GAMBARAN PERENCANAAN KARIR PADA SISWA KELAS XI DI SMA ISLAM DARUSSALAM BEKASI SELATAN

dokumen-dokumen yang mirip
FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN KARIR SISWA SMK BINA SEJAHTERA 1 BOGOR

GAMBARAN KEMATANGAN KARIR SISWA DI SMK MUSIK PERGURUAN CIKINI

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

REGULASI DIRI DALAM BELAJAR PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 83 JAKARTA UTARA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN KARIR MAHASISWA JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP PEMAHAMAN KEPRIBADIAN SISWA KELAS X UNTUK PERENCANAAN KARIER DI SMK TUNAS HARAPAN JAKARTA

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iv DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR BAGAN... xi DAFTAR GRAFIK...

EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING KARIR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ADAPTASI KARIR MAHASISWA BK FIP UNJ ANGKATAN 2011

PENGARUH TEKNIK JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN SISWA MENGENAI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN KELOMPOK IPS DI PERGURUAN TINGGI

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SISWA MEMILIH JURUSAN IPA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 72 JAKARTA

KEMATANGAN KARIR SISWA MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN) CIKARANG

PENGEMBANGAN MODUL INFORMASI KARIR UNTUK PESERTA DIDIK KELAS X JURUSAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN (TKR) SMK NEGERI 26 JAKARTA

PENINGKATAN KEMATANGAN KARIER SISWA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK. Lutiyem SMP Negeri 5 Adiwerna, Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN KEMATANGAN KARIR SISWA KELAS XI SMKN 8 JAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN

SURVEI KEPUASAN KERJA GURU PEMBIMBING/ KONSELOR SEKOLAH SMP NEGERI DI KOTAMADYA JAKARTA TIMUR

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mutia Faulia, 2014

UNJUK KERJA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PERSPEKTIF SISWA (Studi Survei Terhadap Siswa di SMK Al-Muhtadin Depok)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak

2015 PROGRAM BIMBINGAN KARIER BERDASARKAN PROFIL KEPUTUSAN KARIER PESERTA DIDIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Jurnal Counseling Care Volume 1, Nomor 1, Bulan April, 2017

32 Pengaruh Penggunaan Teknik Storytelling Dalam Bimbingan Kelompok Terhadap Kemampuan Ber...

BAB I PENDAHULUAN. Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) termasuk individu-individu yang

Pengaruh Penggunaan Genogram Dalam Konseling Karir Untuk Meningkatkan...Kelas XII SMA

BAB I PENDAHULUAN. terpenting dalam kehidupan manusia yang sehat, di manapun dan kapanpun mereka berada.

STUDI DESKRIPTIF TENTANG MODEL EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA NEGERI DI KABUPATEN BANTUL

PENGARUH MEDIA AUDIO VISUAL DALAM LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL TERHADAP PEMAHAMAN SISWA MENGENAI PACARAN YANG SEHAT

DAFTAR PERTANYAAN (Kuesioner) a. Isilah pertanyaan dibawah ini dengan jawaban yang sebenarnya.

GAMBARAN KETERBUKAAN DIRI (Studi Deskriptif pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 48 Jakarta) Dwiny Yusnita Sari 1 Wirda Hanim 2 Dharma Setiawaty R.

Study Deskriptif Mengenai Kematangan Karir pada Mahasiswa Tingkat Akhir Fakultas Psikologi Unisba

HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN WAKTU DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 56 JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. remaja adalah memilih dan menyiapkan lapangan pekerjaan, dimana minat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan tonggak pembangunan sebuah bangsa. Kemajuan. dan kemunduran suatu bangsa dapat diukur melalui pendidikan yang

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT SISWA KELAS IX SMP PGRI TAMBUN SELATAN MELANJUTKAN STUDI KE SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini kualitatif dan kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah guru pembimbing dan siswa kelas XI di SMA

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi, telah berdampak kepada munculnya bidang-bidang

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

BAB III METODE PENELITIAN

Pengaruh Penggunaan Media Komik Dalam Layanan Informasi Karir Untuk Meningkatkan Kematangan...

