BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era semakin berkembangnya perusahaan-perusahaan yang menjadi korporat dengan membangun bisnis-bisnis baru, sinergi menjadi topik yang penting. Hampir semua perusahaan multi bisnis mencoba untuk mendapatkan sinergi diantara bisnis mereka (cross-business synergies) dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Berdasarkan survey dari 116 perusahaan korporasi di Jerman, Swiss dan Austria, lebih dari 70 persen perusahaan secara berkelanjutan mencoba merealisasikan sinergi diantara bisnis-bisnis perusahaan tersebut (Muller dan Knoll, 2006). Sebagai strategi untuk meningkatkan efisiensi dan menurunkan biaya, perusahaan berusaha untuk mendapatkan pertumbuhan dan keuntungan dengan melakukan kolaborasi internal lintas unit bisnis. Beberapa konsep seperti dominant logic (Prahalad dan Bettis, 1986), core competence (Prahalad dan Hammel, 1990) dan corporate coherence (Teece et al, 1994) menjadi sangat penting dalam literatur manajemen dan strategi. Konsep-konsep tersebut memiliki kesamaan dalam hal eksploitasi kesamaan (similarity) antar bisnis sebagai dasar untuk mencapai keunggulan bersaing yang berkelanjutan. Kesamaan tersebut merupakan jalan masuk untuk melakukan inisiasi sinergi lintas unit bisnis. Meskipun demikian, inisiasi sinergi lintas unit bisnis bukan hal yang mudah untuk dilakukan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Goold dan Campbell (1998) menunjukkan bahwa banyak 1
perusahaan yang berusaha untuk melakukan inisiasi sinergi tetapi hasil yang didapatkan jauh dibawah ekspektasi. Porter (1987) menjelaskan realisasi sinergi antar unit bisnis dapat dilakukan dengan analisa rantai nilai (value chain). Rantai nilai dapat menjelaskan dua tipe keterkaitan yang dapat menciptakan sinergi. Keterkaitan pertama adalah kemampuan perusahaan untuk melakukan transfer skills atau keahlian pada aktivitas rantai nilai yang memiliki kesamaan. Keterkaitan kedua adalah kemampuan untuk berbagi aktivitas, sebagai contoh dua unit bisnis dapat berbagi jaringan logistik atau berbagi aktivitas pemasaran. Aktivitas-aktivitas antar unit bisnis yang memiliki potensi menjadi pintu bagi inisiasi sinergi dapat diketahui dengan analisis rantai nilai. Analisis rantai nilai menurut Porter (1985) merupakan salah satu cara sistematis untuk memeriksa seluruh aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan dan menjelaskan sistem aktivitas tersebut berinteraksi, serta untuk menganalisis sumber keunggulan bersaing (competitive advantage). Analisis yang dilakukan pada masing-masing kegiatan yang ada dalam rangkaian rantai nilai suatu unit bisnis dapat memaparkan bagaimana sumber daya dan kapabilitas perusahaan digunakan. Analisis pada masing-masing kegiatan yang ada dalam rangkaian rantai nilai suatu unit bisnis juga dapat menemukan berbagai keunggulan bersaing yang berasal dari kemampuan khas atau yang sering disebut sebagai distinctive advantage dan dapat dijadikan sebagai sumber keunggulan bersaing bagi perusahaan terhadap para pesaing. 2
Seiring dengan perkembangan teknologi, banyak perusahaan media yang berkembang menjadi perusahaan korporat dengan tujuan untuk mendapatkan sinergi. Perkembangan teknologi di sektor media membuka jalan bagi perusahaan untuk menciptakan bisnis multimedia, sebagai contoh adalah Kompas (media cetak, televisi, dan online), TVOne (televisi dan media online) dan Jawa Pos (media cetak dan online). Membangun bisnis lintas media akan membantu perusahaan untuk mendapatkan economies of scope karena satu berita dapat digunakan oleh beberapa media. Perkembangan dunia informasi yang terjadi pada saat ini sangat dipengaruhi oleh teknologi. Teknologi komunikasi menjadi