Perencanaan Pengembangan Runway dan Taxiway Bandar Udara Juwata Tarakan

dokumen-dokumen yang mirip
Perencanaan Sisi Udara Pengembangan Bandara Internasional Juanda Surabaya

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Spesifikasi Bandara Radin Inten II

Dosen Pembimbing. Mahasiswa. Ir. Hera Widyastuti, MT. PhD. Sheellfia Juni Permana TUGAS AKHIR ( RC )

PERENCANAAN PENGEMBANGAN BANDAR UDARA (STUDI KASUS: BANDAR UDARA SEPINGGAN BALIKPAPAN)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PA U PESAW PESA AT A T TER

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. terbang. Panjang runway utama ditentukan oleh pesawat yang memiliki maximum

BAB I PENDAHULUAN. mengadakan transportasi udara adalah tersedianya Bandar Udara (Airport)

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN

BAB V ANALISA KEBUTUHAN RUANG BANDARA PADA TAHUN RENCANA

ANALISIS PENINGKATAN LANDASAN PACU (RUNWAY) BANDAR UDARA PINANG KAMPAI-DUMAI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut PP RI No.70 Tahun 2001 tentang Kebandar udaraan, Pasal 1 Ayat

: Jl. Kalimarau, Kel. Teluk Bayur, Kec. Teluk Bayur, Kab. Berau, Kalimantan Timur, 77315

PENGARUH LINGKUNGAN LAPANGAN TERBANG PADA PERENCANAAN PANJANG LANDASAN DENGAN STANDAR A.R.F.L. Oleh : Dwi Sri Wiyanti. Abstract

EVALUASI TAHAPAN PENGEMBANGAN FASILITAS SISI UDARA BANDARA TEBELIAN SINTANG

PERENCANAAN BANDAR UDARA. Page 1

Desain Bandara Binaka Nias Untuk Pesawat Airbus 300A ABSTRAK

KAPASITAS LANDAS PACU BANDAR UDARA SAM RATULANGI MANADO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penumpang menunggu. Berikut adalah beberapa bagian penting bandar udara.

ICAO (International Civil Aviation Organization)

Jurnal Penelitian Perhubungan Udara WARTA ARDHIA

OPTIMASI KAPASITAS LANDAS PACU BANDAR UDARA SAM RATULANGI MANADO

( LAPANGAN TERBANG ) : Perencanaan Lapangan Terbang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ini telah menjadikan peranan transportasi menjadi sangat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Annex 14 dari ICAO (International Civil Aviation

BAB III LANDASAN TEORI. A. Petunjuk Pelaksanaan Perencanaan/ Perancangan Landasan pacu pada Bandar Udara

: Jl. Pipit No. 22, Kel. Sei/Sungai Pinang Dalam, Kec. Samarinda Utara, Kota Samarinda, Kalimantan Timur, 75117

Bandara Fatmawati Soekarno

Variabel-variabel Pesawat

PENDAHULUAN Perkembangan teknologi di bidang transportasi semakin berkembang. Hal ini dikarenakan banyaknya aktivitas masyarakat dalam melakukan hubun

Bandara Sultan Hasanuddin

BAB I PENDAHULUAN. Bandara Internasional Minangkabau yang terletak 23 km dari pusat Kota

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (Airport) berfungsi sebagai simpul pergerakan penumpang atau barang dari

PERENCANAAN LANDASAN PACU BANDAR UDARA TUANKU TAMBUSAI KABUPATEN ROKAN HULU. B U D I M A N 1 ARIFAL HIDAYAT, ST, MT 2 BAMBANG EDISON, S.