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

Korelasi Motivasi Mahasiswa dalam Mengikuti Perkuliahan Terhadap Perencanaan Karier

EVALUASI PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DI SMAN 46 JAKARTA SELATAN

PENGARUH KUALITAS LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING TERHADAP KEPUASAN SISWA

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... iv. DAFTAR LAMPIRAN... xiii. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Pengertian dan Batasan Usia Remaja...

BAB I PENDAHULUAN. Karir merupakan salah satu aspek terpenting dalam kehidupan manusia, di

BAB II LANDASAN TEORITIS

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei 2014 di SMA Negeri 1

MASALAH-MASALAH YANG DIHADAPI PESERTA DIDIK DALAM PERENCANAAN KARIR DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN KARIR

Prosiding SNaPP2015 Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN EISSN Dwi Hurriyati

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH METODE STAD TERHADAP PEMAHAMAN SISWA MENGENAI CARA MENGEMBANGKAN KECERDASAN EMOSIONAL

I. PENDAHULUAN. Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal, yang masih

Kata Kunci : Layanan Informasi Karir, Pemilihan Karir

Oleh: Hermiatun SDN 2 Baruharjo, Durenan, Trenggalek

Sholikhin 1 Meithy Intan R. Luawo 2 Djunaedi 3. Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling FIP UNJ,

METODE PENELITIAN Disain, Lokasi dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berakhirnya suatu pendidikan formal, diharapkan seseorang dapat

MODEL BIMBINGAN KARIR HOLLAND UNTUK MENINGKATKAN KEMATANGAN PILIHAN KARIR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah suatu masa bagi individu untuk mempersiapkan diri

CAPAIAN TUGAS PERKEMBANGAN SOSIAL SISWA DENGAN KELOMPOK TEMAN SEBAYA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PROGRAM PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DENGAN KEMATANGAN KARIR SISWA DI SMA NEGERI 4 YOGYAKARTA

GAMBARAN COPING STRESS MAHASISWA BK DALAM MENGIKUTI PERKULIAHAN DI UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

Mahasiswa S1 Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan P MIPA, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia 2

ANALISIS TINGKAT SELF DISCLOSURE SISWA SMP MAARIF NU PANDAAN

PETUNJUK TEKNIS 1. IDENTITAS MATA KULIAH. Nama Mata Kuliah : Bimbingan dan Konseling. Kode Mata Kuliah : KD 302

HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KEMATANGAN EMOSIONAL SISWA KELAS XI SMA NEGERI PUNUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA KELAS VII DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 8 JAKARTA BARAT

PROFIL KETERAMPILAN SOSIAL MAHASISWA JURUSAN BK FIP UNJ ANGKATAN 2011

PENGARUH PENERAPAN METODE TWO STAY TWO STRAY (DUA TINGGAL DUA TAMU) TERHADAP PEMAHAMAN FAKULTAS PSIKOLOGI

PERSEPSI GURU BIMBINGAN DAN KONSELING MENGENAI PELAKSANAAN EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI UNTUK MENGEMBANGKAN POTENSI DIRI

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS SISWA DI ORGANISASI SEKOLAH DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. Karir merupakan bagian dari kehidupan setiap orang. Bahkan karir bagi

PEMAHAMAN KARIR MELALUI DISKUSI KELOMPOK PADA SISWA KELAS VI SDN 01 KALIDERES JAKARTA BARAT

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN KIMIA PADA MATERI LAJU REAKSI BERDASARKAN MODEL PEMBELAJARAN Discovery-Problem Base Learning

MODEL BIMBINGAN PERKEMBANGAN: Alternatif Pelaksanaan Bimbingan di SD *) Oleh Edi Purwanta **)

PEMAHAMAN KETERAMPILAN DASAR KONSELING MAHASISWA REGULER JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING ANGKATAN 2011

ABSTRAK Steinberg (2002)

DAFTAR ISI. Halaman Daftar Isi. i. Daftar Tabel... Daftar Gambar.. Daftar Grafik. BAB I PENDAHULUAN.. 1

LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING MENGGUNAKAN STRATEGI RATIONAL EMOTIF UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR DI SMA NEGERI 1 KARANGAN TRENGGALEK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Cilegon yang berlokasi di Jl.

