1976 dengan pabrik pemintalan kapas di Purwakarta yang secara terus menerus melakukan diversifikasi dan memperluas bisnis Spun Yarn dan menambah produksi pembuatan Polyester Filament Yarns, "Polyester Staple Fibers PET Resin," Polyester Chips dan Polyester Filament Fabrics untuk pasar global dengan lokasi pabrik di Jawa Barat (di Purwakarta, Campaka dan Bandung), Indonesia. Perusahaan telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak 1990. 71) PT. Indorama Synthetic Tbk. Adalah salah satu perusahaan PMA yang bergerak dibidang industri tekstil yang memproduksi serat buatan. Insdustri tekstil PT. Indorama Synthentic Tbk. Terletak di Desa Kembang Kuning dan Desa Cibinong, Kecamatan Jaatiluhur Kabupaten Purwakarta, Provinis Jawa Barat. Jenis Produksi utama yang dihasilkan oleh PT. Indorama Synthetic Tbk. Berupa benang tekstur, polyster, fiber, polyster chip, benang dyed, benang grey, kain jadi/grey serta pet resin dengan jumlah produksi ± 28.831.616.42 ton/tahun. 72) 71) http://www.indorama.co.id/in/tentang-kami/ikhtisar.html di akses pada Tangggal 26 Maret 2017 72) AMDAL PT. Indorama Synthetic Tbk. 2013.hlm.1. 63

2. Identitas Pemrakarsa Nama Perusahan Alamat : PT. Indorama Synthetic TBK. : Jl. Industri, Desa Kembang Kuning, Ubrug Jatiluhur Purwakarta Telp.Fax. : 0264-20263111 Penanggungjawab : Mukul Kapoor B. Kegiatan Produksi Perusahaan merupakan salah satu eksportir terbesar di Indonesia dan telah menjadi pemenang tetap dalam memperebutkan penghargaan bergengsi Primaniyarta untuk prestasi ekspornya. Perusahaan mengekspor ke para pelanggan premium di Amerika Utara, Eropa, Amerika Selatan, Asia, Australia dan Timur Tengah. Suatu proses penanaman modal kembali yang terus menerus dan program peningkatan produktivitas telah menjadikan Perusahaan salah satu produsen polyester yang paling kompetitif di seluruh dunia. Bisnis Perusahaan merupakan semua yang berkaitan dengan memberikan mutu yang unggul, konsistensi dan keandalan dengan layanan yang tepat setiap saat. Perusahaan bergerak dalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut: a. Polyester. Kapasitas perusahaan yang terpasang saat ini adalah 65.000 tpa PSF, 100.000 tpa PFY dan 115.000 tpa Resin PET dan textle grade chips. b. Spun Yarns. Kapasitas Perusahaan yang terpasang saat ini adalah lebih dari 335.000 kumparan. 64

c. Fabrics. Kapasitas yang terpasang di Perusahaan saat ini adalah 60 Juta meter kain tenun dan kain polyester filament per tahun d. Captive Power Plant Pada Tahun 2006, Indorama Synthethics mendirikan pabrik pembangkit tenaga listrik 60 MW berbasis batubara (2x30MW) untuk menangani kebutuhan tenaga listrik di kompleks besarnya di Purwakarta, Indonesia. Produk lainnya, yaitu flash ash dan bottom ash yang merupakan limbah yang dihasilkan dari pembakaran batubara pada boiler serta ash block yang merupakan produk multiblock dari hasil pmenfaatan fly ash dan bottom ash. Kegiatan produksi PT. Indorama Syhthetics TBK. Juga dilengkapi dengan fasilitas penunjang, yaitu PLTU Batubara dengan kapasitas 2X30 MW serta dilengkapi dengan landfill seluas ± 0,6 HA dengan kapasitas 26.316.51 ton sebagai tempat penimbunan limbah B3 berupa fly ash dan bottom ash hasil pembakaran batubara. Fasilitas landfill tersebut direncanakan beroperasi dari Tahun 2008 sampai 2010 dan operasional landfill telah berakhir pada Tahun 2010. Setelah itu lahan bekas landfill direncanakan untuk dialih fungsikan menjadi akses jalan menuju perluasan pabrik sebagai tempat penyimpanan batubara. Kegiatan industri PT.Indorama Synthetic TBK. Sebelumnya telah memiliki dokumen lingkunagan, yaitu dokumen upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPLH) dengan Nomor Pengesahan 66/59DLHTR/2008, selain itu pula PLTU Batu bara milik PT.Indorama Synthetic TBK. Telah meiliki dokumen lingkungan yaitu dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPLH) dengan Nomor Pengesahan 666/60DLHTR/2008, sedangakan untuk operasional landfill sebelumnya telah memiliki surat dari Deputi IV MENLH, 65

