BAB IV ANALISIS DATA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarik menarik. perkawinan antara manusia yang berlaian jenis itu.

Secara kodrat manusia sebagai makhluk yang tidak dapat hidup tanpa orang lain, saling

BAB I PENDAHULUAN. mahluk Allah SWT, tanpa perkawinan manusia tidak akan melanjutkan sejarah

MENGATASI KONFLIK RUMAH TANGGA (STUDI BK KELUARGA)

PENDAHULUAN Latar Belakang

PEDOMAN WAWANCARA. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penyesuaian dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Masalah atau problem merupakan bagian dari kehidupan manusia. Hampir

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. hakekat itu, manusia selalu berusaha untuk selalu memenuhi kebutuhannya.

BAB I PENDAHULUAN. tentang pernikahan menyatakan bahwa pernikahan adalah: berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. (UU RI Nomor 1 Tahun 1974 Pasal 1

b. Hutang-hutang yang timbul selama perkawinan berlangsung kecuali yang merupakan harta pribadi masing-masing suami isteri; dan

KEPUASAN PERNIKAHAN DITINJAU DARI KEMATANGAN PRIBADI DAN KUALITAS KOMUNIKASI

SUSI RACHMAWATI F

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memerlukan mitra untuk mengembangkan kehidupan yang layak bagi

BAB I PENDAHULUAN. Abad 21 yang sedang berlangsung menjadikan kehidupan berubah dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sumber daya alam yang dimiliki, tetapi juga kaya akan kebudayaan. Dengan latar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Aji Samba Pranata Citra, 2013

PERSATUAN DAN KERUKUNAN

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1989, dan telah diubah dengan Undang-undang No. 3 Tahun 2006,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam membangun hidup berumah tangga perjalanannya pasti akan

BAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan akibat lahir maupun batin baik terhadap keluarga masing-masing

BAB IV ANALISIS TANGGUNG JAWAB ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN KELUARGA PADA Q.S. AT- TAHRIM AYAT 6

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki berbagai macam suku, budaya, bahasa dan agama.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak pernah terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. keluarga yang bahagia dan kekal sesuai dengan Undang-undang Perkawinan. Sudah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB IV SISTEM PERNIKAHAN ADAT MASYARAKAT SAD SETELAH BERLAKUNYA UU NO. 1 TAHUN A. Pelaksanaan Pernikahan SAD Sebelum dan Sedudah UU NO.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk hidup yang lebih sempurna dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan dalam agama Islam disebut Nikah yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. Aunur Rohim Faqih, Bimbingan Konseling dalam Islam, UII Pres, Yogyakarta, 2001, hlm. 70 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Ensiklopedia indonesia, perkataan perkawinan adalah nikah;

PERKAWINAN KELUARGA SAKINAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dari siklus kehidupan manusia adalah terbentuknya pasangan baru (new couple), di

BAB I PENDAHULUAN. salah satu tanda dari kekuasaan dan kebesaran Allah SWT. Yang berlandaskan

BAB I PENDAHULUAN. matang dari segi fisik, kognitif, sosial, dan juga psikologis. Menurut Hurlock

BAB I PENDAHULUAN. untuk itu. Perkawinan merupakan faktor untuk membina kerja sama antara laki-laki dan

PILIHLAH JAWABAN YANG BENAR!

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, baik bagi

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. keluarga yang harmonis. Dalam berumah tangga setiap pasang terkadang

2016 FENOMENA CERAI GUGAT PADA PASANGAN KELUARGA SUNDA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia pada dasarnya mempunyai kodrat, yaitu memiliki hasrat untuk

BAB I PENDAHULUAN. keluarga. Sebagai unit terkecil dalam masyarakat, keluarga memerlukan organisasi

BAB I PENDAHULUAN. yang mendukung dimiliki di jalur kehidupan yang sedang dilalui.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia adalah salah satu individu yang menjadi bagian dari ciptaan-

BAB IV ANALISIS DATA. 1. Analisis tentang bentuk-bentuk Disharmoni Keluarga yang terjadi di. Desa Mojorejo Pungging Mojokerto

MANAJEMEN KONFLIK ANTARPRIBADI PASANGAN SUAMI ISTRI BEDA AGAMA

BAB IV ANALISA TENTANG TINJAUN HUKUM ISLAM TERHADAP KAWIN DI BAWAH UMUR. A. Analisa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kawin di Bawah Umur

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, suami istri memikul suatu tanggung jawab dan kewajiban.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. lainnya. Interaksi dilakukan oleh manusia sebagai suatu kebutuhan dan harus

BAB I PENDAHULUAN. penting. Keputusan yang dibuat individu untuk menikah dan berada dalam

BAB III PENYAJIAN DATA. A. Efektivitas Bimbingan Konseling Islam di (BP -4) Kementrian Agama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian perkawinan dalam Undang-undang nomor 1 tahun 1974 dalam pasal 1

I. PENDAHULUAN. Sebagai makhluk sosial, manusia akan selalu membutuhkan orang lain untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. di dalamnya terdapat komitmen dan bertujuan untuk membina rumahtangga serta

