Analisis Kadar Kolesterol Low Density Lipoproteinsebagai Faktor Risiko Komplikasi pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2

dokumen-dokumen yang mirip
PREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER

BAB 1 PENDAHULUAN. produksi glukosa (1). Terdapat dua kategori utama DM yaitu DM. tipe 1 (DMT1) dan DM tipe 2 (DMT2). DMT1 dulunya disebut

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

ABSTRAK GAMBARAN PROFIL LIPID PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 YANG DIRAWAT DI RS IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI - DESEMBER 2005

BAB 1 PENDAHULUAN. Karena lemak tidak larut dalam air, maka cara pengangkutannya didalam

BAB I PENDAHULUAN UKDW. insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. DM merupakan penyakit degeneratif

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR RISIKO PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit degeneratif yang

BAB I PENDAHULUAN orang dari 1 juta penduduk menderita PJK. 2 Hal ini diperkuat oleh hasil

BAB I PENDAHULUAN. insulin yang tidak efektif. Hal ini ditandai dengan tingginya kadar gula dalam

BAB I PENDAHULUAN. insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. Hiperglikemia kronik pada diabetes

BAB 1 PENDAHULUAN. yang saat ini makin bertambah jumlahnya di Indonesia (FKUI, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Tingkat morbiditas dan mortalitas penyakit jantung. iskemik masih menduduki peringkat pertama di dunia

Pada wanita penurunan ini terjadi setelah pria. Sebagian efek ini. kemungkinan disebabkan karena selektif mortalitas pada penderita

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut Global Report On Diabetes yang dikeluarkan WHO pada tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi dan malnutrisi, pada saat ini didominasi oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mellitus tipe 2 di dunia sekitar 171 juta jiwa dan diprediksi akan. mencapai 366 juta jiwa tahun Di Asia Tenggara terdapat 46

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Diabetes Melitus (DM) adalah suatu penyakit kronis yang terjadi baik ketika

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah sekelompok gangguan metabolik. dari metabolisme karbohidrat dimana glukosa overproduksi dan kurang

BAB I PENDAHULUAN. ini, penyakit ini banyak berhubungan dengan penyakit-penyakit kronis di dunia

BAB I PENDAHULUAN. menurun sedikit pada kelompok umur 75 tahun (Riskesdas, 2013). Menurut

ABSTRAK GAMBARAN RERATA KADAR KOLESTEROL HDL PADA PRIA DEWASA MUDA OBES DAN NON OBES

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskuler merupakan penyakit yang masih menjadi masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab nomor satu kematian di

BAB I PENDAHULUAN. penyebab utama kematian di dunia. Menurut organisasi kesehatan dunia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hiperglikemi yang berkaitan dengan ketidakseimbangan metabolisme

PERBEDAAN PROFIL LIPID DAN RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE II OBESITAS DAN NON-OBESITAS DI RSUD

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang American Diabetes Association (ADA) menyatakan bahwa Diabetes melitus

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian berasal dari PTM dengan perbandingan satu dari dua orang. dewasa mempunyai satu jenis PTM, sedangkan di Indonesia PTM

BAB I PENDAHULUAN. maupun organ) karena suatu organisme harus menukarkan materi dan energi

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

BAB I PENDAHULUAN. terutama di masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi penyebab

BAB I PENDAHULUAN. infeksi dan kekurangan gizi telah menurun, tetapi sebaliknya penyakit degeneratif

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggunakan uji Chi Square atau Fisher Exact jika jumlah sel tidak. memenuhi (Sastroasmoro dan Ismael, 2011).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

POLA DISLIPIDEMIA DAN HUBUNGANNYA DENGAN JENIS KELAMIN PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RSUP DR. KARIADI SEMARANG

SKRIPSI. Diajukan oleh : Enny Suryanti J

ABSTRAK GAMBARAN KADAR ASAM URAT SERUM PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Penyakit jantung koroner merupakan penyebab. kematian terbanyak di dunia, dengan 7,4 juta kematian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan data International Diabetes Federation (IDF) pada

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik anovulasi, hiperandrogenisme, dan/atau adanya morfologi ovarium polikistik.