bagian penting dalam penyebaran dan akses informasi. Perkembangan teknologi juga telah menciptakan perubahan pada industri media cetak. Era digitalisasi dan peningkatan mobilitas masyarakat mengakibatkan kebutuhan akses informasi terbaru melalui perangkat teknologi digital yang mereka gunakan, sehingga industri media kini cenderung mengarah ke digital. Kongres XXII Serikat Penerbit Surat Kabar atau SPS pada tahun 2011 di Jakarta, memilih Pemimpin Grup Jawa Pos Dahlan Iskan sebagai ketua umum dewan pimpinan pusat organisasi tersebut untuk periode 2007-2011. Dari delapan rekomendasi yang dihasilkan, rekomendasi pertama menyatakan bahwa konvergensi media adalah sebuah kewajiban yang mutlak dan perlu diantisipasi para penerbit media cetak melalui peningkatan sumber daya manusia perusahaan pers dalam penguasaan informasi dan teknologi (Kompas, 15 November 2011). 3
Rekomendasi dari Kongres XXII SPS tahun 2011 dihasilkan berdasarkan situasi industri yang mengalami perubahan. Thompson et al (2014) menjelaskan bahwa industri dan kondisi kompetisi dapat berubah karena terdapat kekuatan (forces) yang menekan partisipan dalam industri tertentu (kompetitor, pemasok dan konsumen) untuk mengubah tindakan-tindakan mereka. Agen perubahan yang paling berpengaruh disebut sebagai driving force, karena mereka memilki pengaruh terbesar dalam menentukan persaingan industri dan mengubah kondisi persaingan. Terdapat dua kategori driving force yang dijelaskan oleh Thompson et al (2014) dalam industri media saat ini, yaitu berkembangnya internet dan perubahan cara konsumen menggunakan produk media. Perkembangan internet membuat banyak masyarakat yang terbiasa membaca koran berganti menggunakan perangkat digital mereka untuk mengakses berita. Data Media Index Wave IV menunjukkan bahwa pada tahun 2010, pengguna internet di sembilan kota besar di Indonesia berkunjung ke dunia maya untuk mendapatkan berita nasional (32,3 persen), berita internasional (24,4 persen), koran elektronik (12,6 persen) dan majalah elektronik (2,1 persen). Data lembaga pemeringkat digital internasional Effective Measure per Januari 2012 menunjukkan Vivanews.com berada di peringkat nomor satu untuk situs yang paling sering dikunjungi di Asia Tenggara, mengalahkan MSN Thailand, Pantip.com, dan Dek-d.com. Vivanews.com, Kompas.com dan Kapanlagi.com berada di jajaran 10 besar di Asia Tenggara Indonesia juga telah mengalami fenomena yang terjadi di negara-negara maju yang migrasi digital telah melaju secara konstan. Nielsen Media Index 4
menunjukkan bahwa pada tahun 2010, jumlah pengguna internet (17,4 persen) di sembilan kota besar di Indonesia telah melampaui jumlah seluruh pembaca surat kabar (15,9 persen). Tabel 1.1. Jumlah dan Pertumbuhan Surat Kabar Harian di Indonesia Jumlah Pertumbuhan Media Tiras Media Tiras 2011 401 9,255,646 15,23% 5,85% 2012 400 9,504,355-0,25% 2,18% 2013 394 9,582,794-1,52% 1,31% Sumber: Media Directory, 2011 Data Tabel 1.1. menunjukkan bahwa telah terjadi penurunan pada pertumbuhan penjualan media cetak di Indonesia. Kecenderungan penurunan pertumbuhan penjualan media cetak di Indonesia disebabkan karena meningkatnya penggunaan internet untuk pencarian data dan informasi. Pertumbuhan industri media online semakin menjanjikan. 100 80 60 40 20 20 25 30 42 55 63 83 0 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Gambar 1.1. Jumlah Pengguna Internet Indonesia Tahun 2007-2013 (juta) Sumber: Depkominfo, Internet World Statistic, APJII, 2014 5