: Jl. Soekarno Hatta, Kel. Eka Jaya, Kec. Jambi Selatan, Kota Jambi, Jambi, Telephone : Fax: Telex : - -

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

Evaluasi dan Perencanaan Posisi Parkir Pesawat pada Apron Bandara Husein Sastranegara Bandung

ANALISA PERENCANAAN PERKERASAN KAKU (RIGID PAVEMENT) APRON BANDAR UDARA SULTAN THAHA SYAIFUDDIN JAMBI

Bandara Haluoleo. Hajj Airport : Tidak. Operation Hour : 07:00-20:00 WITA. Sumber: maps.google.com

ANALISA PENGEMBANGAN GEOMETRI LANDASAN (STUDI KASUS BANDARA HUSEIN SASTRANEGARA)

Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman (Sepinggan)

: Jl. Garuda Singkep, Kel. Dabo, Kec. Singkep, Kab. Lingga, Kepulauan Riau, Telephone : Fax : Telex : - -

PERENCANAAN RUNWAY, TAXIWAY, DAN APRON BANDAR UDARA JALALUDIN GORONTALO

Bandara Silangit. Hajj Airport : Tidak

Bandara Frans Kaisiepo

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. jenis data yang diperlukan untuk menunjang proses penelitian, untuk kemudian diolah

BAB I PENDAHULUAN. terhadap tingkat pelayanan (level of service) terminal dan apron Bandara. Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang.

Bandara Radin Inten II, Bandar Lampung. Address : Kota Bandar Lampung, Lampung, - Telephone : - Fax : - Telex : - -

Bandara Sultan Syarif Kasim II

Bandara Muko-muko. Hajj Airport : Tidak

OPTIMASI PERGERAKAN PESAWAT PADA BANDARA HUSEIN SASTRANEGARA ABSTRAK

: Kel. Ranai Kota, Kec. Bunguran Timur, Kab. Natuna, Kepulauan Riau, Telephone : - Fax : - Telex : - -

: Jl. Satria / Angkasa No. 274, Kel. Tolotio, Kec. Tibawa, Kab. Gorontalo, Gorontalo, Telephone : Fax :

: KALIMANTAN SELATAN : Jl. Angkasa, Kel. Landasan Ulin Timur, Kec. Landasan Ulin, Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan, 70724

BAB I PENDAHULUAN. Bandar udara merupakan salah satu infrastruktur penting yang diharapkan

Bandara Binaka. Hajj Airport : Tidak

Bandara Syukuran Aminuddin Amir

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR: KP 93 TAHUN 2015 TENTANG

Bandara Aek Godang. Hajj Airport : Tidak

BAB 4 HASIL PEMBAHASAN

Bandara Supadio. -

Bandara Sam Ratulangi

PERTEMUAN KE - 1 PENGENALAN

ANALISIS PERKERASAN LANDAS PACU BANDARA SOEKARNO-HATTA MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK FAARFIELD

DESAIN TEBAL PERKERASAN DAN PANJANG RUNWAY MENGGUNAKAN METODE FAA; STUDI KASUS BANDARA INTERNASIONAL KUALA NAMU SUMATERA UTARA

Runway Koreksi Panjang Runway Windrose Runway Strip RESA LDA, TORA, ASDA, TODA Take Off Distance

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN BAB I. berpopulasi tinggi. Melihat kondisi geografisnya, transportasi menjadi salah satu

PERENCANAAN ULANG LAYOUT RUNWAY BANDAR UDARA SYAMSUDIN NOOR BANJARMASIN YANG DIDASARKAN PADA HASIL ANALISIS AIRPORTS GIS FAA

Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan - Universitas Gadjah Mada. Pertemuan Kesembilan TRANSPORTASI UDARA

Bandara Pasir Pangaraian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bandar Udara dan Sistem Lapangan Terbang. Menurut Annex 14 dari ICAO (International Civil Aviation Organization):

Analisis Kawasan Keselamatan Operasional Penerbangan Bandar Udara Bokondini Papua Indonesia

TINJAUAN PENGEMBANGAN LANDASAN PACU BANDAR UDARA KASIGUNCU KABUPATEN POSO

BAB 1 PENDAHULUAN. laut, maupun udara perlu ditingkatkan. Hal ini bertujuan untuk menjangkau, menggali,

BAB I PENDAHULUAN. Tahun Berangkat Transit Total % Pertumbuhan

BAB V ANALISIS DAN PERANCANGAN

: Jalan Soekarno Hatta (Bukit Jin), Dumai, Riau 28825, Indonesia. Telephone : - Fax : - Telex : - -

