BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN. Qur an Hadits melalui Metode Drill di MAN Kunir. metode drill dengan jalan: 1) siswa harus mengetahui pengetahuan membaca

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Al-Quran adalah kitab suci yang merupakan sumber utama dan utama

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan surat al-fatihah dan di akhiri dengan surat al-nas. Sebagai pedoman bagi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. definisi-definisi tersebut sama. Diantaranya: tinggi dari apa yang telah dipelajari. 1

BAB I PENDAHULUAN. menghayati kandungan isinya. Buta aksara membaca al-qur an ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Al-Qur an merupakan kitab suci umat Islam yang berisi firman Allah

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikatakan sebagai kunci ilmu pengetahuan adalah mata pelajaran bahasa

BAB I PENDAHULUAN. I, Pasal 1, Ayat 1. 3 Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, cet. 5 (Jakarta: Kalam Mulia, 2008), h. 21.

BAB I PENDAHULUAN. Guru merupakan jabatan profesi, sebagai pihak pendidik dan pengajar

BAB I PENDAHULUAN. diturunkan (diwahyukan) kepada Nabi Muhammad SAW dan ditulis di mushaf

BAB I PENDAHULUAN. diyakini oleh setiap orang mukmin. Beriman kepada kitab Allah adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. umat manusia. Ayat Al-Qur an yang ditulis dalam bahasa Arab kemudian

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sarana untuk beramal salah yaitu dengan. membawanya. Banyak hadits-hadits Rasulullah SAW yang menjelaskan tentang

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR:

KELAS BIMBINGAN MENENGAH PEPERIKSAAN PERTENGAHAN TAHUN 2015 TAJWID KBM 1

BAB I PENDAHULUAN. sebab itu, Islam dan pendidikan mempunyai hubungan yang sangat erat. 1

Antara Contoh Isi Kandungan BPMG ( Tajwid )

BAB I PENDAHULUAN. samawi lain yang datang sebelumnya. Allah Swt. mewahyukan al-quran kepada

BAB I PENDAHULUAN. Nabi Muhammad SAW sebagai rahmat dan petunjuk bagi kehidupan manusia. diwajibkan untuk mempelajari mendalami serta mengamalkannya.

BAB I PENDAHULUAN. Dan bacalah Al-Qur an dengan tartil (baik tajwid dan makhrojnya). (QS.Al-Muzammil 73 : 4)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang telah Allah turunkan kepada Rasul-Nya, Nabi mulia Muhammad SAW. Kitab suci

Cece Abdulwaly. Diterbitkan oleh: melalui:

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah diajarkannya cara menulis Al-Quran dan Hadits. Pembelajaran

LEMBAR OBSERVASI UNTUK SISWA

BAB IV PENERAPAN METODE QIRA ATI DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA AL-QUR AN DI TPQ BINTANG KECIL 02 SEMARANG

CARA PRAKTIS UNTUK MENGHAFAL AL-QUR AN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk mencerdaskan kehidupan

Ibadah, (Jakarta : Amzah, 2010), Cet. II, hlm Ibadah..., hlm Abdul Aziz Muhammad Azzam, Abdul Wahib Sayyed Hawwas, Fiqih

Pedoman Observasi Evaluasi Harian/Formatif

BAB I PENDAHULUAN. Atau lebih dari seperdua itu. dan bacalah Al Quran itu dengan perlahanlahan.

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 284

BAB I PENDAHULUAN. Syaikh Sulaiman bin Husain bin Muhammad al Jamzury Tuhfatul Athfal, Toha Putra, Semarang, 1381 H, hal. 1. 2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan yang berguna dalam menjalani hidup.

BAB I PENDAHULUAN. menghindari agar tidak terjadi kesalahan dan perubahan bacaan al-qur an serta

BAB I PENDAHULUAN. dari ajaran agama Islam, diwahyukan Allah melalui malaikat Jibril kepada nabi

BAB V PEMBAHASAN. A. Kemampuan Membaca Al Qur an Siswa di MAN se-kabupaten Blitar

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan agama merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

PENGERTIAN dan HUKUM ILMU TAJWID

BAB I PENDAHULUAN A.. Latar Belakang Masalah

BAB V PEMBAHASAN. A. Penerapan Metode Usmani dalam Pembelajaran Membaca Al-Qur an di