KEMATANGAN KARIR MAHASISWA JURUSAN TARBIYAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SAMARINDA

HUBUNGAN ANTARA ORIENTASI TUJUAN MASTERY DENGAN KEMATANGAN KARIR PADA SISWA SMA NEGERI I TAHUNAN DI KABUPATEN JEPARA

DAFTAR ISI. LEMBAR PERNYATAAN... i

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN EFIKASI DIRI SISWA KELAS XI SMA N 1 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2017/2018

GAMBARAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU MATA PELAJARAN DENGAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMPN 1 JAKARTA

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK MAHASISWA JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FIP UNJ

SELF ESTEEM KORBAN BULLYING (Survey Kepada Siswa-siswi Kelas VII SMP Negeri 270 Jakarta Utara)

BAB I PENDAHULUAN. akurat khususnya teman (Sarwono, 2006). menarik secara seksual, apakah mereka akan bertumbuh lagi, apakah orang

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN KARIR DAN PSYCHOLOGICAL WELL-BEING PADA SISWA KELAS XII SMA NEGERI 5 SEMARANG

Tuhan adalah bagianku, kata jiwaku, oleh sebab itu aku berharap kepada-nya. Tuhan adalah baik bagi orang yang berharap kepada-nya,

PERAN ORANG TUA DALAM MEMBANTU ARAH PILIHAN KARIR ANAK DI KELAS IX SMP NEGERI 2 LEMBAH GUMANTI KABUPATEN SOLOK JURNAL

PENERAPAN METODE ROLE PLAY TERHADAP KECERDASAN INTERPERSONAL SISWA DALAM PERGAULAN DI SEKOLAH

I. PENDAHULUAN. Kegiatan pembelajaran di kelas tidak bisa dilepaskan dari adanya media

BAB II KAJIAN TEORI. harus dimulai dari pengertian karir itu sendiri. Karir adalah sebagai suatu

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. humanistik untuk meningkatkan kemandirian belajar peserta didik yang dilakukan

Transkripsi:

Gambaran Perencanaan Karir Pada Siswa Kelas XI di SMA Islam Darussalam Bekasi Selatan 13 GAMBARAN PERENCANAAN KARIR PADA SISWA KELAS XI DI SMA ISLAM DARUSSALAM BEKASI SELATAN Arina Khoirun Nisa 1 Dra. Michiko Mamesah, M.Psi. 2 Dra. Meithy Intan R.L., M.Pd 3 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perencanaan karir pada siswa kelas XI di SMA Islam Darussalam Bekasi Selatan. Metode penelitian menggunakan studi deskriptif dengan jenis survey. Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Islam Darussalam Bekasi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen perencanaan karir berbentuk angket yang dibuat berdasarkan teori dari beberapa ahli, antara lain Super, Savickas, dan Shertzer yang telah diuji sebelumnya. Perhitungan validitas menggunakan Point Biserial dan perhitungan reliabilitas menggunakan KR 20 yang menghasilkan nilai sebesar 0.84. Analisa hasil penelitian dilakukan dengan menggunakan teknik deskriptif persentase. Berdasarkan analisa, sebagian besar siswa berada pada kategori sedang dan diketahui bahwa perencanaan karir siswa perempuan lebih tinggi dibandingkan siswa laki-laki. Kemudian, sebagian besar siswa dari jurusan IPA maupun IPS berada pada kategori sedang atau cukup dalam merencanakan karirnya di masa depan. Sebagian besar siswa berada pada kategori sedang atau cukup dalam merencanakan karirnya di masa depan namun ada indikator yang belum tercapai dengan baik sehingga perencanaan karirnya belum dapat dikatakan maksimal, yaitu menetapkan pilihan karir. Saran kepada guru BK, evaluasi dan pelaksanaan program bimbingan dan konseling karir untuk memperbaiki dan memaksimalkan pelayanan dalam mengembangkan karir siswa dengan optimal. Kata Kunci : Perencanaan Karir, Siswa SMA Pendahuluan Memilih dan mempersiapkan suatu pekerjaan merupakan salah satu dari tugas perkembangan yang perlu dicapai pada masa remaja (Havighurst: 1955). Tahapan dalam mencapai tugas perkembangan remaja adalah pada tahapan eksplorasi dimana remaja mulai mengkristalisasikan dan menentukan pilihan karirnya di masa depan dengan menemukan dan memilih pekerjaan. Perencanaan karir adalah langkah utama yang harus dilakukan siswa sebelum menentukan pilihan karirnya di masa depan. Menurut Super, perencanaan karir adalah mengukur seberapa banyak individu telah memberikan pendapat atau pemikirannya pada jenis-jenis dari 1 Mahasiswa Jurusan Bimbingan dan Konseling FIP UNJ, arinakhoirunnisa@ymail.com 2 Dosen Bimbingan dan Konseling FIP UNJ, michikomamesah@yahoo.com 3 Dosen Bimbingan dan Konseling FIP UNJ, meithy_intan@yahoo.com