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang terus mengalami perubahan, terutama di bidang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 6. Distribusi subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi

KORELASI HBA1C DENGAN PROFIL LIPID PADA PENDERITA DM TIPE 2 DI RSUP H. ADAM MALIK PADA TAHUN Oleh: PAHYOKI WARDANA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB.I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Diabetes Melitus adalah penyakit kelainan metabolik yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. epidemiologi di Indonesia. Kecendrungan peningkatan kasus penyakit

BAB I PENDAHULUAN. (DM) yang telah berlangsung lama (InaDRS, 2013; Agni, dkk., 2007).

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) merupakan salah satu penyakit

DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i LEMBAR PENGESAHAN... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii KATA PENGANTAR... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran. Oleh:

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit arteri koroner (CAD = coronary arteridesease) masih merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai serangan otak atau brain attack merupakan penyebab kematian ketiga

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia. Fenomena yang terjadi sejak abad ke-20, penyakit jantung dan UKDW

Korelasi Peningkatan Kadar Trigliserida Terhadap Pembentukan Small Dense LDL Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. darah merupakan penyebab utama kematian di rumah sakit dan menempati

FREDYANA SETYA ATMAJA J.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Dewasa ini perilaku pengendalian PJK belum dapat dilakukan secara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Peningkatan asupan lemak sebagian besar berasal dari tingginya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT BUDI AGUNG JUWANA PERIODE JANUARI DESEMBER 2015

BAB VI PEMBAHASAN. Distribusi jenis kelamin pada penelitian ini laki-laki lebih banyak daripada

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan profil kesehatan Indonesia tahun 2008 prevalensi penyebab kematian tertinggi terjadi pada akut miokard infark (AMI)

Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner di RSI SITI Khadijah Palembang

ABSTRAK GAMBARAN RERATA KADAR TRIGLISERIDA PADA PRIA DEWASA MUDA OBES DAN NON OBES

I. PENDAHULUAN. Obesitas adalah kondisi kelebihan berat tubuh akibat tertimbunnya lemak,

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit kronis. yang muncul ketika tubuh tidak mampu memproduksi cukup

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN ANTARA HBA1C DENGAN KADAR HDL PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2


BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV METODE PENELITIAN. Bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam. Semarang Jawa Tengah. Data diambil dari hasil rekam medik dan waktu

ABSTRAK PERBANDINGAN NILAI LOW-DENSITY LIPOPROTEIN CHOLESTEROL

BAB I PENDAHULUAN UKDW. HDL. Pada tahun 2013, penduduk Indonesia yang berusia 15 tahun

Pencegahan Tersier dan Sekunder (Target Terapi DM)

BAB I PENDAHULUAN. yang mendadak dapat mengakibatkan kematian, kecacatan fisik dan mental

PERBEDAAN ANGKA KEJADIAN HIPERTENSI ANTARA PRIA DAN WANITA PENDERITA DIABETES MELITUS BERUSIA 45 TAHUN SKRIPSI

Perbedaan Kadar LDL-kolesterol pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 dengan dan tanpa Hipertensi di RS Dr. M. Djamil Padang Tahun 2011

BAB I PENDAHULUAN. a. Latar Belakang Penelitian. Dislipidemia adalah suatu istilah yang dipakai untuk

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju, yaitu adanya

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PASIEN GAGAL JANTUNG DI RUMAH SAKIT SANTO BORROMEUS BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2010

THE EFFECT OF JATI BELANDA LEAVES (Guazuma ulmifolia Lamk.) EXTRACT ON LOWERING TRIGLYCERIDE LEVEL IN PEOPLE WITH DYSLIPIDEMIA

Transkripsi:

Analisis Kadar Kolesterol Low Density Lipoproteinsebagai Faktor Risiko Komplikasi pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 1 Pranita Aritrina, 2 Asnah Marzuki, 3 Fitriani Mangarengi 1 Fakultas Kedokteran Universitas Halu oleo 2 Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin 3 Bagian Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Email: ayitrina@gmail.com ABSTRACT Dyslipidemia in type 2 diabetes mellitus (T2DM) can be increased the cardiovascular risk and this condition was equivalent with the elevated of LDL-cholesterol. In type 2 diabetes, LDL was small, dense and more aterogenic. This research was an observational study used cross sectional approach. The samples were 50 samples consist of twenty five of T2DM with non-chd patient (50%) and twenty five of T2DM with CHD patient (50%) with age 45 years old or more. The level of serum LDL was measured by photometry used ABX Pentra 400. The data was analyzed by statistical method. The result study was conducted that normal LDL level was 9 (18%) patients and abnormal LDL level was 16 (32%) in T2DM with non-chd patient. While in patient with T2DM with CHD had abnormal LDL level overall (50%). The high level of LDL in T2DM was accelerated complication occurrence, mainly coronary heart disease (CHD). Keywords: Type 2 diabetes mellitus (T2DM), dyslipidemia, LDL level, CHD complication PENDAHULUAN Diabetes Melitus (DM) menurut Expert Committee on the Diagnosis and Classification of Diabetes Mellitus 2002 adalah kelompok penyakit metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia akibat gangguan pada kerja insulin (insulin resistance), sekresi insulin, atau keduanya (Hardjoeno, 2003). Kasus diabetes yang paling banyak adalah Diabetes Melitus Tidak Tergantung Insulin (DMTTI) atau disebut dengan Diabetes Melitus Tipe 2, yang umumnya mempunyai latar belakang kelainan berupa resistensi insulin. Menurut WHO (2007), diabetisi tipe 2 adalah yang terbanyak diantara tipe-tipe DM lainnya. Kalangan profesional menyatakan bahwadiabetisi tipe 2 di Indonesia mencapai 85 90% dari total diabetisi. Untuk itu diperlukan upaya pengendalian DM tipe 2, terutama melalui upaya pencegahan dan penanggulangan faktor risiko DM tipe 2(Arif, 2001). Komplikasi diabetes jangka panjang dapat dibagi menjadi tiga tipe yaitu mikrovaskular, makrovaskular, dan neuropati perifer. Mikrovaskular dapat menyebabkan retinopati, glomerulosklerosis, dan nefropati. Penyakit makrovaskular mengacu pada aterosklerosis dengan berkembangnya penyakit arteri koronaria, stroke, penyakit pembuluh darah perifer, dan meningkatkan risiko infeksi. Penyakit pembuluh darah perifer dan neuropati dapat menyebabkan timbulnya gangren kaki pada penderita diabetes(depkes RI, 2008). Diabetes Melitus biasanya disertai dengan dislipidemia. Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan maupun penurunan fraksi lipid dalam plasma. Dislipidemia juga berkaitan erat dengan aterosklerosis, yaitu sebagai faktor risiko utama aterosklerosis(price, 2005). Pada diabetes, gangguan metabolisme lemak (dislipidemia) yang timbul biasanya berupa triad lipid yaitu hipertrigliseridemia, hiperkolesterolemia terutama kolesterol LDL yang kecil / padat dan rendahnya kadar kolesterol 291