Penulis : Muhammad Ma mun Salman JILID 2

MEMAHAMI KANDUNGAN AL-QUR AN DENGAN METODE MANHAJI NAUFAL AHMAD RIJALUL ALAM

BAB I PENDAHULUAN. Alquran adalah kalam Allah Swt yang diturunkan secara mutawatir kepada

BAB I PENDAHULUAN. haliniberdasarkanpendapat yang telahdikemukakanolehsahabat Umar bin Khattab. Dan padakesempatanlainseorangpenyairpernahberkata:

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTEK SIMPAN PINJAM PEREMPUAN PADA PNPM MP DI DESA IMA AN KECAMATAN DUKUN KABUPATEN GRESIK STUDI ANALISIS KOMPILASI HUKUM

BAB V PEMBAHASAN. A. Proses Perencanaan Pembelajaran Tahfiẓul Qur an Pada Siswa Sekolah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sejumlah pengalaman dari seseorang atau

BAB I PENDAHULUAN. Al-Quran merupakan kitab suci bagi umat Islam, karena ini menjadi

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN Pengertian Membaca Huruf Hijaiyah

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) melalui kegiatan pengajaran. Ada dua buah konsep

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Allah telah memerintahkan Rasulullah

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an ialah kitab suci yang merupakan sumber utama bagi ajaran

BAB I PENDAHULUAN. tidak akan dapat beragama Islam dengan mudah tanpa melalui pendidikan, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. SAW dengan perantara Malaikat Jibril as., yang ditulis dalam suhuf-suhuf dan

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP TINDAKAN ASUSILA DAN PENGANIAYAAN OLEH OKNUM TNI

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad Saw sebagai rahmat dan petunjuk bagi kehidupan manusia. Bagi

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

BAB I PENDAHULUAN. dengan manusia lainnya. Allah swt berfirman dalam Q.S. al-hujuraat ayat

PERANGKAT PEMBELAJARAN R P P RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. MATA PELAJARAN AL~QUR`AN HADITS MI AL~FALAH KELAS 2 SEMESTER 1 Oleh : Anita

SULIT 1223/2 BAHAGIAN PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN PENDIDIKAN MALAYSIA PENDIDIKAN ISLAM SET 2 KERTAS 2 SATU JAM EMPAT PULUH MINIT

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN LAPANGAN

BAB I PENDAHULUAN. pada masa lalu dan masa kini, tetapi sudah seharusnya merupakan proses yang. pentingnya pendidikan seperti pada ayat berikut ini:

: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM : X SEMUA KOMPETENSI KEAHLIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SIKLUS 1

Nawaqidhul Islam: Matan dan Terjemah Pustakasyabab.blogspot.com

BAB 1 PENDAHULUAN. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), hlm M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis,

Serial Bimbingan & Penyuluhan Islam

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Pendidikan dilakukan agar seseorang memperoleh pemahaman tentang

BAB I PENDAHULUAN. jawabanya dihadapan-nya, sebagaimana Allah SWT berfirman :

BAB I PENDAHULUAN. Selain ayat al-qur an juga terdapat sunnah Rasulallah SAW yang berbunyi:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Definisi Operasional. membudayakan manusia. Melalui pendidikan segala potensi sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. peringatan, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran. (Q.S. Al-Qomar:17). 1

STUDI KOMPARASI KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR AN SISWA KELAS VIII ANTARA YANG BERASAL DARI MI DAN YANG BERASAL DARI SD DI MTs YAKTI TEGALREJO MAGELANG

Hadits-hadits Shohih Tentang

HambaKu telah mengagungkan Aku, dan kemudian Ia berkata selanjutnya : HambaKu telah menyerahkan (urusannya) padaku. Jika seorang hamba mengatakan :

BAB I PENDAHULUAN. Matematika juga berkembang di bidang ilmu yang lain, seperti Kimia, Fisika, saat ini dengan penerapan konsep matematika tersebut.

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 285

قال رسول صلي اللھ عليھ وسلن الذى يقزأ القزان وھوبھ

BAB I PENDAHULUAN. mutawtir, yang ditulis di mushaf, dan membacanya adalah ibadah. 2

JABATAN PELAJARAN TERENGGANU SUMATIF 2 SIJIL PELAJARAN MALAYSIA 2013 PENDIDIKAN ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan agama Islam bertugas mempertahankan, menanamkan, dan

Iman Kepada Kitab-Kitab Allah Syaikh Dr. Abdul Aziz bin Muhammad Alu Abdul Lathif

BAGAIMANA CARA LEBIH MUDAH MEMAHAMI TAJWID?