14 Gambaran Perencanaan Karir Pada Siswa Kelas XI di SMA Islam Darussalam Bekasi Selatan pencarian informasi dan seberapa banyak pengetahuan mereka tentang berbagai aspek dari pekerjaan (Sharf: 1992). Perencanaan karir pada remaja perlu disesuaikan dengan bakat, minat, dan nilai-nilai dalam lingkungannya. Guru Bimbingan dan Konseling (BK) di sekolah memiliki kewajiban untuk memberikan fasilitas dalam pencapaian tugas perkembangan karir siswa, salah satunya adalah mengembangkan perencanaan karir siswa. Hal utama yang perlu dilakukan adalah membuat siswa memiliki perencanaan karir yang matang, karena itu diperlukan layanan bimbingan maupun konseling karir yang sesuai dengan kondisi siswa dilapangan. Salah satu cara agar Guru BK dapat menyesuaikan layanan yang diberikan dengan kondisi siswa adalah dengan melakukan survey untuk mengetahui terlebih dahulu perencanaan karir siswa saat ini. Berdasarkan informasi dari hasil survey perencanaan karir ini, guru BK dapat mengetahui gambaran perencanaan karir siswa. Gambaran yang diperoleh dapat membantu guru BK untuk mencari tahu apa saja yang menjadi kebutuhan karir siswa kemudian menentukan program layananan bimbingan dan konseling yang tepat sehingga proses layanan bimbingan dan konseling karir yang diberikan dapat berjalan secara efektif dan efisien. Kajian Teori Perencanaan Karir Definisi mengenai perencanaan karir diungkapkan oleh beberapa ahli, diantaranya adalah: Super dalam Sharf mengemukakan bahwa perencanaan karir mengukur seberapa banyak individu telah memberikan pendapat atau pemikirannya pada jenis-jenis dari pencarian informasi dan seberapa banyak pengetahuan mereka tentang berbagai aspek dari pekerjaan (Super dalam Sharf: 1992). Perencanaan karir menurut Super ini melihat bahwa dengan melakukan aktivitas dan kegiatan pencarian informasi maka semakin luas pengetahuan individu mengenai pekerjaan dan karir. Semakin luasnya pengetahuan individu mengenai pekerjaan dan karir, semakin baik perencanaan karir yang dimilikinya. Shertzer menggatakan bahwa perencanaan karir termasuk mengumpulkan informasi tentang diri kita sendiri dan tentang pekerjaan, memperkirakan hasil kemungkinan dari berbagai tindakan, dan akhirnya memilih alternatif yang kita anggap menarik dan memungkinkan (Shertzer: 1977). Selain itu, Shertzer bersama Stone menambahkan bahwa perencanaan didasarkan atas anggapan setiap individu pada suatu waktu, membutuhkan bantuan dalam mengklarifikasi dan mendiskusikan tujuan jangka panjang dan dalam memutuskan yang mana dari tujuan jangka pendek mereka akan menjadi tujuan jangka panjang paling terbaik (Shertzer dan Stone: 1966). Kemudian, Hall mendefinisikan perencanaan karir sebagai sebuah proses yang disengaja untuk menjadi sadar akan diri sendiri, peluang, kendala, pilihan dan konsekuensinya, serta mengidentifikasi tujuan karir terkait, dan penyusunan program untuk pekerjaan, pendidikan, dan pengalaman perkembangan terkait untuk memberikan arah, waktu dan urutan langkah untuk mencapai tujuan karir tertentu (Hall dalam Adekola: 2011). Dari beberapa definisi yang di kemukakan oleh para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa perencanaan karir merupakan suatu proses penjelajahan dan pengidentifikasian karir pada individu dalam memilih dan menyelaraskan jalur karir dengan tujuan karir untuk mencapai karir yang diinginkan. Aspek Perencanaan Karir Perencanaan Karir memiliki aspek-aspek penting dalam prosesnya, aspek tersebut diambil dari berbagai ahli seperti Super, Shertzer, dan Savickas. Aspek-aspek perencanaan karir tersebut adalah: Memiliki informasi dan pengetahuan dalam mempersiapkan karir dengan memahami kemampuan diri (bakat, minat, kelebihan dan kekurangan diri) dan informasi dunia kerja seperti variasi aspek atau persyaratan dalam pekerjaan. Menetapkan pilihan mengenai karir yang diinginkan dan sesuai dengan kemampuan, memiliki alternatif dari pilihan karir, serta yakin pada pilihan yang diambil. Memiliki tujuan dari karir yang diinginkan, mulai dari tujuan jangka pendek hingga tujuan jangka panjang. Terlibat dalam berbagai aktivitas perencanaan karir, yaitu: (1) mempelajari informasi tentang karir, (2) membicarakan rencana karir dengan orang dewasa, (3) mengikuti kursus yang dapat membantu