HDL(Persatuan Ahli Penyakit Dalam Indonesia, 2004). Adanya dislipidemia diabetik, meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular peningkatan dilaporkan hingga lima kali lipat. Penderita DM tipe 2 tanpa riwayat infark miokard sebelumnya mempunyai risiko PJK yang sama dengan individu non diabetik yang memiliki riwayat infark miokard sebelumnya (Powers, 2005). Keadaan ini ekivalen dengan kadar LDL kolesterol antara 150-220 mg/dl.kolesterol LDL pada penderita diabetes lebih berbahaya karena bentuknya lebih padat dan ukurannya lebih kecil (Small Dense LDL) sehingga sangat mudah masuk dan menempel pada lapisan pembuluh darah yang lebih dalam (Aterogenik) (Shahab, 2011). Berdasarkan beberapa studi cross sectional dan prospektif epidemiologi bahwa seseorang dengan LDL yang kecil dan padat memiliki resiko yang sangat tinggi untuk terkena penyakit jantung koroner (PJK) dibandingkan dengan seseorang dengan LDL yang besar dan ringan. Mekanisme perantara yang dapat meningkatkan tingkat aterogenik partikel small dense LDL antaranya meningkatnya oksidasi, menurunnya ikatan pada reseptor LDL dan meningkatnya ikatan small denseldl pada dinding pembuluh darah arteri. Ukuran partikel small dense LDL juga dihubungkan dengan perubahan aterogenik lainnya dalam lipid dan lipoprotein, khususnya peningkatan trigliserida serum dan menurunnya konsentrasi kolesterol-hdl(high density lipoprotein) dan resistensi insulin (Juha et al., 2000). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar kolesterol LDL sebagai faktor risiko komplikasi pada pasien diabetesmelitus tipe 2 di Rumah Sakit Umum dr. Wahidin Sudirohusodo.Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai kadar kolesterol LDL pada pasien diabetes melitus, sehingga dapat bermanfaat untuk pencegahan komplikasi penyakit diabetes melitus, dan untuk penelitian lebih lanjut dapat menjadi bahan masukan bagi Rumah Sakit Umum Wahidin Sudirohusodo dan Instansi terkait dalam penatalaksanaan pasien penyakit diabetes melitus tipe 2. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan pendekatan potong lintang. Lima puluh orang sampel pasien diabetes melitus tipe 2 PJK dan non PJK yang terdiri dari lakilaki dan perempuan yang berusia antara 45-85 tahun. Kriteria eksklusi sampel meliputi Pasien diabetes melitus dengan gangguan fungsi hati, pasien yang mengonsumsi obat-obatan golongan statins, merokok, dan mengonsumsi alkohol. Sampel hemolisis, ikterik dan lipemik. Kadar kolesterol LDL serum pada pasien diukur menggunakan alat ABX Pentra 400 dengan prinsip fotometri. Data yang diperoleh ditampilkan dalam bentuk tabel dan dianalisis univariat secara deskripsi dengan tabel distribusi frekuensi. HASIL Berdasarkan hasil penelitian, Tabel 1 Menunjukkan bahwa dari 50 sampel pasien diabetes melitus tipe 2 terdapat 9 pasien (18%) dengan kadar kolesterol LDL normal dan 41 pasien (82%) dengan kadar kolesterol LDL tidak normal. Dari jumlah tersebut terdapat 9 pasien diabetes melitus non PJK dengan kadar LDL normal dan 16 pasien dengan kadar LDL tidak normalserta 25 pasien diabetes melitus 292

dengan PJK kadar kolesterol LDL tidak normal. Tabel 1. Karakteristik subjek penelitian berdasarkan kadar kolesterol LDL (nilai rujukan <130 mg/dl) Diabetes Melitus Tipe 2 Normal (<130) LDL (mg/dl) Abnormal (>130) Jum lah Non PJK 9 16 25 PJK 0 25 25 Total 9 41 50 Persentase 18 82 100 Tabel 2. Frekuensi dan Persentase kategori LDL Kategori LDL (mg/dl) Pasien Diabetes Melitus Jumlah Non PJK PJK 1 (<100) 1 (2) 0 (0) 1 (2) 2 (100-8 (16) 0 (0) 8 (16) 129) 3 (130-8 (16) 1 (2) 8 (18) 159) 4 (160-8 (16) 9 (18) 17 (34) 189) 5 ( 190) 0(0) 15 15 (30) (30) Total 25 (50) 25 (50) 50 (100) Tabel 2 Menunjukkan frekuensi dan persentase kategori LDL. Jumlah pasien yang termasuk kategori 1 (nilai LDL yang optimal) sebanyak 1 pasien (2%) diabetes melitus non PJK; yang termasuk kategori 2 (nilai LDL yang mendekati optimal) sebanyak 8 pasien (16%) diabetes melitus non PJK; yang termasuk kategori 3 (nilai LDL dalam batas tinggi) sebanyak 9 pasien (18%) yaitu 8 pasien (16%) diabetes melitus non PJK dan 1 pasien (2%) diabetes melitus PJK; jumlah pasien yang temasuk kategori 4 (nilai LDL tinggi) sebanyak 17 pasien (34%) yaitu 8 pasien (16%) diabetes melitus non PJK dan 9 pasien (18%) diabetes melitus PJK; dan yang termasuk kategori 5 (nilai LDL sangat tinggi) sebanyak 15 pasien (30%) diabetes melitus PJK. PEMBAHASAN Dislipidemia merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit kardiovaskuler adalah gangguan kadar lemak dalam darah (dislipidemia). Dislipidemia adalah gangguan /perubahan pada kadar lemak dalam darah. Gangguan itu dapat berupa peningkatan kadar total kolesterol atau hiperkolesterolemia, penurunan kadar High Density Lipoprotein (HDL), peningkatan kadar Low Density Lipoprotein (LDL), atau peningkatan kadar trigliserida dalam darah (hipertrigliserida). Pada dasarnya, kontrol terhadap dislipidemia akan mencegah atau mengurangi kejadian penyakit kardiovaskuler (Koolman, 2000). Dislipidemia pada diabetes ditandai dengan meningkatnya kadar trigliserida dan menurunnya kadar HDL kolesterol. Kadar LDL kolesterol tidak banyak berbeda dengan yang ditemukan pada individu non diabetes, namun lebih didominasi oleh bentuk yang lebih kecil dan padat (small dense LDL). Partikel low density lipoprotein (LDL) beragam dalam ukuran, kepadatan dan kandungan lipidnya. Padamanusia, partikel LDL yang relative kaya akankolesterol, tetapicukupkecilukurannya (diameter 23-25 nm, kepadatan 1019-1063 g/l) pada saat melewati pembuluh darah endothelium dan masuk ke dalam cairan 293