Pertama, simaklah firman Allah SWT. tentang beliau. Dalam Al-Qur an Allah SWT. menggambarkan pribadi Rasul Saw. sebagai berikut:

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Bab 1. Memperindah Bacaan Qur an Dengan Tajwid Yang Benar

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjamin terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan untuk manusia, apalagi ajaran

STANDAR KOMPETENSI. Melaksanakan tatacara salat fardu dan sujud sahwi

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan. Pendidikan adalah usaha sadar

HADITS TENTANG RASUL ALLAH

(الإندونيسية بالغة) Wara' Sifat

Transkripsi:

84 BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN A. Usaha guru dalam meningkatkan kemampuan belajar membaca al- Qur an Hadits melalui Metode Drill di MAN Kunir Berdasarkan temuan penelitian tentang usaha yang dilakukan guru Al- Qur an Hadits dalam meningkatkan kemampuan membaca dengan memakai metode drill dengan jalan: 1) siswa harus mengetahui pengetahuan membaca al-qur an, 2) guru menekankan pada ketrampilan tahqiq yaitu membaca dengan memberikan hak-hak setiap huruf secara tegas, jelas, teliti, seperti memanjangkan mad, menegaskan hamzah, menyempurnakan harakat, melepaskan huruf secara tartil, pelan-pelan memperhatikan panjang pendek, waqaf dan ibtida` tanpa melepas huruf hal ini penting dilakukan mengingat nanti kalau lulus harus bisa langsung terjun ke masyarakat, 3) membaca al-qur an dengan tartil yang biasanya dibaca secara perlahanperlahan dan benar sesuai dengan makhraj dan sifat-sifatnya sebagaimana yang dijelaskan dalam ilmu tajwid. Hasil temuan penelitian ini sesuai menurut Imam Al Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin yang artinya Ketahuilah bahwa tartil disunahkan tidak sematamata bagi pemahaman artinya, karena bagi orang awam yang tidak mengerti akan arti al-qur`an juga disunatkan tartil dan pelanpelan dalam membacanya. Karena yang demikian itu lebih mendekatkan pada 84

85 memuliakannya dan menghormatinya serta lebih membahas hati daripada terburuburu dan cepat. 1 Ilmu tajwid adalah suatu ilmu pengetahuan tentang cara membanca al-qur`an dengan baik dan tertib sesuai makhrajnya, panjang pendeknya, tebal tipisnya, berdengung atau tidaknya, iarama dan nadanya, serta titik komanya yang telah diajarkan rasulullah SAW kepada para sahabatnya sehingga menyebar luas dari masa kemasa 2 Menurut Muhammad Al Mahmud dalam kitabnya Hidayatul Mustafid menjelaskan bahwa: Tajwid adalah ilmu yang mempelajari, mengetahui hak dari masingmasing huruf dan sesuatu yang katut bagi masing-masing huruf tersebut berupa sifat-sifat huruf, bacaan panjang dan selain itu seperti tarqiq, tafkim, dan sebagainya. 3 Tajwid mengeluarkan (mengucapkan) hurufhuruf al-qur`an menurut aslinya satu persatu, mengembalikan huruf kepada makhrojnya (tempat keluarnya huruf) dan asalnya, dan menghaluskan pengucapannya dengan cara yang sempurna tanpa berlebihan, kasar, tergesagesa dan dipaksapaksakan. 4 Adapun yang dimaksud dengan kaidah ilmu tajwid suatu kaidah yang dipergunakan untuk membetulkan dan membaguskan bacaan al- 1 Al Imam Al Ghazali, Ihya` Ulumuddin, Juz I, (Libanon: Dar AlKitab AlIslami,t.th), 278. 2 Tombak Alam, Ilm u Tajwid, (Jakarta: sinar grafika offset, 2009), 1. 3 Muhammad AlMahmud, Hidayatul Mustafid, (Surabaya: AlHikmah, t.t), 4. 4 Imam Murjito, Penjelasan dan Keterangan Pelajaran Bacaan Ghorib/ Musykilat untuk Anak-Anak, (Semarang: Yayasan Pendidikan AlQuran Raudhatul Mujawwidin, t.th), 61.