Gambaran Perencanaan Karir Pada Siswa Kelas XI di SMA Islam Darussalam Bekasi Selatan 15 menentukan karirnya, (4) berpartisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler atau kerja paruh waktu, dan (5) mendapatkan pelatihan atau pendidikan untuk suatu pekerjaan. Karakteristik Siswa SMA Siswa SMA berada pada usia 16-18 tahun, dimana pada kisaran usia tersebut, siswa berada pada tahap remaja (Santrock: 2006). Karakteristik yang dapat dilihat dari seorang remaja adalah sebagai berikut: Kegelisahan, keadaan remaja yang tidak stabil akibat banyaknya keinginan yang tidak selalu dapat terpenuhi. Pertentangan, timbulnya pertentangan dalam diri sendiri atau dengan orang lain menimbulkan kebingungan pada dirinya sendiri maupun orang disekitarnya. Berkeinginan besar untuk mencoba hal-hal yang belum diketahui, rasa penasaran yang dialami para remaja terhadap kehidupan dewasa seperti merokok, bersolek, dan sebagainya. Keinginan menjelajah ke alam sekitar dimana terdapat keinginan untuk melibatkan diri dalam kegiatan di sekitarnya. Menghayal dan berfantasi, khususnya mengenai prestasi dan karir. Karakteristik terakhir yaitu aktivitas berkelompok, di mana kebanyakan remaja yang sedang mengalami masalah atau kesulitan menemukan jalan keluar dengan berkumpul bersama orang-orang terdekatnya, khususnya teman sebaya (Sunarto dan Hartono: 2006). Metode Penelitian Metode pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan jenis penelitian survey. Penelitian jenis survey adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok (Singarimbun dan Effendi: 1989). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI di SMA Islam Darussalam bekasi dengan jumlah siswa 79 siswa. Teknik sampling yang digunakan adalah teknik sampling jenuh atau sensus, dimana peneliti mengangkat secara penuh seluruh jumlah populasi untuk dijadikan sampel (Sugiyono: 2010). Instrumen yang digunakan, yaitu angket mengenai perencanaan karir berdasarkan aspek-aspek dalam perencanaan karir yang diujicobakan sebelumnya. Uji validitas menggunakan point biserial dan uji Reliabilitas menggunakan KR 20. Analisis data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik deskriptif persentase yang kemudian mengkategorisasikan hasil skor akhir siswa. Penelitian ini dilakukan di SMA Islam Darussalam Bekasi Selatan yang terletak di Jl. Cikunir Raya No. 2A Jakamulya 17146 Bekasi Selatan, Jawa Barat. Waktu pelaksanaan penelitian di sekolah ini adalah semester ganjil tahun ajaran 2012 2013, terhitung bulan Agustus sampai November 2012. Hasil dan Pembahasan Hasil Perencanaan Karir secara keseluruhan Pada bagian hasil dan pembahasan akan diuraikan mengenai hasil temuan penelitian mengenai ukuran dari perencanaan karir siswa secara keseluruhan, per-indikator, jenis kelamin dan berdasarkan jurusan. Perencanaan karir secara keseluruhan bertujuan untuk mengetahui gambaran perencanaan karir seluruh siswa di kelas XI SMA Islam Darussalam Bekasi, sehingga dapat dilihat apakah perencanaan karir siswa telah mencapai aspek-aspek perencanaan karir dan sesuai dengan standar kompetensi kemandirian (SKK) di SMA. Berdasarkan data kuesioner yang diberikan kepada delapan siswi SMA Negeri 32 Jakarta mengenai perencanaan karir, didapatkan hasil sebagai berikut: Tabel 4.1: Kategorisasi Tingkat Perencanaan Karir secara Keseluruhan Gambar 4.1: Grafik Tingkat Perencanaan Karir Siswa Kelas XI SMA Islam Darussalam Bekasi