PERENCANAAN STRUKTUR PERKERASAN LANDAS PACU BANDAR UDARA SYAMSUDIN NOOR BANJARMASIN

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: ( Print) E-12

KAJIAN TEKNIS PERENCANAAN PERKERASAN LANDAS PACU

PENDAHULUAN Seiring perkembangan zaman, transportasi udara semakin menjadi sarana mobilisasi yang efisien. Dibutuhkan peningkatan sarana dan prasarana

PERENCANAAN PENGEMBANGAN BANDAR UDARA RENDANI DI KABUPATEN MANOKWARI PROVINSI PAPUA BARAT

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1. 1 Bandara tersibuk di dunia tahun 2014 versi ACI

KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor:

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan data yang ada yaitu pada tahun 2028 perkiraan jumlah penumpang

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

TUGAS AKHIR PERENCANAAN ULANG DAN MANAJEMEN KONSTRUKSI TAXIWAY DI BANDARA ADI SUTJIPTO YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. memperlancar perekonomian sebagai pendorong, penggerak kemajuan suatu wilayah.

Bagian 4 P ERENCANAAN P ANJANG L ANDAS P ACU DAN G EOMETRIK LANDING AREA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bandara atau bandar udara yang juga populer disebut dengan istilah airport

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERENCANAAN PENGEMBANGAN BANDAR UDARA KASIGUNCU KABUPATEN POSO PROVINSI SULAWESI TENGAH

Perhitungan panjang landasan menurut petunjuk dari. persyaratan yang ditetapkan FAA, dengan pesawat rencana:

Transkripsi:

WARTA ARDHIA Jurnal Perhubungan Udara Perencanaan Pengembangan Runway dan Taxiway Bandar Udara Juwata Tarakan Runway Development Planning and Taxiways Airport Juwata- Tarakan Endang Dwi Agustini Pusat Litbang Perhubungan Udara, Jl. Merdeka Timur No.5 Jakarta Pusat 10110 email: endang.nischan@gmail.com INFO ARTIKEL Histori Artikel: Diterima: 17 Agustus 2016 Direvisi: 6 Oktober 2016 Disetujui: 15 Desember 2016 Keywords: planning, runway and taxiway Kata kunci: perencanaan, runway dan taxiway ABSTRACT / ABSTRAK Air transportation in North Borneo region nowadays plays an important role where the mobility by air transportation is getting higher and the provincial capital city, Tarakan, has the Juwata Airport which is classified as the Class 1 Distinguish Airport. Besides it is designated as international airport, the Juwata Airport also act as the distribution center and country border airport in which its main task is serving the air transportation users and operators. The Juwata Airport is planning the development of runway and taxiway so that it can serve the Airbus A-330 aircraft in the near future. Using the guideline in SKEP/77/VI/2005 and applying the method of aircraft movement forecast to calculate the planned runway and taxiway extension, it is found that until 2026 there will be 24.049 aircraft movement while the calculation results give the runway length that is needed so that the airport can serve the targeted aircraft, Airbus A-330, is 3.383 meter and the distance between touchdown point to taxiway is 1.394 meter. The development process will be done in phases according to the appropriate program. Di Kalimantan Utara saat ini transportasi melalui udara memegang peranan penting sehingga diperlukan mobilitas angkutan udara yang tinggi, dimana ibukota Provinsi adalah Kota Tarakan yang didalamnya terdapat Bandar Udara Juwata yang telah ditetapkan sebagai bandar udara kelas 1 khusus. Disamping menjadi bandar udara internasional, Bandar Udara Juwata juga berfungsi sebagai pusat penyebaran dan merupakan bandar udara perbatasan yang mempunyai tugas pokok melaksanakan penyelenggara pelayanan kepada masyarakat pengguna jasa penerbangan dan penyedia penunjang angkutan udara. Bandar Udara Juwata mempunyai program pengembangan runway/landasan pacu dan taxiway/landas hubung dalam merencanakan pesawat yang dibutuhkan yaitu Airbus A-330 dimasa yang akan datang. Melalui metode peramalan pergerakan pesawat serta menggunakan panduan dari SKEP/77/VI/2005 dalam menghitung perencanaan perpanjangan landasan pacu serta landas hubung, disimpulkan bahwa sampai dengan tahun 2026 terdapat 24.049 pergerakan pesawat, sedangkan hasil perhitungan pengembangan landas pacu yang dibutuhkan untuk pesawat rencana A-330 adalah 3.383 meter dan jarak touchdown ke lokasi taxiway yang dibutuhkan adalah 1.394 meter. Untuk pengembangan tersebut akan dilaksanakan melalui tahapan sesuai program. Perencanaan Pengembangan Runway dan Taxiway Bandar Udara Juwata-Tarakan, (Endang Dwi Agustini) 203