86 Qur`an menurut aturanaturan hukum tertentu, yang telah diajarkan dan dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Tujuan kaidah ilmu tajwid adalah: 1. Agar pembaca dapat membaca ayatayat suci al-qur`an dengan bacaan yang fasih (tepat, baik dan benar) sesuai dengan makhraj dan sifatsifat hurufnya. 2. Agar dapat menjaga lisan pembaca dari kesalahankesalahan pembacaan yang dapat menjerumuskan keadaan perbuatan dosa. 3. Agar dapat menjaga dan memlihara kehormatan dan kesucian serta kemurnian al-qur`an dari segi bacaan yang benar. 5 Hukum mempelajari ilmu tajwid sebagai disiplin ilmu merupakan fardlu kifayah, sedangkan hokum membaca al-qur`an dengan ilmu tajwid adalah fardhu `ain, 6 artinya mempelajari ilmu tajwid secara mendalam tidak diharuskan bagi setiap orang, tetapi cukup diwakili oleh beberapa orang saja, namun jika dalam suatu kaum tidak ada seorangpun yang mempelajari Ilmu tajwid hukumnya berdosalah kaum tersebut, adapun hukum membaca al-qur`an dengan menggunakan aturan Tajwid adalah fardlu Ain atau merupakan kewajiban pribadi, karena apabila seseorang membaca al-quran dengan tidak menggunakan hukum tajwid, hukumnya berdosa. 5 Ibid. 6 Tombak Alam, Ilmu Tajwid, (Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2009), 1.

87 B. Usaha guru dalam meningkatkan kemampuan belajar menulis al-qur an Hadits melalui Metode Drill di MAN Kunir Berdasarkan temuan penelitian tentang usaha yang dilakukan guru Al- Qur an Hadits dalam meningkatkan kemampuan menulis dengan memakai metode drill dengan jalan: 1) Kegiatan pembelajaran guru senantiasa menenkankan pada untuk terlebih dahulu mengenal, memahami dan menulis huruf hijaiyah dengan benar sesuai dengan ketentuan, 2) menulis dilakukan secara berulang-ulang siswa mempraktekkan dan guru menyuruhnya untuk praktek menulis dipapan tulis, yang memang terkesan kembali lagi seperti belajar menulis pemula, tapi hal ini sangat menyenangkan karena kualitas penulisan huruf hijaiyah akan lebih baik, 3) menganjurkan pada siswa untuk menjaga supaya tidak salah membaca Al-Qur an menurut ilmu tajwidnya, tentang panjang atau pendeknya, tebal tipisnya, dengung dan tidaknya, koma dan titiknya. Hasil penelitian ini sesuai menurut Tombak Alam yang mengungkapkan bahwa Nabi besar Muhammad SAW memulai kebangkitan umatnya dari wahyu pertama, yaitu wajib pandai membaca dan menulis, dalam surat Al- Alaq ayat 1-5. Itulah modal pertama beliau untuk mengembangkan agama islam dari masa kemasa, sehingga sampai kepada kita dewasa ini hamper satu milyar kaum muslimin didunia. Berawal dari rumah sahabatnya, Darul Arqom bin Arqom sebagai sekolah Awaliyah dalam pengembangan Al-Qur an. 7 7 Tombak Alam, Metode Membaca dan Menulis Al-Qur an, (Jakarta: PT. RINEKA CIPTA, 2002), hal. 9

88 Untuk menjaga supaya tidak salah membaca Al-Qur an menurut ilmu tajwidnya, tentang panjang atau pendeknya, tebal tipisnya, dengung dan tidaknya, koma dan titiknya, diajarkan KMA (Kunci Membaca dan Menulis Al-Qur an). Adapun cara-cara mengajarkan menulis yaitu: Pertama, cara menuliskan huruf tunggal dari mana diawali dan diakhiri, harus dipahami benar-benar. Karena apabila sudah paham benar menuliskan huruf tunggal yang pertama, maka akan mudahlah menuliskan huruf kedua, ketiga, keempat, kelima dan keenam. Dan mudah pula mneuliskan huruf akhir, awal dan tengah. Kerena semuanya berpokok pangkal dari huruf tunggal, maka dari itu perhatikanlah benar-benar cara penulisan huruf tunggal tersebut. Kedua. Sesudah paham huruf tunggal, langsung diajarkan cara menuliskan huruf akhir yang dapat bersambung dari kanan saja. Sebab huruf akhir dan huruf tunggal sama saja bentuknya, besar atau kecilnya, panjang atu pendeknya. Cuma bedanya, huruf akhir dapat bersambung dari kanan saja. Membuat huruf akhir dari huruf tunggal yang disambung dari kanan. 8 Ketiga. Barulah diajarkan menulis huruf awal yang dapat bersambung kekiri saja. Membuat huruf awal adalah dari huruf tunggal juga, yang dipotong ekornya mana yang berekor. Otomatis sudah jadi huruf awal. Terakhir baru diajarkan menuliskan huruf tengah, yang bersambung dari kanan kekiri. Membuat huruf tengah adalah dari huruf awal yang sudah 8 Ibid., hal 12-13