16 Gambaran Perencanaan Karir Pada Siswa Kelas XI di SMA Islam Darussalam Bekasi Selatan Berdasarkan hasil analisa kuesioner perencanaan karir siswa kelas XI SMA Islam Darussalam Bekasi, didapatkan 42,42% siswa berada pada kategori tinggi, 51,52% siswa berada pada kategori sedang, dan 6,06% siswa berada pada kategori tinggi. Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa di kelas XI berada pada kategori sedang dalam merencanakan karirnya. Hasil Perencanaan Karir per-indikator Berdasarkan data per-indikator perencanaan karir, didapatkan hasil sebagai berikut: Tabel 4.1: Kategorisasi Tingkat Perencanaan Karir per-indikator Berdasarkan analisa data per-indikator perencanaan karir siswa di kelas XI, diketahui bahwa prosentase terendah dari keempat indikator perencanaan karir adalah indikator menetapkan pilihan. Sedangkan prosetase tertinggi adalah indikator aktivitas perencanaan karir. Gambar 4.2: asil Analisa per-indikator Hasil Perencanaan Karir berdasarkan Jenis Kelamin Berdasarkan hasil analisa perencanaan karir siswa dilihat dari jenis kelaminnya, didapatkan hasil bahwa 50% siswa perempuan sudah mencapai kategori tinggi dalam merencanakan karirnya, sedangkan siswa laki-laki yang telah mencapai kategori tinggi dalam merencanakan karirnya sebesar 43,33%. Berdasarkan besaran prosentase, dapat disimpulkan bahwa siswa perempuan memiliki gambaran perencanaan karir lebih tinggi dibandingkan siswa laki-laki. Hasil Perencanaan Karir berdasarkan Jurusan Analisa terakhir yang berdasarkan jurusan yang dipilih di kelas XI, yaitu IPA dan IPS. Berdasarkan hasil analisa, didapatkan hasil bahwa sebagian besar siswa jurusan IPA mencapai kategori sedang dalam merencanakan karirnya, hal ini dilihat dari prosentase sebesar 60.98% siswa yang berada pada kategori sedang. Sedangkan pada jurusan IPS, sebagian besar siswa atau 60% siswa berada pada kategori sedang. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa di jurusan IPA maupun IPS berada pada kategori sedang. Pembahasan Dari hasil analisa data yang telah dilakukan, baik secara keseluruhan maupun per indikator, telah berada pada kategori sedang atau siswa kelas XI SMA Islam Darussalam telah cukup dalam merencanakan karirnya di masa depan. Perencanaan karir yang cukup dapat diartikan bahwa siswa sudah memiliki persiapan yang cukup namun belum dikatakan maksimal dalam memiliki informasi dan pengetahuan yang berkaitan dengan karir, memiliki tujuan jangka pendek dan jangka panjang, melibatkan dirinya dalam berbagai aktivitas karir, hingga akhirnya dapat menetapkan pilihan pekerjaannya di masa depan. Sebagian besar siswa belum dapat mencapai indikator menetapkan pilihan dengan maksimal, hal ini terlihat dari prosentase indikator ini yang paling rendah dibandingkan ketiga indikator perencanaan karir lainnya. Indikator menetapkan pilihan adalah hasil akhir dari ketiga indikator yang lain, indikator ini membutuhkan proses yang terencana dengan baik dengan mensintesis berbagai unsur potensi dan pengetahuan yang dimiliki agar dapat menetapkan pilihannya dengan tepat. Berdasarkan analisa jenis kelamin, didapati bahwa siswa perempuan memiliki perencanaan karir