PENDAHULUAN Provinsi Kalimantan Utara yang beribukota di kota Tarakan merupakan pemekaran wilayah dari Kalimantan Timur sehingga pertumbuhan ekonomi di kota Tarakan semakin maju dan meningkat. Peningkatan tersebut memerlukan peningkatan terhadap sarana maupun prasarana yang ada. Saat ini moda transportasi melalui udara memegang peranan penting, karena kota Tarakan merupakan pintu gerbang di Kalimantan Utara yang telah ditetapkan kenaikan kelasnya menjadi bandar udara kelas 1 khusus. Ditetapkannya sebagai bandar udara internasional yang menjadi bandar udara pusat penyebaran dan bandar udara perbatasan. Bandar udara Juwata tersebut mempunyai tugas pokok selain melaksanakan penyelenggara pelayanan kepada masyarakat pengguna jasa penerbangan dan penyedia prasarana penunjang angkutan udara adalah melaksanakan fungsi koordinasi, pengawasan serta pengendalian, sehingga memerlukan mobilitas yang tinggi antar daerah, dalam, maupun luar provinsi. Dengan demikian fungsi transportasi udara untuk berbagai kegiatan sangat diperlukan, salah satu kebutuhan moda ransportasi udara dapat dilayani di Bandar Udara Kelas 1 Juwata yang saat ini mempunyai program pengembangan infrastruktur bandar udara termasuk pengembangan landas pacu dan landas hubung tentunya juga harus memperhatikan arus pergerakan lalu lintas udara selama 10 (sepuluh) tahun kedepan, termasuk pengembangan landas pacu (runway) dan landas hubung (taxiway). Kondisi landas pacu saat ini dengan panjang 2.250 meter dan lebar 45 meter dengan pesawat udara terbesar yang dilayani adalah Boeing 737 900 ER. Panjang landasan tersebut perlu adanya pengembangan terhadap runway yang ada agar mampu melayani jenis pesawat yang lebih besar beserta taxiwaynya. Tujuan penelitian ini adalah untuk merencanakan pengembangan bandar udara yang berada di kota Tarakan dengan pesawat Airbus A-330 sebagai pesawat rencana. Sedangkan manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang besar dalam bidang transportasi udara, khususnya dalam rencana pengembangan suatu bandar udara. Sedangkan batasan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana kondisi landasan pacu (runway) dan landas hubung (taxiway) dalam memenuhi rencana pesawat yang akan dilayani di tahun- tahun yang akan datang? TINJAUAN PUSTAKA Pada bagian ini akan disajikan beberapa tinjauan literatur yang sesuai dengan kebutuhan operasional antara lain: komponenkomponen bandar udara berfungsi bukan hanya sebagai tempat tinggal landas pesawat udara namun dalam sistem transportasi udara meliputi kegiatan-kegiatan yang luas dimana didalammnya terdapat arus penumpang dan barang. Adapun komponen-komponen dari sistem tersebut adalah: Runway, Taxiway, Apron, terminal building/gedung terminal; gudang, tower/menara pengontrol, fasilitas keselamatan/pemadam kebakaran, utility (fasilitas listrik, telpon dll), (Wardhani, 1992). Klasifikasi Bandar Udara: Menurut International Civil Assosiation Organization (ICAO) diklasifikasikan bahwa bandara udara dengan kode yang disebut Aerodrome Reference Code dengan mengkatagorikan dalam dua elemen. Kode 1 4 mengklasifikasikan panjang landas pacu minim atau Aerodrome Reference Field Length (ARFL), sedangkan huruf A F mengklasifikasikan lebar sayap pesawat (wingspan) dan jarak terluar pada roda pendaratan dengan ujung sayap. (ICAO, 2006). Klasifikasi menurut Federation Aviation Administration (FAA, 2006) FAA membagi klasifikasi bandara udara menjadi dua katagori antara lain: (a) Pengangkutan udara (air carier), perencanaan didasarkan pada karateristik fisik dari dari pesawat udara, klasifikasi ini didasarkan pada wingspan dan wheelbase. (b) Pengangkutan Umum (general aviation) (Horonjeff, R. 1993) pengangkutan orang maupun barang. Penelitian terdahulu dengan judul Tingkat Kapasitas, Pelayanan Dimensi Runway Pada Bandar Udara Abdulrachman Saleh Malang oleh (Shelfia J, Vol 1 No. 1, 2013) dengan hasil yang dapat disimpulkan bahwa Bandar Udara Abdulrachman Saleh-Malang kondisi eksisting landas pacunya adalah 2.350 meter dan menurut hasil analisa perhitungan seharusnya 204 Warta Ardhia, Volume 42 No. 4 Desember 2016, hal. 203-208