Gambar 1.1. menunjukkan jumlah pengguna internet di Indonesia yang semakin bertambah dari tahun ke tahun sehingga membuka peluang bagi perusahaan-perusahaan untuk masuk ke industri tersebut. Selama 5 tahun terakhir, pertumbuhan pengguna internet di Indonesia telah meningkat sebanyak 332 persen. Peningkatan jumlah pengguna internet berdampak positif pada media berita online di Indonesia. Besarnya pengguna internet memicu perusahaanperusahaan untuk memasang iklan di media online. Jawa Pos merupakan pemain lama sebagai perusahaan media cetak di Indonesia. Dilihat dari teori siklus perusahaan, Jawa Pos sedang berada di posisi mature yaitu sebagai salah satu perusahaan media cetak terbesar di Tanah Air. Di tengah revolusi industri media dan perubahan karakter konsumen, perubahan dalam hal memproduksi berita juga dilakukan oleh Jawa Pos dengan melakukan konvergensi media yang bertujuan untuk meningkatkan mutu dan jumlah berita di setiap produk Jawa Pos. Salah satu bentuk konvergensi yang dilakukan Jawa Pos adalah membangun media online Jawapos.com. 1.2. Rumusan Masalah Perkembangan media digital berpengaruh pada pola konsumsi masyarakat terhadap berita. Masyarakat mulai menggunakan media digital sebagai sumber informasi dan berita. Di negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan di wilayah Eropa, perkembangan digital media sangat terlihat dengan tutupnya beberapa perusahaan media cetak atau beralih ke digital media (Jensen, 2013). 6
Perubahan lingkungan bisnis yang ada yaitu perkembangan dunia media yang dikaitkan dengan peran teknologi informasi mengakibatkan konsumen membutuhkan layanan yang lebih dari sekedar berita di media cetak. Jawa Pos perlu melakukan perubahan stratejik untuk mengikuti perubahan dalam industri media cetak untuk menjawab tantangan lingkungan bisnis yang baru tersebut. Jawa Pos sebagai salah satu perusahaan media terbesar di Indonesia telah melakukan strategi diversifikasi dengan membangun situs media berita online Jawapos.com. Media cetak dan media online Jawa Pos memiliki banyak keterkaitan, tetapi kinerja kedua bisnis tersebut sangat berbeda. Kinerja media online Jawapos.com tidak sebaik media cetak Jawa Pos. Media cetak Jawa Pos saat ini menjadi salah satu media cetak dengan penjualan oplah terbesar di Indonesia bersaing dengan harian Kompas. Dalam persaingan industri media berita online, Jawapos.com tidak masuk dalam sepuluh portal berita yang paling sering dikunjungi masyarakat. Tabel 1.2. menunjukkan daftar sepuluh besar situs yang paling sering dikunjungi pada tahun 2014. Media cetak Jawa Pos yang telah terlebih dahulu hadir, seharusnya dapat memberikan dukungan strategis untuk kemajuan Jawapos.com. Kompas sebagai pesaing Jawa Pos sebagai koran harian nasional, juga memiliki media cetak, media online dan media televisi. Kinerja media cetak dan media online Kompas menunjukkan bahwa sinergi telah terealisasi dengan baik karena ketiga bisnis yang dimiliki Kompas menjadi pemain besar di setiap industri. Hal ini seharusnya juga dapat dilakukan oleh Jawa Pos yang telah memiliki brand image yang positif dan kesetiaan pelanggan yang telah terjalin cukup lama. 7
Tabel 1.2. Situs Berita Online yang Paling Sering Dikunjungi (2014) No. Situs Berita 1 Detik.com 2 Kompas.com 3 Liputan6.com 4 Viva.co.id 5 Merdeka.com 6 Tribunnews.com 7 Kapanlagi.com 8 Tempo.co 9 Republika.co.id 10 Inilah.com Sumber: Alexa.com, 2015 Dilihat dari beberapa karakter bisnis, media cetak Jawa Pos dan media online jawapos.com memiliki beberapa keterkaitan, antara lain: Produk yang ditawarkan sama-sama berbentuk berita dan informasi untuk masyarakat. Perbedaan yang mendasar dalam produk yang ditawarkan adalah kedalaman sebuah berita. Dalam membedakan kedua produk tersebut terdapat istilah we swim the internet, we surf in newspaper. Istilah tersebut menjelaskan bahwa berita yang ditampilkan pada media online hanya secara garis besar dan permukaan dari berita. Apabila konsumen ingin mengetahui lebih banyak atau mendalam tentang berita, maka mereka bisa mendapatkan di media cetak. Demografi konsumen Jawa Pos media cetak dan pengguna media online memiliki kesamaan. Data Nielsen Media Research (2011) menunjukkan bahwa 51 persen pembaca Jawa Pos berumur dibawah 30 tahun. Di sisi 8