jaringan, mengantarkan kolesterol ke jaringan. Konsentrasi partikel LDL pada cairan ekstra seluler kira-kira sebanyak 10% dari plasma (Durrington, 2003). Partikel-partikel LDL kecil padat ini lebih bersifat aterogenik daripada partikelpartikel LDL yang lebih besar. Selanjutnya, karena ukurannya yang lebih kecil, kandungan didalam plasma lebih besar jumlahnya, sehingga lebih meningkatkan risiko aterogenik. Trias dari abnormalitas profil lipid ini dikenal dengan istilah dislipidemia diabetik. Adanya dislipidemia diabetik, meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular (Shahab, 2011). Dari hasil pemeriksaan kadar kolesterol LDL pada 25 sampel pasien diabetes melitus tipe 2 non PJK terdapat 9 (18%) pasien dengan kadar kolesterol LDL normal dan 16 (32%) pasien dengan kadar kolesterol LDL tidak normal atau meningkat sedangkan pada 25 sampel pasien diabetes melitus tipe 2 dengan PJK semua pasien memiliki kadar kolesterol LDL yang tidak normal. Berdasarkan kategori LDL seperti pada tabel 9. terlihat bahwa pada kategori 1 (<100 mg/dl) sebanyak 1 pasien DM non PJK, kategori 2 (100 129 mg/dl) sebanyak 8 pasien DM non PJK, kategori 3 (130 159 mg/dl) sebanyak 9 pasien yaitu 8 pasien DM non PJK dan 1 pasien DM PJK, kategori 4 (160 189 mg/dl) sebanyak 17 pasien yaitu 8 pasien DM non PJK dan 9 pasien DM PJK dan kategori 5 ( 190 mg/dl) sebanyak 15 pasien DM PJK. Dari data tersebut diketahui bahwa pada pasien diabetes melitus dengan PJK kadar LDL pasien sangat tinggi hal ini menandakan bahwa kadar LDL yang tinggi pada pasien DM mempercepat terjadinya PJK. LDL teroksidasi (ox-ldl) pada pasien diabetes melitus tipe 2 lebih berbahaya. Pada orang normal, ox-ldl memegang peran penting sejak awal pembentukan aterosklerosis. Pada pasien diabetes tipe 2, kadar ox-ldl jauh lebih tinggi sehingga mempercepat terjadinya aterosklerosis. Beberapa penelitian termasuk penelitian Jelita Siregar menunjukkan kadar ox-ldl sirkulasi pada pasien diabetes tipe 2 memang secara signifikan lebih tinggi dan menjadi marker penyakit arteri koroner (CAD) dan sindrom koroner akut (ACS). Penelitian lain dari Novianti dkk (2011) melaporkan bahwa kadar kolesterol LDL juga lebih tinggi pada pasien DM dengan hipertensi dibandingkan dengan pasien DM tanpa hipertensi dan secara bermakna berperan terhadap kejadian hipertensi. Hal ini menandakan bahwa keadaan ini meningkatkan risiko terjadinya penyakir kardiovasklar termasuk hipertensi, aterosklerosis dan PJK. Patogenesis yang tepat dislipidemia diabetik belum diketahui, namun banyak bukti yang menunjukkan bahwa resistensi insulin memiliki peran penting dalam perkembangan kondisi ini. Penyebab utama tiga fitur penting dislipidemia diabetik adalah meningkatnya pelepasan asam lemak bebas dari sel lemak yang resisten insulin. Peningkatan aliran asam lemak bebas ke hati karena adanya penyimpanan glikogen yang memadai sehingga memicu produksi trigliserida yang juga menstimulasi sekresi apolipoprotein B (apob) dan VLDL. Kurangnya kemampuan insulin menghambat pelepasan asam lemak bebas menimbulkan peningkatan produksi VLDL hepatik, yang dikorelasikan dengan tingkat akumulasi lemak hepatik (Diamant, 2010). 294