tanggal 1 September 2006 No. B-5634/Dep.IV/LH/09/2006 tentang Surat Tidak Keberatan (STK) pembangunan landfill yang diberikan kepada PT.Indorama Synthetic Tbk. 73) 1. Tujuan Kegiatan Pengembangan Industri a. Mempermudah mobililtas kendaraan pengangkut bahan baku dan hasil produksi. b. Tercipta suatu kawasan kegiatan industri yang tertata dan sesuai dengan penataan tata guna lahan yang sudah ditetapkan pemerintah kabupaten purwakarta. c. Memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap produk tekstil yang semakin meningkat. d. Menyediakan lahan untuk menyimpan batu bara. e. Membuka kesempatan kerja dan berusaha bagi masyarakat yang berada di sekitar lokasi kegiatan. 2. Manfaat Kegiatan Pengembangan Industri a. Mendorong percepatan perekonomian suatu wilayah. b. Batubara dapat digunakan sebagai bahan bakar PLTU. c. Memberikan lapangan kerja kepada masyarakat di sekitar lokasi kegiatan. C. Pencemaran Air Sungai Istilah pencemaran air atau polusi air dapat dipersepsikan berbeda oleh satu orang dengan orang lainnya mengingat banyak pustaka acuan yang merumuskan definisi istilah tersebut, baik dalam kamus atau buku teks ilmiah. Pengertian pencemaran air juga didefinisikan dalam Peraturan Pemerintah, sebagai turunan dari pengertian pencemaran lingkungan hidup yang didefinisikan dalam Undang-Undang. Dalam praktik operasionalnya, pencemaran lingkungan hidup tidak pernah ditunjukan secara utuh, Maret 2017 73) http://www.indorama.co.id/in/tentang-kami/ikhtisar.html di akses pada tangggal 26 66

melainkan sebagai pencemaran dari komponen lingkungan hidup, seperti pencemaran air, pencemaran air laut, pencemaran air tanah dan pencemaran udara. Dengan demikian, definisi pencemaran air mengacu pada definisi lingkungan hidup yang ditetapkan dalam Undang-Undang tentang Lingkungan Hidup yaitu Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Definisi pencemaran lingkungan hidup dalam Undang-Undang No.32 Tahun 2009 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, menyatakan : Pencemaran lingkungan hidup masuk atau dimasukkannya mahkluk hidup, zat, energi dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan Definisi pencemaran air tersebut dapat diuraikan sesuai makna pokoknya menjadi 3 (tga) aspek, yaitu aspek kejadian, aspek penyebab atau pelaku dan aspek akibat. 74) Berdasarkan definisi pencemaran air, penyebab terjadinya pencemaran dapat berupa masuknya makhluk hidup, zat, energi atau komponen lain ke dalam air, sehingga menyebabkan kualitas air tercemar. Masukan tersebut sering disebut dengan istilah unsur pencemar, yang pada praktiknya masukan tersebut berupa buangan yang bersifat rutin, misalnya buangan limbah cair. Aspek pelaku/penyebab dapat yang disebabkan oleh alam, atau oleh manusia. Pencemaran yang disebabkan oleh alam tidak dapat berimplikasi hukum, tetapi Pemerintah tetap harus menanggulangi pencemaran tersebut. 74) Setiawan H, Pengertian Pencemaran Air Dalam Persfektif Hukum,Penerbit Andi Offset, Jogjakarta, 2001. hlm.3. 67

Sedangkan aspek akibat dapat dilihat berdasarkan penurunan kualitas air sampai ke tingkat tertentu. Pengertian tingkat tertentu dalam definisi tersebut adalah tingkat kualitas air yang menjadi batas antara tingkat tak-cemar (tingkat kualitas air belum sampai batas) dan tingkat cemar (kualitas air yang telah sampai ke batas atau melewati batas). Ada standar baku mutu tertentu untuk peruntukan air. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Baku Mutu Air Limbah Pasal 16 Setiap usaha dan/atau kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) wajib melakukan pemantauan kualitas air limbah paling sedikit 1 (satu) kali setiap bulannya sesuai dengan parameter yang telah ditetapkan dalam izin pembuangan air limbah D. Pencemaran Sungai yang Dilakukan oleh PT.Indorama Synthetic TBK. Limbah yang Merugikan Masyarakat Desa Kembang Kuning yang dialiri Sungai Cikembang, Indorama bisa terjerat Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Sejumlah pemerhati lingkungan, melihat pencemaran Sungai Cikembang bukan hal biasa. Pemerhati Lingkungan Purwakarta Teddy M Hartawan mengatakan, jenis kimia Therminol VV-1 merupakan sejenis bahan cairan kimia synthetic untuk mentransper panas yang dibutuhkan dan di desain untuk mengubah cairan dari 12 sampai 400 derajat celcius, atau uap dari 257 derajat - 400 derajat celcius. Sebelumnya, Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Purwakarta memperkirakan Therminol yang dibuang ke Sungai 68

Cikembang kemungkinan lebih dari satu drum. Therminol sendiri merupakan bahan kimia berbahaya, yang tidak lagi digunakan standar pabrik di Amerika sejak 1976 silam. Kepala Bidang Kemitraan BLH Purwakarta Ade Abu mengaku pihaknya belum mengetahui pasti yang dilakukan PT Indorama. Apakah pembuangan limbah tersebut dilakukan dengan sengaja atau tanpa disengaja. Namun yang pasti, dampak pembuangan Therminol ke sungai ialah lingkungan akan rusak parah. Sampai saat ini sendiri pihak BLH untuk urusan Analisis Masalah Dampak Lingkungan (Amdal) PT Indorama masih terus dikaji. Dan menurut data yang dihimpunnya. 75) 75) http://www.zonabmi.org/kutipan-media-dampak-penyebaran-limbah-panas/537-ptindorama-bisa-kena-pidana-pencemaran.html Diakses pada tanggal 3 April 2017 69