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga merupakan satuan sosial yang paling sederhana di kalangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kemudian dilanjutkan ke tahapan selanjutnya. Salah satu tahapan individu

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan pada hakikatnya secara sederhana merupakan bentuk

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang dipilih manusia dengan tujuan agar dapat merasakan ketentraman dan

PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP KELUARGA SAKINAH DI DESA KOTO CENGAR KECAMATAN KUANTAN MUDIK KABUPATEN KUANTAN SINGINGI

I. PENDAHULUAN. Perilaku manusia dalam kehidupannya sehari-hari selalu dihadapkan dengan

MENGHIDUPKAN 8 FUNGSI KELUARGA MENUJU KELUARGA SEJAHTERA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. oleh karena itu manusia wajib berdoa dan berusaha, salah satunya dengan jalan

AKIBAT HUKUM PERCERAIAN TERHADAP HARTA. BERSAMA di PENGADILAN AGAMA BALIKPAPAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. ini adalah bagian dari jenjang atau hierarki kebutuhan hidup dari Abraham Maslow, yang

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan merupakan suatu institusi sosial yang diakui disetiap kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. pernikahan. Berdasarkan Undang Undang Perkawinan no.1 tahun 1974,

KONFLIK INTERPERSONAL ANTAR ANGGOTA KELUARGA BESAR

BAB I PENDAHULUAN. agar kehidupan di alam dunia berkembang biak. Perkawinan merupakan salah

yang dapat membuahi, didalam istilah kedokteran disebut Menarche (haid yang

MENGHAYATI PERAN ISTRI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang majemuk, terdiri dari berbagai suku dan

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki biaya menikah, baik mahar, nafkah maupun kesiapan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini, generasi muda khususnya remaja, telah diberikan berbagai disiplin ilmu sebagai persiapan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. keluarga yang bahagia dan kekal sesuai dengan undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. pembagian tugas kerja di dalam rumah tangga. tua tunggal atau tinggal tanpa anak (Papalia, Olds, & Feldman, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. seorang laki-laki dan perempuan sama-sama memiliki hak dan kewajiban didalam

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN

VI. SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai proses ta aruf pasca

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Purwadarminta (dalam Walgito, 2004, h. 11) menjelaskan

BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP ALASAN-ALASAN MENGAJUKAN IZIN PERCERAIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KANTOR PEMERINTAHAN KABUPATEN GRESIK

Islami. Pernikahan Dalam Islam

MANAJEMEN SUMBER DAYA KELUARGADALAM LINGKARAN HIDUP KELUARGA. Oleh: As-as Setiawati

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan kejadian yang sakral bagi manusia yang menjalaninya.

BUPATI BENGKALIS SAMBUTAN BUPATI BENGKALIS PADA PEMBUKAAN PELATIHAN PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH KABUPATEN BENGKALIS TAHUN 2017

BAB I. Pendahuluan. Perkawinan beda agama adalah suatu perkawinan yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. meneruskan kehidupan manusia dalam rangka menuju hidup sejahtera.

BAB I PENDAHULUAN. ). Sedangkan Semua agama ( yang diakui ) di Indonesia tidak ada yang. menganjurkan untuk menceraikan istri atau suami kita.

MATERI 6 BENTUK DAN FUNGSI LEMBAGA SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN. parkawinan akan terbentuk masyarakat kecil yang bernama rumah tangga. Di

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berdasarkan agama dan kepercayaan masing-masing untuk menjalani hidup bersama.

MENGENAL PERKAWINAN ISLAM DI INDONESIA Oleh: Marzuki

BAB 1 PENDAHULUAN. dan perempuan dari kedua jenis tersebut Allah menjadikan mereka saling

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kualitas Perkawinan. Definisi lain menurut Wahyuningsih (2013) berdasarkan teori Fowers dan

BAB 1 PENDAHULUAN. terbatas berinteraksi dengan orang-orang seusia dengannya, tetapi lebih tua,

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan merupakan cikal bakal terciptanya keluarga sebagai tahap

BAB V PENUTUP. a. Kurangnya perhatian orang tau terhadap anak. yang bergaul secara bebas karena tidak ada yang melarang-larang mereka

BAB II PROFIL INFORMAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS DATA Pembahasan pada bab ini didasarkan pada seluruh data yang berhasil dihimpun pada saat penulis melakukan penelitian lapangan di desa Sawotratap Kecamatan Gedangan Kabupaten Sidoarjo. Data yang dimaksud dalam hal ini merupakan data primer yang bersumber dari jawaban para informan dengan menggunakan pedoman wawancara atau wawancara secara langsung sebagai media pengumpulan data atau instrumen yang dipakai untuk keperluan tersebut. 1. Analisis Deskripsi Keluarga Beda Agama Pada dasarnya keluarga pasangan suami isteri pasangan beda agama yang dijadikan subyek penelitian yaitu : satu keluarga yang mengalami perkenalan, yang pada saat sekarang dikenal dengan sebutan pacaran. bapak dan ibu menjalani masa perkenalan selama sekitar dua setengah tahun, yang terdapat di Desa Sawotratap RT 06 RW 11, 1 Dan lebih jelasnya tentang bagaimana proses perkenalan mereka masing-masing, sampai pada akhirnya mereka memutuskan untuk menjalani dan membina kehidupan keluarga. Dari penjelasan Bapak heri dan ibu Irma mengatakan bahwa sebelum membentuk keluarga yang berbeda keyakinan ternyata mereka telah terlebih dahulu melakukan penjajakan antara satu sama lain dengan cara berpacaran. Lamanya mereka menjalin hubungan bervariasi antara dua setengah tahun. Selama mereka menjalin hubungan ternyata mereka berusaha untuk saling 1 Sanuri, Wawancara, 1 Juni 2015 69