Modifikasi gaya hidup dan kendali glukosa darah dapat memperbaiki profil lipid secara umum. Selain itu percobaan klinik dengan berbagai obat-obatan penurun kolesterol (misalnya golongan statin), yang memfokuskan pada penurunan kolesterol LDL telah menghasilkan penurunan yang bermakna pada morbiditas dan mortalitas PJK. (Shahab, 2011) SIMPULAN Kadar kolesterol LDL pada pasien DM tipe 2 dapat normal ataupun sedikit meningkat, sedangkan kadar kolesterol LDL pada pasien DM tipe 2 dengan komplikasi PJK kadar kolesterol LDL termasuk kategori sangat tinggi (> 190 mg/dl). DAFTAR PUSTAKA Arif, M. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi III. Jilid I. Media Aesculapius FK-UI. Jakarta. hal. 580 Diamant,M. 2010. Treatment Targets in Type 2 Diabetes: non-hdl rather than LDL Cholesterol. Hearth and Metabolism. pp. 1-2 Durrington,P.N. 2003. Lipoprotein Metabolism. Lecture in Clinical Aterosclerosis & Dislipidaemia. [serial on the internet]. [site on March, 12 th 2011]. Available from : http://www.cmglinks.com Hardjoeno, H. 2003.Interpretasi Hasil Tes Laboratorium Diagnostik. Lembaga Penerbitan Unhas. Makassar. hal. 167 Juha, V., Sari,M., et al. 2000. Endothelial Dysfunction in Men With Small LDL ParticlesCirculation. 102. pp. 716 Koolman Jan, Heinrich Rohm K. 1994. Atlas Berwarna dan Teks Biokimia. Terjemahan oleh Septelia Inawati. Jakarta; Hipokrates; 2000. hal 160-1 Novianti, F., Decroli, E., Sastri, S. 2015. Perbedaan kadar kolesterol LDL pada pasien diabetes melitus tipe 2 dengan dan tanpa hipertensi di RS. Dr. M. Djamil Padang Tahun 2011. Jurnal Kesehatan Andalas. 4(2) Persatuan Ahli Penyakit Dalam Indonesia. 2004.Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I.Edisi ke 3. Balai Penerbit FKUI. hal 578. Depkes RI. 2008. Petunjuk Teknis Pengukuran Faktor Resiko Diabetes Mellitus. Depkes RI. Jakarta.hal. 5 Powers AC. 2005. Diabetes Melitus. Harrison s Principles of Internal Medicine. 16th Ed.McGraw-Hill. New York.2152-2179 Price, S.A.2005. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Volume 2. EGC. Jakarta. hal. 1271 Shahab, A. Penatalaksanaan Dislipidemia pada DM tipe 2. Subbagian Endokrinologi Metabolisme Bagian Ilmu Penyakit Dalam. FK Unsri. Palembang.(diakses 3 Januari 2011). Available from : http://dokteralwi.com/dislipidemia.html. 295