panjang landas pacunya adalah 2.817 meter dengan pelayanan pesawat tipe Boing 737-900 ER dengan kapasitas sebanyak 213 seat. Selanjutnya Dr. Antonio, 2009) menyebutkan bahwa penentuan jumlah exit taxiway berdasarkan variasi jenis pesawat dan kerapatan jadwal penerbangan pada bandar udara dibutuhkan fasilitas penambahan untuk memungkinkan dilakukan pergerakan pesawat pada malam hari dengan jaminan standar keamanan. Fidel, Miro (2012) menyatakan bahwa komponen-komponen sistem transportasi meliputi: Jalan dan terminal sebagai prasarana/ infrastruktur yang tetap; Sistem pengoperasian transportasi udara sebagai komponen utama untuk melayani angkutan udara adalah tersedianya runway/taxiway untuk melayani take off dan landing (lepas landas dan pendaratan) serta tersedianya taxiway (landas hubung). Dalam buku Nasution (2012), untuk keperluan fasilitas di bandar udara diperlukan landasan pacu dan fasilitas lainnya yang harus sepenuhnya disesuaikan dengan keperluan penerbangannya. Sedangkan dalam Sugiyono (2011), menyatakan bahwa untuk menganalisa penelitian diperlukan metode yaitu penelitian dengan metode diskriptif kuantitatif yang dikualitatifkan digunakan untuk menganalisis data dengan cara menghitung sesuai dengan kaidah-kaidah variabel dalam rumus untuk menghasilkan angka akurat terutama dalam menghitung data yang diramalkan untuk masa yang akan datang. Menurut Cholik dkk (2010), disebutkan bahwa runway merupakan satu area empat persegi panjang yang ditetapkan batasbatasnya yang terletak di lapangan terbang daratan yang disiapkan untuk pendaratan dan lepas landas. Yang tidak kalah penting di dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 Tentang Penerbangan diatur sesuai dengan pasal-pasal yang terkait dengan tersedianya runway dan taxiway. Selanjutnya Direktur Jenderal Perhubungan Udara menetapkan peraturan yaitu SKEP/77/VI/2005 tentang Persyaratan Teknis Pengoperasian Fasilitas Teknis Bandar Udara. Tabel 1. Landas Pacu Bandar Udara Juwata-Tarakan DESIGNATION DIMENSION SURFACE AND STRENGTH Runway 06 24 2250 X 45 M 49 FCXT Asphalt Concrete A 82,5 X 23 M 46 FCXT Asphalt Concrete Taxiway B 82,5 X 23 M 46 Fcxt Asphalt Concrete Apron MAIN 335 X 70 M 46 FCXT Asphalt Concrete Sumber: Bandar Udara Jawata Tarakan NEW 374 X 97 M 58 RCWTRigid Perencanaan Pengembangan Runway dan Taxiway Bandar Udara Juwata Tarakan, (Endang Dwi Agustini) 205