70 mengenal dan saling mempelajari perbedaan diantara mereka khususnya perbedaan keyakinan. Sehingga dapat dikatakan bahwa mereka ( bapak heri dan ibu irma) juga melakukan hal yang sama yakni menganut keyakinan yang berbeda dalam satu keluarga dengan anggapan bahwa pada dasarnya agama itu sama, hanya saja tata cara dan pemahaman penafsiran yang agak sedikit berbeda. Keputusan yang mereka ambil sebenarnya ditentukan secara bermusyawarah oleh kedua belah pihak terlebih dahulu, kemudian disampaikan pada orang tua, ternyata keputusan mereka mendapatkan respon yang baik dari para orang tua mereka, karena keluarga mereka memiliki toleransi yang tinggi terhadap agama lain dan juga dalam keluarga mereka terdapat keluarga yang melakukan perkawinan beda agama. Selain itu juga keputusan yang mereka ambil untuk segera menikah dilakukan karena alasan saling mencintai dan sudah merasa sangat cocok. Mereka menikah lebih memilih tinggal sendiri untuk dapat lebih saling memahami perbedaan diantara mereka dan tidak ingin menjadi beban orang tuanya. Apalagi jika mereka harus hidup dengan agama yang berbeda, mereka tidak ingin jika tetap tinggal dengan keluarga besar mereka, karena takutnya akan menimbulkan pertentangan dan dapat berdampak pada keluarga yang mereka baru jalani. Hal ini dilakukan karena mereka tidak ingin menimbulkan masalah baru dalam keluarga besar mereka.

71 Hubungan antara suami istri lebih didasarkan atas pengertian dan kasih sayang yang timbal balik serta kesepakatan berdua dengan demikian keluarga akan dapat bertahan. Seperti yang dikatakan oleh Heri bahwa: Semuanya baik-baik saja, kalaupun ada perbedaan pendapat itu biasa dalam hubungan suami istri, kalau masalah agama kita sudah sepakat untuk tidak membawa-bawa agama dalam urusan rumah tangga apalagi kalau harus memunculkan pertengkaran. 2 Dari penjelasan informan dapat dikatakann bahwa mereka mengatur kehidupan bersamanya secara bersama-sama dengan komunikasi terbuka, Selain itu mereka juga sepakat untuk tidak membawa perbedaan agama mereka dalam urusan keluarga apalagi kalau harus memicu pertentangan. Setiap orang akan memiliki perilaku yang berbeda-beda yang menjadi ciri tersendiri pada dirinya. Namun perilaku tersebut akan dapat berubah dengan sendirinya. Perubahan perilaku yang dimaksudkan disini adalah pengaruh terhadap pasangan setelah menikah dan tinggal bersama. Seperti yang diketahui bahwa dengan adanya perbedaan keyakinan jelas akan perbedaan-perbedaan seperti tata cara beribadah dan halal tidaknya sesuatu khususnya makanan, misalnya saja agama Kristen menghalakan babi dimakan oleh umatnya sedangkan dalam Islam diharamkan. Perbedaan seperti inilah yang memunculkan terjadinya perubahan perilaku yang tadinya suami istri kurang toleransi namun setelah menikah mereka 2 Heri, 6 Juni 2015

72 lebih meningkatkan sikap toleransinya lagi. Seperti yang dikatakan oleh Irma bahwa: Suami saya sangat menghargai saya dan keyakinan yang saya anut, jadi pada saat dia mau makan babi atau yang lainnya yang memang diharamkan untuk saya dan anak-anak saya, Dia kerumah mertua saya dan makan disana. Sejak kami menikah sampai saat ini Dia tidak pernah membawa makan yang tidak saya makan ke dalam rumah. 3 Dari penjelasan mereka dapat dikatakan bahwa ternyata setelah menikah perbedaan agama yang ada diantara mereka memang secara tidak langsung membawa perubahan yang berpengaruh pada mereka, dimana mereka bisa lebih meningkatkan toleransi yang ada diantara mereka, seperti yang dikatakan oleh kedua pasangan bahwa sejak mereka menikah dia tidak pernah sama sekali makan babi atau apapun yang diharamkan oleh agama istrinya. Toleransi adalah merupakan sikap dan tindakan yang saling memberikan peluang atau kesempatan kepada pihak lain untuk melakuakn sesuatu, sehingga benih-benih pertentangan akan dapat dicegah. Sebagaimana yang dikatakan Irma: Kalau hubungan antara saya, keluarga besar saya dan keluarga besar suami saya, semuanya baik-baik saja dan meskipun kami berbeda agama itu bukanlah alasan untuk kami tidak menjalin hubungan yang baik. Justru dengan 3 Irma, Wawancara, 7 Juni 2015