89 bersambung kekiri dan sambung dari kanan. Otomatis sudah jadi huruf tengah saja. 9 C. Usaha guru dalam meningkatkan kemampuan belajar menghafal al- Qur an Hadits melalui Metode Drill di MAN Kunir Berdasarkan temuan penelitian tentang usaha guru dalam meningkatkan kemampuan belajar menghafal al-qur an Hadits melalui Metode Drill di MAN Kunir adalah dengan jalan: 1) dimulai dengan salam, membaca dan mengulang pelajaran sebelumnya. 2) guru menggunakan metode drill yaitu dengan cara, memberi contoh melafalkan surat-surat pendek sesuai materi hari itu, kemudian peserta didik menirukan pelafalan surat-surat pendek tersebut dengan berkelompok atau individu, setelah itu peserta didik saya suruh maju bergantian menghafalkan secara individu/berkelompok, pada tahap inti terakhir peserta didik satu persatu disuruh hafalan materi surat pendek tersebut dengan fasih dan benar. 3) guru mengulang pelafalan materi surat pendek secara klasikal yang diikuti oleh peserta didik. Hasil penelitian ini sesuai menurut Murad bahwa menghafal tidak bersifat mekanis atau ritual, tetapi merupakan perbuatan melibatkan seluruh jiwa dan perasaan. Dengan hifzh kita dapat membaca Al-Qur an dalam sholat dan memikirkan artinya saat kita berdiri menghadap Allah SWT. Selain itu, Al-Qur an dapat diucapkan dengan lidah agar bersemayam dalam hati dan pikiran sehingga dapat menjadi pendamping secara tetap. Bahkan dengan 9 Ibid., hal. 14

90 melibatkan perasaan dan hati saat membaca Al-Qur an dan memahami apabila Al-Qur an dapat dihafalkan. 10 Dalam setiap kegiatan belajar mengajar harus ada dasar pengajarannya, agar kegiatan belajar mengajar tersebut lebih terarah, mengacu pada tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Demikian pula dalam pengajaran hafalan Al-Qur an telah ditentukan dasar pengajarannya. Sebagaimana dalam firman Allah dalam surat Al-Qomar ayat 32: و ل ق د ي س س و ا ال ق س ء ان ل لر ك س ف ه ل م ه م د ك س )سىزة القمس: 63( Artinya: Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Qur an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran?. (Surat Al-Qomar: 32). 11 Dalam ayat lain disebutkan bahwa: إ ن ع ل ي ى ا ج م ع و ق س ء او ) 71 ( ف إ ذ ا ق س أ و اي ف ا ت ب ع ق س ء او ) 71 (. )سىزة القيمت: 71-71( Artinya: Sesungguhnya Kami yang akan mengumpulkannya (didadamu) dan membacakannya. Apabila Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu. (Q.S. Al- Qiyamah: 17-18). 12 Menurut Muhaimin Zen, ada dua metode menghafal Al-Qur an yaitu tahfidz dan takrir, yang keduanya tidak dapat di pisah-pisahkan, antara satu dengan lainnya saling menunjang. a. Teori tahfidz Sebelum memulai menghafal Al-Qur an maka terlebih dulu santri harus membaca mushaf Al-Qur an dengan melihat (binnadhor) di muka 10 Khurram Murad, Membangun Generasi Qur ani, (Jakarta: Media Da wah, 1999), 97 11 Ibid., 881 12 Ibid., 999