Tabel 2. Perusahaan Penerbangan yang Beroperasi di Bandar Udara Juwata-Tarakan NO OPERATOR RUTE FREKUENSI JENIS PESAWAT 1. LION AIR TARAKAN - BALIKPAPAN TARAKAN - SURABAYA TARAKAN - JAKARTA TARAKAN - MAKASSAR DAILY (3 X SEHARI) B-737 900ER, B-737 800NG 2. SRIWIJAYA AIR TARAKAN - BALIKPAPAN DAILY (2 X SEHARI) B-737 300,400,500 3. GARUDA INDONESIA TARAKAN - BALIKPAPAN B-737 800NG 4. BATIK AIR TARAKAN - BALIKPAPAN B-737 800NG 4. CITILINK TARAKAN - BALIKPAPAN A 320 5. MASWINGS TARAKAN - TAWAU ATR 72 6. KALSTAR AVIATION 7. SUSI AIR TARAKAN - NUNUKAN TARAKAN MALINAU TARAKAN TJ.SELOR TARAKAN - BERAU SCHEDULE, PERINTIS UNSCHEDULE, DAILY (3 X SEHARI) DAILY (2 X SEHARI) ATR42 C 208B, PC6 8. MAF UNSCHEDULE C 206, KODIAK Sumber: Bandar Udara Jawata Tarakan METODOLOGI Metode yang dilakukan adalah dengan pendekatan penentuan hitungan Geometric Runway, panjang landasan dibuat sesuai persyaratan yang ditetapkan oleh FAA, AC 150/5324-4 ICAO yang dituang dalam SKEP nomor 77 Tahun 2005 untuk menghitung panjang landasan bagi rute-rute tertentu untuk berbagai macam pesawat/ tipe nya. Langkah-langkah dalam analisa perhitungannya dengan melalui data yang tersedia yang dimasukkan ke dalam rumus yang ditentukan dengan memasukkan data : temperatur, angin, permukaan tanah, kemiringan landasan dan ketinggian lapangan terbang, tujuan serta Aerodrome Reference Field Lenght (ARFL) dari pesawat rencana yang memiliki nilai ARFL terbesar. Selanjutnya juga ditentukan panjang take off lenght runway yang diperlukan dengan mengkalikan ARFL pesawat dengan faktor-faktor koreksi. HASIL DAN PEMBAHASAN Pergerakan Pesawat dari tahun 2008 tahun 2015 Tabel 3. Pergerakan Pesawat dari tahun 2008 2015 No Tahun Satuan Jumlah Pesawat Datang Berangkat Total 1 2008 Pesawat 3377 3373 6750 2 2009 Pesawat 4653 4654 9307 3 2010 Pesawat 5559 5557 11116 4 2011 Pesawat 6404 6400 12804 5 2012 Pesawat 6770 6770 13540 6 2013 Pesawat 7393 7419 14812 7 2014 Pesawat 6669 6669 13338 8 2015 Pesawat 6178 6182 12360 Sumber : Bandar Udara Jawata Tarakan 206 Warta Ardhia, Volume 42 No. 4 Desember 2016, hal. 203-208