73 adanya perbedaan itu kami bisa lebih saling menghargai satu sama lain lagian suami saya juga punya banyak keluarga besar yang beragama islam. 4 Dari penjelasan mereka dapat dikatakan bahwa meski berbeda agama, namun mereka tetap berusaha untuk menjalin hubungan yang baik meskipun awalnya mereka agak sungkan dengan perbedaan diantara mereka, namun seiring berjalannya waktu akhirnya semuanya bisa menyesuaikan. Apalagi keluarga besar istri dan keluarga besar suami sama-sama memiliki kerabat/ keluarga yang juga berbeda keyakinan dengan mereka. Namun meski demikian sikap toleransi merupakan kunci utama dari keharmonisan dalam keluarga beda agama, sehingga meskipun mereka berbeda keyakinan antara keluarga besar suami dan keluarga besar istri namun jika mereka bisa lebih saling menghargai satu sama lain maka keharmonisan keluarga mereka akan dapt dipertahankan. Upaya yang dilakukan keluarga tersebut dapat di simpulkan dan diklasifikasikan dalam tiga bidang: a. Dalam bidang pelaksanaan hak dan kewajiban 1. Suami sebagai kepala keluarga bertanggung jawab terhadap nafkah isteri dan anak-anak baik dalam kebutuhan rumah tangga (sandang, pangan, papan, maupun biaya pendidikan anak-anak). 2. Isteri, meskipun sesibuk apapun karena mereka bekerja untuk membantu perekonomian keluarga, mereka tetap menjalankan kewajibannya sebagai ibu rumah tangga dalam pengelolahan keadaan rumah tangga sekaligus pengurus anak-anak mereka. b. Dalam bidang keagamaan 4 Irma, 7 Juni 2015

74 1. Dalam hal ibadah mereka tetap menjalankan peribadatan mereka sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing. 2. Agama Kristen yang dipeluk ayahnya hanya untuk dirinya sendiri karena anak pertamanya diikutkan ibunya untuk memeluk agama islam. 3. Isteri dalam memberikan penjelasan terhadap pertanyaan-pertanyaan anak-anak mereka atas perbedaan agama yang di anut mereka berdua yaitu dengan penjelasan yang tidak menimbulkan pemikiran jelek terhadap anak-anaknya yang dapat memungkinkan nantinya mereka berfikiran negatif terhadap agama yang telah di yakininya. 4. Dalam menghadiri acara-acara tertentu yang diadakan di Gereja seperti undangan pernikahan, isteri terkadang mendampingi suaminya pada acara tersebut, karena menurut isteri hal tersebut tidak mempengaruhi aqidah isteri, dan suamipun tidak melarang isterinya dalam melaksanakan tradisi-tradisi keagamaan, namun suami sendiri tidak ikut serta dalam menghadiri pelaksanaan tradisi keagamaan isterinya. 5. Terkadang suami mengingatkan isteri untuk melaksanakan sholat. Misalkan ketika kerjanya suami masuk malam dan isteri belum bangun ketika shalat shubuh tiba, dalam hal ini terkadang suami membangunkan dan mengingatkan isterinya untuk melaksanakan sholat. c. Dalam bidang pendidikan anak-anak 1. Dalam bidang pendidikan formal, mereka memutuskan secara bermusyawarah untuk menentukan pendidikan anak-anak seperti dalam penentuan tempat sekolah anak-anak mereka.

75 2. Dalam bidang pendidikan non formal, khususnya dalam bidang keagamaan sepenuhnya menjadi tanggung jawab isteri 2. Analisis Faktor Yang Melatarbelakangi Perkawinan Beda Agama Negara Indonesia mengakui adanya lima agama dan kepercayaan yang mendukung interaksi antar masyarakat yang berbeda agama. Dimana manusia sebagai makhluk sosial, yang tentunya saling membutuhkan satu dengan lainnya untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Salah satu faktor yang mempengaruhi keluarga beda keyakinan, hal ini didasarkan karena pada umumnya setiap tindakan dan pengambilan keputusan juga sangat dipengaruhi oleh lingkungan dimana kita berada. Selain karena dorongan dari dalam sendiri ternyata seseorang pada saat ini melakukan sesuatu terkadang itu merupakan pengaruh dari lingkungan sekitarnya. Seperti halnya pada keluarga beda keyakinan yang lahir dan dibesarkan di Lingkungan sama sebenarnya sangat berpotensi untuk mereka menjalin hubungan karena terlalu seringnya mereka bersama dan telah mengenal satu sama lain. Namun selain itu mereka yang lahir dan dibesarkan ditempat yang berbeda biasanya melihat orang-orang yang ada di sekitar mereka yang meskipun mereka masih ada ikatan keluarga namun mereka berbeda keyakinan. Dan meski begitu mereka tetap bisa hidup rukun, sehingga menurut para informan pemikiran mereka untuk membentuk rumah tangga yang berbeda keyakinan terjadi selain karena memang mereka saling mencintai, mereka juga di pengaruhi oleh tempat tinggal mereka. Keadaan ini sesuai dengan peristiwa yang diceritakan informan,

