Presented by : M Anang Firmansyah. Pemasaran Jasa. Menurut Kotler (2003:444) "service is any act or performance

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I. Pendahuluan. pesat di berbagai negara, salah satunya Indonesia. Indonesia merupakan negara yang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi dan kondisi ekonomi pada saat ini khususnya menjelang era

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui. Kotler, 2000) dalam bukunya (Tjiptono, 2007:2)

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pengaruh era globalisasi berdampak cukup tinggi pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KUALITAS JASA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN JASA RENTAL STUDIO MUSIK 21 KARAWANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Selain menjadi ikon makanan murah dan tempat pariwisata, Bandung juga

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KERANGKA TEORI Pengertian Strategi Pemasaran One Stop Shopping. Menurut Kotler (dalam : 81)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan perpindahan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. pengertian manajamen pemasaran sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang dilakukan Selvy Normasari dkk (2013) mengenai Pengaruh

BAB II LANDASAN TEORI. sebuah bentuk kontak dengan pelanggannya, mulai dari pengiklanan hingga

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. penjualan adalah aspek pemasaran (Kotler, 2009:10) mengemukakan pengertian

II. TINJAUAN PUSTAKA. Setiap perusahaan bertujuan agar perusahaannya mendapat keuntungan yang

BAB I PENDAHULUAN. sektor jasa. Banyak peluang bisnis yang muncul dari sektor jasa, demikian pula

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ageng Tirtayasa Banten terhadap Pelayanan SPP Online Bank BTN Cabang

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS PELAYANAN PADA POLITEKNIK NEGERI MEDIA KREATIF MAKASSAR

BAB II LANDASAN TEORI. tempat, organisasi dan gagasan (Kotler, 2001:347). Dari definisi diatas. 1. Intangibility (tidak dapat dilihat, dirasakan).

II. TINJAUAN PUSTAKA Pemasaran

BAB II KERANGKA TEORI. pengertian atau teori-teori dari pemikiran-pemikiran para ahli untuk mendukung

BAB I PENDAHULUAN. peta dunia karena berada di jalur yang ramai, hal ini dikarenakan letak geografis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MERANCANG DAN MENGELOLA JASA BY : DIANA MA RIFAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. transportasi mempunyai pengaruh besar terhadap perorangan, masyarakat,

II. TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan baik itu perusahaan barang atau jasa dalam upaya untuk

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. produk dan layanan. Desain bangunan, interior dan eksterior hotel, suasana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 SERVICE PERFORMANCE PADA HOTEL GRAND MAHKOTA PONTIANAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata sebagai suatu jenis usaha yang memiliki nilai ekonomi, maka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

online dan lokasi didapatkan hasil sebesar 0,002 yang mana nilainya lebih kecil

BAB I PENDAHULUAN. investor berniat berbisnis dan berinvestasi di Indonesia. Jumlah penduduk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH KOMITMEN RELASI, KUALITAS LAYANAN, DAN KEPERCAYAAN TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN JASA RENTAL MOBIL

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan industri jasa di Indonesia memberikan kontribusi yang cukup

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Pengertian Pemasaran. Persaingan dalam dunia usaha yang semakin ketat menyebabkan banyak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan setiap informasi bisnis tanpa dibatasi ruang dan waktu. Bagi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB.I PENDAHULUAN. untuk membentuk sebuah identitas (image) dan harga yang sekarang semakin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. alat transportasi tersebut bisa membantu setiap aktivitas yang dilakukan oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Suharno dan Sutarso (2009:28), manajemen pemasaran adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu

BAB II LANDASAN TEORITIS. Jasa adalah setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan oleh suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pada jaman sekarang ini, segala sektor kehidupan semakin modern, dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu

BAB I PENDAHULUAN. Membaiknya kondisi perekonomian Indonesia belakangan ini tentunya

BAB I PENDAHULUAN. nasional, mengakibatkan suatu perusahaan yang ingin berkembang atau paling tidak

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA PT MEX BARLIAN DIRGANTARA CARGO SAMARINDA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Di negara mana pun, termasuk Indonesia, keadaan perekonomian sangat

HUBUNGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN PADA HOTEL MERPATI PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bercita-cita mampu bersaing dengan negara-negara lain sangat

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bisma, Vol 1, No. 9, Januari 2017 KUALITAS PELAYANAN PADA PT SUMBERPRIMA EKABAHARI DI PONTIANAK

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN KONSUMEN DALAM MENGGUNAKAN JASA BUS ROSALIA INDAH

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pertumbuhan sektor jasa di Indonesia berkembang dengan

II. LANDASAN TEORI. dan pertukaran nilai produk dengan lainnya. Sedangkan konsep pemasaran

BABA II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. yang sangat berarti pada kualitas pelayanan sehingga mempengaruhi pada tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bahasa Indonesia, pelayanan diartikan sebagai suatu cara atau

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Pengertian Kepuasan Konsumen

BAB II LANDASAN TEORI

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN YANG MENGUNJUNGI SOLO GRAND MALL SURAKARTA

Pendahuluan. A. Pengertian Pelayanan. Arista Atmadjati, S.E., M.M 1

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era Globalisasi, tingkat ketergantungan antar bangsa tidak dapat dihindari.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menuntut ilmu bahkan para wisatawan yang berkunjung di kota Yogyakarta.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial

BAB II LANDASAN PUSTAKA. kepemilikan sesuatu (Kotler, 1999 : 195). Selanjutnya menurut Kotler, Bowen,

Transkripsi:

Presented by : M Anang Firmansyah Pemasaran Jasa Menurut Kotler (2003:444) "service is any act or performance that one party can offer to another that is essentially intangible and does not result in the ownership of anything". Jasa adalah tindakan atau tindakan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Produknya dapat dikaitkan pada satu produk fisik. Menurut Stanton (2002:486), jasa merupakan sesuatu yang tidak berwujud, yang dapat memberikan kepuasan kepada konsumen karena dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka. Untuk memproduksi jasa dapat digunakan bantuan produk fisik. namun juga dapat tidak. Selain itu. pada umumnya dikonsumsi bersamaan pada saat diproduksi, dan jasa tidak mengakibatkan terjadinya pemindahan kepemilikan secara fisik. Menurut Zeithaml dan Bitner (2003). jasa adalah kegiatan yang meliputi aktivitas ekonomi dimana dikeluarkannya bukan merupakan produk fisik atau kontruksi, umumnya dikonsumsi sekaligus pada

saat produksinya, dan memberikan nilai tambah dalam bentuk (kenyamanan, hiburan, ketepatan waktu, kemudahan atau kesehatan) yang pada dasarnya tidak berwujud. Karena jasa berbeda dengan produk berwujud, kerap dibutuhkan pendekatan pemasaran tambahan. Dalam bisnis produk, produk dapat dibakukan dengan baik dan dapat ditaruh di rak sambil menunggu pembeli. Tetapi dalam bisnis jasa, pelanggan dan karyawan jasa di garis depan berinteraksi untuk menciptakan jasa. Dengan demikian. penyedia jasa harus berupaya untuk berinteraksi secara efektif dengan pelanggan demi menciptakan nilai paling unggul selama penghadiran jasa. Bahwa pemasaran jasa membutuhkan lebih dari sekedar pemasaran eksternal tradisional yang menggunakan empat P. Gambar a memperlihatkan bahwa pemasaran jasa juga membutuhkan pemasaran internal maupun pemasaran interaktif. Pemasaran internal berarti perusahaan jasa harus secara efektif melatih dan memotivasi karyawannya yang berkontak dengan pelanggan dan semua pekerja jasa yang menunjang, untuk bekerja sebagai satu tim guna memberikan kepuasan kepada pelanggan.

Pemasaran interaktif berarti kualitas jasa yang dirasakan sangat bergantung pada kualitas interaksi pembeli-penjual selama transaksi jasa. Dalam pemasaran produk, kualitas produk kerap sedikit bergantung pada bagaimana produk bergantung bagaimana produk itu diperoleh. Tetapi dalam pemasaran jasa, kualitas jasa bergantung pada penyedia jasa maupun kualitas penyedianya, terutama dalam jasa profesional. Pelanggan tidak menilai kualitas jasa hanya dari segi kualitas teknis (kualitas makanan), tetapi juga dari kualitas fungsional (layanan di restoran). Gambar a Tiga Tipe Pemasaran dalam Industri Jasa Perusahaan Pemasaran Internal Pemasaran Eksterrnal Karyawan Pemasaran Interaktif Pelanggan Sumber: Philip Kotler. John Bowen, dan James Makens, Pemasaran Perhotelan dan Kepariwisataan, edisi kedua, versi Indonesia, Jakarta : Prenhallindo, 2002, hal. 47.

Karakteristik Jasa Menurut Kotler (2002:44), pemasaran jasa harus memperhatikan empat ciri-ciri jasa : tidak berwujud, tidak dapat dipisah-pisah, berubah-rubah, dan tidak dapat disimpan. 1. Tidak berwujud Tidak seperti produk fisik, jasa tidak dapat dilihat, dicicip, diraba, didengar, atau dibaui sebelum dibeli. Untuk mengurangi ketidak pastian yang disebabkan oleh sifat tak berwujud itu, pembeli mencari bukti berwujud yang akan memberikan informasi dan rasa percaya terhadap jasa itu. 2. Tidak dapat dipisah-pisah Dalam sebagian besar jasa, penyedia jasa dan pelanggan harus hadir agar transaksi dapat terjadi. Karyawan yang berhubungan dengan pelanggan adalah bagian dari produk. Hal ketiga yang berkaitan dengan sifat tidak dapat dipisah-pisah itu adalah bahwa pelanggan dan karyawan harus memahami sistem penyerahan jasa. 3. Berubah-ubah Mutu jasa bergntung pada siapa yang menjadi penyedia jasa, serta kapan dan dimana jasa disediakan. Jasa dihasilkan

dan dikonsumsi secara bersamaan. Permintaan yang berfluktuasi mempersulit penyerahan produk secara konsisten dalam periode permintaan puncak. Kontak yang sangat tinggi antara penyedia jasa dan tamu berarti konsistensi produk bergantung pada ketrampilan dan kinerja penyedia jasa saat terjadi transaksi. Menurut Tjiptono (2000:17-18) untuk mengatasi hal tersebut perusahan dapat menggunakan tiga pendekatan dalam pengendalian kualitasnya, yaitu: (1) melakukan investasi dalam seleksi dan pelatihan yang baik, (2) melakukan standarisasi proses produksi jasa, dan (3) memantau kepuasan pelanggan melalui sistem saran dan keluhan, survei pelanggan, dan comparison shopping, sehingga pelayanan yang kurang baik dapat diketahui dan dapat diperbaiki. 4. Tidak dapat disimpan Jasa tidak dapat disimpan. Bila para penyedia jasa ingin memaksimalkan pendapatan, mereka harus mengelola kapasitas dan permintaan karena persediaan yang tidak terjual tidak dapat dijual di kemudian hari.