Y = a = b x..................... ( 1 ) 300000 HASIL PERAMALAN PERGERAKAN PESAWAT 250000 200000 150000 100000 150430 161307 172184 183061 193938 204816 215693 226570 237447 248324 259201 50000 0 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 Sumber: Hasil olahan data Gambar 1. hasil peramalan pergerakan pesawat Perencaan pengembangan bandar udara dikembangkan berdasarkan ramalan jangka menengah 10 (sepuluh) tahun yang akan datang yang berpengaruh terhadap kondisi eksisting suatu bandar udara. Perencanaan Geometrik Perhitungan geometrik meliputi dimensi runway, taxiway dengan data-data: Ketinggian dari muka air laut: 20 feet (6,1 meter Dari permukaan air laut)=h Temperatur udara: 32 0 C (Suhu tertinggi) Slope: 0,519 % Aeroplane Reference Field Lenght (ARFL): 2.794 Maximum structural Payload: B. 737 900 ER=85.139 Kg Kecepatan angin: 10 knot Menentukan Panjang Runway Standar yang digunakan untuk perhitungan panjang landan pacu disebut Aeroplane Reference Field Lenght (ARFL). Menurut persyaratan ICAO panjang landas pacu harus dikoreksi terhadap elevasi, temperatur, dan slope, yang disesuaikan dengan aturan di Indonesia yaitu SKEP nomor 77/VI/1977. Adapun hasil koreksi adalah sebagai berikut; a. Koreksi terhadap faktor kemiringan landasan FS = 1 +0,1 S............... (2 ) Fs + 1 + 0,1 ( 0,519 ) FS = 1,0519 meter b. Koreksi terhadap Faktor Temperatur Ft = 1 + 0,01 ( T- ( 15-0,0065 h ) Metric..................... ( 3 ) Ft = 1 + 0,01 ( 32- ( 15-0,0065) ( 6,1 ) Ft = 1,1704 meter c. Korekterhadap faktor ketinggian altitude Fe = 1+0,07 h/300............ ( 4 ) Fe = 1 + 0,07 ( 6,1 ) 300 KESIMPULAN Adapun hal-hal yang dapat disimpulkan dari hasil analisa perhitungan dan perencanaan antara pengembangan Runway dan taxiway adalah: a. Dari kondisi eksisting dengan koreksi ARFL terhadap pesawat terpanjang yang beroperasi di Bandar Udara Juwata- Tarakan saat panjang landasan 2.250 meter b. Hasil perhitungan untuk pengembangan panjang landas pacu (runway) yang dibutuhkan untuk pesawat rencana A 330 adalah sepanjang: 3.383 meter; c. Jarak dari touchdown ke taxiway adalah 1.394 meter. Perencanaan Pengembangan Runway dan Taxiway Bandar Udara Juwata Tarakan, (Endang Dwi Agustini) 207

DAFTAR PUSTAKA Antonio, A. Trian DR, 2009, Airport Planning and Disign, Politecknic Institute and State University,Blacksburg, Viginia; Federal Aviation Administrasi ( FAA ), General Aviation, 2006, Canada; Hororjeff R, 1975, Planning and Design of Airport, Second Edition, Mac Graw-Hill Book Company, New York; International Civil Aviation Organization (ICAO), 2006, Aerodrome Design Manual Part 1, Runway 3 Edition, Canada; Marlok, Edward K, 1988, Pengantar Teknik Perencanaan Transportasi, PT Erlangga, Jakarta; Miro Fidel, 2012, Pengantar Sistem Transportasi, PT Erlangga, Jakarta; Nasution, MN. 2010, Manajemen Transportasi, PT Ghalia, Bogor; Shelfia J. Vol 1 No. 1, 2013 Jurnal Teknik Institut Tehnologi Sepuluh Nopember ( ITS ), Surabaya; Sugiyono, 2012, Metode Penelitian, Alfabheta, Edisi Revisi, Bandung; Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 Tentang Penerbangan; Surat Keputusan Direktur Jenderal Perhungan Udara: SKEP 77/VI/2005 Tentang Persyaratan Teknis Pengoperasian Fasilitas Teknik Bandar Udara; Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, 1995, Laporan Penyusunan Rancangan Teknik Terinci Sisi Udara, Bandar Udara Tarakan mengacu: FAA AC 5300-13. 208 Warta Ardhia, Volume 42 No. 4 Desember 2016, hal. 203-208