76 Dimana tempat bertemunya mereka terjadi didalam tempat kerja, disebuah pabrik maspion. 5 Tempat-tempat tersebut merupakan area publik yang memberi peluang interaksi individu satu dengan yang lain yang berbeda keyakinan agamanya. Adanya interaksi yang bisa saja terjalin menjadi suatu hubungan yang mendekatkan individu satu dengan yang lain yang berbeda agama berlanjut ke hubungan pernikahan. Perkembangan zaman saat ini mendukung seseorang bebas mengeluarkan pendapat, bebas untuk berperilaku termasuk juga kebebasan dalam bergaul maupun memilih pasangan. Hal ini dapat mengakibatkan terjadi pergeseran pola pikir menjalin hubungan tidak satu agama terjadi, pola pikir tersebut yang mendorong seseorang memiliki keinginan untuk memenuhi kebutuhannya, salah satunya kebutuhan untuk menikah. Keinginan tersebut menyebabkan seseorang untuk berperilaku, sesuai dengan pendapat Bapak Heri Bahwa perilaku manusia pada dasarnya dipengaruhi oleh motivasi. Hasil dari wawancara kedua informan, alasan yang melatarbelakangi informan memilih pasangannya menjadi pendamping hidup dikarenakan cinta. Cinta merupakan alasan untuk melakukan pernikahan, Apabila terpenuhi maka menimbulkan kenyamanan, apabila belum terpenuhi tentunya seseorang akan melakukan berbagai cara untuk memenuhi kebutuhan tersebut. 6 Pernikahan ini mensyaratkan kesamaan agama dalam melaksanakan perkawinan. Perkawinan secara Islam dilayani dan dicatatkan di Kantor Urusan Agama (KUA), sedangkan perkawinan bagi umat Kristen dicatatkan di Kantor 5 Heri, 6 Juni 2015 6 Heri, Wawancara, 14 Juni 2015

77 Catatan Sipil, adanya larangan mengenai pernikahan beda agama tersebut, yang membuat kedua informan menempuh kesepakatan diantara kedua belah pihak. Jalan yang digunakan pasangan yang memiliki perbedaan agama untuk dapat menikah adalah mengalah dan menyetujui agama pihak lain. Setelah pernikahan berlangsung maka masing-masing dapat kembali menganut kepercayaan yang diyakininya, Kesepakatan tersebut dilakukan oleh kedua informan untuk dapat bersatu dengan pasangannya secara sah dimata hukum dan agama. Perkawinan Beda Agama dari hasil penelitian didapatkan kesimpulan mengenai alasan informan memutuskan untuk menikah beda agama : 1. keinginan subyek sendiri dan tanpa ada paksaan dari pihak manapun dan merasa semakin erat karena merasakan adanya kecocokan dalam hal subyek bisa nyambung bila berada dekat dengan pasangannya dan enak diajak ngobrol dengan pasangannya walaupun agama mereka berbeda. 2. Subyek memutuskan untuk menikah beda agama, karena juga merasakan adanya kecocokan yang mereka dapatkan karena pasangan subyek supel, pintar bergaul dan bisa membawa suasana, istri juga merasa cocok dengan pasangannya karena pasangannya adalah orang yang setia dan bisa saling memenuhi kebutuhun masing- masing. 3. Subyek merasa timbulnya kecocokan diantara mereka karena dulunya satu pekerjaan dan subyek terlihat unik oleh pasangannya. 4. Pasangan melihat pernikahan merupakan sebuah komitmen dan janji suci untuk bersama sampai kematian yang memisahkan.

78 5. Faktor diri sendiri, yang semuanya hanya didasarkan atas nama cinta tanpa memperhatikan dampak yang lainnya yang dapat juga berdampak pada keluarga kedua belah pihak. 6. Kekeluargaan, yaitu para pasangan keluarga beda agama sama-sama memiliki keluarga yang menganut keyakinan yang berbeda juga dengan mereka, sehingga pada saat mereka memilih untuk hidup dengan pasangan yang berbeda agama mereka, maka mereka sudah saling mengetahui satu sama lain. 3. Analisis Respon Masyarakat Terhadap Perkawinan Beda Agama Dalam kehidupan bermasyarakat, baik sebagai makhluk pribadi maupun makhluk sosial selalu memerlukan manusia lain untuk berinteraksi dan saling memenuhi kebutuhan hidupnya yang tidak dapat dipenuhinya sendiri serta dilandasi aturan-aturan, aturan-aturan tersebut diciptakan dan disepakati bersama untuk mencapai ketenteraman dan kenyamanan hidup bersama dengan orang lain, aturan-aturan itu dipakai sebagai ukuran, patokan, anggapan serta keyakinan tentang sesuatu yang baik, buruk, pantas, asing, dan seterusnya. Berbicara tentang konflik dalam keluarga beda agama mereka sangat menjunjung tinggi nilai kekeluargaan diantara mereka sehingga meskipun terdapat perbedaan agama antar keluarga besar pasangannya dan terkadang terjadi perbedaan pendapat dan konflik kecil diantara mereka namun hal tersebut tidak sampai pada pertentangan yang berdampak pada kelangsungan keluarga beda