Gambaran Perencanaan Karir Pada Siswa Kelas XI di SMA Islam Darussalam Bekasi Selatan 17 yang lebih tinggi dibandingkan perencanaan karir siswa laki-laki. Menurut Seligman, remaja perempuan menunjukkan kematangan karir yang lebih tinggi dibandingkan remaja laki-laki dan terlihat pilihan pekerjaan mereka lebih pasti, karena remaja perempuan lebih kompleks dalam memilih suatu pekerjaan dibandingkan siswa laki-laki (Seligman: 1994). Selain itu, berdasarkan pengamatan, siswa perempuan di kelas XI SMA Islam Darussalam memiliki keterlibatan yang lebih aktif dalam merencanakan karirnya dibandingkan siswa laki-lakinya. Kemudian berdasarkan analisa jurusan, baik dari jurusan IPA maupun IPS sebagian besar siswa kelas XI memiliki perencanaan karir yang sama-sama berada pada kategori sedang. Hal ini menunjukkan bahwa siswa memiliki cukup gambaran mengenai perencanaan karirnya dan tidak terdapat perbedaan yang signifikan dalam merencanakan karir pada siswa masing-masing jurusan. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Sebagian besar siswa kelas XI SMA Islam Darussalam Bekasi memiliki gambaran perencanaan karir pada kategori sedang atau telah memiliki gambaran perencanaan karir yang cukup. Sebagian besar siswa kelas XI SMA Islam Darussalam Bekasi mencapai keempat indikator perencanaan karir, yaitu memiliki Informasi dan pengetahuan, menetapkan pilihan, memiliki tujuan, dan aktivitas perencanaan karir pada kategori yang sama yaitu kategori sedang atau siswa telah berada pada kondisi yang cukup dalam merencanakan karirnya. Berdasarkan analisa skor per-indikator, indikator dengan prosentase tertinggi terdapat pada indikator aktivitas perencanaan karir. Sedangkan indikator dengan prosentase terendah terdapat pada indikator menetapkan pilihan. Berdasarkan analisa sesuai dengan jenis kelamin siswa, diketahui bahwa sebagian besar siswa lakilaki berada pada kategori sedang. Sedangkan pada siswa perempuan, sebagian besar berada pada kategori tinggi, sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa perempuan memiliki perencanaan karir yang lebih tinggi dibandingkan siswa laki-laki. Berdasarkan analisa sesuai dengan jurusan yang diambil oleh siswa di kelas XI (IPA/ IPS), diketahui bahwa sebagian besar siswa pada jurusan IPA maupun siswa pada jurusan IPS memiliki perencanaan karir pada kategori sedang. Dalam hal ini, dapat dikatakan bahwa sebagian besar siswa, baik IPA maupun IPS telah memiliki perencanaan karir yang cukup. Saran Guru BK diharapkan melakukan peninjauan ulang atau evaluasi pada program bimbingan dan konseling karir yang telah dilakukan sebelumnya, sehingga dapat memfasilitasi siswa dalam merencanakan karirnya secara lebih baik dan optimal. Guru BK diharapkan dapat memfasilitasi siswa untuk meningkatkan kemampuan dalam mencapai tugas perkembangan karirnya, mulai dari pengenalan, akomodasi, hingga tindakan siswa dalam hal karir. Berdasarkan Bimbingan dan Konseling Komprehensif, guru BK dapat memberikan perencanaan individual agar siswa mampu merumuskan dan melakukan aktivitas yang berkaitan dengan perencanaan masa depan berdasarkan pemahaman akan kelebihan dan kekurangan dirinya, serta pemahaman akan peluang dan kesempatan yang tersedia di lingkungannya, khususnya dalam bidang karir. Guru BK diharapkan memberikan bimbingan karir dan konseling karir yang sesuai dengan kebutuhan atau masalah siswa. Seperti contohnya, guru BK dapat melihat indikator-indikator yang masih perlu ditingkatkan seperti indikator menetapkan pilihan yang memiliki prosentase terendah. Hal ini berarti siswa masih belum optimal dalam mencapai indikator tersebut, dan hal ini dapat dijadikan isu-isu dalam bimbingan dengan berbagai strategi yang akan diberikan pada siswa. Selain itu, guru BK dapat memperluas pemberian informasi mengenai karir atau melakukan tes bakat, minat, dan sebagainya pada siswa untuk membantu siswa memiliki pengetahuan sehingga siswa mampu menetapkan pilihan karirnya. Guru BK diharapkan dapat membangun kolaborasi yang kuat dengan orangtua siswa dan sekolah untuk dapat membangun perspektif yang lebih baik mengenai perencanaan karir pada siswa.

18 Gambaran Perencanaan Karir Pada Siswa Kelas XI di SMA Islam Darussalam Bekasi Selatan Bagi Sekolah, hendaknya memberikan perhatian dan dukungan yang lebih baik terhadap pelaksanaan bimbingan karir maupun konseling karir, baik dari segi waktu maupun materi. Daftar Pustaka Adekola, Bola. Career Planning and Career Management as Correlates for Career Development and Job Satisfaction a Case Study of Nigerian Bank Employes, Australian Journal Business and Management Research Vol. 1 No. 2, 2011. Havighurst, Robert J. Human Development and Education. New York: Longman, 1955. Santrock, John W. Remaja 11ed. Jakarta: Erlangga, 2006. Seligman, Linda. Developmental Career Counseling and Assessment 2th ed. New York: Sage publication, 1994. Sharf, Richard S., Applying Career Development Theory to Counseling. California: Brooks/Cole Publishing Company, 1992. Shertzer, Bruce and Stone, Shelly C. Fundamental of Guidance. New York: Houghton Mifflin Company, 1966. Sunarto dan Hartono, Agung. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta, 2006.