91 kyai, sebelum mendengarkan hafalan yang baru, terlebih dulu menghafal Al-Qur an menghafal sendiri materi yang akan disimakkan di hadapan kyai dengan jalan sebagai berikut: 1) Terlebih dulu menghafal membaca dengan melihat mushaf materi yang akan diperdengarkan di muka kyai minimal 3 x. 2) Setelah itu ada bayangan lalu di baca dengan hafalan minimal 3 x maksimal tidak terbatas dalam satu kalimat, tidak boleh menambah materi baru. Bila sudah di baca dan hafal 3 x belum ada bayangan, maka perlu ditingkatkan hingga ia hafal betul. 3) Setelah satu kalimah telah hafal dengan lancar maka di tambah dengan merangkai kalimat berikutnya. 4) Setelah satu ayat di kuasai hafal betul dan lancar, diteruskan dengan menambah materi baru dengan cara seperti pada cara pertama tadi dalam menghafal satu ayat. 5) Setelah mendapat hafalan ayat dengan baik dan lancar, hafalan itu harus di ulang-ulang mulai ayat pertama lalu kedua, ketiga dan seterusnya. 6) Bila materi yang telah di tentukan menjadi hafalan dengan baik dan lancar, hafalan itu diperdengarkan pada kyai untuk disimak hafalannya serta mendapatkan petunjuk dan bimbingan seperlunya, begitu seterusnya hingga khatam hafalannya.

92 b. Teori takrir Hafalan yang sudah diperdengarkan ke hadapan instruktur yang semula sudah di hafal dengan baik dan lancar, kadangkala masih terjadi kelupaan bahkan hafalan yang sudah di hafal tanpa bisa di ingat lagi. Bila keadaan demikian maka diperlukan pengulangan kembali. Takrir atau mengulang hafalan yang sudah di hafal memerlukan waktu tidak sedikit, meski bila dilakukan tidak sulit seperti menghafal materi baru. Pada waktu bertakrir kepada kyai, materi yang di simak itu harus seimbang dengan hafalan yang telah dikuasai. Dalam hal ini perimbangan antara tahfidz dan takrir adalah 1:10, artinya bila penghafal mempunyai kesanggupan bertahfidz baru dalam satu hari 2 halaman, maka harus di imbangi dengan takrir terdiri 20 halaman (1 juz). Jelasnya materi tahfidz satu juz yang terdiri 20 halaman mendapat takrir sepuluh kali. Demikian seterusnya hingga selesai 30 Juz. 13 Lebih lanjut Ablah Jawwab Al-Harsyi menjelaskan tentang cara membaca Al-Qur an yang paling baik digunakan sebagai metode untuk menghafalkan Al-Qur an yaitu: 1) At-Tahqiq yaitu membaca Al-Qur an dengan memberikan seluruh hakhak huruf antara lain seperti memenuhi bacaan mad (panjang), menetapkan hamzah, menyempurnakan harakat, serta membaca huruf dengan jelas dan memisah-misahkannya. Jenis bacaan ini adalah untuk latihan dan belajar Al-Qur an dengan bacaan yang benar. 13 Zen, Tata cata /Probllematika,249-250

93 2) Al-Hadr yaitu membaca Al-Qur an dengan menggabungkan bacaan dan mempercepatnya, dengan tetap memperhatikan kaidah-kaidah bahasa. 3) At-Tadwir yaitu membaca Al-Qur an dengan seimbang antara dua jenis diatas. Inilah yang diriwayatkan dari mayoritas imam. Ini juga yang ditekuni oleh para pembaca Al-Qur an. Sedangkan, sebagian ulama menyebutkan bahwa bacaan yang pelan dengan merenung itu lebih utama daripada membaca Al-Qur an dengan cara al-hadr. 14 Menghafalkan adalah berusaha meresapkan kedalam pikiran agar selalu ingat. Menurut cara memahaminya menghafalkan itu di tempuh melalui tiga cara yaitu: a. Menghafal secara mekanis, ialah menghafal sesuatu dengan tidak menghiraukan hubungan arti, misalnya menghafalkan huruf hijaiyah. b. Menghafal secara logis, ialah menghafal dengan mengenal dan memperhatikan artinya, misalnya menghafalkan surat al-ikhlas beserta artinya. c. Menghafalkan secara memoteknis, ialah menghafal dengan menggunakan titian kedelai. Misalnya menghafal jumlah ayat surat Al-Fatihah dengan jari tangan. 14 Ablah Jawwad Al-Harsyi, Kecil-kecil Hafal Al-Qur an Panduan Praktis Bagi Orang Tua Dalam Membimbing Anak Menghafal Al-Qur an, (Jakarta: Hikmah, 2006), 94-95