79 keyakinan karena hal ini merupakan bagian proses harmonisasi dalam sebuah keluarga beda agama. Namun meski begitu kami tidak pernah menjadikan perbedaan agama kami sebagai alasan untuk menjaga jarak diantara kami, justru kami berusaha untuk semakin mendekatkan diri antara satu sama lain agar tetap terjalin hubungan yang harmonis antara kami 7. Konflik dalam keluarga menurut mereka, dalam rumah tangga itu sering terjadi suatu konflik atau perselisihan dalam keluarga, dalam keluarga itu hanya kadang-kadang terjadi perselisihan atau pertengkaran. Dalam rumah tangga paling sedikit terdiri dari dua orang laki-laki dan perempuan yang secara fitrah mempunyai sifat fisiologi dan psikologi yang berbeda apalagi berbeda keyakinan antara keduanya oleh karena itu jika dalam rumah tangga terjadi perselisihan atau beda pendapat itu lumrah tergantung kita bagaimana menyikapinya agar perselisihan atau perbedaan pendapat tersebut tidak berkelanjutan agar tetap harmonis meskipun berbeda keyakinan. Setiap rumah tangga bisa menjadi berantakan bila manusianya sendiri tidak mau memperhatikan dan menjauhkan segala faktor-faktor yang dapat merenggangkan ikatan kekeluargaan, sebab manusia itu akan selalu menghadapi percobaan dan kesukaran hidup, yang memang sudah menjadi sifat kehidupan manusia didunia ini dengan segala kekurangan dan ketidak sempurnaan. 7 Heri, Wawancara, 7 Juni 2015

80 Perjalanan sebuah perkawinan tidak selalu tenang dan menyenangkan, adakalanya kehidupan perkawinan itu begitu ruwet dan memusingkan, hal tersebut disebabkan karena tidak dipenuhinya unsur-unsur atau hilangnya perasaan cinta diantara keduanya. Bahkan dalam masalah sepelepun bisa menjadi sumber perselisihan dan percekcokan dan kemungkinan mengarah kepada perceraian. Oleh karena itu suami dan istri harus bersikap saling menyesuaikan diri dan saling menghargai dengan cara saling memberi dan saling menerima. Serta mengorbankan sebagian dari keinginan sendiri untuk pasangan kita, sehingga akan timbul adanya kompromi, karena inilah salah satu dasar untuk mencapai keharmonisan dalam rumah tangga. Adapun pemicu terjadinya konflik menurut mereka adalah masalah pendidikan anak, pola hidup merupakan pemicu terjadinya konflik dalam keluarga, pola pikir berbeda merupakan pemicu timbulnya konflik dalam rumah tangga. Islam sudah menetapakan bahwa pria islam harus menikah dengan wanita yang beragama islam jika menikah atau sebaliknya, hal ini dikarenakan perbedaan dalam hal keagamaan menjadi sumber konflik serta dapat membingungkan anakanak mereka dalam hal pendidikan keagamaan meskipun pasangan suami istri tersebut menikah berdasarkan cinta. Jika dilihat dari keyakinan yang berbeda, kemungkinan mereka akan memperjuangkan ideologi masing-masing karena mereka yakin dan konsekuensi bahwa agama yang mereka anut adalah yang terbaik, jadi akan sulit menciptakan

81 rumah tangga yang harmonis jika dalam satu keluarga terdapat perbedaan keyakinan, tapi pada kenyataanya pasangan perkawinan beda agama dapat menciptakan keharmonisan dalam kehidupan rumah tangga meskipun keduanya berbeda keyakinan yaitu dengan cara saling menghargai. Adapun cara mereka menyelesaikan konflik dalam keluarga itu dengan nasehat dan musyawarah, yang merupakan jalan terbaik untuk menyelesaikan perselisihan yang terjadi dalam rumah tangga karena dengan cara tersebut tidak ada pihak yang dirugikan, ketika pertengkaran berlangsung sebaiknya salah satu ada yang mengalah dan ketika emosi sudah reda baru diselesaiakan karena penyelesaian konflik dengan emosi akan berakibat fatal untuk keutuhan rumah tangga. Dalam kehidupan rumah tangga akan tercipta kehidupan yang tentram, harmonis, bahagia dan sejahtera. Apabila dalam keluarga tersebut dapat terjalin hubungan timbal balik yang baik satu dengan lainnya, baik antara suami dan istri maupun orang tua terhadap anak-anaknya demi menjaga keutuhan untuk mencapai keharmonisan rumah tangga, tentunya harus ada upaya yang dilakukan oleh seluruh anggota keluarga Selain upaya-upaya umum yang dilakukan oleh pasangan yang seagama dalam menciptakan keluarga bahagia, tentram dan sejahtera atau sakinah saling menyayangi, menghargai, menghormati, pengertian dan perhatian antara satu sama lainnya ada pula yg dilakukan secara khusus oleh pasangan beda agama. Upaya yang dilakukan oleh keluarga pada intinya:

82 Kami telah bersepakat dalam urusan nafkah sepenuhnya menjadi tanggung jawab kepada suami saya, meskipun saya bekerja tapi untuk membantu pemenuhan kebutuhan keluarga dan biaya pendidikan anak, dalam peribadatan kami tetap menjalankannya sesuai dengan keyakinan yang kami anut, dan dalam bidang agama dan pendidikan anak kami bersepakat mengikuti agama saya maka sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya. 8 Manusia lebih tergantung pada proses belajar ketimbang mahkluk lain dan tidak dapat berkembang secara wajar tanpa kontak sosial. Demikian juga halnya dalam sebuah keluarga yang berbeda keyakinan dimana mereka juga dipengaruhi oleh beberapa faktor dalam proses mencapai sebuah keluarga yang harmonis. Seperti halnya yang dikatakan Isteri, mengatakan bahwa: Tetangga tidak ada masalah dengan perbedaan keyakinan antara saya dan suami saya yang jelas mereka tahu kami sudah menikah dan mendapatkan pengakuan dari masyarakat sekitar. Jadi saya dan tetangga tetap menjalin hubungan yang baik, dan meski tetangga saya juga dominan Islam tapi semuanya baik dan bisa mengahargai keluarga kami. 9 Dapat dikatakan bahwa yang jelas mereka tahu kalau mereka pernah menikah dan telah sah menjadi sepasang suami istri, kalau mengenai perbedaan keyakinan mereka setelah menikah itu menjadi urusan keluarga mereka, meskipun di lokasi tempat tinggal mereka dominan Islam namun keluarga mereka tetap 8 Irma, Wawancara, 14 Juni 2015 9 Irma, Wawancara, 14 Juni 2015

83 merasa baik-baik saja meskipun sebenarnya keluarga mereka tahu kalau sebenarnya pro dan kontra itu tetap ada. Dari keterangan mereka bahwa pada dasarnya keluarga beda keyakinan tetap hidup rukun dengan keluarga, tetangga dan masyarakat, meskipun keluarga mereka sendiri menganut keyakinan berbeda. Namun itu merupakan urusan pribadi yang jelas mereka bisa saling menghargai satu sama lain dan tidak mengganggu orang lain yang berada di sekitar mereka, meskipun sebenarnya akan ada suara-suara sumbang yang mengatakan bahwa hubungan mereka tidak sah. Namun akan ada juga yang berkata bahwa biarlah mereka mengurus urusan pribadinya dan sah atau tidak biarlah Tuhan yang mengatur. Tetapi satu hal yang pasti bahwa meskipun mereka berbeda keyakinan dengan pasangannya, namun tetap berusaha untuk tetap menjalin hubungan yang baik dengan tetangganya, meskipun mereka sadar bahwa tidak semua tetangga sepaham dengan keputusan mereka itu. Meskipun pada prakteknya perkawinan beda agama banyak terjadi dan tidak menyebabkan keretakan rumah tangga, karena menurut pandangan mereka yang menjalani hal tersebut, bahwa perbedaan keyakinan dalam membangun sebuah tatanan perkawinan yang damai, tentram, sejahtera, harmonis dapat dipersatukan dangan upaya-upaya yang telah disebutkan. Dalam suatu rumah tangga akan tercipta kehidupan yang tentram, bahagia, dan sejahtera atau yang dikenal dalam bahasa Al-Qur an yaitu keluarga sakinah, apabila dalam keluarga tersebut dapat terjalin hubungan timbal balik

84 yang baik satu dengan yang lainnya, baik antara suami dan istri maupun orang tua terhadap anak-anaknya, demi menjaga keutuhan untuk pencapaian keharmonisan rumah tangga, tentunya harus ada upaya-upaya yang dilakukan oleh seluruh anggota keluarga. Selain upaya-upaya umum yang dilakukan oleh pasangan keluarga beda agama untuk mencapai keluarga bahagia adalah dengan lima saling: saling mengerti, saling menghargai, saling memahami, saling mempercayai, saling mencintai antara satu dengan yang lainnya. Kebahagiaan yang dirasakan oleh suami dan istri yang berbeda keyakinan hanyalah mengutamakan kebahagiaan dunia saja, padahal pada dasarnya islam memberikan perhatian besar pada umatnya untuk secara utuh yakni kebahagiaan duniawi dan kebahagiaan ukhrowi, maka yang harus diutamakan adalah ukhrowi, karena agama merupakan dasar utama penentu keharmonisan keluarga atau rumah tangga, sehingga dapat mencapai dan menciptakan keluarga yang sakinah, mawaddah warrahmah, selaras dan seimbang serta mampu menanamkan dan melaksanakan nilai-nilai keimanan, ketaqwaan dan akhlakul karimah dalam lingkungan keluarga. Tidak dapat dipungkiri bahwa suami istri yang membentuk keluarga beda agama akan mendapatkan tanggapan yang pro dan kontra dari sebagian masyarakat yang ada disekitar mereka, dimana akan ada sebagian masyarakat yang tidak peduli dengan adanya keluarga beda keyakinan tersebut, namun akan ada juga yang akan menentangnya karena akan dianggap tidak sesuai dengan ajaran agama dan tidak sesuai dengan peraturan pemerintah. Hal ini dikarenakan adanya kesulitan untuk menentukan status agama sang anak kelak, selain itu akan