lain, berdasarkan data MarkPlus Insight, mayoritas pengguna internet di Indonesia berada pada rentang usia 15-35 tahun. Perbedaan kinerja kedua bisnis tersebut dikarenakan Jawa Pos belum lama dalam mengembangkan Jawapos.com, yaitu sekitar 2 tahun meskipun sebenarnya Jawapos.com telah dibentuk pada tahun 2009. Sebagai bisnis baru, Jawapos.com membutuhkan waktu untuk berkembang. Hal ini dijelaskan oleh Abdul Rohim (2015), Wakil Pimpinan Direksi Jawa Pos, bahwa nilai ekonomis dari media online Jawapos.com belum terbentuk sehingga Jawa Pos masih mencari cara agar operasional Jawapos.com dapat lebih menguntungkan. Dalam hal ini, media cetak Jawa Pos dapat membantu pengembangan Jawapos.com dengan melakukan sinergi antar unit bisnis. Penelitian ini menganalisis bagaimana Jawa Pos membangun sinergi antara media cetak dan media online dengan pendekatan analisis rantai nilai. Kesamaan bisnis yang dijalani kedua unit bisnis tersebut belum dapat merealisasikan sinergi yang dapat meningkatkan kinerja kedua unit bisnis tersebut. 1.3. Pertanyaan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dijelaskan sebelumnya, maka pertanyaan penelitian yang dapat dikemukakan dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana sinergi tercipta antara media cetak Jawa Pos dengan media online Jawapos.com? 2. Apa saja potensi sinergi yang masih dapat dicapai oleh Jawa Pos? 9
1.4. Tujuan Penelitian Berdasarkan pertanyaan penelitian yang diuraikan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Menganalisis aktivitas rantai nilai pada unit-unit bisnis untuk mencari sinergi yang telah tercipta antara media cetak dan media online Jawa Pos. 2. Menganalisis potensi sinergi yang masih dapat tercipta antara media cetak dan media online Jawa Pos. 1.5. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi dalam penyusunan strategi untuk melakukan inisiasi sinergi. 2. Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dalam bidang manajemen, khususnya strategic management. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai literatur tambahan bagi penelitian-penelitian selanjutnya. 3. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat agar lebih memahami teori teori yang ada dan memberikan pembelajaran mengenai penerapan teori dalam dunia bisnis. 1.6. Sistematika Penulisan Dalam penulisan penelitian ini, susunan pembahasan disajikan dalam lima bab sebagai berikut: 10
BAB I : PENDAHULUAN Bab I membahas latar belakang masalah, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Bab II berisikan beberapa teori yang relevan yang digunakan untuk menganalisis penelitian ini, antara lain konsep sinergi, asynergy, biaya transaksi dan rantai nilai. BAB III : METODE PENELITIAN DAN PROFIL PERUSAHAAN Bab III menguraikan tentang metode penelitian yang digunakan, meliputi jenis data, sumber data, teknik pengambilan data serta teknik analisis data. Bab II juga menjelaskan profil perusahaan yang meliputi sejarah, visi dan misi dan struktur organisasi. BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab IV menjabarkan hasil analisis menurut landasan teori dan metodologi yang digunakan pada penulisan tesis ini sehingga menghasilkan pembahasan yang relevan. BAB V : SIMPULAN DAN SARAN Bab V berisi simpulan yang diperoleh dari hasil evaluasi perubahan stratejik, serta hasil analisis agar dapat menjadi masukan untuk Jawa Pos di masa depan. 11