85 memunculkan kesulitan dalam pengurusan surat-surat penting seperti akte kelahiran sang anak dan kartu keluarga. Dalam sebuah masyarakat, ikatan kekerabatan yang kuat dapat menjadi benteng untuk mempertahankan keluarga beda keyakinan, sehingga meskipun terdapat perbedaan keyakinan dalam keluarga tidaklah menjadi penghalang untuk hidup bersama dan bahkan dengan adanya perbedaan tersebut akan dapat meningkatkan toleransi antara kedua keluarga besar mereka. Dari uraian diatas maka dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa sebelum membentuk sebuah keluarga, apalagi kalau keyakinannya berbeda harus dipertimbangkan dengan matang terlebih dahulu, dimana kedua belah pihak harus siap secara mental maupun fisik untuk menghadapi tantangan yang ada dalam keluarga, untuk menghindari terjadinya pertentangan yang dapat berujung pada perceraian (disharmoni). Namun meskipun ada perbedaan agama, mereka akan mampu mempertahankan keluarga mereka sampai kakek nenek, jika mereka dapat mempertahankan toleransi dan tenggang rasa diantara mereka. Jadi, pada dasarnya sebuah keluarga beda agama dapat bertahan lama apabila didasari dengan saling menghargai antara satu dengan yang lain, khususnya dalam hal menjalankan ibadah maupun perayaan hari besar keagamaan, sehingga meskipun terdapat banyak perbedaan dalam sebuah keluarga tidaklah menjadi sebuah penghalang terjalinnya sebuah hubungan yang harmonis begitupun yang terjadi dalam sebuah keluarga beda agama.

86 Menurut penulis, apabila sampai terjadi perkawinan antara laki-laki muslim dan perempuan non muslim dan sebaliknya, maka akan sangat sulit mencapai kebahagiaan, sebab orang beragama itu wajib taat kepada ajaran agama yang dianutnya, yang beragama Islam wajib berusaha sekuat tenaga agar kelak orangnya dapat memeluk dan menjalankan ajaran agama dengan sebaik-baiknya, dan berdakwah adalah saat yang diwajibkan bagi seluruh umat Islam. Mungkin sama dengan agama yang lain kalau keadaannya seperti itu upaya perkawinan yang berlainan agama tidak akan menemukan titik temu yang membahagiakan, suami ingin mengajak istrinya memeluk agama yang dianutnya, karena suami bertanggung jawab dengan agama yang dianutnya, demikian isteri mengajak suaminya kepada agama yang dianutnya. 10 Bahwa pernikahan antara yang berlainan agama dapat menjadi sumber konflik yang dapat mengancam keutuhan dan kebahagiaan rumah tangga, selain itu dalam keluarga kedua orang tua mempunyai peran yang penting untuk mendidik anak-anaknya, sebab merekalah yang dikenal pertama kali oleh anak dengan segala perlakuan yang diterima atau dirasakan tepat menjadi dasar pembentukan karakter atau kepribadian mereka. Maka atas dasar saling cinta kasih saja tidaklah cukup, karena itulah Islam mengajarkan kepada umatnya jika ingin membentuk suatu keluarga yang sakinah, haruslah melihat tahapan yang diajarkan tahap pranikah dan pasca nikah pada bab II dan tahapan yang diajarkan Islam sangat mendasar yakni karena islam menghendaki umatnya agar dapat mengarungi kehidupan rumah tangga dengan 10 Ibnu Idz ham, Memilih Jodoh. Gresik: bintang Pelajar, 1999

87 baik demi tuntunan dan kekal berdasarkan cinta kasih antara suami dan isteri. Setiap manusia menginginkan kebahagiaan hidup dan salah satu aktifitas yang mengantarkan manusia pada kebahagiaan itu adalah perkawinan. Berdasarkan pendekatan psikologi, maka pengaruh agama dalam kehidupan individu adalah member kemantapan batin, rasa bahagia, rasa terlindung, rasa sukses dan rasa puas, perasaan ini lebih lanjut akan menjadi pendorong untuk berbuat. Agama dalam kehidupan individu selain menjadi motivasi dan nilai etik juga merupakan harapan. Agama berpengaruh sebagai motivasi dalam mendorong individu untuk melakukan suatu aktivitas, karena perbuatan yang dilakukan dengan latar belakang keyakinan agama dinilai mempunyai unsure kesucian, serta ketaatan. Keterkaitan ini akan memberi pengaruh diri seorang untuk berbuat sesuatu. Sedangkan agama sebagai nilai etik karena dalam melakukan suatu tindakan seseorang akan terikat kepada ketentuan antara mana yang boleh dan mana yang tidak boleh menurut ajaran agama yang dianutnya. Masalah agama tak akan mungkin dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat, karena agama itu sendiri ternyata diperlukan dalam kehidupan bermasyarakat.